PEKERJAAN
( RKS TEKNIS )
KONSULTAN PERENCANA
1
BAB I. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
1. Nama Pekerjaan
2. Lokasi Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Rehab Berat Gedung SMP 158 dengan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh pemborong termasuk pula pengadaan tenaga kerja, bahan – bahan,
alat – alat dan segala keperluan yang berhubugan dengan pekerjaan pembangunan yang
akan dilaksanakan.
2
BAB II. UMUM
PASAL 2
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, yang berlaku adalah RKS dan setelah disetujui
konsultan pengawas.
3. Ukuran
a. Pada dasarnya ukuran utama yang tertera dalam gambar kerja dan gambar
pelengkap meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
4. Perbedaan Gambar
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku.
b. Bila ada perbedaan antara gambar arsitektur dengan sipil/struktur yang berlaku
adalah gambar kerja struktur mengingat gambar struktur telah dilaksanakan
terlebih dahulu.
3
c. Bila ada perbedaan antara gambar arsitektur dengan sanitasi
elektrikal/listrik/mekanikal yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran
fungsional dalam gambar kerja arsitektur.
d. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada
konsultan pengawas/pengelola proyek, dan kontraktor harus mengikuti keputusan
tersebut.
5. Istilah
a. AR : Arsitektur.
b. SR : Struktur.
c. M/E : Mekanikal/Elektrikal
d. PL : Plumbing.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan serta sistem instalasi air bersih
dan kotor.
PASAL 3
STANDAR RUJUKAN
4
j. PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
k. SNI 3976 : Standar Tata Cara Pengadukan dan pengecoran
Beton
l. SNI 3449 : Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Ringan
Dengan Agregat Ringan.
m. SNI 2834 : Standar Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal
1. Jika tidak terdapat dalam peraturan, standar dan normalisasi tersebut di atas maka
berlaku peraturan, standar dan normalisai internasional atau dari negara asal produsen
bahan/material yang bersangkutan.
5
PASAL 4
1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesua dengan
kontrak yang telah ditanda tangani.
2. Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di
atas.
3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab membuat Laporan Hasil Perkerjaan,
Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan dan Dokumentasi Pekerjaan.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki
kerusakan tersebut dengan kontraktor sendiri.
5. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor wajib memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui
direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan
yang timbul.
6. Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian
kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.
7. Kontraktor harus menjaga keamanan baik material, barang milik proyek, direksi,
pihak ketiga yang ada di lapangan maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai
tahap serah terima. Apabila terjadi kehilangan atas semua itu, kontraktor harus
bertanggung jawab, dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor bertanggung jawab menyediakan alat/sarana
pengaman bagi pekerja dan lingkungan sekitar area pekerjaan seperti helm, sepatu,
jaring pengaman, steger
9. Kontraktor bertanggung jawab bila terjadi kebakaran, dan menanggung segala
akibatnya baik yang berupa barang maupun keselamatan jiwa.
10. Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor bertanggung jawab atas biaya
pengangkutan bahan bongkaran dan sisa bahan bangunan yang sudah tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
PASAL 5
6
alatkkselamatan kerja yang dimaksud adalah Peralatan P3K, Helm pengaman,
SabukPengaman (safety belt), sepatu Lapangan, sarung tangan dan alat-alat
keselamatankerja lainnya yang dipandang perlu selama proses pekerjaan sebagaimana
telahdiatur dalam peraturan K3.
4. Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengasuransikan semua petugas yang terkait
danpekerja pada Asuransi Tenaga Kerja
PASAL 6
SITUASI PEKERJAAN
1. Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada
waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon pemborong wajib meneliti situasi medan
terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang
berpengaruh terhadap harga penawaran.
2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim
dikemudian hari.
3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.
Pasal 7
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan, adalah :
1. Organisasi Kerja
2. Tata Cara Pengaturan pelaksanaan pekerjaan
3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
4. Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
5. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
6. Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai
rencana kerja.
7. Penyusunan program mutu kerja
7
2. Penggunaan Program Mutu
a. Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia barang/jasa
dan disepakati pengguna barang/jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan
kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.
b. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :
1. Informasi pengadaan barang/jasa
2. Organisasi kegiatan, pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa
3. Jadwal pelaksanaan
4. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
5. Prosedur instruksi kerja
6. Pelaksana kerja
3. Pemeriksaan bersama
Pasal 8
2. Penempatan personil harus professional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya
masing-masing, sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan
kualifikasi perusahaan penyedia barang/jasa yang bersangkutan.
5. Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung jawab lapangan harus
berada di lapangan pekerjaan kecuali berhalangan/sakit dan Penyedia Barang/jasa harus
menunjuk/menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan.
8
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan , maka Kepala Unit/Satuan Kerja berhak memerintahkan kepada Penyedia
barang/jasa supaya segera mengganti orang lain yang ahli dan berpengalaman.
Pasal 9
3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak
mengganggu lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal sementara di lokasi
pekerjaan/kegiatan.
4. Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa dalam bentuk
daftar tenaga kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.
Pasal 10
1. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dalam surat perjanjian/kontrak, adalah harus disediakan oleh penyedia barang/jasa.
9
d. Pengguna Barang / Jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap
bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan,
3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera diangkat dari
lokasi/lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan
dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum atau telah
mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan, maka penyedia barang/jasa wajib mengganti/memperbaiki dengan beban
biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat lagi di pasaran,
maka penyedia barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang
setara dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengguna Barang / Jasa.. Prosedur
penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (5) diatas tidak dapat
dijadikan alasan untuk keterlambatan pekerjaan.
8. Semua material/bahan yang akan dipasang di lapangan harus mendapat persetujuan dari
Pengguna Barang / Jasa. dan jika terjadi perubahan material maupun penempatan maka
harus dibuat gambar revisi dan Berita Acara dengan persetujuan dari Pengguna Barang /
Jasa.
Pasal 11
Mobilisasi
1. Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel,
gudang, dan sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
2. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa daoat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
3. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) hari
kalender sejak diterbitkan SPMK.
10
Pasal 12
(1) Penyedia barang/jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci,
yang terdiri dari :
(2) Jangka waktu jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat
perjanjian/kontrak.
(3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup
seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara
rencana dan realisasinya.
(5) Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di ruangan rapat kegiatan
Pasal 13
11
Lapangan (BHL) sebagai laporan harian pekerjaan berupa rencana dan
realisasi pekerjaan harian.
c. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan diisi oleh penyedia barang/jasa,
dan diperiksa oleh pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi
dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu dan disetujui oleh pengguna
barang/jasa.
(2) Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian
dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu dilaporkan.
(3) Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan
dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu dilaporkan.
Pasal 14
Foto Proyek
12
(2) Foto kegiatan dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk Pengawas Teknis,
disusun dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran
angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu sebagai berikut :
25%-50%
Tahap III Bobot Pekerjaan Atap/Finishing
50%-75%
Tahap IV Bobot Pekerjaan Finishing/Detail/Seluruh
pekerjaan selesai
75%-100%
(3) Foto proyek tiap tahapan tersebut diatas dibuat 4 (empat) set dilampirkan pada saat
pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing
adalah untuk :
b. Untuk kegiatan/pekerjaan yang diawasi oleh Suku Dinas Cipta Karya, Tata
Ruang dan Pertanahan dibuat 3 (tiga) set :
1. Satu set untuk Kepala Unit/Satuan Kerja
2. Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa
3. Satu set untuk Suku Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Kota
Administrasi setempat selaku pengawas teknis.
(4) Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan
petunjuk Pengawas Teknis atau Kepala Unit/Satuan Kerja.
(5) Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album disahkan oleh Kepala Unit/Satuan Kerja, untuk teknis
penempelan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.
(6) Khusus untuk pemotretan pada kondisi kahar/memaksa force majeure diambil 3
(tiga) kali.
13
Pasal 15
Perbedaan Ukuran
(1) Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran
yang ditulis dengan skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang
ditulis dengan angka.
(2) Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk
Pengawas Teknis atau Perencana.
(3) Jika terdapat perbedaan antara RAB dan Gambar, maka yang dipakai
adalah RAB.
Pasal 16
14
c. Kehilangan-kehilangan.
(8) Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas penyedia barang/jasa
diizinkan untuk mengadakan pengamanan pembangunan setempat, antara
lain untuk penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.
Pasal 17
(1) Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini
dipancangkan di lokasi proyek pada tempat yang mudah dilihat umum.
(2) Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya
pelaksanaan pekerjaan dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan
Kuasa Pengguna Anggaran.
(3) Petunjuk bentuk papan nama proyek, ukuran, isi dan warnanya diatur
dalam Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 438/2000
tanggal 9 Maret 2000.
(4) Bentuk dan ukuran papan nama proyek fisik ditetapkan sebagai berikut:
15
Logo PEMERINTAH PROPINSI DKI
Logo
Pemda JAKARTA
Unit
DKI UNIT : ………………………………..
NAMA KEGIATAN : …………………………. Perencana: …...
Pelaksana
Kualifikasi : ………………………………………….
Alamat : ………………………………………….
Masyarakat dapat menyampaikan informasi
240 Cm
Pasal 18
Perubahan Pekerjaan
(1) Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus
dilaksanakan. Apabila karena sesuatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan oleh rekanan dengan pertimbangan yang bisa dipertanggung jawabkan,
maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Kepala Unit/satuan Kerja yang
bersangkutan, Pengawas Teknik dan Perencana Teknik.
16
(2) Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat
oleh Perencana yang didasarkan atas Berita Acara peninjauan lapangan yang dibuat oleh
Pengawas Teknik serta Perencana.
(3) Adapun Berita Acara Perubahan tersebut ditanda tangani bersama Rekanan, Unit/satuan
Kerja, dan Pengawas Teknik serta Perencana.
(4) Jika dimungkinkan item dan atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan
untuk tidak dilaksanakan dapat dilakukan pengalihan pekerjaan.
(5) Item dan Volume pekerjaan baru, ditetapkan bersama serta dituangkan dalam Berita
Acara tambah Kurang dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas.
17
BAB III
Pasal 19
Lingkup Pekerjaan
Pasal 20
(1) Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar dan syarat-syarat.
(2) Kekeliruan dalam uraian, kuantitas atau kualitas atau kekurangan bagian-bagian
dari gambar kontrak dan RKS tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
Pemberi Tugas.
Pasal 21
(1) Gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk seluruh pekerjaan harus ada dalam
setiap waktu. Gambar-gambar tersebut harus dalam keadaan jelas dapat dibaca dan
menunjukan perubahan-perubahan terakhir.
(2) Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas harus segera disediakan atas
biaya Pemborong, dan contoh-contoh tersebut harus sesuai dengan standard contoh
yang telah disetujui. Semua contoh bahan harus di sahkan oleh Perencana dan
disetujui oleh Unit teknis terkait.
(3) Bila dalam pelaksanaan dokumen kontrak tidak/kurang lengkap, maka pemborong
wajib membuat perhitungan-perhitungan (kalkulasi) yang terperinci dan gambar-
gambar pelaksanaan. Kalkulasi dan gambar-gambar harus diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga) untuk diperiksa dan disetujui Kepala Unit/satuan Kerja yang
bersangkutan, Pengawas Teknik dan Perencana Teknik.. Pemborong wajib
menyerahkan kepada Pemberi Tugas hasil perhitungan (kalkulasi), dan gambar-
gambar terakhir yang telah disetujui dalam rangkap 3 (tiga) dalam waktu 7 (tujuh)
hari.
18
(4) Kontraktor wajib menyerahkan gambar terpasang (as built drawing) atas semua
pekerjaan yang telah dilaksanakan dan dilengkapi dengan Surat Garansi Pekerjaan
dan brosur-brosur pekerjaan terkait, serta Berita Acara Pengetesan yang disetujui
oleh Pengawas/Direksi.
Pasal 22
(1) Situasi :
a. Pemborong wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
b. Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alas an untuk mengajukan tuntutan.
(2) Ukuran :
d. Semua ukuran yang tertera dalam gambar pelaksanaan adalah ukuran sudah
difinish (jadi) kecuali ukuran yang bersifat konstruksi beton, pasangan batu
bata, ukuran yang tertera adalah ukuran yang belum difinish.
Pasal 23
(2) Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana kerja ini, tanpa
persetujuan dari Pengawas Teknis tidak diperkenankan adanya perubahan-
perubahan.
19
(3) Setelah mendapat persetujuan Pengawas Teknis rencana kerja tersebut harus ada di
lokasi kegiatan (Direksi Keet) dan menjadi rencana kerja yang resmi dan mengikat.
(4) Rencana kerja ini akan dipakai oleh Pengawas Teknis sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan/keterlambatan
prestasi pekerjaan Kontraktor.
(5) Kontraktor harus menyiapkan Buku Harian Lapangan (BHL) dan diisi setiap hari
dalam rangkap 4 (empat) yang berisikan kegiatan-kegiatan setiap hari, antara lain
kemampuan kerja, keadaan cuaca, pemasukan bahan, pekerjaan yang dilaksanakan,
jumlah tenaga kerja, catatan kejadian dan petunjuk/pengarahan/peringatan oleh
Direksi
b. Direksi keet dibuat sesuai dengan luas yang telah ditentukan dan
penempatannya sesuai petunjuk Pengawas Teknis setelah mendapat
persetujuan Pengguna Anggaran.
Pasal 24
(1) Semua jenis bahan dan mutu bahan/komponen untuk pelaksanaan pekerjaan sejauh
mungkin harus digunakan bahan produksi dalam negeri dan memenuhi standard
Nasional Indonesia (SNI).
(2) Kontraktor wajib melakukan persiapan atau pemesanan bahan/komponen yang akan
digunakan untuk pekerjaan dengan memperhitungkan jadwalnya, sehingga
bahan/komponen tersebut harus sudah ada pada saat akan dilaksanakannya
pekerjaan yang bersangkutan.
(3) Bahan/komponen yang akan digunakan untuk pelaksanaan dengan bentuk, ukuran,
tekstur dan jenis tertentu harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna
Barang / Jasa dengan mengajukan contoh bahan.
(4) Bila bahan/komponen yang masuk ke lapangan tidak sesuai dengan contoh yang
disetujui, Pengawas Teknis wajib menolak bahan tersebut sebelum pekerjaan mulai
dilaksanakan
(5) Bahan lain yang umum seperti pasir, semen, kerikil dan lain-lain harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Teknis
20
Pasal 25
Kualitas Bahan
(1) Air
Untuk adukan beton, harus digunakan air bersih yang memenuhi syarat untuk
diminum (air minum), semua biaya untuk mengadakan air ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Portland Cement
a. Pasir dan batu split harus bersih, bebas dari segala macam kotoran baik bahan
organic maupun lumpur tanah dan karang.
d. Pengadukan beton didalam molen tidak boleh kurang dari 1 (satu) menit
terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk ke dalam pengaduk (stone
molen) dengan kata lain adukan harus rata.
Besi beton adalah besi beton dengan kualitas serta ukuran sesuai gambar dan bukan
ukuran banci, bebas dari cacat besi seperti retak, karat, gelombang, besi bekas dan
sebagainya.
(4) Bekisting
b. Bekisting harus kuat tidak bergetar dan tidak lentur waktu pelaksanaan pengecoran
dan mudah dibongkar tanpa merusak konstruksi
21
BAB IV. PEKERJAAN PENDAHULUAN
PASAL 26
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 27
Pembuatan Gudang
22
PASAL 28
PEKERJAAN BONGKARAN
1. Pekerjaan Bongkaran ini sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam RAB dan gambar
dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran tersebut kontraktor harus melapor pada
Pengawas bagian bangunan mana saja yang akan dibongkar yang sesuai dengan
Gambar Rencana. Dalam hal mana ada bagian-bagian/bahan-bahan dari pada
bongkaran tersebut yang akan dipergunakan kembali, maka hal tersebut harus
persetujuan Pengawas.
PASAL 29
PERANCAH
23
14. Untuk perancah yang berdiri sendiri harus terdiri atas gelagar memanjang dan
melintang yang dihubungkan dengan kuat pada tiang penyanggah, ke atas atau ke
samping, bergantung pada pemakaiannya untuk menjamin kesetabilan sampai
perancah dapat dilepas.
15. Setiap bagian dari perancah harus diperiksa sebelum dipasang.
16. Setiap bentuk dan komposisi perancah harus diperiksa sebelumnya oleh petugas
K3L untuk meyakinkan:
18. Setiap bagian harus dipelihara dengan baik dan teratur sehingga tidak ada yang
rusak atau membahayakan waktu dipakai.
19. Perancah tidak boleh sebagian dibuka dan ditinggal terbuka, kecuali kalau hal itu
tetap menjamin keselamatan.
20. Perancah yang tidak bebas harus dikaitkan ke bangunan dengan sistem jepit (rigid
connections) yang kuat dengan jarak tertentu.
21. Perancah yang tidak boleh terlalu tinggi di atas angker yang tertinggi, karena
dapat membahayakan kesetabilan dan kekuatannya.
22. Pada waktu mengangkat perlengkapan yang digunakan pada perancah:
o Bagian-bagian dari perancah harus diperiksa dengan cermat dan kalau perlu
diperkuat.
o Setiap penggeseran dan penyanggah (putlog) harus dicegah.
o Tiang penyanggah harus dihubungkan erat pada bagian bangunan yang kuat,
di tempat alat pengangkat dipasang.
24
BAB V. PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 30
PEKERJAAN GENTENG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan atap adalah dengan Kuda-Kuda Baja Ringan dan penutup Atap
menggunakan Genteng Bitumen onduvilla
a. Contoh dan brosur bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan terlebih
dahulu kepada pengawas lapangan untuk diperiksa dan disetujui sebelum
pengadaan bahan-bahan ke lokasi proyek.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor harus membuat dan menyerahkan
gambar detail yang mencakup ukuran-ukuran, cara pemasangan, dan detail
lainnya kepada pengawas lapangan untuk diperiksa dan disetujui.
c. Bahan-bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru, dan
tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas. Bahan-bahan harus
disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari segala kerusakan.
d. Semua bahan yang tercantum dalam spesifikasi ini harus seluruhnya dalam
keadaan baru, berkualitas baik, serta telah disetujui pengawas lapangan.
a. Bahan penutup atap ini harus mulus, tidak rusak, tergores permukaannya,
atau cacat lainnya. Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup nok
flashing arah memanjang dan melintang/listplank tepi, kaitan untuk gording
baja profil, sekrup dengan hak, sealant, dan aksesoris lainnya sesuai dengan
spesifikasi pabrik pembuat.
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan pemasangan
c. Cara pelaksanaan/pemasangan
Persiapan
a. Pekerjaan pemasangan
25
a. Sebelum pemasangan, rangka listplank dan semua material harus disetujui
konsultan pengawas.
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga
ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung kontraktor.
c. Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu satu baris ke
arah atas, kemudian satu baris ke samping, selanjutnya ke arah atas dan
seterusnya hingga atap tertutup semua.
d. Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup
lembaran bawahnya sama dengan arah angin.
e. Selanjutnya sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
2. Genteng Bitumen
a. Deskripsi : Lembaran bitumen bergelombang monolayer yang terbuat
dari serat organik, diberi warna dengan pigmen mineral dan resin thermosetting
pada kedua sisi (atas dan bawah) dengan model genteng 6 gelombang.
b. Terbuat dari bahan dasar : Bitumen Selulosa
c. Dimensi / ukuran : Panjang 400 mm (-0 s/d +20) ;
Lebar 1060 mm (-20 s/d + 20);
Tebal 3,0 mm (±0,3)
d. Korugasi / gelombang : 6 korugasi + 5 bagian datar per lembar;
Lebar 95 mm (±2);
Tinggi 38 mm (±2)
e. Berat : 1,27 Kilogram per lembar ; 4 Kilogram per
meter persegi
f. Warna : Shaded Red, Shaded Brown, Shaded Green, Terracota 3D, Fiorentino
3D dan Antracite Black
g. Kandungan bitumen : Lebih besar dari 40%.
h. Standar Spesifikasi Material : EN 534:2006 – Corrugated bitumen sheets.
Product specification and test methods – kategori R serta ETA 10-/0018.
Tata cara pemasangan mengacu kepada katalog atau brosur Onduvilla, dengan jarak antar
reng 32 cm.
Atap Onduvilla memiliki garansi 15 tahun terhadap waterproofing dengan syarat dan
ketentuan pemasangan yaitu:
a. Pemasangan dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan.
b. Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih disertai supervisi dari pihak Onduline atau
distributor secara berkala.
c. Syarat dan ketentuan lain terdapat pada surat garansi.
26
2. Pastikan jarak antar reng adalah 27 cm untuk reng pertama dengan reng
kedua (paling bawah setelah listplang), kemudian jarak reng selanjutnya
32 cm.
3. Selama pemasangan atap agar tidak menginjak atap yang telah terpasang
kecuali menggunakan tangga konstruksi, papan bidang kerja atau
menginjak pada bagian lembaran atap yang bersentuhan dengan reng.
Dilarang menginjak pada bidang lembaran diantara reng.
4. Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap,
dengan jarak overhang maksimal adalah 5 cm dari listplang.
5. Penyekrupan menggunakan sekrup Onduline dengan warna yang sesuai
dengan lembar atap. Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang
diantara dua gelombang interlock pada lembaran atap.
6. Urutan penyekrupan dimulai dari gelombang sisi bawah pertama dan
kelima, dilanjutkan dengan gelombang kedua sampai dengan keempat.
Gelombang keenam digunakan untuk overlap dengan lembaran atap
selanjutnya. Gelombang sisi atas digunakan untuk overlap dengan
lembaran atap diatasnya.
7. Pemasangan lembaran atap dengan pola pasangan susun bata. Baris
pertama pemasangan menggunakan lembaran atap utuh. Baris kedua
dari bawah dimulai dengan menggunakan lembaran atap yang dipotong
menjadi dua. Baris ketiga, kelima dan seterusnya seperti pemasangan
pada baris pertama. Baris keempat, keenam dan seterusnya seperti
pemasangan pada baris kedua.
II. Pemasangan Penutup Listplang Samping.
1. Pemasangan penutup listplang samping dengan menggunakan aksesoris
verge piece dari Onduvilla.
2. Penyekrupan pada verge piece pada setiap gelombang reng dan pada
listplang dengan jumlah yang sama.
III. Pemasangan Nok.
1. Nok menggunakan aksesoris nok standar dari Onduvilla.
2. Penyekrupan pada nok pada setiap gelombang yang bersentuhan
dengan gelombang Onduvilla.
27
PASAL 31
1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah Pekerjaan yang sesuai yang disebutkan /
ditunjukan dalam RAB dan gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas .
2. Persyaratan bahan :
Pasangan dinding batu / bata dan plsteran yang bukan trasram seperti
yang tercantum di atas.
Adukan semen, digunakan siar benam batu kali.
4. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Pekerjaan pasangan dinding bata / batu kali harus terkontrol waterpass baik arah
vertikal maupun horizontal setiap 8 baris bata harus dipasang anker besi dan
kolom, Pelaksanaan pasangan dinding bata/batu tidak boleh melebihi ketinggian
1 m setiap hari. Batu / bata sebelum dipasang terlebih dahulu dibasahi air.
b. Sebelum dinding bata diplester siar harus dikorek sedalam 1 cm untuk
mendapatkan ikatan yang lebih baik. Kelembaban plesteran harus dijaga
sehingga pengeringan bidang plesteran stabil dan kemudian diperhalus dengan
acian semen.
28
c. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari, untuk
dinding septictank harus dihindarkan adanya rembesan air tanah dari sisi luar,
untuk itu plesteran trasram dilakukan pada kedua sisi luar dalam.
d. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus / aferking permukaan beton
perlu dikasarkan / dipahat dulu kemudian disiram portland cement untuk
mendapatkan ikatan yang baik.
e. Keramik yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk
dan warna masing – masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah –
pecah sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas.
f. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak
– retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
g. Pada pasangan dinding trasram di atas lantai, sampai ketinggian 30 cm, plesteran
dilaksanakan dengan adukan 1 pc : 3 ps dan dibuat lebih masuk sedalam 1 cm
untuk kemudian dihaluskan / diaci dengan adukan semen.
h. Pekerjaan Plesteran yang dilaksankan dengan Perbadingan 1 : 3 maupun 1 : 5
disertai dengan pekerjaan acian sesuai dengan analisa SNI yang terdapat pada
BQ.
PASAL 32
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan adalah Pekerjaan yang sesuai disebutkan / ditunjukan dalam RAB
dan gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas .
2. Persyaratan Bahan
1) Interior
2) Eksterior
29
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Tebal minimum tiap lapisan jadi sama dengan spesifikasi pabrik. Pengecatan
harus rata, tidak bertumpuk, bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan
tanda sapuan, roller, atau semprotan.
b. Apabila cat yang dipakai mengandung bahan dasar beracun, kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung seperti masker, sarung tangan, dan lainnya
yang harus dipakai pada pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan angin berdebu
bertiup. Di dalam keadaan tertentu, misalnya ruangan tertutup, kontraktor harus
menyediakan kipas angin untuk memperlancar pergantian aliran udara.
d. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, vacuum cleaner, semprotan, dan
lainnya harus tersedia dengan kualitas/mutu terbaik dan jumlah yang cukup.
e. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya dilakukan
bila disetujui konsultan pengawas.
f. Pengecatan cat dasar untuk komponen bahan material logam harus dilakukan
sebelum komponen tersebut dipasang.
g. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau finish
yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh konsultan
pengawas. Biaya ditanggung kontraktor tanpa diklaim sebagai pekerjaan tambah.
h. Pekerjaan Pengecatan
Semua pipa yang terlihat seperti railing tangga, pipa instalasi listrik/air,
pipa pagar harus dicat. Sebelumnya, dilapisi dengan bahan kimia agar cat
dapat bersatu/menyerap lebih lama.
30
1. Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran,
atau noda lain dalam kondisi kering.
2. Langkah kerja cat emulsi adalah
5. Lapisan kedua
6. Lapisan ketiga
PASAL 33
PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
b. Persyaratan Bahan
a. Rangka
Rangka utama dan Rangka Plafond Menggunakan hollow Galvanise
40.40/40.20 dengan modul 120 x 60 cm dan rangka sekunder 2 x 4 cm
dengan modul 60 x 60 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0.35 mm dan
31
diberi meni. Penggantung kawat baja galvanized dengan adjuster, dengan
jarak 120 cm selang-seling.
b. Penutup langit-langit.
PVC tebal 8 mm lebar 22 cm shunda plapond atau yang sesuai dengan RAB
c. Bahan penutup sambungan plafon: compound atau bahan plester UB400. Dan
paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
32
PASAL 34
1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pasangan lapisan keramik ini meliputi Pekerjaan
yang sesuai disebutkan / ditunjukan dalam RAB dan gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas
2. Persyaratan Bahan
a. Seluruh bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan pelapis dinding
seperti pasir, semen, air dan sebagainya sesuai dengan merek yang telah
ditentukan.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material yang akan dipakai dalam pekerjaan pasangan dinding ini untuk mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas.
c. Keramik yang dipakai dengan merk ROMAN KW 1
a. Tampak Permukaan
Perbedaan ukuran panjang dan lebar ubin yang terbesar dan terkecil tidak boleh
lebih dari 2 mm.
c. Penyerapan Air
33
Penyerapan air maksimum dari ubin keramik untuk lantai harus sesuai.
d. Kesikuan
Sisi-sisi ubin harus lurus, sisi-sisi ubin dikatakan lurus apabila penyimpangan sisi-
sisi dari garis lurus yang terbentuk oleh perhubungan dua buah titik sudut yang
berturut-turut tidak melebihi ketentuan.
Untuk penyimpangan kedataran karena puntiran, sebuah titik sudut tidak boleh
melengkung ke atas atau kebawah terhadap bidang yang berbentuk oleh tiga buah
titik sudut lainnya, melebihi ketentuan.
Kehilangan berat akibat gesekan tidak boleh kurang lebih dari 0,1 gram per berat
ubin keramik yang diuji.
h. Kuat Lentur
Tidak boleh ada perbedaan penampakan antara bagian yang tercelup dan bagian
yang tidak.
j. Kekerasan
Kekerasan ubin keramik berglatzur tidak boleh kurang dari 5 pada skala Mohs.
Sedangkan ubin tidak berglatzur tidak boleh kurang dari 6 pada skala Mohs.
Glatzur ubin keramik tidak boleh menunjukkan retak-retak. Referensi: SII 0023-
81 (mutu dan Cara Uji Ubin Keramik)
34
1.Dinding KM/WC Keramik Polished 20/40 cm ROMAN KW1
2.Lantai KM/WC Keramik UnPolished 20/20 cm ROMAN KW1
3.Keramik Lantai Keramik Polished 60/60 cm ROMAN KW1
4.Keramik Lantai Keramik Unpolished 40/40 cm ROMAN KW1
5.Step Nozing 10/40 cm ROMAN KW1
5. Persyaratan Pelaksanaan
Semen Portland merek Tiga Roda, pasir, air harus memenuhi persyaratan dan peraturan
yang berlaku. Material-material lain yang belum ditentukan di atas tetapi diperlukan
untuk menyelesaikan/penggantian pekerkaan dalam bagian ini, harus dari bahan kayu,
kwalitas terbaik dari jenisnya serta harus disetujui pengawas.
35
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai/memenuhi persyaratan peraturan
keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-1982 harus dipakai dari satu produk kecuali
dinyatakan lain oleh perencana/pengawas
PASAL 35
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai dengan petunjuk dalam gambar
kerja. yang sesuai disebutkan / ditunjukan dalam RAB dan gambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas dengan spesifikasi sebagai berikut :
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci
yang akan dipakai harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk disetujui
sebelum dibawa ke proyek.
b. Ketidaksesuaian
Pengawas lapangan berhak menolak bahan atau pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan. Oleh karena itu, kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai
atas biayanya sendiri.
36
17.3 Persyaratan Bahan
a. Semua hardware yang digunakan seluruhnya harus baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal, dan sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Apabila ada
perubahan atau penggantian hardware, harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas/direksi.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas/direksi.
c. Perlengkapan Pintu
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan.
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja atau yang diminta direksi/perencana. Shop
drawing ini harus jelas mencantumkan dan menggambarkan semua data yng
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara
pemasangan, dan spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuat.
b. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh konsultan pengawas/direksi sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
c. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu dan jendela harus rapi dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja atau
petunjuk konsultan pengawas/direksi.
37
BAB VI PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 36
a. Bentuk dan ukuran Pondasi sesuai yang tercantum dalam gambar rencana atau
sesuai dengan petunjuk Perencana.
b. Pada pasangan batu kali ini dasar maupun celah – celah batu kali harus di isi
adukan/perekat.
c. Bila digunakan batu kali atau batu bulat harus di pecah sekurang-kurangnya
mempunyai muka berbentuk pipih.
d. Pasangan pondasi batu kali dikerjakan di atas pasir urug setebal 5 cm padat sesuai
gambar rencana.
e. Setiap pertemuan pondasi harus dipasang stek dari besi beton diameter 12-40D.
Pasal 37
(1) Pekerjaan beton terdiri dari : pekerjaan pondasi, sloof, kolom dan balok
(2) Seluruh pekerjaan struktur beton bertulang harus berpedoman pada peraturan
konstruksi beton yang berlaku (PBI).
(3) Mutu/kualitas beton harus sesuai dengan yang direncanakan dan sebelum dilakukan
proses pengecoran harus mendapat persetujuan direksi/pengawas.
(4) Mutu/kualitas bahan agregat : Air, batu, Split, Semen, Besi harus sesuai yang
disyaratkan untuk masing-masing bahan
38
(6) Pembesian harus dilaksanakan sesuai gambar rencana dan harus mengikuti kaidah-
kaidah yang berlaku serta mendapat persetujuan direksi/pengawas.
PASAL 38
PEKERJAAN ATAP
1. Pekerjaan Atap
a. Pekerjaan atap ini sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam RAB dan gambar
dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas .
2. Pekerjaan rangka atap baja ringan Wija Truss adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti
karat berupa ZAM (zinc, Alumunium dan Magnesium) menggunakan Type G.550
C.Truss 075cm. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang
yang terdiri dari :
39
4. Persyaratan Material Rangka Atap
-Zinc
-Alumunium
40
g. Magnesiumultigrip (MG)
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
a. Galvabond Z275
b. Yield Strength 250 MPa
c. Design Tensile Strength 150 MPa
41
e. Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk
sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam
(Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam
minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw
sebagai berikut:
- Kekuatan Mekanikal
3. Persyaratan Pra-Konstruksi
42
b. Produk baja ringan Wija Truss yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan
dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah
alat sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
f. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
g. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
4. Persyaratan Pelaksanaan
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan
seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain
kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination
43
(Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2 Part 2), ASTM (American Sociaty For Testing and Material) atau
SNI (standar Nasional Indonesia) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).
PASAL 39
A. Waterproofing coating
1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan
alat - alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar,
memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
2. Persyaratan Bahan
Semua material waterproofing menggunan merek Sika yang digunakan harus dari
produk yang telah mendapat persetujuan Pengawas
a. Waterproofing
tidak lapuk
tahan terhadap perubahan cuaca
memiliki ketebalan yang sama,
mudah & cepat pelaksanaannya
Cementitious Coating
Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin
dari konsultan pengawas
b. Screed/Lapisan Pelindung
Lapisan pelindung (screed) berupa spesi/adukan semen (Tiga Roda) dan pasir
dengan perbandingan 1 : 3 serta menggunakan perkuatan kawat ayam (chainlink
mesh) ukuran minimal spasi 75 mm∅ 1.5 mm yang mengacu pada standard SNI
07-0040-1987 Pekerjaan Waterproofing.
3. Syarat Pelaksanaan
44
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang ditunjuk penyalur dan
pekerjaan harus mendapat jaminan berupa Jaminan Kekuatan tidak bocor
minimal selama 5 (lima) tahun.
b. Waterproofing A
Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang
berfungsi sebagai atap, canopy dan sebagai talang.
c. Screed.
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan, persyaratan teknis pelaksanaan
dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan dari Pengawas
Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah cukup
untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembungan (kemiringan minimal
2%) atau sesuai dengan gambar. Semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain
harus sudah terpasang. Area yang akan diberi Water Proofing harus bebas
dari kotoran. (debu, minyak, sisa adukan dan lain-lain).
d. Test Rendam
Kontraktor/aplikator waterproofing wajib melakukan test rendam pada
daerah yang telah diwaterproofing minimal selama 24 jam.
Daerah yang akan dilakukan tes rendam harus mendapat persetujuan
Perencana dan konsultan pengawas.
e. Jaminan
Jaminan pelaksanaan pekerjaan waterproofing atas kebocoran minimal 5
(lima) tahun.
Bila terjadi kegagalan/kebocoran dalam masa jaminan kontraktor harus
memperbaiki atas biaya sendiri.
45
BAB VII PEKERJAAN MEKANIKAN ELEKTRIKAL
PASAL 40
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Pekerjaan Listrik
i. Umum
ii. Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar
bangunan gedung
iii. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Khusus Teknik ini.
iv. Prinsip Penyediaan Daya Listrik
v. Sumber daya listrik bagi gedung ini diperoleh dari jaringan tegangan rendah
220/380 V.
vi. Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa -
empat kawat 220/380 V
vii. Material pekerjaan
1. Instalasi titik penerangan NYM 3x2,5 mm2+Conduit dia 20 mm (Eterna)
2. Instalasi Stop Kontak 1 Fasa NYM 3 x 2,5 + Conduit (merek Broco)
3. Lampu TL V Shape philips 1 x 36 watt + armateur
4. Lampu SLE Philips 18 watt + armature downlight
5. Saklar tunggal BROCO
6. Saklar ganda BROCO
7. Stop kontak singel fasa, BROCO
8. Box Panel Schenider
9. Panel LP/PP-A lkp MCB dan Grounding Schenider
viii. Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
ix. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /
pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya
oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta
serah-terima dan pemeliharaan/garansi selama 6 bulan.
x. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
xi. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
xii. Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material,peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan
standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
46
menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada
Syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.
2. Ketentuan-Ketentuan Instalasi
a. Jenis.
b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang
diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran
conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.
a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptacles otlet harus dari bahan galvanized steel dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9
cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10 A/250
V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali
ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di
atas lantai yang sudah selesai.
47
Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian
110 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk
Direksi / Pengawas. Saklar dan Stop Kontak ex Legrand atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan)
dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan
peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari
semua sistem dan peralatan.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC,
VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan
(mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh
pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan
dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter
panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 0,75 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi
di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit diikat
(cable tie ) atau pakai klem sesuai dengan kebutuhannya.
48
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC,
VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam
langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan
dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian
kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada sistem remote yang kurang dari
30 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial) harus sesuai
dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel
telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak (merek Eterna/Supreme dan Broco).
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya
harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar
dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus
dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat
lain.
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan -
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau
kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
49
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara elektris
dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor
tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas
oleh getaran.
e. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan
lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut
anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
f. Pemasangan Kabel.
1.2. Pemasangan di Permukaan.
Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge,
dipasang di permukaan pelat beton langit-langit dengan klem pendukung yang
sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan
kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari
syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel).
Konduit ex Ega, Pipaku, Wavin.
1.3. Pemasangan di Dalam Dinding.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding
harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran
minimum 3/4".
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa
selesai ditanam.
1.4. Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat
dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.
g. Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral
dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 1987, yaitu :
1.5. Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :
hitam : fasa
biru : netral
kuning/hijau : pentanahan
merah : fasa R
50
kuning : fasa S
hitam : fasa T
h. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel daya
harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan,
sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
i. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7 mm untuk
panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm untuk jenis floor
standing, kecuali yang sering kena basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang
yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk
jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak perlu sesak.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel
panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan benar.
a. Finishing.
Semua rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat
tahan karat dengan diberi cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir
(finishing paint). Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus dimintakan
persetujuannya ke Direksi / Pengawas.
51
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium plating
atau dengan zinc chromate primer dan di cat dengan cat akhir sistem bakar (oven).
b. K u n c i.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "catch and flat key lock". Jenis kunci
untuk setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap
kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan dua anak
kunci.
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan
mudah masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan
alas / pSan-Eisi / penumpu / penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan
memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.
d. L a b e l.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group,
pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan
fungsinya untuk mengindikasikan / mengidentifikasikan penggunaan / nama alat
tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta
perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran.
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani
dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain.
Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor
pengisian kabel maksimum 40 %.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
c. Pemasangan.
1.Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan
jalan membobok dinding beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai
dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan
kondisi semula.
52
Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus
ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
2.Race Way yang Dipasang di Permukaan.
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang
sejajar atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan
bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus
digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat.
Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan plat kuningan
yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem
dan lain-lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan
pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif.
3.Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi patok penunjuk.
Pipa / race way yang digunakan adalah PVC yang memenuhi standar SII.
4.Race way Melintas / Menembus Dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekatruangan, lantai, langit-langit dan
lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin
dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.
5.Pengakhiran dan Sambungan.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan
lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus
terbuat dari thermoplastic atau "fibre minded" yang dimatikan untuk
mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari
sistem grounding dari race way. Sambungan untuk race way/pipa logam
elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi
tinggi dengan sistem penguncian interlock compressed.
6.Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan
ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam/metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka,
termasuk pelindung kabel (sheath/armour), konduit, saluran metal, rack, tray,
doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan
dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak
diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat
dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 mm2 dan
dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus
menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah Pentanahan netral bus-bar dan
panel maksimum 0.2 ohm.
53
e. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya
a. U m u m.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker, indikator,
magnetic contactor, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap sistem dan
peralatan-peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas
di bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tegangan rendah dan dapat
memberikan keterangan bahwa panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik
selama paling sedikit 3 tahun.
b. Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
1. Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari plat
baja (metal clad).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil baja
yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman
atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat
hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan
sisi-sisinya dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa
dicapai dari depan maupunbelakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus dikelompokkan
pada sisi depan yang berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan
gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan
54
lain-lain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel
tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grill (louvres) ventilasi untuk
membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada
nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk peralatan yang
tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi
yang dipasangkan dengan sekrup (screwed on / bolted on).
2. Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk dalam
gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda
menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan
operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti
dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan
(konstruksi).
3. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine. Untuk
menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada bagian dalam
harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di-punch).
4. Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama
yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat dilihat
dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas
55
rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.
Jarak antar rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di dalam
PUIL 2000.
Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high conductivity"
yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya secara
menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 150 % dari arus beban
terpasang.
Semua Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat
dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya porselain atau
moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya mekanis
yang terjadi akibathubung-singkat.
Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL
2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70 oC. Setiap panel harus
mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full-neutral) yang diisolir
terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan
kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan
yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4
kawat - 5 bus. Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar
dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-batang
tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus yang lebih kecil,
56
diijinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA). Kontraktor
diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan
ukuran-ukuran dari bus-bar dan susunannya. Ukuran dari bus-bar harus
merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan cara - cara untuk
penyambungan di kemudian hari. Apabila saluran keluar (out going feeder)
yang menuju ke satu teminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak
diperkenankan menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu
terminal atau bus-bar. Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara
memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel
tersebut pada satu terminal yang berlainan.
Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih besar dari 63 A dan lebih kecil
dari 800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker -
MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan
sesuai untuk temperatur operasi 40 oC (fully tropical ized) dan mampu
beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan rating 1000 VAC.
o MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
o Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan
silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan
membuka kontak kontak utamanya secara menyapu (wiping action).
o Mekanisme operasi harus dari jenis " quick make" dan "quick break"
secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu opening, closing
maupun trip.
o Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama menutup
kembali tanpa sengaja.
o Handel togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak utama)
secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu
kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
o MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing - masing
kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban lebih (overload -
inverse time) secara mekanis dengan bimetal, pengatur arus hubung-singkat
(overcurent - instantaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
8. Miniature Circuit Breaker (MCB).
- MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
57
- Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan
silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan
membuka kontak-kontak utamanya secara menyapu (wiping action).
- Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.
- Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak
utama) secara bersamaan (simultan).
- Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara bersamaan.
Arus nominal dari draw out ACB, MCCB dan MCB harus sesuai dengan
gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan
dengan letak pemutus daya tersebut.
f. Peralatan Penerangan.
1. Umum
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus
harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar
komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau
seperti yang disyaratkan di sini.
58
3. Jenis Armature.
4. Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang
berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Direksi/ Pengawas.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul
lurus.
Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan - permukaan di
sebelahnya.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala
secara lengkap.
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)
maupun keseluruhan (overall).
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor/kabel.
59
d. Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya.
e. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
f. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat
data setelan yang dilakukan.
g. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau
badan resmi yang ditunjuk Direksi/Pengawas.
4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di
atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara
pengujiannya.
PASAL 41
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pemasangan instalasi pipa air bersih, dan air kotor dengan acecoris lengkap
System instalasi air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
diseluruh bangunan dengan mengambil sumber air dari Existing. System pembuangan
60
air kotor ; semua pembuangan air kotor dari WC dibuang ke IPAL atau sesuai dengan
gambar rencana.
Mengadakan pengujian testing agar instalasi tersebut dapat bekerja dengan sempurna
dan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan,untuk air bersih dengan Test
Pump,untuk air kotor dengan test digelontor.
1. Semua persyaratan dan bahan-bahan yang dipasang harus dalam keadaan baru
dengan kualitas yang disyaratkan, sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
dan telah mendapat persetujuan dari direksi/pengawas.
2. Semua Pipa PVC yang ditanam didalam tanah harus diurug sekelilingnya dengan
pasir setebal ± 20 cm dan dipadatkan, kedalaman pipa 20 sampai 50 cm dan
apabila pipa yersebut melintasi jalan yang dilalui kendaraan maka pipa tersebut
harus ditanam sedalam ± 60 cm
3. Pipa-pipa yang tidak ditanam harus digantung atau di support dengan kuat dengan
memakai besi siku atau pipa lainnya dengan jarak maksimum 150 cm dan atau
seduai dengan kebutuhan dilapangan, gantungan-gaqntungan harus dicat dengan
warna sesuai dengan warna pipa.
4. Dalam pemasangan pipa-pipa air bersih dan air kotor, harus mengikuti ketentuan-
ketentuan yang berlaku dari pabrik, dan untuk setiap sambungan/belokan sebelum
dilem harus dibersihkan/diamplas terlebih dahulu.
5. Pemborong harus melakukan testing dan comissioning, pembersihan seluruh
instalasi sampai dengan instalasi tersebut dapat berfungsi dengan baik dan diterima
dengan baik oleh direksi/pengawas.
C. Pelaksanaan :
61
PASAL 42
1. Pembersihan tapak konstruksi dan semua pekerjaan yang tercantum di gambar kerja
dan buku RKS ini, semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi menjadi tanggung jawab kontraktor bersangkutan.
2. Semua bekas bongkaran bangunan termasuk pohon dan sebagainya harus dikeluarkan
dari tapak/site konstruksi.
3. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan baik
bahan/material, barang, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.
62