Anda di halaman 1dari 62

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Drajat kesehatan masyarakat suatu Negara salah satunya dipengaruhi
oleh keberadaan sarana kesehatan. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan masyarakat bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah
suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative
yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.
Meningkatkan drajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; melindungi kesehatan
masyarakat dengan menjamin tersediaanya upaya kesehatan yang paripurna,
merata, bermutu dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumber daya kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang
baik. Meningkatkan pelayanan kesehatan merata, terjangkau, bermutu, dan
berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya promitif
dan preventif.
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak 1991 sampai dengan 2007,
yaitu dari 390 sampai menjadi 288. Namun demikian, SDKI tahun 2012
menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian
ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penuurunan
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 keliharan hidup. Berdasarkan hasil
Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Persentasi pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia menunjukkan kecenderungan
peningkatan dari tahun 2005 sampai 2015. Namun demikian, terdapat
penurunan dari 90,88% pada tahun 2013 menjadi 88,55% pada tahun 2015.
Namun demikian meskipun persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan tetapi
tidak dilaksanakan difasilitas pelayanan kesehatan, dianggap menjadi salah
satu penyebab masih tingginya Angka Kematian Ibu.
Berdasarkan hasil Riskesdes 2013 NTB termasuk lima provinsi terendah
dalam pengelolaan air sebelum diminum, lima provinsi dengan ISPA tertinggi,
lima provinsi terendah perilaku BAB dijamban, 18 provinsi memiliki
prevalensi gizi buruk kurang, 16 provinsi dengan prevalensi resiko KEK
diatas nasional. Profil Dinas Kesehatan Provinsi NTB menyebutkan jumlah
kematian ibu pada tahubn 2014 sebanyak 111 kasus, kematian maternal
sebanyak 49 kasus, bayi lahir meninggal sebanyak 795 kasus, serta berat bayi
lahir rendah sebanyak 1756 kasus, kematian dikarenakan BBLR sebanyak 394
kasus, gizi buruk terdapat 490 kasus, pra lansia yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sebanyak 13,94%, lansia 62,09% mendapat pelayanan.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) YARSI Mataram dalam
melaksanakan pendidikan, proses belajar mengajar yang berlangsung tidak
hanya pada ruang kelas saja, namun proses pembelajaran diruang kelas baik di
lahan praktik maupun dimasyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan
sebagai pengaplikasian dari apa yang telah diperoleh didalam kelas atau
dibangku kuliah. Lahan praktik baik rumah sakit, puskesmas dan atau daerah
binaan sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan
profesionalisme bagi mahasiswa dan juga sebagai wahana meningkatkan
keterampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah mendapatkan
pelajaran teori dikelas atau praktik dilaboratorium. Untuk mewujudkan hal
tersebut maka, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram akan
menyelenggarakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Gunung Sari
Kabupaten Lombok Barat.
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar dan kemampuan kepada
mahasiswa untuk memberikan asuhan keluarga, keperawatan komunitas
dan kebidanan komunitas dengan memperhatikan aspek budaya yang
berfokus pada upaya preventif, promitif, deteksi dini dan rujukan serta
berorientasi pada pemberdayaan masyarakat yang didasari oleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep pelayanan keluarga dan komunitas baik
keperawatan maupun kebidanan sebagai konsep pelayanan.
b. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab perawat dan bidan dikeluarga
dan komunitas.
c. Memberikan asuhan keperawatan keluarga, keperawatan komunitas,
dan kebidanan komunitas.
d. Mengelola program pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan
keluarga dan komunitas diwilayah kerja.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan keluarga dan
komunitas.
f. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga,
keperawatan komunitas dan kebidanan komunitas.
1.3 MANFAAT
1. Teoritis
Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya dalam pengembangan Desa Siaga dan pergerakan masyarakat
untuk mengatasi permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan
pelayanan manajemen keperawatan dan kebidanan komunitas.
2. Praktis
Mampu mengenal budaya dan adat kebiasaan masyarakat di Dusun
Lendang Bajur sehari-hari. Dan memperoleh kenangan yang tak
terlupakan dan menjadi media pendewasaan karakteristik dan budi pekerti
mahasiswa sebagai bekal bekerja.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keperawatan dan Kebidanan Komunitas yang terdiri atas:
2.1.1 Pengertian
Para ahli mendefinisikan komunitas atau masyarakat dari berbagai
sudut pandang, WHO (1974) mendefinisikan sebagai kelompok social
yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan, minat
yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Saunders (1991)
juga mendefinisikan komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-
orang atau system social. Menurut Wahit (2005) komunitas merupakan
sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama serta adanya
interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Selain itu komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan
kesehatan, yang bertujuan mencapai kesehatan komunitas sebagai
suatu peningkatan kesehatan dan kerjasama sebagai suatu mekanisme
untuk mempermudah pencapaian tujuan yang berarti masyarakat atau
komunitas tersebut dilibatkan secara aktiv untuk mencapai tujuan
tersebut. (Hidayat, 2010)
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas diupayakan
dekat dengan komunitas, sehingga strategi pelayanan kesehatan utama
merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan. Artinya upaya
pelayanan atau asuhan yang diberikan merupakan upaya esensial atau
sangat dibutuhkan komunitas secara universal, upaya tersebut mudah
dijangkau. Dengan demikian didalam keperawatan komunitas
penggunaan teknologi tepat guna, tumbuh kembang pada balita
diwilayah binaannya, seharusnya ia bisa memilih alat permainan
edukatif sederhana yang tersedia diwilayah tersebut. (Mubarak, 2009)
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses
dimana individu, keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri, dengan peran sebagai pelaku kegiatan upaya
peningkatan kesehatannya berdasarkan asas kebersamaan dan
kemandirian. (Allender, 2006)
Bantuan yang diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan
dan ketidakmauan dengan menggunakan potensi lingkungan untuk
mendirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah setempat
merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan. Dalam
praktik keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan
adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu
: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Intervensi
keperawatan dilakukan haruslah yang dapat dilakukan oleh perawat
secara mandiri, maupun dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan
lain melalui lintas program atau lintas sektoral. (George, 2011).
2.1.2 Definisi Keperawatan dan Kebidanan Komunitas
Keperawatan dan kebidanan Kesehatan komunitas adalah
pelayanan keperawatan dan kebidanan professional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian drajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningktakan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan. (Hidayat, 2010)
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu social yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif
dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesehatan
diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah tersebut. (Clark,2006)
2.1.3 Sasaran Keperawatan dan Kebidanan Kesehatan Komunitas
Sasaran perawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/ perawatan. (Clark, 2006)
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
mempunyai masalah kesehatan/perawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun social.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya sling tergantung dan
berintraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang ada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah :
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti :
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anak usia sekolah
e. Usia lanjut
f. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan perawatan, diantaranya
adalah :
1) Penderita penyakit menular, seperti : TBC, liver, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti : penyakit
diabetes mellitus, jantung koronek, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
g. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya :
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain
h. Lembaga sosial,perawatan dan rehabilitas, diantaranya adalah :
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitas (cacat fisik, mental dan social)
4) Penitipan balita
2.1.4 strategi Keperawatan dan Kebidanan Kesehatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi : (Mubarak, 2009)
1. Proses kelompok
2. Pendidikan kesehatan
3. Kerja sama (partnership)

2.1.5 Falsafah Keperawatan dan Kebidanan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar
tersebut, maka dapat kembangkan falsafah keperawatan komunitas
sebagai lamdasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah
keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan perhatian terhadapnpengaruhlingkungan (bio-psiko-
sosio-kultural-spritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu
kepada paradigm keperawatan yang terdiri dari hal penting, yatu :
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut : (George, 2011)
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan
yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarkat
yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan
dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral
dari upaya kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
nerlangsung secara berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien
sebagai consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan,
menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubhan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakn secara berkesinambungan dan terus menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
2.2 Proses Asuhan Keperawatan dan Kebidanan Kesehatan Komunitas
2.2.1 Definisi Proses Keperawatan dan Kebidanan Kesehatan
Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu
keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memilaki
arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata
tersebut sebagai berikut : (Hidayat, 2010)
a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat
mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya
secara optimal setiap unit yang terdapat dalam system hayati tubuh
manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem.
b. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan
manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat eko-sistem
serta perbaikan fungsi setiap unit dalam system hayati tubuh
manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat system
tubuh.
c. Komunitas adalah kelompok manusia yang saling berhubungan
lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada
diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan
barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-
hari.

Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan


khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan,
ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari
program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan
kesehatan, penyempurnaan kondisi sosia, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana
hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adlah pelayanan keperawatan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan
padakelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Mubarak,2009)

Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adlah


suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik
keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan
tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur
tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. (Anderson, 2008)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan


kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan
yang merupakan keterpaduan antara keperawatauan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, secara menyeluruh
dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan
untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal.(Allender,2006)

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas


a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut.
1) Pelayanan keperawatan secara lngsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan kelompok dalam kontrks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
(health general community) dengan mempertimbangkan
permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,


kelompok, dan masyarakat mempunyai kemmpuan untuk :
(Mubarak,2009)

a) Mengidentifikasin masalah kesehatan yang dialami


b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
c) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d) Menanggulangi masalah keehatan yang mereka hadapi
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang meka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care)
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dam
ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapat pelayaanan yang optimal ssuai
dengan kebutuhan dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan maslah, komunikasi yang efektif dan efesien serta
melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukankan pendapat berkaitan
dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga
mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan
(Mubarak,2006).
2.3 Langkah-Langkah Proses Keperawatan dan Kebidanan Kesehatan
Komunitas

Proses Keperawatan Komunitas

Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan


kesehatan (di rumah, di puskesmas), perawat melakukan praktik keperawatan
dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas.sesuai dengan teori
Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua
factor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses
keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari ilmu tahapan (Hidayat, 2010).

a. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data ang
bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
1) Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri:
umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2) Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman):
a) Perumahan: rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,
sirkulasi, dan kepadatan.
b) Pendidikan: apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan.
c) Keamanan dan keselamatan dilingkungan tempat tinggal: apakah
tidak menimbulkan stress.
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: apakah
cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
f) System komunikasi: sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan dikomunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan mutrisi misalnya televise,
radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
g) Ekonomi: tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan UMR(Upah Minimum Regional), dibawah
UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis
makanan sesuai status ekonomi tersebut.
h) Rekreasi: apakah tersedia saranna, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk mengurangi stress.
i) Status kesehatan komunitas: dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic, antara lain angka mortalitas, angka mordibilitas, IMR,
MMR, serta cakupan imunisasi.
b. Diagnose keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data setelah
dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka
kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun
diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari: masalah kesehatan,
karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.
c. Perencanaan (Intervensi)
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan
apa ang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabiltatif. Langkah pertama dalam tahap
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah ang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikut yaitu rencana pelaksanaan
kegiatan maka ada dua factor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan
dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber atau
potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1) Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari
dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan
yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk
menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan
masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan
diwilayahnya.
3) Tahap pendidikan dan latihan
a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b) Melakukan pengkajian
c) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose
keperawatan
d) Melatih kader
e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
4) Tahap formasi kepemimmpinan
5) Tahap koordinasi intersektoral
6) Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut. Untuk lebih singkatnya
perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut:
a) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
b) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
c) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
d) Bekerjasama dengan aparat pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau koomunitas bila stressor dari lingkungan
e) Rujukan kerumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
1) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
2) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi.
3) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus mempasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.

Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat


pencegahan, yaitu :

a) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan


pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum
serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh : imunisasi,
penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan
keluarga.
b) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekan pada diagnose
dini dan tindakan untuk menghambat proses penyakit, Contoh :
Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi,
telinga, dll.
c) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, Contoh : Membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk
melakukan pemeriksaan secara teratur ke posyandu.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan penelitian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk
memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Sedangkan focus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
adalah :
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses : kessesuaian dengan
perencanaan, peran staf atau pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah
peserta.
3) Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
4) Efektifitas krtja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
5) Dampak. Apakan status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA MASYARAKAT DUSUN LENDANG BAJUR DESAGUNUNG
SARI KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Asuhan keperawatan dan kebidanan komunitas yang telah dilaksanakan


oleh mahasiswa stikes yarsi mataram dalam praktik kerja lapangan di
masyarakat berlangsung mulai tanggal 18Juni 2018 s/d 27 Juli 2019 di
Dusun Lendang Bajur Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok
Barat.

3.1 Tahap Pelaksanaan


Kegiatan Praktik Keperawatan Dan Kebidanan Komunitas Diawali
Dengan Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Yang Dilaksanakan Pada
Tanggal 18 Juni Di Kantor Camat Gunung Sari. Setelah acara tersebut
dilanjutkan dengan orientasi ke masing-masing dusun, selanjutnya
mahasiswa merencanakan kegiatan survey mawas diri.
a. Keadaan Geografis
a. Luas Wilayah Dusun/Desa : 260 ha
b. Batas – batas wilayah
- Sebelah Utara : Desa Kekait
- Sebelah Timur : Desa Taman Sari
- Sebelah Barat : Kecamatan Batulayar
- Sebelah Selatan : Desa Sesela
b. Keadaan Demografis
Keadaan penduduk Dusun/Desa sampai dengan 3 (tiga) tahun adalah :
Terdiri atas :
- Jumlah penduduk
- Laki – laki : 4.279 orang
- Perempuan : 4.279 orang
- Jumlah keluarga : 2.452KK
- Jumlah RT : 11
- Mutasi Penduduk
- Datang :12
- Pindah :50
- Lahir :125
- Meninggal :50
c. Keadaan Agama
a. Islam :1.086
b. Kristen :0
c. Budha :0
d. Hindu : 49

A. DATA DEMOGRAFI / KEPENDUDUKAN


TABEL 1
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 571 50,30

Perempuan 564 49,70

Total 1135 100


Berdasarkan data diatas ditemukan distribusi penduduk berasarkan jenis
kelamin, laki-laki sebanyak 571 jiwa (50,30%), perempuan sebanyak 564
jiwa (49,70%).

TABEL 2
Distirbusi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
No Kelompok Umur Laki – laki Perempuan Jumlah %
1 0 – 1 tahun 5 10 15 1,32
2 2– 5 tahun 50 41 91 8,01
3 6 – 8 tahun 41 55 96 8,46
4 9 – 12 tahun 32 52 84 7,41
5 13 – 15 tahun 45 56 101 8,89
6 16– 19 tahun 47 39 86 7,58
7 20 – 29 tahun 97 80 177 15,60
8 30 – 35 tahun 45 56 101 8,89
9 35 – 39 tahun 60 44 104 9,16
10 40 – 44 tahun 54 36 90 7,93
11 45 – 49 tahun 33 30 63 5,55
12 50 – 54 tahun 22 20 42 3,72
13 55 th ke atas 40 45 85 7,48
Jumlah 571 564 1.135 100%

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk dusun Lendang Bajur


sebanyak 1.135 jiwa dengan bayi sejumlah 15 jiwa (1,32%), balita sejumlah
91 jiwa (8,01%), anak-anak 180 jiwa (15,87%), remaja awal 101 jiwa
(8,89%), remaja akhir 86 jiwa (7,58%), dewasa awa 278 jiwa (24,49%),
dewasa akhir 194 (17,09%), lansia awal 105 jiwa (9,27%) dan lansia akhir
sejumlah 85 jiwa (7,48%).
TABEL 3
Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Penduduk Jumlah %
1 Belum sekolah 106 9,34
2 Tidak sekolah 140 12,33
3 Belum tamat SD 124 10,92
4 Tidak tamat SD 80 7,05
5 Tamat SD 157 13,84
6 Tamat SLTP 190 16,75
7 Tamat SLTA 260 22,91
Tamat Akademi/Perguruan
8 Tinggi 78 6,88
Jumlah 1.135 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk dusun Lendang Bajur


sebanyak 1.135 jiwa dengan tingkat pendidikan tertinggi yaitu tamat SLTA
sebanyak 260 jiwa (22,91%) dan terendah yaitu tamat perguruan tinggi
sebanyak 78 jiwa (6,88%)

TABEL 4
Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan
No Mata Pencaharian Jumlah %
2
1 Petani 0,76
76
2 Pedagang 28,57
73
3 Buruh 27,44
38
4 PNS 14,28
6
5 ABRI 2,26
6
6 Pensiunan 2,26
65
7 Lain-lain 24,43
Jumlah 266 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk berdasarkan mata


pencaharian tertinggi yaitu pedagang sebanyak 76 KK (28,57%) dan terendah
petani sebanyak 2 KK (0,76%).
TABEL 5
Distribusi Penduduk Menurut Agama
No Menurut Agama Jumlah %
1 a. Islam 1.086 95,68
2 b. Katolik
3 c. Kristen Protestan
4 d. Hindu 49 4,32
5 e. Budha
Jumlah 1.135 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk menurut agama, islam


sebanyak 1086 jiwa (95,68%) dan hindu sebanyak 49 jiwa (4,32%).

B. DATA KIA – KB
TABEL 6
1. Distirbusi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Menurut Kehamilan
No Status KB Jumlah %
a. Hamil 6 4,03
b. Tidak hamil 143 95,97
Jumlah 149 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk menurut PUS, hamil


sebanyak 6 jiwa (4,03%) dan tidak hamil sebanyak 143 jiwa (95,97%).

TABEL 7
2. Distirbusi Ibu Hamil Menurut Usia Kehamilan
No Status KB Jumlah %
a. Trimester I 1 16.67
b. Trimester II 3 50,00
c. Trimester III : 2 33,33
Jumlah 6 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk menurut ibu hamil


berdasarkan usia kehamilan, trimester 1 sebanyak 1 jiwa (16,67%), trimester
2 sebanyak 3 jiwa (50,00%) dan trimester 3 sebanyak 2 jiwa (33,33%).
TABEL 8
3. Distribusi Ibu Hamil Menurut Pemeriksaan Kehamilan
No Status KB Jumlah %
a. Trimester I
a. Tidak pernah periksa
b. 1 kali
c. 2 kali 1 100
d. 3 kali
e. > 3 kali
Jumlah 1 100

No Status KB Jumlah %
b. Trimester II :
a. Tidak pernah periksa
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali 3 100
e. > 3 kali
Jumlah 3 100

No Status KB Jumlah %
b. Trimester III :
a. Tidak pernah periksa
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali
e. > 3 kali 2 100
Jumlah 2 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk berdasarkan ibu hamil


menurut pemeriksaan kehamilan trimester 1, 2 kali sebanyak 1 jiwa (100%),
trimester 2, 3 kali sebanyak 3 jiwa (100%), dan trimester 3, > 3 kali sebayak 2
jiwa (100%).
TABEL 9
Distribusi Ibu Hamil Menurut Status Imunisasi TT
No Status Imunisasi TT Jumlah %
a. Lengkap sesuai usia kehamilan 6 100
b. Tidak lengkap
Jumlah 6 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk berdasarkan ibu hamil


menurut status imunisasi TT, lengkap sesuai usia kehamilan sebanyak 6 jiwa
(100%).

TABEL 10
Distribusi Ibu Hamil Menurut Pemberian Tablet Zat Besi
No Pemberian Tablet Zat Besi Jumlah %
a. Dapat, dan diminum 6 100
b. Dapat, tidak diminum
c. Tidak dapat
Jumlah 6 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk berdasarkan ibu hamil


menurut pemberian tablet zat besi, dapat, dan diminum sebanyak 6 jiwa
(100%)

TABEL 11
Status Gizi Ibu Hamil
No Gizi Ibu Hamil Jumlah %
a. Baik 5 83,33
b. Cukup 1 16,67
c. Kurang
d. Anemia
Jumlah 6 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk berdasarkan satus gizi


ibu hamil, baik sebanyak 5 jiwa (83,33%) danCukup sebanyak 1 jiwa
(16,67%)
TABEL 12
Distribusi Bayi Menurut Penolong Persalinan
No Penolong Persalinan Jumlah %
a. Dokter 1 6,66

b. Bidan 14 93,34

c. Dukun - -

d. Lain – lain - -

Jumlah 15 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk menurut penolong


persalinan, dokter sebanyak 1 jiwa (6,66%) dan bidan sebanyak 14 jiwa
(93,34%).

TABEL 13
Distribusi Bayi Menurut Tempat Persalinan
No Tempat Persalinan Jumlah %
a. Rumah sakit - -

b. Puskesmas 15 100

c. Polindes - -

d. Rumah Bidan - -

e. Rumah Sendiri - -

f. Lain – lain - -

Jumlah 15 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk berdasarkan tempat


persalinan, puskesmas sebanyak 15 jiwa (100%).

TABEL 14
Distribusi Bayi Menurut Kepemilikan KMS
No Kepemilikan KMS Jumlah %
a. Punya dan diisi lengkap 11 73,34

b. Punya dan diisi tidak lengkap 4 26,66

c. Punya tidak diisi - -

d. Tidak punya - -
Jumlah 15 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk berdasarkan


kepemilikan KMS, punya dan diisi lengkap sebanyak 11 jiwa (73,34%), dan
punya dan diisi tidak lengkap sebanyak 1 jiwa (26,66%).

TABEL 15
Distribusi Bayi Menurut Status Gizi
No Status Gizi Jumlah %
a. Baik 12 80

b. Sedang 3 20

c. Kurang -

Jumlah 15 100

Berdasarkan data diatas ditemukan jumlah penduduk berdasarkan status gizi


bayi, baik sebanyak 12 jiwa (80%) dan sedang sebanyak 3 jiwa (20%).

TABEL 16
Kunjungan Ke Posyandu
No Ke Posyandu Jumlah %
a. Rutin 14 93,34

b. Jarang 1 6,66

c. Tidak pernah - -

Jumlah 15 100

TABEL 17
Distribusi Bayi Menurut Status Imunisasi
No Status Imunisasi Jumlah %
a. Lengkap 7 46,64

b. Belum lengkap 8 53.33

c. Tidak lengkap - -

Jumlah 15 100

TABEL 18
Distribusi Bayi Menurut Pemberian ASI
No Pemberian ASI Jumlah %
a. Diberi (ekslusif 0 - 4 bulan) 9 60

b. Tidak diberi - -

c. 0 - 2 tahun 6 40

d. lebih dari 2 tahun - -

Jumlah 15 100

TABEL 19
Distribusi Bayi Menurut Pemberian ASI
No Pemberian ASI Jumlah %
9 60
1 a. Diberi (ekslusif 0 - 4 bulan)
- -
2 b. Tidak diberi
6 40
3 c. 0 - 2 tahun
- -
4 d. lebih dari 2 tahun
15 100
Jumlah

TABEL 20
Distribusi Bayi Yang Diberi ASI Menurut Umur Mulai Diberi ASI
No Kelompok Umur Mulai Diberi ASI Jumlah %
1 a. < 2 jam (segera setelah lahir) 15 100
2 b. 2 jam - 12 jam
3 c. 12 jam - 1 hari
4 d. 1 - 2 hari
5 e. 2 - 3 hari
6 f. 3 - 7 hari
7 g. > 7 hari
Jumlah 15 100

TABEL 21
Distribusi Bayi Menurut Mulai diberi PASI / Makanan Padat
No Pemberi PASI / Makanan Padat Jumlah %
a. < 2 minggu 1 6,66
b. 2 minggu - 1 bulan
c. 1 - 2 bulan
d. 2 - 3 bulan
e. 3 - 4 bulan 1 6,66
f. > 4 bulan 13 86,68
Jumlah 15 100

TABEL 22
Distribusi Bayi Menurut Jenis Makanan padat yang diberikan
No Jenis Makanan padat yang diberikan Jumlah %
a. Bubur saring / susu 11 73,33
b. Bubur 2 13,33
c. Nasi 2 13,34
d. Lain – lain
Jumlah 15 100

TABEL 23
Distribusi Balita Menurut Kepemilikan KMS
No Kepemilikan KMS Jumlah %
a. Punya 54
b. Tidak punya 37
Jumlah 91 100

TABEL 24
Distribusi Balita Menurut Status Gizi
No Status Gizi Jumlah %
a. Baik 61
b. Sedang 30
c. Kurang
Jumlah 91 100

TABEL 25
Distribusi Balita Menurut Status Imunisasi (dilihat KMS Bayi)
No Status Imunisasi (dilihat KMS Bayi) Jumlah %
a. Lengkap 53
b. Belum lengkap 1
c. Tidak lengkap
Jumlah 54 100
TABEL 27
Distribusi PUS Menurut keikutsertaan Menjadi Akseptor KB
No Akseptor KB Jumlah %
a. Ya / Akseptor 143 84,12
b. Tidak /Non Akseptor 27 15,88
Jumlah 170 100
TABEL 28
Distribusi PUS Non Akseptor KB Menurut Alasannya
No Akseptor KB Menurut Alasannya Jumlah %
a. Ingin punya anak lagi 10 37,04
b. Belum punya anak 3 11,11
c. Dilarang suami
d. Takut 4 14,81
e. Trauma akibat KB 4 14,81
f. Lagi hamil 6 22,23
g. Lain – lain
Jumlah 27 100

TABEL 29
Distribusi PUS Akseptor KB Menurut Jenis Alat Kontrasepsi yang diguanakan
No Alat Kontrasepsi yang diguanakan Jumlah %
a. Kondom
b. Pil 5 3,49
c. Suntik 103 72,03
d. Implant 26 18,18
e. MOW
f. MOP
g. AKDR
h. Lain – lain
Jumlah 143 100

C. DATA KESEHATAN REMAJA


TABEL 30
Kegiatan Waktu Luang
No Waktu Luang Jumlah %
a. Olah Raga 29 33,72
b. Keagamaan 23 26,75
c. Interaksi social 14 16,28
d. kesenian 2 2,32
e. Menganggur/tidak ada kegiatan 3 3,48
f. Lain – lain 15 17,45
Jumlah 86 100
TABEL 31
Masalah Remaja
No Masalah Remaja Jumlah %
a. Kenakalan 5 23,80
b. Narkoba
c. Pergaulan bebas 3 14,30
d. Krisis perkembangan
e. Masalah Kejiwaan
f. Lain – lain 13 61,90
Jumlah 21 100

D. DATA KESEHATAN LANSIA

TABEL 32
Keluhan saat ini
No Keluhan saat ini Jumlah %
a. Pusing 31 36,47
b. Batuk 21 24,70
c. Kesemutan 24 28,24
d. Sesak 6 7,05
e. Lain – lain 3 3,54
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa keluhan lansia yang
dirasakan saat ini yang paling tinggi adalah pusing sebanyak 31 lansia
dengan persentasi (36,47%) dan yang terendah sebanyak 3 lansia (3,54%)
yang merasakan keluhan selain pusing, batuk, kesemutan, dan sesak.

TABEL 33
Keluhan 1 tahun terakhir
No Keluhan 1 tahun terakhir Jumlah %
a. Pusing 25 31,25
b. Batuk 18 22,50
c. Kesemutan 26 32,50
d. Sesak 8 10,00
e. Lain – lain 3 3,75
Jumlah 80 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa keluhan lansia yang
dirasakan satu tahun terakhir yang paling tinggi adalah kesemutan sebanyak
26 lansia dengan persentasi (32,50%) dan yang terendah sebanyak 3 lansia
(3,54%) yang merasakan keluhan selain pusing, batuk, dan sesak.
TABEL 34
Penyakit saat ini
No Penyakit saat ini Jumlah %
a. Darah tinggi 25 31,25
b. Sesak napas 18 22,50
c. Kencing manis
d. Stroke
e. Asam urat 26 32,50
f. Lain – lain 11 13,75
Jumlah 80 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa penyakit lansia
yang mengalami penyakit saat ini yang paling tinggi adalah asam urat
sebanyak 26 lansia dengan persentasi (32,50%) dan yang terendah sebanyak
11 lansia (13,75%) yang mengalami penyakit selain darah tinggi, sesak
nafas, kencing manis, stroke, dan asam urat.

TABEL 35
Penyakit 1 tahun terakhir
No Penyakit 1 tahun terakhir Jumlah %
a. Darah tinggi 25 31,25
b. Sesak napas 18 22,50
c. Kencing manis
d. Stroke
e. Asam urat 26 32,50
f. Lain – lain 11 13,75
Jumlah 80 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa lansia yang
mengalami penyakit satu tahun terakhir yang paling tinggi adalah asam urat
sebanyak 26 lansia dengan persentasi (32,50%) dan yang terendah sebanyak
11 lansia (13,75%) yang mengalami penyakit selain darah tinggi, sesak
nafas, kencing manis, stroke, dan asam urat.

TABEL 36
Kegiatan waktu luang
No Kegiatan waktu luang Jumlah %
a. Membantu rumah tangga 20 23,53
b. Mengasuh cucu 16 18,83
c. nonton TV 17 20,00
d. Tidak ada kegiatan 5 5,88
e. Lain – lain 27 31,76
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa lansia yang
melakukan kegiatan waktu luang yang paling tinggi sebanyak 27 lansia
dengan persentasi (31,76%) dan yang terendah sebanyak 5 lansia (5,88%)
yang tidak melakukan kegiatan waktu luang.

TABEL 37
Kebutuhan Nutrisi Frekuensi
No Kebutuhan Nutrisi Frekuensi Jumlah %
a. Kurang 7 8,23
b. Normal 78 91,77
c. Berlebihan
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa kebutuhan nutrisi
lansia yang paling tinggi dengan kategori normal sebanyak 78 lansia dengan
persentasi (91,77%) dan yang terendah dengan kategori kurang sebanyak 7
lansia (8,23%).

TABEL 38
Kualitas Makan
No Kualitas Makan Jumlah %
a. Baik 37 41,10
b. Cukup 46 56,16
c. Kurang 2 2,74
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa kualitas makan
lansia yang paling tinggi dengan kategori cukup sebanyak 46 lansia dengan
persentasi (56,16%) dan yang terendah dengan kategori kurang sebanyak 2
lansia (2,74%).

TABEL 39
Kebiasaan Makan
No Kebiasaan Makan Jumlah %
a. Tinggi Garam 49 65,33
b. Tinggi Lemak 17 9,33
c. Tinggi Purin 5 6,67
d. Tinggi Gula 14 18,67

Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa kebiasaan makan
lansia yang paling tinggi dengan kebiasaan makan tinggi garam sebanyak 49
lansia dengan persentasi (65,33%) dan yang terendah dengan kebiasaan
makan tinggi purin sebanyak 5 lansia (6,67%).

TABEL 40
Prokduktifitas Lansia
No Prokduktifitas Lansia Jumlah %
a. Ada 67 78,82
b. Tidak ada 18 21,18
Jumlah 85 100%
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa produktifitas
lansia yang paling tinggi sebanyak 67 lansia dengan persentasi (78,82%)
dan yang terendah dengan sebanyak 18 lansia (21,18%).

TABEL 41
Jenis Pekerjaan Lansia
No Jenis Pekerjaan Lansia Jumlah %
a. Wira usaha 15 17,64
b. Organisasi 1 1,17
c. Sosial
d. Keagamaan 13 15,30
e. Lain – lain 56 65,88
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa lansia yang berkerja
sebanyak 56 lansia dengan persentasi (65,88%) dan yang terendah sebanyak
1 lansia (1,17%) yang tidak berkerja yang hanya mengikuti organisasi.

TABEL 42
Kunjungan Posyandu Lansia
No Kunjungan Posyandu Lansia Jumlah %
a. Rutin 0
b. Jarang 0
c. Tidak Pernah 85 100
Jumlah 85 100%
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa 85 lansia tidak
pernah mengunjungi posyandu lansia dengan persentase (100%).

TABEL 43
Alasan Tidak Pernah
No Alasan Tidak Pernah Jumlah %
a. Malas keluar rumah 0
b. Tidak ada yang mengantar 0
c. Tidak ada program posyandu lansia 85 100
d. Lain – lain 0
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa 85 lansia tidak
pernah mengunjungi posyandu lansia di karenakan tidak ada program
posyandu yang harus dikunjungi dengan persentase (100%).

E. DATA TEMPAT TINGGAL


TABEL 44
Distribusi Kepala Keluarga ( KK ) Menurut Status Kepemilikan Rumah
No Status Kepemilikan Rumah Jumlah %
a. Rumah sendiri 266 100
b. Kontrak / sewa
c. Menumpang
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut status kepemilikan rumah, kepala keluarga memiliki rumah
sendiri sebanyak 266 KK dengan presentasi 100%
TABEL 45
Distribusi KK Menurut Pencahayaan Sinar Matahari
No Pencahayaan Sinar Matahari Jumlah %
a. Bisa membaca tanpa menyalakan 185 69,55
b. Tidak bisa membaca tanpa lampu 81 30,45
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut pencahayaan sinar matahari, kepala keluarga bisa membaca tanpa
menyalakan lampu sebanyak 9,55 % dan tidak bisa membaca tanpa lampu
sebanyak 30,45 %
TABEL 46
Distribusi KK menurut Ventilasi Rumah
No Ventilasi Rumah Jumlah %
a. Baik (ventilasi ada dan dibuka) 187 70,30
b. Cukup (ventilasi ada tidak dibuka) 75 28,20
c. Kurang (tidak ada ventilasi) 4 1,50
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut ventilasi rumah, kepala keluarga mempunyai ventilasi baik
sebanyak 187 dengan presentasi 70,30 %, dan sebanyak 4 kepala keluarga
mempunyai ventilasi dalam kategori kurang sebanyak 1,50%
TABEL 47
Distribusi KK menurut Keadaan Lantai Rumah
No Lantai Rumah Jumlah %
a. Teraso/Keramik 197 74,06
b. Tegel / Plester / Ubin 65 24,43
c. Tanah 4 1,51
d. Kayu / Papan
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut keadaan lantai rumah, kepala keluarga paling banyak
menggunakan keramik 74,06 % dan paling rendah menggunakan tanah
1,51 %

TABEL 48
Kebersihan Rumah
No Kebersihan Rumah Jumlah %
a. Baik 122 45,88
b. Cukup 141 53,00
c. Kurang 3 1,12
Jumlah 266 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa kebersihan rumah warga


didusun lendang dapat dikategorikan cukup bersih dengan 141 rumah
dengan presentasi 53 %

TABEL 49
Keberadaan Jentik Nyamuk
No Keberadaan Jentik Nyamuk Jumlah %
a. Ada 8 3,00
b. Tidak Ada 258 97,00
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa keberadaan jentik nyamuk
hanya didapatkan pada 8 dari 266 rumah yang ada

TABEL 50
Tempat Jentik
No Tempat Jentik Jumlah %
a. Bak Mandi 6 75,00
b. Gentong 1 12,50
c. Kolam 0
d. Lain – lain 1
Jumlah 8 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa tempat jentik ditemukan


didalam bak mandi sebanyak 6 dengan presentasi 75%, gentong 1 dengan
presentasi 12,50 %
TABEL 51
Kondisi Kamar Mandi / Wc
No Kondisi Kamar Mandi / Wc Jumlah %
a. Bersih Tidak Licin 141 53,00
b. Bersih Licin 82 38,82
c. Kurang Bersih Licin 43 16,18
d. Kotor
Jumlah 266 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kondisi kamar


mandi / Wc paling banyak dalam kategori bersih dan tidak licin sebanyak
141 dengan presentasi 53,00 %, dan sebanyak 43 kurang bersih dan licin
dengan presentasi 16,18 %

TABEL 52
Kualitas Air Yang Digunakan
No Kualitas Air Yang Digunakan Jumlah %
a. Baik 263 98,87
b. Kurang 3 1,13
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa kualitas air yang
digunakan di dusun lendang bajur dalam kategori baik dengan presentasi
98.87 %

TABEL 53
Distribusi KK menurut Pemanfaatan halaman rumah atau pekarangan rumah
Distribusi KK menurut
No Jumlah %
Pemanfaatan
a. Tidak punya halaman 168 63,17
b. Ada tidak dimanfaatkan 58 21,80
c. Ada dimanfaatkan 40 15,03
Jumlah 266 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga


menurut pemanfaatan halaman rumah atau pekarangan rumah, sebanyak
168 KK tidak punya halaman dengan presentasi 63,17 %

TABEL 54
Distribusi KK menurut Keadaan Pembuangan Air Limbah
No Keadaan Pembuangan Air Limbah Jumlah %
a. Tidak ada saluran pembuangan 49 18,42
b. Ada tertutup 108 40,60
c. Ada terbuka tergenang 18 6,77
d.Ada 87 32,71
e.Tidak ada 4 1,50
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut keadaan pembuangan air limbah kepala keluarga paling banyak
membuang sampah ditempat tertutup dengan presentasi 40,60 %

TABEL 55
Distribusi KK menurut Tempat Pembuangan Sampah Di Rumah
No Tempat Pembuangan Sampah Di Rumah Jumlah %
a. Lobang sampah 57 21,42
b. Bak / Tong sampah 209 78,58
c. Sungai
d. Kebun
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut tempat pembuangan sampah di rumah, keluarga paling banyak
membuang sampah di bak sampah dengan presentasi 78,58 %

TABEL 56
Distribusi KK menurut Keadaan Hewan Peliharaan
No Keadaan Hewan Peliharaan Jumlah %
a. Tidak memiliki hewan peliharaan 182 68,42
b. Memiliki di dalam rumah 43 16,16
c. Memilki diluar rumah 41 15,42
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut hewan peliharaan, kepala keluarga tidak memiliki hewan
peliharaan sebanyak 182 kk dengan presentasi 68,42 %, dan sebanyak 41
kk memiliki diluar rumah dengan presentasi 15,42 %

TABEL 57
Distribusi KK Menurut Jarak Kandang Dengan Rumah
No Jarak Kandang Dengan Rumah Jumlah %
a. 10 meter 33,67
b. 7 meter 14,28
c. 5 meter 41 26,53
d. < dari 5 meter 43 25,52
Jumlah 84 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut jarak kandang dari rumah paling banyak 10 meter dengan
presentasi 33,67 %, dan terendah < 5 meter sebanyak dengan presentasi
14,28 %

TABEL 58
Kondisi Kandang Ternak
No Kondisi Kandang Ternak Jumlah %
a. Kotor, berbau 2 2,38
b. Cukup bersih 73 86,90
c. Bersih 9 10,72
Jumlah 84 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa kondisi kandang ternak
dalam kondisi cukup bersih dengan presentasi 86,90 %

TABEL 59
Distirbusi KK Menurut Kepemilikan Jamban
No Kepemilikan Jamban Jumlah %
a. Punya 266 100
b. Tidak punya
Jumlah 266 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa semua keluarga memiliki


jamban dengan presentasi 100%

TABEL 60
Distirbusi KK Menurut tempat BAB
No Tempat BAB Jumlah %
a. Jamban 266 100
b. Kebun / sawah
c. Kolam
d. Sungai
e. Lain – lain
Jumlah 266 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa semua keluarga BAB di


jamban dengan presentasi 100%

TABEL 61
Distribusi KK menurut Sumber Air Bersih Yang Digunakan
No Sumber Air Bersih Yang Digunakan Jumlah %
a. PAM 236 88,72
b. Sumur pompa tangan 13 4,88
c. Sumur Gali 17 6,40
d. Air hujan
e. Mata air
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sumber air yang paling
banyak digunakan adalah PAM sebanyak 236 kk dan paling rendah sumur
gali sebanyak 17 kk dengan presentasi 6,40%

TABEL 62
Distirbusi KK Menurut jarak Sumber Air Minum dengan WC / Spal
No jarak Sumber Air Minum dengan WC / Spal Jumlah %
a. 10 meter 77 28,95
b. 7 meter 80 30,07
c. 5 meter 87 32,70
d. < dari 5 meter 22 8,28
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa paling banyak jarak
sumber air minum dengan wc 77 kk jarak 5 meter sebanyak 32,70 % dan
yang paling rendah <5 meter sebanyak 22 kk dengan presentasi 8,28 %

TABEL 63
Distirbusi KK Menurut Keadaan air Minum Yang Dikonsumsi
No Keadaan air Minum Yang Dikonsumsi Jumlah %
a. Direbus 140 52,63
b. Direbus dan dicampur air mentah 2 0,75
c. Tidak direbus 124 46,62
Jumlah 266 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa kepala keluarga minum


air yang direbus sebanyak 140 kk dengan presentasi 52,63 %

TABEL 64
Distribusi KK menurut Kebiasaan Pemeliharaan Personal Hygiene
No Personal Hygiene Jumlah %
1. Mandi
a. 1 kali sehari 4 1,50
b. 2 kali sehari 229 86,09
c. 3 kali sehari 33 12,41
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa keluarga mandi sebanyak
2 x sehari

No Personal Hygiene Jumlah %


2. Tempat mandi
a. Kamar mandi 266 100
b. Pancuran
c. Kali
d. Kolam
Jumlah 266 100

No Personal Hygiene Jumlah %


3. Kebersihan gigi dan mulut
3.1. Frekwensi sikat gigi
a. Tidak pernah
b. 1 kali sehari 10 3,76
c. 2 kali sehari 210 78,95
d. 3 kali sehari 27 10,15
e. lebih dari 3 kali sehari 19 7,14
Jumlah 266 100

No Personal Hygiene Jumlah %


3.2. Pola menyikat gigi
a. Sebelum makan 18 6,78
b. Sesudah makan 21 7,90
c. Sebelum tidur 43 16,16
d. Setiap bangun tid 60 22,55
e. lain-lain 124 46,61
Jumlah 266 100
No Personal Hygiene Jumlah %
3.3. Jenis pasta gigi yang digunakan
a. Pasta gigi 266 100
b. Batu bata
c. Sabun
d. lain – lain
Jumlah 266 100

No Personal Hygiene Jumlah %


4. Frekwensi cuci rambut
a. 1 kali seminggu 5 1,88
b. 2 kali seminggu 161 60,52
c. 3 kali seminggu 82 30,83
d. Tidak pernah / kadang - kadang 18 6,17
Jumlah 266 100

No Personal Hygiene Jumlah %


5. Jenis bahan untuk cuci rambut
a. Shampo 265 99,62
b. Parutan kelapa 1 0,38
c. lain – lain
Jumlah 266 100

F. DATA KESEHATAN KELUARGA


TABEL 65
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Penyakit Yang Diderita
No Jenis Penyakit Yang Diderita Jumlah %
a. Penyakit kulit : Panu, Kadas, Kurap 32 39,69
Alergi
b. Penyakit Cacingan
c. Penyakit Saluran Pernafasan : 13 9,17
- Asma 3 2,29
- Tuberculosis
- Bronchitis
- Ispa
- Influenza 6 4,58
d. Penyakit kurang gizi
e. Penyakit gigi dan mulut 28 21,37
f. Penyakit Jantung : 30 22,90
Hypertensi, IMA, dan lain – lain
g. Penyakit lain (Asam urat)
Jumlah 131 100
TABEL 66
Distribusi Kepala Keluarga menurut Kebiasaan Berobat
No Kebiasaan Berobat Jumlah %
a. Kerumah Sakit 4 2,60
b. Ke Puskesmas 231 86,80
c. Dokter Praktek 14 5,30
d. Perawat / Bidan 14 5,30
e. Bidan
f. Dukun
g. Lain – lain
Jumlah 266 100

TABEL 67
Distribusi Kepala Keluarga menurutJarak Rumah Dengan Tempat Berobat
Jarak Rumah Dengan Tempat
No Jumlah %
Berobat
a. Kurang dari 1 Km 26 9,80
b. 1 - 5 Km 189 71,00
c. Lebih dari 5 Km 51 19,20
Jumlah 266 100

TABEL 68
Distribusi Kepala Keluarga menurut Pernah tidaknya dirawat di RS
No Pernah tidaknya dirawat di RS Jumlah %
a. Tidak pernah 225 84,50
b. Pernah (berapa kali dalam setahun) 41 15,50
Jumlah 266 100

TABEL 69
Distribusi Kepala Keluarga yang Dirawat
No Biaya Berobat/Perawatan Jumlah %
a. 10.000 - 50.000
b. 50.000 - 100.000 41 100
c. 100.000 - 250.000
d. 250.000 keatas
Jumlah 41 100
TABEL 70
Distribusi Kepala Keluarga yang Dirawat Menurut Cara Pembayaran Untuk
berobat
No Cara Pembayaran Untuk berobat Jumlah %
a. Langsung
b. Tidak langsung 41 100
Jumlah 41 100
G. PARTISIPASI DANA SOSIAL
TABEL 71
No Dana Sosial Jumlah %
a. Dana Kesehatan
b. Dana Karang Taruna - -
c.Lain – lain
Jumlah - -

H. SARANA PENUNJANG
TABEL 72
No Sarana Pedidikan Jumlah %
a. Bangunan Taman Kanak-kanak 1 50
b. Bangunan SD 1 50
c. Bangunan MI
d. Bangunan MA
e.Bangunan SLTP
f.Bangunan SLTA
g.Bangunan Perguruan Tinggi
Jumlah 2 100

TABEL 73
Sarana Peribadahan
No Sarana Peribadahan Jumlah %
a. Bangunan Musholla 8 88,8
b. Bangunan Masjid 1 11,1
c. Bangunan Gereja
d. Bangunan Pura
Jumlah 9 100

TABEL 74
Organisasi Potensial
No Organisasi Potensial Jumlah %
a. Karang Taruna 1 100
b. Dasa Wisma
c. Kelompok Tani
d. Kelompen capir
Jumlah 1 100

TABEL 73
Sarana Kesehatan
No Sarana Kesehatan Jumlah %
a. Puskesmas 1 3,8
b. Puskesmas Pembantu
c. Balai Pengobatan Swasta 4 15,3
d. Jumlah Posyandu 4 15,3
e. Jumlah Kader Posyandu 20 76,9
f. Jumlah Dukun Paraji
g. Jumlah Dukun Sunat
h. Perawat Desa
i. Bidan Desa 1 3,8
Jumlah 26 100
Analisa Data

No Data Subyektif Data Obyektif Masalah Kesehatan

1. Lansia : 1. Jumlah lansia Kurangnya


sebanyak 85 jiwa pengetahuan dan
Tingginya jumlah
2. Lansia yang kesadaran lansia
lansia di dusun
mengalami asam urat dalam memelihara
Lendang bajur
sebanyak 26 orang kesehatan lansia.
dengan
presentasi32,50 %
3. Lansia yang
mengalami Hipertensi
sebanyak 25 orang
dengan presentasi
31,25%
2. PUS: 1. Jumlah pasangan usia Kurangnya
subur sebanyak 170 pengetahuan
Kurangnya
orang pasangan usia subur
pengetahuan
2. Jumlah PUS yang tentang jenis-jenis
pasangan usia subur
menggunakan KB KB
tentang Jenis-jenis
sebanyak 143 orang
KB
(84,12 %)
3. Jenis kontrasepsi
yang digunakan
terbanyak yaitu
suntik sebanyak 103
(72,3 %)
usia
lansia

MKJP
jenis-jenis
Kurangnya
Kurangnya
pengetahuan

subur
KB
Komunitas
dan Kebidanan
Diagnosa keperawatan

pengetahuan pasangan
dan

memelihara kesehatan

atau
tentang 5
kesadaran lansia dalam 5
Sesuai dengan peran perawat komunitas

5
4
Jumlah yang berisiko

5
4
Besarnya resiko

5
5
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatn

4
5
Penapisan Masalah

Minat masyarakat

4
4
Kemungkinan untuk di atasi

4
5
Sesuai dengan program pemerintah
Kriteria Penapisan

4
3
Sumber daya tempat

3
4
Sumber daya waktu
Summber daya dana

4
4

4
4

Sumber daya peralatan

5
4

Sumber daya manusia


Ketersediaan Sumber

Jumlah Skor

52
51
Keterangan :

Skor : 0–5

0 : Paling Rendah

5 : Paling Tinggi

PRIORITAS MASALAH

No Masalah Kesehatan Skor

Kurangnya pengetahuan pasangan usia subur tentang


1 4.3
jenis-jenis KB atau MKJP

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran lansia dalam


2 4.2
memelihara kesehatan lansia

Diagnosa Keperawatan dan Kebidanan

1. Kurangnya pengetahuan pasangan usia subur tentang jenis-jenis KB atau


MKJP ditandai dengan Jumlah PUS yang menggunakan KB sebanyak 143
jiwa (84,12% ) Jenis kontrasepsi yang digunakan terbanyak yaitu suntik
sebanyak 103 jiwa(72,03%).
2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran Keluarga lansia dalam memelihara
kesehatan lansia ditandai dengan tidak adanya produktifitas lansia sebanyak
67 jiwa (78,82 %) yang mengalami asam urat sebanyak 26jiwa dengan
presentasi 32,50%, Lansia yang mengalami Hipertensi sebanyak25 jiwa
dengan presentasi 31,25%.
Intervensi
N Hari/Tangg No Tujuan Tujuan Intervensi
o al . Umum Khusus
Dx

1 Jumat, 5 Juli 1 Setelah a. Masyarakat a. Melakukan


2019 dilakukan dapat penyuluhan
tindakan mengetahui tentang MKJP
keperawatan tentang b. Melakukan
dan jenis-jenis penyuluhan
kebidanan MKJP, efek tentang imunisasi
diharapkan samping c. Melakukan
masyarakat penggunaan penyuluhan
dusun MKJP tentang nutrisi
Lendang b. Masyarakat pada ibu hamil
bajur desa mampu
gunung sari mengetahui
lebih tentang
meningkatka pentingnya
n imunisasi
pengetahuan c. Masyarakat
tentang mampu
MKJP mengetahui
tentang
nutrisi pada
ibu hamil
2. Sabtu, 6 Juli 2 Untuk a. Semua a. Melakukan
2019 memberikan kalangan penyuluhan
informasi keluarga tentang 10 tatanan
kepada masyaraka PHBS dalam
keluarga t dapat keluarga dan
masyarakat mengetahu masyarakat.
tentang i b. Mengajarkan
pentingnya bagaimana keluarga tentang 6
prilaku hidup cara untuk langkah mencuci
bersih dan melakukan tangan.
sehat serta PHBS.
mengerti b. Semua
manfaat dari kalangan
perilaku masyaraka
hidup bersih t dapat
dan sehat. melakukan
PHBS.
3. Minggu,7 2 Untuk a. Menyebutk a. Melakukan
Juli 2019 memberikan an penyuluhan
informasi pengertian kepada
kepada lansia sehat masyarakat
masyarakat b. Menyebutk lanjut usia
khususnya an ciri-ciri tentang
lanjut usia lansia sehat GERMAS
tentang pola dengan (diet
hidup sehat bahasa hipertensi,
agar sendiri asam urat).
masyarakat c. Menyebutk b. Melakukan
khususnya an pola senam sehat
lansia hidup yang Lansia
mampu sehat di c. Melakukan
menyesuaika usia lanjut pengecekan
n diri d. Menyebutk kesehatan dan
terhadap an manfaat pengobatan
perubahan bagi lansia gratis terkait
fisik mereka jika hipertensi dan
dan menerapka asam urat.
lingkungan n pola
sosialnya. hidup sehat

implementasi
No. Hari/ tanggal No. Dx Implementasi Evaluasi

1 Jumat, 5 Juli 2019 1 a. Melakukan S : masyarakat


pengkajian mengatakan senang
16.00 wita
penggunaan dengan diadakannya
MKJP pada penyuluhan MKJP /
Pasangan Usia KB.
Subur.
O:
b. Memberikan
penyuluhan a. Masyarakat
tentang MKJP sangat antusias
pada Pasangan datang ke lokasi
Usia Subur. penyuluhan.
b. Masyarakat
senang dan
memberikan
tanggapan yang
positif saat
penyuluhan.
A : masalah
kurangnya
pengetahuan
Pasangan usia subur
tentang jenis-jenis
MKJP

O : Intervensi
dilanjutkan.

c. Menganjurkan
Pasangan Usia
Subur untuk
memilih KB yang
tepat khususnya
MKJP .
2 Sabtu, 6 Juli 2019 2 a. Mengkaji S:
pengetahuan
16.00 wita – selesai a. Sebagian Keluarga
keluarga tentang
mengatakan tahu
PHBS
tentang pentingnya
b. Memberikan
PHBS
pendidikan
b. Masing-masing
kesehatan
anggota keluarga
mengenai 10
mengikuti
tatanan prilaku
penyuluhan
hidup bersih dan
O:
sehat dalam
masyarakat dan a. Sebagian besar
keluarga sasaran keluarga
c. Melakukan dapat di kunjungi
penyuluhan b. Masing-masing
tentang prilaku anggota keluarga
hidup bersih dan tampak aktif
sehat bertanya saat
d. Menjelaskan dijelakan tentang
tentang 10 PHBS
tatanan PHBS A: masalah
dalam keluarga kurangnya kesadaran
dan masyarakat masyarakat tentang
e. Memberikan kesadaran
cotoh 6 langkah memelihara kesehatan
cuci tangan yang dalam keluarga
benar
d. Ingatkan dan
berikan motivasi
kepada keluarga
untuk menjaga
tentang 10 tatanan
PHBS dalam
keluarga dan
masyarakat.
3. Minggu, 7 Juli 2019 2 a. Melakukan S:Masyarakat
penyuluhan tentang khususnya lansia
16.00 wita - selesai
pola hidup sehat pada mengatakan sangat
lansia senang diadakan
b. Melakukan senam acara pemeriksaan
lansia geratis dan senam
c. Melakukan sehat
pemeriksaan
O:
kesehatan gratis
a. Masyarakat
khususnya lansia
sangat antusias
berdatangan ke
lokasi
pemeriksaan
gratis dan
semangat
mengikuti senam
lansi
b. Masyarakat
terlihat senang
dan menerima
dengan tanggan
tebuka saat
dilakukan cek
kesehatan
seperti: cek tensi,
asam urat, gds
dll
A: masalah
kurangnya
pengetahuan dan
kesadaran lansia
dalam memelihara
kesehatan belum
teratasi

P: intevensi di
lanjutkan

a. Anjurkan untuk
tetap
memeriksakan
kesehatan ke
pelayanan
kesehatan
Evaluasi

No Masalah/ Kegiatan Pencapaian kendala Tindak lanjut


diagnosa (%)

1 Kurangnya Melakukan Sebagian a. ingatkan dan


pengetahuan penyuluhan warga pergi berikan
pasangan tentang bekerja, motivasi
usia subur MKJP di mengerjakan kepada
tentang KB dusun kegiatan Pasangan
khususnya Lendang rumah Usia Subur
MKJP bajur tangga dan untuk
mengasuh menggunaka
anak n kontrasepsi
jangka
panjang dan
pengetahuan
tentang jenis-
jenis KB
serta efek
samping KB
b. anjurkan
Pasangan
Usia Subur
untuk
menggunaka
n kontrasepsi
jangka
panjang
untuk
mengurangi
efek samping
yang
berlebihan
2 Kurangnya Melakukan 70% Sebagian a. ingatkan dan
kesadaran penyuluhan warga pergi berikan
masyarakat tentang bekerja, motivasi
tentang PHBS pergi kepada
PHBS keluarga dan sekolah dan masyarakat
pola hidup mengasuh atau keluarga
sehat pada anak untuk
lansia menjaga
lingkungan
Melakukan
untuk tetap
pemeriksaan
bersih atau
kesehatan
menjaga
gratis
prilaku hidup
Melakukan bersih dan
senam sehat sehat
lansia b. Menganjurka
n lansia untuk
tetap
memeriksaka
n
kesehatannya
di tenaga
kesehatan
atau
pelayanan
kesehatan
BAB 4

PEMBAHASAN

Pada tahap pengkajian data ini di peroleh melalui observasi dan wawancara
yang di lakukan dari rumah ke rumah. Kajian pengkajian meliputi: pendataan,
tabulasi, analisa, dan perumusan masalah. Tahap pengkajian dilakukan selama
tiga hari yaitu mulai dari tanggal 20 - 22 Juni 2019, setelah dilakukan pengkajian
kemudian dilakukan tabulasi dusun selama dua hari yaitu tanggal 24-26Juni 2019
, kemudian pada tanggal 27 Juni 2019 di lakukan MMD (Musyawarah Masyarakat
Dusun) di Kantor DesaGunung Sari.

Dari hasil pengkajian dan tabulasi didapatkan dua prioritas masalah yaitu,
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran lansia dalam memelihara kesehatan lansia,
dan Kurangnya pengetahuan pasangan usia subur tentang KB. Dari permasalahan
tersebut dibuat Planing Of Action (POA) untuk masing-masing permasalahan
yang ada di Dusun Lendang bajur.

No Hari/Tanggal Masalah/Diagnosa Rencana Kegiatan Tempat

1 5 Juli 2019 kurangnya Melakukan Di Musola


pengetahuan penyuluhan tentang darurat RT 1
pasangan usia subur Metode Lendang
tentang KB Kontrasepsi jangka Bajur
panjang

2 6 Juli 209 Kurangnya Melakukan Di rumah


pengetahuan penyuluhan tentang masing-
masyarakat dan 10 tatanan PHBS masing
keluarga tentang dalam keluarga dan keluarga
prilaku hidup bersih masyarakat
dan sehat dengan metode
penyuluhan door to
door
3 7 Juli 2019 Kurangnya Melakukan Posyandu
pengetahuan dan penyuluhan tentang samping
kesadaran lansia lansia, pengecekan kantor desa
dalam memelihara kesehatan dan
kesehatan lansia pemberian vitamin
gratis

Pelaksanaan dari permasalahan tersebut yaitu

1. Melakukan penyuluhan tentang 10 tatanan PHBS dalam keluarga dan


masyarakat di dusun Lendang Bajur desa Gunung Sari.
2. Melakukan penyuluhan tentang KB dan MKJP padapasangan usia subur
di dusun Lendang Bajur desa Gunung Sari.
3. Melakukan penyuluhan , cek kesehatan dan pemberian vitamin pada lansia
di Dusun Lendang Bajur desa Gunung Sari.

Setelah itu melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan kegiatan yang telah
dilakukan, yaitu:

1. Dalam kegiatan penyuluhan tentang MKJP, pencapaian kegiatan ini yaitu


80% yang dikarenakan sebagian warga memiliki kegiatan lain. Tindak
lanjut dari kegiatan ini adalah menganjurkan kepada kader untuk
menjelaskan kepada masyarakat bagaimaa pentingnya KB khususnya
MKJP.
2. Dalam kegiatan penyuluhan tentang tentang 10 tatanan PHBS dalam
keluarga dan masyarakat yaitu 70% yang dikarenakan sebagian keluarga
seang tidak ada di rumah . Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah merikan
motivasi kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan
menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Anjurkan masyarakat
untuk membuang sampah pada tempatnya, berikan pengetahuan pada
keluarga untuk bisa mengelola dan memilih sampah dengan benar.
3. Dalam kegiatan penyuluhan lansia dan pemeriksaan kesehatan untuk
lansia pencapaian kegiatan ini yaitu 80% yang dikarenakan sebagian lansia
tidak bisa hadir karena lupa dan jarak yang jauh dengan tempat
pelaksanaan. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah menganjurkan lansia
untuk tetap memeriksakan kesehatannya di pelayanan kesehatan.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan asuhan keperawatan dan kebidanan komunitas yang telah
dilaksanakan sesuai dengan masalah yang ditemukan di masyarakat Dusun
Lendang bajur Desa Gunung Sari yang kegiatannya bila dikaitkan dengan
kesehata komunitas.
1. Mahasiswa telah menjelaskan konsep pelayanan keluarga dan komunitas
baik keperawatan maupun kebidanan sebagai konsep pelayanan
2. Mahasiswa telah menjelaskan tugas dan tanggung jawab perawat dan
bidan dikeluarga dan komunitas
3. Mahasiswa telah memberikan asuhan keperawatan keluarga, keperawatan
komunitas dan kebidanan komunitas.
4. Mahasiswa telah mengelola program pemeirntah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga dan komunitas di wilayah kerja
5. Mahasiswa telah melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan
keluarga dan komunitas
6. Mahasiswa telah telakukan pendokuentasian asuhan keperawatan keluarga
keperawata komunitas, dan kebidanan komunitas.
5.2 saran
1. Teoritis
Mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan dalam
pengembangan desa siaga dan penggerakan masyarakat untuk mengatasi
permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan pelayanan manajmen
keperawata dan kebidanan komunitas.
2. Praktis
Mahasiswa mampu mengenal budaya, dan adat ebiasaan masyarakat des
ataman ayu sehari-hari. Dan memperoleh kenangan yang tak terlupakan
dan menjadi edia pendewasaan karakteristik dan budi pekerti mahasiswa
sebagai bekal bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T., and McFarlance, J. (2008).Community As Partner : Theory And
Practice In Nursing, 3 th. ed, Philadelpia : Lippinocott
Allender, J.A., and Spradley, B.W. (2006).Community Health Nursing : Concepts
And Practice, 4th. ed, Philadelpia : Lippinocott
Clark, M.J. (2006). Nursing In The Community : Dimension Of Community
Helath Nursing, Standford, Connecticut: Appleton & Lange.
George B. Julia, 2011. Nursing Theories- The base for professional nursing
practice, 3rd. ed. Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat, Azizi Halimul. 2010. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. salemba
medika : Jakarta
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar Dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas
1. Cv sagung seto : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai