SEMESTER GENAP
Dosen Pembimbing :
Drg. Izzata Barid., M. Kes
NIP:196805171997022001
Disusun Oleh :
Clarissa Astiasari
NIM : 171610101116
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah berjudul
“MEKANISME KERJA KELENJAR LIMFOID RONGGA MULUT”.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata saya berharap semoga
makalah ilmiah berjudul “MEKANISME KERJA KELENJAR LIMFOID RONGGA
MULUT” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………….11
Sistem imun tubuh adalah suatu organ komplek yang memproduksi sel-sel khusus yang
dibedakan dengan sistem peredaran darah dari sel darah merah (eritrosit), tetapi bekerja sama
dalam melawan infeksi penyakit ataupun masuknya benda asing kedalam tubuh (sebagai
antigen). Semua sel imun mempunyai bentuk dan jenis sangat bervariasi dan bersirkulasi dalam
sistem imun dan diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sedangkan kelenjar limfe
adalah kelenjar yang dihubungkan satu sama lain oleh saluran limfe yang merupakan titik
pertemuan dari sel-sel sistem imun yang mempertahankan diri dari benda asing yang masuk
kedalam tubuh. Limpa adalah organ yang penting tempat dimana sel imun berkonfrontasi dengan
mikroba asing, sedangkan kantung-kantung organ limfoid yang terletak diseluruh bagian tubuh
seperti: sumsum tulang, thimus, tonsil, adenoid dan apendik adalah juga merupakan jaringan
limfoid.
Sistem imun dalam tubuh kita tersebar hampir di seluruh bagian tubuh, yang salah
satunya ada di bagian rongga mulut. Rongga mulut merupakan pintu utama masuknya benda
asing kedalam tubuh, termasuk makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap harinya.
Padahal, makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak selalu bersih dan higienis, karena
makanan dan minuman merupakan salah satu media penyebaran mikroorganisme patogen.
Adanya tonsil di dalam rongga mulkut menjadi salah satu solusi terhadap serangan
mikroorganisme patogen yang bisa kapan saja menyerang tubuh melalui rongga mulut
khususnya. Ada 3 macam tonsil yang terdapat dalam rongga mulut yaitu tonsil palatina yang
terletak pada bagian kanan dan kiri pangkal tenggorokan, tonsila lingualis yang terletak pada
pangkal lidah, dan tonsila pharingealyang terletak di dinding belakang kerongkongan (Wibowo
2008). Karena letaknya tersebut, banyak benda asing yang melaluinya dan bisa menimbulkan
iknfeksi. Disini tonsil berperan sebagai sistem pertahanan karena mengandung sel limfosit yang
bisa menahan setiap serangan mikroorganisme patogen yang masuk melalui rongga mulut kita.
karena itu tonsil akan membesar sebagai reaksi pertahanan apabila ada infeksi (Arie, 2007).
Tonsil yang membesar biasa disebut dengan amandel yang menunjukkan adanya proses
peradangan atau infeksi yang berlangsung kronis dalam rongga mulut kita (Wibowo,2008)
Sebagian besar tonsil adalah organ ß sel dengan ß limfosit yang terdiri 50%-65% dari semua
limfosit tonsil. Sel limfosit T terdiri dari sekitar 40% dari limfosit tonsil dan 3% adalah sel
plasma matang. Tonsil terlibat dalam menginduksi kekebalan dan mengatur sekresi
immunoglobulin. Tonsil yang baik berfungsi untuk kekebalan saluran aerodigestive. Selain itu,
terdapat 10 sampai 30 kriptus dalam setiap tonsil yang ideal untuk mencegah benda asing dan
membawanya ke folikel limfoid. Perkembangbiakan sel ß di pusat germinal tonsil sebagai respon
terhadap sinyal antigenik adalah salah satu fungsi tonsil penting. Kekebalan tonsil aktif aktif
antara usia 4 sampai 10 tahun. Involusi 9 tonsil dimulai setelah pubertas, sehingga penurunan
populasi sel ß dan peningkatan relatif. Meskipun produksi imunoglobulin secara keseluruhan
berkurang, tetapi masih ada cukup besar aktivitas sel ß jika dilihat dari kondisi klinis tonsil yang
sehat
Secara sistematik proses imun di tonsil terbagi menjadi 3 kejadian yaitu :
1) Respon imun tahap I,
2) Respon imun tahap II,
3) Migrasi limfosit
Pada respon imun tahap I terjadi ketika antigen memasuki orofaring mengenai epitel kripte
yang merupakan kompartemen tonsil pertama sebagai barier imunologis di Sel M tidak hanya
berperan mentranspor antigen melalui barier epitel tapi juga membentuk komparten mikro
intraepitel spesifik yang membawa bersamaan dalam konsentrasi tinggi material asing, limfosit
dan antigent presenting cell (APC) seperti makrofag dan sel dendritik dalam konsentrasi tinggi.
Sel limfoid ditemukan dalam ruang epitel kripte tonsila palatina terutama terdiri atas
limfosit B dan sel T helper (CD4+). Respon imun membutuhkan aktivasi oleh sitokin yang
berbeda. Sitokin adalah peptida yang terlibat dalam regulasi proses imun dan dihasilkan secara
dominan melalui stimulasi antigen lokal oleh limfosit intraepitel, sel limfoid lain atau sel non
limfoid. Sel T 10 intraepitel menghasilkan berbagai sitokin antara lain IL –2, IL-4, IL-6, TNF-α,
TNF-β / LT-α, INF γ, dan TGF-β. Diperkirakan 50- 90% limfosit intraepitel adalah sel B. Sel B
berupa mature memory cells B dengan potensial APC yang memungkinkan terjadinya kontak
antara antigen presenting B cells dan T cells, menyebabkan respon antibodi yang cepat. Beragam
isotipe Ig dihasilkan dalam tonsila palatina, 82 % dari sentrum germinativum menghasilkan Ig D,
55% Ig M, 36% IgG dan 29 % IgA.
Respon imun tonsila palatina tahap kedua terjadi setelah antigen melalui epitel kripte dan
mencapai daerah ekstrafolikular atau folikel limfoid. Pada daerah ekstrafolikular, interdigitating
dendritic cell (IDC) dan makrofag memproses antigen dan menampakkan atigen terhadap CD4+
limfosit T. Sel TFH kemudian menstimuli limfosit B folikel sehingga berproliferasi dan
bermigrasi dari dark zone ke light zone, mengembangkan suatu antibodi melalui sel memori B
dan antibodi melalui sel plasma. Sel plasma tonsil juga menghasilkan lima kelas Ig (IgG 65%,
IgA 20%, sisanya Ig M, IgD, IgE) yang membantu melawan dan mencegah infeksi. Lebih lanjut,
kontak antigen dengan sel B memori dalam folikel limfoid berperan penting untuk menghasilkan
respon imun sekunder. Meskipun jumlah sel T terbatas namun mampu 11 menghasilkan
beberapa sitokin (misal IL-4) yang menghambat apoptosis sel B.
Respon imun tahap yang ketiga berupa migrasi limfosit. Perjalanan limfosit dari penelitian
didapat bahwa migrasi limfosit berlangsung terus menerus dari darah ke tonsil melalui high
endothelial venules (HEV) dan kembali ke sirkulasi melaui limfe. Tonsil berperan tidak hanya
sebagai pintu masuk tapi juga keluar limfosit, beberapa molekul adesi (ICAM-1 dan L-selectin),
kemokin, dan sitokin. Kemokin yang dihasilkan kripte akan menarik sel B untuk berperan
didalam kripte.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang banyak mengandung limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi.
2. Ada 3 macam tonsil yang terdapat dalam rongga mulut yaitu tonsil palatina yang terletak
pada bagian kanan dan kiri pangkal tenggorokan, tonsila lingualis yang terletak pada
pangkal lidah, dan tonsila pharingealyang terletak di dinding belakang kerongkongan
3. Terdapat dua mekanisme pertahanan pada tonsil , yaitu spesifik dan non spesifik.
4. Secara sistematik proses imun di tonsil terbagi menjadi 3 kejadian yaitu :
1) Respon imun tahap I,
2) Respon imun tahap II,
3) Migrasi limfosit
DAFTAR PUSTAKA