Pengertian Enzim
Enzim adalah biokatalisator yang mengatur kecepatan berlangsungnya
semua proses fisiologi.(reaksi kimia dalam tubuh). Enzim (Enzym) banyak sekali
jenisnya yang mana masing-masing enzim hanya dapat mengkatalis satu jenis
reaksi saja, sehingga seringkali enzim tersebut diberi nama sesuai dengan reaksi
yang dikatalisnya dan biasanya diakhiri dengan kata -ase. Seperti amilase (enzim
yang merombak pati menjadi glukosa), Laktase ( enzim yang menguraikan laktosa
dalam susu), dll. Ada juga enzim yang mempunyai nama biasa seperti, pepsin,
erepsin.
Pengertian Koenzim
Koenzim adalah suatu kofaktor organik yang berfungsi untuk
mengaktifkan enzim dengan cara mentranspor gugus kimia atau elektron dari satu
enzim ke enzim lainnya . Contoh koenzim mencakup NADH, NADPH dan
adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa mencakup ion hidrida (H–) yang
dibawa oleh NAD atau NADP+, gugus asetil yang dibawa oleh koenzim A, formil,
metenil, ataupun gugus metil yang dibawa oleh asam folat, dan gugus metil yang
dibawa oleh S-adenosilmetionina. Beberapa koenzim seperti riboflavin, tiamina,
asam folat, vitamin B adalah jenis koenzim yang berupa vitamin. Koenzim Identik
Dengan Vitamin. Sebagai ko – faktor ada unsur yang dapat di peroleh / disusun
dari dalam tubuh , tetapi tidak sedikit yang tidak dapat disusun tubuh hewan /
manusia sehingga perlu memasukkan dari luar berupa vitamin.
Kelas Enzim
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa dijit ke-1 menunjukkan kelas enzim. Berikut
tabel darikelas enzim. Untuk dijit ke-1 diberi nomor 1-6
a. Oksidoreduktase
Oksireduktase merupakan enzim yang berfungsi dalam reaksi-reaksi oksidasi
atau dehidrogenesa dan oksidasa. Bentuk dari jenis ini ada yang teroksidadiada
juga dalam bentuk tereduksi. Berikut subkelas oksireduktase:
b. Transferase
Transferase bekerja dalam reaksi-reaksi transfer gugus dari satu ke yang
lainnya. Enzim ini terlibat dalam memindahkan grup fungsional antara donor
dengan akseptor. Amino, acyl, fosfat, satu karbon dan grup glikosil adalah salah
satu dari dua bagian sama besar yang ditransfer.
c. Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan
pertolongan atau media air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan
substratnya merupakan bekerja pada hidrolisa ester, eter, peptide, glikosida, dan
lain sebagainya. Biasanya penggolongan hidrolase dibagi atas ikatan dihidrolase.
d. Liase
Liase merupakan enzim yang bekerja menghilangkan gugus-gugus tertentu
dari substrat dengan mekanisme yang lain dari hidrolisa contohnya enzim untuk
menarik air dari gugus alcohol. Dekarboksilase menghilangkan unsur CO2 dari
asam keto alfa, beta atau asam amino. Dehidratase menghilangkan unsur H2O
dalam sebuah reaksi dehidrasi. Dehidratase sitrat mengubah sitrat menjadi cis-
akoninat. Dekarboksilasa asam purivat merupakan liase, karena dapat dilihat
sebagai katalis untuk kebalikannya dari reaksi apaabila asetal dehida ditambahkan
pada ikatan rangkap karbon-oksigen dalam CO2 walaupun dalam prkateknya
reaksi berlangsung tidak irreversible seperti yang tertulis.
e. Isomerase
Isomerase merupakan enzim yang berfungsi untuk merubah posisi optic atau
ruang, geometris atau posisi gugus dalam satu isomer. Isomerase yang
mengkatalisa pembalikan karbon asimetrik terjadi pada epimerase atau recemase.
Mutase melibatkan transfer intramolekul pada suatu kelompok seperti
fosforil.Transfer tidak perlu langsung, tapi dapat melibatkan suatu enzim
fosforilated sebagai perantara. Beberapa isomerase dapat mengkatallis gula.
Terdapat juga sis-trans isomerase , salahsatunya isomerase retinen yang secara
langsung terlibat dalam biokimia.
f. Ligase
Enzim ligase berfungsi untuk mengkatalis reaksi yang membentuk ikatan
kimia, memutuskan ikatan pirofosfat dari suatu nukleotida dan menggandakan
pembentukan berbagai ikatan kimia sampai pada gangguan ikatan pirofosfat
didalam trifosfat adenosin atau sebuah nukleotida yang sama. Karena proses
ligase biasanya menggunakan energy, maka daya pendorong untuk reaksi-reaksi
yang dikataliskan ligase pada umumnya adalah pengambilan eksergonik
(pelepasan energy) gugus fosforil atau pirofosforil dari ATP.
Setelah melihat kelas yang terbagi sesuai dengan sistem IEC diatas memiliki
kategori yang didasarkan pada sifat gugus fungsional yang terserang oleh enzim.
Sub kategori yang cukup banyak itu menggambarkan keanekaragaman dari jenis
reaksi kimia yang dikataliskan oleh enzim.
2. Enzim juga dapat dibedakan berdasarkan tempat kerjanya dan ditinjau dari sel
yang membentuknya merupakan :
Enzim konstitutif
Merupakan enzim yang selalu tersedia dalam mikroba dengan jumlah yang
relative konstan. Enzim ini juga dibentuk terus-menerus oleh sel dengan ada atau
tidaknya.
a. Karbohidrase
Merupakan enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.
Klasifikasi satu ini masih memiliki pembagian lainnya seperti:
Amilase, merupakan enzim yang menguraikan amilum (suatu
polisakarida) menjadi maltosa 9 suatu disakarida).
Maltase, merupakan enzim yang menguraikan maltosa menjadi
glukosa.
Sukrase, merupakan enzim yang mengubah sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa.
Laktase, merupakan enzim yang mengubah laktase menjadi
glukosa dan galaktosa.
Selulase, emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida)
menjadi selobiosa ( suatu disakarida)
Pektinase, merupakan enzim yang menguraikan pektin menjadi
asam-pektin.
b. Esterase
Enzim jenis ini fungsinya hanya khusus untuk memecah golongan ester.
Contohnya seperti:
Lipase, merupakan enzim yang menguraikan lemak menjadi
gliserol dan asam lemak.
Fosfatase, merupakan enzim yang menguraikan suatu ester hingga
terlepas asam fosfat.
a. Enzim konstitutif
Merupakan enzim yang jumlahnya dipengaruhi oleh kadar substratnya,
contohnya seperti enzim amylase.
b. Enzim adaptif
Merupakan enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat,
contohnya seperti enzim β-galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri e-
coli yang ditumbuhkkan di dalam medium yang mengandung laktosa.
Enzim memiliki struktur sisi spesifik yang cocok dengan substrat. Substrat
atau bagian substrat harus memiliki bentuk yang tepat dengan sisi katalitik enzim.
Substrat kemudian ditarik oleh sisi katalitik enzim yang cocok untuk substrat
tersebut sehingga terbentuk kompleks antara enzim substrat. Kondisi ini
menggambarkan analogi kunci dan lubang kunci yang dimasuki, keduanya harus
sesuai untuk bisa membuka pintu reaksi atau dengan kata lain untuk mengaktifkan
kinerjanya.
Sifat Enzim
Enzim memiliki sifat khas terhadap suatu substrat tertentu, kekhasan inilah
yang menjadi ciri suatu enzim. Adapun sifat-sifat khas yang dimiliki suatu enzim
tersebut antara lain:
1. Sebagai katalisator
Sebagai contoh : enzim katalase yang mengandung ion besi (Fe) mampu
menguraikan 5.000.000 molekul hidrogen peroksida (H2O2) permenit pada 00C.
H2O2 hanya dapat diuraikan oleh atom besi, tetapi satu atom besi akan
memerlukan waktu 300 tahun untuk menguraikan sejumlah molekul H2O2 yang
oleh satu molekul katalase yang mengandung satu atom besi diuraikan dalam satu
detik.
Satu enzim khusus untuk satu substrat, misalnya enzim katalase hanya
mampu menghidrolisis H2O2 menjadi H2O dan O2.
Misalnya enzim lipase dapat mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Sebaliknya, lipase juga mampu menyatukan gliserol dan asam lemak
menjadi lemak. Enzim tidak hanya menguraikan molekul kompleks, tetapi juga
dapat membentuk molekul kompleks dari molekul-molekul sederhana
penyusunnya (reaksi bolak-balik).
4. Seperti protein
Enzim memiliki sebagian besar sifat protein yaitu dipengaruhi oleh suhu
dan pH. Pada suhu rendah protein enzim akan mengalami koagulasi dan pada
suhu tinggi akan mengalami denaturasi.
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah, kerja enzim akan
lambat. Semakin tinggi suhu reaksi kimia yang dipengaruhi enzim semakin cepat,
tetapi jika suhu terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi.
Oleh karena enzim berfungsi sebagai katalisator, tetapi tidak ikut bereaksi,
maka jumlah yang dipakai sebagai katalis tidak perlu banyak. Satu molekul enzim
dapat bekerja berkali-kali, selama molekul tersebut tidak rusak.
7. Merupakan koloid
Suatu reaksi kimia dapat terjadi jika molekul yang terlibat memiliki cukup
energi internal untuk membawanya ke puncak bukit energi menuju bentuk reaktif
yang disebut tahap transisi. Energi aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi
dalam kalori yang diperlukan untuk membawa semua molekul pada 1 mol
senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi pada puncak batas energi.
Regulasi
Regulasi adalah aturan energi yang ada di dalam tubuh makhluk hidup
untuk dapat hidup seimbang, mempertahankan keadaan teratur, konservasi energi,
dan sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Dalam sel-sel tubuh, supaya
kerja enzim tidak tumpang tindih maka diperlukan pengaturan kerja enzim.
Pengaturan ini dilakukan dengan tujuan menjamin supaya enzim hanya bekerja
ketika dibutuhkan, sehingga reaksi enzimatis berjalan secara sangat terkoordinasi
satu sama lain. Pengaturan aktivitas enzim inilah yang disebut sebagairegulasi
enzim.
Pengendalian atau pengaturan reaksi enzimatis berlangsung pada berbagai
tingkat di dalam sel, semenjak dari gen sampai molekul enzim itu sendiri.
Adapun regulasi aktivitas enzim dilakukan oleh 3 pengendalian diantaranya yaitu
:
1. Pengendalian pada tingkat Gen
2. Pengendalian di tingkat molekul enzim oleh produk
3. Pengendalian enzim melalui perubahan struktur molekul
Enzim Indusibel atau disebut juga dengan enzim adaptif adalah enzim
yang hanya diekspresikan pada kondisi tertentu dan diproduksi secara terus
menerus. jika sel memerlukan enzim dalam keadaan tertentu untuk metabolisme,
maka sel akan membuat enzim tersebut. Ini artinya, enzim tersebut dalam keadaan
normal tidak ada, baru dibuat setelah diperlukan oleh sel.
Mekanisme pengaturan sintesis enzim telah banyak dipelajari pada bakteri
dengan menggunakan model operon (dikemukakan oleh Francois Jacob dan
Jackues Monod, 1961). Operon terdiri atas serangkaian gen struktural yang
mengkode protein yang terlibat dalam suatu proses metabolisme tertentu. Situs
operator ialah sekuen DNA yang mengatur transkripsi gen struktural dan gen
regulator yang mengkode protein yang mengenali daerah operator. Pada banyak
bakteri, gen-gen struktural yang menentukan sintesis enzim dalam suatu lintasan
metabolik tertentu ditempatkan menurut urutan sesuai dengan rangkaian reaksi
pada lintasan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa urutan reaksi pada lintasan
metabolik dikendalikan oleh kromosom.
Contoh dari enzim ini adalah berfungsi sebagai pemecah bagian sel dan
juga termasuk bagian dari Model Operon (Lactose Operon) yang diilustrasikan
sebagai tombol “On” dan “Off” pada gen oleh Jacob dan Monod. Enzim yang
terlibat dalam Model Operon (Lactose Operon) antara lain β-galaktosidase,
permease galaktosidase, dan galaktosidase transasetilase (Palmer, 1991). Enzim β-
galaktosidase (tetramerik dengan empat sub-unit identik berukuran 116,4 kDa
adalah enzim utama yang digunakan untuk memotong ikatan β-galaktosida (ikatan
β-1,4) yang ada pada molekul laktosa (β-galaktosida) sehingga dihasilkan dua
monosakarida, yaitu glukosa dan galaktosa. Enzim permease galaktosidase
(berukuran 46,5 kDa) adalah enzim yang berperan dalam pengangkutan laktosa
dari luar ke dalam sel. Sementara enzim galaktosidase transasetilase (berukuran
30 kDa) masih belum diketahui secara pasti kegunaannya dalam metabolisme.
Mekanisme kerja Model Operon (Lactose Operon) dapat dijumpai pada
bakteriE.coli yang menggunakan tiga jenis enzim untuk melakukan metabolisme
laktosa. Gen-gen untuk tiga jenis enzim tersebut berada di dalam operon lac. Gen
pertama, lacZ mengkode enzim β-galaktosidase, yang menghidrolisis laktosa
menjadi galaktosa dan glukosa; gen kedua, lacY mengkode permease, protein
membran yang mengangkut laktosa ke dalam sel; gen ketiga, lacZ mengkode
transasetilase. Keseluruhan unit transkripsi ini di bawah satu operator dan satu
promoter. Suatu gen pengatur berupa lacI terletak di luar operon yang mengkode
represor. Molekul represor ini bersifat allosterik yang mampu mengikatkan diri
pada operator (Gambar 2). Saat represor menempel pada operator, maka seluruh
operon lac tidak bisa mengekspresikan untuk mensintesis enzim untuk
metabolisme laktosa. nah pada tahap inilah operon lac dalam keadaan off.
Gambar 1. Struktur lac operon.
Gambar 2. (A) Ada laktosa, represor tidak aktif, operon dalam keadaan on, (B)
Tidak ada laktosa, represor aktif, operon dalam keadaan off
a. Simple feedback
Simple feedback : contohnya pada biosintesis asam amino isoleusin
(oleh E. coli). Sintesis Isoleusin dihambat oleh aktivitas enzim threonine
deaminase
b. Concerted feedback
Concerted feedback. Pada kasus ini enzim pengatur pada suatu cabang
pathway memiliki tempat ganda (multiple site) untuk efektor alosterik yang
berbeda yang akan menghambat aktivitas enzim tersebut. Penghambatan akan
terjadi sempurna apabila kedua efektor terdapat pada pathway tersebut.
c.
d. Comulative feedback
Comulative feedback, Kontrol ini unik dan melibatkan tidak hanya satu
senyawa sebagai produk akhir dari suatu pathway. Enzim alosterik memiliki
berbagai tempat untuk mengikat senyawa dari produk akhir pathway. Masing‐
masing efektor mengambil bagian hanya partial inhibition. Apabila jumlah
efektor terakumulasi secara jenuh, maka akan tejadi penghambatan secara
sempurna. Contohnya terjadi pada enzim glutamine sintetase yang mengkonversi
glutamate menjadi glutamine.
Seringkali ketika suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim sudah akan
mencapai nilai kesetimbangan reaksinya, maka produk tersebut akan menghambat
kerja enzim persis seperti regulasi alosterik. Regulasi seperti ini memang perlu
ada, namun pada kondisi-kondisi tertentu hal ini perlu dihindari sehingga tercipta
mekanisme seperti ini. Terdapat satu enzim khusus yang tugasnya memfosforilasi
enzim regulator tersebut. Ketika enzim regulator tersebut terfosforilasi, maka
enzim tersebut tidak akan dapat dihambat secara alosterik lagi. Tentu saja keadaan
enzim yang terfosforilasi ini ada jangka waktunya dan juga terdapat enzim yang
bertugas untuk mencopot gugus fosfat dari enzim regulator apabila sudah tidak
diperlukan lagi.
Adanya fosforilasi enzim ini akan mengubah konformasi (bentuk) dan
permukaan sisi akitif enzim sehingga mampu berfungsi dalam proses katalisis.
Pengaturan ini bersifat reversible. artinya ketika enzim sudah tidak dibutuhkan,
fosfat pada enzim dapat dihilangkan sehingga menyebabkan enzim tersebut
inakitif. Contohnya, enzim glikogen fosforilase.
Contoh dari enzim pengatur kovalen dapat dijumpai tipe fosforilasi yang
akan mempengaruhi enzim dalam jumlah sedikit atau dalam jumlah yang banyak
seperti diilustrasikan dalam Gambar 4. Pada gambar tersebut terdapat 10 macam
jenis enzim yang terlibat dalam suatu sintesis glikogen dan katabolisme glikogen.
Enzim-enzim tersebut dipengaruhi oleh fosforilasi. Enzim yang terfosforilasi akan
memiliki kestabilan dalam konformasinya. Hal ini penting untuk keperluan reaksi-
reaksi yang melibatkan enzim-fosfat
https://www.imakalah-biokimia-pengertian-enzim-dan_21.html
https://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Fungsi-Karakteristik-Struktur-dan-
Macam-Macam-Enzim-adalah.html
https://www.scribdwq.com/doc/140750366/REGULASI-ENZIM