Anda di halaman 1dari 1

Liputan6.

com, Jakarta - Kalimantan Timur sempat ramai menjadi perbincangan


masyarakat karena disebut-sebut sebagai lokasi ibu kota baru menggantikan DKI
Jakarta.

Salah satu alasanya, Kaltim dinilai dihuni oleh etnis yang beragam sehingga ramah dan
terbiasa akan perbedaan budaya. Dari sini, Kaltim dipandang cocok jadi kandidat Ibu
Kota baru.

BACA JUGA

 Jokowi Umumkan Lokasi Ibu Kota Baru Siang Ini


 Ini Cara Hindari Aksi Spekulan Tanah di Ibu Kota Baru
 Pengusaha Bakal Ikut Pindah ke Ibu Kota Baru

Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, ibu kota
barusebaiknya memang ramah akan perbedaan di dalam negeri. Selain itu, mereka juga
harus siap membuka ruang sebagai daya tarik bagi tamu asing.

"Terlebih lagi untuk Indonesia yang memang penduduknya terdiri dari berbagai etnis
dan ratusan suku. Jadi wajar jika ibu kota yang baru harus benar-benar siap menerima
berbagai ragam kultur baik ragam kultur domestik maupun yang dari global," tuturnya
kepada Liputan6.com Senin (26/8/2019).

"Karena Ibu kota negara khususnya untuk negara-negara yang terbuka, adalah tempat
para diplomat para tamu asing," tambah dia.

Kendati begitu, Piter optimistis bahwa dimanapun lokasi ibu kota baru nantinya,
Indonesia siap terhadap perbedaan ragam budaya.

"Dimanapun Ibu kota yang baru ditetapkan saya yakin persoalan kesiapan menghadapi
keberagaman ini tidak akan menjadi masalah. Pada hakikatnya penduduk indonesia
bisa menerima keberagaman itu. Letupan yang sering muncul saya kira lebih banyak
diciptakan oleh sekelompok orang saja," tegasnya.

Anda mungkin juga menyukai