Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

Pendahuluan

1.A. Latar Belakang

Sebagian besar anak-anak di Indonesia menyukai jajanan. Jajanan adalah segala jenis makanan
yang dijual di pedagang kaki lima, toko-toko dan swalayan. Anak-anak banyak menyukai jajanan
yang berwarna mencolok atau bentuknya menarik, ditambah dengan rasa yang manis dan gurih,
tapi ternyata makanan tersebut tidak aman untuk dikonsumsi.

Pada zaman modern ini, banyak orang tua yang tidak memantau pola makan dan jajanan yang
dikonsumsi anak-anaknya. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena anak adalah
generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat
ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan
berkesinambungan. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung
pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar.

Pencapaian gizi seimbang masih merupakan masalah yang cukup berat. Pada hakikatnya
berpangkal pada keadaan ekonomi yang kurang dan terbatasnya pengetahuan tentang nilai gizi
dari makanan yang ada (Irianto, 2004).

Dalam masa tumbuh kembang tersebut, pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak
selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Sering timbul masalah terutama dalam pemberian
makanan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada
organ-organ dan sistem tubuh anak. Foodborne diseases atau penyakit bawaan makanan
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dibanyak negara. Penyakit ini dianggap
bukan termasuk penyakit yang serius untuk jangka pendek, sehingga seringkali kurang
diperhatikan baik oleh orang tua, masyarakat atau instansi yang terkait dengan masalah ini
(Anonim, 2007).

Salah satu syarat makanan yang aman dan baik bagi kesehatan adalah memenuhi standar
kesehatan, yaitu menggunakan bahan tambahan makanan yang tidak melebihi ambang batas
yang telah ditentukan, bahkan disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung
bahan tambahan. Bahan tambahan makanan adalah bahan kimia yang sengaja ditambahkan ke
dalam makanan atau yang secara alami bukan merupakan bahan baku yang berfungsi menambah
cita rasa, warna, tekstur, serta memperpanjang umur kualitas makanan.
RUMUSAN MASALAH

Jajanan jenis apa yang sering dibeli oleh mayoritas anak-anak?

Zat kimia berbahaya apa saja yang terkandung dalam jajanan kering tersebut?

Mengapa para siswa lebih cenderung memilih jajanan kering yang mengandung zat kimia
tersebut?

Dampak anak-anak jajan sembarangan

Upaya orang tua untuk anak


Tujuan penelitian

1. Untuk mengontrol dan menentukan pola makanan yang baik bagi anak-anak
2. Untuk mengetahui bahaya anak jajan sembarangan
3. Agar kita mengetahui makanan yang tidak baik bagi kesehatan tubuh
4. Untuk mengatasi berbagai dampak negatif dari jajan sembarangan
5. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak

Manfaat

1. Untuk mencegah anak menghindari jajan sembarangan

Bagi penulis :

 Dapat
mengembangkan kreativitas dan wawasan penulis dalam menyusun karya
ilmiah sederhana.
 Dapat menambah pengalaman menyurvei zat kimia pada jajanan sembarangan
 Dapat mengkaji berbagai jajanan yang baik dan benar
Bagi pembaca :

 Dapat menambah wawasan tentang jajanan kering yang mengandung bahan kimia.
 Pembaca dapat lebih kritis dan berhati-hati dalam memilih jajanan yang akan
dibeli.
 Dapat mengetahui pengaruh buruk bagi kesehatan setelah mengkonsumsi jajanan
kering yang mengandung zat kimia.
 Dapat mencegah dan mengontrol segala pola makan anak terhadap jajanan kering
BAB 2
Pembahasan

3.1. Di Indonesia, umumnya dikenal budaya makan teratur tiga kali sehari:
umumnya makan pagi, siang, dan malam hampir memiliki porsi sama, ditambah
jajan, ngemil, dan sebagainya.

Alasan orang suka jajan, di antaranya, karena enak, nikmat, hiburan, dan
kesenangan atau kebiasaan. Budaya jajan ini juga merambah kalangan anak-anak
kecil hingga sekolah dasar (SD). Berdasarkan survei Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), lebih dari 99 persen anak mengonsumsi jajanan saat di sekolah.

Di beberapa negara Asia, seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, negara Afrika juga
dikenal budaya jajan masakan di pinggir jalan. Namun, budaya ini lebih mengarah
pada makan keseharian dengan mengonsumsi makanan jalan atau street food.

Budaya jajan di kalangan anak SD lebih cenderung kepada "snacking",


mengonsumsi makanan ringan yang dijual di pinggir jalan. Definisi street food
berdasarkan klasifikasi Organisasi Makanan dan Pertanian (FAO) adalah makanan
dan minuman yang siap saji, siap santap, dibuat, dan dijual oleh penjual atau penjaja
di pinggir jalan dan tempat-tempat umum yang sejenis. (DRI CANDRA)

Jajanan yang sering dibeli oleh mayoritas anak-anak adalah jenis jajanan kering, seperti :
biskuit coklat berkemasan, kerupuk pedas berwarna, keripik singkong berkemasan, sejenis
chiki, permen warna-warni, kerupuk berwarna, coklat berkemasan.

3.2. Zat kimia yang terkandung pada jajanan kering tersebut antara lain:

 Rhodamin B yang biasanya digunakan sebagai pewarna sintetis pada industry


tekstil dan kertas namun banyak pedagang makanan yang curang untuk
mencampurkan Rhodamin B ini kedalam makanan.
 Menthanil Yellow digunakan sebagai pewarna tekstil dan cat.
 Sakarin digunakan sebagai pemanis buatan
 Nhitrosamin digunakan untuk aroma khas sosis dan keju.
 MSG biasanya digunakan sebagai penyedap rasa
 Boraks digunakan sebagai pengawet pestisida namun disalah gunakan sebagai
pengawet makanan
 Bisphanol A digunakan sebagai pengawet plastik pada tempat penyimpan makanan.
 Siklamat sebagai pemanis buatan
 Formalin sebagai pengawet makanan.
 Zat tatrazin sebagai pewarna makanan
 Zat quinoline sebagai pewarna makanan dan pengawet plastik penyimpan makanan
 Zat amaranth sebagai pewarna makanan.
3.3. anak-anak lebih cenderung memilih jajanan kering yang mengandung zat kimia
karena minimnya wawasan tentang bahaya zat kimia pada jajanan kering membuat anak-
anak tidak pernah memilah-milah jajanan yang dibeli. Tetapi bukan hanya itu, beberapa
faktor lain juga membuat anak-anak lebih memilih jajanan kering untuk dibeli,
diantaranya:

1. Berkaitan dengan uang saku/jajan para siswa yang tidak begitu banyak, maka
anak-anak tersebut cenderung membeli makanan/jajanan yang murah padahal
belum tentu makanan murah tersebut bersih, sehat dan jauh dari bahan kimia
berbahaya.
2. Jajanan yang memiliki warna mencolok cenderung banyak diminati oleh anak-
anak, karena menurut anak-anak warna mencolok pada jajanan memiliki rasa
yang enak padahal belum tentu warna mencolok pada makanan tersebut
tergolong warna yang memang pewarna untuk makanan.
3. Jajanan dengan bungkus/tempat yang menarik juga menarik perhatian anak-anak
untuk membelinya, padahal belum tentu jajanan itu terbebas dari zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan.

3.4. Efek yang akan timbul pada tubuh seseorang yang terlalu banyak mengkonsumsi
jajanan kering yang mengandung zat kimia efek serta bahaya zat-zat kimia yang terdapat
didalamnya, seperti:

 Rhodamin B yang biasanya digunakan sebagai pewarna sintetis pada industri tekstil
dan kertas, menyebabkan gangguan fungsi hati, kanker dan gangguan
pencernaan.
 Menthanil Yellow digunakan sebagai pewarna tekstil dan cat, jika dicampurkan
kedalam makanan dapat mengakibatkan kanker, reaksi alergik dan menimbulkan
anak hiperaktif
 Sakarin digunakan sebagai pemanis buatan berakibat mengendap pada ginjal dan
memicu munculnya kanker mukosa kandung kemih
 Nhitrosamin digunakan untuk aroma khas sosis dan keju menyebabkan
kanker karena bersifat karsinogenik.
 MSG biasanya digunakan sebagai penyedap rasa mengakibatkan resiko
kanker, gagal ginjal dan merusak jaringan lemak.
 Boraks digunakan sebagai pengawet pestisida namun menyebabkan merusak
fungsi otak, hati, ginjal dan jaringan lemak.
 Bisphanol A digunakan sebagai pengawet plastik pada tempat penyimpan
makanan menyebabkan kanker payudara
 Siklamat sebagai pemanis buatan menyebabkan penyakit leukemia
 Formalin sebagai pengawet makanan dapat menyebabkan merusak fungsi
jantung, otak, limpa, dan system saraf pusat.
 Zat tatrazin sebagai pewarna makanan menyebabkan tumor di ginjal dan
adrenal.
 Zat quinoline sebagai pewarna makanan dan pengawet plastik penyimpan
makanan menimbulkan reaksi alergik.
 Zat amaranth sebagai pewarna makanan menyebabkan kanker dan keracunan
yang mempercepat kematian.
2.2 Pendahuluan materi

Meski berdasarkan survei 18 persen anak sekolah membawa bekal dari rumah, faktanya 60
persen orangtua masih memberikan uang jajan.Alhasil meski makanan rumah bisa dijamin bersih
dan menyehatkan tetap saja anak rentan membeli makanan dengan zat-zat yang berbahaya di
sekolah.Anak-anak cenderung tertarik karena bentuknya yang beraneka ragam seperti
tempura,gulali,jeli,permen-permen,es cendol,dsb. Pada dasarnya anak-anak sekolah dasar
kebanyakan suka makanan jajanan, dibanding makanan berat. Mereka menghabiskan uang
jajannya untuk membeli jajanan di kantin sekolah maupun pedagang kaki lima di sekitar sekolah
dasar.

Kebiasaan jajan pada anak sudah menjadi kebiasaan umum dan ditemui di berbagai tingkat sosial
ekonomi masyarakat. Bagi anak yang tidak terbiasa makan pagi, makanan jajan berfungsi sebagai
makanan yang pertama kali masuk ke saluran pencernaan, sehingga pada sebagian anak, jajanan
menjadi penting artinya.Jika dibiarkan saja,akan berdampak negative kepada kesehatan
anak.Selain itu,banyak zat-zat yang berbahaya di dalam jajanan tersebut.Mari kita simak
penjelasannya.

2.4Dampak anak jajan sembarangan

Zat-zat berbahaya di atas dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik
yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-penyakit, antara lain kanker dan tumor pada
organ tubuh manusia. Jajanan yang tidak bersih akan menyebabkan anak menderita berbagai
penyakit, misalnya diare atau muntaber. Bahan makanan yang berwarna mencolok juga
dikhawatirkan mengandung bahan pewarna bukan makanan. Kebiasaan jajan makanan yang
padat energi seperti makanan manis dan berlemak juga berpotensi membuat anak kegemukan.
Fakta yang terungkap bahwa dampak makanan tertentu ternyata mempengaruhi fungsi otak
termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah.Gangguan perilaku tersebut meliputi gangguan
tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan bicara, hiperaktif hingga memperberat
gejala pada penderita autis.

Pengaruh jangka pendek dari anak-anak mengkonsumsi jajanan ini menimbulkan gelaja-gejala
yang sangat umum seperti pusing, mual, muntah, diare atau kesulitan buang air besar. Joint
Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari WHO yang mengatur dan mengevaluasi standar
BTP melarang penggunaan bahan kimia tersebut pada makanan. Standar ini juga diadopsi oleh
Badan POM dan Departemen Kesehatan RI melalui Peraturan Menkes Nomor
722/Menkes/Per/IX/1998. Sangat berbahaya sekali jika keadaan ini tidak ditindaklanjuti.

Dampaknya bisa menyebabkan gangguan gizi, anak cacingan, anemia, obesitas. Hampir merusak
semua organ, hati terjadi sirosis (pengerasan hati), gagal ginjal dan organ metabolik lain, hingga
kanker. Kalau mengandung bakteri atau virus bisa menyebabkan diare, muntah-muntah hingga
keracunan," jelas Dr. Tb Rachmat Sentika, Sp.A.,MARS, dokter spesialis anak IDAI yang juga staf
ahli Menko Kesra Bidang Pencapaian MDGs.
Yang lebih menakutkan, konsumsi jajanan tak sehat terus-menerus dalam jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan hati. Dalam jangka 20-30 tahun kemudian, si anak akan mengalami
sirosis (pengerasan hati) lebih cepat.

Ginjal yang berfungsi sebagai filtrasi atau pencuci darah pun akan mulai mengerak dan merusak
sistem kerjanya, hingga akhirnya mengalami gagal ginjal.

"Formalin itu kan untuk mengawetkan mayat, agar ototnya menjadi kaku. Bayangkan kalau itu
masuk ke tubuh, otot-otot yang harusnya elastis menjadi kaku," jelas Dr Rachmat.

2.5 Upaya orangtua untuk mencegah anak jajan sembarangan

Peran orang tua sangat diperlukan agar anak-anak tidak jajan sembarangan. Orang tua, khususnya
para ibu, harus menjelaskan tentang bahaya jajanan dan panganan tersebut. Memberi pengertian
kepada anak-anak memang tidak mudah, apalagi bagi anak-anak yang sudah terbiasa
mengkonsumsi jajanan tersebut. Berikut adalah tips agar anak Anda tidak jajan sembarangan di
sekolah:

1. Selalu konsumsi panganan sehat di rumah

Mulailah dengan memberi contoh selalu mengkonsumsi makanan yang sehat di rumah, termasuk
cemilan. Siapkan cemilan yang termasuk panganan sehat dan bebas dari bahan berbahaya dan
jangan lupa selalu ingatkan agar sebelum mengkonsumsinya untuk mencuci tangan pakai sabun
terlebih dahulu. Jika di rumah anak-anak sudah terbiasa dengan hidup sehat dan mengkonsumsi
panganan sehat, kemungkinan besar mereka tidak akan lagi mengkonsumsi jajanan yang
mengandung bahan berbahaya tersebut.

2. Bekali anak Anda dengan panganan sehat

Bekali anak dengan panganan yang sehat dan akan lebih baik lagi jika Anda para Ibu-ibu sendiri
yang membuatnya. Buat variasi menu bekal tersebut agar Anak tidak bosan dengan bekal yang
Anda buat. Tampilan dan rasanya juga usahakan yang disukai oleh anak-anak agar mereka tertarik
untuk mengkonsumsinya. Bila Anak sudah cukup besar, tanyalah langsung kepada anak Anda
panganan apa yang ia sukai. Selain harus tetap memperhatikan proses memasaknya, seperti cuci
tangan sebelum memasak, pastikan panganan yang anak Anda konsumsi cukup nutrisinya.

3. Batasi memberikan uang saku

Dengan memberikan uang saku yang berlebihan, akan mendorong anak untuk konsumtif.
Mereka akan merasa memiliki kemampuan untuk membeli apapun yang diinginkan, meskipun
berbahaya bagi kesehatannya. Karena itu sebaiknya batasi uang saku, agar ia membeli hanya
sesuai kebutuhannya saja.

4.Menjelaskan bahaya jajan sembarang


Anak jaman sekarang sering kali tidak bisa menerima begitu saja larangan yang diberikan orang
tuanya. Karena itulah perlu memberikan penjelasan yang bisa dimengerti mereka mengapa
dilarang membeli jajanan atau makanan sembarangan. Penjelasan sederhana, sebaiknya juga di
beri gambaran atau contoh kongkrit, seperti banyaknya berita TV anak mengalami diare, maka
anak akan memahami dan akhirnya mau menghindarinya.

Selain orang tua, pihak sekolah juga bisa turut membantu mengurangi konsumsi jajanan yang
berbahaya tersebut. Orang tua bisa mengusulkan kepada pihak sekolah agar menyediakan kantin
sekolah yang menjual jajanan yang disukai oleh siswa namun bebas dari bahan-bahan berbahaya.
Selain itu sekolah harus selalu memberikan pengarahan dan pengertian kepada para siswa
tentang akibat yang bisa ditimbulkan apabila mengkonsumsi jajanan yang mengandung bahan-
bahan berbahaya dan juga selalu mengingatkan cuci tangan pakai sabun sebelum mengkonsumsi
jajanan di sekolah.

Kesehatan itu penting,apalagi untuk buah hati kita yang kelak dapat menjadi penerus
bangsa,maka dari itu sebagai Ibu-ibu harus memberikan asupan yang menyehatkan,terbaik,dan
kualitas yang bagus.

BAB 3
BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar jajanan kering
mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan efek buruk pada tubuh
konsumen, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek, khususnya
anak-anak yang rentan terpengaruh dalam jajanan kering.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:

1. Bagi anak-anak, sebaiknya lebih memilah-milah jajanan yang akan dibeli, terutama pada jajanan
kering, karena telah terbukti banyak jajanan kering berbahan kimia berbahaya yang dapat
menyebabkan efek buruk bagi tubuh.
2. Hendaknya para anak membawa makanan atau jajanan buatan sendiri dari rumah yang sudah
terjamin kualitas dan mutunya, agar tidak terus-menerus membeli jajanan di sekolah. Sekaligus
dapat menghemat pengeluaran uang saku.
3. Bagi keluarga, hendaknya selalu memperhatikan dan memeriksa jajanan yang dijual di dekat
lingkungan rumah dan memastikan bahwa jajanan tersebut terbebas dari zat kimia berbahaya
terutama pada jajanan kering yang dijual. Hal tersebut dilakukan agar tercipta lingkungan yang
sehat dan aman dari pengaruh jajanan yang mengandung kimiawi.

Dan juga kami berharap setelah membaca karya tulis ilmiah ini,disarankan bahwa Ibu-ibu
harus lebih mengajari anak-anaknya tentang makanan yang baik untuk dikonsumsi,dan
makanan yang tidak dikonsumsi.Atau mungkin sebaiknya Ibu membekalinya dengan
makanan yang sudah disajikan di rumah untuk dibawa anak ke sekolah,tempat
rekreasi,taman bermain,dan tempat lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Heru,adi(1993).Kader kesehatan masyarakat.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Wahab,Samak (1996). Ilmu kesehatan anak Nelson. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/837

http://www.obatherbalalami.com/2011/12/bahaya-kandungan-jajanan-jalanan-
bagi.html#.UaHVgFIhiUI

http://makanbuah.wordpress.com/tag/kandungan-zat-kimia-berbahaya-yang-terkandung-
dalam-jajanan-anak/
http://www.lifebuoy.co.id/berita-sehat/health-alert/cegah-anak-sakit-karena-jajan-
sembarangan/

http://esemejuteg.blogspot.com/2012/05/jangan-jajan-sembarangan-berbahaya.html

https://fitriawulanr.wordpress.com/2013/03/14/karya-tulis-ilmiah/

http://rockiavianto.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

https://republika.co.id/berita/koran/opini-koran/ofn7g613/budaya-jajan-dan-anak-sekolah

Anda mungkin juga menyukai