PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Keperawatan dan Kebidanan Komunitas yang terdiri atas:
2.1.1 Pengertian
Para ahli mendefinisikan komunitas atau masyarakat dari berbagai
sudut pandang, WHO (1974) mendefinisikan sebagai kelompok social
yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan, minat
yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Saunders (1991)
juga mendefinisikan komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-
orang atau system social. Menurut Wahit (2005) komunitas merupakan
sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama serta adanya
interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Selain itu komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan
kesehatan, yang bertujuan mencapai kesehatan komunitas sebagai
suatu peningkatan kesehatan dan kerjasama sebagai suatu mekanisme
untuk mempermudah pencapaian tujuan yang berarti masyarakat atau
komunitas tersebut dilibatkan secara aktiv untuk mencapai tujuan
tersebut. (Hidayat, 2010)
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas diupayakan
dekat dengan komunitas, sehingga strategi pelayanan kesehatan utama
merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan. Artinya upaya
pelayanan atau asuhan yang diberikan merupakan upaya esensial atau
sangat dibutuhkan komunitas secara universal, upaya tersebut mudah
dijangkau. Dengan demikian didalam keperawatan komunitas
penggunaan teknologi tepat guna, tumbuh kembang pada balita
diwilayah binaannya, seharusnya ia bisa memilih alat permainan
edukatif sederhana yang tersedia diwilayah tersebut. (Mubarak, 2009)
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses
dimana individu, keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri, dengan peran sebagai pelaku kegiatan upaya
peningkatan kesehatannya berdasarkan asas kebersamaan dan
kemandirian. (Allender, 2006)
Bantuan yang diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan
dan ketidakmauan dengan menggunakan potensi lingkungan untuk
mendirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah setempat
merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan. Dalam
praktik keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan
adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu
: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Intervensi
keperawatan dilakukan haruslah yang dapat dilakukan oleh perawat
secara mandiri, maupun dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan
lain melalui lintas program atau lintas sektoral. (George, 2011).
2.1.2 Definisi Keperawatan dan Kebidanan Komunitas
Keperawatan dan kebidanan Kesehatan komunitas adalah
pelayanan keperawatan dan kebidanan professional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian drajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningktakan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan. (Hidayat, 2010)
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu social yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif
dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesehatan
diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah tersebut. (Clark,2006)
2.1.3 Sasaran Keperawatan dan Kebidanan Kesehatan Komunitas
Sasaran perawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/ perawatan. (Clark, 2006)
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
mempunyai masalah kesehatan/perawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun social.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya sling tergantung dan
berintraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-
keluarga yang ada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah :
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti :
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anak usia sekolah
e. Usia lanjut
f. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan perawatan, diantaranya
adalah :
1) Penderita penyakit menular, seperti : TBC, liver, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti : penyakit
diabetes mellitus, jantung koronek, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
g. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya :
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain
h. Lembaga sosial,perawatan dan rehabilitas, diantaranya adalah :
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitas (cacat fisik, mental dan social)
4) Penitipan balita
2.1.4 strategi Keperawatan dan Kebidanan Kesehatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi : (Mubarak, 2009)
1. Proses kelompok
2. Pendidikan kesehatan
3. Kerja sama (partnership)
a. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data ang
bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
1) Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri:
umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2) Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman):
a) Perumahan: rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,
sirkulasi, dan kepadatan.
b) Pendidikan: apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan.
c) Keamanan dan keselamatan dilingkungan tempat tinggal: apakah
tidak menimbulkan stress.
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: apakah
cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
f) System komunikasi: sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan dikomunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan mutrisi misalnya televise,
radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
g) Ekonomi: tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan UMR(Upah Minimum Regional), dibawah
UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis
makanan sesuai status ekonomi tersebut.
h) Rekreasi: apakah tersedia saranna, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk mengurangi stress.
i) Status kesehatan komunitas: dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic, antara lain angka mortalitas, angka mordibilitas, IMR,
MMR, serta cakupan imunisasi.
b. Diagnose keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data setelah
dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka
kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun
diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari: masalah kesehatan,
karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.
c. Perencanaan (Intervensi)
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan
apa ang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabiltatif. Langkah pertama dalam tahap
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah ang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikut yaitu rencana pelaksanaan
kegiatan maka ada dua factor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan
dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber atau
potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1) Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari
dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan
yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk
menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan
masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan
diwilayahnya.
3) Tahap pendidikan dan latihan
a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b) Melakukan pengkajian
c) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose
keperawatan
d) Melatih kader
e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
4) Tahap formasi kepemimmpinan
5) Tahap koordinasi intersektoral
6) Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut. Untuk lebih singkatnya
perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut:
a) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
b) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
c) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
d) Bekerjasama dengan aparat pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau koomunitas bila stressor dari lingkungan
e) Rujukan kerumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
1) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
2) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi.
3) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus mempasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
TABEL 2
Distirbusi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
No Kelompok Umur Laki – laki Perempuan Jumlah %
1 0 – 1 tahun 5 10 15 1,32
2 2– 5 tahun 50 41 91 8,01
3 6 – 8 tahun 41 55 96 8,46
4 9 – 12 tahun 32 52 84 7,41
5 13 – 15 tahun 45 56 101 8,89
6 16– 19 tahun 47 39 86 7,58
7 20 – 29 tahun 97 80 177 15,60
8 30 – 35 tahun 45 56 101 8,89
9 35 – 39 tahun 60 44 104 9,16
10 40 – 44 tahun 54 36 90 7,93
11 45 – 49 tahun 33 30 63 5,55
12 50 – 54 tahun 22 20 42 3,72
13 55 th ke atas 40 45 85 7,48
Jumlah 571 564 1.135 100%
TABEL 4
Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan
No Mata Pencaharian Jumlah %
2
1 Petani 0,76
76
2 Pedagang 28,57
73
3 Buruh 27,44
38
4 PNS 14,28
6
5 ABRI 2,26
6
6 Pensiunan 2,26
65
7 Lain-lain 24,43
Jumlah 266 100
B. DATA KIA – KB
TABEL 6
1. Distirbusi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Menurut Kehamilan
No Status KB Jumlah %
a. Hamil 6 4,03
b. Tidak hamil 143 95,97
Jumlah 149 100
TABEL 7
2. Distirbusi Ibu Hamil Menurut Usia Kehamilan
No Status KB Jumlah %
a. Trimester I 1 16.67
b. Trimester II 3 50,00
c. Trimester III : 2 33,33
Jumlah 6 100
No Status KB Jumlah %
b. Trimester II :
a. Tidak pernah periksa
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali 3 100
e. > 3 kali
Jumlah 3 100
No Status KB Jumlah %
b. Trimester III :
a. Tidak pernah periksa
b. 1 kali
c. 2 kali
d. 3 kali
e. > 3 kali 2 100
Jumlah 2 100
TABEL 10
Distribusi Ibu Hamil Menurut Pemberian Tablet Zat Besi
No Pemberian Tablet Zat Besi Jumlah %
a. Dapat, dan diminum 6 100
b. Dapat, tidak diminum
c. Tidak dapat
Jumlah 6 100
TABEL 11
Status Gizi Ibu Hamil
No Gizi Ibu Hamil Jumlah %
a. Baik 5 83,33
b. Cukup 1 16,67
c. Kurang
d. Anemia
Jumlah 6 100
b. Bidan 14 93,34
c. Dukun - -
d. Lain – lain - -
Jumlah 15 100
TABEL 13
Distribusi Bayi Menurut Tempat Persalinan
No Tempat Persalinan Jumlah %
a. Rumah sakit - -
b. Puskesmas 15 100
c. Polindes - -
d. Rumah Bidan - -
e. Rumah Sendiri - -
f. Lain – lain - -
Jumlah 15 100
TABEL 14
Distribusi Bayi Menurut Kepemilikan KMS
No Kepemilikan KMS Jumlah %
a. Punya dan diisi lengkap 11 73,34
d. Tidak punya - -
Jumlah 15 100
TABEL 15
Distribusi Bayi Menurut Status Gizi
No Status Gizi Jumlah %
a. Baik 12 80
b. Sedang 3 20
c. Kurang -
Jumlah 15 100
TABEL 16
Kunjungan Ke Posyandu
No Ke Posyandu Jumlah %
a. Rutin 14 93,34
b. Jarang 1 6,66
c. Tidak pernah - -
Jumlah 15 100
TABEL 17
Distribusi Bayi Menurut Status Imunisasi
No Status Imunisasi Jumlah %
a. Lengkap 7 46,64
c. Tidak lengkap - -
Jumlah 15 100
TABEL 18
Distribusi Bayi Menurut Pemberian ASI
No Pemberian ASI Jumlah %
a. Diberi (ekslusif 0 - 4 bulan) 9 60
b. Tidak diberi - -
c. 0 - 2 tahun 6 40
Jumlah 15 100
TABEL 19
Distribusi Bayi Menurut Pemberian ASI
No Pemberian ASI Jumlah %
9 60
1 a. Diberi (ekslusif 0 - 4 bulan)
- -
2 b. Tidak diberi
6 40
3 c. 0 - 2 tahun
- -
4 d. lebih dari 2 tahun
15 100
Jumlah
TABEL 20
Distribusi Bayi Yang Diberi ASI Menurut Umur Mulai Diberi ASI
No Kelompok Umur Mulai Diberi ASI Jumlah %
1 a. < 2 jam (segera setelah lahir) 15 100
2 b. 2 jam - 12 jam
3 c. 12 jam - 1 hari
4 d. 1 - 2 hari
5 e. 2 - 3 hari
6 f. 3 - 7 hari
7 g. > 7 hari
Jumlah 15 100
TABEL 21
Distribusi Bayi Menurut Mulai diberi PASI / Makanan Padat
No Pemberi PASI / Makanan Padat Jumlah %
a. < 2 minggu 1 6,66
b. 2 minggu - 1 bulan
c. 1 - 2 bulan
d. 2 - 3 bulan
e. 3 - 4 bulan 1 6,66
f. > 4 bulan 13 86,68
Jumlah 15 100
TABEL 22
Distribusi Bayi Menurut Jenis Makanan padat yang diberikan
No Jenis Makanan padat yang diberikan Jumlah %
a. Bubur saring / susu 11 73,33
b. Bubur 2 13,33
c. Nasi 2 13,34
d. Lain – lain
Jumlah 15 100
TABEL 23
Distribusi Balita Menurut Kepemilikan KMS
No Kepemilikan KMS Jumlah %
a. Punya 54
b. Tidak punya 37
Jumlah 91 100
TABEL 24
Distribusi Balita Menurut Status Gizi
No Status Gizi Jumlah %
a. Baik 61
b. Sedang 30
c. Kurang
Jumlah 91 100
TABEL 25
Distribusi Balita Menurut Status Imunisasi (dilihat KMS Bayi)
No Status Imunisasi (dilihat KMS Bayi) Jumlah %
a. Lengkap 53
b. Belum lengkap 1
c. Tidak lengkap
Jumlah 54 100
TABEL 27
Distribusi PUS Menurut keikutsertaan Menjadi Akseptor KB
No Akseptor KB Jumlah %
a. Ya / Akseptor 143 84,12
b. Tidak /Non Akseptor 27 15,88
Jumlah 170 100
TABEL 28
Distribusi PUS Non Akseptor KB Menurut Alasannya
No Akseptor KB Menurut Alasannya Jumlah %
a. Ingin punya anak lagi 10 37,04
b. Belum punya anak 3 11,11
c. Dilarang suami
d. Takut 4 14,81
e. Trauma akibat KB 4 14,81
f. Lagi hamil 6 22,23
g. Lain – lain
Jumlah 27 100
TABEL 29
Distribusi PUS Akseptor KB Menurut Jenis Alat Kontrasepsi yang diguanakan
No Alat Kontrasepsi yang diguanakan Jumlah %
a. Kondom
b. Pil 5 3,49
c. Suntik 103 72,03
d. Implant 26 18,18
e. MOW
f. MOP
g. AKDR
h. Lain – lain
Jumlah 143 100
TABEL 32
Keluhan saat ini
No Keluhan saat ini Jumlah %
a. Pusing 31 36,47
b. Batuk 21 24,70
c. Kesemutan 24 28,24
d. Sesak 6 7,05
e. Lain – lain 3 3,54
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa keluhan lansia yang
dirasakan saat ini yang paling tinggi adalah pusing sebanyak 31 lansia
dengan persentasi (36,47%) dan yang terendah sebanyak 3 lansia (3,54%)
yang merasakan keluhan selain pusing, batuk, kesemutan, dan sesak.
TABEL 33
Keluhan 1 tahun terakhir
No Keluhan 1 tahun terakhir Jumlah %
a. Pusing 25 31,25
b. Batuk 18 22,50
c. Kesemutan 26 32,50
d. Sesak 8 10,00
e. Lain – lain 3 3,75
Jumlah 80 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa keluhan lansia yang
dirasakan satu tahun terakhir yang paling tinggi adalah kesemutan sebanyak
26 lansia dengan persentasi (32,50%) dan yang terendah sebanyak 3 lansia
(3,54%) yang merasakan keluhan selain pusing, batuk, dan sesak.
TABEL 34
Penyakit saat ini
No Penyakit saat ini Jumlah %
a. Darah tinggi 25 31,25
b. Sesak napas 18 22,50
c. Kencing manis
d. Stroke
e. Asam urat 26 32,50
f. Lain – lain 11 13,75
Jumlah 80 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa penyakit lansia
yang mengalami penyakit saat ini yang paling tinggi adalah asam urat
sebanyak 26 lansia dengan persentasi (32,50%) dan yang terendah sebanyak
11 lansia (13,75%) yang mengalami penyakit selain darah tinggi, sesak
nafas, kencing manis, stroke, dan asam urat.
TABEL 35
Penyakit 1 tahun terakhir
No Penyakit 1 tahun terakhir Jumlah %
a. Darah tinggi 25 31,25
b. Sesak napas 18 22,50
c. Kencing manis
d. Stroke
e. Asam urat 26 32,50
f. Lain – lain 11 13,75
Jumlah 80 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa lansia yang
mengalami penyakit satu tahun terakhir yang paling tinggi adalah asam urat
sebanyak 26 lansia dengan persentasi (32,50%) dan yang terendah sebanyak
11 lansia (13,75%) yang mengalami penyakit selain darah tinggi, sesak
nafas, kencing manis, stroke, dan asam urat.
TABEL 36
Kegiatan waktu luang
No Kegiatan waktu luang Jumlah %
a. Membantu rumah tangga 20 23,53
b. Mengasuh cucu 16 18,83
c. nonton TV 17 20,00
d. Tidak ada kegiatan 5 5,88
e. Lain – lain 27 31,76
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa lansia yang
melakukan kegiatan waktu luang yang paling tinggi sebanyak 27 lansia
dengan persentasi (31,76%) dan yang terendah sebanyak 5 lansia (5,88%)
yang tidak melakukan kegiatan waktu luang.
TABEL 37
Kebutuhan Nutrisi Frekuensi
No Kebutuhan Nutrisi Frekuensi Jumlah %
a. Kurang 7 8,23
b. Normal 78 91,77
c. Berlebihan
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa kebutuhan nutrisi
lansia yang paling tinggi dengan kategori normal sebanyak 78 lansia dengan
persentasi (91,77%) dan yang terendah dengan kategori kurang sebanyak 7
lansia (8,23%).
TABEL 38
Kualitas Makan
No Kualitas Makan Jumlah %
a. Baik 37 41,10
b. Cukup 46 56,16
c. Kurang 2 2,74
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa kualitas makan
lansia yang paling tinggi dengan kategori cukup sebanyak 46 lansia dengan
persentasi (56,16%) dan yang terendah dengan kategori kurang sebanyak 2
lansia (2,74%).
TABEL 39
Kebiasaan Makan
No Kebiasaan Makan Jumlah %
a. Tinggi Garam 49 65,33
b. Tinggi Lemak 17 9,33
c. Tinggi Purin 5 6,67
d. Tinggi Gula 14 18,67
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa kebiasaan makan
lansia yang paling tinggi dengan kebiasaan makan tinggi garam sebanyak 49
lansia dengan persentasi (65,33%) dan yang terendah dengan kebiasaan
makan tinggi purin sebanyak 5 lansia (6,67%).
TABEL 40
Prokduktifitas Lansia
No Prokduktifitas Lansia Jumlah %
a. Ada 67 78,82
b. Tidak ada 18 21,18
Jumlah 85 100%
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa produktifitas
lansia yang paling tinggi sebanyak 67 lansia dengan persentasi (78,82%)
dan yang terendah dengan sebanyak 18 lansia (21,18%).
TABEL 41
Jenis Pekerjaan Lansia
No Jenis Pekerjaan Lansia Jumlah %
a. Wira usaha 15 17,64
b. Organisasi 1 1,17
c. Sosial
d. Keagamaan 13 15,30
e. Lain – lain 56 65,88
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa lansia yang berkerja
sebanyak 56 lansia dengan persentasi (65,88%) dan yang terendah sebanyak
1 lansia (1,17%) yang tidak berkerja yang hanya mengikuti organisasi.
TABEL 42
Kunjungan Posyandu Lansia
No Kunjungan Posyandu Lansia Jumlah %
a. Rutin 0
b. Jarang 0
c. Tidak Pernah 85 100
Jumlah 85 100%
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa 85 lansia tidak
pernah mengunjungi posyandu lansia dengan persentase (100%).
TABEL 43
Alasan Tidak Pernah
No Alasan Tidak Pernah Jumlah %
a. Malas keluar rumah 0
b. Tidak ada yang mengantar 0
c. Tidak ada program posyandu lansia 85 100
d. Lain – lain 0
Jumlah 85 100
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan data bahwa 85 lansia tidak
pernah mengunjungi posyandu lansia di karenakan tidak ada program
posyandu yang harus dikunjungi dengan persentase (100%).
TABEL 48
Kebersihan Rumah
No Kebersihan Rumah Jumlah %
a. Baik 122 45,88
b. Cukup 141 53,00
c. Kurang 3 1,12
Jumlah 266 100
TABEL 49
Keberadaan Jentik Nyamuk
No Keberadaan Jentik Nyamuk Jumlah %
a. Ada 8 3,00
b. Tidak Ada 258 97,00
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa keberadaan jentik nyamuk
hanya didapatkan pada 8 dari 266 rumah yang ada
TABEL 50
Tempat Jentik
No Tempat Jentik Jumlah %
a. Bak Mandi 6 75,00
b. Gentong 1 12,50
c. Kolam 0
d. Lain – lain 1
Jumlah 8 100
TABEL 52
Kualitas Air Yang Digunakan
No Kualitas Air Yang Digunakan Jumlah %
a. Baik 263 98,87
b. Kurang 3 1,13
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa kualitas air yang
digunakan di dusun lendang bajur dalam kategori baik dengan presentasi
98.87 %
TABEL 53
Distribusi KK menurut Pemanfaatan halaman rumah atau pekarangan rumah
Distribusi KK menurut
No Jumlah %
Pemanfaatan
a. Tidak punya halaman 168 63,17
b. Ada tidak dimanfaatkan 58 21,80
c. Ada dimanfaatkan 40 15,03
Jumlah 266 100
TABEL 54
Distribusi KK menurut Keadaan Pembuangan Air Limbah
No Keadaan Pembuangan Air Limbah Jumlah %
a. Tidak ada saluran pembuangan 49 18,42
b. Ada tertutup 108 40,60
c. Ada terbuka tergenang 18 6,77
d.Ada 87 32,71
e.Tidak ada 4 1,50
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut keadaan pembuangan air limbah kepala keluarga paling banyak
membuang sampah ditempat tertutup dengan presentasi 40,60 %
TABEL 55
Distribusi KK menurut Tempat Pembuangan Sampah Di Rumah
No Tempat Pembuangan Sampah Di Rumah Jumlah %
a. Lobang sampah 57 21,42
b. Bak / Tong sampah 209 78,58
c. Sungai
d. Kebun
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut tempat pembuangan sampah di rumah, keluarga paling banyak
membuang sampah di bak sampah dengan presentasi 78,58 %
TABEL 56
Distribusi KK menurut Keadaan Hewan Peliharaan
No Keadaan Hewan Peliharaan Jumlah %
a. Tidak memiliki hewan peliharaan 182 68,42
b. Memiliki di dalam rumah 43 16,16
c. Memilki diluar rumah 41 15,42
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut hewan peliharaan, kepala keluarga tidak memiliki hewan
peliharaan sebanyak 182 kk dengan presentasi 68,42 %, dan sebanyak 41
kk memiliki diluar rumah dengan presentasi 15,42 %
TABEL 57
Distribusi KK Menurut Jarak Kandang Dengan Rumah
No Jarak Kandang Dengan Rumah Jumlah %
a. 10 meter 33,67
b. 7 meter 14,28
c. 5 meter 41 26,53
d. < dari 5 meter 43 25,52
Jumlah 84 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa distribusi kepala keluarga
menurut jarak kandang dari rumah paling banyak 10 meter dengan
presentasi 33,67 %, dan terendah < 5 meter sebanyak dengan presentasi
14,28 %
TABEL 58
Kondisi Kandang Ternak
No Kondisi Kandang Ternak Jumlah %
a. Kotor, berbau 2 2,38
b. Cukup bersih 73 86,90
c. Bersih 9 10,72
Jumlah 84 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa kondisi kandang ternak
dalam kondisi cukup bersih dengan presentasi 86,90 %
TABEL 59
Distirbusi KK Menurut Kepemilikan Jamban
No Kepemilikan Jamban Jumlah %
a. Punya 266 100
b. Tidak punya
Jumlah 266 100
TABEL 60
Distirbusi KK Menurut tempat BAB
No Tempat BAB Jumlah %
a. Jamban 266 100
b. Kebun / sawah
c. Kolam
d. Sungai
e. Lain – lain
Jumlah 266 100
TABEL 61
Distribusi KK menurut Sumber Air Bersih Yang Digunakan
No Sumber Air Bersih Yang Digunakan Jumlah %
a. PAM 236 88,72
b. Sumur pompa tangan 13 4,88
c. Sumur Gali 17 6,40
d. Air hujan
e. Mata air
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sumber air yang paling
banyak digunakan adalah PAM sebanyak 236 kk dan paling rendah sumur
gali sebanyak 17 kk dengan presentasi 6,40%
TABEL 62
Distirbusi KK Menurut jarak Sumber Air Minum dengan WC / Spal
No jarak Sumber Air Minum dengan WC / Spal Jumlah %
a. 10 meter 77 28,95
b. 7 meter 80 30,07
c. 5 meter 87 32,70
d. < dari 5 meter 22 8,28
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa paling banyak jarak
sumber air minum dengan wc 77 kk jarak 5 meter sebanyak 32,70 % dan
yang paling rendah <5 meter sebanyak 22 kk dengan presentasi 8,28 %
TABEL 63
Distirbusi KK Menurut Keadaan air Minum Yang Dikonsumsi
No Keadaan air Minum Yang Dikonsumsi Jumlah %
a. Direbus 140 52,63
b. Direbus dan dicampur air mentah 2 0,75
c. Tidak direbus 124 46,62
Jumlah 266 100
TABEL 64
Distribusi KK menurut Kebiasaan Pemeliharaan Personal Hygiene
No Personal Hygiene Jumlah %
1. Mandi
a. 1 kali sehari 4 1,50
b. 2 kali sehari 229 86,09
c. 3 kali sehari 33 12,41
Jumlah 266 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa keluarga mandi sebanyak
2 x sehari
TABEL 67
Distribusi Kepala Keluarga menurutJarak Rumah Dengan Tempat Berobat
Jarak Rumah Dengan Tempat
No Jumlah %
Berobat
a. Kurang dari 1 Km 26 9,80
b. 1 - 5 Km 189 71,00
c. Lebih dari 5 Km 51 19,20
Jumlah 266 100
TABEL 68
Distribusi Kepala Keluarga menurut Pernah tidaknya dirawat di RS
No Pernah tidaknya dirawat di RS Jumlah %
a. Tidak pernah 225 84,50
b. Pernah (berapa kali dalam setahun) 41 15,50
Jumlah 266 100
TABEL 69
Distribusi Kepala Keluarga yang Dirawat
No Biaya Berobat/Perawatan Jumlah %
a. 10.000 - 50.000
b. 50.000 - 100.000 41 100
c. 100.000 - 250.000
d. 250.000 keatas
Jumlah 41 100
TABEL 70
Distribusi Kepala Keluarga yang Dirawat Menurut Cara Pembayaran Untuk
berobat
No Cara Pembayaran Untuk berobat Jumlah %
a. Langsung
b. Tidak langsung 41 100
Jumlah 41 100
G. PARTISIPASI DANA SOSIAL
TABEL 71
No Dana Sosial Jumlah %
a. Dana Kesehatan
b. Dana Karang Taruna - -
c.Lain – lain
Jumlah - -
H. SARANA PENUNJANG
TABEL 72
No Sarana Pedidikan Jumlah %
a. Bangunan Taman Kanak-kanak 1 50
b. Bangunan SD 1 50
c. Bangunan MI
d. Bangunan MA
e.Bangunan SLTP
f.Bangunan SLTA
g.Bangunan Perguruan Tinggi
Jumlah 2 100
TABEL 73
Sarana Peribadahan
No Sarana Peribadahan Jumlah %
a. Bangunan Musholla 8 88,8
b. Bangunan Masjid 1 11,1
c. Bangunan Gereja
d. Bangunan Pura
Jumlah 9 100
TABEL 74
Organisasi Potensial
No Organisasi Potensial Jumlah %
a. Karang Taruna 1 100
b. Dasa Wisma
c. Kelompok Tani
d. Kelompen capir
Jumlah 1 100
TABEL 73
Sarana Kesehatan
No Sarana Kesehatan Jumlah %
a. Puskesmas 1 3,8
b. Puskesmas Pembantu
c. Balai Pengobatan Swasta 4 15,3
d. Jumlah Posyandu 4 15,3
e. Jumlah Kader Posyandu 20 76,9
f. Jumlah Dukun Paraji
g. Jumlah Dukun Sunat
h. Perawat Desa
i. Bidan Desa 1 3,8
Jumlah 26 100
Analisa Data
MKJP
jenis-jenis
Kurangnya
Kurangnya
pengetahuan
subur
KB
Komunitas
dan Kebidanan
Diagnosa keperawatan
pengetahuan pasangan
dan
memelihara kesehatan
atau
tentang 5
kesadaran lansia dalam 5
Sesuai dengan peran perawat komunitas
5
4
Jumlah yang berisiko
5
4
Besarnya resiko
5
5
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatn
4
5
Penapisan Masalah
Minat masyarakat
4
4
Kemungkinan untuk di atasi
4
5
Sesuai dengan program pemerintah
Kriteria Penapisan
4
3
Sumber daya tempat
3
4
Sumber daya waktu
Summber daya dana
4
4
4
4
5
4
Jumlah Skor
52
51
Keterangan :
Skor : 0–5
0 : Paling Rendah
5 : Paling Tinggi
PRIORITAS MASALAH
implementasi
No. Hari/ tanggal No. Dx Implementasi Evaluasi
O : Intervensi
dilanjutkan.
c. Menganjurkan
Pasangan Usia
Subur untuk
memilih KB yang
tepat khususnya
MKJP .
2 Sabtu, 6 Juli 2019 2 a. Mengkaji S:
pengetahuan
16.00 wita – selesai a. Sebagian Keluarga
keluarga tentang
mengatakan tahu
PHBS
tentang pentingnya
b. Memberikan
PHBS
pendidikan
b. Masing-masing
kesehatan
anggota keluarga
mengenai 10
mengikuti
tatanan prilaku
penyuluhan
hidup bersih dan
O:
sehat dalam
masyarakat dan a. Sebagian besar
keluarga sasaran keluarga
c. Melakukan dapat di kunjungi
penyuluhan b. Masing-masing
tentang prilaku anggota keluarga
hidup bersih dan tampak aktif
sehat bertanya saat
d. Menjelaskan dijelakan tentang
tentang 10 PHBS
tatanan PHBS A: masalah
dalam keluarga kurangnya kesadaran
dan masyarakat masyarakat tentang
e. Memberikan kesadaran
cotoh 6 langkah memelihara kesehatan
cuci tangan yang dalam keluarga
benar
d. Ingatkan dan
berikan motivasi
kepada keluarga
untuk menjaga
tentang 10 tatanan
PHBS dalam
keluarga dan
masyarakat.
3. Minggu, 7 Juli 2019 2 a. Melakukan S:Masyarakat
penyuluhan tentang khususnya lansia
16.00 wita - selesai
pola hidup sehat pada mengatakan sangat
lansia senang diadakan
b. Melakukan senam acara pemeriksaan
lansia geratis dan senam
c. Melakukan sehat
pemeriksaan
O:
kesehatan gratis
a. Masyarakat
khususnya lansia
sangat antusias
berdatangan ke
lokasi
pemeriksaan
gratis dan
semangat
mengikuti senam
lansi
b. Masyarakat
terlihat senang
dan menerima
dengan tanggan
tebuka saat
dilakukan cek
kesehatan
seperti: cek tensi,
asam urat, gds
dll
A: masalah
kurangnya
pengetahuan dan
kesadaran lansia
dalam memelihara
kesehatan belum
teratasi
P: intevensi di
lanjutkan
a. Anjurkan untuk
tetap
memeriksakan
kesehatan ke
pelayanan
kesehatan
Evaluasi
PEMBAHASAN
Pada tahap pengkajian data ini di peroleh melalui observasi dan wawancara
yang di lakukan dari rumah ke rumah. Kajian pengkajian meliputi: pendataan,
tabulasi, analisa, dan perumusan masalah. Tahap pengkajian dilakukan selama
tiga hari yaitu mulai dari tanggal 20 - 22 Juni 2019, setelah dilakukan pengkajian
kemudian dilakukan tabulasi dusun selama dua hari yaitu tanggal 24-26Juni 2019
, kemudian pada tanggal 27 Juni 2019 di lakukan MMD (Musyawarah Masyarakat
Dusun) di Kantor DesaGunung Sari.
Dari hasil pengkajian dan tabulasi didapatkan dua prioritas masalah yaitu,
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran lansia dalam memelihara kesehatan lansia,
dan Kurangnya pengetahuan pasangan usia subur tentang KB. Dari permasalahan
tersebut dibuat Planing Of Action (POA) untuk masing-masing permasalahan
yang ada di Dusun Lendang bajur.
Setelah itu melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan kegiatan yang telah
dilakukan, yaitu:
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan asuhan keperawatan dan kebidanan komunitas yang telah
dilaksanakan sesuai dengan masalah yang ditemukan di masyarakat Dusun
Lendang bajur Desa Gunung Sari yang kegiatannya bila dikaitkan dengan
kesehata komunitas.
1. Mahasiswa telah menjelaskan konsep pelayanan keluarga dan komunitas
baik keperawatan maupun kebidanan sebagai konsep pelayanan
2. Mahasiswa telah menjelaskan tugas dan tanggung jawab perawat dan
bidan dikeluarga dan komunitas
3. Mahasiswa telah memberikan asuhan keperawatan keluarga, keperawatan
komunitas dan kebidanan komunitas.
4. Mahasiswa telah mengelola program pemeirntah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga dan komunitas di wilayah kerja
5. Mahasiswa telah melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan
keluarga dan komunitas
6. Mahasiswa telah telakukan pendokuentasian asuhan keperawatan keluarga
keperawata komunitas, dan kebidanan komunitas.
5.2 saran
1. Teoritis
Mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan dalam
pengembangan desa siaga dan penggerakan masyarakat untuk mengatasi
permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan pelayanan manajmen
keperawata dan kebidanan komunitas.
2. Praktis
Mahasiswa mampu mengenal budaya, dan adat ebiasaan masyarakat des
ataman ayu sehari-hari. Dan memperoleh kenangan yang tak terlupakan
dan menjadi edia pendewasaan karakteristik dan budi pekerti mahasiswa
sebagai bekal bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T., and McFarlance, J. (2008).Community As Partner : Theory And
Practice In Nursing, 3 th. ed, Philadelpia : Lippinocott
Allender, J.A., and Spradley, B.W. (2006).Community Health Nursing : Concepts
And Practice, 4th. ed, Philadelpia : Lippinocott
Clark, M.J. (2006). Nursing In The Community : Dimension Of Community
Helath Nursing, Standford, Connecticut: Appleton & Lange.
George B. Julia, 2011. Nursing Theories- The base for professional nursing
practice, 3rd. ed. Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat, Azizi Halimul. 2010. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. salemba
medika : Jakarta
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar Dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas
1. Cv sagung seto : Jakarta