Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknik PWK Volume 1 Nomor 1 2012

Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PADA


KEGIATAN PNPM DI KELURAHAN MUARAREJA KOTA TEGAL
Ruhaida1 dan Sunarti2
1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
ruhaida.gayo17@gmail.com

Abstrak: Perubahan iklim menjadi salah satu penyebab berubahnya kondisi fisik lingkungan pada
beberapa kawasan pesisir di pantai Utara Jawa. Perubahan tersebut mengganggu aktivitas
masyarakat yang memanfaatkan potensi pesisir salah satunya sebagai permukiman. Dampak
perubahan iklim seperti banjir rob tinggi dikawasan pesisir memberikan peluang kekumuhan.
Permukiman kumuh bersumber dari ketidakberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kondisi fisik
lingkungan permukimannya sehingga diperlukan adanya upaya meningkatkan power masyarakat
dengan melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan
kualitas permukiman kumuh pada kegiatan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) di
Kelurahan Muarareja Kota Tegal. Metode pendekatan menggunakan penelitian kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil kuesioner. Analisis yang digunakan adalah
analisis kuantitatif deskriptif untuk mendeskripsikan hasil dari perolehan kuesioner dan analisis
deskriftif kualitatif untuk menjelaskan dan mengeneralisasi hasil dari penelitian yang berupa
wawancara. Pengumpulan data penelitian dilakukan berupa purposive sampling.
Hasil dalam penelitian ini berupa bentuk pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan PNPM dalam
upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh. Bentuk tersebut dapat dilihat dari kapasitas
masyarakat yang menggambarkan kebutuhan masyarakat yang mendukung keluaran penelitian
berupa bentuk-bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada kegiatan PNPM dalam upaya
meningkatkan kualitas permukiman. Bentuk kegiatan pemberdayaan tersebut terdiri dari proses
pembuatan proposal kegiatan, pelaksanaan kegiatan lingkungan seperti: RTLH (Rehap Rumah Tidak
Layak Huni),pembuatan jalan Paving, pembuatan Talud,dan perpipaan, dan peran masyarakat dalam
pemeliharaan pembangunan.
1
Kata Kunci: pemberdayaan masyarakat, peningkatan kualitas permikiman kumuh, PNPM

Abstract: Climate change has led to the changes in physical environmental conditions in some coastal
areas in the north coast of Java. These changes disrupt the activities of people who use one of them
as potential coastal settlements. Climate change impacts such as high tidal flooding coastal region
provide opportunities untidiness. Slums powerlessness comes from the community to improve the
physical condition of the settlement that required the efforts to improve the public power community
empowerment activities.
The purpose of this study was to determine the form of community empowerment in slum
improvement at PNPM (National Program for Community Empowerment) in the Muarareja sub-district,
Tegal City. Approach using quantitative research methods. Quantitative approach was used to analyze
the results of the questionnaire. The analysis used is descriptive quantitative analysis to describe the
result of the acquisition of the questionnaire and qualitative descriptive analysis to explain and
generalize the results of research in the form of interviews. Data collection was conducted in the form
of purposive sampling study.

1
PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat)

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 46


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

The results in this study a form of community development through PNPM activities in an effort to
improve the quality of the slums. The form can be seen from the capacity of the community that
describes community needs to support the research output in the form of community empowerment
forms performed on PNPM activities in an effort to improve the quality of the housing. Form of
empowerment consists of the process of making proposals, the implementation of environmental
activities such as: RTLH, road paving, creation relatively long bridge worth, and piping, and the role of
the community in the maintenance development.

Keywords: community empowerment, slum improvement, PNPM

PENDAHULUAN aktivitas bermukim seperti Kelurahan


Negara Indonesia merupakan Muarareja Kecamatan Tegal Barat.
Negara kepulauan sehingga tidak dapat Banjir Rob yang terjadi terus-
dipungkiri banyak masyarakat bermukim di menerus di Kelurahan Muarareja, Kota
kawasan pesisir, Salah satunya seperti Tegal menyebabkan penurunan kualitas
Kota Tegal. Banyak terjadi eksploitasi lingkungan permukiman yang
pada kawasan pesisir yang berdampak menyebabkan munculnya permukiman
pada degradasi lingkungan sehingga kumuh pesisir. Ketua Forum
menimbulkan kejadian sebab akibat Pemberdayaan Masyarakat Pantai
secara tidak langsung dalam jangka waktu (FPMP) Kota Tegal, Edi Waluyo
tertentu. Salah satu dampak dari kondisi mengatakan, selama kurun waktu 19
tersebut seperti banjir rob yang tahun terakhir, sedikitnya 300 hektar
menimbulkan permasalahan dan tambak udang dan puluhan rumah warga
memberikan dampak langsung terhadap di Kota Tegal hilang. Lebar pantai yang
fisik lingkungan permukiman. Permukiman hilang hilang tergerus ombak mencapai
kumuh muncul akibat beberapa faktor lebih dari 100 meter, dengan panjang tiga
yang mempengaruhinya, salah satunya kilometer. Apabila tidak ditangani,
adalah kerusakan fisik lingkungan kawasan permukiman di pantai Kota Tegal
permukiman karena pengaruh bencana akan hilang dalam 40 tahun ke depan
alam (banjir rob). Permukiman kumuh (Kompas, 21 Juli 2008). Dari
merupakan suatu permukiman dimana permasalahan tersebut, dapat diketahui
penduduknya dicirikan dengan kondisi bahwa kawasan pesisir kota Tegal
rumah yang tidak layak dan tidak tepatnya di Kelurahan Muarareja berada
dilengkapi dengan pelayanan dasar, pada kondisi fisik geografis yang rawan
permukiman kumuh sering tidak diakui akan bencana banjir. rob yang
dan ditangani oleh otoritas publik sebagai mengakibatkan penurunan kualitas
bagian integral yang sama dalam suatu lingkungan permukiman. Kondisi ini,
kota (UN-HABITAT 2002b:21). Terjadinya mendorong terciptanya permukiman
kekumuhan pada kawasan pesisir kumuh akibat kerusakan fisik permukiman
merupakan salah satu perubahan kondisi dan sosial ekonomi masyarakat yang
kawasan yang menunjukkan penurunan kurang mendukung (powerless) dalam
kualitas bermukim. Perubahan yang terjadi memperbaiki kualitas permukiman. Hal
berdampak pada buruknya kondisi fisik tersebut memaksa masyarakat untuk
karena tidak adanya dukungan dari mampu beradaptasi dan sustain pada
kondisi sosial dan ekonomi yang baik kondisi lingkungan yang semakin
sehingga masyarakat tidak dapat memburuk kedepannya. Untuk
mengelak dari permasalahan alam yang memberikan pemahaman bagi masyarakat
terjadi. Ketidakberdayaan masyarakat dalam penataan permukiman kumuh
untuk sustain pada kawasan bermukim pesisir yang berada di Kelurahan
menjadi salah satu hal yang harus diatasi Muarareja dibutuhkan studi
oleh pemerintah, terutama Kota Tegal pemberdayaan untuk mempersiapkan
yang menjadikan kawasan pesisir sebagai masyarakat turut serta dalam
pembangunan kawasan permukiman yang

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 47


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

mereka tempati. Pengamatan terhadap Kelurahan Muarareja. Berdasarkan kondisi


kapasitas individu masyarakat, aktivitas diatas, maka timbul suatu pertanyaan
sosial masyarakat, dan organisasi menjadi penelitian (research question) dalam studi
indikator dalam penelitian. Upaya ini ini, yaitu:
dibutuhkan untuk melihat kepampuan “Bagaimana bentuk pemberdayaan
masyarakat dalam pemberdayaan, masyarakat melalui PNPM dalam
sehingga upaya tersebut diharapkan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
mampu memberikan solusi untuk di Kelurahan Muarareja?
peningkatan kualitas permukiman di
rawan banjir, kebakaran, sarana prasarana
kurang memadai, sanitasi lingkungan
KAJIAN TEORI
buruk, tidak ada sumber air bersih,
Menurut Issabel (2008:1) Wilayah perumahan padat, dan kurang layak huni;
pesisir merupakan wilayah yang penting (ii) Kondisi ekonomi rendah, dimana
tetapi rentan (vulnerable) terhadap penduduknya berpenghasilan rendah dan
gangguan. Karena rentan terhadap sangat rendah dengan tingkat
gangguan, wilayah ini mudah berubah pengangguran tinggi; (iii) Kondisi sosial
baik dalam skala temporal maupun rendah, dimana tingkat pendidikan rendah,
spasial. Perubahan di wilayah pesisir tempat sumber kriminalitas dan tingkat
dipicu karena adannya berbagai kegiatan kesehatan rendah, serta; (iii) Aspek hukum,
seperti industri, perumahan, trasnportasi, dimana terdapat hunian tidak sesuai
pelabuhan, budidaya tambak, pertanian, dengan ketentuan dan perundang-
pariwisata. Pada penjelasan diatas, undangan yang berlaku. Dari cirri-ciri
kawasan pesisir terutama yang ada di tersebut, menunjukan bahwa kondisi
Indonesia banyak digunakan untuk permukiman kumuh memperlihatkan
aktivitas masyarakat salah satunya kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
sebagai kawasan permukiman. Kawasan rendah dan fisik bangunan permukiman
pesisir merupakan kawasan yang rentan berada pada kondisi yang buruk yang
akan bencana sehingga faktor alam juga menyebabkan menurunya kualitas
mempengaruhi kondisi permukiman yang permukiman pada suatu kawasan. Untuk
ada di kawasan pesisir, pengaruh alam menentukan kualitas permukiman yang
yang buruk seringkali memberikan baik, dapat dilihat dari kondisi rumah dan
dampak negatif terhadap permukiman sarana prasarana yang baik, antara lain
yaitu menciptakan kondisi kumuh. sebagai berikut;
Pengertian Permukiman secara jelas Rumah memiliki standar pembangunan
dan terperinci dapat kita lihat pada tentang persyaratan kesehatan rumah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tinggal dan Kepmen Kimpraswil
tentang Perumahan dan kawasan No.403/KPTS/2002 tentang pedoman
Permukiman, dimana mengandung teknis pembangunan rumah yang terdiri
pengertian sebagai satu kesatuan sistem dari: Bangunan Fisik Rumah; (i) bahan
yang terdiri atas pembinaan, Bangunan, tidak terbuat dari bahan yang
penyelenggarakan kawasan permukiman, dapat melepas zat-zat yang dapat
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan membahayakan kesehatan, (ii) Atap
dan peningkatan kualitas terhadap berfungsi untuk menutup panas, debu,
perumahan kumuh dan permukiman dan air hujan, (iii) Dinding berfungsi untuk
kumuh, pengadaan tanah, pendanaan, menahan angin dan debu, serta dibuat
dan sistem pembiayaan, serta peran tidak tembus pandang, (iv) Jendela dan
masyarakat. pintu berfungsi sebagai lubang angin,
Ciri-ciri kawasan kumuh menurut jalan udara segar dan sinar matahari serta
Alit (2005:36) dapat dilihat dari kondisi sirkulasi. dan Fasilitas Kelengkapan
fisik, kondisi ekonomi, kondisi sosial, dan Bangunan Rumah; (i) Sarana air bersih,
aspek hukum, antara lain sebagai berikut: tersedia sarana air bersih dengan
(i) Kondisi rawan lingkungan fisik, yaitu kapasitas 120/liter/hari/orang. (ii) Limbah

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 48


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

dan selokan air, air kotor atau buangan air upaya menciptakan organisasi masyarakat
dari kamar mandi, cuci dan dapur yang mampu menciptakan kerjasama
disaluran melalui selokan terbuka atau dengan organisasi eksternal seperti
tertutup dipekarangan rumah ke selokan lembaga PNPM yang mewujudkan kondisi
air dipinggir jalan. (iii) Tempat berdaya yang berkelanjutan bagi
pembuangan sampah disediakan berupa masyarakat yang memiliki keterbatasan
tong atau bak sampah diberi penutup agar dalam mengembangkan swadaya yang
lalat dan binatang tidak dapat masuk, (iv) dimiliki. Faktor-faktor menjadi unsur
Fasilitas penerangan ruangan. Letak penting dalam kegiatan pemberdayaan
rumah yang baik adalah sesuai arah untuk meningkatkan kualitas permukiman.
matahari agar sinar matahari dan binatang Kegiatan PNPM dalam upaya
tidak dapat masuk. pemberdayaan didasari oleh pendekatan
Untuk melakukan peningkatan TRIDAYA dengan memadukan antara
kualitas permukiman dilakukan upaya pembangunan sosial, ekonomi, dan
pemberdayaan sebagai solusi yang tepat lingkungan (SEL). Pendekatan TRIDAYA
bagi masyarakat untuk meningkatkan ini merupakan aktualisasi dari prinsip-
kapasitasnya yang tidak lepas dari sosial prinsip pembangunan berkelanjutan
dan ekonomi masyarakat. Pemberdayaan (sustainable development) sebagai upaya
menurut (astuti,dkk:2006:15) adalah peningkatan indeks pembangunan
sebagai upaya untuk mengembangkan manusia (IPM). Untuk mencapai
kemampuan, mengeksplorasi sumberdaya pembangunan permukiman yang
lokal,dan memperluas peran masyarakat berkelanjutan ditempuh tiga jalur sebagai
menjadi aktor utama dalam berikut; (i) Orientasi pada perubahan
pembangunan. Sedangkan pendapat prilaku (attitude); (ii) Orientasi pada
lainnya seperti yang dipaparkan pengelolaan masyarakat sendiri (self
(Suharto,2005 dalam Adiyoso, 2009:23) community management); (iii) Orientasi
pemberdayaan berhubungan dengan pada inovasi dan kreativitas masyarakat
kemampuan manusia, khususnya mereka (entrepreneurship).
yang tersisih dan tak berdaya supaya Kegiatan pemberdayaan yang
mendapat kekuatan untuk memenuhi dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan
kebutuhan hidup dasar, mengakses terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan
sumberdaya produktif, dan berpartisipasi komponen lingkungan yakni mengatasi
dalam proses pengambilan keputusan. permasalahan sarana dan prasarana,
Dari definisi diatas terdapat faktor perumahan dan permukiman baik
penting dalam pemberdayaan yaitu kepentingan masyarakat umum dan atau
kapasitas masyarakat (individu dan kepentingan warga miskin (rumah kumuh,
kelompok) dan organisasi pendukung. dll), kemudian komonen sosial berupa
Kapasitas masyarakat menurut (Balint, pelatihan-pelatian yang bersifat sosial, dan
2006, p.140), mengacu pada tingkat yang terakhir adalah komponen ekonomi
kompetensi, kemampuan dan untuk kegiatan pengembangan modal
keterampilan yang diperlukan untuk ekonomi keluarga (DPU dalam PNPM,
mengatur dan mencapai tujuan yang (2010). Untuk tahapan proses kegiatan
relevan. Dari definisi tersebut dapat pemberdayaan dilakukan dengan 3
dirumuskan bahwa kapasitas individu tahapan proses: (i) Tahap persiapan
masyarakat dapat dilihat dari seberapa pembangunan; (ii) Tahap Pembangunan;
besar kemampuan (skill) yang dimiliki dan (iii) Tahap Perawatan dan Pemeliharaan.
bagaimana upaya mengatasi
permasalahan permukiman (problem ANALISIS
solving) untuk mencapai tujuan perbaikan Studi analisis dalam penelitian ini
kualitas permukiman. Untuk kapasitas dari membahas analisis mengenai
kelompok masyarakat dapat dilihat dari pemberdayaan masyarakat dalam
kerelaan/kesediaan untuk bekerjasama, peningkatan kualitas permukiman pada
membentuk kelompok swadaya salah satu kegiatan PNPM di Kelurahan Muarareja,

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 49


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

pembahasannya antara lain sebagai melalui rumus dari Taro Yamane


berikut: (Rakhmat dalam Riduwan, 2004:65).
Teknik dalam pengambilan sampel
Metode Penelitian
tersebut adalah non random sampling
Dalam penelitian ini metode yang
yaitu dengan teknik purposive sampling
digunakan adalah metode penelitian
dimana setiap populasi tidak memiliki
kuantitatif, dimana peneliti sangat
kesempatan yang sama untuk terpilih
bergantung pada konsep teoritis untuk
sebagai sampel, pemilihan sampel dari
melihat variabel dalam penelitian tersebut.
populasi hanya dilakukan pada subjek dan
Penelitian ini tergolong ke dalam
objek yang dituju. Subjek dalam penelitian
penelitian deskriptif karena penelitian
ini adalah kegiatan PNPM dan objek
dilakukan untuk menggambarkan variabel
adalah masyarakat miskin di Kelurahan
yang digunakan dalam penelitian.
Muarareja. Sehingga di dapat jumlah
Penelitian ini membutuhkan data dan
sampel adalah 67 Responden.
instrument dalam pengumpulan serta
metode pengolah data dan analisis. Data- Tahap analisis dalam penelitian ini, adalah
data yang dibutuhkan antara lain; (i) yang pertama, dari data sosial ekonomi
Identifikasi kondisi eksisting Permukiman dan fisik permukiman kumuh, diidentifikasi
kumuh, (Kondisi Fisik Bangunan dan kondisi dilapangan sehingga didapat
Kondisi sarana & prasarana; Kodisi sosial karakteristik sosial ekonomi dan kondisi
ekonomi), (ii) Identifikasi aspek terkait fisik permukiman masyarakat dikeluarahan
dalam pemberdayaan masyarakat antara muarareja untuk melihat kualitas
lain, (Kapasitas Masyarakat (individu dan permukimannya. Hasil yang didapat
kelompok);Kondisi organisasi dalam digunakan untuk dasar analisis
kegiatan pemberdayaan), (iii) Bentuk pemberdayaan (kapasitas masyarakat).
pemberdayaan dalam kegiatan PNPM Yang kedua, data dari aspek
(Kegiatan Sosial Fisik, Kegiatan Sosial, pemberdayaan seperti kapasitas
Kegiatan Ekonomi). masyarakat (individu & kelompok), peran
Teknik pengumpulan data dalam organisasi (PNPM-MP), nantinya
penelitian ini dilakukan melalui dua cara, dilakukan proses analisis dari data
yaitu teknik pengumpulan data primer tersebut dan menghasilkan bentuk-bentuk
melalui observasi lapangan dan kuesioner, pemberdayaan masyarakat dalam
serta teknik pengumpulan sekunder peningkatan kualitas permukiman kumuh
melalui kajian dokumen. Cara pada kegiatan PNPM di Kelurahan
pengumpulan data dilakukan secara Muarareja. Dalam proses analisis ini,
beragam karena masing-masing cara untuk memaparkan output teknik yang
tersebut memiliki kelebihan dan dilakukan adalah dengan analisis
kekurangan yang dapat saling melengkapi deskriptif kuantitatif dan deskriptif
untuk memberikan gambaran mengenai kualitatif.
kajian penelitian ini. Selain itu, digunakan
penentuan populasi dan sampling untuk
Hasil Penelitian
efesiensi dan kelancaran dalam proses
Hasil analisis yang didapat dari
pelaksanaan penelitian. Dalam
penelitian berupa: karakteristik sosial
menentukan populasi dan sampling,
ekonomi masyarakat di Kelurahan
menurut Sugiyono (2008:81), sampel
Muarareja, Karakteristik fisik permukiman
adalah sebagian dari jumlah dan
di Kelurahan Muarareja, aspek
karakteristik yang dimiliki oleh populasi,
pemberdayaan masyarakat yang dilihat
sehingga apa yang dipelajari dari sampel
dari kapasitas masyarakat, dan bentuk
tersebut kesimpulannya akan diberlakukan
pemberdayaan masyarakat dari kegiatan
untuk populasi, untuk itu sampel yang
PNPM. Untuk lebih rincinya akan dibahas
diambil harus representatif (mewakili)
pada analisis berikut.
populasi. Untuk penelitian ini, jumlah
Karakteristik sosial ekonomi
ukuran sampel yang dibutuhkan dihitung
masyarakat di Kelurahan Muarareja dilihat

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 50


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

dari aspek sosial: kondisi pendidikan, ketidakseimbangan pendapatan dengan


jumlah jiwa rumah tangga, dan lama kebutuhan masyarakat.
tinggal. Untuk pendidikan mayoritas Karakteristik Fisik Permukiman,
masyarakat (sebanyak 49 jiwa dari 67 dilihat dari kondisi rumah dan sarana
responden) menyelesaikan pendidikan prasarana umum yang ada di Kelurahan
akhir di tingkat sekolah dasar (SD). Hal Muarareja. Dari variabel rumah berdasar
tersebut disebabkan oleh pendapatan pada kondisi lantai, dinding, atap,
(ekonomi) masyarakat yang rendah pencerahan, dan sirkulasi: dimana dari
sehingga mempengaruhi pola pikir hasil penelitian, sebagian lantai dan
masyarakat untuk enggan melanjutkan dinding masyarakat berada pada kondisi
pendidikan wajib 9 tahun. Kemudian dari yang buruk, selain itu, atap yang bocor
variabel Jumlah jiwa rumah tangga, menyebabkan banjir pada saat musim
hampir 50% dari 67 responden memiliki 5- penghujan karena sebagian besar rumah
8 jiwa atau sekitar 2-5 KK dalam setiap masyarakat tidak memiliki plafon.
rumah tangga, kemudian untuk lama Buruknya kondisi fisik rumah tersebut
tinggal, 47 dari 67 responden masyarakat disebabkan oleh dampak banjir rob yang
di Kelurahan Muarareja sudah tinggal mempercepat kerusakan fisik bangunan
lebih dari 15 tahun di wilayah tersebut. Hal terutama untuk lantai dan dinding. Untuk
tersebut dipengaruhi oleh pertambahan variable sarana dan prasarana berdasar
jumlah penduduk selama ±3 tahun antara pada kondisi jalan, drainase, sanitase, air
(2010-2012) sebanyak 298 jiwa, bersih, dan persampahan: dimana
masyarakat tinggal secara turun temurun, sebagian besar kondisi jalan masih
sehingga menjadi terbiasa atan tergolong baik, drainase masih mengalir
membudaya harus mampu bertahan dan walaupun banyak penyumbatan akibat
berusaha menyesuaikan diri dengan sampah, sedangkan sanitasi dan air
kondisi yang buruk. Dari aspek ekonomi: bersih berada pada kondis yang buruk.
dari kondisi mata pencaharian, mayoritas Untuk kondisi jalan yang baik ini
masyarakat bermata pencaharian sebagai dikarenakan banyaknya bantuan dari
nelayan dilihat dari hasil responden, kegiatan PNPM dalam pembangunan dan
dimana 40 dari 67 responden bekerja perbaikan jalan, namun kegiatan ini harus
sebagai nelayan. Dan aktivitas lainnya dilakukan secara continue karena bahaya
yang mendukung adalah buruh tambak. rob yang mempercepat rusaknya kondisi
Kondisi ekonomi tersebut dipengaruhi oleh jalan tersebut. Permasalahan tersebut
trend masyarakat yang menyebabkan juga terjadi pada pengelolaan
anak umur 11 tahun lebih memilih menjadi persampahan, dimana timbulan sampah
nelayan dibandingkan melanjutkan pada tambak dan lahan permukiman
sekolah. Hal ini dibuktikan oleh lambat laun akan memperburuk kondisi
peningkatan jumlah nelayan yang ada di permukiman dari segi estetika. Sedangkan
Kelurahan Muarareja dari tahun 2010 kondisi air bersih dan sanitasi yang buruk
sampai 2012 yakni sekitar 70% dari 1570 dipengaruhi oleh kondisi geografis pesisir
menjadi 2973. Dan dari variabel jumlah dan bahaya rob yang terjadi menyebabkan
penghasilan, sebagian besar masyarakat sulitnya mendapatkan air bersih dan
di Kelurahan Muarareja memiliki menciptakan kondisi sanitasi yang baik
penghasilan tidak lebih dari Rp.1500.000,- (budaya menggunakan jamban umum).
/bulan yang menyebabkan masyarakatnya Dari kondisi sosial ekonomi dan
tergolong dalam katagori berpenghasilan fisik permukiman tersebut, terlihat bahwa
menengah kebawah. Dari kondisi tersebut kondisi permukiman mengalami
masyarakat di Kelurahan Muarareja dapat penurunan kualitas. Dimana, rendahnya
dicirikan dengan masyarakat yang kondisi sosial ekonomi masyarakat
sebagian besar tergolong dalam menyebabkan sulitnya dilakukan
kemiskinan absolute sehingga pengembangan kapasitas masyarakat,
menyebabkan masyarakat harus tinggal hal ini berpengaruh pada upaya
dengan kondisi yang buruk karena peningkatan kualitas permukiman dari

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 51


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

segi fisik rumah dan sarana prasarana masyarakat adalah pelaku kegiatan yang
yang semakin buruk akibat dampak banjir berkontribusi pada kegiatan PNPM-MP
rob. (Program Nasional Pemberdayaan
Identifikasi Aspek Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perkotaan). Program
di Kelurahan Muarareja: Keterbatasan dari kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan
kapasitas masyarakat dalam peningkatan terfokus pada kebutuhan masyarakat
kualitas permukiman menunjukkan pada suatu kawasan tertentu. Seperti di
kondisi ketidakberdayaan masyarakat, Kelurahan Muarareja dengan karakteristik
sehingga dibutuhkan peran organisasi masyarakat yang tergolong
seperti lembaga PNPM yang berperan berpenghasilan rendah dan dari fisik
sebagai (social work) yang menjadi lingkungan tergolong kumuh karena
fasilitator dalam kegiatan pemberdayaan berada pada kawasan pesisir yang rawan
masyarakat. Seperti pernyataan (Suharto, akan banjir rob. Kondisi tersebut menjadi
2005: 95) dalam (Adiyoso, 2009: 25) salah satu tujuan dari kegiatan PNPM-MP
pembangunan sosial oleh individu untuk mengurangi angka kemiskinan
mengacu pada keterlibatan seorang dengan cara membangun kemandirian
tenaga ahli dalam masyarakat untuk masyarakat dengan upaya
membantu masyarakat, sebagai social pemberdayaan yang berkelanjutan.
work atau pekerja sosial. Selain itu, Berikut adalah kapasitas individu
menurut (Ife 200;Suharto 2005; Taylor masyarakat yang menunjukan kebutuhan
2003) dalam (Adiyoso, 2009: 25) peran masyarakat dalam upaya pemberdayaan,
pekerja sosial sangat penting dalam berikut adalah aspek pemberdayaan
pemberdayaan karena peran mereka masyarakat yang dilihat dari kapasitas
sebagai: fasilitator, broker, mediator, masyarakat dan organisasi (PNPM)
advocator, dan protector. Dalam antara lain dapat dilihat pada Tabel III.1
penelitian ini yang berperan sebagai sebagai berikut.
fasilitator dalam kegiatan pemberdayaan
TABEL 1
KAPASITAS INDIVIDU DALAM PEMBERDAYAAN
Kapasitas Individu Peningkatan Kualitas Bentuk Peningkatan Kualitas
Permukiman Kegiatan Permukiman
PNPM
Skill: (memperbaiki Keberadaan Kelurahan Aspek  15 dari 67 responden
jala ikan, pembuatan Muarareja pada Lingkungan: (22,39%) mendapat
ikan asin/kering, kawasan pesisir  Rumah: bantuan RTLH. Dimana
pembuatan kerupuk berpengaruh pada mata RTLH individu masyarakat yang
ikan, terasi, rajungan, pencaharian yaitu (Rehap mendapat bantuan
ternak itik, bengkel), berupa kegiatan Rumah maupun masyarakat lain
lain-lain yang tidak nelayan dan tambak Tidak Layak termotivasi untuk
mendominasi. yang berimplikasi pada Huni) bagi meningkatkan kualitas
Problem solving: skill yang dimiliki masyarakat permukimannya.
Rumah: (peninggian masyarakat. Upaya yag tidak  Untuk prasarana,
lantai rumah, masyarakat memiliki masyarakat sangat
peninggian halaman memanfaatkan skill daya. berperan serta dalam
rumah, pemasangan yang dimiliki merupakan  Prasarana: Pembentukan KSM
talud pribadi, kemampuan dalam pembuatan (Kelompok Swadaya
perbaikan dinding dan memperbaiki taraf hidup Talud, Masyarakat) yang
atap). yang bertujuan untuk perbaikan membantu memperlancar
Prasarana: materil: meningkatkan kualitas jalan (paving pembangunan prasarana
swadaya makanan permukiman secara blok), dan umum dimana 86,57%
dan minuman individu. Upaya perpipaan. masyarakat mendapat
(56,72%), tenaga masyarakat manfaat dari
(34,32%), dan pikiran memperbaiki kondisi pembangunan tersebut.
(8,96%). rumah sekitar (34,33%)

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 52


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012

Perbaikan
Pembuatan rumah oleh
talud pribadi masyarakat

Pembuatan Perbaikan
Talud jalan paving
Umum oleh blok oleh
PNPM PNPM

Perbaikan Pembuatan
jalan oleh sumur bor
kelompok oleh PNPM
masyarakat

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012


Gambar 1
Kapasitas Masyarakat dan PNPM dalam Peningkatan Kualitas Permukiman

Dari analisis kapasitas individu pemberdayaan mengenai kapasitas


dapat terlihat kebutuhan masyarakat masyarakat diatas, ditemukan kajian
dalam memperbaiki kondisi fisik mengenai bentuk-bentuk pemberdayaan
lingkungannya. Dimana dalam upaya pada kegiatan PNPM dalam peningkatan
perbaikan rumah masyarakat memiliki kualitas permukiman kumuh di Kelurahan
swadaya dalam mengatasi permasalahan Muarareja antara lain dijelaskan pada
(banjir rob), hanya saja masyarakat secara analisis berikut.
umum kurang termotivasi melakukan Tahap Persiapan Pembangunan:
perbaikan untuk sarana dan prasarana dalam tahap pembangunan peran
umum. Masyarakat secara individu tidak masyarakat sangat aktif dengan
memiliki andil besar karena keterbatasan kesediaan membentuk BKM (Badan
ekonomi dan pendidikan, namun jika ada Keswadayaan Masyarakat) yang terdiri
kegiatan perbaikan fasilitas umum dari pimpinan kolektif sebanyak 13 orang
masyarakat memberikan swadaya dan diantaranya terdapat UP-UP, dimana
makanan dan minuman, untuk tenaga dan untuk fokus terhadap lingkungan
pikiran swadayanya masih minim. permukiman adalah UPL (Unit Pengelola
Dengan adanya kegiatan Lingkungan), dalam hal ini organisasi
Pemberdayaan (PNPM) mampu masyarakat tersebut mengikuti
menjawab kebutuhan masyarakat: serangkaian social learning, yang
masyarakat yang belum memiliki swadaya diberikan PNPM yakni, mengikuti kegiatan
dibantu untuk memperbaiki rumah (RTLH), musyawarah, pelatihan kepemimpinan,
penyediaan bantuan paving, talud, pembuatan proposal. BKM dan UPL yang
perpipaan, dan mengembangkan telah terdidik membimbing KSM
kapasitas individu dalam hal tenaga dan (Kelompok Swadaya Masyarakat) dalam
pikiran (kegiatan KSM: Kelompok kegiatan pembuatan proposal dan
swadaya masyarakat) untuk turut pembangunan, UPL memberikan contoh-
memikirkan, merencanakan dan contoh proposal, bagaimana
melaksanakan kebutuhan mereka bermusyawarah dan mengusulkan
(Partisipatory planning). kegiatan sehingga terbentuk RJM
Bentuk Pemberdayaan Masyarakat (Rencana Jangka Menengah) untuk
dalam Kegiatan PNPM dalam Peningkatan kebutuhan masyarakat seperti bantuan
Kualitas Permukiman. Dari aspek RTLH (Rehap Rumah Tidak Layak Huni),

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 53


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

pembuatan paving, pembuatan talud, dan dalam upaya pembangunan fasilitas


perpipaan. Setelah RJM terbentuk maka, umum.
masyarakat dapan mendapatkan dana Tahap Pemeliharaan: dalam tahap
BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) jika pemeliharaan, inisiatif dari masyarakat
kegiatan tersebut telah disepakati dalam juga kurang di pupuk oleh organisasi yang
musyawarah lanjutan yang dihadiri oleh dibentuk oleh PNPM, dimana
semua pihak terkait: pemerintah pendampingan oleh konsultan hanya
kelurahan, tokoh masyarakat, dan sampai kegiatan pembangunan selesai
fasilitator kelurahan. Dalam tahap ini, sehingga tidak menciptakan kemandirian
peran kapasitas kelompok masyarakat dan keberlanjutan dari kegiatan ini. hal
sangat mempengaruhi berjalannya tersebut terus terjadi untuk kegiatan-
kegiatan. kegiatan yang berlanjut, sehingga hasil
Tahap Pembangunan: dalam yang diharapkan untuk peningkatan
tahapan ini, merupakan tahapan kualitas tidak berjalan dengan optimal.
pembangunan kegiatan yang telah Namun, disisi lain, dilihat dari kapasitas
diusulkan oleh masyarakat. Tahap individu dalam pembangunan RTLH,
pembangunan dilakukan setelah dana masyarakat mendapatkan dorongan dan
BLM dikucurkan, untuk RTLH dananya motivasi dari kegiatan tersebut. Dimana 7
tiap rumah sebesar Rp.7 juta, tetapi untuk dari 15 jiwa yang mendapatkan bantuan
prasarana umum tergantung jenis RTLH mengaku setelah kegiatan
pembangunannya. Dalam kegiatan RTLH, pembangunan yang dilakukan PNPM
PNPM memberikan bantuan berupa selesai mereka berupaya lebih
material, dan tenaga pekerja, bukan uang meningkatkan kualitas rumahnya menjadi
tunai. Namun, kaitannya dengan lebih baik secara bertahap. Hal ini
masyarakat, kontribusi untuk keikutsertaan dikarenakan masyarakat merasa bantuan
pembangunan masih sangat kurang yang diberikan PNPM masih sangat
dengan alasan mencari nafkah. Hal terbatas sehingga masyarakat secara
tersebut tidak sesuai dengan Visi kegiatan individu yang harus memaksimalkan
PNPM Mandiri perkotaan adalah kondisi rumah menjadi lebih baik. Upaya
terciptanya masyarakat yang berdaya tersebut memberikan keberlanjutan dalam
yang mampu menjalin sinergi dengan upaya peningkatan kualitas permukiman.
pemerintah daerah serta kelompok peduli
setempat dalam rangka menanggulangi KESIMPULAN & REKOMENDASI
kemiskinan dengan efektif, serta mandiri Kesimpulan
dan berkelanjutan. Dimana seharusnya
fasilitator kelurahan turut terjun langsung Kondisi sosial ekonomi masyarakat
dalam mengatasi kendala tersebut karena masih buruk, dimana tingkat pendidikan
masyarakat masih memiliki keterbatasan dan ekonomi masyarakat masih tergolong
dalam hal pendidikan yang dibuktikan dari rendah yang menciptakan kondisi
kondisi dilapangan dimana sebanyak “kemiskinan absolut” ketidakseimbangan
3.525 dari 6.258 jiwa hanya berpendidikan pendapatan dengan kebutuhan.
terakhir SD dan sebanyak 697 jiwa tidak Sedangkan dilihat dari kondisi fisik
menyelesaikan SD. Hal tersebut permukiman masyarakat juga tergolong
menunjukan perlunya kegiatan pelatihan buruk dinama rob menyebabkan kondisi
tukang bagi masyarakat agar masyarakat permukiman menjadi semakin kumuh.
dapat berkelanjutan meningkatkan kualitas Dinding dan lantai rumah yang terendam
rumahnya. Untuk prasarana umum, air rob, buruknya kondisi sanitasi dan
masyarakat berharap penuh pada persampahan. Dalam aspek
pemerintah dalam perbaikannya, pemberdayaan dalam penelitian ini,
walaupun masyarakat juga berkontribusi kapasitas masyarakat turut mempengaruhi
memberikan swadaya berupa materil peningkatan kualitas permukiman seperti
(makanan dan minuman) untuk pekerja, peninggian rumah, pemasangan talud
dan sebagian masyarakat juga turut serta pribadi, perbaikan atap dan dinding.

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 54


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

Dalam kapasitas organisasi (PNPM) secara optimal karena keterbatasan


upaya yang dilakukan adalah kegiatan ekonomi dan pendidikan. Hal tersebut juga
RTLH, pemasangan talud umum, terjadi pada tahap pemeliharaan.
pembuatan paving blok, dan perpipaan. Pelatihan dan pendampingan tidak
PNPM juga memberikan motivasi dan berperan optimal di tahap pembangunan
dorongan kepada masyarakat untuk dapat dan pemeliharaan sehingga keberlanjutan
berdaya. Untuk bentuk pemberdayaan kegiatan tidak terjadi secara menyeluruh.
pada kegiatan PNPM, upaya yang Dari hasil temuan penelitian tersebut
dilakukan untuk menciptakan masyarakat didapat rekomendasi dimana dalam upaya
yang berdaya yaitu membantu masyarakat pemberdayaan masyarakat perlu
membentuk organisasi berupa kelompok pendampingan dan pelatihan yang
swadaya yang membuka link kepada terfokus pada peningkatan kualitas
masyarakat untuk mendapat hak mereka permukiman masih kurang optimal
mendapatkan permukiman yang layak. diberikan oleh PNPM sehingga diharapkan
Kegiatan social learning yang dilakukan lembaga PNPM memberikan pelatihan
berupa pembuatan proposal, pelatihan seperti pelatihan tukang, dan kegiatan
kepemimpinan, dan pembuatan RJM. monitoring dan evaluasi dalam
Namun, dalam tahap pembangunan pembangunan dan pemeliharaan yang
masyarakat kurang mamu berpartisipasi lebih rutin dilakukan.

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 55


Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan … Ruhaida dan Sunarti

DAFTAR PUSTAKA Sederhana Sehat. Nomor:


403/KPTS/M/2002.
Adiyoso, Wignyo. 2009. Menggugat
Perencanaan Partisipatif dalam UN-HABITAT. 2006. Analytical Perspective of
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Pro-poor Slum Upgrading
ITS Press. Frameworks. Cities Alliance: Cities
Alit, I Ketut. 2005. “Pengembangan Without Slums.
Masyarakat dalam Peningkatan Undang-Undang Republik Indonesia No.1
Kualitas Lingkungan Permukiman tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kumuh di Propinsi Bali.” Jurnal Kawasan Permukiman.
Permukiman Natah, Vol.3, Februari,
hal. 34-43.
Astuti, Winny. 2009. Slum and Squatter
Settlements in Surakarta (Institutional
constraints and Potencies for self-
help Housing Development) Dalam
Prosseding Sustainable (slum
upgrading in urban area) Informal
settlements and affordable housing.
Di publikasikan oleh unit of research
and empowerment of housing and
human settlements resources PIPW
LPPM UNS: ITS CIB REPORT
PUBLICATION.
Baun, Issabel Paula. 2008. “Kajian
Pengembangan Pemanfaatan Ruang
Terbangun di Kawasan Pesisir Kota
Kupang.” Tesis tidak diterbitkan,
Program Pascasarjana Magister
Teknik Pembangunan Wilayah dan
Kota, Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, Semarang.
Direktorat Pengembangan Permukiman,
Direktorat Jenderal Cipta Karya –
Departemen Pekerjaan Umum. 2006.
Konsep Pedoman Identifikasi
Kawasan Permukiman Kumuh
Penyangga Kota Metropolitan:
Jakarta.
Kearns, Ade and Louise Lawson. 2010.
“Community Empowerment in the
Context of the Glasgow Housing
Stock Transfer.” Urban Studies,
Vol.47 (7), Juni, hal. 1459-1478.
Kementrian Departemen Umum. 2010.
“Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Penataan Lingkungan Permukiman
Berbasis Komunitas (Neighborhood
Development).” PNPM, Februari,
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Keputusan Menteri Permukiman dan


Prasarana Wilayah, 2002: Pedoman
Teknis Pembangunan Rumah

Teknik PWK; Vol. 1; No. 1; 2012; hal. 46-55 | 56

Anda mungkin juga menyukai