Anda di halaman 1dari 23

KIMIA

untuk SMA Kelas XI

termokimia
Kelas XI Semester Gasal 0
Konsep Dasar

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi


panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi
yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung
dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi
potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau
entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan
entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan
entalpi reaksi diberi simbol ΔH.

Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas
suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut
termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran
dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan
keadaan, dan pembentukan larutan.

Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang


dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor
reaksi. Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika
terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai
reaksi kimia.

Termodinamika I

Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang


menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi, dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Termokimia erat kaitannya dengan termodinamika, karena termokimia
menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai
reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Termodinamika
merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja.

Kelas XI Semester Gasal 1


Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia
merupakan bahan kajian dari termokimia.” Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau
energi alam semesta adalah konstan.” hukum termodinamika 1

Perubahan kalor pada tekanan konstan:

∆H = ∆E + P∆V

W= P∆V

∆E = energi dalam

Hukum pertama termodinamika dapat dirumuskan sbg

∆U = Q – W

∆U = perubahan tenaga dalam sistem

Q = panas yang masuk/keluar dari sistem

W = Usaha yang dilakukan thp system

Kalor Reaksi

Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai


panas, sebab itu lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi.

Ada beberapa macam jenis perubahan pada suatu sistem. Salah


satunya adalah sistim terbuka, yaitu ketika massa, panas, dan kerja, dapat
berubah-ubah. Ada juga sistim tertutup, dimana tidak ada perubahan massa,
tetapi hanya panas dan kerja saja. Sementara, perubahan adiabatis
merupakan suatu keadaan dimana sistim diisolasi dari lingkungan sehingga
tidak ada panas yang dapat mengalir. Kemudian, ada pula perubahan yang
terjadi pada temperature tetap, yang dinamakan perubahan isotermik.

Kelas XI Semester Gasal 2


Pada perubahan suhu, ditandai dengan ∆t (t menunjukkan temperatur),
dihitung dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur mula-
mula.

∆t = takhir – tmula-mula

Demikian juga, perubahan energi potensial;

∆(E.P) = (E.P)akhir – (E.P)mula-mula

Kalor reaksi (∆H) adalah kalor yang diserap (diperlukan) atau dilepaskan
(dihasilkan) dalam reaksi, disebut juga perubahan entalpi. Pada beberapa
reaksi kimia jumlah kalor reaksi dapat diukur melallui suatu percobaan di
dalam laboratorium. Pengukuran kalor reaksi tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang diberikan atau
diambil dalam suatu proses tertentu. Sebuah termometer sederhana terdiri
dari bejana terisolasi, alat pengaduk, dan termometer.

Kerja

Istilah kerja merupakan konsep yang telah didefinisikan oleh ilmu


utama mekanika. Dalam termodinamika, kerja secara umum didefinisikan
sebagai gaya kali jarak. Jika perpindahan jarak akibat gaya F adalah sebesar
ds (ds=distance/jarak), maka kerja yang dilakukan.

∆W= F ds

Simbol ∆W digunakan untuk jumlah kecil dari kerja dan merupakan


fungsi yang tidak pasti karena kerja yang dilakukan tergantung pada jalannya
reaksi.

Tanda yang akan digunakan selanjutnya adalah:

a. Kerja adalah positif jika sistem melakukan kerja terhadap sekeliling.

Kelas XI Semester Gasal 3


b. Kerja adalah negatif jika kerja dilakukan terhadap sistem oleh sekeliling.

Kerja total yang dilakukan sistem dapat diperoleh dengan


mengintegrasikan persamaan di atas. Sebagai contoh, kerja ekspansi
diberikan sebagai

W = ʃ p dV

Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang


menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Segala
sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi
disebut sistem, sedangkan hal-hal yang membatasi sistem dan dapat
mempengaruhi sistem disebut lingkungan.

Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan


menjadi tiga macam, yaitu

1. Sistem Terbuka

Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi


perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem.
Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem
(wadah reaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat
memasuki sistem.

2. Sistem Tertutup

Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi


perpindahan energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut
sistem tertutup.

3. Sistem Terisolasi

Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan


terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.

Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau menghasilkan


panas (kalor=q). Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat

Kelas XI Semester Gasal 4


berupa kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita sebut
kerja (w). Energi yang dipindahkan dalam bentuk kerja atau dalam bentuk
kalor yang memengaruhi jumlah total energi yang terdapat dalam sistem
disebut energi dalam (internal energy). Kerja adalah suatu bentuk pertukaran
energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor. Salah satu bentuk kerja
yang sering menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan-volum, yaitu kerja
yang berkaitan dengan pertambahan atau pengurangan volum sistem.

Entalpi

Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk energi. Entalpi (H)
suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang
dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan selama
tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air
dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20 (s).

Untuk menyatakan kalor reaksi pada tekanan tetap (qp) digunakan besaran
yang disebut

Entalpi ( H ).

Untuk reaksi kimia :

∆H = Hp – Hr

Hp= entalpi produk

Hr = entalpi reaktan

Reaksi pada tekanan tetap : qp = ∆H ( perubahan entalpi )

Reaksi pada volume tetap : qv = ∆E ( perubahan energi dalam )

Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan


atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH) ” . Harga
entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat

Kelas XI Semester Gasal 5


ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem.
Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada
perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan,
entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Pada perubahan kimia selalu
terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar
dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dan jumlah entalpi pereaksi.

Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya.


Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi
kinetik ditimbulkan karena atom – atom dan molekul-molekul dalam zat
bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut
entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk
atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan
untuk es ditulis H H20 (s).

Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk
energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor
atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor
dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH) ” . Misalnya pada perubahan es
menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut:

Δ H = H H20 (l) - H H20 (s)

Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur.


Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap
sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada
perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan,
entalpi air lebih besar dari pada entalpi es.

Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari


perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu
terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar
dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi.

Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar,


sehingga ΔH positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi

Kelas XI Semester Gasal 6


menjadi lebih kecil, sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi
disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut
dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan, kalor
penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya.

Entalpi Pembentukan Standar (ΔH◦f)

Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor


yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa
dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi
pembentukan standar diberi simbol (ΔH◦f), simbol f berasal dari kata
formation yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada
keadaan standar, yaitu : H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg.

Contoh:

H2(g) + 1/2 O2àH2O(l) ΔH=-286 kJ mol-1

C (grafit) + O2(g) à CO2(g) ΔH=-393 kJ mol-1

K(s) + Mn(s) + 2O2 à KMnO4(s) ΔH=-813 kJ mol-1

Catatan:

ΔHf elemen stabil adalah 0

ΔHf digunakan untuk memperkirakan stabilitas senyawa dibanding


penyusunnya

Semakin kecil ΔHf, semakin stabil energi senyawa itu

ΔHf tidak mencerminkan laju reaksi (akan dibahas pada bab selanjutnya)

Entalpi Penguraian Standar (ΔH◦d)

Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor


yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa

Kelas XI Semester Gasal 7


dari unsure-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi
penguraian standar diberi simbol (ΔH◦d) simbol d berasal dari kata
decomposition yang berarti penguraian.

Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada


pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang
diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi,
entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa
yang sama. Dengan demikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya
berlawanan karena reaksinya berlawanan arah.

Contoh:

H2O(l) -> H2(g) + 1/2 O2(g) ΔH=+286 kJ mol-1 (bnd. contoh Hfno. 1)

Entalpi Pembakaran Standar (ΔH◦c)

Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor


yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa
dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi
penguraian standar diberi simbol (ΔH◦c) simbol d berasal dari kata
combustion yang berarti pembakaran.

Pembakaran selalu membebaskan kalor sehingga nilai


entalpipembakaran selallu negatif (eksoterm)

Contoh :

1/2 C2H4(g) + 3/2 O2 -> CO2(g) + H2O(l) ΔH=-705.5 kJ mol-1

Catatan:

ΔHc selalu negatif, karena panas pasti dilibatkan

ΔHc bisa digunakan untuk menilai kandungan energi bahan bakar atau
makanan

Kelas XI Semester Gasal 8


Entalpi Pelarutan Standar (ΔH◦s)

Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan


atau dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP).
Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦s) simbol s berasal dari kata
solvation yang berarti pelarutan.

Contoh:

NH3(g) + aq -> NH3(aq) ΔHs=-35.2 kJ mol-1

HCl(g) + aq -> H+(aq) + Cl-(aq) ΔHs=-72.4 kJ mol-1

NaCl(s) + aq -> Na+(aq) + Cl-(aq) ΔH=+4.0 kJ mol-1

Catatan:

Jika ΔHs sangat positif, zat itu tidak larut dalam air

Jika ΔH negatif, zat itu larut dalam air

Entalpi Netralisasi Standar

Adalah entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau
1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn. Satuannya
= kJ / mol

Entalpi Penguapan Standar

Adalah entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair
menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan
pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap. Satuannya = kJ /
mol.
Kelas XI Semester Gasal 9
Entalpi Peleburan Standar

Adalah entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam
fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan
DHfus. Satuannya = kJ / mol.

Entalpi Sublimasi Standar

Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat
menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub.
Satuannya = kJ / mol.

Kalorimeter

Kalorimetri yaitu cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan


kalorimeter.Perubahan entalpi adalah perubahan kalor yang diukur pada
tekanan konstan, untuk menentukan perubahan entalpi dilakukan dengan
cara yang sama dengan penentuan perubahan kalor yang dilakukan pada
tekanan konstan.Perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui
pengukuran perubahan suhu yang terjadi pada reaksi tersebut.Pengukuran
perubahan kalor dapat dilakukan dengan alat yang disebut kalorimeter.

Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi ( tidak ada perpindahan


materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter ). Kalorimeter
terbagi menjadi dua, yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana. Jika
dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi
akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima
kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal.

Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima

Rumus yang digunakan adalah :


Kelas XI Semester Gasal 10
q = m x c x ∆T

qkalorimeter = C x ∆T

dengan :

q = jumlah kalor ( J )

m = massa zat ( g )

∆T = perubahan suhu ( oC atau K )

c = kalor jenis ( J / g.oC ) atau ( J / g. K )

C = kapasitas kalor ( J / oC ) atau ( J / K )

Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi
= kalor yang diserap/ dibebaskan oleh larutan dan kalorimeter, tetapi
tandanya berbeda.

qreaksi = - (qlarutan + qkalorimeter )

Beberapa jenis kalorimeter :

1. Kalorimeter bom

Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah


kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2
berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar atau khusus
digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran.
Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom (tempat berlangsungnya reaksi
pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen
pada tekanan tinggi ) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang
kedap panas. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang
tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan
terbakar oleh api listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung. Reaksi
pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap

Kelas XI Semester Gasal 11


oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan,
maka :

qreaksi = - (qair + qbom )

Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :

qair = m x c x ∆T

dengan :

m = massa air dalam kalorimeter ( g )

c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )

∆T = perubahan suhu ( oC atau K )

Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :

qbom = Cbom x ∆T

dengan :

Cbom = kapasitas kalor bom ( J / oC ) atau ( J / K )

∆T = perubahan suhu ( oC atau K )

Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume


tetap (∆V = nol). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem
= perubahan energi dalamnya.

∆E = q + w dimana w = - P. ∆V ( jika ∆V = nol maka w = nol )

maka ∆E = qv

Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan.

Kelas XI Semester Gasal 12


2. Kalorimeter Sederhana

Pengukuran kalor reaksi; selain kalor reaksi pembakaran dapat


dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu
dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter
ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya
berlangsung dalam fase larutan ( misalnya reaksi netralisasi asam – basa /
netralisasi, pelarutan dan pengendapan ).

Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap /


dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan;
diabaikan.

qreaksi = - (qlarutan + qkalorimeter )

qkalorimeter = Ckalorimeter x DT

dengan :

Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K )

DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil; maka dapat


diabaikan sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada
kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter.

qreaksi = - qlarutan

qlarutan = m x c x DT

dengan :

m = massa larutan dalam kalorimeter ( g )

c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )

DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Kelas XI Semester Gasal 13


Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (DP = nol )
sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.

DH = qp

Contoh kalorimeter sederhana adalah kalorimeter larutan.

Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah


kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya,
kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada
kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian
dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter
larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran.

Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan

Qreaksi = - (Qlarutan + Q kalorimeter )

Q reaksi = - (m.c.∆T + c.∆T)

Jika kapasitas kalori dalam kalorimeter diabaikan, maka

Qreaksi = - (m.c.∆T)

Keterangan :

m = massa zat (kg)


c = kalor jenis (J/kg⁰C)

∆t = perubahan suhu (Celcius)

Sementara itu, persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan


entalpinya disebut persamaan termokimia.

H2 (g) + 1/2 O2 (g) ——> H2O (l) ΔH = -286 kJ

Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi
sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada
entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara

Kelas XI Semester Gasal 14


entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga
perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:

ΔH = Hp- Hr > 0

Reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan


berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh
karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat
dinyatakan sebagai berikut:

ΔH = Hp- Hr < 0

Hukum Hess

Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat


ditentukan langsung dengan kalorimeter, misalnya penentuan perubahan
entalpi pembentukan standar ( DHf o )CO.

Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO


saja tanpa disertai terbentuknya gas CO2. Jadi, bila dilakukan pengukuran
perubahan entalpi dari reaksi tersebut; yang terukur tidak hanya reaksi
pembentukan gas CO saja tetapi juga perubahan entalpi dari reaksi
pembentukan gas CO2.

Untuk mengatasi hal tersebut, Henry Hess melakukan serangkaian


percobaan dan menyimpulkan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi
merupakan fungsi keadaan.

Artinya : “ perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada


keadaan awal ( zat-zat pereaksi ) dan keadaan akhir ( zat-zat hasil reaksi )
dari suatu reaksi dan tidak tergantung pada jalannya reaksi.” Pernyataan ini
disebut Hukum Hess, rumus yang dapat dipakai yaitu ΔHreaksi = ΔH1 + ΔH2 +….

Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan,


perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-
langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata

Kelas XI Semester Gasal 15


lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan
entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.

Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung


sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan
melakukan operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang
perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut
diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan
menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi
dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus
dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi
harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH). Berdasarkan Hukum Hess, penentuan
∆H dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu :

1). Perubahan entalpi (∆H ) suatu reaksi dihitung melalui penjumlahan dari
perubahan entalpi beberapa reaksi yang berhubungan.

2). Perubahan entalpi (∆H ) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi
pembentukan (∆Hf o ) antara produk dan reaktan.

3). Perubahan entalpi (∆H ) suatu reaksi dihitung berdasarkan data energi
ikatan.

Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat


diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk
dikurangi entalpi pembentukan reaktan.

Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung


perubahan fungsi keadaan lainnya, seperti entropi dan energi bebas. Kedua
aplikasi ini amat berguna karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak
bisa diukur secara langsung, sehingga perhitungan dengan hukum Hess
digunakan sebagai salah satu cara menentukannya.

Untuk perubahan entropi:

ΔSo = Σ(ΔSfoproduk) - Σ(ΔSforeaktan)

Kelas XI Semester Gasal 16


ΔS = Σ(ΔSoproduk) - Σ(ΔSoreaktan).

Untuk perubahan energi bebas:

ΔGo = Σ(ΔGfoproduk) - Σ(ΔGforeaktan)

ΔG = Σ(ΔGoproduk) - Σ(ΔGoreaktan).

Penentuan ΔH Reaksi

Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung


pada berapa banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal
dan akhir. Dengan kata lain, untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu,
perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah reaksi itu dilaksanakan
secara langsung ataukah secara tak langsung dan lewat tahap-tahap yang
berlainan. Rumus yang dapat dipakai yaitu:

1. Penentuan ∆H Reaksi berdasarkan Eksperimen (Kalorimeter)

Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris merupakan penentuan yang


didasarkan atau diukur dari perubahan suhu larutan dan kalorimeter dengan
prinsip perpindahan kalor, yaitu jumlah kalor yang diberikan sama dengan
jumlah kalor yang diserap. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak
ada pertukaran materi maupun energi dengan lingkungan di luar
kalorimeter).

Dengan demikian, semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi
dalam kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air
serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus:

q.larutan = m c ∆T

q.kalorimeter = C ∆T

q = jumlah kalor

m = massa air (larutan) di dalam calorimeter

Kelas XI Semester Gasal 17


c = kalor jenis air (larutan) di dalam calorimeter

C = kapasitas kalor dari calorimeter

∆T = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)

Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor
reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh larutan dan kalorimeter, tetapi
tandanya berbeda :

qreaksi = -(qlarutan + qkalorimeter)

Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter bom. Kalorimeter bom


terdiri dari sebuah bom (wadah tempatberlangsungnya reaksi pembakaran,
biasanya terbuat dari berlangsungnya reaksi pembakaran, biasanya terbuat
dari bahan stainless steel) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah
kedap panas. Jadi kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap atau
dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap atau dilepaskan larutan,
sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

qreaksi = -qlarutan

2. Penentuan ∆H Reaksi dengan Hukum Hess

Hukum Hess : ” Kalor reaksi yang dilepas atau diserap hanya bergantung
pada keadaan awal dan keadaan akhir”.

Untuk mengubah zat A menjadi zat B (produk) diperlukan kalor reaksi


sebesar ∆H. Atau cara lain yaitu mengubah zat A menjadi zat B dengan kalor
reaksi ∆H1, zat B diubah menjadi zat C dengan kalor reaksi ∆H2 dan zat C
diubah menjadi zat D dengan kalor reaksi ∆H3 . Sehingga harga perubahan
entalpi adalah

∆Hreaksi = ∆H1 + ∆H2 + ∆H3 .

Kelas XI Semester Gasal 18


Contoh Soal :
Diketahui data entalpi reaksi sebagai berikut :
Ca(s) + ½ O2(g) → CaO(s) ∆H = - 635,5 kJ
C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆H = - 393,5 kJ
Ca(s) + C(s) + ½ O2(g) → CaCO3(g) ∆H = - 1207,1 kJ
Hitunglah perubahan entalpi reaksi : CaO(s) + CO2(g) → CaCO3(s) !
Penyelesaian :
CaO(s) .............................→ Ca(s) + ½ O2(g) ....∆H = + 635,5 kJ
CO2(g)............................ → C(s) + O2(g) ............∆H = + 393,5 kJ
Ca(s) + C(s) + ½ O2(g) → CaCO3(s)................. ∆H = - 1207,1 kJ
_________________________________________ _
CaO(s) + CO2(g) ...........→ CaCO3(s).................. ∆H = - 178,1 kJ

3. Penentuan ∆H Reaksi Berdasarkan Data Perubahan Entalpi

Pembentukan Standar ( ∆Hof )

Cara lain perhitungan entalpi reaksi yaitu berdasarkan entalpi pembentukan


standar( ∆Hof ) zat-zat yang ada pada reaksi tersebut.

∆Hreaksi = ∑∆Hof produk - ∑∆Hof reaktan

TABEL ENTALPI PEMBENTUKAN BEBERAPA ZAT

Zat ∆Hof ( kJ/mol ) Zat ∆Hof ( kJ/mol )

H2(g) 0 C2H4(g) + 52,5

O2(g) 0 CCl4(g) - 96,0

C(s) 0 NH3(g) - 45,9

H2O(g) - 241,8 NO2(g) + 33,2

H2O(l) - 285,8 SO2(g) - 296,8

CO2(g) - 393,5 HCl(g) - 92,3

CO(g) -110,5 NO(g) + 90,3

Kelas XI Semester Gasal 19


Contoh Soal :
Dari tabel entalpi pembentukan diatas, tentukan :
a. ∆H reaksi pembakaran C2H4 !
b. Tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 56 g gas C2H4
c. Reaksi pembakaran C2H4
C2H4(g) + 3 O2(g)→2CO2(g) + 2H2O(l)
∆H reaksi = ∆Hof hasil reaksi - ∆Hof pereaksi
= ( 2. ∆Hof CO2 + 2. .∆Hof H2O ) – ( 1. ∆HofC2H4 + 3. ∆Hof O2)
= ( 2 . -393,5 + 2. -285,8 ) – ( 1. 52,5 + 3. 0 )
= -787 – 571,6 + 52,5
= - 1306,1 kJ/mol
b. Mr C2H4 = (2x12) + (4x1) = 28
Mol C2H4 = 56/28 = 2 mol
∆H pembakaran 2 mol C2H4 = 2 mol x ( -1306,1 kJ/mol )
= -2612,2 kJ
Jadi pada pembakaran 56 gram gas C2H4 dibebaskan kalor sebesar 2612,2
Kj

4. Penentuan ∆H Reaksi Dari Energi Ikatan

Reaksi kimia antarmolekul dapat dianggap berlangsung dalam 2 tahap


yaitu :

a. Pemutusan ikatan pada pereaksi

b. Pembentukan ikatan pada produk

Misalnya, pada reaksi antara gas klorin dengan gas hidrogen membentuk gas
hidrogen klorida dapat digambarkan sebagai berikut :

Sesuai dengan hukum Hess, ∆H reaksi total adalah ∆H tahap-I + ∆H

tahap-II.

Kelas XI Semester Gasal 20


∆H tahap-I = ∑ Energi ikatan pada pereaksi (yang putus)
∆H tahap-II = -∑ Energi ikatan pada produk (yang terbentuk).
∆H reaksi = ∑ Energi ikatan pereaksi yang putus - ∑ Energi ikatan produk
yang terbentuk
= ∑ Eruas kiri - ∑ Eruas kanan

TABEL ENERGI IKATAN

Ikatan E (kJ/mol) Ikatan E (kJ/mol)

H-H 436 O=O 498

H-C 415 C≡N 891

H-N 390 F-F 160

C-C 345 Cl-Cl 243

C≡C 837 H-Cl 432

C-O 350 C=C 611

C=O 741 I-I 150

C-Cl 330 N=N 418

O-H 450 C-F 485

Penyelesaian :
........H
.........l
H – C – O-H + 1 ½ O=O → O=C=O + 2H-O-H
........l
.......H

Kelas XI Semester Gasal 21


∆H reaksi = ∑Epemutusan -∑Epembentukan

= { (3.Ec-H)+( 1.EO-H) +(1.EC-O)+ (1 ½ EO=O)} – {(2.EC=O) +(4.EO-H)}

= {(3.415)+(1.460)+(1.350)+1 ½.498)} –{(2.741)+(4.460)}

= 2802-3322

= -520 kJ/mol

Kelas XI Semester Gasal 22

Anda mungkin juga menyukai