Anda di halaman 1dari 11

MONITORING KEBERSIHAN TANGAN PERAWAT DAN BIDAN

TRIWULAN I

Oleh:

Komite PPI

RUMAH KASIH BINA KASIH PEKANBARU

2019
BAB I
PENDAHULUAN

I.PENDAHULUAN

Setiap individu yang sakit akan mencari fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
kesembuhan akan tetapi Rumah Sakit sebagai pusat layanan kesehatan tetap beresiko
menyebarkan infeksi nasokomial.
Dinegara berkembang, Resiko infeksi nasokomial atau yang saat ini lebih popular disebut
HAIs “health care associated infeksions” menyebabkan fenomena gunung ES yaitu sebanyak 20
kali lipat lebih tinggi daripada negara maju. Setiap saat 1.4 juta orang didunia menderita infeksi
karena dirawat di rumah sakit.
Dan untuk mencegah HAIs banyak cara dilakukan yaitu menerapkan kewaspadaan Isolasi,
imunisasi karyawan, audit produk dan audit resiko kejadian infeksi dan sebagainya dilayanan
Rumah Sakit.
Kepatuhan petugas melakukan Kebersihan tangan merupakan pilar PPI dan cara paling
murah, mudah, sederhana dan efektif untuk mencegah infeksi melalui transmisi kontak; seperti
jabat tangan, dan bersentuhan dengan sumber infeksi. Kebersihan tangan merupakan bagian
program PPI termasuk kewaspadaan standar Pencegahan infeksi.
Penggunaan APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari masker, topi, sarung
tangan,pelindung wajah, sepatu yang digunakan petugas maupun pasien untuk melindungi diri dari
kontaminasi penyakit infeksi.Penggunaan Sarung tangan yang tepat mencegah kejadian infeksi
dari petugas ke pasien atau sebaliknya.
Sebagian besar petugas masih belum patuh menggunakan sarung tangan dan mencuci
tangan 6 langkah menjadi dasar untuk terus memonev program ini.
Berdasarkan hal diatas maka diperlukan monev tahunan di RS Bina Kasih dalam rangka
peningkatan program pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya penggunaan sarung
tangan dan kebersihan tangan sesuai prosedur untuk mencegah infeksi.

II.TUJUAN

1. Tujuan Umum
Memonitoring dan mengevaluasi semua petugas perawat dan bidan dalam melakukan
kebersihan tangan bulan Januari-Maret 2019.
2.Tujuan Khusus
1. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan sebelum kontak dengan pasien
2. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan sebelum melakukan tindakan
aseptik
3. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan setelah kontak dengan cairan
tubuh pasien
4. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan setelah kontak dengan pasien
5. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan setelah kontak dengan lingkungan
sekitar pasien.

III.TEHNIK PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan monitor/pengamatan /audit dilakukan langsung oleh IPCN

IV.WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Audit dilaksanakan tiap bulan meliputi :
a. Unit Gawat Darurat
b. Unit Rawat Jalan Spesialis
c. Unit Rawat Inap Cemara
d. Unit Rawat Inap Cendana
e. Intensive Care Unit
f. Hemodialisa
g. Kamar Bedah
h. Laboratorium
i. Cssd

V.SASARAN
Petugas yang diamati perawat dan bidan

VI.TEHNIK EVALUASI
Pelaksanaan evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara observasi indicator yang terisi
dijumlahkan jawaban Ya dibagi total ruangan (Ya+Tidak) hasilnya dikali 100 %. Semua jumlah
persentase indikator dijumlahkan dan dibagi seluruh indikator(sudah dikali 100 %.
Sistem penilaian IPCN menggunakan skala penilaian rata-rata dengan mengkategori
hasilnya yaitu baik sekali,baik,cukup,kurang dan kurang sekali.
Nilai rata-rata kategori dengan scoring sebagai berikut:
 Nilai 100-90 : baik sekali
 Nilai 89-80 : baik
 Nilai 79-60 : cukup
 Nilai 59-46 : kurang
 Nilai 45-0 : kurang sekali
VII.HASIL AUDIT, ANALISA DAN REKOMENDASI HASIL AUDIT KEPATUHAN KEBERSIHAN
TANGAN PERAWAT DAN BIDAN BULAN JANUARI-MARET 2019

Five Moment Jan Feb Mar


Sbm Kontak 60 50 60
Sbm Aseptik 50 50 50
Stlh terpapar Cairan Tubuh Psn 40 40 50
Stlh kontak Psn 80 80 90
Stlh terpapar Lingkungan Psn 60 50 60

GRAFIK KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN PERAWAT DAN


BIDAN TRIWULAN I802019
80 80
80
70 60 60 60 60
50
60 50 50 50 50 50
50 40 40 Jan
40 Feb
30 Mar
20
10
0
Sbm Kontak Sbm Aseptik Stlh terpapar Stlh kontak Psn Stlh terpapar
Cairan Tubuh Lingkungan Psn
Psn

VIII. ANALISA HASIL MONITORING DAN EVALUASI


1. Kepatuhan kebersihan tangan sebelum kontak dengan pasien : 56,6 %
2. Kepatuhan kebersihan tangan sebelum tindakan aseptik : 50 %
3. Kepatuhan kebersihan tangan setelah kontak dengan cairan tubuh pasien : 43,3%
4. Kepatuhan kebersihan tangan setelah kontak dengan pasien : 80 %
5. Kepatuhan kebersihan tangan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien : 56,6
%

Total kebersihan tangan perawat dan bidan paling tinggi adalah setelah kontak dengan pasien 80 %
(dengan katagori baik)
Pembahasan :
1. Petugas sudah memahami dan mengerti pentingnya cuci tangan, hanya saja
sebagian petugas perawat dan bidan tidak menyadari akan resiko yang terjadi bila
tidak patuh cuci tangan,petugas menggunakan sarung tangan setelah dilepaskan
petugas tidak cuci tangan langsung pakai sarung tangan untuk tindakan
selanjutnya.
2. Didapatkan pada bulan januari - maret 2019 bahwa fasilitas kebersihan tangan
seperti tissue, yang terkadang kurang disediakan di setiap ruangan pada hari
senin sampai selasa disetiap unit akan kosong karna menunggu pengorderan ke
hari rabu baru tissue tersedia.
3. Sosialisasi berkelanjutan masih berjalan
4. Sampel perawat diambil secara acak (random)berdasarkan jumlah perawat dan
bidan yang bertugas serta melakukan tindakan pada shiff tersebut.
5. Kepatuhan perawat dan bidan sudah tinggi terkait mencuci tangan tetapi
terkadang terlupakan dalam melaksanakannya di lapangan.
6. Petugas kesehatan sudah tahu terkait mencuci tangan (5 moment).

IX.KESIMPULAN

1. Kepatuhan kebersihan tangan sebelum kontak dengan pasien : 56.6 %


2. Kepatuhan kebersihan tangan setelah kontak dengan pasien : 50 %
3. Yang paling rendah tingkat kepatuhan kebersihan tangan perawat dan bidan : setelah kontak
dengan cairan tubuh pasien : 43.3 %(dengan kategori kurang )
4. Total kebersihan tangan perawat dan bidan paling tinggi adalah setelah kontak dengan pasien 80 %
(dengan katagori baik )

X.RENCANA TINDAK LANJUT


a. Mengadakan diklat hand hygiene bagi karyawan baru masuk
b. Audit berkala dan penyampaian hasil audit
c. Penyediaan fasilitas kebersihan tangan yang lengkap
d. Penyediaan wastafel yang berdekatan dengan ruangan tindakan di cemara masih belum
dibuat, jadi proses untuk kebersihan tangan petugas jaraknya sangat jauh dari ruangan
tindakan.
MONITORING KEBERSIHAN TANGAN PERAWAT DAN BIDAN

TRIWULAN II

Oleh:

Komite PPI

RUMAH KASIH BINA KASIH PEKANBARU

2019
BAB I
PENDAHULUAN

I.PENDAHULUAN

Setiap individu yang sakit akan mencari fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
kesembuhan akan tetapi Rumah Sakit sebagai pusat layanan kesehatan tetap beresiko
menyebarkan infeksi nasokomial.
Dinegara berkembang, Resiko infeksi nasokomial atau yang saat ini lebih popular disebut
HAIs “health care associated infeksions” menyebabkan fenomena gunung ES yaitu sebanyak 20
kali lipat lebih tinggi daripada negara maju. Setiap saat 1.4 juta orang didunia menderita infeksi
karena dirawat di rumah sakit.
Dan untuk mencegah HAIs banyak cara dilakukan yaitu menerapkan kewaspadaan Isolasi,
imunisasi karyawan, audit produk dan audit resiko kejadian infeksi dan sebagainya dilayanan
Rumah Sakit.
Kepatuhan petugas melakukan Kebersihan tangan merupakan pilar PPI dan cara paling
murah, mudah, sederhana dan efektif untuk mencegah infeksi melalui transmisi kontak; seperti
jabat tangan, dan bersentuhan dengan sumber infeksi. Kebersihan tangan merupakan bagian
program PPI termasuk kewaspadaan standar Pencegahan infeksi.
Penggunaan APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari masker, topi, sarung
tangan,pelindung wajah, sepatu yang digunakan petugas maupun pasien untuk melindungi diri dari
kontaminasi penyakit infeksi.Penggunaan Sarung tangan yang tepat mencegah kejadian infeksi
dari petugas ke pasien atau sebaliknya.
Sebagian besar petugas masih belum patuh menggunakan sarung tangan dan mencuci
tangan 6 langkah menjadi dasar untuk terus memonev program ini.
Berdasarkan hal diatas maka diperlukan monev tahunan di RS Bina Kasih dalam rangka
peningkatan program pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya penggunaan sarung
tangan dan kebersihan tangan sesuai prosedur untuk mencegah infeksi.

II.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memonitoring dan mengevaluasi semua petugas perawat dan bidan dalam melakukan
kebersihan tangan bulan April-Juni 2019
2.Tujuan Khusus
1. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan sebelum kontak dengan
pasien
2. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan sebelum melakukan tindakan
aseptik
3. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan setelah kontak dengan cairan
tubuh pasien
4. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan setelah kontak dengan pasien
5. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan setelah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien.

III.TEHNIK PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan monitor/pengamatan /audit dilakukan langsung oleh IPCN

IV.WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Audit dilaksanakan tiap bulan meliputi :
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan Spesialis
3. Unit Rawat Inap Cemara
4. Unit Rawat Inap Cendana
5. Intensive Care Unit
6. Hemodialisa
7. Kamar Bedah
8. Laboratorium
9. Cssd

V.SASARAN
Petugas yang diamati perawat dan bidan

VI.TEHNIK EVALUASI
Pelaksanaan evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara observasi indicator yang terisi
dijumlahkan jawaban Ya dibagi total ruangan (Ya+Tidak) hasilnya dikali 100 %. Semua jumlah
persentase indikator dijumlahkan dan dibagi seluruh indikator(sudah dikali 100 %.
Sistem penilaian IPCN menggunakan skala penilaian rata-rata dengan mengkategori
hasilnya yaitu baik sekali,baik,cukup,kurang dan kurang sekali.
Nilai rata-rata kategori dengan scoring sebagai berikut:
 Nilai 100-90 : baik sekali
 Nilai 89-80 : baik
 Nilai 79-60 : cukup
 Nilai 59-46 : kurang
 Nilai 45-0 : kurang sekali
VII.HASIL AUDIT, ANALISA DAN REKOMENDASI HASIL AUDIT KEPATUHAN KEBERSIHAN
TANGAN PERAWAT DAN BIDAN BULAN APRIL-JUNI 2019

Five Moment
Apr Mei Juni

Sbm Kontak 60 60 70

Sbm Aseptik 40 50 50
Stlh terpapar Cairan Tubuh Psn 50 50 50

Stlh kontak Psn 80 80 90


Stlh terpapar Lingkungan Psn 60 50 60

GRAFIK KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN PERAWAT DAN


BIDAN TRIWULAN II 2019
100 90
80 80
80 70
60 60 60 60
50 50 50 50 50 50 Apr
60
40 MeI
40
Jun
20

0
Sbm Kontak Sbm Aseptik Stlh terpapar Stlh kontak Psn Stlh terpapar
Cairan Tubuh Lingkungan Psn
Psn

VIII. ANALISA HASIL MONITORING DAN EVALUASI


1. Kepatuhan kebersihan tangan sebelum kontak dengan pasien : 63,3 %
2. Kepatuhan kebersihan tangan sebelum tindakan aseptik : 46.6 %
3. Kepatuhan kebersihan tangan setelah kontak dengan cairan tubuh pasien : 50 %
4. Kepatuhan kebersihan tangan setelah kontak dengan pasien : 83.3 %
5. Kepatuhan kebersihan tangan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien :
56,6%
Total kebersihan tangan perawat dan bidan paling tinggi adalah setelah kontak dengan pasien 83,3%
(dengan katagori baik).
Pembahasan :
1. Kurangnya kepatuhan petugas mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
aseptik
2. Sosialisasi berkelanjutan masih berjalan
3. Masih perlunya monitoring berkelanjutan
4. Sampel perawat diambil secara acak (random)berdasarkan jumlah perawat
dan bidan yang bertugas serta melakukan tindakan pada shiff tersebut.
5. Kepatuhan perawat dan bidan sudah patuh melakukan cuci tangan terkait
tindakan sesudah kontak dengan pasien
6. Petugas kesehatan sudah tahu terkait mencuci tangan (5 moment)

IX.KESIMPULAN

1. Kepatuhan kebersihan tangan sebelum kontak dengan pasien : 47%


2. Kepatuhan kebersihan tangan setelah kontak dengan pasien : 40 %
3. Yang paling rendah tingkat kepatuhan kebersihan tangan perawat dan bidan Kepatuhan
kebersihan tangan sebelum tindakan aseptic dan setelah terpapar cairan tubuh pasien : 30
% (dengan kategori cukup )
4. Total kebersihan tangan perawat dan bidan paling tinggi adalah setelah kontak dengan pasien 72
% (dengan katagori cukup ).

X.RENCANA TINDAK LANJUT

1. Mengadakan diklat hand hygiene bagi karyawan baru masuk


2. Penyediaan fasilitas kebersihan tangan yang lengkap
3. Penyediaan wastafel yang berdekatan dengan tindakan nurse station sebagian sudah
terpasang.

Anda mungkin juga menyukai