METODE TIM
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan panduan model asuhan keperawatan metode
kasus.
Buku panduan model asuhan keperawatan metode tim ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
buku panduan model asuhan keperawatan metode tim. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku panduan model
asuhan keperawatan metode tim.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susuan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari semuanya agar kami dapat memperbaiki buku panduan model asuhan
keperawatan metode tim.
Akhir kata kami berharap semoga buku panduan model asuhan keperawatan metode tim ini,
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi petugas kesehatan yang ada di RS Mitra
Kemayoran.
Penyusun
ii
BAB I
DEFINISI
DEFINISI METODE TIM
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimmpin sekelompok tenaga keparawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan kelompok pasien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas,
1984). model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalm merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatn dengna menggunakan tim
yang terdiri atas kelompok pasien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang
berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya (Registered
Nurse). Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua
grup dan ketua grup bertanggungjawab dalam mengarahkan anggota grup atau tim.selain itu
ketua grup bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan kemajuan pelayanan
keperawatan pasien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang tentang
kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan terhadap pasien.
Keperawatan tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat berbagi pemimpin
keperawatan memutuskan bahwa pendekatan tim dapat menyatukan perbedaan kategori
perawat pelaksana dan sebagai upaya untuk menurunkan masalah yang timbul akibat
penggunaan model fungsional. Pada model tim, perawat bekerja sama memberikan asuhan
keperawatan profesional (Marquis dan Hutson, 2000). dibawah pimpinan perawat
profesional, kelompok perawat akan dapat bekerja bersama untuk memenuhi sebagai
perawat fungsional. Penugasan terhadap pasien disebut untuk tim yang terdiri dari ketua tim
dan anggota tim. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
men=mpunyai kontribusi dalam merencakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga
timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi. Setiap anggota tim akan
merasakan kepuasan karena diakui kontribusinya didalam mencapai tujuan bersama yaitu
mencapai kualitas asuhan keperawatan yang bermutu. Potensi setiap anggota tim saling
melengkapi menjadi satu kekuatan yang dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan
serta menimbulkan rasa kebersamaan dalam setiap upaya dalam pemberian asuhan
keperawatan.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim apakah berorientasi
pada tugas atau pada pasien. Perawat yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab
untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada didalam timnya dan
merencanakan pasien. Tugas ketua tim meliputi : mengkaji anggota tim, memberi arahan
keperawatan untuk pasien, melakukan pendidikan kesehatan, mengkoordinasikan aktivitas
pasien.
2
BAB III
TATA LAKSANA
TUJUAN METODE TIM
Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
a) untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien
sehingga paien merasa puas.
b) Dapat meningkatkna kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas,
memungkinkan adanya tyransfer of knowledge dan transfer of experiences diantara
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
c) Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan.
d) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif.
e) Menerapkan penguanaan proses keperawatan sesuai standar.
Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda.
Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan teknik kepemimpinan:
a) Komunikasi yang efektif penting agar kotinuitas rencana keperawatan terjamin.
b) Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim
c) peran kepala ruang penting dalam model tim.model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 - 3 tim/ grup yang terdiri dari tenaga profesional, tekhnikal dan pembantu dalam
satu grup kecil yang saling membantu.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus benar-
benar diarahkan dan direncanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan keperawatan.
Sebagaimana diketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua orang perawat ataulebih
yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketua tim seharusnya perawat
profesional yang sudah berpengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dan
ditunjuk oleh perawat kepala ruang ( Nurse Unit Manager ). Selanjutnya, ketua tim akan
melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh perawat kepala ruang bersama- sama anggota
tim. Tugas dan tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus diperhatikan secara
3
cermat. Tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan
penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah tanngung
jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimiliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi,
mengontrol dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya
apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan
tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.
Komunikasi meliputi :
Penulisan perawatan pasien
Rencana perawatan pasien
Laporan untuk dan dari pemimpin tim
Penentuan tim untuk mendiskusikan kasus pasien
Umpan balik informal diantara anggota tim
Kelebihan :
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif
2. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan
3. Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
5. Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda secara
afektif
6. Peningkatan kerjasama dan komunikasi diantara anggota tim dapat menghasilkan sikap
moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluaruhan, memberikan anggota
tim perasaan bahwa dia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawtan yang
4
diberikan
7. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawtan yang dapat dipertanggung jawabkan
8. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama pasien selama bertugas
Kelemahan :
1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan
harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun
perawat klinik
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan,
sehingga komunikasi anggota tim terganggu
4. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf,
berlindung kepada anggota tim yang mampu
5. Akuntabilitas dari tim menjadi kabur
6. Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena membutuhkan tenaga
yang mempunyai keterampilan tinggi
5
Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan lainnya
Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian menindak
lanjutinya
Memotivasi staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
Menciptakan ilklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf
6
Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Tim ( Marquis dan Hudson, 1998 )
Kepala Ruang
Pasien Pasien
7
BAB IV
DOKUMENTASI