Anda di halaman 1dari 9

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, PROFESIONALISME GURU

DAN MUTU PENDIDIKAN

Oleh:
Erni Agustina Suwartini
Universitas Pendidikan Indonesia
(e-mail: erni.nesia@gmail.com)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan profesionalisme
guru terhadap mutu pendidikan sekolah dasar negeri di Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan metode deskritif. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang dikembangkan
oleh peneliti. Keseluruhan data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi. Penentuan responden
menggunakan stratified random sampling yaitu pengambilan data dengan memperhatikan strata yang ada dari seluruh
populasi menjadi responden penelitian yaitu berjumlah 98 orang guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik kepala sekolah terhadap mutu pendidikan sebesar 30,9%. Ini
mengandung arti bahwa semakin baik supervisi akademik kepala sekolah maka akan semakin baik pula mutu pendidikan
(2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap mutu pendidikan sebesar 20,2%. Ini
mengandung arti bahwa semakin baik profesionalisme guru maka akan semakin baik mutu pendidikannya (3) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama antara supervisi akademik kepala sekolah dan profesionalisme guru
terhadap mutu pendidikan sekolah dasar negeri di Kabupaten Purwakarta sebesar 36,3%. Mengandung arti bahwa
semakin baik supervisi akademik kepala sekolah dan semakin baik profesionalisme guru maka semakin baik mutu
pendidikan.

Kata Kunci: Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Profesionalisme Guru, Mutu Pendidikan

ABSTRACT

The purpose of the research is to know the impact of principle’s academic supervision and teachers’ professionalism
towards the education quality of a state elementary school in Purwakarta. The research is a quantitative research using
descriptive method. The data were gathered using questionnaire instrument which was developed by the researchers. The
whole data was analysed using regression analysis. The participants were picked using stratified random sampling which
is the method of choosing participants by noticing strata that exist in the population which later on had become the
participants of the research, then the fixed participants were 98 teachers. The result of the research showed that 1) there
was positive and significant impact for the principle’s academic supervision towards education quality as much as 30.9%.
Meaning that the better the principle’s academic supervision is the better the education quality can be. 2) there was
positive and significant impact for teachers’ professionalism towards education quality as much as 20.2%. Meaning that
the better the teachers’ professionalism is the better the education quality can be. 3) there was positive and significant
impact between the principle’s academic supervision and the teachers’ professionalism toward the education quality of
the state elementary school in Purwakarta district as much as 36. 30%. Meaning that the better the principle’s academic
supervision and the teachers’ professionalism are the better education quality can be.

Key Terms: Principle’s Academic Supervision, Teachers’ Professionalism, Education Quality

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peran yang sangat sangat penting. Kepala sekolah sebagai pemegang
penting dalam membangun sumber daya manusia. kekuasaan utama di sekolah perlu memahami
Untuk itu, diperlukan sistem pendidikan yang dengan baik bagaimana manajemen supervisi dan
mampu menghasilkan manusia seutuhnya, yaitu kepemimpinan kepala sekolah, karena supervisi
sistem pendidikan yang memandang bahwa mutu dan kepemimpinan kepala sekolah merupakan dua
merupakan salah satu tujuan utamanya. hal yang saling berkaitan dan menguatkan satu
Dikarenakan pendidikan terjadi di lingkungan sama lainnya.
sekolah, maka peran kepemimpinan menjadi

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 62


Tidak dapat dipungkiri bahwa mutu sekolah mengendalikan dan menjamin mutu
pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang pembelajaran di kelas.
diharapkan, apalagi jika dibandingkan dengan Profesionalisme guru dalam proses
mutu pendidikan di negara lain. Merosotnya mutu pendidikan memiliki peran yang sangat strategis
pendidikan di Indonesia secara umum dan mutu dalam membimbing peserta didik ke arah
pendidikan di sekolah secara khusus dapat kedewasaan dan kematangan menuju kemandirian.
disebabkan oleh kurang baiknya sistem pendidikan Guru bukan hanya berperan sebagai pengajar dan
nasional dan rendahnya sumber daya manusia. menyampaikan materi pelajaran sebagai
Rendahnya sumber daya manusia Indonesia saat ini pertanggungjawaban pembelajaran, melainkan
akibat dari rendahnya mutu pendidikan di berbagai guru harus bertindak sebagai pendidik. Seperti
jenis dan jenjang pendidikan, salah satu kebijakan halnya yang dikemukakan oleh Sagala (2007, hlm.
pokok pembangunan pendidikan nasional adalah 99) bahwa dalam melaksanakan tugasnya seorang
peningkatan mutu pendidikan melalui mutu guru tidak hanya menguasai bahan ajar dan
sekolah. memiliki kemampuan teknik edukatif, tetapi harus
Mutu Pendidikan Nasional akan terukur memiliki juga kepribadian dan integritas pribadi
lewat ketercapaian segenap Standar Pendidikan yang dapat diandalkan sehingga menjadi sosok
Nasional, meliputi standar isi, proses, kompetensi panutan bagi peserta didik, keluarga, maupun
kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, masyarakat.
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan Realita dilapangan menunjukkan masih
dan penilaian pendidikan (PP RI No. 19 tahun 2005 banyak guru SD Negeri di Kabupaten Purwakarta
telah disempurnakan dengan PP RI No 32 tahun yang belum menunjukkan kompetensi
2013). Perhatian yang serius dan sungguh-sungguh profesionalismenya secara optimal, selain itu
oleh para pihak terhadap upaya pemenuhan dan dilihat dari hasil UKG SD di Kabupaten
perwujudan segenap standar tersebut akan Purwakarta tahun 2015 rata-ratanya juga masih
menentukan kualitas/mutu pendidikan. rendah, yaitu berada pada kisaran 55,19. Dimana
Salah satu cara efektif untuk meningkatkan rata-rata nilai UKG tersebut masih dibawah standar
mutu pendidikan melalui peran kepala sekolah dan yang diharapkan yaitu 70.
guru. Kepala sekolah dan guru memiliki peran Salah satu teknik supervisi yang
sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan, dilaksanakan oleh kepala sekolah yaitu supervisi
karena kepala sekolah dan guru secara langsung akademik. Fungsi supervisi akademik merupakan
berinteraksi dengan peserta didik ketika proses upaya perbaikan sebagai proses yang
belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu, berkesinambungan dan dilakukan secara terus
seorang kepala sekolah perlu membimbing, menerus. Supervisi akademik ini menjunjung
membina serta mengarahkan dengan baik para guru tinggi praktek perbaikan mutu secara
dan stafnya. berkesinambungan (continous quality
Guru dalam melaksanakan tugas improvement) sebagai salah satu prinsip dasar dan
kesehariannya di kelas merupakan pemain tunggal. manajemen terpadu ( Hadis, 2010, hlm. 34).
Dengan komitmen dan jiwa keprofesionalan yang Peranan supervisi akademik kepala
tinggi dapat membimbing dan menuntun guru sekolah dan profesionalisme guru di sekolah sangat
untuk bekerja secara profesional sesuai dengan besar, karena supervisi yang dilakukan kepala
aturan. Namun, di Indonesia sangat sulit untuk sekolah secara terus menerus dan kontinu dapat
terlalu membebaskan guru dalam membelajarkan meningkatkan mutu pembelajaran yang pada
peserta didik di kelas. Guru tersebut perlu akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan di
disupervisi oleh kepala sekolah agar dapat Indonesia. Supervisi akademik menjadi dasar atau
meningkatkan profesionalisme dan kinerja mereka landasan kegiatan pengawasan profesional, yang
dalam membelajarkan peserta didik di kelas. menjadi kajian adalah sistem pemberian bantuan
Melalui supervisi tersebut, juga diharapkan kepala yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru,

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 63


sehingga guru menjadi lebih mampu dalam Umiarso (2010) dalam bukunya
menangani tugas pokok membelajarkan peserta mengemukakan bahwa terdapat lima dimensi
didiknya. Berupa perangkat program dan prosedur mutu pendidikan sebagai berikut:
kegiatan di sekolah yang ditujukan untuk a. Bukti fisik (tangible)
memperbaiki dan meningkatkan mutu Bukti fisik berdasarkan Peraturan Pemerintah
pembelajaran yang dilakukan guru (Dadang No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Suhardan, 2010, hlm. 15). Pendidikan yang disempurnakan dengan
Kurang intensifnya pelaksanaan supervisi Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 yang
akademik disebabkan banyaknya tugas tercantum dalam Pasal 42 Bab VII Standar
administratif kepala sekolah sehingga sulit Sarana dan Prasarana Pendidikan yang berisi
meluangkan waktu untuk melakukan supervisi sebagai berikut :
akademik secara intensif. Kondisi demikian jika 1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
terus berlanjut akan memberikan iklim yang sarana yang meliputi perabot, peralatan
kurang kondusif terhadap peningkatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
profesionalisme guru dan mutu pendidikan. Begitu sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,
pentingnya peran dan fungsi guru bagi dunia serta perlengkapan lain yang diperlukan
pendidikan, maka kepala sekolah mempunyai untuk menunjang proses pembelajaran
peran sentral dalam mengelola personalia yang teratur dan berkelanjutan.
khususnya terhadap kompetensi profesional guru 2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
di sekolah, sehingga sangat penting kepala sekolah prasarana yang meliputi lahan, ruang
untuk memahami dan menerapkan kompetensi kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,
supervisi akademik dengan baik ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
Mutu Pendidikan perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
Dalam konsep yang luas, mutu pendidikan bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
mempunyai makna sebagai suatu kadar proses dan kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
hasil pendidikan secara keseluruhan yang berolahraga, tempat beribadah, tempat
ditetapkan sesuai dengan pendekatan dan kriteria bermain, tempat berkreasi, dan ruang/
tertentu. Dalam konteks pendidikan, mutu tempat lain yang diperlukan untuk
mencakup input, proses, dan output pendidikan. menunjang proses pembelajaran yang
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus teratur dan berkelanjutan.
tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya b. Keandalan (reliability)
proses (Makawimbang, 2011, hlm. 52, Juni, 2014, Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan
hlm. 12). lembaga untuk menyampaikan jasanya secara
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan benar, dapat memenuhi janjinya dan andal. Aspek
Nasional No.63 tahun 2009 tentang sistem yang harus diperhatikan pada dimensi ini adalah
penjaminan mutu pendidikan Pasal (1) ayat (1), konsistensi kinerja dan sifat dapat dipercaya
bahwa mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan c. Daya Tanggap (responsiveness)
kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Dimensi ini berkenaan dengan
Sistem Pendidikan Nasional. Kemendikbud (2014, kemampuan guru dan staf, yakni keinginan untuk
hlm. 7) mendefinisikan bahwa mutu pendidikan di membantu pseserta didik dan memberikan
sekolah dasar adalah kemampuan sekolah dalam pelayanan yang tanggap. Dalam hal ini guru dan
pengelolaan secara operasional dan efisiensi staf bersedia membantu para pelanggan pengguna
terhadap komponen-komponen yang berkaitan jasa (mahasiswa) untuk memberikan layanan
dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai maupun informasi secara cepat dan tepat.
tambah terhadap komponen tersebut menurut d. Jaminan (assurance)
norma/standar yang berlaku. Pada dimensi ini, perilaku guru dan staf
diharapkan mampu untuk menumbuhkan
kepercayaan pelanggan terhadap jasa yang

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 64


diberikan oleh lembaga pendidikan. Sebagaimana Standar nasional pendidikan yang berkaitan
yang tercantum dalam Pasal 28 Peraturan dengan prosedur dan pengorganisasian
Pemerintah No.32 Tahun 2013, yang berisi tentang pengalaman belajar untuk mencapai standar
: kompetensi lulusan. Standar proses
“Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan membudayakan dan
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, memberdayakan, demokratis dan berkeadilan,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki tidak diskriminatif, dan menjunjung HAM,
kemmapuan untuk mewujudkan tujuan nilai keagamaan, budaya, dan kemajemukan.
pendidikan nasional”. Proses pendidikan pada setiap satuan
e. Empaty (empathy) pendidikan diselenggarakan dengan
Pada dimensi ini, lembaga pendidikan memberikan keteladanan, membangun
berupaya untuk memahami masalah dan keinginan kemauan, dan mengembangkan kreativitas
dari pelanggan pengguna jasa, serta dapat dan kemandirian peserta didik sesuai dengan
memberikan pelayanan personal kepada perkembangan, kecerdasan, dan kemandirian
pelanggannya. dalam rangka pencapaian standar kompetensi
Adapun standar mutu pendidikan di lulusan.
Indonesia ditetapkan dalam suatu Standardisasi 4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Nasional dan dikenal dengan Standar Nasional Standar nasional pendidikan yang berkaitan
Pendidikan yang diatur dalam Peraturan dengan kualifikasi minimal harus dipenuhi
Pemerintah No. 32 Tahun 2013. Standar Nasional oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan.
Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang 5) Standar sarana dan prasarana
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Standar nasional pendidikan yang berkaitan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar dengan prasyarat minimal tentang fasilitas
Nasional Pendidikan yang telah menetapkan fisik yang diperlukan untuk mencapai standar
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di kompetensi lulusan.
Indonesia tersebut meliputi : 6) Standar pengelolaan
1) Standar kompetensi lulusan Standar nasional pendidikan yang berkaitan
Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dengan kemampuan minimal yang mencakup pelaporan, dan pengawasan kegiatan agar
pngetahuan, keterampilan, dan sikap yang tercapai efesiensi dan efektivitas
wajib dimiliki peserta didik untuk dapat penyelenggaraan pendidikan.
dinyatakan lulus. 7) Standar pembiayaan
2) Standar isi Standar nasional pendidikan yang berkaitan
Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan biaya untuk penyelenggaraan satuan
dengan cakupan dan kedalaman materi pendidikan.
pelajaran untuk mencapai standar kompetensi 8) Standar penilaian pendidikan
lulusan yang dituangkan kedalam kompetensi Standar nasional pendidikan yang berkaitan
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan dengan mekanisme, prosedur, dan alat
silabus pembelajaran penilain pendidikan.
3) Standar proses

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian fenomena yang diselidiki. Metode ini juga
ini adalah metode deskripitif. Metode ini bertujuan ditujukan untuk memecahkan masalah yang sedang
untuk memberikan gambaran secara sistematis, terjadi saat ini. Seperti yang diuraikan oleh
faktual, dan akurat mengenai faktor, fakta, dan Suharsaputra (2010, hlm. 42) bahwa metode
sifat-sifat serta hubungan antara fenomena- deskriptif adalah metode penelitian yang secara

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 65


sederhana menjelaskan fenomena yang ada dengan berakreditasi A di Kabupaten Purwakarta
menggunakan angka untuk mengelompokkan berjumlah 98 orang.
individu atau kelompok. Pendekatan yang Sebelum instrumen digunakan untuk
digunakan adalah pendekatan kuantitatif mencari data pada sampel yang telah ditentukan,
(Sugiyono, 2016). maka intrumen tersebut harus diujicobakan. Uji
Tujuan dari penelitian ini untuk menguji coba dilakukan pada guru sebanyak 30 orang guru
besarnya pengaruh yang ditunjukkan oleh pada populasi diluar sampel penelitian. Pengujian
koefisien korelasi antar variabel Supervisi keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
Akademik Kepala Sekolah (X1), Profesionalisme uji Validitas dan uji Reliabilitas.
Guru (X2) terhadap Mutu Pendidikan (Y) Dengan Teknik analisis data yang digunakan yaitu
objek dan lokasi penelitian adalah 34 SD Negeri analisis deskriptif, uji persyaratan dan pengujian
yang tersebar pada 17 Kecamatan di Kabupaten hipotesis. Analisis deskriptif digunakan dalam
Sumedang. Sedangkan teknik pengumpulan data penyajian data meliputi ukuran data, dan ukuran
menggunakan angket dengan skala likert. penyebaran. Penyajian data meliputi daftar
Populasi dalam penelitian ini adalah semua distribusi dan histogram. Ukuran penyebaran
guru dan kepala sekolah SD di Kabupaten berupa varians dan standar deviasi atau simpangan
Purwakarta yang berjumlah 4.897 orang. Teknik baku. Ukuran data dilakukan terlebih dahulu
sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan menghitung banyak kelas dan panjang
termasuk kedalam teknik Stratified Random kelas interval. Persyaratan uji analisis data
Sampling. Teknik ini adalah cara mengambil penelitian ini menggunakan tiga analisis, yaitu
sampel dengan memperhatikan strata (tingkatan) di normalitas, uji linieritas dan uji homogenitas.
dalam populasi. Dari penarikan sampel diperoleh Pengujian hipotesis pada penelitian ini
sampel kepala sekolah dan guru tingkat SD yang menggunakan korelasi product-moment dan
korelasi ganda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Negeri di masyarakat dan adanya pelayanan dari kesediaan
Kabupaten Purwakarta para staf untuk membantu peserta didik serta
Dalam penelitian di lapangan diperoleh memberikan pelayanan cepat tanggap kepada
hasil penelitian mutu pendidikan secara peserta didik. Dimana pelayanan kepala sekolah
keseluruhan mempunyai skor kecenderungan rata- dan guru kurang maksimal dan terlalu
rata sebesar 3,99 dan jika dikonsultasikan pada mengandalkan para staf selain guru di sekolah.
tabel WMS berada pada kategori tinggi bahkan Hasil perhitungan tentang mutu
mendekati sangat tinggi. Artinya mutu pendidikan pendidikan, dengan skor tertinggi dan kategori
SD Negeri di Kabupaten Purwakarta secara sangat tinggi yaitu dimensi daya tanggap. Artinya
prosedur sudah terpenuhi walaupun dalam aspek kemauan/kesediaan para staf untuk membantu para
keandalan harus lebih dioptimalkan lagi. Dari peserta didik dan untuk memberikan pelayanan
kelima dimensi yang diteliti yaitu bukti fisik, cepat tanggap kepada peserta didik sudah mengacu
keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati, pada standar operasional yang telah ditetapkan.
yang memiliki skor rata-rata terendah terdapat pada
dimensi keandalan yang memiliki nilai sebesar 3,9. Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar
Hal ini terjadi karena kurangnya aspek Negeri di Kabupaten Purwakarta
keandalan kepala sekolah dan guru dalam Dalam penelitian ini ditemukan
meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya, kemampuan kepala sekolah dalam melakukan
sehingga kepala sekolah dan guru hanya berfokus supervisi akademik di SD Negeri Kabupaten
pada penyediaan sarana dan prasarana sekolah, Purwakarta berada pada kategori tinggi dengan
serta pemeliharaan hubungan yang baik dengan skor kecenderungan rata-rata seluruh indikator

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 66


sebesar 4,1. Skor nilai tersebut jika dikonsultasikan Adapun tindak lanjut yang bisa dilakukan
dengan tabel 4.1 konsultasi uji rata-rata diatas, oleh kepala sekolah setelah melaksanakan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara supervisi akademik yaitu berupa pembinaan
umum gambaran variabel X1 (Supervisi Akademik terhadap guru baik itu dengan memberikan
Kepala Sekolah) pada SD Negeri di Kabupaten motivasi untuk mengikuti diklat, seminar,
Purwakarta tergolong sangat tinggi. Artinya bahwa workshop, maupun memfasilitasi dalam kegiatan
tiga dimensi supervisi akademik kepala sekolah KKG dengan mendatangkan guru berprestasi
yaitu merencanakan program kerja supervisi sebagai narasumber. Dengan begitu, diharapkan
akademik, strategi kepala sekolah dalam para guru mampu memperbaiki kinerja
melaksanakan implementasi supervisi akademik, mengajarnya sehingga akhirnya tujuan
dan melaksanakan tindak lanjut supervisi akademik pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
yang dilakukan oleh kepala sekolah di SD Negeri Pembinaan guru melalui supervisi
di Kabupaten Purwakarta secara prosedur sudah akademik yang dilakukan kepala sekolah harus
terpenuhi hanya saja memang pada pelaksanaannya fokus pada apa yang sudah menjadi tanggung
perlu adanya upaya untuk meningkatkan terutama jawab sebagai guru SD Negeri di Kabupaten
pada aspek tindak lanjut. Purwakarta. Guru harus dianggap sebagai mitra
Dari ketiga dimensi dengan tingkatan yang dapat diajak bertukar pikiran dalam
terendah yaitu dimensi tindak lanjut. Hal ini terjadi memikirkan berbagai permasalahan pendidikan di
karena banyaknya beban kerja kepala sekolah yaitu sekolah. Pola pembinaan semacam ini dapat
dalam hal manajerial kepala sekolah dan mengangkat harkat dan martabat guru karena
administrasi, sehingga kepala sekolah hanya fokus memiliki kedudukan yang sama dalam mengelola
pada merencanakan program kerja dan strategi pendidikan.
pelaksanaan supervisi akademik akademik saja. Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar
Selain itu, kurangnya pemahaman akan pentingnya memberikan dampak yang nyata bagi peningkatkan
dari supervisi akademik yang dilakukan kepala profesionalisme guru. Dampak nyata ini
sekolah mengakibatkan program tindak lanjut diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun
supervisi kurang intens dilakukan, padahal hasil stakeholders. Tindak lanjut tersebut berupa:
tindak lanjut supervisi akademik sangat diperlukan penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru
oleh guru untuk memperbaiki kinerja mengajarnya. yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat
Hal ini sesuai dengan temuan penelitian mendidik diberikan kepada guru yang belum
yang dilakukan oleh Prof. Djam’an Satori (1995) di memenuhi standar dan guru diberi kesempatan
kota Bandung terhadap sistem supervisi di sekolah untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
dasar khususnya belum berjalan secara efektif
terutama berkaitan dengan upaya pembinaan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Negeri di
profesional guru-guru. Pelaksanaan supervisi baru Kabupaten Purwakarta
terbatas pada perhatian segi fisik dan administrasi Berdasarkan hasil penelitian di SD Negeri
formal dan belum memeprhatikan secara sungguh- Kabupaten Purwakarta ini ditemukan bahwa
sungguh pada pengawasan penyelenggaraan proses profesionalisme guru berada pada kategori tinggi
belajar mengajar. dengan skor kecenderungan rata-rata seluruh
Namun, sekalipun pelaksanaan peran indikator sebesar 3,78. Skor nilai tersebut jika
supervisor akademik kurang dilaksanakan secara dikonsultasikan dengan tabel 4.1 konsultasi uji
efektif oleh kepala sekolah, akan tetapi kepala rata-rata diatas, maka dapat diambil kesimpulan
sekolah menunjukkan tingkat kepedulian yang bahwa secara umum gambaran variabel X2
cukup tinggi terhadap masalah-masalah pengajaran (Profesionalisme Guru) pada SD Negeri di
dan pendidikan, dimana kepala sekolah selalu Kabupaten Purwakarta tergolong sangat tinggi.
menyediakan waktu dan peluang untuk berdialog Artinya bahwa empat dimensi profesionalisme
serta membantu guru memahami dan memecahkan guru yaitu meningkatkan dan memelihara citra
masalah pendidikan yang dihadapi. profesi, mengejar kualitas dan cita-cita profesi,

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 67


kebanggan terhadap profesinya, serta profesional. Padahal hasil dari pengembangan
pengembangan profesional dalam memperbaiki dalam memperbaiki kualitas pengetahuan dan
kualitas pengetahuan dan keterampilan secara keterampilan ini sangat diperlukan oleh guru untuk
prosedur sudah terpenuhi hanya saja memang pada memperbaiki dan meningkatkan
pelaksanaannya perlu adanya upaya peningkatan profesionalismenya di masa yang akan datang.
terutama pada aspek pengembangan profesional Adapun yang bisa dilakukan oleh guru
dalam memperbaiki kualitas pengetahuan dan setelah melaksanakan pengembangan dalam
keterampilan. memperbaiki kualitas pengetahuan dan
Dari keempat dimensi dengan tingkatan keterampilan yaitu berupa mengikuti kegiatan
terendah yaitu berada pada dimensi pengembangan ilmiah seperti lokakarya, seminar, mengikuti
profesional dalam memperbaiki kualitas dan penataran, pendidikan lanjut, melakukan
keterampilan. Hal ini terjadi karena kurangnya penelitian dan membuat karya ilmiah, serta guru
minat guru dalam meningkatkan memasuki organisasi profesi. Dengan begitu,
profesionalismenya, sehingga guru hanya berfokus diharapkan para guru mampu memperbaiki tingkat
kepada kegiatan mengajar di kelas dan program profesionalismenya sehingga akhirnya dalam
administrasi kelasnya saja. Selain itu, kurangnya melaksanakan tugasnya dapat tercapai dengan
pemahaman guru tentang makna menjadi guru baik.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan pengembangan profesional dalam memperbaiki
Setelah melakukan analisis dan interpretasi kualitas pengembangan dan keterampilan guru-
terhadap hasil penelitian yang telah dipaparkan gurunya.
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan Mutu pendidikan SD Negeri di Kabupaten
sebagai berikut: Purwakarta berada pada kategori tinggi. Artinya
Supervisi akademik kepala sekolah SD bahwa kelima dimensi mutu pendidikan yaitu bukti
Negeri di Kabupaten Purwakarta berada pada fisik (tangible), keandalan (reliability), daya
kategori sangat tinggi. Artinya bahwa ketiga tanggap (responsiveness), jaminan (assurance),
dimensi supervisi akademik kepala sekolah yaitu dan empaty (empathy) apabila dilihat dari
merencanakan program kerja supervisi akademik, gambaran (fakta) di lapangan memang secara
strategi kepala sekolah dalam melaksanakan prosedur sudah terpenuhi, namun masih ada yang
implementasi supervisi akademik, dan perlu dioptimalkan kembali terutama pada dimensi
melaksanakan tindak lanjut supervisi akademik keandalan, karena guru harus mempunyai
yang dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri di kemampuan dalam memberikan pelayanan yang
Kabupaten Purwakarta secara prosedur sudah dijanjikan dengan segera atau cepat dan
terpenuhi, namun ada satu dimensi tindak lanjut memuaskan bagi orangtua, peserta didik, serta
supervisi akademik yang perlu dioptimalkan lagi. masyarakat.
Profesionalisme guru SD Negeri di Supervisi akademik kepala sekolah
Kabupaten Purwakarta berada pada kategori tinggi. berpengaruh secara signifikan terhadap
Artinya bahwa keempat dimensi profesionalisme profesionalisme guru SD Negeri di Kabupaten
guru yaitu meningkatkan dan memelihara citra Purwakarta. Pengaruh yang ditunjukkan supervisi
profesi, mengejar kualitas dan cita-cita profesi, akademik kepala sekolah terhadap profesionalisme
kebanggan terhadap profesinya, dan guru adalah signifikan dan tergolong tinggi. Secara
pengembangan profesional dalam memperbaiki praktis, salah satu faktor yang menyebabkan
kualitas pengetahuan dan keterampilan guru SD tingginya pengaruh supervisi akademik kepala
Negeri di Kabupaten Purwakarta sudah terpenuhi, sekolah terhadap profesionalisme guru adalah
hanya saja memang pada pelaksanaannya perlu sudah optimalnya peran kepala sekolah sebagai
adanya upaya peningkatan terutama pada aspek supervisor dan guru secara kritis selalu mencari

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 68


dan aktif memperbaiki diri untuk memperoleh hal- merencanakan program dan strategi pelaksanaan
hal yang lebih baik dalam melaksanakan tugasnya. supervisi akademik saja, tetapi harus mampu
Profesionalisme guru berpengaruh secara menindaklanjuti hasil supervisi akademik berupa
signifikan terhadap mutu pendidikan di SD Negeri pembinaan yang diberikan kepada guru yang telah
Kabupaten Purwakarta. Dilihat dari hasil penelitian disupervisinya, sehingga diharapkan akan ada
adalah signifikan dan menunjukkan pengaruh yang perubahan perilaku yang positif sebagai hasil
tinggi. Hal ini disebabkan karena guru sudah cukup pembinaan yang pada akhirnya akan meningkatkan
optimal dalam melaksanakan tugasnya terutama mutu pendidikan. Hasil supervisi perlu
dalam meningkatkan profesi melalui berbagai cara ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang
seperti penampilan, cara bicara, penggunaan nyata bagi peningkatkan profesionalisme guru.
bahasa, sikap hidup sehari-hari, dan hubungan Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan
antar pribadi. masyarakat maupun stakeholders. Tindak lanjut
Supervisi akademik kepala sekolah tersebut berupa penguatan dan penghargaan
berpengaruh secara signifikan terhadap mutu diberikan kepada guru yang telah memenuhi
pendidikan melalui profesionalisme guru di SD standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan
Negeri Kabupaten Purwakarta. Artinya kepala kepada guru yang belum memenuhi standar dan
sekolah harus lebih mengoptimalkan pembinaan guru diberi kesempatan untuk mengikuti
kepada guru sebagai bentuk dari tindak lanjut pelatihan/penataran lebih lanjut.
program supervisi akademik yang sudah dibuatnya. Guru hendaknya terus berupaya untuk
Karena supervisi akan dikatakan bermakna apabila meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pada
kepala sekolah melakukan pembinaan kepada aspek pengembangan profesional dalam
guru-guru dalam upaya meningkatkan memperbaiki kualitas pengetahuan dan
profesionalismenya terutama dalam memperbaiki keterampilannya. Salah satunya dengan mengikuti
kualitas pengetahuan dan keterampilan guru yang kegiatan ilmiah seperti lokakarya, seminar,
berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di penataran dan pendidikan lanjutan. Selain itu guru
sekolah. dapat melakukan penelitian dan membuat karya
ilmiah serta memasuki organisasi profesi.
Rekomendasi Peneliti lain diharapkan dapat
Mutu pendidikan merupakan tujuan dari mengembangkan dan memperluas penelitian
kegiatan belajar mengajar agar dapat menciptakan dengan memperdalam variabel yang sudah diteliti
peserta didik yang berkualitas. Oleh karena itu, ditambah dengan variabel lain sehingga dapat
peran dari berbagai pihak yang terlibat secara aktif memberikan informasi yang lebih komprehensif
dalam meningkatkan mutu pendidikan, salah dalam meningkatkan mutu pendidikan..
satunya adalah kepala sekolah sebagai supervisor Khususnya bagi peneliti dalam melakukan
dan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas. penelitian selanjutnya tentang supervisi akademik
Dari hasil penelitian, ada beberapa rekomendasi kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap
yang diberikan peneliti untuk meningkatkan mutu mutu pendidikan, berkenan menggunakan
pendidikan melalui profesionalisme guru adalah: pendekatan kualitatif dalam penelitiannya agar
Kepala sekolah sebagai supervisor kajian mengenai mutu pendidikan lebih mendalam
akademik dalam meningkatkan mutu pendidikan lagi.
hendaknya tidak hanya berbekal pada kemampuan

DAFTAR PUSTAKA

Hadis, Abdul dan B, Nurhayati. 2010. Manajemen Makawimbang, Jerry. 2011. Supervisi dan
Mutu Pendidikan. Alfabeta: Bandung. Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 69


Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 Tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.63
tahun 2009 Pasal (1) ayat (1).
Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sistem Pendidikan Nasional. Kemendikbud Tahun
2014.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra,U. 2010. Administrasi Pendidikan.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Umiarso, dan Imam Gojali. 2010. Manajemen
Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan.
Jogjakarta: IRCiSoD.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.2 Oktober 2017 70

Anda mungkin juga menyukai