Dosen Pembimbing:
Aria Aulia Nastiti, S.Kep.Ns., M.Kep
Oleh:
1. Icca Cahya Ningrum (131711133038)
2. Roudlotul Ilma (131711133042)
3. Citra Alifianti (131711133098)
4. Mardha Hawa (131711133114)
5. Nurhikmah Inge D.L (131711133117)
6. Neiska Galuh M.W (131711133059)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyebab
Terjadinya Adverse Events Terkait Prosedur Invasif Medication Safety” ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Aria Aulia
Nastiti, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen mata kuliah Keselamat dan Kesehatan
Kerja yang telah memberikan bantuan kepada kami untuk dapat menyelesaikan
tugas ini. Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung proses pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut asuhan keperawatan pasien
dengan gangguan kardiovaskuler. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan saya buat di masa akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
PENDAHULUAN
Masalah
No Data Fokus Etiologi
Keperawatan
1. Data Subjektif : Proses infeksi Hipertermi
Bapak klien mengatakan
suhu badan anaknya teraba Terjadi peningkatan
panas. Data Objektif: panas akibat produksi
TD: 100/70 mmHg sitokin pirogen.
N : 108x/menit
S : 40⁰C Bapak klien
RR : 28x/menit mengatakan suhu
badan anaknya teraba
panas
2. Diagnosa Keperawatan
1. Eliminasi urinarius berhubungan dengan infeksi saluran kemih
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
3. Intervensi keperawatan:
N Diagnosa Tujuan &
Intervensi Rasional
o Keperawatan Kriteria Hasil
1. Eliminasi Setelah 1. Pantau 1. Memantau
urinarius dilakukan eliminasi urin eliminasi urine
berhubungan tindakan contohnya merupakan
dengan infeksi keperawatan frekuensi urin, tindakan untuk
saluran kemih selama 2 x 24 volume urin, mengetahui
jam. Maka dengan tepat apakah urin
eliminasi 2. Ajarkan klien sudah normal
urinarius An. K tanda dan 2. Tindakan ini
berkurang gejala infeksi penting agar
dengan kriteria saluran kemih klien memahami
hasil sbb : 3. Instruksikan tentang
1. Eliminasi klien atau penyakitnya.
lancar keluarga 3. Tindakan ini
2. Urin berwarna untuk dilakukan agar
kuning cerah mencatat mengetahui
tetapi sedikit keluaran urin keluaran urin
pucat normal
3. Volume
pengeluaran
urine 900-
2100 CC/hari
3. Nyeri akut Setelah 1. Ajarkan 1. Relaksasi
berhubungan dilakukan teknik napas dalam
dengan agen tindakan relaksasi merupakan
cidera biologis keperawatan. nafas dalam tindakan
selama 2x24 klien penurunan
jam maka nyeri 2. Beri nyeri
yang dialami kompres 2. Merupakan
An.K berkurang hangat pada tindakan untuk
dengan kriteria bagian yang meningkatkan
hasil sbb: nyeri. sirkulasi dan
1. Selera makan 3. Kolaborasi relaksasi oleh
klien pemberian otot
kembali analgesik 3. Analgesik
normal Ketorolax ketorolax
2. Klien sudah 0,5mg/kg/B merupakan
tidak B obat penurun
mengalami nyeri dan
gelisah. aktivitas
3. Klien dapat peristaltik
beraktivitas
kembali
seperti
biasanya.
4. Skala nyeri
klien 2.
3. Hipertermi Setelah 1. Observasi 1. mengetahui
berhubungan dilakukan keadaan keadaan
dengan proses tindakan umum pasien
infeksi keperawatan klien 2. Tindakan
selama 2x24 2. Monitor untuk
jam An. K tidak vital sign mengetahui
mengalami klien (suhu TTV klien
hipertermi & nadi) 3. Kompres
dengan kriteria 3. Beri hangat
hasil sbb : kompres untuk
1. RR klien hangat menurunka
normal. 16- pada n/menorma
24/menit kening l kan suhu
2. Suhu tubuh klien tubuh
klien dalam 4. Anjurkan pasien
rentang pada klien 4. Istirahat
normal untuk merupakan
36,5- meningkata tindakan
37,5⁰C kan untuk
3. Nadi klien istirahat mengembal
normal 5. Kolaborasi ikan
(60100x/me dalam kesegaran
nit). pemberian tubuh
infus RL 5. Infus RL
20 merupakan
tts/menit infus untuk
6. Anjurkan pemberian
banyak memberika
minum air n nutrisi
putih dan cairan
minimal 8 tubuh klien
gelas 6. Air putih
perhari untuk
7. Kolaborasi menambah
dalam cairan air
pemberian tubuh agar
injeksi tida
Ceftriaxon mengalami
e 2x500mg dehidrasi
8. Kolaborasi 7. Ceftiaxone
dalam adalah obat
pemberian untuk
analgesik membunuh
analgetik bakteri
paracetamo (antibiotik)
l 10-10-15 8. Paracetamo
mg/kgBB/k l adalah
ali. obat
analgesik
dan
antipiretik
3. Tingkat resiko jatuh berdasarkan skala Humpty Dumpty: Skor asesment risiko
jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23)
Tingkat Resiko Nilai MPS Tindakan
Tidak Beresiko 7-10 Perawatan dasar
Resiko Rendah 11-16 Pelaksanaan intervensi
pencegahan jatuh standar
Resiko Tinggi >17 Pelaksanaan intervensi
pencegahan jatuh resiko
tinggi
4. Assesment risiko jatuh Humpty Dumpty untuk pediatric:
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia <3 tahun 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
>13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi 3
(diagnosis respitarik,
dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop,pusing,
dsb)
Gangguan perilaku/ 2
psikiatri
Diagnosis lainnya 1
Gangguan Tidak menydari 3
Kognitif keterbatasan dirinya
Lupa akan adanya 2
keterbatasan
Orientasi baik terhadap 1
diri sendiri
Factor Riwayat jatuh/ bayi 4
Lingkungan diletakkan ditempat tidur
dewasa
Pasien menggunakan alat 3
bantu/ bayi diletakkan
dalam tempat tidur bayi
/perabotan rumah
Pasien diletakkan ditempat 2
tidur
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan Dalam 24 jam 3
/Sedasi/ Anestesi Dalam 48 jam 2
>48 jam atau tidak 1
menjalani pembedahan/
sedasi/ anestesi
Penggunaan Penggunaan multiple : 3
medikamentosa sedative, obat hypnosis,
barbiturate, fenotiazin,
antidepresan,
pencahar,diuretic,narkose
Penggunaan salah satu 2
obat diatas
Penggunaan medikasi 1
lainnya/ tidak ada
medikasi
Jumlah Skor Humpty Dumpty
3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan
pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian mengenai
resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan
solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Pelayanan
kesehatan yang diberikan tenaga medis kepada pasien mengacu kepada tujuh
standar pelayanan pasien rumah sakit yang meliputi hak pasien, mendididik
pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan,
penggunaan metode- metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien, peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf tentang keselamatan pasien, dan
komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Selain mengacu pada tujuh standar pelayanan tersebut, keselamatan pasien juga
dilindungi oleh undang-undang kesehatan sebagaimana yang diatur dalam UU
Kesehatan No. 36 tahun 2009 serta UU Rumah Sakit No. 44 tahun 2009.
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien sudah seharusnya
menunjang keselamatan pada pasien karena proses keperawatan tersebut sangat
berhubungan denganpatient safety atau keselamatan pasien. Proses keperawatan
tersebut meliputi proses pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Jika terjadi kesalahan saat menjalani salah satu proses keperawatan,
maka kesalahan tersebut akan memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yang
dapat mengancam keselamatan pasien. Aplikasi keselamatan pasien dapat
diterapkan pada beberapa tempat yang terdapat di rumah sakit, seperti kamar
operasi, ICU, dan UGD. Aplikasi keselamatan pasien tersebut diterapkan dengan
memperhatikan sisi struktur, lingkungan, peralatan dan teknologi, proses, orang,
dan budaya.
Program Keselamatan rumah sakit dan keselamatan pasien merupakan suatu
kebutuhan dan keharusan untuk melindungi pasien dan karyawan.
Keterlibatan/pemberdayaan pasien dalam proses asuhan pelayanan kesehatan
harus menjadi prioritas utama. Keterlibatan seluruh unsur yang ada dalam
organisasi merupakan kunci keberhasilan, termasuk pihak manajemen, unit
terkait serta mengoptimalkan peran champion. Sosialisasi Program keselamatan
rumah sakit dan keselamatan pasien harus dilakukan secara terus-menerus untuk
menjaga pelaksanaan program tetap konsisten dan berkesinambungan.
3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh pembaca setelah selesai membaca makalah ini
mampu untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan infeksi secara benar dan
mampu untuk mengkaji serta memberikan penatalaksaan kepada pasien resiko
jatuh secara tepat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dessy, Vivi Armany, dkk. 2013. Penilaian Risiko Jatuh Lanjut Usia (Lansia)
Menggunakan Pendekatan Hendrich Falls Scale Dan Morse Falls Scale
(Elderly Fall Risk Assessment (Elderly) Scale Using Hendrich Falls Fall
and Morse Scale. Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 107–117
Panjaitan,Safri Hamdani. 2017. Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang
Penyakit Dalam RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan. Diakses pada 3
november 2018 di
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1541/131101108.pdf?s
equ ence=1&isAllowed=y