Pengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
2019
Abstrak
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam
bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Memasuki abad 21 kemajuan teknologi tersebut
telah memasuki berbagai sendi kehidupan, tidak terkecuali dibidang pendidikan. Guru dan siswa,
dosen dan mahasiswa, pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar
mengajar di abad 21 ini. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi siswa dan guru agar
dapat bertahan dalam abad pengetahuan di era informasi ini.
I.PENDAHULUAN
Abad 21 merupakan abad pengetahuan, abad dimana informasi banyak tersebar dan
teknologi berkembang. Karakteristik abad 21 ditandai dengan semakin bertautnya dunia ilmu
pengetahuan, sehingga sinergi diantaranya menjadi semakin cepat. Dalam konteks pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti dengan semakin
menyempit dan meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang selama ini menjadi aspek penentu
kecepatan dan keberhasilan ilmu pengetahuan oleh umat manusia (BSNP, 2010). Abad 21 juga
ditandai dengan banyaknya (1) informasi yang tersedia dimana saja dan dapat diakses kapan
saja; (2) komputasi yang semakin cepat; (3) otomasi yang menggantikan pekerjaan-pekerjaan
rutin; dan (4) komunikasi yang dapat dilakukan dari mana saja dan kemana saja (Litbang
Kemdikbud, 2013).
7. Akhirnya, faktor abadi lainnya adalah ketegangan antara spritual dengan material:
b. Bahaya utama adalah sekelompok minoritas orang yang dapat menemukan cara
yang berhasil tentang dunia baru yang akan datang dengan mayoritas orang yang
merasa bahwa mereka berada didalam kekuasaan peristiwa-peristiwa yang terjadi
sekarang, tidak berbicara tentang masa depan masyarakat, yang berkenaan dengan
bahaya-bahaya yang menyebabkan suatu kemunduran demokrasi dan
pemberontakan yang tersebar luas.
c. Kita harus terbimbing oleh tujuan yang bercita-cita mengendalikan dunia yang
terarah pada saling pengertian yang lebih besar, suatu rasa tanggung yang lebih
besar dan solidaritas yang lebih besar, melalui penerimaan perbedaan-perbedaan
spiritual dan kultural kita.
C. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN
a. Konsep belajar seumur hidupadalah kunci yang memberikan jalan bagi perbedaan
tradisional anatara pendidikan awal dengan pendidikan berkelanjuitan
c. Secara singkat belajar seumur hidup harus memberikan kemampuan bagi semuanya
dengan penyediaan kesempatan bagi masyarakat.
Suatu masyarakat yang tepat untuk semua negara meskipun dari berbagai bentuk dan
dengan tipe-tipe isi pendidikan yang berbeda-beda – penguatan pendidikan dasar yaitu
penekanan pada pendidikan dasar dalam program-program pendidikan dasarnya. Yakni
membaca, menulis, berhitung, tetapi juga kemampuan untuk mengekspresikan dirinya dalam
suatu bahasa yang memberi dirinya kemampuan berdialog dan memahami.
Pendidikan menengah harus dikaji ulang dalam hubungan belajar seumur hidup. Prinsip
kuncinya adalah menyusun suatu saluran-saluran yang beraneka ragam bagi individu untuk
bersekolah, tanpa pernah menutup pintu bagi kemungkinan untuk kembali lagi masuk kedalam
sistem pendidikan sekolah.
Universitas hendaknya menjadi pusat ditingkat yang lebih tinggi dari sistem pendidikan,
yang mempunyai 4 fungsi pokok yaitu:
4. Kerjasama Internasional
Meskipun mengajar pada dasarnya adalah kegiata perseorangan, dalam arti bahwa setiap
guru diharuskan dengan tanggung jawab dan tugas-tugas profesional sendiri-sendiri, kerja tim
adalah penting, terutama pada tingkat pendidikan menengah agar meningkatkan kualitas
pendidikan dan menyesuaikan lebih dekat pada karakteristik-karakteristik khusus dan kelas-kelas
atau kelompok-kelompok murid.
Pemilihan sebuah tipe pendidikan berarti pemilihan suatu tipe masyarakat. Komisi
menganjurkan pelaksanaan pengukuran untuk melibatkan macam-macam orang dan lembaga-
lembaga yang aktif dimasyarakat yang berkenaan dengan pengambilan keputusan pendidikan:
Desentralisasi administratif dan otonomi pembangunan pendidikan adalah kondusif dalam
sebagian besar kasus, hal itu meyakinkan bagi pengembangan dan generalisasi pembaharuan.
Kemajuan informasi baru dan teknologi hendaknya meningkatkan penilaian umum yang
membuka jalan untuk pengetahuan di dunia tentang masa yang akan datang, komisi memberikan
rekomendasi:
Dipandang dari sudut masa depan, suatu pengamatan UNESCO hendaknya dibentuk
untuk melihat teknologi baru, evolusi perkembangannya dan pengaruh masa depannya, tidak
hanya untuk sistem-sistem pendidikannyan tetapi juga untuk masyarakat.
1. Landasan Futuralistik
Indonesia sebagai anggota PBB sudah sepantasnya apabila hasil komisi Internasional
tentang pendidikan menjadi bahan kajian utama dalam rangka pembangunan Indonesia yang
disebut sebagai salah satu landasan futuralistik.
2. Tujuan Pengkajian
Menangkap situasi Internasional dan mengkaji visi dan prinsip-prinsip pendidikan untuk
menilainya secara cermat dan mengadopsinya hal-hal yang dapat dilaksanakan dalam
pembangunan pendidikan Indonesia.
III. PENUTUP
Untuk menghadapi pembelajaran di abad 21, setiap orang harus memiliki keterampilan
berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan literasi digital, literasi informasi, literasi media dan
menguasai teknologi informasi dan komunikasi (Frydenberg & Andone, 2011). sejumlah
penelitan tentang pemanfaatan teknologi informasi yang mendukung pembelajaran abad 21 telah
dilakukan di berbagai negara. Diantaranya yaitu, teknologi web 2.0 cocok untuk memenuhi
sebagian tuntutan yang muncul dari masyarakat pembelajar di abad 21 (Yengin, 2014).
Kemudian di Portugal, program aplikasi Scratch berhasil memotivasi siswa sekolah dasar kelas 5
dan 6 dan meningkatkan proses belajarnya. Selain itu juga, program aplikasi Scratch berhasil
meningkatkan konsentrasi, kreativitas dan kolaborasi siswa (Pinto & Escudeiro, 2014).