Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DALAM

MEMINIMALISI SIX BIG LOSSES PADA MESIN PRODUKSI DUAL


FILTERS DD07
(Studi kasus : PT. Filtrona Indonesia, Surabaya, Jawa Timur)

ANALYSIS OF OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS TO REDUCE SIX BIG


LOSSES ON PRODUCTION OF DUAL FILTER DD07 MACHINE
(Case study : PT. Filtrona Indonesia, Surabaya, East Java)

Dinda Hesti Triwardani1), Arif Rahman2), Ceria Farela Mada Tantrika3)


Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya
E-mail : dindahestitriwardani@gmail.com1), posku@ub.ac.id2), ceria_fmt@ub.ac.id3)

Abstrak

Losses dapat mengurangi efektifitas penggunaan peralatan dalam kegiatan proses produksi. Untuk
mengetahui dan meminimumkan losses yang terjadi, diperlukan adanya evaluasi kinerja dari peralatan
produksi. Mesin produksi Dual Filters DD07 merupakan salah satu peralatan produksi di perusahaan
manufaktur filter rokok yang akan dievaluasi efektifitasnya. Pengukuran efektifitas mesin Dual Filters DDO7
dapat dilakukan dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness. Dalam perhitungan, OEE
mengukur efektifitas dengan menggunakan tiga sudut pandang untuk mengidentifikasi six big losses (enam
kerugian), yaitu availability, performance dan quality. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
efektifitas mesin Dual Filters DD07 selama masa penelitian adalah sebesar 26.22%, dengan rata-rata nilai
availability 69.88%, performance 45.37% dan quality 89.06%. Sedangkan, losses yang signifikan
mempengaruhi nilai efektifitas adalah idling and minor stoppages losses dan reduced speed losses.
Berdasarkan analisis menggunakan FMEA, dapat diketahui bahwa penyebab kegagalan yang akan
diperbaiki sesuai urutan prioritas adalah settingan belt tiap operator berbeda, pengaturan timex tidak sesuai
dan pisau hopper tumpul.

Kata kunci: Overall Equipment Effectiveness, Failure Mode and Effect Analysis, Six Big Losses, Mesin Dual
Filters

1. Pendahuluan bagian yang tidak terjadi masalah atau


Peningkatan produktivitas sangatlah melakukan pemeliharaan setelah terjadi
penting bagi perusahaan untuk memperoleh masalah. Akibatnya, banyak ditemukan
keberhasilan pada proses usahanya. Salah satu permasalahan pada suatu perusahaan bahwa
contoh peningkatan produktivitas adalah kontribusi terbesar dari total biaya produksi
dengan mengevaluasi kinerja fasilitas produksi adalah bersumber dari biaya pelaksanaan
pada perusahaan. Pada umumnya, masalah dari pemeliharaan peralatan, baik secara langsung
fasilitas produksi yang menyebabkan produksi maupun tidak langsung (Blanchard, 1997).
terganggu atau terhenti sama sekali dapat Dalam dunia perawatan mesin, dikenal
dikategorikan menjadi tiga, yaitu dikarenakan istilah Six Big Losses, ini adalah suatu hal yang
oleh faktor manusia, mesin dan lingkungan. harus dihindari oleh setiap perusahaan. Six Big
Ketiga hal tersebut dapat berpengaruh antara Losses adalah enam kerugian yang harus
satu dengan yang lainnya. dihindari oleh setiap perusahaan yang dapat
Salah satu cara untuk menyelesaikan mengurangi tingkat efektifitas suatu mesin. Six
permasalahan fasilitas produksi dan untuk Big Losses tersebut biasanya dikategorikan
mendukung peningkatan produktivitas adalah menjadi 3 kategori utama berdasarkan aspek
harus dilakukan evaluasi dan pemeliharaan kerugiannya, yaitu Downtime, Speed Losses dan
secara intensif dari peralatan-peralatan (mesin) Defects. Yang dimaksudkan dengan downtime
produksi, sehingga dapat digunakan seoptimal adalah waktu yang terbuang, dimana proses
mungkin. Tetapi sering dijumpai tindakan produksi tidak berjalan seperti biasanya
perbaikan atau pemeliharaan yang dilakukan diakibatkan oleh kerusakan mesin. Downtime
tidak tepat sasaran terhadap permasalahan yang mengakibatkan hilangnya waktu yang berharga
sebenarnya, misalnya seperti pemeliharaan pada untuk memproduksi barang dan digantikan

379
dengan waktu memperbaiki kerusakan yang ada dilakukan penelitian pada mesin DDO7 untuk
(Nakajima, 1988). Downtime terdiri dari dua meminimalisir six big losses.
macam kerugian, yaitu breakdown dan setup
and adjustment. Speed Losses adalah suatu Tabel 1 Total Downtime Mesin Bulan Maret 2012
keadaan dimana kecepatan proses produksi – Maret 2013
terganggu, sehingga produksi tidak mencapai
tingkat yang diharapkan (Nakajima, 1988).
Speed Losses terdiri dari dua macam kerugian,
yaitu idling and minor stoppages dan reduced
Tabel 2 Data Speed Losses Mesin Bulan Maret
speed. Defects adalah suatu keadaan dimana
2012 – Maret 2013
produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan
spesifikasi yang diminta (nonconformance to
standards) (Nakajima, 1988). Bila suatu produk
yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi,
maka produk tersebut tidak dapat memuaskan Tabel 3 Data Defects Mesin Bulan Maret 2012
keinginan konsumen. Hal ini tentu merugikan – Maret 2013
bagi konsumen, juga bagi perusahaan karena
perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk
memperbaiki produk cacat tersebut, sehingga
produk tersebut sesuai dengan spesifikasi yang
Pada penelitian ini menggunakan metode
diminta. Defects terdiri dari dua macam
Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan
kerugian, yaitu defects in process and rework
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
dan reduced yield.
untuk memecahkan permasalahan yang
PT. Filtrona Indonesia merupakan
ditemukan. Overall Equipment Effectiveness
perusahaan penghasil filter rokok yang terletak
(OEE) adalah suatu metode pengukuran tingkat
di Jalan Berbek Rungkut Industri I Surabaya.
efektifitas pemakaian suatu peralatan atau
Perusahaan ini memproduksi sekitar 800 jenis
sistem dengan mengikutsertakan beberapa
filter rokok yang disesuaikan dengan
sudut pandang dalam proses perhitungan
permintaan konsumen. Banyaknya permintaan
tersebut (Nakajima, 1988). Sedangkan Failure
produk filter dari para konsumen, menjadikan
Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah
salah satu faktor utama bagi PT. Filtrona
metode yang digunakan untuk mengidentifikasi
Indonesia untuk meningkatkan produktivitas
bentuk kegagalan yang mungkin menyebabkan
dengan cara memanfaatkan peralatan produksi
setiap kegagalan fungsi dan untuk memastikan
seefektif mungkin. Salah satu jenis produk filter
pengaruh kegagalan berhubungan dengan setiap
unggulan yang dimiliki oleh PT. Filtrona
bentuk kegagalan (Moubray, 1992).
Indonesia adalah TSP100938.
Ada tiga mesin yang memproduksi
2. Metode Penelitian
TSP100938, yaitu mesin DD07, DD15 dan
Penelitian yang bertujuan untuk
DD16. Berdasarkan pengamatan yang
meningkatkan tingkat efektifitas mesin Dual
dilakukan, telah ditemukannya indikasi losses
Filters DD07 dengan mengurangi six big losses
pada ketiga mesin tersebut yang ditandai
yang terjadi ini merupakan penelitian deskriptif,
dengan adanya downtime, speed losses dan
yaitu penelitian yang memberikan penjelasan
defects yang cukup besar pada bulan Maret
objektif, komparasi dan evaluasi sebagai bahan
2012 - Maret 2013. Total downtime dan defects
pengambilan keputusan bagi yang berwenang.
serta speed losses masing-masing mesin
Berikut merupakan penjelasan tahapan-
produksi Dual Filters TSP100938 dapat dilihat
tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini:
pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3.
1. Survey Pendahuluan
Berdasarkan Tabel 1, 2 dan 3, mesin
Survey pendahuluan dilakukan dengan
produksi Dual Filters TSP 100938 yang
turun langsung ke bagian produksi dan
mengalami downtime dan defects paling besar
mengamati proses produksi dari tahap bahan
adalah mesin DD07. Sedangkan untuk speed
baku sampai dengan bahan jadi.
losses, mesin DD07 juga mengalami perbedaan
2. Tinjauan Pustaka
speed actual dengan speed ideal yang cukup
Tinjauan pustaka dilakukan untuk
jauh sama seperti mesin DD15 dan DD16. Dari
mempelajari teori dan ilmu pengetahuan
permasalahan yang terjadi tersebut, akan

380
yang berhubungan dengan permasalahan 3. Pengumpulan Data
yang ditemukan di bagian produksi. Pengumpulan data merupakan proses
3. Identifikasi Masalah mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
Setelah melakukan tinjauan pustaka yang penelitian baik data sekunder yang dimiliki PT.
berhubungan dengan penelitian yang Filtrona Indonesia maupun data primer
dilakukan, dapat diidentifikasi mesin mana berdasarkan pengamatan langsung dan
yang memerlukan evaluasi dan perbaikan. wawancara dengan karyawan bagian produksi.
4. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Data jam kerja produksi TSP 100938
Setelah mempelajari toeri yang mesin Dual Filters DD07 dapat dilihat pada
berhubungan dengan permasalahan yang Tabel 4. Data jumlah produksi TSP 100938
ditemukan, langkah selanjutnya yaitu dapat dilihat pada Tabel 5. Data jumlah produk
merumuskan masalah dan menetapkan cacat (defect) TSP 100938 mesin Dual Filters
tujuan penelitian. DD07 dapat dilihat pada Tabel 6 dan data
5. Pengumpulan Data downtime mesin produksi Dual Filters DD07
Pengumpulan data merupakan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 7 (Lampiran 1).
pengambilan data-data yang diperlukan
dalam penelitian baik melalui wawancara, Tabel 4 Jam Kerja Produksi TSP 100938 Mesin
pengamatan langsung ataupun data-data Dual Filters DD07
yang sudah tersedia di tempat penelitian.
6. Pengolahan OEE
Data yang diperoleh pada pengumpulan
data, digunakan untuk menentukan nilai
availability, performance, dan quality.
Setelah mendapatkan nilai availability,
performance, dan quality, langkah
selanjutnya adalah menghitung nilai OEE
dengan rumus OEE = availability x
performance x quality. Pada kategori OEE
yang paling signifikan, akan dilakukan tahap
penelitian lanjutan dengan mengunakan
metode FMEA.
7. Pengolahan FMEA Tabel 5 Jumlah Produksi TSP 100938
Tahap awal dari pengolahan FMEA yaitu
mengidentifikasi kegagalan dari nilai
kategori OEE yang paling signifikan
mempengaruhi efektifitas mesin Dual
Filters DDO7. Setelah kegagalan tersebut
diketahui, maka dapat diidentifikasi efek dan
penyebab dari kegagalan tersebut dengan
menentukan rating dari severity, occurance
dan detection dengan cara brainstorming
dengan supervisor di PT. Filtrona Indonesia
dan dilanjutkan dengan perhitungan RPN.
8. Analisis Data dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan
Nilai RPN dari beberapa kegagalan yang 4.1 Analisa Hasil OEE
paling besar dianalisis, kemudian diberikan Setelah seluruh data seperti jam kerja
rekomendasi perbaikan terhadap penyebab produksi, jumlah produksi, jumlah produk cacat
kegagalan yang terjadi pada mesin Dual dan waktu downtime mesin Dual Filters DD07
Filters DD07. telah didapat, maka dapat dihitung tingkat
9. Kesimpulan dan Saran efektifitasnya. Untuk menghitung tingkat
Pada tahap ini, dilakukan penarikan efektifitas, diperlukan nilai availability,
kesimpulan dari penelitian yang telah performance dan quality.
dilakukan serta saran-saran untuk penelitian
selanjutnya yang memiliki keterkaitan
dengan penelitian ini.

381
Tabel 6 Jumlah Produk Cacat (Defect) TSP untuk bekerja ekstra agar proses produksi dapat
100938 Mesin Dual Filters DD07 selesai tepat pada waktunya.

Tabel 8 Perhitungan Availability Ratio Bulan


Maret 2012 – Maret 2013

Rumus dan perhitungan availability


bulan Maret 2012 adalah sebagai berikut
(Adisetya, 2012):
Availability = x 100% (pers. 1) Selain itu, faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya nilai availability adalah
Loading time = a – b (pers. 2) terdapat aktifitas/kegiatan yang seharusnya bisa
Loading time = a – (c + d + e) dilakukan di luar jadwal aktifitas produksi
= 43.200 – (53+2.107+0) tetapi dilakukan di dalam jadwal aktifitas
= 41.040 menit
produksi, sehingga hal tersebut dapat
Keterangan:
a = available time
menghambat jalannya proses produksi dan
b = planned downtime mengakibatkan downtime.
c = Autonomous maintenance Rumus dan perhitungan performance
d = Istirahat makan bulan Maret 2012 adalah sebagai berikut
e = Preventive maintenance (Adisetya, 2012):
Performance rate = x 100% (pers. 4)
Operating time = loading time – f (pers. 3)
Keterangan:
= 41.040 – 15.617
ACP = Actual Capacity Production
= 25.423 IRT = Ideal Run Time
Keterangan:
f = unplanned downtime
ACP (rod/menit) = (pers. 5)
Availability = x 100% =
= 25 rod/menit
Availability = x 100%
= 61,94%
Performance rate = x 100%
Dengan cara yang sama, perhitungan = x 100%
availability untuk bulan Maret 2012 – Maret = 3,87%
2013 dapat dilihat pada Tabel 8.
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai Dengan cara yang sama, perhitungan
availability mesin Dual Filter DD07 dari bulan performance rate untuk bulan Maret 2012 –
Maret 2012 – Maret 2013 mengalami Maret 2013 dapat dilihat pada Tabel 9.
pergerakan yang fluktuatif. Naik turunnya nilai Berdasarkan hasil perhitungan
availability mesin Dual Filters DD07 performance rate bulan Maret 2012 – Maret
disebabkan oleh jumlah waktu produksi yang 2013 pada Tabel 9, dapat dilihat bahwa nilai
tersedia pada setiap bulannya tidak sama karena performance mesin Dual Filters DD07 pada
terdapat hari libur (hari besar) yang tidak bisa setiap bulannya sangat rendah, kecuali pada
dihindari oleh perusahaan dan jumlah waktu bulan Februari dan Maret 2013. Nilai
istirahat yang tidak menentu pada setiap harinya performance yang sangat rendah tersebut
karena pada saat terjadi permintaan yang tinggi disebabkan karena perbedaan antara actual
pada produk TSP 100938 dengan waktu capacity production dengan ideal run time yang
penyelesaian yang cepat, maka operator dituntut sangat jauh. Actual capacity production yang

382
tidak dapat mendekati ideal run time pada Jika nilai availability, performance dan
setiap bulannya dipengaruhi oleh losses idling quality telah didapatkan, maka langkah
and minor stoppages dan reduced speed. selanjutnya yaitu melakukan perhitungan OEE.
Perhitungan OEE bulan Maret 2012 adalah
Tabel 9 Perhitungan Performance Rate Bulan sebagai berikut:
Maret 2012 – Maret 2013 OEE = Avb x Pfm x Qlt (pers. 7)
= 61,94% x 3,87% x 88,51%
= 2,12%
Keterangan:
Avb = Availability
Pfm = Performance
Qlt = Quality

Dengan cara yang sama, perhitungan


OEE untuk bulan Maret 2012 – Maret 2013
dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Perhitungan OEE Bulan Maret 2012 –


Rumus dan perhitungan quality bulan Maret 2013
Maret 2012 adalah sebagai berikut:
Quality rate = x 100% (pers. 6)
= x 100%
= 88,51%
Keterangan:
TP = Total Produksi
DA = Defect Amount

Dengan cara yang sama, perhitungan


quality rate untuk bulan Maret 2012 – Maret
2013 dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan hasil perhitungan OEE pada
Tabel 11, dapat dilihat bahwa rata-rata nilai
Tabel 10 Perhitungan Quality Rate bulan efektifitas (OEE) mesin Dual Filters DD07
Maret 2012 – Maret 2013 bulan Maret 2012 sampai Maret 2013 adalah
26,22%. Pada kategori OEE menurut Hansen
(2001), nilai OEE yang berada di bawah 65%
tersebut tidak dapat diterima, karena
menimbulkan kerugian ekonomi yang
signifikan dan daya saing perusahaan yang
sangat rendah.
Diantara nilai availability, performance
dan quality yang membentuk nilai OEE pada
mesin Dual Filters DD07, nilai yang paling
signifikan mempengaruhi nilai OEE adalah
Berdasarkan hasil perhitungan quality nilai dari performance. Hal ini dapat dilihat dari
rate pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa nilai nilai rata-rata performance dari bulan Maret
quality pada setiap bulannya cukup tinggi, 2012 – Maret 2013 yaitu 45,37% yang lebih
meskipun pada bulan-bulan tertentu mengalami rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata
penurunan. Naik turunnya nilai quality pada availability yaitu 69,88% dan nilai rata-rata
setiap bulannya dipengaruhi oleh produk cacat quality yaitu 89,06%. Pada Gambar 1 dapat
dan produk yang baik (lolos uji sensor). dilihat matriks OEE untuk mengetahui losses
Semakin besar jumlah produk baik TSP 100938 yang signifikan mempengaruhi nilai OEE
yang dihasilkan, maka akan semakin tinggi nilai
quality pada bulan tersebut. Begitu pula
sebaliknya, semakin kecil jumlah produk baik
TSP 100938 yang dihasilkan, maka akan
semakin rendah nilai quality.

383
sehingga operator harus melakukan
pembersihan segmen-segmen yang ambrol dan
melakukan pengaturan ulang. Oleh karena itu,
diperlukan adanya suatu analisis yang
mendalam mengenai penyebab dari terjadinya
idling and minor stoppages losses dan reduced
speed sehingga nantinya dapat dilakukan
perbaikan terhadap permasalahan idling and
Gambar 1 Matriks Overall Equipment
minor stoppages losses dan reduced speed yang
Effectiveness dengan mempengaruhi nilai OEE tersebut.
Menggunakan Rata-Rata Jam
Kerja Aktual Bulan Maret 2012- 4.2 Analisa Hasil Failure Mode and Effect
Maret 2013 Analysis
Berdasarkan perhitungan nilai efektifitas
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa (OEE) pada mesin Dual Filters DD07,
dengan rata-rata waktu kerja yang telah ditemukan adanya losses yang paling signifikan
direncanakan pada bulan Maret 2012-Maret mempengaruhi nilai efektifitas (OEE) yaitu
2013 sebesar 39.866 menit, jumlah waktu yang idling and minor stoppages losses dan reduced
digunakan untuk produksi TSP 100938 adalah speed. Untuk mengidentifikasi penyebab
sebesar 27.899 menit dan rata-rata waktu kegagalan yang tertinggi pada idling and minor
breakdown serta set-up time yang terjadi stoppages losses dan reduced speed, maka
sebesar 11.967 menit. Dari rata-rata waktu yang dilakukan suatu analisis dengan menggunakan
digunakan untuk produksi, terdapat losses jenis metode FMEA. Setelah melakukan pengamatan
minor stoppage dan speed losses sebesar 16.238 pada proses produksi TSP 100938, maka
menit. Rata-rata waktu terbuang yang didapatkan failure mode dan failure effect pada
diakibatkan oleh losses idling and minor tiap kegagalan proses mesin pembuat produk
stoppages dan reduced speed didapatkan dari TSP 100938 yaitu mesin Dual Filters DD07.
selisih rata-rata operating time yang digunakan Data ini diperoleh melalui observasi langsung
untuk produksi dengan rata-rata waktu yang serta wawancara kepada supervisor bagian
dibutuhkan untuk memproduksi pada tiap produksi. Data failure mode dan failure effect
bulannya berdasarkan jumlah produk pada tiap dapat dilihat pada Tabel 12.
bulannya dengan mengacu pada ideal run time.
Sedangkan waktu yang digunakan untuk Tabel 12 Failure Mode dan Failure Effect
memproduksi produk baik yaitu sebesar 10.308
menit dan losses reduced yield yang memiliki
satuan rod, jika dikonversikan ke dalam satuan
menit akan menghasilkan nilai 1.353 menit.
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa losses
yang paling signifikan mempengaruhi nilai
OEE adalah losses idling and minor stoppages
dan reduced speed (dibandingan dengan losses
breakdown, set-up time dan reduced yield).
Yang dimaksud dengan reduced speed adalah
suatu keadaan dimana mesin dioperasikan
dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan
kecepatan desain (ideal) dari mesin tersebut
(biasanya kecepatan aktual lebih rendah dari
kecepatan ideal) yang dapat disebabkan karena
umur mesin sudah tua. Sedangkan yang
termasuk losses idling and minor stoppages
adalah ketika terjadi pemberhentian/kemacetan
pada titik-titik tertentu mesin Dual Filters
DD07 yang salah satunya dapat disebabkan
oleh tersumbatnya bagian mesin tertentu oleh Effect kegagalan yang dicantumkan pada
segmen yang dikarenakan segmen terlalu lunak Tabel 12 merupakan effect langsung yang

384
ditimbulkan dari penyebab kegagalan. Uraian Pada kegagalan ini, hal – hal yang
mengenai penyebab dan efek dari kegagalan menyebabkan terjadinya kegagalan
yang berhubungan dengan idling and minor yaitu settingan turn table tidak sesuai.
stoppages losses dan reduced speed sebagai Hal ini mengakibatkan mesin menjadi
berikut: macet dan segmen ambrol, sehingga
1. Target produksi tidak tercapai tepat produk menjadi cacat dan proses
waktu. produksi menjadi terhenti. Untuk
Pada kegagalan ini, hal - hal yang mengatasi penyettingan turn table yang
menyebabkan terjadinya kegagalan tidak sesuai tersebut, maka operator
yaitu kecepatan mesin diturunkan yang harus melakukan penyettingan ulang.
mengakibatkan proses produksi tidak 5. Susunan segmen ABR dan PBR tidak
maksimal dan listrik padam yang sesuai spesifikasi.
mengakibatkan mesin berhenti Faktor yang menyebabkan
beroperasi dan membutuhkan waktu terjadinya kegagalan yaitu line pada
untuk melakukan penyesuaian collator tidak tepat tengah mendorong
kecepatan pada saat kembali beroperasi. segmen ABR dan PBR sehingga
Semua penyebab tersebut pada permukaan segmen ABR dan PBR
akhirnya akan mengakibatkan mesin terlindas oleh collator. Hal ini akan
Dual Filters DD07 tidak dapat menyebabkan mesin berhenti
melakukan proses produksi seperti beroperasi dan operator harus
kondisi ideal yang semestinya. melakukan penyettingan ulang.
2. Potongan segmen tidak sesuai 6. Kerapatan segmen tidak sesuai
spesifikasi. spesifikasi.
Pada kegagalan ini, hal – hal yang Faktor yang menyebabkan
menyebabkan terjadinya kegagalan terjadinya kegagalan pada fungsi proses
yaitu letak material di hopper yang ini yaitu pengaturan timex yang tidak
tidak sesuai, settingan pisau hopper sesuai. Hal tersebut mengakibatkan
yang tidak pas, pisau hopper tumpul antara segmen ABR dan PBR terlalu
dan pisau hopper pecah. Semua rapat atau renggang. Karena
penyebab ini pada akhirnya ketidaksesuaian ini operator harus
mengakibatkan mesin Dual Filters melakukan penyettingan ulang pada
DD07 berhenti secara tiba-tiba dan timex.
segmen ambrol, sehingga aktifitas 7. PW (Plug Wrap) tidak merekat pada
proses produksi menjadi terhambat. segmen.
Operator harus melakukan Pada kegagalan ini, faktor yang
pembersihan, penyettingan ulang serta menyebabkan terjadinya kegagalan
pergantian komponen untuk mengatasi adalah kurangnya tekanan compression
efek dari penyebab kegagalan tersebut. shoe, sehingga mengakibatkan gum line
3. Segmen tidak dapat melanjutkan proses tidak merekat pada PW (Plug Wrap).
menuju turn table. Karena penyebab tersebut, proses
Pada kegagalan ini, hal-hal yang produksi menjadi terhambat karena
menyebabkan terjadinya kegagalan operator harus melakukan penyettingan
yaitu flute drum aus dan cara ulang pada compression shoe sehingga
merapatkan baut tiap operator berbeda. mesin Dual Filters DD07 harus
Hal ini mengakibatkan putaran flute berhenti beroperasi untuk sementara.
drum tidak sesuai dengan settingan turn 8. Permukaan atas segmen menjadi rusak.
table dan flute drum menjadi goyang, Pada kegagalan ini, faktor yang
sehingga segmen menjadi ambrol dan menyebabkan terjadinya kegagalan
mesin berhenti beroperasi, akibatnya adalah tekanan compression shoe yang
operator harus melakukan penyettingan terlalu berlebihan, sehingga
ulang dan pembersihan segmen yang mengakibatkan PW menjadi robek dan
ambrol tersebut. segmen pada akhirnya akan terbaca
4. Segmen tidak dapat melanjutkan proses sebagai produk cacat oleh sensor.
menuju section band. Karena penyebab tersebut, proses
produksi menjadi terhambat karena

385
operator harus melakukan penyettingan Tabel 13 Nilai RPN masing-masing kegagalan
ulang pada compression shoe sehingga
mesin Dual Filters DD07 harus
berhenti beroperasi untuk sementara.
9. Kebulatan segmen tidak sesuai dengan
spesifikasi.
Pada fungsi proses ini, faktor yang
menyebabkan terjadinya kegagalan
adalah settingan belt tiap operator
berbeda. Hal ini mengakibatkan adanya
variasi pada kebulatan segmen
(circumference), sehingga pada
akhirnya segmen terbaca oleh sensor
sebagai produk cacat. Untuk mengatasi
hal tersebut operator harus melakukan
penyettingan ulang pada belt tersebut
sehingga menyebabkan mesin harus
berhenti untuk sementara.
Setelah mendapatkan nilai severity (S),
occurance (O) dan detection (D) untuk tiap
ragam penyebab kegagalan, maka dapat
dilakukan proses perhitungan RPN sebagai
prioritas untuk perbaikan yang akan dilakukan.
RPN merupakan perkalian antara severity (S),
occurance (O) dan detection (D). Pada Tabel 13
dapat dilihat hasil dari perhitungan RPN pada
mesin Dual Filters DD07 produksi TSP
100938.
Berdasarkan perhitungan RPN pada
Tabel 13, dapat dilihat bahwa kegagalan yang
memberikan kontribusi terbesar pada idling and Perbandingan nilai RPN sebelum dan
minor stoppages losses dan reduced speed yaitu sesudah perbaikan terhadap tiga penyebab yang
kebulatan filter tidak sesuai dengan spesifikasi, diprioritaskan untuk dilakukan suatu perbaikan
dengan nilai RPN sebesar 180 dengan penyebab dapat dilihat secara rinci pada Tabel 14
kegagalan yaitu settingan belt tiap operator (Lampiran 2).
berbeda. PT. Filtrona Indonesia telah 1. Nilai severity baru
menetapkan bahwa bentuk kegagalan potensial Nilai severity setelah perbaikan pada
yang memiliki nilai diatas 50 diklasifikasikan tiga penyebab kegagalan mesin Dual Filters
dalam resiko tinggi. Hal itu disebabkan karena DD07 tidak mengalami penurunan. Hal ini
kerugian yang dialami akibat dari tidak disebabkan karena rekomendasi perbaikan
maksimalnya jumlah produk yang diproduksi yang diberikan tidak dapat mengurangi efek
cukup besar dan kegagalan tersebut sering dari kegagalan yang terjadi tersebut.
terjadi. Terdapat tiga kegagalan potensial yang 2. Nilai occurance baru
perlu mendapatkan perhatian lebih untuk Nilai occurance setelah perbaikan pada
dilakukan suatu perbaikan, diantaranya adalah tiga penyebab kegagalan mesin Dual Filters
kebulatan segmen tidak sesuai dengan DD07 mengalami penurunan. Penyebab
spesifikasi, kerapatan segmen tidak sesuai potensial yang menyebabkan settingan belt
spesifikasi dan potongan filter tidak sesuai tiap operator berbeda adalah operator kurang
spesifikasi. terlatih, tidak ada prosedur pengaturan belt
Pada penelitian ini, rekomendasi tertulis dan tidak adanya alat pendeteksi
perbaikan yang diberikan tidak sampai pada tebal/tipisnya belt. Setelah dilakukan
tahap implementasi. Perhitungan nilai RPN perbaikan terhadap tiga penyebab potensial
setelah perbaikan hanya berupa prediksi tersebut nilai occurance menjadi berkurang,
berdasarkan rekomendasi perbaikan yang sehingga RPN dari setiap penyebab
diusulkan dengan kondisi di perusahaan. potensial juga mengalami penurunan.

386
Penyebab potensial dari pengaturan timex dideteksi dengan cukup mudah dengan
yang tidak sesuai yaitu tidak adanya alat menggunakan jangka sorong dibandingkan
bantu ukur untuk pengaturan timex yang secara visual pada filter yang baru terbuang
tepat. Dengan rekomendasi yang diberikan, dari sensor bcd.
frekuensi terjadinya penyebab kegagalan
tersebut diprediksikan menjadi berkurang, 5. Kesimpulan
dari 3 kali kejadian per shift, turun menjadi Kesimpulan yang dapat diambil dari
1 kali kejadian per shift. Penurunan ini dapat penelitian ini adalah:
terjadi karena sebelum dilakukan 1. Rata-rata tingkat efektifitas mesin Dual
rekomendasi perbaikan operator yang belum Filters DD07 pada Bulan Maret 2012 –
terlatih untuk melakukan pengaturan timex Maret 2013 adalah 26,22%.
tidak mengetahui secara pasti apakah 2. Losses yang memberikan pengaruh paling
pengaturan yang dilakukan telah tepat sesuai signifikan terhadap efektifitas mesin Dual
dengan standar. Dengan adanya alat bantu Filters DD07 adalah idling and minor
ukur tersebut, operator dapat melakukan stoppages losses dan reduced speed.
dengan tepat. Penyebab potensial dari pisau 3. Penyebab dan dampak yang terjadi dari
hopper yang tumpul adalah tidak idling and minor stoppage losses dan
dilakukannya pembersihan rutin pada pisau. reduced speed adalah:
Setelah dilakukannya rekomendasi a. Kecepatan mesin diturunkan dan listrik
perbaikan, frekuensi terjadinya penyebab padam yang menyebabkan kegagalan
kegagalan tersebut diprediksikan berkurang target produksi tidak tercapai tepat
menjadi dua kali per shift. Pengurangan nilai waktu.
occurance yang jatuh pada peringkat dua b. Ketidaksesuaian settingan pada
disebabkan karena pembersihan dan komponen mesin karena kurang
pelumasan secara berkala pada pisau hopper terampilnya operator seperti letak
I maupun pisau hopper II pada saat aktifitas material di hopper tidak sesuai,
autonomous maintenance dan pada waktu settingan pisau hopper yang tidak pas,
pertengahan setiap shift kerja, sehingga cara merapatkan baut tiap operator
dapat mengurangi kemacetan dan berbeda pada flute drum, settingan turn
mengurangi waktu pembersihan di dalam table tidak sesuai, line pada collator
aktifitas proses produksi. tidak tepat mengenai bagian tengah,
3. Nilai detection baru pengaturan timex tidak sesuai,
Nilai detection setelah perbaikan ada kurangnya tekanan compression shoe,
yang mengalami penurunan dan ada juga tekanan compression shoe terlalu
yang tidak mengalami penurunan. Untuk berlebihan dan settingan belt tiap
penyebab potensial yang tidak mengalami operator berbeda sehingga
penurunan dikarenakan rekomendasi menyebabkan kegagalan potongan
perbaikan yang diberikan tidak dapat segmen tidak sesuai spesifikasi.
mendeteksi penyebab kegagalan lebih awal c. Pisau hopper tumpul, pisau hopper
dibandingkan dengan sebelum perbaikan. pecah dan flute drum aus memberikan
Nilai detection yang mengalami penurunan dampak yang pada akhirnya operator
terjadi pada proses pembentukan kebulatan harus melakukan pergantian komponen
dengan penyebab potensial tidak ada mesin yang bermasalah, penyettingan
prosedur pengaturan belt tertulis. Setelah ulang dan penyesuaian pada bagian-
proses perbaikan dilakukan yaitu dengan bagian mesin lainnya.
mengisi log book mengenai informasi 4. Rekomendasi perbaikan yang dapat
kerusakan dan cara mengatasinya, nilai diberikan dari penyebab yang memiliki
detection yang semula 4 diprediksikan nilai RPN di atas 50 adalah:
berkurang menjadi 3, yang artinya terjadinya a. Settingan belt tiap operator berbeda
kegagalan dapat dideteksi sebelum terjadi. (RPN = 180)
Pada penyebab potensial tidak adanya alat 1). Memberikan program pelatihan
pendeteksi tebal/tipisnya belt, setelah kepada operator yang lebih
dilakukannya rekomendasi perbaikan nilai mendalam mengenai komponen-
detection diprediksikan berkurang menjadi komponen mesin DD07 berupa
5. Hal ini dikarenakan kegagalan dapat evaluasi 1 bulan sekali untuk

387
meningkatkan keterampilan DAFTAR PUSTAKA
operator.
2). Operator yang bekerja pada shift Adisetya Margaretha, Arif Rahman dan M.
pertama/awal harus menuliskan Choiri. (2012), Analisis Overall Equipment
informasi di log book mengenai Effectiveness Pada Rotary Printing Machine
kerusakan yang terjadi dan cara Guna Meminimalisir Six Big Losses, Skripsi
mengatasinya. Sarjana tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik
3). Sebelum proses produksi dimulai Industri, Universitas Brawijaya, Malang.
(awal shift), operator harus
melakukan pengecekan yang Blanchard, S. Benjamin. (1997), An Enhanced
lebih teliti pada settingan belt. Approach for Implementing Total Productive
b. Pengaturan timex tidak sesuai. Maintenance in The Manufacturing
Pada pulley timex diberi sticker bulat Environment, Journal of Quality in
dengan garis-garis tipis di sekeliling Maintenance Engineering, Vol 3.
sticker beserta angka untuk
memberikan informasi kepada Hansen, R. C. (2001), Overall Equipment
operator pengaturan dari timex yang Effectiveness: A Powerful Production /
sesuai. Maintenance Tool for In Creased Profit, 1ST
c. Pisau hopper tumpul. Edition, Industrial Press Inc, New York.
Operator harus melakukan
pembersihan dan pelumasan secara Moubray, John. (1992), Reliability Centered
berkala pada pisau hopper I maupun Maintenance, Second Edition, Industrial Press
pisau hopper II pada saat aktifitas Inc.
autonomous maintenance dan pada Nakajima, Seiichi. (1988). Introduction to Total
waktu pertengahan setiap shift kerja. Productive Maintenance, 1ST Edition,
Productivity Inc, Cambridge.

388
Lampiran 2

Tabel Dokumen FMEA Prioritas Perbaikan

Tabel (lanjutan) Dokumen FMEA Prioritas Perbaikan

Tabel (lanjutan) Dokumen FMEA Prioritas Perbaikan

389
Lampiran 1

Tabel Data Downtime Keseluruhan Mesin Dual Filters DD07 Bulan Maret 2012 – Maret 2013

390
391

Anda mungkin juga menyukai