NRP :2014210001
MK : Asas-Asas Manajemen
BAB I
Manajemen sebagai suatu seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil
atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena, gejala,
kejadian, keadaan, jadi memberikan penjelasan.
2. Sarana Manajemen
Dari ketiga definisi diatas merupakan satuu-satunya atau alat sarana manajemen untuk mencapai
tujuan adalah orang atau manusia saja. Untuk mencapai tujuan sarana menggunakan 6 M, men.
Money, materials, machines, methods dan market. Sarana penting dan utama setiap manajer
untuk mencapai satu tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah manusia.
Sarana yang kedua adalah uang. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian
rupa agar tujuan yang ingin di capai bila dinilai dengan uang lebih besar dari uang yang di gunakan
untuk mencapai tujua tersebut. Dari uang inilah kegegalan dan ketidak lancaran proses
manajemen ditentukan.
Material di gunakan sebagai proses pelaksanaan kegiatan dan dianggap sebagai alat atau sarana
untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiiatan secara berdaya dan berhasil guma dihadapkan
berbagai alternative atau cara melakukan pekerjaan.
Bagi badan yang bergerak di bidang indrustri maka sarana manajemen yang penting adalah markets (
pasar).
Selain fungsi ke dalam, manajer juga ke luar perusahaan external function of a manager, yaitu ada
tiga
5. Tingkat-Tingkat Manager
Pada hakikatnya fungsi dari semua manager sama, khususnya dari sududt proses, tetapi dengan
tingkatan yang berbeda, ada tiga tingkatan manajer yaitu
a. Top manager atau manajer tertinggi
b. Middle manajer atau manager menegah
c. Supervisory manager atau first laine manager (manger tingkat pertama)
BAB II
Tokoh-Tokoh Manajemen
1. Pendahuluan
Manajemen sekarang adalah hasil penyelidikan para ahli hingga saat ini. Diskusi secara tertulis
dalam bidang manajemen, baru dimulai tahun 1900. Bahwa manajemen sebagai ilmu
pengetahuan, merupakan suatau ilmu pengetahuan yang masih muda. Beishline menggolongkan
manajemen kedalam 3 kelas, yaitu:
a. Manajemen konvesional yang disebut uga menajemen tradisional atau manajemen untung-
untungan yang mengahadapai suatu persoalan , tindakan-tindakan yang diambilnya
mendasarkan dirinya atas tradisi. Manajemen jenia ini di gunakan di kalangan yang luas,
tetapi jenis ini merupakan bentuk manajemen yang paling sediki efektivitas dan efisiennya.
Menurut Beishline manajemen berdasarkan pengetahuan dirumuskan sebagai berikut :
“ manajemen berdasarkan ilmu pengetahuan tidak menerima cara manajemen semata-mata
oleh karna itu di waktu yang lampau dipakai dengan hasil yang baik, melainkan menetapkan
dengan seksama persoalan-persoalan yang dihadapi, membuat suatu patokan sebagai
peganagan untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan untuk mencapai cara pemechana
sementara, dan memeriksa cara pemecahan itu. Dengan demikiian adalah suatu cara yang
berupa pemeriksaan dan analisa yang logis , yang membawa kepada suatu rencana yang
efektif”.
b. Manajemen sistematis, dan
c. Manajemen berdasarkan ilmu pengetahuan.
Hal ini mendekati dengan yang dikemukakan oleh Spriegel dan Lansburgh yang mengatakan “ In
scientificmanagement the step in decision making are
a. Get A fact
b. Analize the facts,
c. Consider the objective in the light of the available facts and
d. Decise
Jadi, manajemen yang berdasarkan ilmu pengetahuan harus mentepkan langkah, sebelum
mengambil keputusan yaitu mengumpulkan data, menganalisa data, mempertimbangka tujuan
dengan hubungan dari data-data yang sudah terkumpul dan menetapkan apa yang sudah menjadi
putusan.
Ilmu manajemen merupakan suati ilmu pengetahuan yang masih muda. Ilmu pengetahuan ini
timbul hasil dari pemikiran-pemikiran dari :
Taylor juga berpendapat bahwa manajer itu adalah pelayan bagi bawahannya. Scientitif
Management adalah tugas setiap manager untuk mengetahui apa yang terbaik yaitu dengan cara
penganalisaan, pengobservasian dan percobaan. Ciptaan taylor lainnya adalah system organisasi
fungsional, yang dibagi menjadi dua yaitu bagian perencanaan yang terdapat ahli-ahli yang
bernama route clerk, instruksion card clerk, dan time and clerk, sedangkan bagian pelakasanaan
terdapat para mandor yang diber nama gang boss, speed boss, repair boss, dan inspector. Taylor
juga mengemukakan system pengupahan yang dibedakan menjadi dua macam yaitu upah
perpotong minimum yang diberikan kepada orang yang menghasilkan barang lebih renda atau
sama dengan hasil kerja standar, sedangkan upah per potong maksimum diberikan kepada orang
yang menghasilakan barang diatas hasil diatas hasil kerja standar.
4. Tokoh-Tokoh Lainnya
a. Robert Owen (1771-1858), percaya kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan buruh dipengaruhi
oleh keadaan, baik lingkungan maupun maupun di luar lingkungan pekerjaan.
b. Charles Babagge (1792-1871), ia berpendapat bahwa ada prinsip-prinsip manajemen, dan itu
ditentuka melalui pengalaman antar manajer menerapkan prinsip-prinsip manajemen.
Charles Babagge mengemukakan pembagian kerja sebagai berikut
1. Tentang waktu yang dibutuhkan untuk belajar
2. Banyak waktu yang terbuang bila seorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lainnya
3. Keahlian yang terus bertambah karna proses yang berulang-ulang
4. Kemungkinan timbulnya perhatian pekerjaan untuk memperbaiki alat-alatnya karna
perihatian sudah tertentu kepada objek itu saja.
c. Kapten Henry Metcalfe (1847-1917), menurut pendapatnya ada suatu science of
administrasion (ilmu pengetahuan) manajemen, berdasarkan kepada prinspi-prinsip yang
dapat diterapkan kepada keadaan-keadaan yang beraneka ragam, dan dapat diperoleh
dengan pencatatan observasi, dan membandingkan.
d. Henry Robinson Towne (1844-1924), ia menganjurkan agar para manajer itu mengadakan
pertukaran pengalaman yang diselenggarakan atau dibantu oleh organisasi sarjana yang ada
di Amerika Serikat.
e. Henry Laurence Gantt (1861-1919), memeperkenalkan system bonus kepada pegawai
f. Russel Robb ( 1864-1927), mengatakan bahwa para manajer dapat belajar lebih banyak dari
pengalaman berabad-abad dari organisasi militer tetapi harus selalu mengingat prinsip bahwa
jenis organisasi dipilih tergantung kondisi dan jenis hasil yang ingin diperoleh, serta
beranggapan bahwa manajemen merupakan suatu tehnik horizontal dan dapat diterapkan
pada segala jenis aktvitas.
g. Harrington Emerson (1853-1931) berpendapat bahwa prinsip pokok adalah tujuan yang
digambarkan secara jelas. Menurutnya terdapat sebelas prinsip efiensi, yaitu:
1. Tujuan yang jelas (clearly defined ideals)
2. Common sense
3. Competent casual
4. Discipline
5. The fair deal
6. Reliable
7. Immediate & adequate records
8. Standardized conditions
9. Standardized operations
10. Written standard practice intructions dan
11. 36 efficiency reward.