I. PENDAHULUAN
yang dilakukan. Salah satu jenis wisata yang akhir-akhir ini semakin mendapatkan
perhatian dan banyak dilakukan adalah “ekowisata”. Ternyata beberapa destinasi
dari taman nasional berhasil dalam mengembangkan ekowisata (Tiatumi, 2009).
Kecenderungan masyarakat untuk berwisata ke daerah yang masih asli dan alami.
Hal ini menunjukkan peluang pemanfaatan kawasan konservasi sebagai pilihan
tujuan wisata alam. Potensi obyek wisata alam yang berada dalam kawasan taman
nasional dan kawasan pelestarian alam yang lain, apabila dikembangkan dengan
baik akan dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi negara dan penciptaan
lapangan kerja serta sumber pendapatan bagi masyarakat setempat (Riyanto,
2005).
Taman nasional Tanjung Puting sudah banyak dikenal oleh wisatawan.
Taman Nasional ini mempunyai luas sekitar 415.040 hektar. Selain ditetapkan
sebagai cagar biosfer di dunia oleh UNESCO sejak tahun 1977, Taman Nasiona
ini juga telah menjadi hutan tropis terbesar yang dilindungi di kawasan Asia
Tenggara. Awalnya Tanjung Puting didirikan sebagai suaka marga satwa pada
tahun 1935 dan pada akhirnya ditetapkan sebagai Taman Nasional sejak tahun
1982. Tanjung Puting kaya akan keanekaragaman flora yang terdiri dari ratusan
jenis pohon, bunga anggrek serta tumbuhan tropis lainnya. Selain itu juga
merupakan rumah bagi berbagai macam spesies binatang, salah satunya yang
terkenal adalah orangutan, belum lagi dengan adanya spesies bekantan dan
mamalia lainyayang menjadikan Tanjung Puting sebagai salah satu harta
kekayaan terpenting di Propinsi Kalimantan Tengah bahkan dunia ( Pemda Kobar,
2015).
Tanjung Harapan merupakan bagian dari TNTP yang ditunjuk sebagai
zona pemanfaatan dan dikembangkan untuk kegiatan ekoturisme serta dilengkapi
dengan pusat informasi dan camping ground. Di samping itu, lokasi ini juga
merupakan tempat kegiatan rehabilitasi Orangutan yang dilengkapi dengan
fasilitas pemeliharaan kesehatan (klinik) untuk merawat Orangutan Wisatawan
dapat melihat atraksi pemberian makan Orangutan.
Ketika pengembangan ekowisata di Taman Nasional Tanjung Puting
dilaksanakan, hal ini juga membuka ancaman bagi tapak. Tekanan terhadap
3
sekitar dan kegiatan lainnya yang dapat mencemari kealamian hutan tersebut.
Akibat ataupun dampak dari pencemaran dan kerusakan alamini dapat
membahayakan kelestarian ekosistem sumberdaya alam. Kemudian, tentu saja
ekosistem alam yang rusak dapat mengganggu kehidupan dan penghidupan
manusia, spesies lain dan lingkungan sekitarnya. Misalnya jika keanekaragaman
hayati menurun, maka hal tersebut menunjukkan terjadinya kepunahan spesies
tertentu. (Jakfar, 2013)
2.3 Ekowisata
2.3.1 Pengertian Ekowisata
Ekowisata berbeda dengan wisata alam. Wisata alam adalah perjalanan
wisata yang bertujuan untuk menikmati kehidupan liar atau daerah alami yang
belum dikembangkan, mencakup setiap jenis wisata-wisata masal dan wisata
pertualangan, sedangkan ekowisata memanfaatkan sumber daya alam dalam
bentuk yang masih lain dan alami, termasuk spesies, habitat, bentangan alam,
pemandangan serta kehidupan air laut dan air tawar. Berbeda dengan wisata pada
umumnya, ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menarik perhatian besar
terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sebagai salah satu isu
utama dalam kehidupan manusia, baik secara ekonomi, sosial maupun politik. 30
Hal ini akan terus berlangsung, terutama didorong oleh dua aspek, yaitu: (1)
ketergantungan manusia terhadap sumber daya alam dan lingkungannya makin
tinggi, (2) keterkaitan masyarakat kepada lingkungan makin meningkat
(Sastrayuda, 2010).
Ekowisata berhubungan sangat erat dengan prinsip konservasi. Bahkan
dalam strategi pengembangan ekowisata juga menggunakan strategi konservasi.
Dengan demikian ekowisata sangat tepat dan berdayaguna dalam
mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang masih alami.
Bahkan dengan ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya karena
desakan dan tuntutan dari para eco-traveler (Budiman, 2010). Jenis dan Prinsip
Ekowisata yang tercantum Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun
8
secara lestari. Meningkatkan daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta
untuk berperan serta dalam program konservasi. Mendukung upaya pengawetan
jenis.
2. Pendidikan
Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku masyarakat tentang
perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
3. Ekonomi
Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan, penyelenggara
ekowisata dan masyarakat setempat. Dapat memacu pembangunan wilayah, baik
di tingkat lokal, regional mapun nasional. Dapat menjamin kesinambungan usaha.
Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh kabupaten/kota, propinsi
bahkan nasional.
4. Peran Aktif Masyarakat
Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat Pelibatan
masyarakat sekitar kawasan sejak proses perencanaan hingga tahap pelaksanaan
serta monitoring dan evaluasi. Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat
setempat untuk pengembangan ekowisata. Memperhatikan kearifan tradisional
dan kekhasan daerah setempat agar tidak terjadi benturan kepentingan dengan
kondisi sosial budaya setempat. Menyediakan peluang usaha dan kesempatan
kerja semaksimal mungkin bagi masyarakat sekitar kawasan.
5. Wisata
Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi kawasan bagi pengunjung.
Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang mempunyai fungsi
konservasi. Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian
lingkungan. Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.
2.4Persepsi
2.4.1 Pengertian Persepsi
Pengertian persepsi dari kamus psikologi adalah berasal dari bahasa
Inggris, perception yang artinya : persepsi, penglihatan, tanggapan; adalah proses
seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui
10
pemerintah dapat selalu berperan, baik dalam hal uang ataupun hal lain.
Kemitraan dapat membantu memelihara atau meningkatkan pelayanan kepada
publik.
Tingkat keterlibatan masyarakat melalui kemitraan terhadap
usahaekowisata diharapkan tinggi. Pengelola kawasan ekowisata biasanya
selaluenggan untuk melibatkan masyarakat, dengan alasan bahwa masyarakat
biasanyaapatis dan membuang-buang waktu. Dampaknya, masyarakat juga tidak
merasamemiliki dan tidak ingin berkontribusi pada program ekowisata
tersebut.Kemitraan yang dibina dalam usaha ekowisata lebih diarahkan bagi para
pihakyang telibat di dalamnya untuk saling bertukar informasi, dana dan
tenagasehingga terdapat pembagian kekuasaan dalam pengambilan keputusan
yangnantinya diterima oleh semua pihak yang terlibat.Pengelola memiliki
tanggung jawab untuk melakukan pendekatanpartisipasi terhadap masyarakat. Hal
inilah yang coba diterapkan dalam ekowisataberbasis masyarakat dimana terdapat
distribusi sebagian kekuasaan dari pengelolakepada masyarakat agar mereka juga
dapat mengelola kawasan sesuai dengankebutuhan dan pengetahuan lokal
masyarakat.
III. METODOLOGI
Tabel 3.4jumlahpenarikansampelpelakuEkowisata
19
No PelakuEkowisata jumlah
1 Travel Agen 4
2 Himpunan Pramu Wisata (HPI) 30
3 Himpunan Klotok Wisata Kumai (HKWK) 26
4 Toor Cooking Association (TCA) 15
Jumlah 75
2.925−975
Interval kelas : i= = 650
3
Hasil dari perhitungan interval tersebut maka dapat dibuat range nilai
pengklasifikasian data. Pengklasifikasian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
persepsi pelaku ekowisata dalam upaya konservasi di Taman Nasional Tanjung
Puting. Pengklasifikasian berdasarkan interval dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.6.Range nilai variabel persepsi pelaku Ekowisata
No Iterval Nilai Kategori
1 2.275-2.925 Sangat baik
2 1.625-2.274 Cukup baik
3 975-1.624 Kurang Baiki
22
2.025−675
Interval kelas : i = = 450
3
Hasil dari perhitungan interval tersebut maka dapat dibuat range nilai
pengklasifikasian data. Pengklasifikasian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
partisipasi pelaku ekowisata dalam upaya konservasi di Taman Nasional
Tannjung Puting. Pengklasifikasian berdasarkan interval dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 3.8. Range nilai variabel partisipasi pelaku Ekowisata.
No Iterval Nilai Kategori
1 1.575-2.025 Sangat Berpartisipasi
2 1.125-1.574 Cukup Berpartisipasi
3 675-1.124 Kurang Berpartisipasi
Upaya Konservasi
Persepsi Pertisiasi
si si
Analisis Persepsi dan
Patisipasi
Hubungan Persepasi
dan Partisipasi
Variabe yang digunakan dalam persepsi ini dibagi kedalam tiga bagianya
itu; Pengenalan TNTP, Upaya konservasi dan kegiatan ekowisata yang dapat
dilihat padatabel berikutini.
Tabel 4.1 Pengenalan TNTP.
No Variabel Jawaban Jumlah (orang)
1 Devenisi TNTP Sesui Devenisi 60
TempatPenelitia 5
TempatWisata 10
2 Satatus TNTP Taman Nasional 65
Hutan Seram 0
SuakaMargaSatwa 10
3 Sejarah TNTP SangatMengetahui 4
Mengetahui 10
TidakMengetahui 61
Berdasarkantabeldiatasdapatdiketahuibahwapersepsidaripelakuekowistaterhadapp
engenalan TNTP yang tertinggiterdapatpadapertanyaanstatus TanjungPutingyang
menjawab Taman Nasional sebanyak 65 orang, kemudiandefenisidari Taman
Nasional yang menjawabsesuaidefenisiadalahsebanyak60dari total
jumlahrespondensebanyak 75 orang, disampingitumasihbanyakpelakuekowisata
yang masihbelummengetahuisejarah TNTPdengan total 61 orang
darijumlahrespondensebanyak 75 orang.
Limbah Terpengeruh 55
TidakTerpengaruh 18
3 Penebangan Liar SangatTerpengeruh 0
Terpengeruh 6
TidakTerpengaruh 69
4 Vandalisme SangatTerpengeruh 0
Terpengeruh 6
TidakTerpengaruh 69
5 Pelestarika Orangutan SangatPenting 70
Penting 5
TidakPenting 0
Dari
hasiltabeldiatasdapatdilihatbahwapersepsimasyarakataterhadapapkegitanlingkung
anjumlah yang tertinggiterdapatpadapertanyaanpelestaria orangutan yang
menjawabsangatpentingyaitusebanyak 70 orang dengandenganalasanbahwa
orangutan adalahsatwa yang sudahlangkadanmerupakan salah satudayatarikwisata
TNTP.
Kemudianpersepsiterendahterdapatpadapertanyaanterkaitsampah/limbahsebanyak
55 orang menjawabbahwasungaisekonyermasihtercemarlimbahdarikebunsawiat,
pertambangan illegal sertamasihbanyak para pemasakkelotok yang
membangsampah – sampahsisamasakandanmakanan.
Tidakmenarik 0
dak Ada KegiatanWisata 0
Berdasarkantabeldiatasdapatdilihatbahwapersepsiterhadapatkegiatanekowi
satasangatbaikmulaidarijumlahpengunjung yang
meningkatsampaidenganragamkegitanwisata yang dapatdilakukandanmenarik di
Taman Nasional TanjungPuting.
4. 2Partisipasi
TidakPernah 38
Berdasarkantabeldiatasdapatdiketahuibahwapartisipasimasyarakatterhadapatperat
uran di TNTP lebihbanyakresponden yang sudahsangatmengetahuisebesar 53
darijumlahrespondensebayak 75 orang,
tetapipartisipasipelakuekowisatadalamhalrapatdan seminar masihbanyak yang
belumterlibatdikarenakanalsantidakadanyaundangandaninformasidaripihakterkait.
Berdasarkanhasiltabeldiatasdapatdilihatbahwapartisipasimasyarakatdalam
kegiatanmenanampohonyang pernahterlibatyaitusebesar 42 orang.
Tetapidalahhalmengambil SDH darihutanmasyarakatsudahsadar,
terlihatdarijumlahuntukkategoti yang tidakpernahadalahsebesar 70 orang
darijumlahrespondensebanyak 70 orang
Tabel 4.6KegiatanEkowisata
Berdasarkantabeldiatasdapatdilihatbahawamasyarakatsangatmeneriapengu
njungdenganjumlah 70 orang dantidakpernahterlibatkonfliksebanyak 60 orang
darijumlah total responden sebanyak75 orang.
4.3 Kesimpulan
Kesimpulan daripenelitianadalahsebagaiberikut:
DAFTAR PUSTAKA