Anda di halaman 1dari 19

PAPPER I

Pengelolaan Dan Pemanfaatan Pada Ekosistim Mangrove Di Indonesia

Oleh :
ABIL HISAM SABILLAH
NRP : 53175112024

PROGRAM DIPLOMA IV
JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
2019
Pengelolaan Dan Pemanfaatan Pada Ekosistim Mangrove Di Indonesia

PAPPER I

PAPPER I Tugas ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Semester IV di Sekolah Tinggi Perikanan

Oleh :
ABIL HISAM SABILLAH
NRP : 53175112024

PROGRAM DIPLOMA IV
JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Abil Hisam Sabillah
Nrp : 53175112024
Judul : Pengelolaan Dan Pemanfaatan Pada Ekosistim Mangrove Di
Indonesia
Program Studi : Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan
Jurusan : Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan

Menyetujui
Dosen
Pembimbing

DR. PRIYANTO RAHARDJO

Tanggal Pengesahan :
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa dengan rahmat-
Nya Penulis dapat menyelesaikan Reading Assigment II yang berjudul “Shark and Ray in
Indonesia” yang disusun untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat untuk mengikuti
ujian akhir semester III.
Dengan terselesaikannya reading ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Mochammad Heri Edy, M.S. selaku Ketua Sekolah Tinggi Perikanan.
2. Ibu Maria Goreti Eny Kristiany, S.St.Pi, M.Mpi. selaku Ketua Program Studi
Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Perairan.
3. Bapak Heri Triyono, A.Pi., M.Kom . selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pengelolaan Sumber Daya Perairan.
4. Bapak DR. Priyatno Raharjo selaku Dosen Pembimbing.
5. Orang Tua saya yang telah memberi dukungan moral maupun material.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Reading Assignment II
ini.

Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan Papper I ini dikarenakan penulis
masih dalam proses pembelajaran, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam rangka menyempurnakan Papper I ini. Semoga Papper I ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Pengelolaan Dan Pemanfaatan Pada Ekosistim Mangrove Di Indonesia

Abil Hisam Sabillah


1
Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta
Jl Aup, Rt.1/Rw.9,Jati Padang
Ps Minggu Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Telephone: 0217806874
Kode Pos: 12520
Email: abilhisamsabill@gmail.com

ABSTRAK

Mangrove merupakan salah satu tumbuhan yang unik. Hutan mangrove didefinisikan sebagai suatu
tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara
sungai) untuk vegetasi mangrove tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang
bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna. Di Indonesia Ada
sekitar 189 dari 68 suku Mangrove di Indonesi. Dari jumlah itu, 80 jenis di antaranya adalah berupa
pohon, 24 jenis liana, 41 jenis herba, 41 jenis epifit, dan 3 jenis parasite. Yang beberapa dari itu dapat
di manfaatkan dari berbagai sector, mulai dari sektor kerajinan,bahan pangan,hingga sektor keamanan
kawasan pesisir. Saat ini Politisasi Lingkungan telah mengakibatkan terjadinya degrdasi lingkungan
pada kawasan ekosistim mangrove sehingga pemerintah harus menerapkan praturan maupun kebijakan
seperti kebijakan pengelolaan secara nasional telah diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 41
Tahun 1999.

Kata Kunci : Mangrove, Biodiversity, Pengelolaan, Kebijakan.

ABSTRACT

Indonesia there are around 189 of the 68 Mangrove tribes in Indonesia. Of that number, 80 of them
consisted of trees, 24 types of lianas, 41 types of herbs, 41 types of epiphytes, and 3 types of parasites.
Some of which can be utilized from various sectors, ranging from the handicrafts sector, foodstuffs, to
the coastal sector's security sector. At present, Environmental Politicization has agreed to reduce
environmental requirements in the mangrove ecosystem so that the government must implement
regulations and provisions such as regulations related to Article 2 of Law Number 41 of 1999

Keywords: Mangrove, Biodiversity, Management, Policy.


BAB I (Buta-buta), Sonneratia (Pedada),
PENDAHULUAN Rhizophora (Bakau), Xylocarpus
(Nyirih). Diketahui jenis mangrove
1.1 Latar Belakang tersebut secara umum telah
dimanfaatkan untuk berbagai macam
Hutan mangrove di indonesia kebutuhan manusia. (S.Sukardjo,1984.
memilki luas yang diperkirakan sekitar Sumber:Www.Oseanografi.Lipi.Go.Id. ,
4,25 juta ha, kemudian berdasar hasil IX(4), 102–115.)
interpretasi citra landsat Ditjen INTAG
luasnya tersisa 3,812 juta ha. Dengan Kegiatan pengelolaan ekosistem
demikian di Irian Jaya mejadi daerah mangrove akan efektif bila diduukung
yang terluas, dengan luasan sekitar oleh sumberdaya manusia yang bermutu
1.350.600ha (38%), kemudian dalam arti tingkat pengetahuan yang
Kalimantan 978.200 ha (28%) dan tinggi (Wijaya, 2011). Berbagai macam
Sumatera 673.300 ha (19%). Tumbuhan pemanfaatan dan pengelolaan ekonomi
mangrove dapat tumbuh lebat di seperti halnya obat-obatan, makanan,
kawasan pantai yang berlumpur, delta, dan kerajinan tangan dapat di peroleh
muara ,laguna ,teluk dan kawasan yang dari tumbuhan mangrove dengan olahan
memiliki tingkat salinitas yang ekstrim. tradisional ( S.Sukardjo,1984
S.Sukardjo,(1984) Sumber:Www.Oseanografi.Lipi.Go.Id. ,
Sumber:Www.Oseanografi.Lipi.Go.Id. , IX(4), 102–115.) Tidak hanya itu, hutan
IX(4), 102–115. ; Karminarsih, 2007; mangrove juga memiliki manfaat
Arobaya, 2010). Ekosistim hutan menyerap dan penyimpan karbon yakni
mangrove memiliki nilai ekonomis dan sekitar lebih dari 4 gigaton C/tahun
ekologis yang tinggi, serta dimanfaatkan sampai 112 gigaton C/tahun
biota laut sebagai habitat, juga (Purnobasuki, 2012), Bahkan Manfaat
merupakan tempat pemijahan bagi ikan dari hutan mangrove sebagai penahan
yang hidup di laut bebas (Waryono, abrasi dan tsunami diestimasi melalui
2008). replacement cost dengan bangunan
pemecah gelombang (Saputra &
Dengan memiliki potensi Wijayanto, 2015). Dengan korelasi
sumberdaya alam yang besar (Hidayat, antara kondisi ekonomi dan ekologi
& Gunawan, 2001) Ekosistem mencapai kesetimbangan kesejahteraan
mangrove mampu untuk menyediakan masyarakat meningkat dan ekosistem
produk akhir berupa barang dan jasa mangrove tetap terjaga (Amrial et al.
(Apriadi & Bambang 2014). Ada 2015). Tumbuhan mangrove sering di
sekitar 189 dari 68 suku Mangrove di konsumsi sebagai Industri, serta dapat
Indonesia.Dari jumlah itu, 80 jenis di dijadikan pengawet jaring bagi para
antaranya adalah berupa pohon, 24 jenis nelayan di daerah pesisir ( Fitriah,
liana, 41 jenis herba, 41 jenis epifit, dan 2015).
3 jenis parasite ( Muryani & Santoso,
2016). Demikian dengan jenis Pengelolaan serta sebagai upaya
Mangrove Avicennia (Api-Api), pelestarian mangrove mempunyai
Acrostichum aureum (Paku Laut), peranan yang sangat besar bagi
Acanthus (Jeruju), Bruguiera (Tanjang),
kestabilan ekosistem pesisir (Madiama
Ceriops (Tengar), Excoecaria agallocha
et al., 2016), Sehingga Kebijakan
pengelolaan secara nasional telah diatur faktor lingkungannya di dalam suatu
dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor habitat mangrove (Suwignyo et al.,
41 Tahun 1999 ( Saprudin & Anwar, 2011). Ekosistem mangrove merupakan
sumberdaya alam yang memberikan
2008). Dan Instruksi Menteri Pertanian
banyak keuntungan bagi manusia, serta
nomor 13 tahun 1975, tentang kemampuannya memelihara alam.
pembinaan kelestarian hutan Mangrove Mangrove banyak memberikan fungsi
(Saru, 2007). Adanya peraturan tersebut dan karena itulah mangrove menjadi
bersifat melindungi, dikarnakan salah satu penunjang utama
Aktivitas manusia di area pesisir telah keberhasilan perikanan baik perikanan
menyebabkan gangguan,kerusakan dan laut maupun budidaya. Mangrove
memproduksi nutrien yang dapat
penyempitan lahan mangrove yang
menyuburkan perairan laut dan tambak,
berdampak menurunkan dan mangrove membantu dalam
keanekaragaman jenis mangrove yang perputaran karbon, nitrogen dan sulfur,
berimbas pada pemanfaatan mangrove serta perairan mengrove kaya akan
(Mutriku, 2013). nutrien baik nutrien organik maupun
anorganik. Dengan rata-rata produksi
1.2 Tujuan primer yang tinggi mangrove dapat
menjaga keberlangsungan populasi ikan,
PAPPER I ini ditulis untuk kerang dan lainnya. Mangrove
mengetahui informasi pengelolaan dan menyediakan tempat perkembangbiakan
pemanfaatan apa saja yang dapat di dan pembesaran bagi beberapa spesies
manfaatkan pada ekosistim mangrove. hewan khususnya udang, dan kepiting.
Secara biologi fungsi dari pada hutan
BAB II BIOEKOLOGI mangrove antara lain sebagai daerah
asuhan (nursery ground) bagi biota yang
2.1 Mangrove hidup pada ekosisitem mengrove, fungsi
yang lain sebagai daerah mencari makan
Mangrove merupakan salah satu (feeding ground) karena mangrove
tumbuhan yang unik (Kariada et al., merupakan produsen primer yang
2017). Untuk hutan mangrove mampu menghasilkan sejumlah besar
didefinisikan sebagai suatu tipe hutan detritus dari daun dan dahan pohon
yang tumbuh di daerah pasang surut mangrove dimana dari sana tersedia
(terutama di pantai yang terlindung, banyak makanan bagi biota-biota yang
laguna, muara sungai) yang tergenang mencari makan pada ekosistem
pada saat pasang dan bebas dari mangrove tersebut, dan dapat berfungsi
genangan pada saat surut serta sebagai daerah pemijahan (spawning
komunitas tumbuhannya toleran ground) bagi ikan-ikan tertentu agar
terhadap garam (Saragih, 2018), terlindungi dari ikan predator, sekaligus
Tumbuhan ini mampu menangkap dan mencari lingkungan yang optimal untuk
menahan endapan, menstabilkan tanah memisah dan membesarkan anaknya.
habitatnya (Sabana, 2014). Ekosistem Selain itupun merupakan pemasok larva
mangrove merupakan suatu sistem yang udang, ikan dan biota lainnya
terdiri atas organisme (hewan dan (Muharam, 2014).
tumbuhan) yang berinteraksi dengan
2.2 Habitat Mangrove pohon, 24 jenis liana, 41 jenis herba, 41
jenis epifit, dan 3 jenis parasite
Vegetasi mangrove tumbuh hanya ( Muryani et al., 2016). Sebarannya
pada pantai yang terlindung dari
dapat ditemukan di Pulau Jawa,
gerakan gelombang bila keadaan pantai
sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh Sumatra, Kalimantan, Papua, Sulawesi,
dengan sempurna dan menjatuhkan Maluku dan di Kepulauan Sunda Kecil
akarnya. Pantai-pantai ini terdapat di (Kusmana 2014). Pada umumnya
sepanjang sisi pulau-pulau yang mangrove hidup pada zonasi yang
terlindung dari angin, atau serangkaian dipengaruhi oleh salinitas, toleransi
pulau atau pada pulau dengan massa terhadap ombak dan angin, toleransi
daratan di belakang terumbu karang di
terhadap lumpur (keadaan tanah),
lepas pantai yang terlindung. Ekosistem
mangrove berada di wilayah pesisir frekuensi tergenang oleh air laut
yang merupakan daerah pertemuan (Prasetio et al ., 2012) dan tentunya
antara ekosistem darat dan laut. Lingkup mangrove di Indonesia memiliki fungsi
ekosistem ini dibagi menjadi dua dan manfaat yang beraneka ragam.
menurut (Kusumo, 2011) yaitu : Sebagai sebuah hutan, hutan mangrove
terdiri dari beragam organisme yang
1) ke arah darat meliputi bagian
juga saling berinteraksi satu sama
tanah baik .yang kering maupun yang
terendam air laut, dan masih lainnya. Fungsi fisik dari hutan
dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik laut mangrove di antaranya: sebagai
seperti pasang surut, ombak dan pengendali naiknya batas antara
gelombang serta perembesan air laut permukaan air tanah dengan permukaan
2) ke arah laut mencakup bagian air laut ke arah daratan (intrusi), sebagai
perairan laut dan dipengaruhi oleh
kawasan penyangga,berbagai jenis
proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi serta aliran air tawar dari mangrove dapat memacu perluasan
sungai termasuk yang disebabkan oleh lahan dan melindungi garis pantai agar
kegiatan manusia di darat seperti terhindar dari erosi atau abrasi
penggundulan hutan, pembuangan (Purwanto et al.,2014).
limbah, perluasan permukiman serta
intensifikasi pertanian. Walau demikian, BAB III PENGELOLAAN DAN
hutan mangrove merupakan ekosistem PEMANFAATAN
yang dinamis dan memiliki kemampuan
pulih dengan cepat jika kondisi 3.1 Sektor Kerajinan
geomorfologi dan hidrologi serta
komposisi habitat tidak diubah oleh Kerajinan batik dari tanaman
penggunaannya. mangrove sebagai tanaman pesisir
belum diekpos dengan optimal (Kariada
2.3 Jenis Mangrove et al., 2017). Saat ini batik di Indonesia
merupakan suatu keseluruhan teknik,
Ada sekitar 189 dari 68 suku teknologi, serta pengembangan motif
Mangrove di Indonesi. Dari jumlah itu, dan budaya yang terkait, yang oleh
80 jenis di antaranya adalah berupa UNESCO ditetapkan sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Non-Bendawi (Kurniawati dan pengembangan motif kelautan seperti
Yulistiana, 2015). Batik juga motif ombak, ikan dan kehidupan
merupakan salah satu identitas budaya bawah laut lainnya. Selanjutnya desain
masyarakat Indonesia yang saat ini motif dikembangkan menjadi beberapa
sedang berkembang secara dinamis jenis motif sesuai pakem yang
(Kariada et al., 2017). (Kurniawati dan ditetapkan. Batik mangrove ini
Yulistiana, 2015) mengatakan dalam mempunyai kekhasan sulursulur
observasinya saat ini batik mangrove mangrovenya dan selalu dalam bentuk
mulai di kembangkan dan untuk motif batik tulis. Desain tiap motif kain batik
batik tiap daerah di Indonesia memiliki berbeda antara yang satu dengan yang
motif yang khas dan dan berbeda beda. lainnya. Setiap penjualan kain batik
Pemanfaatan mangrove sebagai disertai sertifikat kepemilikan sebuah
pewarna alami dapat memberikan kain batik mangrove dengan keterangan
nuansa warna alami dan motif yang motif pada kain tersebut, tujuannya
indah, juga dapat mengurangi untuk menghargai karya seni dan
pencemaran lingkungan yang lingkungan, memiliki kekhasan masing-
menjadikan masalah besar bagi masing. Motif yang khas ini
lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan dipengaruhi oleh alam, lingkungan,
mangrove sebagai pewarna alami juga tradisi masyarakat, budaya daerah,
berperan dalam eksploitasi ekosistem keagamaan, dan lapisan sosial
mangrove tanpa harus merusak masyarakat. Namun, pengaruh dari
ekosistim yang ada (Kariada et al., budaya luar dan juga keluasan wawasan
2017). Dengan pewarnaan secara alami pengetahuan dan kekayaan jiwa seni
yang dihasilkan dari pengolahan dari masingmasing orang pembatik
tumbuhan mangrove dapat mempengaruhi motif batik elektrik
menghasilkan warna yang beragam, (Kurniawati dan Yulistiana, 2015).
seperti, warna kuning, orange, hijau,
merah, biru, ungu, hitam yang tentunya 3.2 Sebagai Bahan Makanan
dengan proses pengembangan, untuk
warna batik mangrove yang asli adalah Hutan mangrove tumbuh subur dan
coklat kehijauan, coklat muda, dan hijau luas di daerah aliran sungai yang besar
kekuningan. Proses pembuatan batik dengan muara yang lebar, masyarakat
mangrove hampir sama dengan batik dibebrapa daerah di Indonesia tidak
yang lainnya, yang membedakan adalah banyak yang memanfaatkan buah atau
menggunakan canting elektrik daun dari tanaman mangrove, karena
(Kurniawati dan Yulistiana, 2015). belum banyak masyarakat yang
mengetahui bahwa buah dan daun
Batik mangrove berhasil mangrove dapat dimanfaatkan sebagai
menampilkan beragam motif dari bahan makanan, minuman, kosmetik,
beragam bentuk mangrove. Mulai dari obat dan sabun, buah mangrove dapat
daun, bunga, sampai untaian buah, serta dieksplorasi sebagai sumber pangan
makhluk yang hidup di sekitarnya, lokal baru terutama di daerah-daerah
seperti ikan, kepiting, dan udang. yang memiliki potensi hutan mangrove
Hingga saat ini, ada 2.017 pakem motif yang luas, buah mangrove dapat
Batik Mangrove yang telah dieksplorasi sebagai sumber pangan
dikembangkan ditambah dengan lokal baru terutama di daerah-daerah
yang memiliki potensi hutan mangrove kue kering sangat digemari dan cara
yang luas, tetapi harus memperhatikan membuatnya pun sangat mudah.
dan menjaga kelestarian dari ekosistem Membuat kue kering sudah menjadi
hutan mangrove tersebut (Desy et al., kebiasaan masyarakat sejak dulu dan
2014). menjadi tradisi dalam menyemarakkan
hari raya. Pembuatan kue kering dengan
Buah mangrove sangat berlimpah tepung buah lindur sebagi salah satu
dan dianggap sebagai „sampah‟ usaha pemanfaatan sumber pangan
lingkungan sehingga pengolahan buah (Desy et al., 2014). Dan pastinya
mangrove menjadi produk makanan, Tepung buah lindur yang dihasilkan
selain dapat mengurangi beban sudah memenuhi kriteria tepung yang
degradasi lingkungan, juga akan bisa dikonsumsi. Kadar air, karbohidrat
semakin mempertajam fungsi dan abu dan serat sudah memenuhi standar
kegunaan mangrove baik secara SII untuk tepung
ekologis maupun ekonomi (A’in et al.,
2017). Jenis mangtove Bruguiera Tidak hanya produk tepung masih
gymnorrizh atau lebih sering di kenal dan banyak lagi produk makanan yang
buah lindur sangat potensial untuk terbuat dari bahan baku tumbuhan
dijadikan sumber pangan kaya mangrove seperti krupuk (KruMang),
karbohidrat. Populasinya pun belum Bolu, Brownies (BoMang), Stick
tersebar merata di seluruh pesisir (SiMang), Inovasi baru pemanfaatan
Indonesia. Dalam program rehabilitasi mangrove sebagai bahan pangan
mangrove yang sedang digalakkan saat nantinya dapat dikembangkan lagi
ini, sebaiknya spesies ini disertakan menjadi jenis makanan lainnya yang
sehingga kedepannya ada manfaat lebih bervariatif (A’in et al., 2017).
ekonomis langsung dan masyarakat
lebih terpacu untuk memeliharanya. 3.3 Pencegahan Kerusakan Pesisir
karena di beberapa daerah di provinsi
lain buah ini sudah dikonsumsi sejak Untuk pencegahan kerusakan
lama dengan pengolahan yang masih ekosistim pesisir , maka dalam
tradisional. Pemanfaatan buah implementasipenanaman mangrove di
mangrove jenis lindur yang Kawasan Pesisir perlu mempehatikan
nantinyaTepung buah lindur merupakan zonasi penanaman mangrove. Zonasi ini
tepung yang berasal dari buah lindur penting untuk optimasi pengelolaan
(Bruguiera gymnorrizha) (Desy et al., pesisir, laut dan pulau- pulau kecil
2014). dalam keseimbangan antara
pemanfaatan dan pelestarian dalam
Secara alami buah lindur ini suatu rentang karakteristik lingkungan
memberikan warna kecoklatan. Bisa hayati dan non hayati yang relatif solid
dibentuk menjadi adonan yang kalis dan per zona, dan guna kepastian wewenang
mempunyai kandungan amilosa hampir dan penanganan urusan, serta kerja
sama dengan beras yaitu sekitar 17% sama lintas sektoral dan lintas spasial.
(Sabana, 2014). Yang diproses Oleh sebab itu perencanaan zonasi
sedemikian rupa sehingga menjadi merupakan acuan dasar dalam
tepung Pengolahan tepung buah lindur pengelolaan pesisir. Zona penanaman
menjadi kue kering, dilatar belakangi ekologi mangrove dalam rangka
mencegah kerusakan lahan dan (avicenia) yang jatuh ke tambak akan
lingkungan pesisir secara rinci menurut diurai oleh mikroba dan dijadikan pakan
(Muharam, 2014) dapat dibagi menjadi organik yang sangat baik untuk udang
4 (empat) zona yang dibedakan menurut dan ikan. Adapun pola penanaman
jenis mangrove yang ditanam di mangrove pada kawasan ini dapat
antarannya : dilakukan pada tanggul dalam atau 20%
pada kawasan tambak atau pada lahan
1) Kawasan sabuk hijau (green belt) : tandon.
Pada kawasan green belt diperlukan 4) Kawasan perbatasan tambak dan
penanaman mangrove jenis api-api Sawah
(avicenia) hal ini dikarenakan api-api Kawasan perbatasan tambak dan
dapat digolongkan pada pohon perintis Sawah; Untuk mencegah (intrusi)
yang dapat tumbuh baik pada kawasan merembesnya air laut pada lahan
pantai, pembuatan green belt ini dapat pertanian padi, maka diperlukan
dikategorikan ‘segera’ dengan penanaman mangrove jenis tanjang
mempertimbangkan lokasi, laju abrasi, (Bruguiera gymnorhiza). Jenis ini
dan diutamakan untuk pencegahan laju mampu hidup dan tumbuh dengan baik
abrasi. pada tanah yang lempung dan sedikit
2) Kawasan Alur Sungai: Kawasan alur pejal. Pohon mangrove juga dapat
sungai maupun muara sungai perlu menyerap dan mengurangi salinitas air
ditanami mangrove jenis rhizophora, sehingga sangat baik sebagai pohon
smengingat perakaran mangrove jenis pembatas kawasan tambak dan sawah,
ini dapat mencegah erosi tanggul adapun ketebalan ekologi mangrove
sungai, dan juga baik untuk menyaring pada kawasan ini disesuaikan dengan
air yang akan masuk pada kawasan kondisi lahan yang ada.
tambak budidaya. Karena model
perakaran mangrove jenis rhizophora ini 3.3.1 Peranan Mangrov di Kawasan
sangat khas, sehingga walaupun Pesisir Pantai
ditanam pada sepanjang alur sungai,
sungai tidak akan cepat mengalami Ekologi mangrove adalah tipe ekolo
pendangkalan sepanjang gi yang khas terdapat di sepanjang
pemeliharaannya dan penanamannya pantai atau muara sungai yang
diatur dengan baik. dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Ekologi mangrove sering disebut juga
3) Kawasan Budidaya ekologi pasang surut, ekologi payau
Pada kawasan tambak budidaya atau ekologi bakau. Ekologi bakau
perlu dilakukan penanaman mangrove, sebenarnya hanya untuk jenis dari
jenis yang dapat ditanam pada kawasan marga Rhizophora sedangkan istilah
ini adalah rhizophora ataupun api-api ekologi mangrove digunakan untuk
(avicenia) hal ini sangat bermanfaat segala tumbuhan yang hidup di
bagi lingkungan budidaya, mengingat lingkungan yang khas ini. Karena di
perakaran mangrove dapat ekologi tersebut bukan hanya jenis
meningkatkan kadar oksigen pada air bakau yang ada, maka istilah ekologi
tambak yang sangat diperlukan untuk mangrove lebih popular digunakan
pertumbuhan ikan dan udang, selain itu untuk merujuk pada tipe ekologi ini.
luruhan daun mangrove jenis api-api Segala tumbuhan dalam ekologi ini
saling berinteraksi dengan yang penting dalam rantai pakan (food
lingkungannya, baik yang bersifat biotic chain).
maupun yang abiotik. Dan seluruh
sistem yang saling bergantung ini Kesuburan perairan sekitar kawasan
membentuk apa yang kita kenal sebagai mangrove kuncinya terletak pada
ekologi mangrove masukan bahan organic yang berasal
dari luruhan guguran daun ini.
Kerusakan pantai dan lahan Sementara daun mangrove segar
mangrove dikawasan pesisir merupakan pakan yang digemari
pantai menyebabkan penurunan kambing dan sapi/kerbau.Daun yang
kualitas lingkungan wilayah pesisir. gugur ke dalam air menjadi bahan
Penurunan kualitas lingkungan ini makanan bagi berbagai jenis hewan air
juga akan mempengaruhi lingkungan yang dihancurkan terlebih dahulu oleh
tambak yang berada pada wilayah kegiatan bakteri dan jamur (fungi).
pesisir tersebut (Kariada dan Irsadi, Hancuran bahan-bahan organic(detritus)
2014). Dengan demikian akan kemudian menjadi bahan makanan
mempengaruhi pula kualitas ikan penting bagi cacing, krustacea, dan
yang dipelihara di tambak tersebut hewan-hewan lain. Pada tingkat
Karena sifat lingkungannya keras, berikutnya hewan-hewan inipun
misalnya karena genangan pasang surut menjadi makanan bagi hewan-hewan
air laut, perubahan salinitas yang besar, lainnya yang lebih besar dan seterusnya.
perairan yang berlumpur tebal dan Pada ekologi hutan mangrove yang
anaerobic, maka pohonpohon mangrove cukup tebal dapat pula dikembangkan
telah beradaptasi baik secara morfologi budidaya lebah madu bakau yang
maupun fisiologi. Adaptasi tersebut khasiatnya sangat baik. (Muharam,
dapat dilihat pada bentuk sistim 2014).
perakaran yang khas mangrove.
Perakaran ini berfungsi untuk BAB IV PERATURAN DAN
membantu mangrove bernapas dan KEBIJAKAN
tegak berdiri Dilihat dari segi ekosistem
perairan, ekologi mangrove mempunyai 4.1 Peraturan Pemerintah
arti yang sangat penting. Berbagai jenis
hewan laut hidup di kawasan ini atau Kegiatan manusia, pola pemanfaatan
sangat bergantung pada eksistensi sumberdaya alam dan pola
ekologi mangrove. Perairan mangrove pembangunan dituding sebagai factor
dikenal berfungsi sebagai tempat asuhan penyebab penting yang terjadinya
(nursery ground) bagi berbagai jenis kerusakan ekosistem mangrove
hewan aquatic yang mempunyai nilai (Gumilar, 2012). Ditambah adanya
ekonomis tinggi seperti ikan, udang, tekanan dari berbagai
kepiting dan kekerangan. Peranan kepentingan,berpotensi menjadi
terpenting ekologi mangrove terhadap penyebab kerusakan tanaman mangrove
ekosistem perairan pantai adalah lewat yang menyebabkan perubahan
luruhan daunnya yang gugur berjatuhan ekosistem Sementara ekosistem
ke dalam air. Luruhan daun mangrove mangrove merupakan salah satu sumber
ini merupakan sumber bahan organic daya penting yang memiliki fungsi fisik,
biologi dan ekonomi (Ambinari et al.,
2016;Heriyanto & Subiandono, 2016; lahan kritis seperti penanaman
Qodrina et al., 2012). Hal tersebut akan mangrove (Yuliasamaya et al,. 2014).
menyebabkan kompleksitas dalam
perencanaan dan pengelolaan dan juga 4.3 Kebijakan Pemerintah
akan berdampak terhadap kebijakan
pemerintah kedepannya (Febryano et Politisasi Lingkungan telah
al,. 2015). Kebijakan pengelolaan mengakibatkan terjadinya degrdasi
lingkungan, telah di buat basarkan pada lingkungan dan marginalisasi
kerangka hukum yang telah
masyarakat local (Febryano et al.,
dicanangkan oleh pemerintah dalam
rangka untuk pemanfaatan dan 2015) Tingginya tingkat kekritisan
pengelolaan hutan mangrove. Dasar mangrove dapat disebabkan oleh
hukum perlindungan antara Undang beberapa factor diantaranya eksploitasi
undang No 24 tahun 1992, tentang yang berlebihan dalam pemanfaatan dan
Penataan Ruang; Undang-undang No 23 tidak memikirkan dampak apa yang
tahun 1997, tentang Pengelolaan akan terjadi setelah kegiatan tersebut.
Lingkungan Hidup; Undang-undang No
Eksploitasi mangrove berkaitan
5 tahun 1985, tentang Perikanan;
Undang-undang No 5 tahun 1990, dengan kebutuhan bahan baku yang
tentang Konservasi Sumberdaya Alam saat ini mangrove mulai banyak
Hayati dan ekosistemnya; Peraturan dimanfaatkan (Novriandra et al., 2015).
Pemerintah No 51 tahun 1993 Sehingga Kebijakan pengelolaan secara
(Pramudji, 2000). nasional telah diatur dalam Pasal 2
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
4.2 Pengaturan Pengelolaan dan
( Saprudin & Anwar, 2008).
pemanfaatan
BAB V PENUTUP
Hutan mangrove merupakan filter
dan juga sebagai "buffer" yang mampu KESIMPULAN
berperan dalam menekan pengaruh
bahaya perubahan lingkungan dan 1. Mangrove merupakan salah satu
memiliki peranan yang sangat penting tumbuhan yang unik. Untuk hutan
dalam melindungi wilayah pantai. mangrove didefinisikan sebagai
Untuk mengurangi Kerusakan lahan di suatu tipe hutan yang tumbuh di
pesisir, pemerintah membuat berbagai daerah pasang surut (terutama di
pihak melakukan berbagai upaya pantai yang terlindung, laguna,
penanggulangan, baik yang bersifat muara sungai) yang tergenang pada
lokal maupun nasional. Upaya-upaya saat pasang dan bebas dari genangan
tersebut dilakukan oleh pemerintah pada saat surut serta komunitas
provinsi maupun pemerintah kabupaten, tumbuhannya toleran terhadap garam
masyarakat setempat, Lembaga .
Swadaya Masyarakat (LSM), perguruan 2. Ada sekitar 189 dari 68 suku
tinggi, dan lain-lain. Upaya Mangrove di Indonesi. Dari jumlah
penanggulangan kerusakan lahan pesisir itu, 80 jenis di antaranya adalah
tersebut terdiri atas kegiatan rehabilitasi berupa pohon, 24 jenis liana, 41 jenis
herba, 41 jenis epifit, dan 3 jenis
parasite ( Muryani et al., 2016). lingkungan dan marginalisasi
Sebarannya dapat ditemukan di masyarakat. Maka tingginya tingkat
Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, kekritisan mangrove dapat
Papua, Sulawesi, Maluku dan di disebabkan oleh beberapa factor
Kepulauan Sunda Kecil. diantaranya eksploitasi yang
3. Pengelolaan mangrove sebagai batik berlebihan dalam pemanfaatan dan
juga merupakan salah satu identitas tidak memikirkan dampak apa yang
budaya masyarakat Indonesia yang akan terjadi setelah kegiatan
saat ini sedang berkembang secara tersebut. Eksploitasi mangrove
dinamis. Tidak hanya itu mangrove berkaitan dengan kebutuhan bahan
dapat diolah sebagai bahan pangan baku . Saat ini mangrove mulai
seperti Tepung Mangrove, banyak dimanfaatkan
(KruMang) atau kruouk mangrove, SehinggaSehingga Kebijakan
Bolu, Brownies (BoMang), Stick pengelolaan secara nasional perlu
(SiMang) dan lain-lain. dan telah diatur dalam Pasal 2
4. Politisasi Lingkungan telah Undang-Undang Nomor 41 Tahun
mengakibatkan terjadinya degrdasi 1999.
Daftar Pustaka

A'in C., Suryanti Dan Bambang Pemanfaatan Tumbuhan


Sulardiono (2017). Kandungan Mangrove, 5
Gizi Pada Produk Olahan
Mangrove (Krumang, Desy, P., Dewi, P., Sukerti, N. W., Ayu,
Bomang, Dan Simang) I., Hemy, P., Pendidikan, J., &
Produksi Kelompok Tani Keluarga, K. (2014).
“Ngudi Makaryo”. Jurnal Pemanfaatan Tepung Buah
Info. Issn : 0852-1816. Mangrove Jenis Lindur
( Bruguiera Gymnorrizha )
Ambinari, M., Darusman, D., Alikodra, Menjadi Kue Kering Putri
H., & Santoso, N. (2016). Salju.
Penataan Peran Para Pihak
Dalam Pengelolaan Hutan Dutton, I. M., Hidayat, K. S., &
Mangrove Di Perkotaan: Studi Gunawan, T. (2001). Sikap
Kasus Pengelolaan Hutan Dan Persepsi Masyarakat
Mangrove Di Teluk Jakarta. Mengenai Sumberdaya Pesisir
Jurnal Analisis Kebijakan Dan Laut Di Indonesia.
Kehutanan, 13 (1), 29–40. Indonesian Journal Of Coastal
And Marine Resources, 3(3),
Amrial Y, Pengelolaan Et Al. 2015. 46–52.
“Pengelolaan Ekosistem Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9
Mangrove Berbasis 781107415324.004
Silvofishery Di Kecamatan
Cibuaya, Kabupaten Karawang Fadhila, H., Saputra, S. W., &
Mangrove Ecosystem Wijayanto, D. (2015). Nilai
Managemet Based On Manfaat Ekonomi Ekosistem
Silvofishery In Cibuaya Mangrove Di Desa Kartika
District.” (Class Iv): 59–70. Jaya Kecamatan Patebon
Kabupaten Kendal Jawa
Apriadi Budi Raharja, Bambang Tengah. Management Of
Widigdo, D. S. (2014). Kajian Aquatic Resources Journal,
Potensi Kawasan Mangrove Di 4(3), 180–187. Retrieved From
Kawasan Pesisir Teluk Https://Ejournal3.Undip.Ac.Id/
Pangpang, Banyuwangi. Jurnal Index.Php/Maquares/Article/Vi
Depik, 3 (1)(April), 36–45. ew/9396
Arobaya, A. Y. S. & F. P. (2010). Potensi Febryano I.G ,Suharjito D. ,Darusman D.
Mangrove Dan Manfaatnya ,Kusmana C & Hidayat A.
Bagi Kelompok Etnik Di (2015). Aktor Dan Relasi
Papua The Potency Of
Kekuasaandalam Pengelolaan
Mangrove And Its Benefits To
The Ethnic Groups In Papua Mangrove Di Kabupaten
Pendahuluan. Biota, 13(3), Pesawaran, Provinsi Lampung,
494–500. Indonesia (Actors And Power
Relation In Mangrove
Belakang, L. (2015). Pesisir Dalam
Management In Pesawaran Kariada, N., Martuti, T., Soesilowati, E.,
Regency, Lampung Province, & Fakhrihun, M. (2017).
Indonesia. Jurnal Analisis Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir Melalui.
Kebijakan Kehutanan Vol. 12
No. 2, Agustus 2015 : 123-138 Konseptual, P., & Karminarsih, E.
(2007). Pemanfaatan
Febriyano, I., Suharjito, D., Kusmana C., Ekosistem Mangrove Bagi
Dan Hidayat A. (2015). Actor Minimasi Dampak Bencana Di
Dan Relasi Kekuasan Dalam Wilayah Pesisir The Use Of
Pengelolaan Mangrove Di Ecosytem Mangrove In
Kabupaten Pesawaran, Minimalize Disaster Impact In
Beach Area. Jmht, Xiii(3),
Provinsi Lampung Indonesia.
182–187.
Jurnal Analisis Kebijakan
Kehutanan. 12 (2), 123-128. Kurniawati, E. Dan Yulistiana. (2015).
Batik Mangrove Rungkut
Halidah, Saprudin, Dan C. A. (2008). Surabaya Eny Kurniawati
Potensi Dan Ragam Yulistiana, 04.
Pemanfaatan Mangrove Untuk
Pengelolaannya Di Sinjai Kusumo, W. M. (2011). Kawasan
Timur, Sulawesi Selatan. Konservasi Mangrove: Suatu
Jurnal Penelitian Hutan Dan Potensi Ekowisata Maulinna
Konservasi Alam, V (1), 67–78. Kusumo Wardhani, 4(1).

Heriyanto, N., & Subiandono, E. (2016). Kusmana, C. (2014). Distribution And


Peran Biomasa Mangrove Current Status Of Mangrove
Dalam Menyimpan Karbon Di Forests In Indonesia. In
Kubu Raya Kalimantan Barat. Mangrove Ecosystems Of Asia
Jurnal Analisis Kebijakan (Pp. 37-60). Springer New
Kehutanan, 13 (1), 1–12
York.
Kariada T.M. N. Dan Irsadi, A. (2014).
Peranan Mangrove Sebagai Madiama, S., Muryani, C., & Santoso, S.
Biofilter Pencemaran Air (2016). Kajian Perubahan Luas
Wilayah Tambak Bandeng Dan Pemanfaatan Serta
Tapak , Semarang ( Role Of Persepsi Masyarakat Terhadap
Mangrove As Water Pelestarian Hutan Mangrove
Pollution Biofilter In Di Kecamatan Teluk
Milkfish Pond , Tapak , Ambon Baguala. Jurnal
Semarang ) Nana Kariada T . Geoeco, 2(2), 170–183.
M.* Dan Andin Irsadi Muharam. (2014). Penanaman
Jurusan Biologi , Fakultas Mangrove Sebagai Salah Satu
Mipa , Unive, 21(2), 188–194. Upaya Rehabilitasi Lahan Dan
Lingkungan Di Kawasan
Pesisir Pantai Utara Kabupaten
Karawang, 1(1), 1–10.
Retrieved From Penyimpan_Karbon/Links/00b
File:///C:/Users/User/Downloa 7d5195 Fdb501e94000000.Pdf
ds/Jurnal Mangrove/36-73-2-
Pb.Pdf
Mutriku, K. I. X. (2013). 1 , 1 , 1 2, 10, Purwanto, A. D., Asriningrum, W.,
1–16. Winarso, G., & Parwati, E.
(2014). Analisis Sebaran Dan
Kerapatan Mangrove
Novriandra A., E.Sribudiani, R.Sulaeman Menggunakan Citra Landsat 8
(2015). Pemanfaatan Kayu Di Segara Anakan, Cilacap. In
Bakau (Rhizopora Sp.) Sebagai Proceeding Of Seminar
Pondasi Ruko Di Kecamatan Nasional Penginderaan Jauh.
Tembilahan Dankorelasinya Bogor.
Terhadap Kelestarian
Qodrina, P., Hamidy, R., & Zulkarnaini.
Hutan Mangrove Di Kabupaten
(2012). Valuasiekonomi
Indragiri Hilir. Wahana
Ekosistem Mangrove Di Desa
Forestra Jurnal Kehutanan
Teluk Pambang Kecamatan
Vol.10, No.2 Juli 2015.
Bantankabupaten Kabupaten
Gumilar, I. (2012). Partisipasi Bengkalis Provinsi Riau. Jurnal
Masayarakat Pesisir Dalam Ilmu Lingkungan , 6 (2), 1--6.
Pengolaan Ekosistem Hutan
Mangrove Berkelanjurtan Di Sabana C. (2014). Kajian Pengembangan
Indramayu. Jurnal Akuatika, Produk Makanan Olahan
Vol Iii No. 2 September 2012 Mangrove. Jurnal Ekonomi
(198-2110) Issnm 0863-2523. Dan Bisnis. Volume 14. Nomor
Pramudj (2000). Upaya Pengelolaan 01. Maret 2014.
Hutan Mangrove Dilihat Dari
Aspek Perlindungan Saragih, R. K. (2018). Analisis
Lingkungan. Oseana, Volume Komunitas Mangrove Pasca 12
Xxv, Nomor 3, 2000 : 1-8 Tahun Tsunami Di Pesisir
Aceh.
Saru, A. (2007). Kebijakan Pemanfaatan
Purnobasuki, H. (2012). Pemanfaatan Ekosistem Mangrove Terpadu
Hutan Mangrove Sebagai Berkelanjutan Di Kabupaten
Penyimpan Karbon. Buletin Barru Sulawesi Selatan, 157.
Psluniversitas Surabaya,
28(April 2012), 3–5. Retrieved Suwignyo, R. A., Munandar, M., Sarno,
From S., Ulqodry, T. Z., & Halimi, E.
Https://Www.Researchgate.Net S. (2011). Pengalaman
/Profile/Hery_Purnobasuki/Pub Pendampingan Dalam
lication/236846548pemanfaata Pengelolaan Hutan Mangrove
n_Hutan_Mangrove_Sebagai_ Pada Masyarakat
Sumber:Www.Oseanografi.Lipi.Go.Id.
(1984), Ix(4), 102–115.
Yuliasamaya, A. Darmawan, Dan R.
Waryono, T. (2008). Restorasi Ekologi Hilmanto. (2014). Perubahan
Hutan Mangrove, 1–9. Tutupan Hutan Mangrove Di
Pesisir Kabupaten Lampung
Wijaya, N. I. (2011). Pengelolaan Zona Timur. (Mangrove Forest
Pemanfaatanx Ekosistem Cover Change Along The
Mangrove Melalui Optimasi Coast Of East Lampung
Pemanfaatan Sumberdaya Regency). Jurnal Sylva Lestari.
Kepiting Bakau (Scylla Vol. 2 No. 3, September
Serrata) Di Taman Nasional 2014 (111—124).
Kutai Provinsi Kalimantan
Timur, 274.

Anda mungkin juga menyukai