2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis :
Disetujui oleh :
, Agustus 2018
Guru Pembimbing,
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulisan karya tulis
ilmiah dengan judul “Penelitian Manfaat Saliva sebagai Alternatif Penyembuhan
Luka” dapat terselesaikan.
Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, tanpa disadari sepenuhnya masih
berada dalam taraf belajar. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan untuk terdapat
kesalahan maupun kekurangan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis
mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan
karya tulis ilmiah berikutnya.
Harapan penulis, semoga penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua, dan bagi para generasi muda agar dapat berkreasi lagi
dalam memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada, serta dapat menjaga maupun
melindunginya dengan baik.
Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... v
2.1 Saliva
2.1.1 Pengertian dan Fungsi Saliva .................................................... 4
2.1.2 Anatomi Kelenjar Saliva ........................................................... 5
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Laju Aliran Saliva ....................... 5
2.2 Luka
2.2.1 Pengertian Luka ........................................................................ 6
2.2.2 Klasifikasi Luka ........................................................................ 6
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 14
5.2 Saran................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 15
BIODATA....................................................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Saliva
Saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva yang terdiri atas sepasang kelenjar
saliva mayor serta beberapa kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri
dari kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak bilateral di depan telinga antara
ramus mandibularis dan processus mastoideus dengan bagian yang meluas ke
muka di bawah lengkung zigomatik. Kelenjar submandbularis merupakan
kelenjar saliva terbesar kedua yang terletak pada dasar mulut di bawah korpus
mandibula. Salurannya bermuara melalui lubang yang terdapat di samping
frenulum lingualis. Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva mayor terkecil
dan terletak paling dalam, pada dasar mulut antara mandibula dan otot
genioglossus. Masing-masing kelenjar sublingualis sebelah kanan dan kiri bersatu
untuk membentuk massa kelenjar di sekitar frenulum lingualis.159 Kelenjar saliva
minor terdiri dari kelenjar lingualis, bukalis, labialis, palatinal, dan
glossopalatinal. Kelenjar-kelenjar ini berada di bawah mukosa dari bibir, lidah,
pipi, serta palatum.
1. Derajat hidrasi
Derajat hidrasi atau cairan tubuh merupakan faktor yang paling penting
karena apabila cairan tubuh berkurang 8% maka kecepatan aliran saliva
berkurang hingga mencapai nol. Sebaliknya hiperhidrasi akan
meningkatkan kecepatan aliran saliva. Pada keadaan dehidrasi, saliva
menurun hingga mencapai nol.
2. Posisi tubuh
Posisi tubuh dalam keadaan berdiri merupakan posisi dengan kecepatan
aliran saliva tertinggi bila dibandingkan dengan posisi duduk dan
berbaring. Pada posisi berdiri, laju aliran saliva mencapai 100%, pada
posisi duduk 69% dan pada posisi berbaring 25%.
3. Paparan cahaya
Paparan cahaya mempengaruhi laju aliran saliva. Dalam keadaan gelap,
laju aliran saliva mengalami penurunan sebanyak 30-40%.
4. Irama siang dan malam
Laju aliran saliva memperlihatkan irama yang dapat mencapai puncaknya
pada siang hari dan menurun saat malam hari.15
5. Obat
Penggunaan atropin dan obat kolinergik seperti antidepresan trisiklik,
antipsikotik, benzodiazepin, atropin, β-blocker dan antihistamin dapat
menurunkan laju aliran saliva
6. Usia
Laju aliran saliva pada usia lebih tua mengalami penurunan, sedangkan
pada anak dan dewasa laju aliran saliva meningkat.
7. Efek psikis
Efek psikis seperti berbicara tentang makanan dan melihat makanan dapat
meningkatkan laju aliran saliva. Sebaliknya, berfikir makanan yang tidak
disukai dapat menurunkan sekresi saliva.
8. Jenis Kelamin
Laju aliran saliva pada pria lebih tinggi daripada wanita meskipun
keduanya mengalami penurunan setelah radioterapi. Perbedaan ini
disebabkan oleh karena ukuran kelenjar saliva pria lebih besar daripada
kelenjar saliva wanita.
2.2 Luka
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari nternal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu
(Pery, 205). Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan atau
tubuh.Keadan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul,
perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, gigitan hewan dl (De Jong,
204).
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber
pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu dengan
masalah penelitian. Populasi yang diambil penulis adalah kelinci yang dipelihara
oleh tetangga si peneliti, yang bertempat di Jalan Mastrip Perumnas Blok D No
12.
a. Kelinci yang berusia, berjenis, dan memiliki kondisi kesehatan yang sama (3)
c. Saliva kelinci
e. Air garam
3.5.1 Persiapan
3.5.2 Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk
memperoleh data-data. Adapun pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Bagi kelinci menjadi tiga kelompok sesuai obat yang akan dioleskan pada
lukanya.
e. Selama menunggu hasil penyembuhan luka, kelinci harus selalu diberi makan
secara teratur untuk membantu proses penyembuhan pada luka kelinci.
f. Amati luka kelinci setiap hari untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
masing-masing obat dalam meyembuhkan luka.
Tabel 3.1 berikut adalah tabel rancangan untuk menuliskan hasil pengamatan
penyembuhan luka pada kelinci.
BAB IV
Saliva mengandung zat yang dapat membantu proses penyembuhan luka pada
manusia yang disebut dengan Histatin. Histatin adalah protein yang dihasilkan
oleh air liur yang dipercaya dapat membunuh bakteri-bakteri jahat pada luka.
Saliva juga mengandung faktor jaringan sel yang diturunkan protein, yang
berperan penting pada inisiasi trombin. Trombin sendiri memiliki peran penting
dalam proses pembekuan darah. Trombin juga mengandung beberapa enzim,
seperti lisozim, cystatin, peroksidase, dan defensin. Enzim-enzim tersebut bersifat
antibakterial.
Selain pada manusia, hewan mamalia juga dapat menyembuhkan luka pada
tubuhnya dengan memanfaatkan salivanya sendiri. Mereka mengaplikasikannya
dengan cara menjilati tubuhnya yang terkena luka. Penulis telah melakukan
pengamatan saliva dijadikan sebagai obat penyembuhan luka yang dibandingkan
dengan bahan lainnya. Tabel 4.1 berikut adalah tabel hasil pengamatan
penyembuhan luka pada kelinci.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://humairaarabiy.wordpress.com/
http://eprints.undip.ac.id/
http://digilib.unila.ac.id/
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/perawatan-luka/ludah-menyembuhkan-
luka-mitos-atau-fakta/
https://www.guesehat.com/sering-mengobati-luka-menggunakan-air-liur-ketahui-
hal-ini-dulu
Wahyudi, I.A. dkk. 2013. Efektivitas Penggunaan Saliva Dibandingkan Povidin-
Iodin 10% Terhadap PenyembuhanLuka Pada Kutaneus Tikus Sprague Dawley.
1
Bagian Biomedika, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada.
2
Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.