Nama Dosen :
Kelompok 2.B :
1. Kasturi
2. Rafi wahyu kurniawan
3. Shintya aptriawan
4. Wina wanda sari
2019/2020
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
“kegawatdaruratan”.
Kami menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyususnan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beberapalaporanilmiahbaik di
dalamnegeriatauluarnegerimenunjukkanbahwaangkakejadianalergidanasmaterusmen
ingkattajambeberapatahunterakhir.Tampaknyaalergimerupakankasus yang
mendominasikunjunganpenderita di klinikrawatjalanpelayanankesehatananak.Salah
satumanifestasipenyakitalergi yang
tidakringanadalahasma.Penyakitasmaterbanyakterjadipadaanakdanberpotensimengg
anggupertumbuhandanperkembangananak.Alergidapatmenyerangsemua organ
danfungsitubuhtanpaterkecuali.Sehinggapenderitaasma juga
akanmengalamigangguanpada organ tubuhlainnya.
Di sampingitubanyakdilaporkanpermasalahankesehatanlain yang
berkaitandenganasmatetapikasusnyabelumbanyakterungkap.
Kasustersebuttampaknyasangatpentingdansangatberpengaruhterhadapkehidupanana
k, tetapimasihperlupenelitianlebihjauh.Dalamtatalaksananasmaanaktidak optimal,
baikdalam diagnosis, penanganandanpencegahannya.(Keliat.B.A, 2010)
Menurut Survey KesehatanRumahTangga (SKRT) 1996, penyakit-penyakit
yang dapatmenyebabkansesaknapasseperti bronchitis, emfisema,
danasmamerupakanpenyebabkematianketujuh di Indonesia. Asma yang
tidakditanganidenganbaikdapatmengganggukualitashidupanakberupahambatanaktivi
tas 30 persen, dibanding 5 persenpadaanak non-
asma.Banyakkasusasmapadaanaktidakterdiagnosisdini, karena yang
menonjoladalahgejalabatuknya, bisadenganatautanpa wheezing (mengi).
Asmaadalahpenyakit yang menyerangsaluranpernafasan yang
bisamenyerangsiapasaja, namunpenderita paling banyakadalah para anak-
anak.Menurut KEMENKES (2008), 100 hingga 150 juta orang di
duniamenderitaasma, jumlahinidiperkirakanakanmeningkatsebanyak 18.000
kasussetiaptahunnya. Setiapnegara di duniamemilkikejadiankasusasma yang
berbeda-beda.
Di Asia khususnya Asia Tenggara 1 dari 4 orang yang
menderitaasmamengaami masa yang
tidakproduktifkarenatidakbekerjaakibatasma.bisadibanyangkanberapakerugian yang
dialami. MenurutMiol, penderitaasma 3.3% penduduk Asia Tenggara adalah orang-
orang yang menderitaasma. Dimanakasusasmabanyakterjadi di Indonesia, Vietnam,
Thailand, Filiphinadansingapura.
Sedangkanmenurut RISKESDAS (2007) di Indonesia
prevalensipenderitaasmadiperkirakanmasihsangattinggi.Bedasarakandepkespersenta
sependeritaasma di indonesiasebesar 5,87% darikeselurahanpenduduk Indonesia.
Dimanamasihbanyakpenderitaasma yang
belummendapatkanperawatandokter.Halitumembuatangkakematiankarenapenyakitas
matergolongtinggi di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apasaja yang mencakupdarikonsepkegawatdaruratan ?
2. Apasaja yang meliputidarikonsepmedikAsmaBronchial ?
3. Bagaimana proses keperawatanpadaklien AsmaBronchial ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untukmemahamikonsepdarikegawatdaruratan.
2. UntukmengetahuikonsepmedikAsma Bronchial.
3. Untukmemahami proses keperawatanpadaklienAsma Bronchia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Phnumonia
a. Menegakkan diagnosis
1. Ronggen dada
2. Kultur sampel sputum
3. Kultur darah
4. Gas dara arteri
b. Infeksi pheneumokokus
1.gambaran klinis
2. sputum
3. ronggen dada
c. Infeksi stafilokokus
1. Gambaran klinis
2. Sputum
3. Ronggen dada
4. Pengobatan
d. Infeksi hemofilus
1.Gambaran klinis
2. Sputum
3. Ronggen dada
4. Pengobatan
3. Aspirasi paru
a. Gambaran kejadian
Aspirasi isi lambung paling sering timbul pada pasie yang mengalami
penurunan tingkat kesadaran atau adana abnormalitas dari traktus
gastrointestinal dan fungsi jalan nafas. Yang disebutkan terakhir meliputi
pasien dengan dilatasigaster , akhalahasia , hernia hiyatos , dan tindakan
dengan alat-alat medis seperti obsturator jalan napas esofagial, atau tabung
blakemure-sengstaken
b. Patofisiologi
Aspirasi isi lambung yang menimbulkan atelaktasis, cidera mukosa bronkhial,
destruksi alveoli dn peningkatan permeableitas kapiler
c. Gambaran klinis
Berat ringannya gejala tergantung pada luasnya lapangan paru yang terkena
dan jangka waktu dari aspirasi. Gangguan nafas dengan berbagai tingkat
keparahan timbul 1-2 jam sesuda aspirasi
d. Ronggen dada
Daerah paru yang terkena tergantung posisi pasien pada saat aspirasi. Pada
pasien dengan posisi berbaring terlentang dapat dijumpai inviltrat sentral,
berbintik-bintik atau bergaris-garis dilobus kanan atau padalobus kanan tengah
e. Pengobatan
1. Posisi
2. Oksigenasi
3. Terapi pengganti cairan
4. Bronkoskopi
5. Antibiotika
6. Kartikosteroid
4. Ashma bronkial
Adalah suatu penyakit jalan napas yang menifestasinya berupa penyempitan difus
dari cabang-cabang trakeobronkial. Ini mengakibatkan serangan episodik dari
dispnea , batuk dan mengi , dengan diselingi periode asitommatis
a. Stimulus timbulnya serangan ashma
- Alergen yang dibawa oleh udara
- Polutan udara
- Obat-obatan
- Stress
- Latihan
- Infeksi saluran nafas baik karena virus maupun bakteri
b. Gambaran klinis
- Derajat gangguan nafas brvariasi
- Tanda dan gejala berupa batuk , mengi, takipnea, pemanjangan
ekspirasi,
c. Studi laboratorium
- Gas darah arteri
- Hitung jumlah eosinofiltotal
d. Pengobatan
- Oksigen
- Hidrasi
- Epinefrin
- Aminopjilin
- Terapiinhalasi
- Kartikosteroid
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
ASMA BRONCHIAL
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
· IdentitasPasien
· IdentitasPenanggungjawab
2. RIWAYAT KESEHATAN
a) AlasanMasukRumahSakit :Kliendatangdengankeluhan, sesak, batukberdahaksejak 5
harilalu
b) KeluhanUtama :Klienmengatakansesaknafas, batuk
c) RiwayatPenyakitSekarang :Klienmengeluhsesaknafas,
terutamasaatsuhudinginuntukmengurangikeluhansesaknafasklientidursetengah duduk,
sesaknafasberulangpadawaktumalamdanpagi.
d) RiwayatPenyakit Masa Lalu :Klienmengatakansebelumnyapernahmenderitapenyakit
yang samayaituasma
e) RiwayatKesehatanKeluarga :Klienmengatakandalamanggotakeluarganyaada yang
menderitapenykit yang samaseperti yang dideritaklienyaitupenyakitasma.
f) KeadaanKesehatanLingkungan
:Klienmengatakankeluargasangatmemperhatikankebersihanlingkunganya
g) RiwayatPsikologis :Klienmengatakantakutdengankondisinyasekarang,
klienbertanyamengenaikondisikesehatanya.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a) KeadaanUmum :Klienlemah
b) Tanda – tandavital :
T = 110/70 mmHg S= 37 0C
N= 78x/mnt RR = 28x/mnt
c) Kesadaran :composmetis
d) Pemeriksaancepalo caudal
· Kepaladanrambut
I :Pertumbuhanrambutmerata,tidakterdapatuban
P :Tidakadabenjolanpadakepala,
· Hidung
I :BentukhidungSimetris, terdapatekspirasimemanjang,nafascepat, terdapat
pernafasancupinghidung
P :Tidakterdapatnyeritekan
A :TerdapatsuaratambahanWhezing Dan ronchi
· Telinga
I :Tidakadaserumendanlesi
Fungsi :Pendengaranbaik
· Mata
I : Sclera Putih, konjungtivamerah,
Fungi :penglihatanbaik
· Mulutdangigi
I :mulutpucat, tidakada stomatitis
· Gigi
I :Tidakada caries Gigi
· Leherdantenggorokan
Leher = I :tidakada stroma
P :tidakadanyeritekan
Tenggorokan = I :tidakadapembesaran tonsil
· Dada dan Thorax
Pemeriksaanparu = I :bentuk dada simetrispernafasan 28x permenit
P :tidakadanyeritekan
P :terdengarsuarahipersonor
A :suaranafas wheezing danRonchi
ANALISA DATA
Kelompok data Masalah Etiologi
DS : klienmengatakansesaknafas Ketidakefektifanja Factor – factor pencetus
DO: - keadaanumumlemah lannafas B/D Perubahanpadabroncus
- Terdengarronchidan wheezing peningkatanprodu Sel must mediator histamine (
- Klientidursetengah duduk ksimukus histamine,prostaglandin,bradikini
- Pernafasancupinghidung n)
T = 110/70 mmHg Mengeluarkaneosinofil ,basofil,
N = 78x/Menit selglobet.
S= 37 0C Merangsangbroncusuntukberbafa
RR= 28X/mn ssecaramaksimal
ASMA BONCIAL
DS : Peningkatanproduksi mucus
Klienmengatakantidurnyatergangg ObstruksijalannafaS
ukarenasesaknafas Ketidakefektifanjalannafas
O: DO : - klientampaklemah
- Batukberdahak
- Sesaknafaspadamalamhari
T = 110/70 mmHg Gangguanpolatidu Factor – factor pencetus
N = 78x/Menit r B/D Perubahanpadabroncus
0
S= 37 C batukterusmeneru Sel must mediator histamine
RR= 28X/mnt s (histamine,prostaglandin,bradikin
in)
Mengeluarkaneosinofil ,basofil,
selglobet.
Merangsangbroncusuntukberbafa
ssecaramaksimal
ASMA BONCIAL
peningkatanproduksi mucus
batuk
batukmenetap
gangguanpolatidur
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI
Ketidakefektifanjalannafas b/d 1. Membuka jalan nafas dengan
peningkatanproduksi mucus teknik chin lift atau jaw trush
ditandaidenganklienbatuk, 2. Memposisikanpasien untuk
terdengarronci,wheezing, memaksimalkan ventilasi
pernafasancupinghidung 3. Mengidentifikasi kebutuhan
aktual /potensial pasien untuk
memasukan alat membuka
jalan nafas
4. Memasukan alat
nashoparingeal (NPA)
5. Memotivasi pasien untuk
bernafas pelann
E.EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA EVALUASI
Ketidakefektifanjalannafas b/d S : Pasien mengatakan sesak nafas sudah
peningkatanproduksi mucus berkurang
ditandaidenganklienbatuk,
terdengarronci,wheezing, O : pasien sudah tampak tidak sesak
pernafasancupinghidung TD :110 mmhg
S : 37 C
P : 20 kali/mnt
N : 90
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasien gawat darurat dengan kesadaran menurun mempunyai resiko tinggi untuk
gangguan jalan napas dan kerap kali memerlukan jalan napas definitif. Pasien gawat
darurat tidak sadar
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui
bagaimana askep kegawatdaruratan pasien ashma bronkieal dengan baik. Karena
dengan adanya manajemen yang baik.
DAFTAR PUSTAKA