PENDAHULUAN
berupa hipertensi, proteinuria dan udem. Kejang pada eklamsia dapat berupa
kejang motorik fokal atau kejang tonik klonik umum. Istilah eklampsia berasal
5
tanda-tanda lain.
minggu atau dalam beberapa jam sampai 48 jam dan kadang-kadang lebih
1
lama dari 48 jam setelah kelahiran. Pada kasus yang jarang, eklampsia terjadi
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Sekitar 75% kejang eklampsia
1
tetapi perkembangan eklamsia postpartum juga dapat terjadi 3-4 minggu
5,1
setelah kelahiran.
visual dan mental, retensi cairan, dan hiperfleksia, fotofobia, iritabel, mual dan
rongen, CT scan atau MRI. Walaupun kegiatan pre natal care, dilaporkan
5
ini masih merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu dan janin.
2
BAB Il
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defnisi
tiba yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa
2
nifas yang menunjukan gejala preeklampsia sebelumnya.
1
yang terjadi pada wanita hamil dan nifas.
antara lain oleh paritas, gravida, obesitas, ras, etnis, geografi, faktor genetik
3,5
Adapun faktor resikonya antara lain:
1. Faktor Usia
Usia 20-30 tahun adalah periode paling aman untuk hamil atau
3
dilahirkan dari ibu yang usianya tergolong remaja. Dari penelitian didapatkan
bahwa dua tahun setelah menstruasi yang pertama, seorang wanita masih
pertama atau nulipara umur belasan tahun (usia muda kurang dari 20 tahun)
eklamsia pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun, hal ini dikarenakan
2. Paritas
preeklamsia dan eklamsia sebesar 3-8 % dari semua kasus hipertensi pada
imun dan hal ini dapat menghambat invasi trovoblas pada pembuluh darah
ibu. Sehingga preeklamsia dan eklamsia lebih sering terjadi pada wanita yang
4
terpajan antigen paternal untuk yang pertama kali seperti kehamilan pertama
3. Riwayat Hipertensi
berlangsung normal sampai cukup bulan. Pada kira-kira sepertiga diantara para
mencolok dan dapat disertai satu gejala preeklampsia atau lebih, seperti
otak.
4. Kehamilan Ganda
pada kehamilan ganda dari 105 kasus kembar dua didapatkan 28,6% kejadian
preeklamsia dan didapatkan satu kasus kematian ibu karena eklamsia. Dari
uterus.
5. Faktor Genetika
eklamsia lebih sering ditemukan pada anak wanita dari ibu yang menderita
5
preeklamsia. Dan preeklamsia juga lebih sering ditemukan pada anak wanita
faktor ras dan genetika merupakan unsur yang penting sebagai faktor risiko
6. Obesitas
juga menyebabkan kerja jantung lebih berat, karena jumlah darah yang berada
dalam badan sekitar 15% dari berat badan, semakin gemuk seseorang maka
semakin banyak pula jumlah darah yang terdapat didalam tubuh yang berarti
terjadinya preeklamsia.
2.3 Klasifikasi
1
Eklampsia di bagi menjadi 3 golongan :
1. Eklampsia antepartum ialah eklampsia yang terjadi sebelum persalinan
6
3. Eklampsia postpartum ialah eklampsia setelah persalinan
a. Kejadian jarang
2.4 Etiologi
sebabnya penyakit ini sering disebut “the disease of theories”. Pada saat ini
4
pada awal trimester satu dan dua.
2.5 Patofisiologi
4
temuan ini adalah penyebab atau efek dari kejang.
7
Bahwa pada eklampsia di jumpai kadar aldosteron yang rendah dan
penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan
2
meningkat.
5
partus prematurus.
proteinuria, dan kejang. Hipertensi dianggap sebagai ciri khas untuk diagnosis
(tekanan darah sistolik antara 140 dan 160 mm Hg atau tekanan darah
diastolik antara 90 dan 110 mm Hg) pada 30-60% dari kasus. Selain itu,
hipertensi berat lebih sering terjadi pada pasien yang mengalami eklamsia
5
kehamilan atau sebelumnya (71%).
8
Diagnosis eklamsia biasanya dikaitkan dengan proteinuria (setidaknya
setelah onset kejang, termasuk diantaranya sakit kepala oksipital atau frontal
kuadran kanan atas, dan perubahan status mental. Pasien akan memiliki
setidaknya satu dari gejala ini pada 59-75% dari kasus. Sakit kepala
5
32% dari pasien.
3
Kejang dalam eklampsia ada 4 tingkat, meliputi:
Seluruh otot menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki
Semua otot berkontraksi dan berulang – ulang dalam waktu yang cepat,
mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa, dan lidah dapat
9
berlangsung 1 -2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar,
4. Stadium koma
antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam
keadaan koma.
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang terberat adalah kematia ibu dan janin, usaha utama
adalah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsia dan
eklampsia
a. Solution plasenta
Karena adanya tekanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat mudah
c. Hemolisis
10
Terhadap ibu
a. Hiprofibrinogenemia
secara berkala.
b. Perdarahan otak
penderita eklampsia.
c. Kelainan mata
2.8 Penatalaksanaan
tekanan darah khususnya pada saat krisis hipertensi, dan mencapai stabilisasi
ibu seoptimal mungkin sehingga dapat melahirkan janin pada waktu yang
5
tepat dan cara yang tepat.
11
1. Pengobatan Medikamentosa
tambahan 2 gram hanya diberikan 1 kali saja. Bila setelah diberi dosis
tambahan masih tetap kejang maka diberikan jenis obat lain seperti
ada yang mengatakan 100 mmHg, 105 mmHg dan beberapa ahli
13
d. Hindari penggunaan diuretik dan batasi pemberian cairan intra vena
hiperosmotik.
intoksikasi MgSO4.
d. Produksi urin > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya ( 0,5 cc/ kg BB/ jam ).
mempertimbangkan diurese.
metabolisme ibu. Stabilisasi ibu dicapai dalam 4-8 jam setelah salah satu
1
atau lebih keadaan dibawah :
14
d. Penderita mulai sadar (responsif dan orientasi)
3. Terminasi Kehamilan
minimal.
sesar.
2) Fase laten
3) Gawat janin
15
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Umur : 26 Tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
RM : 43.26.81
B. Anamnesa Penyakit
2. RPS :
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
C. Pemeriksaan Fisik
Status Present
1. Keadaan Umum
Suhu : 36,40 C
Berat Badan : 58 kg
17
2. Keadaan Penyakit
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Ikterus : (-)
Edema : (-)
Status Lokalisata
1. Kepala
2. Thorax
Inspeksi: Simetris
3. Abdomen
Perkusi : Timpani
18
4. Ektremitas
1. Abdomen
2. Genitalia Ekterna
Inspeksi: DBN
Genitalia Interna
D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah rutin
Hb : 12,3 gr/dl
3
Leukosit : 17.200 mm
Hematokrit : 36 %
3
Trombosit : 268.400 mm
19
E. Diagnosis Banding
Eklampsia
HT gestasional
Epilepsi
F. Diagnosis Kerja
G. Terapi
- Dopamet 3x2
21
FOLLOW UP
04/5/2019 05/5/2019
06/5/2019 7/3/2019
S: - S: -
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Pembahasan
23
BAB V
KESIMPULAN
berupa hipertensi, proteinuria dan udem. Kejang pada eklamsia dapat berupa
5
kejang motorik fokal atau kejang tonik klonik umum.
proteinuria, dan kejang. Hipertensi dianggap sebagai ciri khas untuk diagnosis
24
DAFTAR PUSTAKA
3. Achadiat, C.M. (2004), Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi, EGC, Jakarta
25