Anda di halaman 1dari 4

BALANCE SCORECARD DAN PERSPEKTIFNYA

A. PENGERTIAN
Balance Score Card adalah suatu konsep pengukuran kinerja bisnis yang
menyeimbangkan pengukuran atas kinerja sebuah organisasi yang selama ini dianggap
terlalu condong pada kinerja keuangan

B. PERSPEKTIF
1. Perspektif Keuangan, erat kaitannya dengan pemasukan dan pengeluaran
perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola keuangan
dengan baik agar keuangannya terus stabil. Misalnya biaya operasional, biaya
produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas
penjualan.
Tiga tolok ukur dalam perspektif keuangan, yaitu:
a. Pertumbuhan dan pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis
berlangsung
b. Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimal strategi investasi
c. Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja
2. Perspektif Pelanggan, berkaitan erat dengancara perusahaan melayani pelanggan
Ukuran yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan:
a. Seberapa besar omzet penjualan
b. Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan
c. Berapa banyak pelanggan yang didapatkan
d. Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk
e. Tingkat kepuasan pelanggan
f. Tingkat profitabilitas pelanggan
g. Kebutuhan pelanggan
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari
setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin
mengamati bagaimana kondisi internal dalam perusahaan.
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif ini:
a. Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang
b. Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutintas sehari-hari yang dilakukan
dengan bagian internal
c. Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk
meningkatkan omzet penjualan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, karyawan menjadi elemen penting yang
harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya karyawan, proses pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan akan mengalami banyak kendala.
Tolok ukur dalam perspektif ini:
a. Kapabilitas atau kemampuan karyawan
b. Kemampuan mengelola sistem informasi
c. Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab
PENGERTIAN SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
A. SENTRALISASI
Sentralisasi adalah pemusatan seluruh wewenang kepada manajer atau orang-orang
yang berada di puncak struktur organisasi

B. DESENTRALISASI
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang sesuai prinsip-prinsip akuntansi untuk
membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada di
level bawah dalam suatu struktur organisasi

BIAYA TERKAIT MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN


A. BIAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN
Adalah biaya-biaya aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah
dan/atau sampah yang dapat merusak lingkungan.
Contoh: evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan pemilihan alat untuk
mengendalikan polusi, desain proses dan produk untuk mengurangi /menghapus limbah,
melatih pegawai, audit risiko lingkungan, penelitian lingkungan.

B. BIAYA DETEKSI LINGKUNGAN


Adalah biaya aktivitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa produk, proses, dan
aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku/tidak.
Contoh: audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan proses, pengembangan
ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian pencemaran, verifikasi kinerja
lingkungan dari pemasok, dan pengukuran tingkat pencemaran.

C. BIAYA KEGAGALAN INTERNAL


Adalah biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan sampah,
tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar.
Contoh: pengoperasian peralatan untuk mengurangi/menghilangkan polusi, pengolahan
dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi fasilitas untuk
memproduksi limbah, daur ulang sisa bahan.

D. BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL


Adalah biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah ke
dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal terbagi dua, yaitu:
1. Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi, yaitu biaya yang dialami dan dibayar oleh
perusahaan
2. Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasi (biaya sosial), yaitu biaya disebabkan
oleh perusahaan tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak diluar perusahaan. Biaya
ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Biaya yang berasal dari degradasi lingkungan
b. Biaya yang berhubungan dengan dampak buruk terhadap
property/kesejahteraan masyarakat
Contoh: biaya pembersihan danau, restorasi tanah, penyelesaian klaim kerusakan
properti

BIAYA TERKAIT MANAJEMEN BIAYA KUALITAS


A. BIAYA PENCEGAHAN
Adalah biaya yang dikeluarkan dalam mencegah terjadinya kegagalan pada proses
pertamanya.
Contoh: biaya pelatihan, penelitan kapabilitas proses, survei vendor, perencanaan desain
dan kualitas.

B. BIAYA PENILAIAN
Adalah biaya yang timbul saat melakukan penyaringan atau pendeteksian kegagalan
produk.
Contoh: biaya pengujian dan inspeksi, pembelian peralatan pengujian dan inspeksi,
peninjauan kualitas dan audit, biaya laboratorium

C. BIAYA KEGAGALAN INTERNAL


Adalah biaya yang timbul akibat buruknya kualitas selama proses produksi.
Contoh: biaya scrap dan pengerjaan ulang, biaya perubahan desain, biaya kelebihan
persediaan, biaya pembelian bahan

D. BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL


Adalah biaya yang timbul karena produk yang tidak memenuhi standar pelanggan.
Contoh: warranty, biaya pengembalian produk, biaya penanganan keluahan pelanggan,
biaya ganti rugi

PENGERTIAN NPV DAN IRR


A. NPV (Net Present Value)
Adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar yang
berhubungan dengan suatu proyek

B. IRR (Internal Rate of Return)


Adalah suku buna (discount rate) yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari
arus kas masuk dengan nilai investasi suatu usaha, dengan kata lain IRR adalah discount
rate yang menghasilkan NPV = 0
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS
A. PENGERTIAN
Pengambilan keputusan taktis adalah pembuatan keputusan dengan memilih dari
beberapa alternatif dalam waktu singkat.
Alasan: untuk mendukung sasaran strategis perusahaan secara keseluruhan

B. LANGKAH-LANGKAH
1. Mendefinisikan dan mengnali masalah, hingga masalah yang spesifik
2. Mengidentifikasi setiap alternatif yang mungkin menjadi solusi yang layak dari
permasalahan serta menghilangkan alternatif yang tidak layak
3. Mengidentifikasi biaya dan manfaat yang berhubungandengan setiap alternatif yang
layak
4. Menghitung total biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing alternatif
5. Memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap aspek kualitatif dari masing-
masing faktor, misalnya kualitas bahan baku, keandalan sumber pasokan, perkiraan
kestabilan harga, dsb
6. Membuat keputusan dengan memilih alternatif yang memberikan manfaat
tersebesar secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai