JEMBATAN WHEATSTONE
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Praktikum Fisika Dasar II
yang dibimbing oleh Bapak Dr. Nasikhudin, S. Pd., M. Sc dan Bapak Robi
Kurniawan
Disusun oleh :
NIM : 180322615095
Kelas/Offering : AM1/N
Kelompok :3
Annisa Puspitasari1), Arisma Nurul Fauziyah2), Dimitra Ega Lianny2) , Dr. Nasikhudin, S. Pd., M. Sc3)
1) Ketua Kelompok
3) Dosen Pembimbing
b. Ringkasan Percobaan
Pada praktikum Jembatan Wheatstone ini diawali dengan menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan, kemudian menyusun rangkaian dengan menyambungkan
kabel – kabel konektor ke alat lain seperti Galvanometer, sumber DC (baterai),
hambatan, dan hambatan x1 dan x2 yang belum diketahui besar nilainya, lalu kabel
konektor juga disambungkan ke papan Jembatan Wheatstone. Kontak geser C yang
berada ditengah-tengah perangakat Jembatan Wheatstone digeser-geser samapai
galvanometer menunjuk angka nol. Dengan ini akan diperoleh besar dari nilai L1, L2,
dan nilai hambatan Rb yang telah digunakan.
C. Deskripsi Percobaan
a. Deskripsi Peralatan
D. Analisis Data
a. Metode Analisis
Pada percobaan ini perhitungan analisisnya menggunakan ralat, ralat yang akan
digunakan yaitu ralat rambat
𝐿2
𝑥= 𝑅𝑏
𝐿1
Kedua rumus untuk mengetahui hambatan X1 dan X2 secara seri :
𝑋𝑠 = 𝑋1 + 𝑋2
𝑋1. 𝑋2
𝑋𝑝 =
𝑋1 + 𝑋2
Keempat rumus ketidakpastian mutlak :
2 2 2
∂X1 2 ∂X1 2 ∂X1 2
SX = √| ∆L | + | ∆L | + | ∆R |
∂L1 3 1 ∂L2 3 2 ∂R b 3 b
2 2 2
L L L
𝜕 L2 R b 2 𝜕 L2 R b 2 𝜕 L2 R b 2
1 1 1
= √| ∆𝐿1 | + | ∆𝐿2 | + | ∆𝑅𝑏 |
𝜕𝐿1 3 𝜕𝐿2 3 𝜕𝑅𝑏 3
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
= √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
SX
RX = × 100%
X
Xs (hitung) − Xs (data)
RXs = | | × 100%
Xs (hitung)
Xp (hitung) − Xp (data)
RXp = | | × 100%
Xp (hitung)
b. Sajian Hasil
Data 4,06 %
1,40 0,05
1
Data 4,06 %
X1 1,57 0,004
2
Data 4,16 %
1,46 0,06
3
X1 rata-rata 1,47 0,04 2,75 %
Data 1,51 %
4,20 0,063
1
Data 1,51 %
X2 4,20 0,064
2
Data 1,51 %
4,20 0,064
3
Data 1,51 %
4,69 0,071
1
X1 dan X2 Data 1,51 %
4,96 0,075
Seri 2
Data 1,51 %
4,82 0,073
3
Data 1,24 %
4,25 0,052
1
X1 dan X2 Data 1,23 %
4,97 0,061
Paralel 2
Data 1,23 %
5,40 0,067
3
X1 dan X2 Seri 15 %
5,68 -
menurut teori
X1 dan X2 Paralel 345 %
1,09 -
menurut teori
c. Pembahasan Hasil
Hambatan listrik digunakan untuk mengatur arah arus listrik dalam suatu
rangkaian. Jika hambatan listrik dilalui oleh arus listrik maka akan menjadi
perubahan energi listrik menjadi kalor. Caranya mengukur besar hambatan
listrik adalah dengan cara mengukur beda potensial pada ujung-ujungnya
dengan voltmeter sedangkan untuk mengukur kuat arus yang melalui hambatan
tersebut adalah dengan amperemeter. Lalu dengan hambatan listrik yang tidak
dapat diukur dengan cara tersebut, maka metode jembatan wheatstone menjadi
cara alternatif untuk mengukur suatu besar hambatan yang belum diketahui
nilainya dengan membandingakan nilai hambatan tersebut dengan nilai
hambatan lain yang sudah diketahui besarnya.
Pada percobaan ini besar nilai hambatan X1 dan X2 belum diketahui, pada
rangkaian jembatan wheatstone terdapat hambatan R sebagai variabel bebas
dan juga sebagai hambatan pembanding yang besar nilainya sudah lebih dahulu
diketahui, sesuai prinsip jembatan wheatstone. Melalui persamaan
L2
X= Rb
L1
d. Saran Perbaikan
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan yang kami lakukan yaitu hambatan listrik dalam
rangkaian berfungsi sebagai pengatur arah arus listrik suatu rangkaian. Nilai hambatan
X dapat diketahui besar nilainya dengan menggunakan metode Jembatan Wheatstone.
Nilainya yaitu Nilai X1 sebesar (1,47±0,04)Ω dengan ralat relatif sebesar 2,75 % (3
AP), Nilai X2 sebesar (4,20±0,44)Ω dengan ralat relatif sebesar 1,51 % (3 AP), Nilai
X1 dan X2 secara seri sebesar (4,82 ±0,07)Ω dengan ralat relatif sebesar 1,51 % (3 AP),
Nilai X1 dan X2 secara paralel sebesar (4,87 ±0,06)Ω dengan ralat relatif sebesar 1,24
% (3 AP); Nilai X1 dan X2 secara seri menurut teori 5,60 Ω dengan ralat relatif 15% (2
AP); serta nilai X1 dan X2 secara paralel menurut teori sebesar 1,09 Ω dengan ralat
relatif 345 % (1 AP). Melalui Praktikum ini juga dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa
masih belum terampil saat merangkai alat ,lalu mahasiswa masih kurang teliti saat
membaca skala di alat Glavanometer kemudian mahasiswa juga maih kurang teliti saat
menghitung ralat dan membaca L1 dan L2.
F. Daftar Rujukan
1. Tim Fisika Dasar. 2019. Modul Fisika Dasar 2 . Malang ; Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Malang.
2. Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar II . Bandung ; Penerbit ITB
3. Halliday, David, Alih Bahasa: Pantur.2010. Fisika Dasar 2 Edisi 7 Jilid 2.
Jakarta;Penerbit Erlangga
G. Lampiran
TUGAS DAN PERTANYAAN
P-01 : Jika hambatan dalam dari amperemeter RA≠ 0, dan nilai R diketahui turunkan
rumus untuk memperoleh RA dinyatakan dengan Vac, iR, dan RA.
Vac = IR (R+ RA)
Vac = V
V= IR(R+ RA)
Vac= IR.R + IR. RA
IR. RA = Vac – I.RR
𝑉𝑎𝑐−𝐼.𝑅𝑅
RA =
𝐼𝑅
P-02 : Jika pada rangkaian gambar 1b, hambatan dalam dari voltmeter V diketahui
yaituVab, i, dan RV.
VAB = IR. R = IV. R
I = IR + IV
VAB
I=
R total
I I I
= +
Rtotal R V R
RR V
Rtotal =
R + RV
VAB VAB VAB(R+R )
V
I= = RRV =
Rtotal RRV
R+RV
VAB(R+RV )
I(RR V ) =
VAB R + VAB R V
VAB R V
R=
IR V − VAB
R2
P-03 : Buktikan rumus X = Rb
R1
I1 R1 = I2 R 2
I2 R 2
I1 =
R1
R2Rb
X=
R1
L2
P-04 : Buktikan rumus X = Rb
L1
ρL
R=
A
Kawat AB homogen dengan A (luas penampang) sama sehingga R1~L1 dan R2 ~ L2
sesuai prinsip jembatan wheatstone.
P-05 : Bandingkan nilai susunan seri yang diperoleh dari hasil percobaan dengan nilai
susunan seri dari hasil perhitungan menurut teori .
Nilai Xs percobaan tidak sama, seharusnya sebesar 4,7844 Ω sedangkan
nilai Xs hasil perhitungan menurut teori sebesar 5,6873 Ω sangat jelas perbedaan
nilainya sama mungkin terjadi karena kesalahan dalam percobaan yang memengaruhi
karena diperoleh persentase kesalahan sebesar 15%.
P-06 : Bandingkan nilai susunan paralel yang diperoleh dari hasil percobaan dengan
nilai susunan paralel dari hasil perhitungan menurut teori .
Nilai Xp percobaan tidak sama, seharusnya sebesar 4,8761 Ω sedangkan
nilai Xp hasil perhitungan menurut teori sebesar 1,0945 Ω sangat jelas perbedaan
nilainya sama mungkin terjadi karena kesalahan dalam percobaan yang memengaruhi
karena diperoleh persentase kesalahan sebesar 345 %.
Percobaan I
Hambatan X1 Data 1
L2 63,1
X1 = Rb = 0,82 = 1,4022 Ω
L1 36,9
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
𝑆𝑋1 = √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
63,1 × 0,82 2 0,82 2 63,1 2
= √| 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(36,9)2 3 36,9 3 36,9 3
= √0,0032512562
= 0,0570197878 Ω
𝑆𝑋1
𝑅𝑋1 = × 100%
𝑋1
0,0570197878
= × 100%
1,4022
= 4,06 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋1 = (1,402 ± 0,057) Ω dengan ralat relatif sebesar 4,06% (3
AP)
Hambatan X1 Data 2
L2 65,7
X1 = Rb = 0,82 = 1,570 Ω
L1 34,3
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
𝑆𝑋1 = √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
65,7 × 0,82 2 0,82 2 65,7 2
= √| 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(34,3)2 3 34,3 3 34,3 3
= √0,0000430312
= 0,0065598171 Ω
𝑆𝑋1
𝑅𝑋1 = × 100%
𝑋1
0,0065598171
= × 100%
1,570
= 0,417 % (4 𝐴𝑃)
Hambatan X1 Data 3
L2 64,7
X1 = Rb = 0,82 = 1,46628 Ω
L1 35,3
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
𝑆𝑋1 = √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
64,7 × 0,82 2 0,82 2 64,7 2
= √| 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(35,3)2 3 35,3 3 35,3 3
= √0,0037352583
= 0,0611167596Ω
𝑆𝑋1
𝑅𝑋1 = × 100%
𝑋1
0,0611167596
= × 100%
1,46628
= 1,46 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋1 = (1,46 ± 0,06) Ω dengan ralat relatif sebesar 4,06% (3 AP)
Nilai X1 rata-rata
Percobaan II
Hambatan X2 Data 1
L2 65,5
X2 = Rb = 2,2 = 4,176811 Ω
L1 34,5
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
𝑆𝑋2 = √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
65,5 × 2,2 2 2,2 2 65,5 2
= √| 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(34,5)2 3 34,5 3 34,5 3
= √0,00402257982
= 0,0634491781 Ω
𝑆𝑋2
𝑅𝑋2 = × 100%
𝑋2
0,0634491781
= × 100%
4,176811
= 1,51 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋2 = (4,17 ± 0,06) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,51% (3 AP)
Hambatan X2 Data 2
L2 65,7
X2 = Rb = 2,2 = 4,21399 Ω
L1 34,3
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
√
𝑆𝑋2 = | ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
65,7 × 2,2 2 2,2 2 65,7 2
√
= | 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(34,3)2 3 34,3 3 34,3 3
= √0,0040979596
= 0,0640153075 Ω
𝑆𝑋2
𝑅𝑋2 = × 100%
𝑋2
0,0640153075
= × 100%
4,2139941691
= 1,51 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋2 = (4,21 ± 0,06) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,51% (3 AP)
Hambatan X2 Data 3
L2 65,8
X2 = Rb = 2,2 = 4,232748538 Ω
L1 34,2
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
𝑆𝑋2 = √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
65,8 × 2,2 2 2,2 2 65,8 2
√
= | 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(34,2)2 3 34,2 3 34,2 3
= √0,0041346018
= 0,0643008694 Ω
𝑆𝑋2
𝑅𝑋2 = × 100%
𝑋2
0,0643008694
= × 100%
4,232748538
= 1,51 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋2 = (4,23 ± 0,06) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,51% (3 AP)
Nilai X2 rata-rata
Percobaan III
Hambatan X1 dan X2 Seri Data 1
L2 68,1
Xs = Rb = 2,2 = 4,6965517 Ω
L1 31,9
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
√
𝑆𝑋𝑠 = | ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
68,1 × 2,2 2 2,2 2 68,1 2
√
= | 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(31,9)2 3 31,9 3 31,9 3
= √0,0050930968
= 0,0713659359 Ω
𝑆𝑋𝑠
𝑅𝑋𝑠 = × 100%
𝑋𝑠
0,0713659359
= × 100%
4,6965517
= 1,51 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋𝑠 = (4,69 ± 0,07) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,51% (3 AP)
L2 69,3
Xs = Rb = 2,2 = 4,9661237785 Ω
L1 30,7
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
𝑆𝑋𝑠 = √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
69,3 × 2,2 2 2,2 2 69,3 2
= √| 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(30,7)2 3 30,7 3 30,7 3
= √0,0056964852
= 0,0754750634 Ω
𝑆𝑋𝑠
𝑅𝑋𝑠 = × 100%
𝑋𝑠
0,0754750634
= × 100%
4,9661237785
= 1,51 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋𝑠 = (4,96 ± 0,07) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,51% (3 AP)
L2 68,7
Xs = Rb = 2,2 = 4,828753 Ω
L1 31,3
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
√
𝑆𝑋𝑠 = | ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
68,7 × 2,2 2 2,2 2 68,7 2
√
= | 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(31,3)2 3 31,3 3 31,3 3
= √0,0053847497
= 0,0733808538 Ω
𝑆𝑋𝑠
𝑅𝑋𝑠 = × 100%
𝑋𝑠
0,0733808538
= × 100%
4,828753
= 1,51 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋𝑠 = (4,82 ± 0,07) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,51% (3 AP)
Nilai Xs rata-rata
Percobaan IV
Hambatan X1 dan X2 Paralel Data 1
L2 61,2
Xp = Rb = 2,7 = 4,25 Ω
L1 38,2
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
𝑆𝑋𝑝 = √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
61,2 × 2,7 2 2,7 2 61,2 2
√
= | 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(38,2)2 3 38,2 3 38,2 3
= √0,0027831412
= 0,052755485 Ω
𝑆𝑋𝑝
𝑅𝑋𝑝 = × 100%
𝑋𝑝
0,052755485
= × 100%
4,970454
= 1,24 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋𝑝 = (4,25 ± 0,05) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,24% (3 AP)
L2 64,8
Xp = Rb = 2,7 = 4,97045 Ω
L1 35,2
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
𝑆𝑋𝑝 = √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
64,8 × 2,7 2 2,7 2 64,8 2
√
= | 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(35,2)2 3 35,2 3 35,2 3
= √0,0037941878
= 0,0615969788 Ω
𝑆𝑋𝑝
𝑅𝑋𝑝 = × 100%
𝑋𝑝
0,0615969788
= × 100%
4,97045
= 1,23 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋𝑝 = (4,97 ± 0,06) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,23% (3 AP)
L2 66,7
Xp = Rb = 2,7 = 5,4081081 Ω
L1 33,3
2 2 2
𝐿2 𝑅𝑏 2 Rb 2 L2 2
𝑆𝑋𝑝 = √| ∆𝐿 | + | ∆𝐿 | + | ∆𝑅 |
(𝐿1 )2 3 1 𝐿1 3 2 𝐿1 3 𝑏
2 2 2
66,7 × 2,7 2 2,7 2 66,7 2
√
= | 0,05| + | 0,05| + | 0,05|
(33,3)2 3 33,3 3 33,3 3
= √0,0044944119
= 0,0670403751 Ω
𝑆𝑋𝑝
𝑅𝑋𝑝 = × 100%
𝑋𝑝
0,0670403751
= × 100%
5,4081081
= 1,23 % (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai 𝑋𝑝 = (5,40 ± 0,06) Ω dengan ralat relatif sebesar 1,23% (3 AP)
Nilai Xp rata-rata
5,4081 + 4,9704 + 4,25
Xp = = 4,8761 Ω
3
𝑋𝑠 = 𝑋1 + 𝑋2
= 1,4794 + 4,207833
= 5,687327 Ω
Kesalahan Relatif
𝑋𝑠 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) − 𝑋𝑠 (𝑑𝑎𝑡𝑎)
𝑅𝑋𝑠 = | | × 100%
𝑋𝑠 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔)
5,687327 − 4,7844
=| | × 100%
5,687327
= 15% (2 𝐴𝑃)
1 1 1
= +
𝑋𝑝 𝑋1 𝑋2
1 𝑋2 + 𝑋1
=
𝑋𝑝 𝑋1 𝑋2
𝑋1 𝑋2
𝑋𝑝 =
𝑋2 + 𝑋1
1,4794 × 4,207833
=
4,207833 + 1,4794
= 1,0945 Ω
Kesalahan Relatif
𝑋𝑝 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) − 𝑋𝑝 (𝑑𝑎𝑡𝑎)
𝑅𝑋𝑝 = | | × 100%
𝑋𝑝 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔)
1,0945 − 4,8761
=| | × 100%
1,0945
= 345% (1 𝐴𝑃)