Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel


Berbahan Baku Serat Buah Nipah

M. Saddikin1 dan Hendri Nurdin2


(1), (2)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
Corresponding author, e-mail: m_saddikin@yahoo.co.id1

Abstrak —Bahan baku industri perkayuan khususnya mebel makin lama makin sulit
diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang dibutuhkan. Upaya pengembangan yang
dilakukan yaitu memanfaatkan limbah serat buah nipah sebagai bahan baku pembuatan
papan partikel. Papan partikel merupakan papan panel kayu yang terbuat dari partikel
kayu atau bahan yang berlignoselulosa. Tumbuhan nipah merupakan tumbuhan yang
mengandung bahan lignin 27,3% dan selulosa 36,5% yang berpotensi dijadikan bahan
baku pembuatan papan partikel. Dalam penelitian ini dilakukan kajian terhadap sifat fisis
dan mekanis papan partikel berbahan baku serat buah nipah berperekat tepung tapioka.
Pembuatan papan partikel dilakukan dengan perbandingan variasi 90% : 10%, 80% :
20%, 70% : 30%, 60% : 40%, dengan memberi tekanan sebesar 100 kgf/cm2. Pengujian
papan partikel dilakukan sesuai standar JIS A 5908 (2003). Dari penelitian ini diperoleh
sifat fisis papan partikel yang memiliki nilai kerapatan rata-rata sebesar 1,15 gr/cm3 dan
nilai kadar air rata-rata sebesar 5.8 %. Sedangkan sifat mekanisnya diperoleh nilai
Modulus of Elastisitas rata-rata sebesar 21188,93 kg/cm2. Hal ini menunjukan papan
partikel yang dihasilkan memenuhi standar JIS A 5908 (2003). Dari kajian analisis
kualitas papan partikel ini dapat direkomendasikan sebagai bahan baku perabotan
furniture interior.

Kata Kunci : Serat Buah Nipah, Tepung Tapioka, Papan Partikel, Sifat Fisis, Sifat
Mekanis.

Abstract— The raw materials of the timber industry, especially furniture, are increasingly
difficult to obtain in the quantity and quality needed. The development efforts carried out are
utilizing Nipah fruit fibre waste as raw material for making particle boards. Particle boards
are wooden panel boards made of wood particles or materials that are lignocellulose. Nipah
plants are plants containing 27.3% lignin and 36.5% cellulose which has the potential to be
used as raw material for particleboard production. In this study, a study of the physical and
mechanical properties of particleboards made from Nipah fruit fibres adhered to tapioca flour
was carried out. The making of particle board is done with a ratio of 90%: 10%, 80%: 20%,
70%: 30%, 60%: 40%, by giving a pressure of 100 kg / cm2. Particle testing is carried out
according to the JIS A 5908 (2003) standard. From this study, particle physical properties
were obtained which had an average density value of 1.15 gr / cm3 and average moisture
content of 5.8%. While the mechanical properties obtained by the value of Modulus of
Elasticity an average of 21,188.93 kg / cm2. This shows that the particle board produced meets
the JIS A 5908 (2003) standard. From the analysis of the quality of particle board quality, it
can be recommended as a raw material for interior furniture.

Keywords : Nipah Fiber, Tapioca Flour, Particle Board, Physical Properties, Mechanical
Properties.

I. PENDAHULUAN dalam berbagai macam produk. Secara global


papan partikel dikembangkan sebagai
Perkembangan dan kemajuan teknologi
pengganti material logam yang banyak
saat ini begitu pesat, salah satunya teknologi
digunakan sebelum berkembangnya papan
dibidang bahan. Bahan utama yang digunakan
partikel.
dalam produk industry adalah bahan logam
Beberapa penelitian mengenai papan
dan bahan non logam. Papan partikel
partikel dalam mengembangkan papan
merupakan bahan yang banyak dilirik
partikel dari limbah. Penelitian tentang model
masyarakat dan termaksud kedalam bahan
papan komposit dimana hasil nilai kerapatan
non logam. Papan partikel banyak digunakan

1
p-ISSN: INVOTEK e-ISSN:

dari papan partikel sebesar 0,6 gr/cm2 pada pertanian menjadi bahan rekayasa papan
variasi 40:60 dengan menggunakan perekat partikel. Inovasi rekayasa papan partikel
resin. Sedangkan papan yang menggunakan dikarenakan keistimewaan sifatnya yang
perekat lem kanji diperoleh nilai kerapatan renewable atau terbarukan, sehingga dapat
0,44 gr/cm2 pada variasi 50:50 [1]. Hal ini mengurangi gangguan lingkungan hidup.
menunjukkan bahwa papan partikel yang Sebelum papan partikel berbahan baku
meggunakan perekat tapioka menghasilkan serat buah nipah diproduksi lebih lanjut
kerapatan yang rendah dibandingkan papan diperlukannya evaluasi karakteristik mutu
partikel komposit mengunakan perekat resin. papan partikel sesuai JIS A 5908-2003
Penelitian lainnya, yaitu pada variasi 1:6 standar [6]. Sebagai pengembangan bahan
papan partikel berbahan baku sabut kelapa baku mebel atau furniture dengan
menggunakan perekat lem kopal karakteristik yang menjadi rekomendasi
mendapatkan hasil yang terbaik [2]. terhadap terhadap produsen perabotan
Pengembangan studi perilaku papan partikel furniture. Tujuan penelitian ini adalah upaya
atau komposit telah dilakukan dengan pemanfaatan limbah serat buah nipah menjadi
mengkondisikan tekanan kompaksi pada papan partikel dan mengetahui karakteristik
proses pembuatannya yang dapat sifat papan partikel berbahan baku serat kulit
mempengaruhi perilaku keteguhan patah yang buah nipah berperekat tepung tapioka.
meningkat [3].
Papan partikel merupakan salah satu jenis II. METODE PENELITIAN
produk kayu atau panel kayu yang terbuat Metode penelitian yang dilakukan adalah
dari partikel-partikel kayu atau bahan-bahan jenis penelitian eksperimen. Metode
yang berlignoselulosa lainnya yang diikat penelitian eksperimen merupakan metode
dengan perekat atau bahan lainya kemudian penelitian yang digunakan untuk mencari
dikempa [4]. Berdasarkan hal tersebut salah pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
satu tumbuhan yang mengandung bahan lain dalam kondisi yang terkendalikan [7].
lignoselulosa yaitu tumbuhan nipah yang Objek penelitian yang diteliti adalah papan
mempunyai potensi untuk dijadikan bahan partikel berbahan baku serat buah nipah
baku pembuatan papan partikel. Serbuk kayu menggunakan perekat tapioca. Alat yang
atau partikel kayu memiliki sifat kimia yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin
sama dengan kayu seperti: kandungan lignin, pencacah, alat pengempa dongkrak,
selulosa, silica dan kadar abu [5]. timbangan, oven, cetakan 25 cm x 25 cm x
Tumbuhan nipah tumbuh secara alamiah, 1,2 cm, alumunium foil, parang, baskom,
yang pemanfaatan oleh masyarakat masih sedangkan bahan yang digunakan adalah serat
terbatas yang bermukim disekitar pantai buah nipah, dan perekat tepung tapioka.
untuk keperluan sehari-hari. Misalnya Papan partikel berbahan baku serat buah
pelepah untuk kayu bakar, daun untuk atap nipah dan berperekat tepung tapioka
rumah dan tulang daun nipah untuk sapu lidi. pembuatannya dilakukan dengan metode
Bagian dari tumbuhan nipah yang dijadikan proses pengempaan, lalu dipotong dengan
sebagai bahan papan partikel berupa serat standar mutu JIS A 5908-2003.
buah nipah dimana isi buah nipah tersebut Pembuatannya dilakukan dengan melakukan
sudah diambil untuk dijadikan makanan yaitu perbandingan fraksi volume antara bahan
kolang-kaling. Sehingga serat buah nipah baku utama serat buah nipah dan perekat
tersebut merupakan limbah yang dapat tepung tapioka. Perbandingan variasi partikel
dimanfaatkan kembali setelah melalui proses atau komposit mempengaruhi kekuatn papan
pengolahan. Berdasarkan hal tersebut salah partikel atau komposit [8]. Variasi spesimen
satu upaya yang dapat dilakukan untuk dibuat dengan variasi 90% : 10%, 80% : 20%,
meningkatkan nilai ekonomis limbah serat 70% : 30%, dan 60% : 40%. Langkah-
buah nipah adalah teknologi pemanfaatan langkah pembuatan papan partikel dari (1)
limbah serat buah nipah sebagai bahan sediakan bahan baku utama serat buah nipah
pembuatan papan partikel. dan perekat tepung tapioka, kemudian ukur
Proses pemanfatan serat buah nipah menurut variasi serat buah nipah dan perekat
tersebut dilakukan dengan cara tapioka sesuai dengan perbandingan variasi
pengembangan proses teknologi, sehingga yang telah ditentukan; (2) Bahan yang telah
terjadi diversifikasi pemanfaatan limbah

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel .....(M.Saddikin) 2


p-ISSN: INVOTEK e-ISSN:

disediakan dimasukkan kedalam pencetak III. Hasil


yang di lapisi menggunakan aluminium foil
Hasil pengujian perbandingan kekasaran
berukuran 25 cm × 25 cm × 1,2 cm; (3)
permukaan dari proses pembubutan bertingkat
lakukan pengempaan dingin dengan cara
menggunakan kecepatan putaran tetap dan
ditekan dengan tekanan 100kg/ cm2 ; (4) kecepatan potong tetap yaitu sebagai berikut.
setelah itu dilakukan pengempaan panas pada Penelitian yang telah dilakukan di Labor
suhu 100 0C – 120 0C selama 60 menit; (5) Pengujian Bahan Jurusan Teknik Mesin
Lembaran papan partikel yang telah Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
dilakukan pengempaan panas, dikeluarkan (FT UNP) diperoleh sifat fisis dan mekanis
dari alat pencetak dan dibiarkan sekitar 3 jam
papan partikel, Hasil pengujian Papan Partikel
agar terjadi pengerasan; (6) selanjutnya
yang telah dilakukan terhadap spesimen uji
melakukan penggondisian penjemuran selama papan partikel berbahan baku Serat Buah
satu minggu untuk mencapai distribusi kadar Nipah menggunakan perekat Tapioka seperti
air yang seragam dan melepaskan tegangan diperlihatkan pada tabel 1.
sisa dalam papan akibat pengempaan; (7)
Pemotongan contoh uji papan partikel yang Tabel 1. Hasil Pengujian Papan Partikel
telah kering dan mengeras sesuai dengan JIS
A 5908-2003. Perbandingan
Fraksi Volume

Kadar Air (%)

MoE (kg/cm2)
Papan Partikel

Kerapatan
Serat

(gr/cm3)
Tepung
Buah
Tapioka
Nipah (%)
(%)
90 10 0, 43 16,17 15854,96
80 20 0, 53 11,8 18172,62
70 30 0,61 7,71 20581,86
60 40 1,15 5,8 21188,93
Sifat fisis papan partikel berupa nilai
kerapatan. Kerapatan merupakan banyaknya
Gambar 1. Pola Pemotongan Contoh Uji massa per satuan volume. Semakin tinggi
kerapatan menyeluruh papan partikel, maka
Keterangan: kekuatan dan kekakuan papan partikel
a. Contoh uji kerapatan semakin tinggi, berpengaruh buruknya sifat
b. Contoh uji keteguhan lentur (modulus of fisis papan partikel dipengaruhi oleh
elastisitas/MoE) dan keteguhan patah kestabilan dimensi [9]. Pada gambar 2
(modulus of rupture/MOR). diperlihatkan grafik nilai rata-rata hasil
c. Contoh uji daya serap air dan pengujian kerapatan papan partikel.
pengembangan tebal.
1.5
d. Contoh uji kadar air.
Kerapatan (gr/cm3)

1.15
e. Contoh uji kuat pegang sekrup.
1
Pengujian papan partikel sifat fisis dan 0.61
0.53
sifat mekanis berdasarkan JIS A 5908-2003. 0.5
0.43
𝑚
Kerapatan : ρ =𝑉 (1)
𝐵2−𝐵1 0
Kada Air : KA = 𝐵1
𝑋 100% (2)
90 : 10 80 : 20 70 : 30 60 : 40
Modulus of Elastisitas (MoE) :
Komposisi Partikel Serat Buah Nipah
P .L3 dan tepung Tapioka
MoE = 4 .y.b . h3
(3)
Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Kerapatan

Pada gambar 2 memperlihatkan bahwa


nilai rata-rata kerapatan papan partikel yang
dihasilkan berkisar antara 0,43-1,15 gr/cm3.

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel .....(M.Saddikin) 3


p-ISSN: INVOTEK e-ISSN:

JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan 0,40- mensyaratkan 5-13%. Hasil penelitian ini
0,90 gr/cm3. Hasil penelitian ini menunjukkan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air
bahwa nilai rata-rata kerapatan papan partikel papan partikel dengan variasi 60:40, 70:30,
dengan variasi 90:10, 80:20, 70:30 yang 80:20 yang dihasilkan memenuhi JIS A 5908-
dihasilkan memenuhi JIS A 5908-2003. 2003. Pada gambar 3 nilai rata-rata minimum
Struktur fisik dan bentuk partikel bahan baku kadar air diperoleh 5,8% pada variasi 60:40,
mempengaruhi kerapatan [10]. Dari gambar 2 bahwa semakin tinggi kadar perekat semakin
nilai rata-rata maksimum kerapatan diperoleh rendah nilai kadar air yang dihasilkan,
1,15 gr/cm3 pada variasi 60:40. Nilai dikarenakan perekat yang lebih banyak
kerapatan papan partikel cenderung mampu menghasilkan ikatan atau perekatan
meningkat seiring dengan bertambahnya antara partikel sehingga menutup rongga atau
jumlah perekat yang digunakan, hal ini pori pada papan partikel tersebut. Hal ini
sependapat dengan, menyatakan bahwa terjadi karena perlakuan kempa panas yang
semakin banyak kadar perekat yang dilakukan pada saat proses pengempaan [14].
digunakan maka semakin tinggi kerapatan Dari hasil evaluasi kualitas papan partikel
papan partikel tersebut [11]. Dari hasil 60:40 sangat tepat pula untuk dijadikan bahan
evaluasi kualitas papan partikel 60:40 sangat baku perabotan furniture interior.
tepat pula untuk dijadikan bahan baku Sedangkan Sifat Mekanis Papan Partikel
perabotan furniture interior yaitu perbotan berupa Keteguhan Lentur (Modulus of
yang tidak terkena air atau ditempat yang Elastisitas/MoE). Keteguhan lentur Modulus
lembab, dikarenakan tingginya nilai kerapatan of Elastisitas (MoE) merupakan ukuran
papan partikel tersebut maka tinggi pula ketahanan papan partikel dalam
kekuatannya. mempertahankan perubahan bentuk akibat
Sifat fisis papan partikel berupa kadar air. adanya beban dan berhubungan langsung
Kadar air merupakan banyaknya kandungan dengan papan partikel. Semakin tinggi nilai
air yang terdapat di dalam papan partikel MoE, maka semakin elastis. Data hasil
dalam keadaan kesetimbangan dengan pengujian Modulus of Elastisitas (MoE)
lingkungan di sekitarnya. Kadar air yang papan partikel disajikan dalam bentuk grafik
tinggi disebabkan oleh sifat papan partikel (Gambar 4).
yaitu higroskopis karena mengandung lignin 25000 20581.8621188.93
Modulus Elastisitas

dan selulosa. Bahan lignin dan selulosa sangat


20000 15854.9618172.62
mudah menyerap dan melepaskan air [12].
(kg/cm2)

15000
Pada gambar 3 diperlihatkan grafik hasil
pengujian kadar air papan partikel. 10000

20 5000
16.17
0
Kadar Air (%)

15 11.8 90 : 10 80 : 20 70 : 30 60 : 40
10 7.71
5.8 Komposisi Partikel Serat Buah Nipah
5 dan tepung Tapioka

0
90 : 10 80 : 20 70 : 30 60 : 40 Gambar 4. Grafik Modulus of Elastisitas
(MoE)
Komposisi Partikel Serat Buah Nipah
dan tepung Tapioka
Pada gambar 4 memperlihatkan bahwa
nilai rata-rata Modulus of Elastisitas (MoE)
Gambar 3. Grafik Kadar Air papan partikel berkisar antara 15854,96–
21188,93 kg/cm2. JIS A 5908-2003 yang
Pada gambar 3 memperlihatkan bahwa mensyaratkan nilai MoE papan partikel
nilai rata-rata kadar air papan partikel berkisar minimal 20400 kg/cm². Hasil penelitian ini
antara 5,8-16,17%. Dalam kondisi tertentu menunjukkan bahwa nilai rata-rata MoE
partikel papan partikel yang memiliki sifat papan partikel variasi 70:30, 60:40 memenuhi
higroskopis, dapat menyerap dan melepaskan memenuhi standar JIS A 5908-2003. Pada
kadar air saat kondisi kelembapan udara yang gambar 4 nilai rata-rata tertinggi MoE
tinggi [13]. JIS A 5908-2003 yang diperoleh 21188,93 kg/cm2 pada variasi

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel .....(M.Saddikin) 4


p-ISSN: INVOTEK e-ISSN:

60:40, dari gambar 4 dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi kekuatan papan partikel
semakin banyak perekat yang digunakan tersebut. Semakin tinggi kerapatan
maka semakin besar nilai keteguhan lentur menyeluruh papan partikel, maka semakin
(MoE) papan partikel. Papan partikel dengan tinggi kekuatannya, hal ini sependapat dengan
kerapatan yang tinggi, maka nilai MoE atau [19].Tetapi sifat-sifat papan partikel seperti
Keterguahn Lentur cenderung tinggi [15]. kestabilan dimensi mungkin berpengaruh
Dari hasil evaluasi kualitas papan partikel jelek oleh kerapatan [20]. Sedangkan nilai
variasi 60:40 sangat tepat dijadikan bahan rata-rata kadar air diperoleh nilai minimal
baku perabotan furniture interior. Sehingga 5,8%, pada variasi 60% serat buah nipah dan
papan partikel berbahan baku serat buah 40% perekat tapioka. Dari tabel 1
nipah menggunakan perekat tapioka dapat dperlihatkan bahwa semakin banyak perekat
direkomendasikan untuk dijadikannya bahan yang digunakan semakin kecil nilai rata-rata
baku perbotan furniture interior. kadar air papan partikel tersebut. Sehingga
kemampuan papan partikel yang dibuat
IV. PEMBAHASAN dengan menggunakan perekat tapioka
Berdasarkan hasil pengujian papan partikel dipengaruhi oleh variasi perekat yang
(tabel 1), terlihat nilai rata-rata sifat fisis dan digunakan. Bila ditinjau dari hasil yang
mekanis papan partikel yaitu kerapatan, kadar diperoleh pada variasi 60% serat buah nipah
air dan keteguhan lentur (modulus of dan 40% perekat tapioka berdasarkan JIS A
elastisitas). Pada tabel 1 menunjukkan bahwa 5908-2003. maka sudah memenuhi JIS A
nilai rata-rata kerapatan papan partikel dari 5908-2003. Dari hasil evaluasi kualitas papan
berbagai variasi yang dihasilkan. Hasil rata- partikel variasi 60 % serat buah nipah dan 40
rata nilai kerapatan diperoleh nilai maksimum % perekat tapioka bisa dijadikan sebagai
1,15 gr/cm3 pada variasi 60% serat buah bahan baku perabotan (furniture interior)
nipah dan 40% perekat tapioka, dibandingkan yaitu perabotan yang tidak terkena air atau
dengan variasi lainnya, dari hasil pengujian berada ditempat yang lembab. Sehingga
ini dinyatakan bahwa karakteristik kerapatan papan partikel berbahan baku serat buah
dipengaruhi oleh variasi jumlah perekat yang nipah menggunakan perekat tapioka dapat
digunakan pada pembuatan papan partikel. direkomendasikan sebagai bahan baku
Peningkatan sifat fisis kerapatan memiliki perabotan (furniture interior).
hubungan linier dengan keteguhan lentur atau
V. KESIMPULAN
modulus of elastisitas [16].
Berdasarkan nilai kerapatan papan partikel Berdasarkan pengujian dan penelitian yang
yang dihasilkan termaksud katergori dilakukan terhadap papan partikel berbahan
berkerapatan tinggi (high density baku serat buah nipah menggunakan perekat
particleboard), yaitu papan partikel tapioka memperoleh hasil yang dapat
mempunyai nilai kerapatan diatas 0,8 gr/cm2 disimpulkan bahwa mereka bisa
[17]. Hal ini menunjukan adanya ikatan yang memanfaatkan serat buah nipah sebagai
cukup baik antara bahan baku utama serat bahan baku pembuatan papan partikel dengan
buah nipah dengan perekat tapioka, dan juga perekat tapioka. Pembuatan papan partikel
dipengaruhi proses kempa yang diberikan berbahan baku serat buah nipah dilakukan
pada proses pembuatan papan partikel dengan system kompresi manual, kemudian
tersebut. JIS A 5908-2003 mensyaratkan nilai melakukan pengujian fisis dan mekanis dan
kerapatan 0,4 – 0,9 gr/cm2. Demikian juga mendapatkan nilai nilai Kerapatan 1,15
dengan karakteristik nilai modulus of gr/cm2, Kadar Air 5,8%, dan Modulus of
elastisitas (MoE) atau keteguhan lentur pada Elastisitas (MoE) 21188,93 kg/cm2. Dari
variasi 60% serat buah nipah 40% perekat pembuatan dan pengujian papan partikel ini,
tapioka diperoleh nilai maksimun sbesar dapat dinyatakan bahwa faktor-faktor yang
21188,93 kg/cm2. Kekuatan papan partikel mempengaruhi kekuatan papan partikel
dan komposit berpengaruh terhadp termasuk variasi campuran, bahan baku
perbandingan fraksi volume yang terkandung partikel, perekat, dan proses penempaan. Dari
didalam papan partikel atau komposit [18]. data yang di peroleh dari pengujian papan
Pada penelitian ini dinyatakan bahwa partikel serat buah nipah berperekat tepung
semakin banyak perekat yang digunakan tapioka dan dibandingan dengan standar

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel .....(M.Saddikin) 5


p-ISSN: INVOTEK e-ISSN:

mutu, maka bahan baku serat buah nipah [11] Sirait, M. S., Setyawati, D.,
berperekat tepung tapioka sudah bisa Rahmaniah, D. 2012. SifatSifat Papan
direkomendasiakan sebagai bahan baku Komposit dari Sabut Kelapa, Limbah
pembuatan papan partikel. Plastik dan Perekat Urea Formaldehida.
Universitas Tanjungpura. Pontianak.
DAFTAR PUSTAKA
[12] Haygreen, J. G., Bowyer, J. L. 1996.
[1] Nurdin, H, Purwantono, dan Nasrul Hasil Hutan dan Ilmu Kayu
Rivai. “Pengaruh Perekat Terhadap (terjemahan Sujipto, A. H).Gajah Mada
Kerapatan Papan Komposit Berbahan University Press.Yogyakarta.
Baku Ampas Tebu”. Prosiding PB31
[13] Nuryaman, A., Iwan, R., dan Pamona,
ISBN, pp.8-13. 2014.
S.N. (2009). Sifat Fisik Mekanik Papan
[2] Sudarsono, Toto Rusianto, dan Yogi Partikel dari Limbah Pemanenan Kayu.
Suryadi. (2010). Pembuatan Papan Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan.
Partikel Berbahan Baku Sabut Kelapa 2(2): 57 – 63
Dengan Bahan Pengikat Alami (Lem
[14] Massijaya, Y.M., Hadi, Y.S.,
Kopal). Jurnal Teknologi, Volume 3
Tambunan, B. & I. Sunarni. 1999.
Nomor 1, pp. 22-23.
Studi pembuatan papan patikel dari
[3] Nurdin, H, Hasanuddin, dan Irzal. limbah kayu dan plastic polistirena.
“Analysis Of Behavior Deflection Jurnal Teknologi Hasil Hutan Vol 12
Composite Particle Board Cane (2).
Baggase Using Adhesive Tapioca”.
[15] Massijaya, Y. M. 2007. Industri
ICOMSET ISBN, pp.448-451. 2015.
Pengolahan Kayu Indonesia Ditinjau
[4] Maloney, T.M. Modern Particleboard dari Sudut Ketersediaan Upaya
dan Dry-Process Fiberboard Penyelamatan Bahan Baku. Makalah.
Manufacturing. San Francisco: Miller Departemen Hasil Hutan Fakultas
Freeman, Inc. 1997. Kehutanan IPB Bogor.
[5] Departemen Kehutanan. (2004). Atlas [16] Rudi.S. and Andriati A.H., (2012).
Kayu Indonesia Jilid III. Pusat Utilization of Eucalyptus Oil Refineries
Penelitian dan Pengembangan Waste for Cement Particle Board.
Teknologi Hasil Hutan. Badan International Journal of Sustainable
Penelitian dan Pengembangan Construction Engineering and
Kehutanan. Bogor. Technology. 3(2) : 2 – 10
[6] JIS A 5908, Particles Boards, Japanese [17] Maloney, T.M. Modern Particleboard
Standard Association, 2003. dan Dry-Process Fiberboard
[7] Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Manufacturing. San Francisco: Miller
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Freeman, Inc.1997.
Bandung: Alfabeta. [18] Nurdin, H., Pengaruh Penggunaan Jenis
[8] Nurdin, H, Purwantono. Pengaruh Jenis Serat Pada Komposit Polimer Terhadap
Serat Pada Komposit Polimer Terhadap Kekuatan Tarik. Zona Teknik. Vol. 3.
Kekuatan Tarik. Jurnal SAINTIKA No. 2. pp. 143-150, 2008.
ISSN, Vol. 10. No. 1. 2010. [19] Haygreen, J. G., Bowyer, J. L. 1996.
[9] Bowyer J.L., Shmulsky, R., & Hasil Hutan dan Ilmu Kayu
Haygreen, J.G. 2003. Forest Products (terjemahan Sujipto, A. H).Gajah Mada
and Wood Science An Introduction 4th University Press.Yogyakarta.
Edition. IOWA State Press A [20] Bowyer J.L., Shmulsky, R., &
Blackwell Publ, USA. Haygreen, J.G. Forest Product and
[10] Abdurachman dan Nurwati, H. (2011). Wood Science An Introduction 4th
Sifat Papan Partikel dari Kulit Kayu Edition. IOWA State Press A
Manis. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Blackwell, USA. 2003
29(2):128-141

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel .....(M.Saddikin) 6


p-ISSN: INVOTEK e-ISSN:

Biodata Penulis
M. Saddikin, lahir di Kota Batam, Provinsi
Kepulauan Riau, Indonesia, 20 Mei 1996.
Riwayat pendidikan: SDN 009 Batam, SMPN
4 Batam, SMKN 1 Batam, dan sejak tahun
2015, menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Padang. Pada tahun 2015/2019 aktif sebagai
anggota Organisasi Forum Mahasiwa Islam
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
(FORMIS FT UNP), dan ditahun 2016/2017
aktif sebagai anggota pada Organisasi Pusat
Pengembangan Ilmiah dan Penelitian
Mahasiswa Universitas Negeri Padang
(PPIPM UNP). Motto hidup “SEMANGAT”.

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel .....(M.Saddikin) 7

Anda mungkin juga menyukai