Anda di halaman 1dari 5

Agent

Reservoir

Portal of exit

Transmission Cara Penularan Penyakit Cacar Air

Kontak fisik dengan pencerita cacar air dapat meningkatkan resiko tertular. Karena secara umum,
penyakit ini menular jika ada kontak langsung dengan penderita. Penyakit kulit ini sendiri dapat
menular melalui bersin, batuk, pakaian pasien yang tercemar, serta sentuhan ke atas gelembung /
lepuh yang pecah. Perlu juga diwaspadai kontak virus yang berasal dari air ludah dari penderita cacar
air. Selain itu, penularan cacar air juga bisa melalui udara, nafas penderita yang terhidup orang di
dekatnya juga bisa membuat orang tertular.

Selain masuk ke tubuh manusia, virus akan memperbanyak diri dan menyebar ke jaringan setempat
melalui aliran darah dan aliran getah bening. Virus memperbanyak diri kembali sehingga virus
menyebar ke seluruh tubuh terutama bagian kulit dan selaput lendir. Masa inkubasi virus yaitu, mulai
masuknya virus ke dalam tubuh sehingga munculnya gejala awal penyakit cacar biasanya 2 sampai 3
minggu, hal ini bisa ditandai dengan badan yang terasa panas. Priode penularan biasanya 1-2 hari
sebelum ruma pertama kali timbul sampai 6-7 hari setelah timbulnya ruam.

Cara Pencegahan Penyakit Cacar Air

Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga gelembung cairan tidak pecah agar
tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain
dengan pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Penderita apabila tidak tahan dengan
kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi, karena bisa menimbulkan shock.

Penyakit cacar air dapat dicegah, antara lain dengan cara menjaga kebersihan badan, pakaian dan
lingkungan. Perlu pula mengkonsumsi makanan bergizi, menghindari sumber penularan, serta
vaksinasi cacar air.

Vaksinasi pada dasarnya memiliki efektivitas lebih dari 95% untuk mencegah infeksi penyakit cacar air.
Pada bayi dan anak diperlukan 1 dosis, sedangkan untuk individu dengan gangguan system kekebalan
(imunokompromais), remaja (≥ 13 tahun), dan dewasa memerlukan 2 dosis selang 1-2 bulan.

Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan untuk mengurangi keluhan
gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet
(Desciclovir, famciclovir, valacyclovir, dan penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk mengurangi
demam, nyeri, komplikasi serta melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya tahan tubuh
melawan virus herpes. Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas
membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan (blisters).
Selain dengan obat-obatan diatas, penderita juga bisa mengkonsumsi obat tradisional penyakit
cacar air yang terjamin kualitas dan kesembuhannya. Selain itu, obat tradisional tersebut sangat aman
dikonsumsi olah semua usia dan tidak menyebabkan efek samping atau efek ketergatungan pada obat.
Untuk info lebih lanjut mengenai obat penyembuh penyakit cacar air yang alami bisa anda simak di
=> Cara Cepat Sembuhkan Penyakit Cacar Air.

Deteksi dini penyakit ini membantu penyembuhan lebih baik dan mungkin pencegahan terjadinya
komplikasi. Semoga informasi yang kami sajikan di atas dapat memberikan manfaat. Terima kasih
sudah menyimak sajian informasi Cara Penularan Penyakit Cacar Air.

Portal of entry

Susceptible host

ejala terjangkitnya smallpox mirip gejala flu, termasuk demam tinggi,


keletihan, sakit kepala, sakit punggung, dan diikuti munculnya ruam di kulit

Memutus rantainya : dengan vaksina

CACAR AIR ADALAH


Penyakit cacar air merupakan penyakit infeksi akut primer yang disebabkan virus varisela-zoster yang
dapat menyerang kulit dan selaput lendir. Penyakit cacar air ini sangat menular. Virus varisela-zoster
dapat menyerang orang dengan segala usia, jenis kelamin, dan ras. Penyakit cacar air umumnya
menyerang anak-anak dan dapat menjadi berat pada dewasa serta anak dengan daya tahan tubuh yang
rendah. Secara klinis, pada cacar air terdapat gejala penyerta, kelainan kulit yang polimorfi (banyak
bentuk), dan terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Penyakit cacar air dapat disebut juga sebagai
varisela, atauchicken pox.
Virus varisela-zoster, yang merupakan penyebab penyakit cacar air, menimbulkan 2 macam penyakit
pada manusia. Jika baru terinfeksi oleh virus tersebut pertama kali maka menimbulkan penyakit cacar air.
Saat kekambuhan terjadi, virus tersebut menimbulkan penyakit yang disebut Herpes Zoster.Seseorang
yang telah sembuh dari infeksi virus varisela-zoster akan resisten terhadap cacar air. Jadi bila ada
seseorang sudah terkena cacar air, umumnya tidak akan terkena cacar air lagi tapi bisa kambuh menjadi
penyakit Herpes Zoster.
Penyakit cacar air atau varisela dapat disembuhkan dan dapat dicegah dengan vaksinasi atau imunisasi
dan obat-obatan antivirus.

GEJALA
Waktu dari masuknya virus ke dalam tubuh hingga muncul gejala klinis bagi cacar air berlangsung rata-
rata 14 hingga 21 hari. Saat terkena infeksi virus varisela-zoster, akan timbul gejala seperti flu-like
syndrome selama 1-2 hari berupa demam tidak terlalu tinggi yang umumnya berkisar 37,8⁰C sampai
39,4⁰C, badan yang lemah, dan nyeri kepala. Setelah itu akan mulai timbul erupsi kulit berupa tonjolan
pada kulit dengan diameter milimeter sampai sentimeter yang berwarna kemerahan. Tonjolan tersebut
akan mulai berisi cairan (disebut vesikel) dalam waktu beberapa jam. Vesikel pada cacar air berbentuk
khas menyerupai tetesan embun (tear drops). Setelah itu, vesikel akan berubah menjadi berisi nanah dan
kemudian pecah mengeluarkan cairan. Cairan yang keluar sangat menular karena mengandung virus.
Cairan yang mengering akan berubah menjadi kerompeng atau koreng (krusta).
Selama proses perubahan kelainan kulit tersebut berlangsung, timbul vesikel baru yang nantinya akan
mengalami proses yang sama. Kelainan kulit tersebut timbul mula-mula di badan, lalu menyebar ke
wajah dan anggota gerak. Gejala kulit yang timbul ini biasanya disertai rasa gatal dan biasanya bertahan
selama 5 hari.
Selain kulit, virus tersebut juga dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran pernafasan
bagian atas serta dapat menimbulkan gejala mata merah atau berair dan batuk-batuk. Bila timbul gejala
penglihatan kabur atau nyeri mata dan gejala sesak nafas, hal ini perlu diperhatikan secara khusus.
Sementara dapat juga terjad infeksi sekunder di mana kelenjar getah benin membesar. Gejala ini
bervariasi pada setiap orang. Beberapa pasien hanya muncul beberapa vesikel sementara lainnya bisa
mencapai ribuan.
Komplikasi cacar air umunya jarang terjadi jika pada anak-anak. Sementara pada orang dewasa
komplikasi lebih sering terjadi. Komplikasi yang dapat timbul akibat penyakit cacar air berupa:
 ensefalitis (peradangan pada jaringan otak),
 pneumonia (infeksi jaringan paru),
 glomerulonefritis (peradangan pada ginjal),
 karditis (peradangan pada jantung),
 hepatitis (peradangan pada hati),
 keratitis (peradangan pada kornea mata),
 konjungtivitis (peradangan pada konjungtiva mata),
 otitis (peradangan pada telinga),
 arteritis (peradangan pada pembuluh darah arteri),
 kelainan darah.

Komplikasi pada susunan saraf pusat merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, sementara
komplikasi pada paru-paru (pneumonia) merupakan komplikasi yang paling serius. Bila tidak tertangani
dengan baik, penyakit cacar air dapat mengakibatkan kematian, terutama pada pasien dengan daya
tubuh yang rendah.
Infeksi akibat virus varisela-zoster juga dapat mempengaruhi kehamilan. Infeksi yang terjadi pada
trimester pertama dalam kehamilan dapat menimbulkan kelainan bawaan pada calon bayi, sedangkan
bila infeksi virus tersebut terjadi pada beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan cacar air
bawaan.

PENYEBAB
Penyebab dari penyakit cacar air adalah virus varicela-zoster. Virus ini lebih banyak saat musim hujan
atau musim semi dan musim dingin. Infeksi pertama kali oleh virus ini menyebabkan cacar air. Infeksi
pertama dengan virus tersebut menyebabkan kekebalan dalam jangka waktu lama (dipercaya sampai
seumur hidup). Itu sebabnya seseorang tidak terkena cacar air untuk kedua kalinya.
Setelah infeksi pertama, virus tersebut akan menetap di dalam tubuh namun tidak aktif sampai nanti
timbul kekambuhan. Kekambuhan umunya disebabkan karena sistem imunitas atau daya tahan tubuh
terhadap virus varisela-zoster telah hilang. Kekambuhan ini akan menyebabkan penyakit herpes zoster,
yang umumnya muncul di atas usia 50 tahun.
Virus cacar air ini tersebar di seluruh bumi, dan menyerang terutama pada anak-anak. Penyakit cacar air
ini sangat menular. Penularan atau transmisi penyakit ini terjadi melalui perantaraan udara dan melalui
kontak langsung dengan cairan yang keluar dari cacar / vesikel. Virus akan masuk ke saluran pernafasan
atas kemudian memperbanyak diri di sana. Setelah memperbanyak diri, virus akan menyebar ke
peredaran darah dan menimbulkan gejala klinis. Bila seseorang terkena virus tersebut, maka sampai
kurang lebih 7 hari sejak munculnya kelainan pada kulit penularan, masih dapat terjadi kepada orang lain.

PENGOBATAN
Penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti pada cacar air ini, pada umumnya bersifat sembuh dengan
sendirinya. Pengobatan yang dapat dilakukan pada umumnya hanya untuk meredakan gejala yang
dirasakan oleh penderita. Selain itu, pengobatan juga ditujukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Menjaga kebersihan badan dengan mandi menggunakan sabun tiap hari sangat penting. Selain itu,
menghindari garukan pada kulit agar tidak terjadi luka dan menjaga kebersihan kuku juga penting
dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi lanjutan yang ditimbulkan oleh bakteri.
Untuk menghilangkan atau membantu mengurangi rasa gatal, dapat diberikan
obat antihistaminataupun sedatif (penenang). Dapat pula diberikan obat yang digunakan di luar tubuh,
seperti bedak yang mengandung zat anti gatal (mentol, kamfora). Selain untuk mengurangi rasa gatal,
bedak tersebut juga dapat berfungsi untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini. Selain itu, dapat juga
menggunakan kompres basah untuk mengurangi rasa gatal.
Penggunaan obat-obat antivirus pada umumnya tidak diperlukan untuk cacar air, kecuali bila durasi cacar
air sudah melebihi 24 jam dan pada pasien usia kurang dari 12 tahun. Obat antivirus juga digunakan
pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah.
Penggunaan obat-obatan seperti antipiretik (obat yang digunakan untuk menurunkan panas) dapat
membantu mengurangi gejala pasien. Obat lain seperti analgesik (untuk mengurangi rasa nyeri) juga
dapat digunakan.
Sementara bila terjadi infeksi sekunder atau infeksi kedua oleh kuman lain yang umumnya disebabkan
oleh bakteri dapat diberikan obat antibiotik baik lokal atau sistemik, berupa salep ataupun oral.
Penanganan untuk komplikasi yang terjadi memerlukan tindakan lebih lanjut di rumah sakit.
Pencegahan untuk infeksi virus varisela dilakukan dengan imunisasi. Pemberian imunisasi
direkomendasikan untuk anak usia lebih dari 1 tahun hingga 12 tahun dan dewasa yang belum terkena
cacar air. Vaksin modern sekarang sangat aman diberikan. Beberapa gejala penyerta mungkin timbul
setelah imunisasi, seperti gatal, bengkak, atau kemerahan pada tempat suntikan, atau gejala demam dan
bintik-bintik merah seperti cacar air namun lebih ringan. Namun, kasus seperti ini yang terjadi sangat
jarang dan dapat diobati.
Tidak semua orang dapat langsung diberikan imunisasi, karena beberapa hal yang menjadi perhatian
penting dalam pemberian vaksin memerlukan konsultasi dengan dokter lebih lanjut, seperti:
1. Penyakit cukup parah yang sedang diderita sekarang yang memerlukan penanganan rumah sakit
2. Demam >38,5⁰C
3. Pasien dengan daya tahan tubuh rendah
4. Riwayat alergi pada isi atau komponen vaksin
5. Wanita hamil

Pencegahan bagi penyakit cacar air selain imunisasi adalah pemberian antibodi (imunoglobulin) untuk
mereka yang berisiko tinggi terjadi komplikasi dari cacar air (dewasa dan pasien dengan daya tahan
tubuh rendah). Yang perlu diingat adalah imunoglobulin hanya sebagai pencegahan sebelum terkena
virus, bukan untuk mengobati. Selain itu, pemberian obat-obatan antivirus juga dapat digunakan sebagai
pencegahan, terutama bila tidak memungkinkan dilakukannya imunisasi pada pasien atau terjadi kontak
langsung dengan penderita dalam rentang waktu 96 jam.

Anda mungkin juga menyukai