Anda di halaman 1dari 8

10

11

Teori Kecemasan

Videbeck (2012) dalam bukunya menjelaskan berbagai teori

yang menjelaskan tentang terjadinya kecemasan, yaitu teori biologi

dan teori psikodinamik.

A. Teori Biologi

a) Teori Genetik

Ansietas memiliki komponen yang dapat diwariskan dari

kerabat tingkat pertama individu yang mengalami

peningkatan ansietas, insidennya mencapai 25% pada

kerabat tingkat pertama dan wanita mempunyai resiko dua

kali lipat dari pria. Kromosom 13 dikatakan terlibat dalam

proses terjadinya gangguan panik dan sakit kepala hebat.

b) Teori Neurokimia

GABA (asam gama-amino butirat) merupakan suatu

neurotransmiter inhibitor yang berfungsi sebagai agen

ansietas alami tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel

sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron. Selain

itu beberapa senyawa lain ikut terlibat dalam proses

tersebut, diantaranya benzodiazepin dan serotonin (5-HT).

B. Teori Psikodinamik

a) Psikoanalitis

Freud memandang ansietas merupakan hal alamiah

seseorang sebagai stimulus untuk perilaku. Ia menjelaskan

bahwa respon cemas merupakan mekanisme pertahanan

manusia untuk mengendalikan kesadaran terhadap

stimulus tertentu.
12

b) Teori Perilaku

Teori ini memandang bahwa ansietas sebagai sesuatu yang

dipelajari melalui pengalaman individu. Individu dapat

memodifikasi perilaku maladaptif tanpa memahami

penyebab perilaku tersebut. Perilaku yang berkembang

dan mengganggu kehidupan individu dapat ditiadakan

atau dibuang melalui pengalaman berulang yang dipandu

oleh seorang ahli.

c) Teori Interpersonal

Sullivan dalam videbeck ( 2012 ) berpendapat bahwa

ansietas timbul dari masalah-masalah dalam hubungan

interpersonal dan ini erat kaitannya dengan kemampuan

untuk berkomunikasi. Semakin tinggi tingkat ansietas,

semakin rendah kemampuan seseorang untuk

berkomunikasi dengan dengan orang lain.

Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat,

dan panik. Tingkat atau level kecemasan yang dialami seseorang

tergantung pada tingkat stres dan durasi stres tersebut (Videbeck,

2012). Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan

emosional pada individu (Basavanthappa, 2007).

A. Mild Anxiety (kecemasan ringan)

Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang

berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori


13

meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian

untuk belajar, menyelesaikan masalah, berfikir, bertindak,

merasakan, dan melindungi dirinya.

B. Moderate Anxiety (kecemasan sedang)

Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu

bahwa ada sesuatu yang berbeda, individu menjadi gugup dan

agitasi.

C. Severe Anxiety (kecemasan berat)

Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada

sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, ia memperlihatkan

respon takut dan distres. Ketika individu mengalami kecemasan

berat, kemampuan untuk bertahan menurun, terjadi respon

defensif, dan keterampilan kognitif menurun secara signifikan.

D. Panik

Ketika individu mencapai tingkat tertinggi kecemasan;

panik, semua pikiran rasional berhenti dan individu tersebut

mengalami respon fight, flight, atau freez. Videbeck (2008)

menjelaskan bahwa dalam keadaan panik, alam psikomotor-

emosional individu mendominasi. Lonjakan adrenalin

menyebabkan tanda-tanda vital sangat meningkat, pupil

membesar dan proses kognitif hanya berfokus pada pertahanan

individu tersebut.
14

Faktor Yang Mempengaruhi

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor

penyebab munculnya perasaan cemas (Stuart dan Michele, 2005).

A. Teori Pshykoanalitik

Freud (1969) mengidentifikasi bahwa kecemasan terbagi

dalam dua macam, yaitu cemas primer (utama) dan cemas

pengikut (subsequent). Dengan meningkatnya perkembangan

ego seseorang, maka kecemasan yang dihadapi juga berbeda.

Freud menganggap bahwa kecemasan subsquent merupakan

produk dari konflik antara id dan superego individu.

B. Teori Interpersonal

Sullivan (1953) berbeda pendapat dengan Freud, ia

menganggap bahwa kecemasan akan muncul sampai seseorang

memiliki kewaspadaan terhadap lingkungannya. Tingkat harga

diri seseorang merupakan faktor yang sangat penting kaitannya

dengan kecemasan. Seseorang yang mempunyai penghargaan

tinggi bagi dirinya lebih mampu untuk mengatasi cemas.

C. Teori Perilaku

Beberapa teori perilaku mengajukan bahwa kecemasan

merupakan hasil dari frustasi yang disebabkan oleh berbagai hal

yang berkaitan dengan pencapaian sebuah tujuan. Pendapat lain

juga mengatakan bahwa kecemasan muncul karena adanya

stimulus tertentu. Kecemasan juga disebabkan karena adanya


15

konflik internal ketika individu diharuskan untuk memilih

diantara banyak pilihan.

Faktor Resiko

Dalam berespon terhadap suatu stres yang dialami, individu

dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko yang memungkinkan

seseorang untuk beradaptasi dengan baik ataupun maladaptif (Stuart

dan Michele, 2005).

A. Usia

Usia seseorang erat kaitannya dengan jenis stres, sumber

pendukung, dan kemampuan koping terhadap stres tersebut.

Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

antara mahasiswa usia dibawah 21 tahun dan diatas 21 tahun

memiliki tingkat kecemasan yang berbeda.

B. Jenis Kelamin

Secara umum, gangguan psikiatrik dapat dialami oleh pria

dan wanita secara seimbang. Namun kemampuan dan ketahanan

dalam menghadapi dan koping terhadap masalah tersebut secara

luas lebih tinggi pada pria. Puskar (2009) menyimpulkan bahwa

pada masyarakat pedesaan, wanita memiliki tingkat kecemasan

yang lebih tinggi dari pada pria.

C. Tingkat Pendidikan

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pendidikan

merupakan sumber koping yang penting dalam berespon


16

terhadap sebuah stres. Individu dengan tingkat pendidikan

rendah menunjukkan sikap yang kurang dalam mencari

pelayanan psikiatrik dan pada tingkat pendidikan yang lebih

tinggi lebih sering mencari pelayanan psikiatrik.

D. Pendapatan (tingkat ekonomi)

Para ahli sepakat bahwa kemiskinan merupakan faktor

besar yang mempengaruhi terjadinya gangguan psikiatrik.

Meskipun pengaruh dari kemiskinan tidak dapat digeneralisir

untuk semua kelompok sosial dan budaya, namun prevalensi

tertinggi ada pada kelompok wanita, lansia, dan kalangan

minoritas.

E. Etnik

Etnik individu, meliputi ras, bangsa, suku, dialek bahasa,

budaya atau latar belakang seseorang. Etnik tertentu memiliki

budaya tertentu yang has dan spesifik. Kebudayaan

mempengaruhi seseorang dalam sikap dan perilaku, termasuk

didalamnya kemampuan untuk beradaptasi dengan stres.

F. Kepercayaan

Keyakinan seseorang meliputi semua aspek kehidupan.

Kepercayaan, pandangan hidup, agama, dan spiritualitas

memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental individu.

Seorang religius hidup dengan penuh arti dan tujuan. Agama

menyediakan dasar penghargaan terhadap diri dan identitas


17

seseorang baik secara individu maupaun sebagai anggora dari

suatu masyarakat (komunitas).

Anda mungkin juga menyukai