Anda di halaman 1dari 11

Kegunaan Pelaporan Keuangan untuk Pembuatan Keputusan

Internal: Studi pada Inspektorat Jenderal Kementerian


Perdagangan

TUNJUNG PROBO NIRMALA1*; MOHAMMAD ALFIAN1; YENI PRIANTA SARI2


1Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No 36A Jawa Tengah, 57125, Surakarta, Indonesia,
2Politeknik Harapan Bersama Tegal, Jl. Mataram No. 9 Pesurungan Lor, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia
*Corresponding Author, E_mail address: Tunjungnirmala@gmail.com

ABSTRACT
Study aims to determine the level of usefulness of financial reporting for internal decision-making based on the internal user's perception of govern-
ment financial reporting. Research methods are using primary data sources through an online questionnaire to 93 employees in the Inspector
General Ministry of Commerce. Research suggests there is a relationship between educational background with degree of usefulness of financial
statements, but there is no statistical evidence that supports an association between the level of professional experience and level of usefulness of
financial statements. In addition, it is known that the level of usefulness of accrual-based information is high in internal decision-making framework.
However, it was also found that there was no difference in usefulness between accrual-based information and cash-based information for internal
decision making.
Key Words: Usefulness; Internal Decision Making; Government Financial Reporting; Accrual-Based Information; Cash-Based Information.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kegunaan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan internal berdasarkan persepsi pengguna
internal pelaporan keuangan pemerintah. Metode penelitian menggunakan sumber data primer melalui kuesioner online untuk 93 karyawan di
Departemen Inspektur Jenderal Perdagangan. Penelitian menunjukkan ada hubungan antara latar belakang pendidikan dengan tingkat kegunaan
laporan keuangan, tetapi tidak ada bukti statistik yang mendukung hubungan antara tingkat pengalaman profesional dan tingkat kegunaan laporan
keuangan. Selain itu, diketahui bahwa tingkat kegunaan informasi berbasis akrual tinggi dalam rangka pengambilan keputusan internal. Namun, itu
juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan di antara kegunaan informasi berbasis akrual dan informasi berbasis kas untuk pengambilan keputusan
internal.
Kata Kunci: Kegunaan; Pengambilan Keputusan internal; Keuangan Pemerintah Pelaporan; Akrual Berbasis Informasi; Kas Berbasis Informasi.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

PENDAHULUAN
Selama beberapa dekade ini telah terjadi baru tidak hanya merespon permasalahan legiti-
perubahan besar dalam sistem akuntansi masi, keabsahan, maupun kepatuhan pada
pemerintahan di beberapa negara di dunia. Basis peraturan, lebih jauh dari itu, sistem akuntansi
kas yang selama ini digunakan dalam sistem berbasis akrual berfokus pada ketersediaan
akuntansi pemerintahan di banyak negara telah informasi mengenai penggunaan yang efisien dan
digantikan oleh basis akrual yang biasa digunakan pasokan sumber daya publik. Sistem informasi
oleh akuntansi sektor bisnis/privat. Perubahan ini akuntansi pada sektor publik diarahkan pada
merupakan refor-masi yang cukup signifikan dalam penyebaran informasi yang sesuai dan bermanfaat,
akuntansi sektor publik. Sistem akuntansi yang memungkinkan penggunanya untuk menilai dan
VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 37

membuat keputusan dengan cara yang lebih mampu memberikan infor-masi keuangan yang
rasional dan logis (Noguiera, 2013). lebih lengkap daripada basis lainnya. Laporan
Reformasi besar-besaran pada akuntansi sektor keuangan digunakan untuk menye-diakan
publik tidak hanya menjadi tren di banyak negara informasi mengenai kegiatan opera-sional
tetapi juga menjadi agenda tersendiri oleh Pemerintah, evaluasi efisiensi dan efektivitas serta
Pemerintah Indonesia. Mulai dari diterbitkanya ketaatan terhadap peraturan.
paket Undang-undang Keuangan Negara yang Penerapan SAP berbasis akrual di Indonesia
terdiri dari Undang-undang Nomor. 17 Tahun 2003 dilaksanakan secara bertahap dari SAP berbasis kas
tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 menuju akrual. PP No. 71/2010 mengatur bahwa
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan untuk entitas yang belum siap menerapkan SAP
Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang berbasis akrual secara penuh, maka dapat
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab menerapkan SAP berbasis kas menuju akrual (Cash
Keuangan Negara. Kebera-daan paket Undang- Toward Accrual) paling lama empat tahun setelah
undang Keuangan Negara ini melatarbelakangi Tahun Anggaran 2010. Jadi, dapat disimpulkan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun bahwa penerapan SAP berbasis akrual penuh
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan ditargetkan dilaksanakan untuk pelaporan
yang meru-pakan penyempurnaan dari Peraturan keuangan Tahun Anggaran 2014. Penerapan basis
Peme-rintah N0. 24 Tahun 2005. Pene-rapan SAP akrual di Indonesia diharapkan meingkatkan
berbasis akrual merupakan amanat UU No.17/ kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah
2003 dan UU No. 1/2004. dan menghasilkan pengukuran kinerja yang lebih
Perubahan mendasar dalam Standar Akuntansi baik, serta memfasilitasi manajemen keuangan/
Pemerintahan (SAP) yang diatur dalam PP No. 71/ asset yang lebih transparan dan akuntabel.
2010 adalah ditetapkannya SAP berbasis akrual Penelitian dengan tema sistem akuntansi sektor
dengan mengakui pendapatan, beban, asset, utang publik khususnya mengenai tingkat decision-
dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis usefulness informasi yang disajikan dalam laporan
akrual, serta mengakui pendapatan, belanja dan keuangan oleh pengguna intern masih jarang
pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran dilakukan di Indonesia. Pene-litian sebelumnya
berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/ dilakukan oleh Pettersen dan Nyland (2011)
APBD. tentang implementasi akuntansi akrual di rumah
SAP berbasis akrual ini dikem-bangkan dari SAP sakit-rumah sakit di Norwegia menunjukkan
PP No.24/2005 dengan mengacu pada International adanya gap antara informasi akuntansi yang relevan
Public Sector Accounting Standards (IPSAS). SAP yang diberikan kepada pemerintah dan tindakan
berbasis akrual ini dilaksanakan dalam rangka yang diambil oleh negara. Dalam penelitian
peningkatan kualitas informasi pelaporan keuangan tersebut dijelaskan bahwa akuntansi akrual yang
peme-rintah dan untuk mengha-silkan pengukuran diterapkan telah menghasilkan informasi yang
kinerja yang lebih baik, serta memfasilitasi mampu mensinyalkan suatu permasalahan namun
manajemen keuangan/ aset yang lebih transparan tidak diambil tindakan yang relevan oleh stake-
dan akuntabel. Penerapan akun-tansi berbasis holder untuk mengambil solusi yang tepat.
akrual ini merupakan best practice di dunia Pettersen dan Nyland (2011) menggambarkan
internasional. SAP berbasis akrual dipercaya implementasi akuntansi akrual yang kuat sebagai
38 JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

bagian dari reformasi usaha Rumah Sakit Norwegia yang dihasilkan laporan keuangan untuk menda-
pada 2002. Penelitian tersebut berfokus pada sari pengambilan keputusan yang lebih baik.
hubungan antara Negara dan Badan Usaha Rumah
Sakit Regional selama 9 tahun setelah reformasi TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN
diperkenalkan. Analisis Pettersen dan Nyland HIPOTESIS
menunjukkan banwa Negara sebagai principal telah NEW PUBLIC MANAGEMENT DAN BASIS AKRUAL
mengembangkan informasi akuntansi yang lebih New Public Management merupakan suatu
transparan dari perubahan sistem akuntansi, tetapi pendekatan dalam administrasi publik yang
informasi ini secara substansi dimodifikasi dalam menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang
perjanjian dengan Rumah Sakit selaku agen. Fokus diperoleh dalam manajemen bisnis dan disiplin
utama principal adalah pada aktivitas yang diukur ilmu yang lain untuk meningkatkan efisiensi,
dengan jumlah pasien yang dirawat. Fokus aktivitas efektivitas, dan kinerja umum dari pelayanan
ini mengesampingkan informasi yang disediakan publik pada birokrasi modern (Vigoda, 2003).
oleh sistem akuntansi. NPM muncul untuk berinovasi dan mereformasi
Berdasarkan beberapa fakta di atas, peneliti manajemen publik dengan gaya yang lebih baik
tertarik untuk melakukan penelitian yang yaitu dengan cara mengambil pengalaman dari
bertujuan untuk mengetahui tingkat kegunaan sektor bisnis. Hood (1995) mengidentifikasi 7
pelaporan keuangan untuk pembuatan keputusan (tujuh) komponen NPM, yaitu:
internal berdasarkan persepsi pengguna internal 1) "Bertangan" manajemen professional pada sektor
laporan keuangan pemerintah. Penelitian publik
sebelumnya dilakukan oleh Nogueira et al. (2013) 2) Standar-standar dan ukuran kinerja eksplisit,
mengenai tingkat kegunaan pelaporan keuangan yang kemudian didefini-sikan sebagai PIs (Perfor-
untuk pembuatan keputusan internal telah mance Indicators)
dilakukan dalam konteks pemerintah daerah di 3) Penekanan yang lebih besar pada pengendalian
Portugis. Penelitian ini mereplikasi penelitian output
sebelum-nya yang dilakukan oleh Nogueira et al. 4) Disagregasi (pemilahan) unit
(2013) untuk meneliti sejauh mana kegunaan 5) Persaingan yang lebih besar
pelaporan keuangan dalam pembuatan kepu-tusan 6) Penekanan gaya sektor privat dalam praktek
internal dengan objek penelitian pada Inspektorat manajemen
Jenderal Kementerian Perda-gangan. 7) Penekanan disiplin dan lebih besar dan hemat
Penelitian ini JUGA bertujuan untuk dalam penggunaan sumber daya.
mengetahui persepsi pengguna intern laporan
keuangan di Inspektorat Jenderal Kemen-terian Definisi diatas menunjukkan bahwa NPM
Perdagangan terhadap pemanfaatan informasi sangat tergantung pada teori pasar dan budaya
dalam laporan keuangan berbasis kas menuju "mirip" bisnis dalam organisasi pemerin-tahan.
akrual (cash toward accrual) untuk pengambilan Pemerintah didorong untuk mengelola dan
keputusan (decision-usefulness). Penelitian ini menjalankan kegiatannya seperti sektor bisnis.
diharapkan mampu memberi gambaran apakah Dengan NPM, pemerintah berfokus pada
pengguna intern laporan keuangan sektor publik manajemen sektor publik yang berorientasi pada
telah mampu dan mau memanfaatkan informasi kinerja. Penggunaan paradigma NPM
VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 39

menimbulkan beberapa konsekuensi bagi misalnya keputusan apakah suatu pekerjaan harus
pemerintah antara lain tuntutan untuk melakukan dikontrakkan atau dilakukan secara swa kelola.
efisiensi, pemangkasan biaya dan kompetisi tender Selain itu, akuntansi berbasis akrual yang dapat
(Mardiasmo, 2009). Hal ini sejalan dengan menghasilkan informasi yang dapat diandalkan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan kinerja dalam informasi aset dan kewajiban. Terakhir,
pelayanan publik menjadi elemen inti NPM karena akuntansi berbasis ak-rual yang menghasilkan
hal itu dapat meningkatkan tekanan politik bagi informasi keuangan yang komprehensif tentang
pemerintah untuk meningkatkan efisiensi pemerintah, misalnya penghapusan hutang yang
keuangan dan manajerial dalam lembaga tidak ada pengaruhnya di laporan berbasis kas.
pemerintahan.
Penggunaan basis akrual untuk kepen-tingan ATRIBUT PENGGUNA INTERN LAPORAN
pelaporan keuangan sektor publik juga merupakan KEUANGAN DAN KEGUNAAN KEPUTUSAN
bagian dari NPM. Basis akrual biasanya digunakan LAPORAN KEUANGAN
pada akuntansi sector bisnis/privat. Pada awalnya Brusca (1997) dan Nogueira et al. (2013)
sektor publik menggunakan basis kas dalam menganggap bahwa latar belakang pendidikan dan
akuntansi dan pelaporan keuangannya. Namun pengalaman professional pengguna berkaitan
beberapa dekade terakhir muncul pergeseran besar dengan kegunaan laporan keuangan untuk
pada sistem akuntansi pemerintahan dari pembuatan keputusan dari beberapa tipe informai
penggunaan basis kas beralih ke basis akrual atau tergantung beberapa karak-teristik personal. Brusca
modified cash/acrual basis. Penggunaan basis (1997) dan Nogueira et al. 2013) membuktikan
akrual untuk pelaporan keuangan sektor publik bahwa pengguna dengan latar belakang pendidikan
sudah menjadi tren hampir di seluruh dunia. Di manajemen lebih besar dalam kegunaan informasi
Indonesia sendiri sudah diterbitkan Peraturan yang diungkapkan dalam pelaporan keuangan.
Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Begitu juga dengan Yamamoto (2008) dan Nogueira
Akuntansi Pemerintah yang menetapkan basis et al. (2013) memverifikasi bahwa latar bela-kang
akrual dalam standar akuntansi pemerintahannya. pendidikan dan pengalaman profesional berhu-
bungan positif dengan kegunaan laporan keuangan.
INFORMASI DAN PENGGUNAAN PELAPORAN Namun hasil penelitian Nogueira et al. (2013)
KEUANGAN DALAM LEMBAGA PEMERINTAHAN menunjukkan bahwa tidak ada bukti statistik
Beberapa alasan perubahan basis akuntansi mengenai hubungan antara latar belakang
untuk pelaporan keuangan pada sektor publik pendidikan dan pengalaman professional dengan
menjadi basis akrual, diantaranya dikarenakan kegunaan pelaporan keuangan. Temuan ini
kkuntansi berbasis kas tidak menghasilkan berkontradiksi dengan penelitian sebelumnya.
informasi yang cukup - misal transaksi non kas - Sejalan dengan hal tersebut, maka ditetapkan
untuk pengambilan keputusan ekonomi misalnya hipotesis sebagai berikut:
informasi tentang hutang dan piutang, sehingga H01: Tidak ada hubungan antara latar belakang
penggunaan basis akrual sangat disarankan. pendidikan dengan kegu-naan pelaporan keuangan.
Selanjutnya, akuntansi berbasis akrual menyedia- H02: Tidak ada hubungan antara penga-laman
kan informasi yang tepat untuk menggambarkan profesional dengan kegunaan pelaporan keuangan.
biaya operasi yang sebenarnya (full costs of operation),
40 JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

KEGUNAAN INFORMASI BERBASIS AKRUAL DALAM kas dalam pembuatan keputusan intern.
PEMBUATAN KEPUTUSAN INTERN
Basis akrual digunakan dalam penyusunan METODE PENELITIAN
laporan keuangan pemerintah dikarenakan dalam POPULASI DAN SAMPEL
basis akrual memungkinkan pengungkapan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
informasi mengenai kegunaan yang lebih besar pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian
untuk pembuatan keputusan seperti penyusunan Perdagangan sebagai pengguna intern laporan
anggaran dan menentukan fee (Nogueira et al. keuangan Inspektorat Jenderal Kementerian
2013). Informasi yang dihasilkan mampu Perdagangan sejumlah 114 pegawai. Sampel dipilih
memperbaiki transparansi dan pertanggung- dengan metode purposive sampling yaitu pegawai
jawaban pemerintah yang pada akhirnya akan yang mempunyai pendidikan minimal Strata 1
bermanfaat bagi pengguna. Nogueira et al. (2013) dengan asumsi bahwa setelah melewati jenjang
mengkon-firmasi hipotesis penelitiannya bahwa Strata 1, seseorang akan mempunyai kemampuan
rata-rata kegunaan informasi basis akrual untuk menganalisa laporan keuangan untuk mendukung
pembuatan keputusan internal adalah tinggi (di pengambilan keputusan. Sampel diambil dari
atas 3), diukur dengan skala 1 (tidak bermanfaat) sample frame berupa daftar pegawai Inspektorat
sampai dengan 5 (bermanfaat). Pada Paragaraf 9 Jenderal per Maret 2014 sejumlah 93 pegawai.
Lampiran I.02 PSAP 01 dinyatakan bahwa:
"…Tujuan umum laporan keuangan adalah JENIS DAN SUMBER DATA
menyajikan informasi…yang bermanfaat bagi para Penelitian ini menggunakan data primer.
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi Pengumpulan data dilakukan dengan menye-barkan
keputusan mengenai alokasi sumber daya…." kuesioner kepada sampel penelitian yang dituju.
Kuesioner disebarkan melalui online dengan cara
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun mengirimkan link kuesio-ner melalui email pribadi
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan setiap sampel yang sebelumnya telah diperoleh dari
Lampiran I.01 Kerangka Konseptual Paragraf 19 Bagian Umum dan Kepegawaian Inspektorat
disebutkan bahwa: Jenderal Kementerian Perdagangan. Respon-den
"Kebutuhan informasi tentang kegia-tan operasional diminta mengunjungi link kuesioner yang
pemerintahan serta posisi kekayaan dan kewajiban dimaksud, mengisi dan menyerahkan (submit)
dapat dipenuhi dengan lebih baik dan memadai kuesioner juga secara online.
apabila didasarkan pada basis akrual, yakni berda-
sarkan pengakuan munculnya hak dan kewajiban, DEFINISI DAN PENGUKURAN VARIABEL
bukan berdasarkan pada arus kas semata." Atribut Pengguna Laporan Keuangan
Atribut pengguna laporan keuangan dalam
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dibuat penelitian ini adalah latar belakang pendidikan dan
hipotesis sebagai berikut: pengalaman professional. Atribut ini diukur
H03: Tingkat kegunaan informasi berbasis akrual dengan skala nominal. Latar belakang pendidikan
dalam pembuatan keputusan intern adalah rendah. akan dikelom-pokan menjadi 2 (dua) bagian yaitu
H04: Tidak ada perbedaan kegunaan antara ekonomi (akuntansi, manajemen) dan non
informasi berbasis akrual dengan informasi berbasis ekonomi (hokum, teknik, dan lain-lain).
VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 41

Pengalaman professional akan dikelompokkan disesuaikan dengan PP No. 71 Tahun 2010 tentang
menjadi "dianggap berpengalaman secara professio- Standar Akuntansi Pemerintahan.
nal" ketika telah menduduki jabatan selama lebih
dari 5 tahun, dan "kurang berpenga-laman secara METODA ANALISIS
professional" ketika menduduki jabatan kurang dari Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan
5 tahun (Nogueira et al., 2013). beberapa pengujian sebagai berikut:
Analisis Structural Equation Modelling (SEM)
Kegunaan Pelaporan Keuangan Untuk hipotesis 1 dan 2, digunakan analisis
Variabel ini mengukur tingkat kegunaan SEM untuk pengujiannya. SEM merupakan
pelaporan keuangan untuk pembuatan keputusan gabungan dari analisis jalur (path analysis) menjadi
intern. Variable ini diukur dengan 9 pertanyaan satu metode statistic komprehensif (Ghozali, 2013).
mengenai kegunaan komponen-komponen laporan SEM mempunyai 2 (dua) tujuan utama dalam
keuangan dengan skala Likert 1 (Kurang analisisnya. Tujuan pertama adalah menen-tukan
bermanfaat) sampai 5 (sangat bermanfaat). apakah model yang dikembangkan fit berdasarkan
Kuesioner diadaptasi dari Nogueira et al. (2013) data yang dimiliki dan tujuan kedua adalah
dan disesuaikan dengan PP No. 71 Tahun 2010 menguji hipotesis yang telah dibangun sebelumnya
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini pengujian
hipotesis didasarkan pada nilai t hitung < t table
Kegunaan Pengungkapan Informasi Berbasis Akrual maka H0 diterima. Pedoman umum nilai t table
Variabel ini mengukur tingkat kegunaan untuk level signifikansi 5% adalah ±1,96.
pengungkapan informasi yang dihasilkan dari basis
akrual. Variable ini diukur dengan 5 pertanyaan Uji One Sample T-test
mengenai kegunaan pengung-kapan informasi Untuk hipotesis 3 digunakan metode analisis
berbasis akrual dengan skala Likert 1 (kurang berupa uji one sample t-test. Uji one sample t-test
bermanfaat) sampai 5 (sangat bermanfaat). merupakan teknik analisis untuk membandingkan
Pertanyaan dalam kuesioner untuk variabel ini satu variable bebas. Teknik ini digunakan untuk
diadaptasi dari Nogueira et al. (2013) dan menguji apakah nilai tertentu berbeda secara
disesuaikan dengan PP No. 71 Tahun 2010 tentang signifikan atau tidak dengan rata-rata sampel.
Standar Akuntansi Pemerintahan. H03= ì 0< 3
Ha3= ì 0 > 3
Kegunaan Pengungkapan Informasi Berbasis Kas Parameter uji:
Variabel ini mengukur tingkat kegunaan Jika t table > t hitung maka H03 diterima dan
pengungkapan informasi yang dihasilkan dari basis Ha3 ditolak, sebaliknya jika t table < t hitung maka
kas. Variable ini diukur dengan 5 pertanyaan H03 ditolak dan Ha3 diterima
mengenai kegunaan pengung-kapan informasi
berbasis kas dengan skala Likert 1 (kurang Uji Wilcoxon
bermanfaat) sampai 5 (sangat bermanfaat). Untuk hipotesis 4 digunakan metode analisis
Pertanyaan dalam kuesioner untuk variable ini berupa uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon merupakan
diadaptasi dari Nogueira et al. (2013) dan salah satu pengujian nonpa-rametrik. Statistik
nonparametrik adalah statistik yang tidak
42 JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

memerlukan asumsi-asumsi tertentu. Statistik TABEL 2. RESPONDEN BERDASARKAN USIA

nonparametrik digunakan apabila sampel yang


digunakan memiliki ukuran yang kecil, data yang
digunakan bersifat ordinal atau nominal, dan
bentuk distribusi populasi dan tempat pengambilan
sampel tidak diketahui menyebar secara normal.
Jika hasil uji wilcoxon menunjukkan p-value < 0,05
maka H0 ditolak. Berdasarkan table di atas, dari 44 responden,
sebanyak 1 (2,27%) responden berusia kurang dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
25 tahun, 34 (77,27%) responden berusia 25-35
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
tahun, 5 (11,37%) responden berusia 36-45 tahun
Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai
dan 4 (9,09%) responden berusia 46-55 tahun.
pada Inspektorat Jenderal Kementerian
Perdagangan dengan tingkat pendidikan minimal
Tingkat Pengalaman Responden
Strata 1. Pemilihan purposive sampling ini terkait
Perbandingan jumlah responden berdasarkan
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
tingkat pengalamannya adalah sebagai berikut:
tingkat kegunaan pelaporan keuangan dalam
rangka mendukung pengambilan keputusan intern. TABEL 3. DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENGALAMAN
Pemilihan sampel dengan tingkat pendidikan
minimal Strata 1 mengasumsikan bahwa sampel
penelitian mempunyai kemampuan melakukan
analisa laporan keuangan untuk mendukung
pengambilan keputusan.
Dari 93 kuesioner yang dikirim hanya 48 sampel
yang mengirimkan kembali kuesioner dan dari 48
sampel hanya 45 sampel yang dapat dilakukan
pengujian lebih lanjut. Untuk kepentingan penelitian ini, responden
dibagi ke dalam 2 kelompok berdasarkan tingkat
TABEL 1. TINGKAT PENGEMBALIAN KUESIONER
pengalamannya yaitu kelompok responden yang
kurang berpengalaman secara professional (dengan
masa pengalaman < 5 tahun) dan kelompok
responden yang berpengalaman secara profesional
(dengan masa pengalaman > 5 tahun).
Pengelompokan ini didasarkan pada penelitian
sebelumnya oleh Nogueira et al. (2013).
STATISTIK DESKRIPTIF RESPONDEN Berdasarkan tabel di atas, dari 44 responden,
Usia Responden sebanyak 61,36% responden kurang berpengalaman
Perbandingan jumlah responden berda-sarkan secara professional dan 38,64% responden
usia dapat disimak pada Tabel 2. berpengalaman secara professional.
Latar Belakang Pendidikan Responden
VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 43

Perbandingan jumlah responden berdasarkan TABEL 5. TABEL AVE

latar belakang pendidikannya disajikan pada Tabel


4. Untuk kepentingan penelitian ini, responden
dibagi ke dalam 2 kelompok berdasarkan latar
belakang pendidikannya yaitu kelompok responden
dengan latar belakang pendidikan ekonomi
(termasuk akuntansi) dan kelompok responden Berdasarkan hasil olah data yang dilaku-kan
dengan latar belakang pendidikan non ekonomi- dengan bantuan software SmartPLS 2.0 didapatkan
akuntansi. Pengelompokan ini didasarkan pada bahwa nilai AVE untuk semua konstruk > 0,50.
penelitian sebelumnya oleh Nogueira et al. (2013). Sehingga dapat memenuhi syarat validitas
Berdasarkan table di atas, dari 44 responden, konvergen.
sebanyak 52,27% responden dengan latar belakang
pendidikan ekonomi (termasuk akuntansi) dan COMPOSITE RELIABILITY
47,73% responden dengan latar belakang Untuk menentukan composite reliability,
pendidikan non ekonomi-akuntansi. apabila nilai composite reliability ñc > 0,8 dapat
dikatakan bahwa konstruk memiliki reliabilitas
TABEL 4. DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENGALAMAN
yang tinggi atau reliable dan ñc > 0,6 dikatakan
cukup reliabel (Latan dan Ghozali, 2012).

TABEL 6. COMPOSITE RELIABILITY

Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan


DISCRIMINANT VALIDITY
Evaluasi yang dilakukan adalah melihat square dengan bantuan software SmartPLS 2.0 didapatkan
root of average variance extracted (AVE). Model bahwa nilai Composite Reliability untuk semua
pengukuran dinilai berdasarkan pengukuran cross konstruk > 0,70. Sehingga dapat disimpulkan
loading dengan konstruk. Jika kolerasi konstruk bahwa semua indikator konstruk adalah reliable
dengan setiap indikatornya lebih besar daripada atau dengan kata lain memenuhi uji reliabilitas.
ukuran konstruk lainnya, maka konstruk laten
CRONBACH ALPHA
memprediksi indikatornya lebih baik daripada
Uji reliabilitas digunakan untuk menge-tahui
konstruk lainnya.
adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya.
Jika nilai AVE lebih tinggi daripada nilai kolerasi
Dengan kata lain, alat ukur tersebut mempunyai
di antara konstruk, maka discriminant validity yang
hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali
baik tercapai. Menurut Latan dan Ghozali (2012)
pada waktu yang berbeda. Jika kita melakukan
sangat direkomendasikan apabila AVE lebih besar
penelitian yang sama, dengna tujuan yang sama dan
dari 0,5.
karakteristik responden yang sama, maka hasil
44 JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

pengambilan data berikutnya akan mendapatkan antara latar belakang pendidikan dengan tingkat
respon yang kurang lebih sama (Ariyoso, 2009). kegunaan laporan keuangan. Temuan ini sejalan
Dalam PLS, uji reliabilitas diperkuat dengan dengan temuan Brusca (1997), Yamamoto (2008),
adanya cronbach alpha dimana kon-sistensi setiap dan Nogueira et al. (2013), namun berlawanan
jawaban diujikan. Cronbach alpha di katakan baik dengan hasil penelitian Nogueira et al. (2013).
apabila alpha lebih dari sama dengan 0,5 dan T-statistics untuk hipotesis 2 adalah 0,545456 >
dikatakan cukup apabila alpha lebih dari sama 1,96. Hal tersebut berarti bahwa H02 diterima,
dengan 0,3. artinya bahwa tidak terdapat hubungan antara
pengalaman professional dengan tingkat kegunaan
TABEL 7. TABEL CRONBACHS ALPHA laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan temuan
Nogueira et al. (2013), namun berlawanan dengan
hasil yang diperoleh Brusca (1997), Yamamoto
(2008), dan Nogueira et al. (2013).

Kegunaan Informasi Berbasis Akrual dalam


Pembuatan Keputusan Intern
Basis akrual digunakan dalam penyu-sunan
PENGUJIAN HIPOTESIS laporan keuangan pemerintah dikare-nakan dalam
Atribut Pengguna Intern Laporan Keuangan dan
basis akrual memung-kinkan pengungkapan
Kegunaan Keputusan Laporan Keuangan
informasi mengenai kegunaan yang lebih besar
Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan
untuk pembuatan keputusan seperti penyusunan
analisis SEM. Parameter uji hipotesis adalah jika
anggaran dan menentukan fee (Nogueira et al.
nilai t hitung < t table maka H0 diterima. Pedoman
2013).
umum nilai t table untuk level signifikansi 5%
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
adalah ±1,96.
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Brusca (1997), Yamamoto (2008), dan Nogueira
Lampiran I.01 Kerangka Konseptual Paragraf 19
et al. (2013) memverifikasi secara statistik bahwa
disebutkan bahwa:
latar belakang pendidikan dan pengalaman profes-
"Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional
sional pengguna berhubungan dengan kegunaan
pemerintahan serta posisi kekayaan dan kewajiban
laporan keuangan untuk pembuatan keputusan
dapat dipenuhi dengan lebih baik dan memadai
dari beberapa tipe informai tergantung beberapa
apabila didasarkan pada basis akrual, yakni
karak-teristik personal.
berdasarkan pengakuan munculnya hak dan
Berdasarkan path coefficients diatas dapat
kewajiban, bukan berdasarkan pada arus kas
dilihat bahwa pengalaman profesional tidak
semata."
mempunyai hubungan dengan tingkat kegunaan
laporan keuangan, sebaliknya latar belakang
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil
pendidikan berhubungan dengan tingkat kegunaan
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 9. Merujuk
laporan keuangan. T-statistics untuk hipotesis 1
pada hasil uji statistik diperoleh nilai t statistik
adalah 2,356076 > 1,96. Hal tersebut berarti bahwa
sebesar 30,565, sedangkan nilai t tabel untuk á 5%
H01 ditolak, artinya bahwa terdapat hubungan
pada df 43 adalah 1,168107. Nilai t table < t hitung
VOL. 15 NO.1 JANUARI 2014 45

TABEL 8. PENGUJIAN HIPOTESIS 1

TABEL 9. HASIL UJI ONE SAMPLE T-TEST

maka H03 ditolak dan Ha3 diterima. Hasil


pengujian hipotesis ini mengkonfirmasi hasil TABEL 10. HASIL UJI WILCOXON

penelitian Nogueira et al. (2013) bahwa rata-rata


kegunaan informasi basis akrual untuk pembuatan
keputusan internal adalah tinggi (di atas 3), diukur
dengan skala 1 (tidak bermanfaat) sampai dengan 5
(bermanfaat).
Pengujian hipotesis 4 dengan meng-gunakan uji
wilcoxon (lihat Tabel 10). Mengacu pada Tabel 10
diketahui p-value sebesar 0,599 > 0,05 maka H04
diterima. Hasil tersebut mendukung H04 bahwa
tidak ada perbedaan dalam kegunaan antara
informasi berbasis akrual dengan informasi berbasis
kas dalam pembuatan keputusan intern. Dengan SIMPULAN
kata lain, informasi berbasis akrual dan informasi Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
berbasis kas mempunyai tingkat kegunaan yang hubungan antara latar belakang pendidikan dengan
sama dalam pembuatan keputusan intern. tingkat kegunaan laporan keuangan, namun tidak
terdapat bukti statistic yang mendukung adanya
hubungan antara pengalaman profesional dengan
46 JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI

tingkat kegunaan laporan keuangan. Selain itu, distribusi normalitas untuk penelitian berikutnya.
diketahui bahwa tingkat kegunaan informasi
berbasis akrual adalah tinggi dalam rangka DAFTAR PUSTAKA
pengambilan keputusan intern. Namun, ditemukan Ariyoso. 2009. Uji Reliabilitas website: http://ariyoso.wordpress.com/
2009/10/31/uji-reliabilitas, diakses 28 Mei 2014.
juga bahwa tidak ada perbedaan kegunaan antara Brusca, A. I. 1997. The Usefulness of Financial Reporting in Spanish
informasi berbasis akrual dan informasi berbasis Local Governments, Financial Accountability & Management, 13
(1), 17-34.
kas untuk pengambilan keputusan intern. Christiaens, J dan J. Rommel. 2008. Accrual Accounting Reforms: Only
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah for Businesslike (Part of) Governments. Financial Accountabi-lity &
Mana-gement, 24 (1), 59-75.
penggunaan kuesioner online yang menga-kibatkan Connolly, C dan N. Hyndman. 2006. The Actual Implementation of
homogennya sampel yang mengi-rimkan kembali Accruals Accounting: Caveats from a Case within the UK Public
Sector. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 19 (2), 272-
kuesioner dan menyebabkan tidak tercapainya 290.
asumsi distribusi normal sehingga harus dilakukan Hood, C. 1995. The New Public Management in The 1980s: Variations
on a Theme. Accounting, Organiza-tions and Society, 20 (2/3), 93-
pengujian nonparametrik. Hal ini terlihat dari usia
109.
responden yang sebagian besar (79,54%) berada Kementerian Keuangan. 2010. Future Model Sistem Akuntansi. Modul
pada kelompok usia di bawah 35 tahun. General Ledger & Chart of Accounts. Jakarta: SPAN.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.
Selanjutnya, Penggunaan kuesioner online pada McCartney, S. 2004. The Use of Usefulness: An Examination of User
awalnya dimaksudkan untuk alasan kepraktisan dan Needs Approach to the Financial Reporting Conceptual Frame-
work. The Journal of Applied Accounting Research, 7 (2), 52-79.
kehematan mengatasi permasalahan jarak dan Nogueira, S. P. S., S. M. F. Jorge dan M. C. Oliver. 2013. The Useful-
waktu. Namun, penggunaan kuesioner online pada ness of Financial Reporting for Internal Decision-making in
Portuguese. Management Research: The Journal of the
kenyata-annya membatasi respon pada responden Iberoamerican Academy of Management, 11 (2), 178-212.
yang melek teknologi, sedangkan untuk responden Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerin-tahan.
dengan kisaran umur di atas 35 tahun yang
Pettersen, I. J. dan K. Nyland. 2011. Reforms and Accounting System
mungkin kebanyakan kurang tanggap terhadap Changes: a Study on The Implementation of Accrual Accoun-ting
teknologi merasa enggan atau tidak mampu untuk in Norwegian Hospotals. Journal of Accounting & Organizational
Change, 7 (3), 237-258.
mengisi kuesioner. Plummer, E., P. D. Hutchison, dan T. K. Patton. 2007. GASB No. 34's
Keterbatasan lain adalah bahwa objek penelitian Governmental Financial Reporting Model: Evidence on Its
Informastion Relevance. The Accounting Review, 82 (1), 205-240.
merupakan pihak-pihak yang memang seringkali Sekaran, U. dan R. Bogie. 2013. Research Methods for Business. West
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
Spathis, C. dan J. Ananiadis. 2004. The Accounting System and
laporan keuangan dalam rangka pengambilan Resource Allocation Reforn in a Public University. The International
keputusan intern berda-sarkan tugas dan fungsinya. Journal of Education Management, 18 (3), 196-204.
Vigoda, E. 2002. New Public Management. Encyclopedia of Public
Hal tersebut mungkin mengakibatkan bias
Administration and Public Policy.
terhadap hasil penelitian. Untuk penelitian Yamamoto, K. 1999. Accounting system reform in Japanese local
governments. Financial Accountability & Management, 15, (3),
selanjutnya, perlu untuk mempertimbangkan
291-307.
penggunaan kue-sioner secara manual di samping
kuesioner online untuk mengatasi keterbatasan
dalam pene-litian ini. Selain itu, perlu memperluas
objek penelitian sehingga bisa memenuhi asumsi

Anda mungkin juga menyukai