Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan terdiri dari: dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, dua
ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), satu vesika
urinaria (VU) sebagai tempat urin dikumpulkan, dan satu urethra sebagai urin
dikeluarkan dari vesika urinaria.
1
1. GINJAL
abdomen.
Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri
dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.
Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki
nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas
pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari
tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu
tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung
viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak
juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara
yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena
jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal
kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat
lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai
2
2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal
dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada
tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak
di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis
medius.
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
3
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan
sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).
4. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm.
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa/spongiosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah
atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
4
C. Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang
terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk
merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding
kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh
interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus
secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter
ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula
spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia
urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing
tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan
kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan
otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior
berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung
kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
o Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
serta faktor lainnya.
5
o Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
o Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
o Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan
kreatinin
Toksin
Hormon
125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat terbentuk
150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar
dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung
6
oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll,
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat
dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian
bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan
diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif
dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea
sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke
ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang
merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh,
urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
d. Mikturisi
Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung
kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam
kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.
Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan
oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh
7
5. Ciri – ciri Urine Normal
Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam,
Obstruksi
Infeksi
Masalah-masalah lain.
1. Retensi Urin
a. Adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung
e. Dalam keadaan distensi, kandung kemih dapat menampung urine sebanyak 3000 –
4000 ml urine
8
Tanda-tanda klinis retensi :
2. Inkontinensia urine
Penyebab Inkontinensia :
o Proses penuaan
o Pembesaran kelenjar prostat
9
c. Frekuensi tinggi pada orang stress dan orang hamil
d. Canture / nokturia – meningkatnya frekuensi berkemih pada malam hari, tetapi ini
tidak akibat meningkatnya intake cairan.
Urgency
berkemih
c. Pada umumnya anak kecil masih buruk kemampuan mengontrol sfingter eksternal.
Dysuria
Polyuria
a. Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa
Urinari suppresi
a. Adalah berhenti mendadak produksi urine
b. Secara normnal urine diproduksi oleh ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60
– 120 ml/jam (720 – 1440 ml/hari) dewasa
c. Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine kurang dari 100 ml/hari disanuria
10
d. Produksi urine abnormal dalam jumlah sedikit oleh ginjal disebut oliguria misalnya
shock
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Urine meliputi Volume, warna, Berat Jenis, Ph, Protein, Bikokarbonat,
4. Arteriogram ginjal
5. EKG
6. CT Scan
7. Endourologi
8. Urografi ekskretorius
9. Sistouretrogram berkemih
4. ISK
Pengertian
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).
Infeksi saluran kemih adalah berkembang biaknya mikroorganisme di dalam
saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus atau
mikroorganisme lain.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama Escherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat
11
dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,
1998).
Etiologi
1. Dapat berasal dari organisme pada faeces yang naik dari perineum uretra dan
kandung kemih, serta menempel pada permukaan mucosa.
Macam-macam ISK :
1. Uretritis (uretra)
2. Sistisis (kandung kemih)
3. Pielonefritis (ginjal)
Gambaran Klinis :
12
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri pinggang
4. Disuria
ginjal.
13
Manifestasi Klinis
1. Bakteriuria
4. Nyeri punggung
5. Demam
Komplikasi :
Pemeriksaan diagnostic :
1) Urinalisis
2) Bakteroilogis
Biakan bakteri
Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.
14
Pengobatan penyakit ISK
1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
7. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari
15
BAB II
seorang laki- laki menjadi kurang subur bahkan bisa tidak subur, gangguan sperma
tersebut biasanya terjadi pada ;
1. produksi spermanya
2. bentuk spermanya;
3. faal spermanya;
4. fungsi spermanya ;
5. transportasi spermanya.
Selain itu juga masih ada gangguan sperma yang tidak diketahui
penyebabnya, dan ini semua akan menyebabkan tidak baiknya kualitas dan kuantitas
sperma,. Masalah gangguan reproduksi pada pria ini disebabkan oleh hal-hal berikut
ini :
16
a. Prostatitis
dan kelenjar prostat sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini
dapat mengakibatkan obstruksi saluran kemih.
Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian
paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi
Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi
ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi
2. Disfungsi ereksi.
3. Biasanya ada urgensi.
6. Demam.
17
b. Epididimitis
Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat
peradangan pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis
Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif
secara seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia trachomatis
adalah mikroba penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria
gonorrhoeae.
c. Impotensi
18
mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai
selesai.
dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi
adalah tingkat gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai
Penyebab Impotensi
1. Impotensi Organik.
Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana
2. Impotensi Fungsional.
salah, pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan
merokok yang sangat kronis.
3. Impotensi Psikis.
hal yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel
pada pasangan, rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas,
19
Tanda dan Gejala dari Impotensi
Oleh karena itu, gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya tidak
diketahui. Kecuali, yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis
(wawancara terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat
diketahui adanya tanda dan gejala impotensi.
20
B. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita
1. Kanker serviks
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang
senggama (vagina) (Riono, 1999).
Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah
tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker
serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang
tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan
disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).
21
Tanda/gejala dari Kanker Serviks.
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri,
parasit atau jamur (Manuaba,2001). Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada
vagina terjadi secara langsung pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro
1999).
a. Jamur
b. Bakteri
sebagainya.
c. Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids,
Condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim.
22
Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka
melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas.
Sedangkan Condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan
d. Parasit
hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan
membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar
1) Pruritus vulvae
8) Edema vulva
9) Vagina berbau busuk dan amis
3. Bartolinitis
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya,
23
pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan.
Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas
Tanda/Gejala Bartolitis
3) Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan gatal,
rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau
4. Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai
yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor
ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim
atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul. Kista ovarium
24
secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal
de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 :).
5) Sering stress
b. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang
disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan
yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena
radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu
kanker.
25
2) Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau
sering berkemih.
3) Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
26
BAB III
SISTEM PENYAKIT ENDOKRIN
A. Pengertian Sistem Endokrin Dan Eksokrin
Pada tubuh manusia terdapat dua jenis kelenjar, yaitu sistem kelenjar
endokrin dan sistem eksokrin. Sistem endokrin adalah sistem yang mengatur
kelenjar keringat.
a. Mengatur dan membedakan kerja sistem saraf dan sistem reproduksi pada
janin yang sedang berkembang
Endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara
kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Paling
27
tidak, ada dua perbedaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui
transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperlihatkan waktu respon lebih lambat daripada sistem
saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam
waktu 1-5 milidektik, tetapi kerja endokrin melalui hormone baru akan
sempurna dalam waktu yang sangat berfariasi, berkisar antara beberapa menit
hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat,
namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sagat lama. Dibawah
kendali sistem endokrin (menggunakan hormone pertumbuhan), proses
Kehamilan :
a. Hipertiroidisme
28
5) Kegagalan pertambahan berat badan pada wanita yang non obese
b. Hipotioridisme
badan lahir rendah dan kematian janin dalam rahim. Ditemukan pula
angka fetal distres yang tinggi dalam persalinan dan kegagalan jantung.
29
Hipotiroidisme subklinis adalah pasien yang asimptomatik dimana
menjadi simptomatik.
lesi kistik yang berukuran > 4 cm. Biopsi dilakukan hanya bila ada
limfadenopati di leher atau bila nodul membesar.
30
tidak ganas. Nodul ini berhubungan dengan goiter multinoduler dan
Bayi
c. Kretinisme adalah kegagalan sekresi tiroid pada anak dan bayi saja
dikarenakan tidak terdapatnya enzim dalam sel-sel tiroid yang
31
dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Balita
a. Gangguan pertumbuhan
disebyt gigantisme yaitu ukuran tubuh lebih besar dan tidak sesuai
dengan usianya.
b. Pubertas prekoks
32
c. Sindrom chusing
Menopause
insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Jika
tidak akibatnta terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa
dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes melitus tipe 2 disertai dengan
reaksi intra se. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
b. Hipertiroid
banyak TSH.
33
c. Osteoporosis primer
34
BAB IV
A. SISTEM PERSARAFAN
impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk
memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel
saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas
35
perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan
menanggapi rangsangan.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf
tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf
perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau
stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon)
terhadap rangsangan.
1. Struktur Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron
dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls
(rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak
akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi
pada neuron.
1.1. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut
neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
(rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang
berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
36
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang
nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan
ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan
ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya.
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi
37
impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot.
Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk
Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-
macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan
makroglia.
saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum
lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak
antara lain, yaitu:
1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari badan sel.
2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut saraf.
3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf pusat tepatnya di
antara sel-sel saraf yang ada.
38
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang tersusun atas
serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol
Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak. Otak besar
dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan
melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah
yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar.
Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan
berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih
berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita.
Namun kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun
perempuan tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang
mengukur dan menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah
hubungan antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.
2. Otak Kecil
Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi utama otak
kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat
keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua
gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.
3. Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di
persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah
untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti
39
batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan
berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun
mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi,
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang.
Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna
putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi
oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari
penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan
ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara
lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,
Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak > saraf motorik
> otot > gerakan
Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > sumsum tulang
belakang > saraf motorik > otot > gerak reflex
40
5. Penyakit Pada Sistem Saraf
Penyakit dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau kelainan yang
mempengaruhi fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan kelainan dapat terjadi
dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, atau sel-sel saraf
pada jaringan saraf. Karena otak adalah pusat kendali dari semua aktivitas sadar kita –
berpikir, berkemauan, mengingat, dan sebagainya – maka penyakit dan kelainan pada
otak dapat menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh tubuh.
Penyakit dan kelainan otak dapat menyebabkan kekacauan pikir dan emosi,
gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis, dan sebagainya. Berikut ini adalah
beberapa penyakit yang khususnya menyerang otak. Baik batang otak maupun kulit
otak dan otak kecil.
a. Encephalitis
Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah peradangan
otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya.
encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan
Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran darah ke suatu
bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak. Keadaan ini berdampak antara lain
kelumpuhan sementara atau menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan
berkata-kata atau makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi,
diabetes, penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama penyebab stroke.
c. Alzheimer
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit
otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul
41
adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah.
Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati
jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah
terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut,
penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.
d. Gegar Otak
Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan pada
otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak
mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak
antara lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala,
pusing, dan mual.
e. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan
berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam otak.
Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh
bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya
berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau
kekurangtanggapan.
f. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba
dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa
mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur
berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.
g. Afasia
Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang
disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh
luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.
42
h. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian memburuk – yang
berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak.
Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat
menyerang segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-
43