Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

“ADMINISTRASI HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MIRA FATMAWATI


NIM /BP : 17035072/2017
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

DOSEN : HANIF AL KADRI, S.Pd, M.Pd

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Hubungan Sekolah dengan Masyarakat”. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan atas junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan sekalian umatnya yang bertaqwa.

Ucapan terima kasih pula saya tujukan kepada semua pihak yang telah
mendukung saya dalam proses penyusunan makalah ini, baik bantuan materil
maupun nonmateril.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.

Padang, 3 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat

B. Tujuan Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat

C. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat

D. Prinsip dan teknik Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat

E. Proses Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat

F. Pengaruh masyarakat terhadap sekolah

G. Peran Personil Sekolah dalam Administrasi Husemas

BAB III

A. kesimpulan

B. saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan Sekolah dengan masyarakat salah satu bidang garapan
adminstrasi pendidikan. Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar
dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut
tingkatannya). Istilah “sekolah” merupakan konsep yang luas, yang
mencakup lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non
formal sedangkan istilah “masyarakat” merupakan konsep yang mengacu
kepada semua individu, kelompok, lembaga atau organisasi yang berada
diluar sekolah sebagai lembaga pendidikan. Masyarakat yang bersifat
kompleks, terdiri dari berbagai macam tingkatan masyarakat yang saling
melengkapi (over lapping) dan bersifat unik, sebagai akibat latar belakang
dimensi budaya yang beraneka ragam hasil penelitian menujukkan, betapa
penting dan perlunya program sekolah selalu mengahayati adanya hubungan
kerja sama antara sekolah dengan masyarakat.
Mulyasa (2007:50) menyatakan hubungan sekolah dengan masyrakat
pada hakekatnya merupakan suatu sarana yangn sangat berperan dalam
membina dan mengembangkan pribadi peserta didik di sekolah. Hubungan
sekolah dengan masyarakat bertujan antara lain untuk memajukan kualitas
pembelajaran dan pertumbuhan anak. Filsafat pendidikan pancasila,
Muhammad Noor Syam, dalam bukunya filsafat pendidikan dan
dasar filsafat pendidikan pancasila, bersifat korelatif, bahkan seperti telor
dengan ayam. Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju
hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang maju pula. (Hasbullah,
2006:96)
Sementara itu Sanafiah Faisal mengemukakan bahwa hubungan
antara sekolah (pendidikan) dengan masyarakat, bisa dilihat dari :
1. Sekolah sebagai patner masyarakat didalam melaksanakan fungsi
pendidikan dalam konteks ini, berarti keduanya yaitu sekolah dan
masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat pendidikan yang potensial dan
mempunyai hubungan yang fungsional.
2. Sekolah sebagai prosedur yang melayani pesan- pesan pendidikan
dari masyarakat lingkungannya. (Hasbullah, 2006:96)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian administrasi hubungan sekolah dan masyarakat?


2. Bagaimana tujuan administrasi hubungan sekolah dan masyarakat
3. Bagaimana jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat
4. Bagaimana prinsip dan teknik administrasi hubungan sekolah dan
masyarakat
5. Bagaimana proses administrasi hubungan sekolah dan masyarakat
6. Bagaimana pengaruh masyarakat terhadap sekolah
7. Bagaimana peran personil sekolah dalam administrasi husemas

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian administrasi hubungan sekolah dan
masyarakat
2. Untuk mengetahui tujuan administrasi hubungan sekolah dan masyarakat
3. Untuk mengetahui jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat
4. Untuk mengetahui prinsip dan teknik administrasi hubungan sekolah dan
masyarakat
5. Untuk mengetahui proses administrasi hubungan sekolah dan masyarakat
6. Untuk mengetahui pengaruh masyarakat terhadap sekolah
7. Untuk mengetahui peran personil sekolah dalam administrasi husemas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah Dan Masyarakat

1. Pengertian sekolah dengan masyarakat

Peserta didik di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan,


yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial
tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu. Dalam
kehidupan tersebut dan terjadi pergaulan, seperti hubungan sosial
tertenru. (Saiful Bahri Djamara, 1994:253)
Lingkungan sosial di luar sekolah teryata dari sisi yang lain
kehidupan akan mendatangkan problem tersendidri dari kehidupan anak
didik di sekolah. Pembagunan gedung sekolah yang berdekatan dengan
jalan raya, pabrik–pabrik menibulkan kegadukan suasana kelas.oleh
sebab itu anak didik tidak berkosentrasi dengan baik dan dapat
menggangu kegiatan belajar anak didik.
Sebagai Masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari
ikatan sosial. Sistem sosial yang berbentuk mengikat prilaku anak didik
untuk taat pada norma–norma sosial, susila dan hukum yang berlaku
didalam masyarakat. Demikian halnya di sekolahan. (Syaiful Bahri
Djamara1994:179)
Istilah “sekolah” disini merupakan konsep yang luas mencakup baik
lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sedangkan
istilah “masyarakat” merupakan konsep yang mengacu kepada semua
individu, kelompok lembaga atau organisasi yang berada diluar sekolah
sebagai lelbag pendidikan

2. Pengertian administrasi sekolah dengan masyarakat

Dalam kamus Koenen’s Endepols: Administrasi (Belanda:


administratie) berasal dari bahasa Latin “administration” dengan kata kerja
“administrare” yang berarti mengemudikan, mengendalikan, dan
mengawasi pelaksanaannya (1923: 28). Dalam arti sempit administrasi
berarti pekerjaan tulis menulis (Inggris: clerical work). Sedangkan dalam
arti luas, administrasi merupakan kegiatan yang komperehensip
(menyeluruh), yakni yang bersangkutan dengan pengolahan keseluruhan
dari awal hingga mencapai hasil akhir.

Adapun pengertian hubungan dengan masyarakat menurut


Abdurrachman ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh
pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari publik sesuatu badan
khususnya dan masyarakat pada umumnya (Suryosubroto, 2004: 155).
Sedangkan menurut Syamsi, hubungan dengan masyarakat adalah untuk
mengembangkan opini publik yang positif terhadap suatu badan, publik
harus diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif mengenai
kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan
demikian akan timbul pengertian darinya. Selain itu pendapat-pendapat dan
saran–saran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan
dan dihargai (suryosubroto, 2004: 155).

Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat


untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan
pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama masyarakat dalam peningkatan
dan pengembangan sekolah.
Definisi diatas mengandung beberapa element penting, sebagai berikut:
a. Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dan masyarakat
b. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta
dalam pengembangan sekolah
c. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerjasama yang baik,
melalui komunikasi dua arah yang efisien.

Pengertian administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat


merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja atau sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk
mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada
khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin
efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.

B. Tujuan Hubungan sekolah dengan masyarakat


Mengenai tujuan hubungan sekolah dan masyarakat, T Sianipar
meninjaunya dari sudutkepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepenti
kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri.

Menurut Pribadi (1987), pendidikan memiliki beberapa tujuan, yaitu :


1. Tujuan umum pendidikan
2. Tujuan khusus pendidikan (yaitu pengkhususan dari pada tujuan umum
tersebut, yaitu tujuan yang dirumuskan berhubungan dengan situasi dan
pandanngan hidup suatu masyarakat tertentu, misalnya tujuan pendidikan
atas dasar filsafat hidup Pancasila
3. Tujuan insidentil, yaitu tujuan yang tidak selalu jelas hubungannya
dengan tujuan umum yang ingin dicapai, misalnya mengajak anak-anak
makan bersama, disini jika dicari apa hubungannya dengan tujuan umum
pendidikan, pasti ada
4. Tujuan sementara, yaitu tujuan yang bertalian dengan perkembangan
anak, dimulai dari masa bayi sampai anak itu menjadi dewasa, misalnya
anak waktu bayi diurus dan diasuh dengan segala kemesraan dan
kecermatan oleh ibunya demi tercapainya tujuan akhir pendidikan, secara
tahap demi tahap.
5. Tujuan tak lengkap, artinya tujuan yang meliputi berbagai aspek dari
seluruh kepribadian seutuhnya, seperti tujuan pendidikan jasmani, tujuan
pendidikan intelektual, tujuan pendidikan watak, pendidikan kemauan,
pendidikan religious, dan sebagainya.

Tujuan intermidier, artinya tujuan yang terpotong-potong, yang


lebih menitik-beratkan pelaksanaan teknisnya, tanpa dihubungkan
dengan tujuan umum pendidikan, sehingga melibatkan berbagai
pemikiran filsafi. Misalnya tujuan suatu unit pokok bahasa di dalam kelas
mengenai satu matapelajaran
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembagan penyelengaraan
hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah
b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan
c. Memperlancar proses belajar mengajar
d. Memperoleh dukungan dan bantuan masyarakat yang diperlukan
dalam pengembagan dan pelaksanaan program sekolah.

Sedangkan yang ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan


hububungannya dengan sekolah adalah untuk:
a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama
dalam bidang mental sepiritual.
b. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan
masyarakat.
d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin
meningkat kemampuanya.

Secara lebih konkret lagi tujuan diselenggarakannya hubungan


sekolah dan masyarakat adalah:
a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
b. Mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun finensial
yang diperlukan bagi pengembagan sekolah.
c. Memberi informasi pada masyarakat tetang isi dan pelaksana
program sekolah
d. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
e. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga
dan sekolah.

Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat diantaranya sebagai berikut:

a. Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan


sekolah situasi dan perkembangannya.
b. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga
sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan
sekolah.
c. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja
sama antar warga sekolah sendiri.

Sedangkan menurut Mulyasa, tujuan dari hubungan sekolah dengan


masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan
peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan
penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin
hubungan dengan sekolah.

C. Jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat

Menurut Arikunto (1988), apabila sekolah dipandang sebagai suatu


organisasi sosial maka organisasi tersebut mempunyai lingkungan di mana ia
memperoleh pengaruh dan membutuhkan hubungan.
a. Hubungan masyarakat internal adalah hubungan masyarakat yang di jalin
oleh dan di antara unsur-unsur yang ada di dalam sekolah.
b. Humas eksternal adalah humas yang di jalin oleh dan diantara sekolah
dengan lembaga negri, lembaga swasta dan perseorangan di luar organisasi
sekolah yang bersangkutan.

Menurut Purwanto (1990) ada tiga jenis hubungan antara sekolah dan
masyarakat, yaitu :

a. Hubungan edukatif
Hubungan edukatif adalah hubungan kerjasama dalam hal mendidik
murid antara guru dan orang tua. Hubungan ini mempunyai maksud agar
tidak terjadi perbedaan prinsip yang dapat mengakibatkan keragua- raguan
dalam kepribadian dan sikap seorang anak.
Hubungan kerjasama yang lainnya adalah dengan berusaha memenuhi
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran baik di
sekolah maupun di rumah. Cara kerjasama itu dapat direalisasikan dengan
pertemuan rutin orangtua murid ke sekolah demi membahas masalah murid
yang ada.
Dengan adanya hubungan ini, diharapkan pihak sekolah dan orangtua
murid dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lingkungan
sekolah yang dapat meningkatkan mutu pendidikan bagi murid sehingga
murid-murid dapat belajar dengan baik.

b. Hubungan Kultural
Hubungan Kultural adalah usaha kerja sama antara sekolah dan
masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.

Sekolah merupakan suatu lembaga yang seharusnya dapat


dijadikan barometer bagi maju-mundurnya kehidupan, cara berpikir,
kepercayaan, kesenian, dan adat-istiadat. Dan kemudian sekolah juga
seharusnya dapat dijadikan titik pusat dan sumber tempat terpancarnya
norma-norma kehidupan yang baik bagi kemajuan masyarakat yang selalu
berubah dan berkembang maju.
Jadi, bukanlah sebaliknya sekolah hanya mengintroduksikan apa
yang hidup dan berkembang di masyarakat.
Untuk itu diperlukan adanya hubungan yang fungsional antara kehidupan
di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kebutuhan-kebutuhan
kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dari
perkembangan masyarakat. Untuk menjalankan hubungan kerja sama ini,
sekolah harus mengerahkan murid- muridnya untuk membantu kegiatan-
kegiatan sosial yang diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan-kegiatan
sosial ini berarti mendidik anak-anak berpartisipasi dan turut
bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
Komunikasi itu merupakan lintasan dua arah yaitu dari arah
sekolah ke masyarakat dan dari arah masyarakat ke sekolah. Kedua
kelompok kehidupan itu saling memberi informasi, berpartisipasi
membina pendidikan. Jones (1969:388) menyambut hubungan dengan
masyarakat itu sebagai hubungan dua arah tempat memadu ide antara
sekolah dengan masyarakat untuk melahirkan saling pengertian. Ide-ide
tentang pendidikan tidak selalu datang dari sekolah. Lagi pula tidak
semua ide sekolah itu dapat diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
sekolah. Masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap pendidikan
putra-putranya seringkali punya ide tertentu yang dapat dimanfaatkan
oleh sekolah.

D. Prinsip dan Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

1. Prinsip Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Untuk mencapai tujuan kerjasama sekolah dengan masyarakat ada


beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam rangka
mengembangkan program hubungan sekolah dengan masyarakat dalam
manajemen sekolah, adalah sebagai berikut :

1) Integrity/Terpadu
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa
yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat
harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik
maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik.
Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau
menutupi sesuatu yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu
bantuan atau dukungan orang tua murid. Oleh sebab itu sekolah harus
sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi,
salah interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan melengkapi
informasi yang akurat dan data yang lengkap, sehingga dapat diterima
secara rasional oleh masyarakat.
Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan
kepercayaan masyarakat atau orang tua murid terhadap sekolah, atau
dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih
dalam era reformasi dan abad informasi ini, masyarakat akan semakin
kritis dan berani memberikan penilaian secara langsung tentang
sekolah.
2) Continuity/Berkelanjutan
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi
pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya
dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya satu kali
dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester, hanya dilakukan
oleh sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan kepada orang
tua atau masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu
beranggapan apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke sekolah
selalu dikaitkan dengan uang. Akibatnya mereka cenderung untuk
tidak menghadiri atau sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk
menghadiri undangan sekolah. Apabila ini terkondisi, maka sekolah
akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua murid
dan masyarakat.
3) Simplicity/Kesederhanaan
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah
dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun
komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat
menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada
masyarakat. Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui
pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya disajikan
dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat).
Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa:
informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh
persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak
memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh sebab itu
penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat
pemahaman masyarakat.
4) Coverage/Menyeluruh
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan
mencakup semua aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan
dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler,
kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini
juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:
a. Lengkap
Artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau
disimpan, padahal masyarakat atau orang tua murid mempunyai
hak untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan sekolah dimana
anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah,
masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai
sekolah harus dinformasikan kepada masyarakat.
b. Akurat
Artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa
informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang
obyektif.
c. Up to date
Berarti informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan,
kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir.
5) Constructiveness/Konstruktif
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang
konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan
memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan
memahami secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah.
Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti, akan merupakan salah
satu faktor yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan
kepada sekolah sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu
mendapat perhatian dan pemecahan bersama. Hal ini menuntut sekolah
untuk membuat daftar masalah yang perlu dikomunikasikan secara
terus menerus kepada sasaran masyarakat tertentu.
6) Adaptability/Adaptasi
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut.
Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas,
kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku
di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan
hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan kondisi
masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap
pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan
(home visit) pada pagi hari.

2. Teknik administrasi hubungan sekolah dan masyarakat

Menurut Indrafachrudi (1994:66-76) tentang beberapa teknik


yang telah dilaksanakan di Indonesia, yaitu :
a. Group meeting (pertemuan kelompok) yang meliputi temu fakta,
pertemuandan diskusi, bekerja sambil bermain bersifat rekreasi
yang berbentuk pertemuan keluarga.
b. Face to face (pertemuan tatap muka) yang meliputi kunjungan ke
rumah peserta didik dan laporan kepada orang tua peserta didik.
c. Observation and participation (observasi dan partisipasi) yang
meliputi orang tua sebagai observer, orang tua sebagai peserta dan
ibu pembantu kelas.
d. The written word (berucap di kertas) yang meliputi catatan berita
gembira, berita dalam surat, buku kecil permulaan sekolah, dan
pamflet.

Menurut pendapat dari Maisyaroh (2001:116) yang menyatakan


bahwa ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan
komunikasi yang efektif dengan masayarakat, antara lain:

a. Memberdayakan Orang-orang Kunci yaitu Kiyai, Sesepuh Desa,


Pengusaha, Kepala Desa, Ketua RT, Ketua RW, dan pejabat lainnya.
b. Warga sekolah bersifat terbuka terhadap saran dan kritik
masyarakat, akan tetapi perlu selektif terhadap kritik.
c. Komunikasi dengan masyarakat perlu terus menerus dilakukan, agar
harapan dan kebutuhan masyarakat dengan sekolah dapat sejalan.
d. Pada saat yang tepat, pihak sekolah melibatkan masyarakat sekitar
untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, misalnya kegiatan
olahraga, kesenian, dan sebagainya.

Media yang digunakan yaitu, media lisan, cetak, dan media


elektronik, serta media sosial. Media lisan, yaitu melalui mulut ke mulut,
hal ini tidak hanya dilakukan oleh bagian humas, namun semua warga
sekolah dianjurkan untuk melakukan publikasi dari lisan ke lisan. Media
cetak yaitu banner, brosur, leaflet, kalender sekolah, dan majalah sekolah.

Menurut pendapat Carlsmith & Railsback (2001:16-17) explain


that some of school public relations strategies are use media of all types:
newspapers, magazines,newsletters, radio, television, and the internet to
target various groups in the community, press releases, paid
advertisement, e-mail, web site, radio, proactive communications, and
creative use of materials.
Menurut pendapat Wang (2015:2) “social media have been
exerting a substantial impact on many disciplines and practices such as
mass communicatioblic relations. n and puIn particular, social media have
spurred many research topics and opportunities in public relations fields”.
Media sosial dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak internal
maupun eksternal lembaga.

Menurut pendapat Fullerton & McKinnon (2015:8) untuk


memudahkan komunikasi antara orang tua dan sekolah, digunakan sms
center atau dapat langsung telepon ke sekolah “The constant flow of
information via the internet, social media, and other networking platforms
can make it harder to control what information is released in PR
statements or press releases and how the public interprets that
information”.
Menurut Minarti (2012:310) bahwa kegiatan evaluasi dapat tercapai
jika dilaksanakan secara obyektif dalam suasana yang terbuka dan
harmonis, serta menerima dan selektif terhadap kritik.Komunikasi yang
dilakukan secara terus menerus dapat memperkecil terjadinya salah paham
dan miss komunikasi. Hikmah dari semua kendala dan masalah yang
terjadi yaitu lebih hati-hati dalam bertindak.

Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan,


teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik
tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan, teknik elektronik.

a. Teknik Tertulis
Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan
secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan meliputi:
1) Buku kecil pada permulaan tahun ajaran
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya
dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur,
hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang
tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak
(TK).
2) Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang
sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang
tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali
murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk
menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk
promosi lembaga.
3) Berita kegiatan murid
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran
kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di sekolah atu pesantren. Dengan membacanya orang tua
murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut,
khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
4) Catatan berita gembira
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid,
keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya
saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seorang
murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan
kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
5) Buku kecil tentang cara membimbing anak
Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan
orang tua, kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku
kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak
yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua
murid.
b. Teknik Lisan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga secara lisan,
yaitu:
1) Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat,
pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid,
warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini
guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap
anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program
pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan
dengan minatnya.

2) Panggilan orang tua


Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah
sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah.
Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan
pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi
penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
3) Pertemuan
Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat
dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau
hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya
diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua
pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya
disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap akan mengadakan
pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.

c. Teknik Peragaan
Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan
dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang
diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan biasanya
berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK
menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi dan menari.
Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru TK tersebut dapat
menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan
dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam
merealisasikan program-program itu.

d. Teknik Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka
dalam mengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan
masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik,
misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai
sarana untuk promosi pendidikan.
E. Proses Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat

1. Penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat

Penyelenggaraan humas pendidikan dapat dilihat dari dua segi, yaitu


dari segi proses dan dari segi jenis kegiatan.

a. Dari Segi Proses


Dari segi proses, humas pendidikan meliputi kegiatan:
1. Perencanaan program.
Dalam merencanakan humas pendidikan perlu dipertimbangkan
beberapa hal, antara lain: dana yang tersedia, keadaan masyarakat,
areal jangkauan, sarana serta media dan teknik yang digunakan.
Untuk itu dapat dilakukan beberapa kegiatan antara lain :
1) Mengembangkan kebijaksanaan.
2) Perlu memahami kegiatan masyarakat.
3) Menentukan sasaran dan jenis kegiatan
4) Menentukan kriteria

2. Pengorganisasian
Perlu disusun hubungan sekolah dan masyarakat secara baik dan
terencana. Hubungan ini harus dikoordinasikan oleh kepala sekolah
dengan pihak-pihak terkait.

3. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan yang perlu diperhatikan adalah adanya
koordinasiantara bagian-bagian yang terkait dalam melakukan
kegiatan humas tersebut. Begitu juga dalam penggunaan waktu perlu
adanya sinkronisasi dengan perencanaan yang telah dibuat.

4. Pengawasan
Pengawasan pada administrasi hubungan sekolah dan masyarakat
dapat berupa evaluasi. Husemas dapat dievaluasi melalui dua kriteria,
yaitu:

1) Efektifitas, yaitu sejauh apa tujuan tercapai


2) Efisiensi, yaitu mengenai sumber dan potensi dengan baik.

5. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

b. Dari segi kegiatan


Dari segi kegiatan, humas tersebut dapat dilakukan melalui
beberapa cara:
a. Tatap muka, teknik tatap muka tersebut dapat berupa:
1. Tatap muka kelompok
2. Tatap muka individual
3. Kunjungan ke sekolah
4. Kunjungan kerumah murid
b. Laporan kepada orang tua
Laporan sekolah kepada orang tua dapat berupa buku
rapor, yaitu buku kemajuan- kemajuan hasil belajar anak di
sekolah.
c. Publikasi sekolah
Publikasi sekolah adalah kegiatan memberikan
informasi kepada orang tua/wali murid dan pihak-pihak
yang membutuhkan tentang kegiatan-kegiatan yang telah
dan yang akan dilakukan sekolah. Kegiatan ini dimaksud
agar sekolah dapat dukungan positif dari orang tua/wali
kelas dan dari masyarakat pada umumnya

F. Pengaruh Masyarakat terhadap Sekolah


Selain masyarakat selalu tumbuh dan berkembang, ia memeiliki
identitas atau karakteritik tersendiri sesuai dengan sosial budanya dan
latar belakang ekonomonya. Identitas dan perkembagan masyarakat
tersebut sedikit bayak akan berpengaruh terhadap sekolah. Pengaruh
tersebut baik dalam orentasi dan tujuan pendidikan maupun proses
pendidikan itu sendiri. Dalam orentasi dan tujuan pendidikan jelas sedikit
banyak akan diwarnai oleh masyarakat mengigat sekolah merupakan
lembaga masyarakat, sekolah berda di tengah-tengah masyarakat. Oleh
karena itu, wajar bila kurikulum sering diadakan perubahan dan tujuan
pendidikan rumusannya mengalami perubahan mengigat keadaan
masyarakat memang berkembang dan berubah pula.
Sedang proses pendidikan sering mengalami perubahan.
Misalnya diterapkan proses belajar mengajar dengan pedekatan KTSP,
megunakan modul Paket belajar, semata-mata kemajuan di masyarakat
tidak sekedar kemajuan peradaban saja hinga mampu menumpang
kebutuhan sekolah.

Dengan demikian dapat disimpulkan pengaruh dan peran


masyarakat terhadap sekolah adalah:
a. Sebagai arah dalam menentukan tujuan
b. Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar
c. Sebagai sumber belajar
d. Sebagai pemberi dana Fasilitas lainnya
e. Sebagai laboratorium guna pengembangan dan penelitian
sekolah.
Segi-segi positif dari sekolah dan dinamis akan mempengaruhi
keberadaan sekolah antara lain sebagai berikut:
a) Meningkatkan kehidupan masyarakat. Peningkatan kehidupan
rohani mupun jasmani dapat diberikan lewat sekolah dengan
sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga dengan sekolah
tingkat kecerdasan masyarakat dapat ditingkatkan untuk
meningkatkan kehidupan masyarakat.
b) Pembaruhan perkembangan masyarakat. Makin meningkatkan
pola pikir, wawasan, sikap, kedan tetrampilan, pengetahuan dan
teknologi masyarakat akan memungkinkan terjadinya pemikiran
dan praktek yang inovatif dalam masyarakat. Maka timbul
perubahan dalam perkembangan masyarakat. Ini berarti
masyarakat makin maju, berkembang secara positif. Semua itu
diperoleh lewat sekolah oleh anggata masyarakat/peserta didik
dan disumbangkan ke masyarakat.
c) Menghasilkan peserta didik yang siap terjun ke masyarakat untuk
kepentingan masyarakat. Sekolah menghasilkan lulusan-lulusan
sesuai dengan sekolahnya adalah warga masyarakat dengan ilmu
pengetahuan, sikap, ketrampilan yang diharapkan siap terjun
kemasyarakat dalam berbagai bidang demi kepentingan masyarakat.
Untuk itu perlu adanya komunikasi antara masyarakat dan sekolah
mengenai kebutuhan tenaga kerja seperti apa yang ditutut oleh
masyarakat. Untuk itu perlu penyesuai kurikulum dan proses
penyiapan peserta didik yang betul-betul ready for use.
d) Penghasil warga masyarakat yang memiliki sikap positif dan
kontruktif bagi peserta didik untuk menjadi warga Negara yang
berpribadi baik di keluarga lingkungan dan masyarakat.

G. Peran Personil Sekolah dalam Administrasi Husemas

Peran sekolah dalam lingkungan masyarakat yaitu Pembentukan


keperibadian tiap individu berlangsung secara berkesinambungan dalam
lingkungan yang berbeda dengan pola dan pendekatan yang tidak sama.
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan bukan mengambil peranan dan
fungsi orang tua dalam mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga,
tetapi sekolah bersama-sama dengan orang tua membantu mendidik anak-
anaknya.
Keluarga menyerahkan sebagian wewenang dan tanggung jawabnya
kepada sekolah, kepada guru yang telah mempunyai tugas khusus untuk itu
sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Peranan dan fungsi sekolah yang pertama ialah membantu keluarga dalam
pendidikan anak-anaknya di sekolah. Sekolah, guru dan tenaga pendidik
lainnya melalui wewenang hukum yang dimilikinya berusaha melaksanakan
tugas yang kedua yaitu memberikan pengetahuan, ketrampilan dan nilai
sikap secara lengkap sesuai pula dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-
anak dari keluarga yang berbeda.
Ini berarti bahwa selama dalam keluarga anak- anak mendapat
pendidikan informal dengan kurang terikat kepada tata aturan tertentu, maka
setelah mereka datang kesekolah, kepada mereka diperkenalkan tata krama,
peraturan dan disiplin sekolah.
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses
pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya.
Lingkungan masyarakat akan memberikan sumbangan yangh sangat berarti
dlam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat. Tidak
semua ilmu pengetahuan, sikap, ketrampilan maupun performans dapat
dikembangkan oleh sekolah ataupun dalam keluarga.
Karena keterbatasan dana dan kelengkapan lembaga tersebut.
Kekurangan yang dirasakan akan dapat diisi dan dilengkapi oleh lingkungan
masyarakat dalam membina pribadi anak didik atau individual secara utuh
dan terpadu. Pendidikan dalam masyarakat akan berfungsi sebagai:
a. Pelengkap(complement)
b.Pengganti(substitute)
c. Tambahan (supplement) terhadap pendidikan yang diberikan
oleh lingkungan yang lain.

Guru merupakan kunci penting dalam kegiatan husemas di sekolah


menengah. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan husemas
itu, yaitu :
1. Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik husemas.
2. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat.
3. Dalam melaksanakan semua kegiatan guru harus melaksanakan kode etiknya
(kode etik guru)
4. Membantu kepala sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik hubungan
sekolah dan masyarakat
5. Ikut serta dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
6. Bekerja sama dengan masyarakat dalam menjaring anak yang tidak
bersekolah, mengajak dan memasukannya ke sekolah
7. Menjelaskan manfaat dan tujuansekolah kepada orang tua peserta didik
8. Mempersiapkan anak-anak agar berani berinteraksi dengan masyarakat
sebagai bagian dari kurikulum,seperti mengunjungi museum, memperingati
hari-hari besar keagamaan dan Nasional
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

Berdasarkan penjabaran dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Hubungan sekolah dengan masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan


perilaku peserta didik..
2. Hubungan sekolah dengan msyarakat mempunyai tingakat pengaruh yang
sangat cukup, sehinga cenderung lebih baik untuk peningkatan prilaku
peserta didik.
3. Agar hubungan sekolah dengan masyarakat dapat berjalan dengan baik
maka dapat diterapkan prinsip dan teknik-teknik tertentu sebagaimana yang
telah di jabarkan di pembahasan di atas
4. Hasil pembelajaran yang baik bagi siswa tersebut adanya hubungan dari
lingkungan. Keluarga dimana siswa itu pertama kali mendapat pengetahuan
dan tingkah laku yang mereka pandang setiap hari dilingkungan sekolah /
lingkungan keluarga mereka yang berhubungan dengan bimbingan orang
tua yang sangat melekat
B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan makalah ini, penulis memberikan


saran-saran sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan, hendaknya sebagai orang tua dapat menjadi suri
tauladan yang baik bagi anak- anaknya, dengan memahami dan mendalami
karakter anak
2. Kepada siswa hendaknya selalu mengikuti/menjalankan ajaran-
ajaran yang berkaitan dengan sopan santun, baik yang berlalu di masyarakat
maupun di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar.2003 Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta. Dirjen


Kelembagaan Agama Islam
Arikunto, Suharsimi.2006 Prosedur penelitian Jakarta Rineka Cipta.
Carlsmith, L. & Railsback, J. 2001. The Power Of Public Relation In School.
Oregon: Portland. Dari Northwest Regional Educational Laboratory,
(Online), (educationnorthwest.org/sites/default/files/feb2001.pdf), diakses
pada 02 Desember 2015.
Djamarah, Rosmala,2008, Penilaian terhadap Hasil Belajar Siswa. Jakarta:
Pustaka Jaya, .
Djamarah Syaiful Bahri, 1994. Prestasi belajar dan Kopetensi Guru. Surabaya
usaha Nasional
Fullerton, J.A. & McKinnon, L.M. 2015. U.S. Public Relations Students’
Perceptions of PR: What College Students Think About PR Education and
the PR Profession. PR Journal, 9(2): hlm. 8, (Online), dalam PRSA
(https://www.prsa.org/Intelligence/PRJournal/Documents/2015v09n02Full
ertonMcKinnon.pdf), diakses 3 Januari 2016.
Indrafachrudi, S. 1994. Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dengan Orang
Tua Murid dan Masyarakat. Malang: IKIP Malang.
Maisyaroh. 2001. Maksimalisasi Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pendidikan: Suatu Kajian Menyongsong Otonomi Pendidikan. Jurnal
Pendidikan, 14 (2): 110-117.

Muhibbin syah. 1999. Psikologi Belajar .Jakarta: logos wacana Ilmu.

Mulyasa, Endang. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Mulyono,2008.Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media,

Ngalim Purwanto. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Nurhizrah Gistituati. 2013. Menajemen Sekolah: Menajemen Program Non


Akademik Dan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. Padang: UNP
PRESS.
Piet A. Sahertian,1994, Administrasi Pendidikan di Sekolah.Surabaya: Usaha
Nasional
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Wang, Y. 2015. Incorporating Social Media in Public Relations: A
Synthesis of Social Media-Related Public Relations Research. PR Journal, 9(3):
hlm.2,

Anda mungkin juga menyukai