Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR TUGAS MANDIRI

“Resume Konsep Dasar Kesehatan Jiwa, dan Stress Adaptasi Dalam Aplikasi
Kesehatan Jiwa”

Oleh :
Davit Wira Adi Pratama 185070207111003
PSIK 2018 Regiuler 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa yang telah memberi
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Resume Konsep Dasar Kesehatan Jiwa, dan Stress Adaptasi Dalam
Aplikasi Kesehatan Jiwa”. Dan juga tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada Para Dosen yang telah memberikan materi sehingga kami mampu
menulis makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah dibuat dapat memberikan
pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Dikarenakan keterbatasan
pengetahuan,kami yakin makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh Karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnkan
makalah ini. Dengan harapan kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Malang, 23 Agustus 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses tindakan keperawatan dalam dunia keperawatan sudah sangat
dikenal dengan istilah asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan bertujun
untuk memberikan intervensi terhadap masalah keperawatan yang sesuai
dengan apa yang dialami oleh pasien atau klien. Sebagai perawat,
kebutuhan dan masalah keperawatan yang dialami klien haruslah bisa
diidentifikasi, dan dapat ditangani. Proses asuhan keperawatan mempunyai
ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes dan terbuka.
Dalam ilmu keperawatan telah dibagi menjadi beberapa sub-keilmuan,
salah satunya adalah Keperawatan Jiwa. Dalam keperawatan jiwa, perawat
diharuskan memandang pasien secara holistik dan menggunakan diri
sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah
menggunakan diri sendiri, lingkungan, dan interaksi dengan lingkungan
tersebut. Kesadaran ini akan membuat klien bertambah sadar akan diri
sendiri dan situasinya sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan
serta memilih cara untuk mengatasi permasalahan klien. Perawat
memberikan stimulus yang konstruktif sehingga klien dapat belajar
penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi
berbagai masalah yang berkaitan dengan kesehatan jiwa.

1.2 Tujuan
1. Untuk memahami konsep mengenai proses terjadinya gangguan jiwa
dalam perspektif Keperawatan Jiwa.
2. Untuk memahami konsep mengenai stress dan adaptasi dalam aplikasi
di Keperawatan Jiwa.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan konsep mengenai proses
terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif Keperawatan Jiwa.
2. Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan konsep mengenai stress
dan adaptasi dalam aplikasi di Keperawatan Jiwa.
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Jiwa dan Kesehatan Jiwa


Jiwa merupakan unsur manusia yang bersidat abstrak dan tidak
berwujud benda. Jiwa bersifat nonmateri, namun fungsi dan
manifestasinya terkait pada materi. Manifestasi jiwa antara lain tampak
pada kesadaran, afek, emosi, psikomotor, proses berpikir, persepsi, dan
sifat kepribadian. Sebagai contoh aspek kesadaran pada masalah kejiwaan
biasa atau sering ditemukan kesadaran yang terlalu tinggi, rendah, atau
bahkan bisa fluktuatif. Hal ini merupakan manifestasi jiwa, tampak dari
perilaku yang diekspresikan.
Belum ada definisi kesehatan jiwa yang dapat dijelaskan secara
spesifik. Menurut Karl Menninger, orang yang sehat jiwanya adalah orang
yang mampu untuk menyesuaikan diri pada lingkungan, serta berintegrasi
dan berinteraksi dengan baik, tepat, dan bahagia. Seseorang yang sehat
jiwanya mampu mengaktualisasikan dirinya yang ditunjukkan dengan
hubungan yang baik antara dirinya dengan lingkungan sekitar sehingga
dapat hidup dengan mandiri dan bertindak sesuai norma-norma yang ada.

2.2 Proses terjadinya gangguan jiwa


Pengertian gangguan jiwa menurut PPDGJ III adalah sindrom pola
perilaku seseorang yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan(distress) atau hendaya(impairment) dalam satu atau lebih
fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologis, perilaku,
biologik, dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara
orang tersebut namun juga dengan masyarakat (Maslim 2002; Maramis,
2010). Ada beberapa faktor penyebab gangguan jiwa, yaitu:
 Faktor somatik
Yakni akibat gangguan pada neuroanatomi, neurofisiologi, dan
neurokimia, termasuk tingkat kematangan dan perkembangan
organik, serta faktor pranatal dan perinatal.
 Faktor psikologik
Terkait dengan interaksi keluarga, faktor intelegensi, tingkat
perkembangan emosi, konsep diri, dan pola adaptasi juga akan
mempengaruhi kemampuan menghadapai masalah. Apabila
keadaan ini kurang diterapkan dengan baik akan menyebabkan
kecemasan, deprasi, rasa malu, dan rasa bersalah yang berlebihan.
 Faktor sosial budaya
Meliputi faktor kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, tingkat
ekonomi, tingkat kesejahteraan, serta pengaruh rasial dan
keagamaan yang diyakini.

Dari berbagai faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadinya


gangguan jiwa disebabkan karena ada perasaan tidak puas akan macam-
macam kebutuhan jiwa orang tersebut. Karena adanya perasaan tidak puas,
maka akan menimbulkan berbagai efek seperti kecemasan, ketegangan
emosi, perasaan rendah diri, dan sebagainya. Jika sudah timbul efek
tersebut maka akan ada gangguan pada fungsi jiwa, gangguan cara
berpikir, emosi, dan kemauan sehingga timbul hambatan dalam
melaksanakan peran sosial

2.3 Stress dan Adaptasi


Stress merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa
disebabkan oleh berbagai tuntutan, ancaman, atau saat berusaha mengatasi
harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya (Nasir dan
Muhith, 2011). Sedangkan adaptasi merupakan perubahan yang menyertai
individu sebagai bentuk respon terhadap perubahan yang ada di
lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis
maupun psikologis yang menghasilkan perilaku adaptif.
Dalam mengatasi stress, maka individu tersebut haruslah melakukan
koping. Mekanisme koping merupakan suatu usaha langsung dalam
manajemen stress. Mekanisme koping dapat bersifat konstruktif dan
destruktif. Dapat menjadi konstruktif disaat individu menerima stressor
sebagai sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah. Dapat menjadi
destruktif jika individu menghindari stressor tersebut tanpa menyelesaikan
konflik. Ada tiga tipe mekanisme koping, yaitu :
1. Mekanisme koping problem focus
Mekanisme ini terdiri dari atas usaha langsung untuk mengatasi
ancaman diri. Contoh : negosiasi, konfrontasi, dan mencari nasihat.
2. Mekanisme koping cognitively focus
Mekanisme ini berupa usaha individu dalam mengontrol masalah dan
menetralisasinya. Contoh : mencari perbandingan dan perilaku selektif.
3. Mekanisme koping emotion focus
Pasien menyesuaikan diri terhadap distres emosional secara tidak
berlebihan. Contoh: mengunakan mekanisme pertahanan ego seperti
denial, supresi atau proyeksi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dan mempunyai sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain. Kesehatan jiwa haruslah dijaga oleh setiap insan
manusia. Apabila kesehatan jiwa tidak dijaga, maka akan menimbulkan
gangguan jiwa. Salah satu penyebab gangguan jiwa adalah tidak punyanya
kemampuan untuk mengatasi stress yang dialami. Stress merupakan
sesuatu hal yang wajar dalam kehidupan dan tidak dapat dihindari.oleh
karena itu setiap individu haruslah beradaptasi dengan stressor yang
diterima.
DAFTAR PUSTAKA

 Rinawati, F., Alimansur. (2016). Analisa Faaktor-Faktor Penyebab


Gangguan Jiwa Menggunakan pendekatan Model Adaptasi Stres Stuart.
Jurnal Ilmu Kesehatan, 5(1), 34-38. (Terlampir)
 Yusuf., AH. et al. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
 Depkes RI. (2014). Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) Tahun 2013. Jakarta:
Depkes RI.
 Stuart, G.W. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
Stuart. Edisi Indonesia: Elsevier.
 Cochrane, E. M., et al. (2010). Mosby’s Pocketbook of Mental Health.
Australia: Elsevier.
 Herman, Ade S.D. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan 1
Yogyakarta: Nuha Medika.
 Notosoedirjo, M. Latipun. (2001). Kesehatan Mental; Konsep dan
Penerapan. Malang: UMM Presskatona, C., Robertson. (2012). At a Glance
Psikiatri Klinis Jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
 Jones, J.S., Fitzpatrick, J.J., Rogers. (2012). Psychiatric Mental Health
Nursing an Interpersonal Approach. NY: Springer Publishing Company
 World Health Organization. (2008). Investing in Mental Health.
Geneva:WHO
 Maramis, W.F. (2010). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga
University Press

Anda mungkin juga menyukai