MANAJEMEN PEMBANGKITAN
A. Manajemen Operasi
259
Rencana operasi unit-unit pembangkit harus mengacu pada biaya bahan
bakar yang minimum dengan memperhatikan kendala-kendala yang
harus dipenuhi, seperti beban minimum dan beban maksimum dari unit
pembangkit. Juga harus ada cadangan berputar pada unit pembangkit
untuk berpartisipasi dalam pengaturan frekuensi.
Gangguan dapat disebabkan oleh hal-hal yang terjadi di luar pusat listrik
maupun di dalam pusat listrik itu sendiri. Setiap gangguan harus
dianalisis penyebabnya untuk digunakan sebagai dasar untuk melakukan
perbaikan dengan harapan gangguan serupa tidak terulang kembali.
260
langkah pembangunan dalam sistem agar jangan sampai terjadi
kekurangan pasokan daya dalam sistem (pemadaman bergilir) atau
bagian-bagian sistem yang mengalami beban lebih sehingga sering
timbul gangguan atau diperlukannya pemadaman setempat.
B. Manajemen Pemeliharaan
1. Mempertahankan efisiensi.
Sebagai contoh, mobil baru dapat mencapai 10 km dengan
konsumsi bensin 1 liter. Setelah mencapai jarak tempuh 10.000 km
tanpa pemeliharaan, maka dengan konsumsi bensin 1 liter jarak
tempuhnya hanya dapat mencapai 9 km. Setelah dilakukan
pemeliharaan, barulah dapat mencapai 10 km lagi.
2. Mempertahankan keandalan.
Sebagai contoh, mobil yang tidak pernah dipelihara akan sering
mogok di jalan, mesinnya mendadak mati dan sukar dihidupkan. Hal
ini dapat disebabkan karena businya kotor atau saluran bahan
bakarnya tersumbat yang pada dasarnya disebabkan karena tidak
dilakukannya pemeliharaan.
Tiga buah contoh sederhana di atas adalah untuk mobil, tetapi hal ini
juga berlaku untuk unit pembangkit.
261
b. Pemeliharaan prediktif
Metode pemeliharaan yang mutakhir adalah pemeliharaan
prediktif. Pemeliharaan dilakukan didasarkan pada hasil
pengamatan data dan informasi terkait alat yang akan dipelihara.
Besaran-besaran yang perlu diamati untuk menentukan kapan
suatu alat harus dipelihara tergantung kepada jenis alat. Secara
umum, besaran-besaran yang perlu diamati antara lain adalah:
1) Tahanan isolasi
Misalnya, tahanan isolasi motor listrik, jika hasil pengukuran
setiap bulannya menunjukkan kecenderungan menurun, maka
dapat ditentukan kapan motor listrik tersebut harus menjalani
pemeliharaan isolasi.
262
4) Getaran dari poros yang berputar
Pengukuran getaran (vibration) dari poros yang berputar dapat
menjadi dasar untuk memprediksi kapan bantalan dari poros
harus diganti. Pengamatan getaran poros sebaiknya diimbangi
dengan pengamatan terhadap tekanan dan suhu minyak
pelumas bantalan. Jika tekanan minyak pelumas turun atau
suhu minyak pelumas naik, maka data ini harus digunakan
sebagai masukan untuk memprediksi kapan bantalan harus
diperiksa.
6) Kandungan air
Pengamatan kandungan air dilakukan pada minyak
transformator bersamaan dengan Pengamatan tegangan
tembusnya. Pada umurnya, tegangan tembus akan menurun
apabila kandungan airnya naik. Dengan mengamati kedua hal
ini, dapat diprediksi kapan minyak transformator perlu
dibersihkan, yaitu dengan cara disaring untuk membuang
kotoran dan dipanaskan untuk menghilangkan kandungan air.
7) Sinar inframerah
Sinar inframerah yang dipancarkan oleh suatu alat,
sesungguhnya juga menggambarkan suhu dari
(bagian-bagian) alat tersebut. Jika ada perbedaan suhu dari
bagian-bagian sebuah alat, maka sinar inframerah yang
dihasilkan oleh bagian-bagian alat ini intensitasnya juga
berbeda. Makin tinggi suhunya, makin tinggi intensitas sinar
inframerah yang dipancarkan. Dengan menggunakan kamera
sinar inframerah, maka foto sebuah alat yang memancarkan
sinar inframerah dapat dianalisis, misalnya jika terdapat
kontak yang kendor dari sebuah sambungan listrik, maka pada
foto tersebut akan terlihat warna yang lebih terang di bagian
kontak yang kendor ini, karena bagian kontak yang kendor ini
263
suhunya lebih tinggi daripada bagian lainnya sehingga
pancaran sinar inframerahnya juga lebih tinggi. Dengan
melakukan analisis foto sinar inframerah, dapat dilakukan
analisis kondisi berbagai alat listrik, seperti: penghantar,
saklar-saklar tegangan tinggi maupun tegangan rendah,
generator, transformator, isolator, dan bantalan.
Berdasarkan analisis foto sinar inframerah tersebut di atas,
dapat diprediksi kapan alat listrik tersebut perlu dipelihara atau
diganti. Analisis foto sinar inframerah juga dapat digunakan
untuk menganalisis terjadinya kebocoran uap panas pada
instalasi pipa uap. Hal yang serupa juga dapat digunakan
pada proses produksi suatu zat yang mengharuskan
terjadinya suhu yang rata. Apabila suhunya tidak rata, maka
hal ini tampak pada foto sinar inframerahnya.
8) Partial discharge
Rusaknya suatu isolasi, misalnya isolasi kabel, umurnya
dimulai dengan terjadinya partial discharge yang cenderung
membesar. Partial discharge adalah fenomena pelepasan
muatan dari bagian-bagian yang bertegangan melalui isolasi
yang ada di sela-selanya. Partial discharge ini dapat dideteksi
sedini mungkin dengan suatu alat yang termasuk penemuan
mutakhir. Dengan mengamati partial discharge dari suatu
isolasi, maka dapat diprediksikan kapan isolasi ini perlu
diganti.
264
Gambar V.1
Disturbancelfault recorder tipe BEN 5000 buatan LEM (Belgia)
C. Suku Cadang
1. Consumable parts
Consumable parts adalah suku cadang yang pasti digunakan atau
dikonsumsikan setelah waktu tertentu. Contoh dari consumable parts,
adalah busi mesin bensin mobil yang setelah jam pemakaian tertentu
harus diganti, termasuk elemen saringan minyak pelumas (fllter
cartridge) yang terbuat dari kertas dan setelah beberapa jam
pemakaian tertentu harus diganti. Apabila tidak diganti, maka tekanan
minyak pelumas akan turun dan membahayakan bantalan yang
menerima minyak pelumas. Bantalan (bearing) juga merupakan
consumable parts, karena setelah melampaui jam operasi tertentu
menjadi aus (worn) dan harus diganti.
2. Spare parts
Spare parts adalah suku yang dicadangkan untuk mengganti suku
yang mengalami kerusakan dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya
kapan akan terjadi. Jika pengoperasian unit pembangkit dan
pemeliharaannya dilakukan secara benar, maka kerusakan unit
pembangkit yang memerlukan spare parts tidak akan terjadi. Contoh
spare parts adalah cylinder head mesin diesel, sudu-sudu turbin, dan
kumparan stator generator.
265
D. Laporan Pemeliharaan
1. Tanggal pelaksanaan
Hal-hal yang dibutuhkan antara lai n adalah:
Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan dengan rencananya
Jika ada penyimpangan terhadap rencana, harus dijelaskan
penyebabnya.
266
g. Melakukan uji-coba dan membandingkan kinerja unit pembangkit
sebelum dan sesudah menjalani pemeliharaan.
h. Penggunaan suku-suku (parts) serta. material dalam
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, volume maupun
harganya.
3. Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan, baik hari, orangnya beserta klasifikasi dan
biayanya.
4. Reko mendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan
datang.
5. Perhitungan biaya pemeliharaan dalam rupiah per kWh, yaitu
jumlah biaya pemeliharaan kali ini dibagi dengan jumlah
produksi kWh dalam selang waktu antara pemeliharaan sebelum
ini dengan pemeliharaan ini.
E. Laporan Kerusakan
267
Berdasarkan laporan kerusakan tersebut di atas, kemudian perlu
dianalisis penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Jika penyebab
kerusakan sudah ditemukan, pihak manajemen harus melakukan
langkah-langkah pencegahan terulangnya kerusakan serupa.
268
4. Sudu-sudu turbin gas rusak, penyebabnya adalah:
a. Kompresor kotor sehingga tekanan udara yang dihasilkannya
kurang besar.
Akibatnya adalah tekanan udara pembakaran dalam ruang
bakar yang berasal dari kompresor berkurang sehingga gas
hasil pembakaran yang menuju turbin suhunya naik.
269
Penyebab kerusakan, gangguan yang sering terjadi pada saluran
keluar pusat listrik yang berdekatan dengan generator. Gangguan
adalah peristiwa trip-nya PMT tidak atas kehendak operator.
Gangguan pada saluran semacam ini seringkali disebabkan oleh
layang-layang dan tanaman, yaitu apabila saluran ini merupakan
bagian dari jaringan distribusi tegangan menengah. Kerusakan
lilitan stator generator semacam ini sering dialami generator pusat
listrik yang langsung melayani jaringan distribusi tegangan
menengah (20 kV) atau langsung melayani jaringan distribusi
tegangan rendah. Gangguan pada saluran distribusi ini langsung
memberikan pukulan tegangan kepada isolasi generator.
Pukulan-pukulan ini antara lain dirasakan oleh generator melalui
trip-nya PMT generator yang menyebabkan kenaikan tegangan
generator, apalagi bila pengatur tegangan otomatis dari generator
lambat kerja. Untuk membantu kerja pengatur tegangan otomatis
ini, relai tegangan lebih dapat dipasang yang akan memutus arus
penguat generator untuk mencegah kenaikan tegangan generator
selain men-trip PMT Generator.
Langkah pencegahan
1) Sambungan pada kepala kumparan harus dikontrol dan bila
perlu diperbaiki.
2) Pembebanan generator dengan arus penguat yang rendah
harus dihindari.
270
Langkah pencegahannya adalah kondensator konsentris dari
kertas harus secara periodik diperiksa dan apabila ada gejala
kebocoran harus segera diganti.
b) Isolasi bocor. Isolasi bocor dapat disebabkan oleh debu dan udara
lembab yang mengumpul dalam lilitan kumparan stator dan
menurunkan nilai tahanan isolasinya. Kerusakan semacam ini
kemungkinan besar dapat terjadi pada motor listrik yang
ditempatkan di daerah berdebu, lembab, dan sering berhenti
sehingga suhu lilitan kumparan stator sering rendah sehingga
menyebabkan uap air dari udara mengembun bersama debu
dalam lilitan kumparan.
Langkah pencegahannya adalah tahanan isolasi kumparan stator
harus secara periodik diukur, terutama setelah motor lama
berhenti. Bila perlu, isolasi dibersihkan dan dipanasi dengan
lampu untuk menaikkan tahanan isolasi. Apabila nilai tahanan
isolasi sudah cukup tinggi baru motor dioperasikan.
271
Ada kerusakan pada kontakkontak PMT.
Mekanisme penggerak PMT macet.
272
Instalasi dalam pusat listrik umumnya tidak rawan sambaran petir
atau sentuhan pohon seperti saluran transmisi dan SUTM. Gangguan
dalam pusat listrik kebanyakan disebabkan karena mesin penggerak
generator terganggu, misaInya karena tekanan minyak pelumasnya
turun yang dapat menyebabkan unit pembangkit trip.
273
F. Latihan
G. Tugas
274