Anda di halaman 1dari 20

FAHMI FIRDAUS

Untuk SMP/MTs
KATA PENGANTAR

Dalam upaya memenuhi kebutuhan peserta didik dalam proses belajar mengajar, maka
handout untuk panduan dalam belajar sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, penulis mengucap
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya handout untuk mata pelajaran matematika
pada materi “Operasi Hitung Aljabar”. Handout ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah
siswa kelas VII dalam mempelajari Operasi Hitung Aljabar.
Handout yang penulis susun selain berisi tentang materi operasi hitung aljabar, juga
dilengkapi dengan contoh aplikasi aljabar dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan pendekatan
dalam kurikulum 2013. Diharapkan melalui handout ini dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis-kreatif peserta didik, serta mampu menyajikan suatu permasalahan secara
matematis dan menyelesaikannya, akhirnya diharapkan bermuara pada pembentukan sikap jujur,
kritis, kreatif, dan inovatif.
Dengan segala keterbatasan handout ini, penulis tetap berharap handout ini dapat
bermanfaat dan memperkaya khasanah litelatur materi Aljabar. Akhir kata penulis menyadari
bahwa handout ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis menerima segala kritikan dan
saran yang bersifat konstruktif demi sempurnanya handout ini.
Selamat belajar! Matematika sangatlah dekat dengan kita. Pahami dan kuasai konsep
dasarnya sehingga dapat memecahkan soal-soalnya. Matematika itu indah, mudah, dan
mengasyikkan.

Jepara, Agustus 2019


Penulis,

Fahmi Firdaus
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ......................................................................................... i


Kata Pengantar ..................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................... .......... iii
Kompetensi ............................................................................................... .......... iv
Tujuan Pembelajaran ........................................................................... v
Operasi Hitung Bentuk Aljabar ................................................................ 1
A. Variabel, Konstanta, dan Faktor ..................................................... 1
B. Pengertian Suku pada Bentuk Aljabar .......................................... 1
1. Suku Tunggal dan Suku Banyak ..................................................... 1
2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis .......................................... 2
C. Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar .......................................... 3
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar ................................ 3
2. Perkalian Bentuk Aljabar ................................................................ 4
3. Perpangkatan Bentuk Aljabar ...................................................... 6
4. Pembagian Bentuk Aljabar ...................................................... 8
5. Substitusi pada Bentuk Aljabar ...................................................... 9
D. Pecahan Bentuk Aljabar ................................................................ 9
1. Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar ................................ 9
2. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Aljabar ............................... 10
3. Perkalian dan Pembagian ................................................................ 11
E. Aplikasi Aljabar dalam Kehidupan Sehari-hari ............................... 12
F. Latihan Soal ..................................................................................... 13
Daftar Pustaka ...................................................................................... 14
Biodata Penulis ...................................................................................... 15
KOMPETENSI

Tujuan kurikulum 2013 mencakup empat kompetensi inti (KI), yaitu (1) Kompetensi
sikap spiritual, (2) Kompetensi sikap sosial, (3) Kompetensi Pengetahuan, (4) Kompetensi
Keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakulikuler,
kokulikuler, dan/atau ekstrakulikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “ Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya” . Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “ Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)


Memahami, menerapkan, dan menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural konkret dan ranah abstrak terkait dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya di
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan sekolah secara mandiri, dan mampu
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnyauntuk memecahkan
masalah.
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.5. Menjelaskan bentuk aljabar dan 4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan
melakukan operasi pada bentuk aljabar dengan bentuk aljabar dan operasi pada
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, bentuk aljabar.
pembagian).
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari handout ini peserta didik dapat:

 Menjelaskan pengertian Koefisien, Variabel, Konstanta, suku satu, suku dua, dan suku tiga
dalam variabel yang sama atau berbeda,
 Menyelesaikan operasi tambahan, kurang, kali, bagi dan pangkat dari suku satu dan suku
dua,
 Menyelesaikan pembagian dengan suku sejenis atau tidak sejenis,
 Memfaktorkan suku bentuk aljabar sampai dengan suku tiga,
 Menyederhanakan pembagian suku,
 Menyelesaikan perpangkatan konstanta dan suku,
 Menyelesaikan operasi tambah, kurang, kali, bagi, dan pangkat dari pecahan bentuk aljabar
dengan penyebut suku satu dan suku dua,
 Menyederhanakan pecahan bentuk aljabar.

Materi Pokok

Variabel, Konstanta, Faktor


Suku Tunggal, suku banyak.
Suku sejenis, suku tak
sejenis
Operasi Hitung Aljabar
 Penjumlahan dan
Pengurangan
 Perkalian
 Perpangkatan
 Pembagian
 Substitusi
 Pecahan

Karakter yang Dikembangkan


 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, dan peduli (gotong
royong, kerjasama, toleransi, damai)
 Menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan social dan alam
 Berperilaku santun, responsif, dan proaktif terhadap berbagai perbedaan didalam masyarakat.
OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

Sebelum kalian mempelajari materi pada bab ini, kalian harus menguasai konsep
mengenai faktor sekutu, kelipatan persekutuan terkecil (KPK), dan faktor persekutuan terbesar
(FPB) dari dua bilangan atau lebih. Konsep mengenai bentuk aljabar dan operasi hitungnya
selanjutnya akan sangat bermanfaat dalam mempelajari bab berikutnya. Perhatikan uraian
berikut.

A. Variabel, Konstanta, dan Faktor


Perhatikan bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut, huruf x dan
y disebut variabel. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui
nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan
huruf kecil a, b, c, ..., z.
Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta. Konstanta adalah suku
dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel.
Perhatikan koefisien masing-masing suku pada bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9.
Koefisien pada suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah 3, pada suku 8x adalah 8, dan pada
suku –6y adalah –6.

B. Pengertian Suku pada Bentuk Aljabar


1. Suku Tunggal dan Suku Banyak
Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat
huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui.
Bentuk-bentuk seperti 5𝑎, − 5𝑎2 𝑏, 2𝑝 + 5, 7𝑝2 − 𝑝𝑞, 8𝑥 − 4𝑦 + 9, 𝑑𝑎𝑛 6𝑥 2 +
3𝑥𝑦 − 8𝑦 disebut bentuk aljabar.
Bentuk aljabar seperti 4𝑎 𝑑𝑎𝑛 − 5𝑎2 𝑏 disebut bentuk aljabar suku satu atau suku
tunggal.
Bentuk aljabar seperti 7𝑝2 − 𝑝𝑞 𝑑𝑎𝑛 2𝑝 + 5 disebut bentuk aljabar suku dua atau
binom.
Bentuk aljabar seperti 8𝑥 − 4𝑦 + 9 𝑑𝑎𝑛 6𝑥 2 + 3𝑥𝑦 − 8𝑦 disebut bentuk aljabar
suku tiga atau trinom.
Bentuk aljabar yang terdiri dari beberapa suku disebut suku banyak atau polinom,
misalnya:

2𝑎 − 5𝑎𝑏 + 4𝑎𝑐 suku tiga


Suku banyak
𝑝3 + 2𝑝2 − 7𝑝 − 8 suku empat
2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis
a) Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang
dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih. Suku-suku sejenis adalah suku yang
memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama.
Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ...
b) Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing
variabel yang tidak sama.
Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...
c) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau
selisih.
Contoh: 3x, 2a2, –4xy, ...
d) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau
selisih.
Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 – 4x, ...
e) Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau
selisih.
Contoh: 2x2 – x + 1, 3x + y – xy, ...
f) Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak.

Contoh:

Tentukan koefisien dari x2 dan faktor dari masing-masing bentuk aljabar berikut.

a. 7𝑥 2 b. 3𝑥 2 + 5 c. 2𝑥 2 + 4𝑥 − 3

Penyelesaian:

a. 7𝑥 2 = 7 × x × x
Koefisien dari 𝑥 2 adalah 7. Faktor dari 7𝑥 2 adalah 1, 7, x, 𝑥 2 , 7x, dan 7𝑥 2 .
b. 3𝑥 2 + 5 = 3 × x × x + 5 × 1
Koefisien dari 𝑥 2 adalah 3. Faktor dari 3𝑥 2 adalah 1, 3, x, 𝑥 2 , 3x, dan 3𝑥 2 .
Faktor dari 5 adalah 1 dan 5.
c. 2𝑥 2 + 4𝑥 − 3 = 2 × x × x + 4 × x – 3 × 1
Koefisien dari 𝑥 2 adalah 2. Faktor dari 2𝑥 2 adalah 1, 2, x, 𝑥 2 dan 2x. Koefisien
dari 4x adalah 4. Faktor dari 4x adalah 1, 4, x, dan 4x. Faktor dari –3 adalah –3,
–1, 1, dan 3.
C. Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Untuk menentukan hasil penjumlahan maupun hasil pengurangan pada bentuk
aljabar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
a. Suku-suku yang sejenis.
b. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pengurangan, yaitu:
i. 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 = 𝑎(𝑏 + 𝑐) atau 𝑎(𝑏 + 𝑐) = 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐
ii. 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐 = 𝑎(𝑏 − 𝑐) atau 𝑎(𝑏 − 𝑐) = 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐
c. Hasil perkalian dua bilangan bulat, yaitu:
i. Hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.
ii. Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positi.
iii. Hasil perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah
bilangan bulat negatif.
Dengan menggunakan ketentuan-ketentuan di atas, maka hasil penjumlahan
maupun hasil pengurangan pada bentuk aljabar dapat dinyatakan dalam bentuk yang
lebih sederhana dengan memperhatikan suku-suku yang sejenis.

Contoh:

Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut.

a. –4ax + 7ax
b. 2𝑥 2 (– 3x + 2) + (4𝑥 2 – 5x + 1)
c. (3𝑥 2 + 5) – (4𝑥 2 – 3a + 2)

Penyelesaian:

a. –4ax + 7ax = (–4 + 7)ax = 3ax


b. (2𝑥 2 – 3x + 2) + (4𝑥 2 – 5x + 1)
= 2𝑥 2 – 3x + 2 + 4𝑥 2 – 5x + 1
= 2𝑥 2 +4𝑥 2 – 3x – 5x + 2 + 1
= (2 + 4) 𝑥 2 + (–3 – 5) x + (2 + 1) (kelompokkan suku-suku sejenis) = 6𝑥 2 – 8x +
3
c. (3𝑥 2 + 5) – (4𝑥 2 – 3a + 2) = 3𝑥 2 + 5 – 4𝑥 2 + 3a – 2
= 3𝑥 2 – 4𝑥 2 + 3a + 5 – 2
= (3 – 4) 𝑎2 + 3a + (5 – 2) = –𝑎2 + 3a + 3
2. Perkalian
Perlu kalian ingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a × (b + c) = (a × b) + (a × c) dan sifat
distributif perkalian terhadap pengurangan, yaitu a × (b – c) = (a × b) – (a × c), untuk
setiap bilangan bulat a, b, dan c. Sifat ini juga berlaku pada perkalian bentuk aljabar.
a. Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar
Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku satu dan suku
dua dinyatakan sebagai berikut.

k(ax) = kax

k(ax + b) = kax + kb

contoh:

Jabarkan bentuk aljabar berikut, kemudian sederhanakanlah.

a. 4(p + q)
b. 5(ax + by)
c. 3(x – 2) + 6(7x + 1)
d. –8(2x – y + 3z)

Penyelesaian:

a. 4(p + q) = 4p + 4q
b. 5(ax + by) = 5ax + 5by
c. 3(x – 2) + 6(7x + 1) = 3x – 6 + 42x + 6
= (3 + 42)x – 6 + 6 = 45x
d. –8(2x – y + 3z) = –16x + 8y – 24z

b. Perkalian antara dua bentuk aljabar


Sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar, untuk menentukan
hasil kali antara dua bentuk aljabar kita dapat memanfaatkan sifat distributif perkalian
terhadap penjumlahan dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan. Selain
dengan cara tersebut, untuk menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar, dapat
menggunakan cara sebagai berikut. Perhatikan perkalian antara bentuk aljabar suku
dua dengan suku dua berikut.

(ax + b) (cx + d) = ax × cx + ax × d + b × cx + b × d

= 𝑎𝑐𝑥 2 + (ad + bc) x + bd


Selain dengan cara skema seperti di atas, untuk mengalikan bentuk aljabar suku
dua dengan suku dua dapat digunakan sifat distributif seperti uraian berikut.
a. (𝑎𝑥 + 𝑏)(𝑐𝑥 + 𝑑)
= 𝑎𝑥(𝑐𝑥 + 𝑑) + 𝑏(𝑐𝑥 + 𝑑)
= 𝑎𝑥 × 𝑐𝑥 + 𝑎𝑥 × 𝑑 + 𝑏 × 𝑐𝑥 + 𝑏 × 𝑑
= 𝑎𝑐𝑥 2 + 𝑎𝑑𝑥 + 𝑏𝑐𝑥 + 𝑏𝑑
= 𝑎𝑐𝑥 2 + (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐) 𝑥 + 𝑏𝑑

Contoh:

Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar berikut dalam bentuk jumlah atau selisih.

1. (2x + 3) (3x – 2)
2. (–4a + b) (4a + 2b)
3. (2x – 1) (x2 – 2x + 4)
4. (x + 2) (x – 2)

Penyelesaian:

1. Cara (1) dengan sifat distributif.


(2x + 3) (3x – 2) = 2x(3x – 2) + 3(3x – 2)
= 6x2 – 4x + 9x – 6
= 6x2 + 5x – 6
Cara (2) dengan skema.
(2x + 3) (3x – 2) = 2x × 3x + 2x × (–2) + 3 × 3x + 3 × (–2)
= 6𝑥 2 – 4x + 9x – 6
= 6𝑥 2 + 5x – 6
2. Cara (1) dengan sifat distributif.
(–4a + b) (4a + 2b) = –4a(4a + 2b) + b(4a + 2b)
= – 16𝑎2 – 8ab + 4ab + 2𝑏 2
= –16𝑎2 – 4ab + 2𝑏 2
Cara (2) dengan skema.
(–4a + b) (4a + 2b)
= (–4a) × 4a + (–4a) × 2b + b × 4a + b × 2b
= –16𝑎2 – 8ab + 4ab + 2𝑏 2
= –16𝑎2 – 4ab + 2𝑏 2
3. Cara (1) dengan sifat distributif.
(2x – 1) (x2 – 2x + 4)
= 2x (𝑥 2 – 2x + 4) – 1(𝑥 2 – 2x + 4)
= 2𝑥 3 – 4𝑥 2 + 8x – 𝑥 2 + 2x – 4
= 2𝑥 3 – 4𝑥 2 – 𝑥 2 + 8x + 2x – 4
= 2𝑥 3 – 5𝑥 2 + 10x – 4
Cara (2) dengan skema.
(2x – 1) (𝑥 2 – 2x + 4) = 2x × 𝑥 2 +2x×(–2x) + 2x × 4 +(–1)× 𝑥 2 + (– 1) ×
(–2x) + (–1) ∙ 4
= 2𝑥 3 – 4𝑥 2 + 8x – 𝑥 2 + 2x – 4
= 2𝑥 3 – 4𝑥 2 – 𝑥 2 + 8x + 2x – 4
= 2𝑥 3 – 5𝑥 2 + 10x – 4

3. Perpangkatan
a. Arti Pemangkatan Bentuk Aljabar
Pemangkatan suatu bilangan diperoleh dari perkalian berulang untuk bilangan
yang sama. Jadi, untuk sebarang bilangan 𝑎, maka 𝑎2 = 𝑎 × 𝑎. Dalam pemangkatan
bentuk aljabar, perlu dibedakan pengertian-pengertian berikut ini:

i). 3𝑎2 dengan (3𝑎)2

Pada bentuk 3𝑎2 , yang dikuadratkan hanya 𝑎, sedangkan pada bentuk (3𝑎)2 , yang
dikuadratkan adalah 3𝑎. Jadi, 3𝑎2 , tidak sama dengan (3𝑎)2 .

3𝑎2 = 3 × 𝑎 × 𝑎 dan (3𝑎)2 = (3𝑎) × (3𝑎)

ii). − (3𝑎)2 dengan (−3𝑎)2

Pada bentuk − (3𝑎)2, yang dikuadratkan hanya 3𝑎, sedangkan pada bentuk
(−3𝑎)2, yang dikuadratkan adalah −3𝑎. Jadi, − (3𝑎)2 tidak sama dengan
(−3𝑎)2.

− (3𝑎)2 = −(3𝑎 × 3𝑎) dan (−3𝑎)2 = (−3𝑎) × (−3𝑎)

b. Pemangkatan Suku Dua


Pada perpangkatan bentuk aljabar suku dua, koefisien tiap suku ditentukan
menurut segitiga Pascal. Misalkan kita akan menentukan pola koefisien pada
penjabaran bentuk aljabar suku dua (a + b)𝑛 , dengan n bilangan asli. Perhatikan
uraian berikut.
 (𝑎 + 𝑏)1 = (𝑎 + 𝑏) → koefisiennya 1 1
 (𝑎 + 𝑏)2 = (a + b) (a + b)
= 𝑎2 + ab + ab+ 𝑏 2
= 𝑎2 + 2ab+ 𝑏 2 → koefisiennya 1 2 1
 (𝑎 + 𝑏)3 = (a + b) (𝑎 + 𝑏)2
= (a + b) (a2 + 2ab + b2)
= 𝑎3 + 2𝑎2 b + a𝑏 2 + 𝑎2 b + 2a𝑏 2 + 𝑏 3
= 𝑎3 + 3𝑎2 b + 3a𝑏 2 + 𝑏 3 → koefisiennya 1 3 3 1

dan seterusnya. Adapun pangkat dari a (unsur pertama) pada (𝑎 + 𝑏)𝑛 dimulai dari
𝑎𝑛 kemudian berkurang satu demi satu dan terakhir 𝑎1 pada suku ke-n. Sebaliknya,
pangkat dari b (unsur kedua) dimulai dengan 𝑏1 pada suku ke-2 lalu bertambah satu
demi satu dan terakhir 𝑏 𝑛 pada suku ke-(n +1).

Perhatikan pola koefisien yang terbentuk dari penjabaran bentuk aljabar

(𝑎 + 𝑏)𝑛 di atas. Pola koefisien tersebut ditentukan menurut segitiga Pascal berikut.

(𝑎 + 𝑏)0 1

(𝑎 + 𝑏)1 1 1

(𝑎 + 𝑏)2 1 2 1

(𝑎 + 𝑏)3 1 3 3 1

(𝑎 + 𝑏)4 1 4 6 4 1

(𝑎 + 𝑏)5 1 5 10 10 5 1

(𝑎 + 𝑏)6 1 6 15 20 15 6 1

Pada segitiga Pascal tersebut, bilangan yang berada di bawahnya diperoleh


dari penjumlahan bilangan yang berdekatan yang berada di atasnya.

Contoh:

1) Tentukan hasil perpangkatan bentuk aljabar berikut.

𝑎. (2𝑝)2

𝑏. −(3𝑥 2 𝑦𝑧 3 )3

𝑐. (−3𝑝2 𝑞)2

2) Jabarkan bentuk aljabar berikut.

𝑎. (3𝑥 + 5)2

𝑏. (2𝑥 − 3𝑦)2

𝑐. (𝑥 + 3𝑦)3

𝑑. (𝑥 − 4)4
1) Penyelesaian:
a. (2𝑝)2 = (2p) × (2p) = 4𝑝2
b. – (3𝑥 2 𝑦𝑧 3 )3= –(3𝑥 2 𝑦𝑧 3 ) × (3𝑥 2 𝑦𝑧 3 ) × (3𝑥 2 𝑦𝑧 3 )
= −27𝑥 6 𝑦 3 𝑧 9
c. (−3𝑝2 𝑞)2 = (−3𝑝2 𝑞) × (−3𝑝2 𝑞) = 9𝑝4 𝑞 2
2) Penyelesaian
a. (3𝑥 + 5)2 = 1(3𝑥)2 + 2 × 3x × 5 + 1 × 52
= 9x2 + 30x + 2
b. (2𝑥 − 3𝑦)2 = 1(2𝑥)2 + 2(2x) (–3y) + 1 × (−3𝑦)2
= 4𝑥 2 – 12xy + 9𝑦 2
𝑐. (𝑥 + 3𝑦)3 = 1𝑥 3 +3× 4𝑥 2 × (3𝑦)1 +3× (x)× (3𝑦)2 +1× (3𝑦)3
= 𝑥 3 + 9𝑥 2 y + 27x𝑦 2 + 27𝑦 3
𝑑. (𝑎 − 4)4 = 1𝑎4 + 4 × 𝑎3 × (−4)1 + 6 × 𝑎2 × (−4)2 + 4 × a × (−4)3 + 1 ×
(−4)4
= 𝑎4 – 16 × 𝑎3 + 6𝑎2 × 16 + 4a × (–64) + 1 × 256
= 𝑎4 – 16𝑎3 + 96𝑎2 – 256a + 256

4. Pembagian Bentuk Aljabar


Hasil bagi dua bentuk aljabar dapat kalian peroleh dengan menentukan terlebih
dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan
pembagian pada pembilang dan penyebutnya.
Contoh:
Sederhanakanlah pembagian bentuk aljabar berikut.
1. 3xy : 2y
2. 6𝑎3 𝑏 2 : 3𝑎2 b
3. 𝑥 3 y : (𝑥 2 𝑦 2 : xy)
4. (24𝑝2 q + 18p𝑞 2 ) : 3pq

Penyelesaian:

𝟑𝒙 𝒚 𝟑
1. = 𝑥 (faktor sekutu y)
𝟐𝒚 𝟐

6 𝑎3 𝑏2 3𝑎2 𝑏 ×2 𝑎 𝑏
2. 6𝑎3 𝑏 2 : 3𝑎2 b = = (faktor sekutu 3𝑎2 𝑏)
3 𝑎2 𝑏 3 𝑎2

=2𝑎𝑏
𝑥2 𝑦2
3. 𝑥 3 𝑦 ÷ (𝑥 2 𝑦 2 ∶ 𝑥 𝑦) = 𝑥 3 𝑦 ∶ ( )
𝑥𝑦
𝑥𝑦 ×𝑥𝑦
= 𝑥3𝑦 ∶ ( )
𝑥𝑦

𝑥3 𝑦 𝑥 𝑦 × 𝑥2
= 𝑥3𝑦 ∶ 𝑥 𝑦 = = = 𝑥2
𝑥𝑦 𝑥𝑦
24𝑝2 𝑞+18𝑝𝑞 2
4. (24𝑝2 𝑞 + 18𝑝𝑞 2 ) ∶ 3𝑝𝑞 =
3 𝑝𝑞
6𝑝𝑞 (4𝑝+3𝑞)
= 3𝑝𝑞

= 2(4𝑝 + 3𝑞)

5. Substitusi pada Bentuk Aljabar


Nilai suatu bentuk aljabar dapat ditentukan dengan cara menyubstitusikan
sebarang bilangan pada variabel-variabel bentuk aljabar tersebut.

Contoh:

a. Jika m = 3, tentukan nilai dari 5 – 2m.


b. Jika x = –4 dan y = 3, tentukan nilai dari 2𝑥 2 – xy + 3𝑦 2 .

Penyelesaian:

a. Substitusi nilai m = 3 pada 5 – 2m, maka diperoleh


5 – 2m = 5 – 2(3) = 5 – 6 = –1
b. Substitusi x = –4 dan y = 3, sehingga diperoleh
2𝑥 2 – xy + 3𝑦 2 = 2(–4)2 – (–4) (3) + 3(3)2
2(16) – (–12) + 3(9)
= 32 + 12 + 27 = 71

D. PECAHAN BENTUK ALJABAR


Di bagian depan kalian telah mempelajari mengenai bentuk aljabar beserta operasi
hitungnya. Pada bagian ini kalian akan mempelajari tentang pecahan bentuk aljabar, yaitu
pecahan yang pembilang, atau penyebut, atau kedua-duanya memuat bentuk aljabar.
𝑎 4 3𝑎 𝑚+3 𝑥2
Misalnya 2 , 𝑝 , 7𝑏𝑐 , , 𝑑𝑎𝑛 .
𝑛 𝑥+𝑦

1. Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar


Suatu pecahan bentuk aljabar dikatakan paling sederhana apabila pembilang dan
penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali 1, dan penyebutnya tidak sama
dengan nol. Untuk menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan
cara membagi pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan FPB dari keduanya.
Konsep dalam pecahan, yaitu:
a. Penyebut suatu pecahan tidak boleh nol
b. Suatu pecahan tidak boleh disederhanakan dengan cara membagi pembilang dan
penyebut dengan nol, karena pembagian dengan nol tidak didefinisikan.

Contoh:
2−𝑥 2−𝑥
1. =
𝑥 2 −4 (𝑥+2)(𝑥−2)

−(𝑥−2)
= (𝑥+2)(𝑥−2)
−1 1
= = −
𝑥+2 𝑥+2
𝑥4− 1 (𝑥 2 +1)(𝑥 2 −1)
2. =
2−2𝑥 2 2(1−𝑥 2 )

(𝑥 2 +1)(𝑥 2 −1)
= −2(𝑥 2 −1)

𝑥 2 +1 𝑥 2 +1
= = −
−2 2

2. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Aljabar


Pada bab sebelumnya, kalian telah mengetahui bahwa hasil operasi penjumlahan
dan pengurangan pada pecahan diperoleh dengan cara menyamakan penyebutnya,
kemudian menjumlahkan atau mengurangkan pembilangnya. Kalian pasti juga masih
ingat bahwa untuk menyamakan penyebut kedua pecahan, tentukan KPK dari penyebut-
penyebutnya. Dengan cara yang sama, hal itu juga berlaku pada operasi penjumlahan dan
pengurangan bentuk pecahan aljabar.
Contoh:
Sederhanakan penjumlahan atau pengurangan pecahan aljabar berikut.
1 5
a) + 3𝑞
2𝑝
1 2
b) − 𝑘+1
𝑘−3
𝑚+2 𝑛−1
c) −
𝑚 𝑛

Penyelesaian:

1 5 1×3𝑞 5×2𝑝
a) + 3𝑞 = 2𝑝×3𝑞 + 2𝑝×3𝑞
2𝑝
3𝑞 10𝑝
= 6𝑝𝑞 + 6𝑝𝑞
3𝑞+10𝑝
=
6𝑝𝑞
1 2 1(𝑘+1) 2(𝑘−3)
b) − 𝑘+1 = (𝑘−3)(𝑘+1) − (𝑘−3)(𝑘+1)
𝑘−3

𝑘+1 2(𝑘−3)
= 𝑘 2 −2𝑘−3 − 𝑘 2 −2𝑘−3
𝑘+1−2𝑘−6 −𝑘+7
= = 𝑘 2 −2𝑘−3
𝑘 2 −2𝑘−3
𝑚+2 𝑛−1 𝑛(𝑚+2) 𝑚(𝑛−1)
c) − = −
𝑚 𝑛 𝑚×𝑛 𝑛×𝑚
𝑚𝑛+2𝑛 (𝑚𝑛−𝑚)
= −
𝑚𝑛 𝑛𝑚
𝑚𝑛+2𝑛−𝑚𝑛+𝑚
= 𝑚𝑛
𝑚𝑛−𝑚𝑛+2𝑛+𝑚 2𝑛+𝑚
= =
𝑚𝑛 𝑚𝑛
3. Perkalian dan Pembagian
Ingat kembali bentuk perkalian bilangan pecahan yang dapat dinyatakan sebagai
berikut.

𝑎 𝑐 𝑎𝑐
× = ; 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏, 𝑑 ≠ 0
𝑏 𝑑 𝑏𝑑

Hal ini juga berlaku untuk perkalian pada pecahan aljabar.

Contoh:

Tentukan hasil perkalian pecahan bentuk aljabar berikut.

4 𝑎𝑏
a. ×
3𝑎 2
𝑥−1 𝑦+1
b. ×
𝑦 𝑥

𝑥 2 +1 2𝑥
c. ×
5 3

Penyelesaian:

4 𝑎𝑏 4×𝑎𝑏 4𝑎𝑏 2𝑏
a. × = 3𝑎×2 = =
3𝑎 2 6𝑎 3
𝑥−1 𝑦+1 (𝑥−1)(𝑦+1) 𝑥𝑦−𝑦+𝑥−1 𝑥𝑦+𝑥−𝑦−1
b. × = = =
𝑦 𝑥 𝑦× 𝑥 𝑦𝑥 𝑥𝑦

𝑥 2 +1 2𝑥 (𝑥 2 +1)2𝑥 2𝑥 3 +2𝑥 2𝑥
c. × = = = 15 (𝑥 2 + 1)
5 3 5×3 15

Kalian pasti masih ingat bahwa pembagian merupakan invers (operasi kebalikan)
dari operasi perkalian. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa membagi dengan suatu
pecahan sama artinya dengan mengalikan terhadap kebalikan pecahan tersebut.

𝑏 𝑐 𝑎𝑐
𝑎: =𝑎× = untuk 𝑏 ≠ 0, 𝑐≠0
𝑐 𝑏 𝑏

𝑎 𝑎 1 𝑎
:𝑐 = × = untuk 𝑏 ≠ 0, 𝑐≠0
𝑏 𝑏 𝑐 𝑏𝑐

𝑎 𝑐 𝑎 𝑑 𝑎𝑑
: = × = untuk 𝑏 ≠ 0, 𝑐≠0
𝑏 𝑑 𝑏 𝑐 𝑏𝑐

Hal ini juga berlaku untuk pembagian pada pecahan bentuk aljabar.
Contoh:
Sederhanakan pembagian pecahan aljabar berikut.
4𝑝 2𝑞
a. ∶
3𝑞 9𝑝
3𝑎 𝑐
b. ∶
𝑏 4𝑏 2
𝑎𝑏 𝑏2
c. 𝑐
∶ 𝑎𝑐
Penyelesaian:

4𝑝 2𝑞 4𝑝 9𝑝 36𝑝2 6𝑝2
a. ∶ = 3𝑞 × 2𝑞 = =
3𝑞 9𝑝 6𝑞 2 𝑞2

3𝑎 𝑐 3𝑎 4𝑏 2 12𝑎𝑏 2 12𝑎𝑏
b. ∶ = × = =
𝑏 4𝑏 2 𝑏 𝑐 𝑏𝑐 𝑐
𝑎𝑏 𝑏2 𝑎𝑏 𝑎𝑐 𝑎2 𝑏𝑐 𝑎2
c. ∶ = × 1𝑏2 = =
𝑐 𝑎𝑐 1𝑐 𝑏2 𝑐 𝑏

E. APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Mungkin saat belajar Matematika di Sekolah Dasar kelas 1 atau 2 kita akan diberi soal
seperti ini, “2 + Berapa? = 5”, bukankah itu serupa dengan “2+x= 5, berapakah nilai x?”
Setelah kita hitung maka akan menemukan jawabannya, yaitu 3. Selanjutnya, berikut adalah
salah satu contoh kejadian yang mengaplikasikan aljabar dalam kehidupan sehari-hari.

“Aplikasi Aljabar bagi Ibu Rumah Tangga”

Manfaat aplikasi Aljabar bagi Ibu Rumah Tangga adalah untuk memanajemen uang gaji,
uang saku anak, uang sekolah anak, dll. Contoh memanajemen uang bagi Ibu Rumah Tangga
adalah sebagai berikut :
Seorang Ibu setiap bulan mendapat gaji sebesar Rp 2.000.000,00. Ia diberi uang
tambahan dari suaminya sebesar Rp 4.000.000,00 perbulan. Dibutuhkan Rp 1.000.000,00
untuk uang belanja perbulan. Uang kesehatan Rp 500.000,00 dan uang sekolah total dari ke-2
anaknya sebesar Rp 3.000.000,00. Sang Ibu bingung, berapa uang saku perorangan yang
harus ia berikan untuk kedua anaknya tiap minggu tetapi uang perbulannya harus masih
tersisa Rp 1.000.000,00 untuk ditabung. Jika Ibu itu pintar Aljabar maka Ibu itu dapat
menentukan uang saku tersebut secara tepat, tapi jika tidak? Hemm… silakan dibayangkan
sendiri sesuai imajinasi masing-masing ya…
Cara mengerjakan permasalahan di atas denganmenggunakan Aljabar:
Kita anggap uang saku setiap anak perminggu sebagai x
(2.000.000 + 4.000.000) − 1.000.000 =
1.000.000 + 500.000 + 3.000.000 + (4 × 2x)
6.000.000 − 1.000.000 = 4.500.000 + 8x
5.000.000 − 4.500.000 = 8x
500.000 = 8x
500.000
x=
8
𝑥 = 62.500
{Mengapa (4 × 2x) karena 1 bulan = 4 minggu dan 2x itu adalah uang saku 2 orang
anak}.
Jadi, uang saku setiap anak dalam waktu seminggu adalah Rp 62.500,00. Dengan
matematika dan sistem Aljabar, cukup simple kan?
F. SOAL LATIHAN
1. Hasil dari (2𝑥 − 3)2 adalah…..
a. 4𝑥 2 − 12𝑥 − 9 c. 4𝑥 2 + 12𝑥 − 9
b. 4𝑥 2 − 12𝑥 + 9 d. 4𝑥 2 + 12𝑥 + 9
2. Bentuk sederhana dari 3𝑎 − 6𝑏 + 2𝑏 − 5𝑎 adalah …

a. 8𝑎 − 6𝑏 c. 2𝑎 + 4𝑏
b. −2𝑎 + 4𝑏 d. −2𝑎 − 4𝑏
3. (3𝑎 + 4𝑏 − 2𝑐) − (−3𝑎 + 4𝑏 − 𝑐) = …..

a. 6𝑎 + 𝑐 c. 8𝑏 − 3𝑐
b. 6𝑎 − 𝑐 d. 8𝑏 + 3𝑐

4. Bentuk sederhana dari dari (5𝑥 − 𝑦 + 2𝑧) − (5𝑥 − 2𝑦 − 4𝑧) adalah …..

a. 10𝑥 − 3𝑦 − 2𝑧 c. – 𝑦 − 6𝑧
b. 10𝑥 + 3𝑦 + 2𝑧 d. 𝑦 + 6𝑧

5. Diketahui bentuk aljabar 𝑎2 + 𝑏𝑐 + 2𝑏𝑐 + 𝑏 2 − 10. Banyak suku pada bentuk aljabar
tersebut adalah …..

a. 3 c. 5
b. 4 d. 6

6. Hasil kali (2𝑥 − 5)2 adalah…

a. 4𝑥 2 − 10𝑥 + 25 c. 4𝑥 2 − 20𝑥 + 25
b. 4𝑥 2 − 20𝑥 − 25 d. 4𝑥 2 − 10𝑥 − 25
7. Jika 𝑎 = −3, 𝑏 = 4, 𝑐 = −5, maka nilai dari (2𝑎 + 4𝑏 − 3𝑐) − (𝑎 − 𝑏 + 𝑐) adalah…

a. 37 c. -15
b. 15 d. -37
8. Bentuk sederhana dari 4(2x - 5y) – 5(x + 3y) adalah…

a. 3x – 2y c. 3x – 23y
b. 3x – 5y d. 3x - 35t
9. Ditentukan 𝑝 = −3 dan 𝑞 = 2, maka nilai dari 𝑝2 − 3𝑝𝑞 + 2𝑞 2 adalah…

a. -1 c. 47
b. 35 d. 50
10. Jika 𝐴 = 4𝑥 + 3𝑥 dan 𝐵 = 5𝑥 − 𝑥 2 , maka A – 2B =….
2

a. 6𝑥 2 − 7𝑥 c. 3𝑥 2 − 7
b. 4𝑥 2 − 7𝑥 d. 2𝑥 2 − 7
A. Esai
1. Sederhanakan bentuk aljabar 5𝑥 3 + 12𝑥 − 2𝑥 3 + 3 !
2. Berapakah banyaknya suku dari bentuk aljabar 3𝑥 2 𝑦 2 − 6𝑥𝑦 + 9𝑥 ?
3. Apabila 𝑎 = 3, 𝑏 = −2 dan 𝑐 = 5, maka tentukan nilai dari bentuk aljabar 2 + 3bc !
36𝑥𝑦 2 +18𝑥2 𝑦 3
4. Sederhanakan bentuk aljabar !
9𝑥𝑦
5. Sederhanakan bentuk aljabar (2x – 3) (4x + 1) !
DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, M. Cholik., dan Sugijono. 2007. MATEMATIKA

untuk SMP Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Erlangga.

Banendro. 2010. Buku Ajar Matematika Semester Ganjil Kelas

VII. Solo: Putra Kertonatan.

Nuharini Dewi, Wahyuni Tri. 2008. Matematika Konsep dan

Aplikasinya Untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta : CV. Usaha Makmur.

http://istiyanto.com/soal-dan-pembahasan-aljabar-untuk-smp-kelas-7/

http://masjoker.wordpress.com/2009/10/28/operasi-aljabar-materi-smp-kelas-viii-
semester-1/

http://proofits.blogspot.com/2012/08/berbicara-tentang-matematika-tak-akan.html

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d015_023149_chapter2.pdf

http://www.scribd.com/doc/10320502/MATEMATIKA-KELAS-7
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Fahmi Firdaus

Tempat, Tanggal Lahir : Jepara, 07 Juli 1991

Alamat : Purwogondo, Kalinyamatan Jepara

Riwayat Pendidikan : S1 Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang

Riwayat Pekerjaan : Guru Matematika SMA Negeri 1 Mayong

Anda mungkin juga menyukai