Anda di halaman 1dari 90

Pengertian Sejarah

1. Menurut Istilah
a. Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa
lampau; masa lampau umat Manusia.
b. Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh) yang berarti pohon
dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca silsilah raja-raja akan tampak
pohon dari yang terkecil sampai berkembang menjadi besar, maka hal tersebut
sejarah diartikan sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa
pemerintahan keluarga raja di masa lampau.
c. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang berarti belajar.
Sehingga arti sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa,
kejadian yang terjadi di masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
d. Dalam bahasa Jerman, kata sejarha disebut dengan geschichte yang berarti sesuatu
yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa lampau kehidupan umat
Manusia.

2. Pengertian Sejarah Menurut Bahasa


Pengertian sejarah menurut bahasa terbagi dua yaitu pengertian sejarah dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, pengertian sejarah adalah kejadian atau
peristiwa. Sedangkan pengertian sejarah dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia
yang memiliki akar dalam realisasi diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani.
Dalam bahasa Indonesia, sejarah memiliki 3 arti yaitu sejarah adalah silsilah atau asal usul,
sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau dan
sejarah adalah ilmu pengetahuan dan cerita.

3. Pengertian Sejarah Menurut Para ahli


a. R.Mohammad Ali: Pengertian sejarah menurut R.Mohammad Ali adalah
keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadia atau
ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa
lampau.
b. Ibnu Khaldun: Menurut Ibnu Khaldun yang mendefinisikan sejarah sebagai catatan
tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
c. Moh. Yamin, SH: Sejarah menurut Moh. Yamin, SH adalah suatu ilmu pengetahuan
yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan
dengan bahan kenyataan
d. Roeslan Abdulgani: Pengertian sejarah menurut Roeslan Abdulgani adalah ilmu yang
meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat
serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan masuks
untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan
perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang
serta arah progres di masa depan.
e. W.H.Walsh: Pengertian sejarah menurut W.H.Walsh adalah pencatatan yang berarti
dan penting bagi manusia. Catatan tersebut meliputi tindakan-tindakan dan
pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting
sehingga merupakan cerita yang berarti.
f. Patrick Gardiner: Pengertian sejarah menurut Patrick Gardiner adalah ilmu yang
mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
g. J.V.Bryce: Menurut J.V. Bryce bahwa pengertian sejarah adalah catatan dari apa
yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
h. Thomas Carlyle: Pengertian sejarah menurut Thomas Carlyle adalah peristia masa
lampau yang mempelajari biografi orang-orang yang dikenal. Mereka, adalah
penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-rang besar yang pernah
dicatat sebagai peletak dasar sejarah.

Aspek-Aspek Sejarah

Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa yang akan
datang antara lain sebagai berikut...

 Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga dalam sejarah
terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral.
 Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-generasi
penurus dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di
masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu
peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa
atau kejadian tercatat dalam sejarah.

Sumber Sejarah

Pengertian Sumber Sejarah - Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok
sejarha. Menurut Moh. Ali bahwa yang dikatakan dengan sumber sejarah adalah segala
sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak
zaman purba sampai dengan sekarang. Sedangkan pendapat Muh. Yamin bahwa sumber
sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Jenis-Jenis Sumber Sejarah - Sumber sejarah dikelompok menjadi beberapa macam
antara lain sebagai berikut...
1, Sumber Lisan, adalah sumber sejarah yang didapatkan langsung dari keterangan para
pelaku sejarah atau saksi mata peristiwa di masa lampau. Seperti seorang anggota Legiun
Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut serangna umum menceritakan
peristiwa yang dialami kepada orang lain, apa yang sudah dialami dilihat serta yang
dilakukannya merupakan penuturan lisan (sumber lisan) yang dipakai untuk bahan
penelitisan sejarah.
2. Sumber Tertulis, adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan
tertulis, catatan peristiwa terjadi di masa lamapu, seperti naskah, surat kabar, dokumen,
tambo (catatan tahunan dari cina), babad, dan rekaman
3. Sumber Benda (Artefak), adalah sumber sejarah yang didapatkan dengan peninggalan-
peninggalan yang berupa benda-benda kebudayaan. Seperti kapak, perhiasan, candi,
gerabah, manik-manik dan patung. Namun sumber sejarah tersebut belum dapat
dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu sumber-sumber sejarah memerlukan penelitian,
pengkajian, analisis, da penafsiran yang cermat oleh para ahli.
Berdasarkan dari urutannya yang menyampaikan sumber sejarah antara lain sebagai berikut...

 Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti, candi, kronik,
yang berasal di zamannya.
 Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil
para para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan kitab-kitab kuno
 Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian
ahli tanpa dengan melakukan penelitian langsung

Ruang Lingkup Sejarah

Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah sebagai ilmu
pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah, unsur sejarah, dan hubungan
sejarah dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang lingkup sejarah

a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk
gambaran baru yang sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.

 Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah yang
telah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian yang terladi atau
berlangsung di masa lalu.
 Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang disusun
menurut ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
 Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan
pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan terdapat
beberapa syarat ilmiah misalnya empiris, objektif, teori, dan kesimpulan umum
(menggeneralisasikan).
 Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi, imajinasi,
emosi dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah.

b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.

 Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti peristiwa sejarah
menjadi real.
 Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat krologis dalam
kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.
 Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran karena peristiwa
sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari akal manusia dengan lingkungan
yang ada.

c. Hubungan Sejarah dengan Ilmu

1). Persamaan Sejarah dengan Ilmu - Persamaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan
adalah berdasarkan dari pengalaman, pengamatan dan penyerapan. Sama-sama memiliki
dasar teori dan metode.
2). Perbedaan sejarah dengan ilmu - Perbedaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah
dapat dipahami jika sejarah terikat oleh...

 Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang harus terdapat
dalam sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh waktu karena bukan hal yang
penting dari ilmu pengetahuan
 Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig atau terjadi hanya
sekali. Sifat unik terikat oleh tempat atau spasial.
 Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah menjadi uni
dan khusus.

Ciri Manusia Pra Aksara

Dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
adalah sebagai berikut:
a. Organisasi kemasyarakatannya sudah ada,Nenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka
bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka
memilih seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai
gangguan termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian
lebih. Cara pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang
terutama di antara yang banyak.Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka
bersama.
b. Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok
sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
c. Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli
dan memelihara alam lingkungannya dan memiliki pengetahuan tentang perbintangan
(astronomi), Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah
dimanfaatkan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan
Bintang Pari (orang Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan
serta Bintang Biduk Utara untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi dan
angin musim ini telah mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau
Madagaskar, ke timur sampai di Pulau Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta
ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang. Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam
pertanian dengan memanfaatkan Bintang Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.

d. Sudah mengenal sistem persawahan. Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia
sejak zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk
mengusahakan sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali
dari sistem ladang sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian
meningkat dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan. Sistem
irigasi dalam bercocok tanam digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan cara
membuat pematang dan saluran air. Cara ini kemudian meningkat menjadi pembuatan
terasering di lereng pegunungan, serta pembuatan bendungan atau dam air yang
sederhana. Sementara itu, untuk mengerjakan sawah dibuatlah alat-alat dari logam dan
mengembangkan tanaman biji-bijian, padi, juwawut, serta tanaman kering lainnya.

e. Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan


mereka sudah berani mengarungi laut luas,mengingat kondisi geografis Indonesia yang
memiliki banyak pulau,mengharuskan untuk menggunakan perahu untuk mencapai pulau
lainya.Kemampuan berlayar bagi masyarakat ini digunakan sebagai dasar kemampuan
berdagang.Oleh karena itu, pada awal Masehi, Bangsa Indonesia sudah berlayar sampai
Pulau madagaskar, Pulau Paskah,dll.
f. Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve
dan a cire perdue.
g. .Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah
dewa.
h. Sudah memiliki sistem ekonomi barter.

Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


1. Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah
Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara itu sendiri, teori
nusantara menyatakan bahwa manusia purba menjadi nenek moyang bangsa Indonesia
berasal dari Indonesia sendiri.Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.
 Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban tidak
mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari kebudayaan
sebelumnya.
 Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja),
namun persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
 Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo
soloensis dan Homo Wajakensis.
 Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara
dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

2. Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang
menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan. Menurut
pendukung teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut:
 Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak
tua yang ada di kawasan Asia Tengah.
 Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa
Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa
penduduk di Kamboja berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai
Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari
mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke Nusantara.
3. Teori Out of Taiwan
Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan
bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah Harry Truman Simanjuntak.
Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku
di Nusantara memiliki rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan
cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun
Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain hal tersebut menurut
riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola
genetika dengan wilayah Cina.
4. Teori Out of Afrika
Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari
Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria
gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika
Serikat), manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-
200 ribu tahun lalu.Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika
melakukan migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi
tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai
Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant dan jalur kedua
melewati Laut Merah.

Ciri Kehidupan Masyarakat Zaman Pra Aksara


1. Palaeolithikum
Palaeolithikum atau jaman batu tua berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu atau
selama masa Pleistosen. Jaman batu tua ditandai dengan ciri : peralatan hidup dibuat dari
batu yang dikerjakan secara kasar dan tidak diasah, manusia hidup dengan berpindah
tempat (nomaden) serta berlangsung pada jaman dilluvium atau jaman pleistosen.
Dari jaman paleolithikum yang berlangsung selama kala pleistosen ditandai dengan adanya
bukti fosil manusia di dunia. Oleh karena itu perkembangan budaya memiliki ciri sebagai
berikut:
1) manusia masih hidup mengembara (nomaden)
2) masyarakat belum mengenal bercocok tanam
3) makanan diperoleh dari alam (food gathering)
4) alat yang dibuat masih sangat kasar.
Manusia pada jaman ini dimungkinkan telah mengenal api. Hal ini dibuktikan dengan
penemuan arkeologis di gua Choukoutien (Cina) berupa fosil kayu bekas terbakar. Gua
tersebut didiami Sinanthropus Pekinensis yang dianggap sejaman dengan Pithecanthropus
Erectus. Pada masa peralihan pleistosen ke holosen, kebudayaan paleolithikum masih
berlangsung. Dalam masa peralihan ini, kebudayaan batu tua mendapat pengaruh dengan
masuknya arus kebudayaan baru dari daratan Asia. Kebudayaan yang membawa corak baru
tersebut dinamakan kebudayaan mesolithikum atau jaman batu tengah.
2. Mesolithikum
Mesolithikum atau jaman batu tengah diperkirakan berlangsung selama 20.000 tahun yang
lalu atau selama kala Holosen. Jaman batu tengah di Indonesia ditandai dengan masuknya
migrasi manusia dari daratan Asia. Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya mulai berkembang.
Adapun ciri perkembangan budayanya meliputi :
1) kehidupan manusia mulai menetap (seminomaden)
2) mulai mengenal bercocok tanam secara sederhana
3) mulai mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat masih mirip dengan jaman batu tua, tetapi sudah lebih halus
5) manusia pendukung kebudayaannya sudah mencapai tingkat Homo sapiens.
Kehidupan yang mulai menetap agak lama yang dilakukan manusia merupakan titik awal
dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Pemilihan tempat
tinggal mereka, akan mempengaruhi corak kebudayaan yang dihasilkan manusia. Manusia
ada yang tinggal di gua di tepi sungai, tepi pantai dan ada yang masih berpindah tempat.
Jenis manusia yang hidup adalah Papua Melanesoid, misal Papua (Indonesia), Semang
(Malaysia), Aeta (Philipina), Sakai (Siak) dan Aborigin (Australia).
3. Neolithikum
Neolithikum atau jaman batu baru diperkirakan berlangsung tahun 2000 SM. Kebudayaan
batu baru merupakan bentuk budaya yang tersebar luas di kepulauan Indonesia.. Adapun
ciri perkembangan budayanya adalah :
1) kehidupan manusia sudah menetap secara mantap
2) sudah mengenal bercocok tanam dengan baik
3) sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat dari batu sudah halus dan kompleks
5) peradaban lebih maju dan dapat membuat alat rumah tangga yang lebih baik, misal
kemampuan menenun dan membuat pakaian.
Kehidupan mengembara sudah ditinggalkan, manusia mulai bercocok tanam dan beternak.
Hidup menetap didukung dengan kemampuan membuat rumah secara sederhana. Hal ini
mendorong pembentukan masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerjasama.
Pembentukan pemukiman melahirkan perkampungan atau desa yang ditopang pula
dengan pembagian kerja. Kerajinan tangan berkembang pesat. Perkembangan demikian
menjadi dasar-dasar pertama kehidupan manusia dalam konteks masyarakat seperti
sekarang ini.
4. Megalithikum
Kebudayaan megalithikum berlangsung pada jaman neolithikum dan jaman logam.
Kebudayaan yang dihasilkan berupa bangunan batu besar. Batu besar yang dibuat tidak
dikerjakan secara halus, melainkan diratakan secara kasar untuk mendapatkan bentuk yang
dibutuhkan. Kebudayaan megalithikum didasarkan pada kepercayaan bahwa yang mati
tetap ada hubungan dengan yang ditinggalkan. Masyarakat percaya bahwa yang mati akan
memberikan kesejahteraan dan kesuburan tanaman. Bangunan batu besar sebagai sarana
untuk menghormati mereka yang telah mati. Daerah penemuannya meliputi Nias, Sumatra,
Jawa, Sumbawa, Flores, dan Toraja. Kebudayaan megalithikum berawal dari masa
neolithikum, yaitu sejalan dengan telah berkembangnya budaya menetap dan kehidupan
masyarakat bercocok tanam. Namun demikian megalithikum mengalami perkembangan
pesat justru pada jaman logam. Jenis manusia yang hidup sama dengan masa neolithikum
yaitu bangsa Proto Melayu yang hidup menetap.

Teori Masuknya Agama Hindu Budha di Indonesia


a. Teori Brahmana
Van Leur merupakan tokoh utama yang melontarkan teori brahmana. Inti dari teori ini
yaitu penyebaran agama dan kebudayaan India ke Indonesia dilakukan oleh golongan
brahmana (pandita atau rohaniawan). Para brahmana ini datang ke Indonesia atas
undangan para penguasa di Indonesia..Van Leur melandasi pendapatnya dengan keyakinan
bahwa antara India dan Indonesia terjadi hubungan perdagangan. Dalam hubungan
tersebut dimungkinkan bukan hanya orang-orang India yang datang ke Indonesia,
melainkan juga sebaliknya banyak juga orang Indonesia yang datang ke India.
b. Teori Ksatria
Menurut R.C. Majundar, munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di kepulauan Indonesia
disebabkan oleh peranan kaum Ksatria atau para prajurit India. Para prajurit diduga
melarikan diri dari India dan mendirikan kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia dan Asia
Tenggara. Teori ksatria juga didukung oleh F.D.K. Bosch.Menurut F.D.K. Bosch, pada masa
lampau di India sering terjadi perang antargolongan. Para prajurit yang kalah kemudian
meninggalkan India. Rupanya para prajurit tersebut ada yang sampai ke wilayah Indonesia.
Para prajurit itulah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat
tinggalnya.
c. Teori Waisya
Teori waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang
dari India selain berdagang juga membawa adat dan kebiasaan atau budaya negaranya.N.J
Krom mengungkap adanya pernikahan antara para pedagang tersebut dan wanita
Indonesia. Pernikahan tersebut dianggap sebagai saluran penyebaran pengaruh yang
sangat penting dalam teori ini.G. Coedes berpendapat bahwa yang memotivasi para
pedagang India untuk datang ke Asia Tenggara adalah keinginan untuk memperoleh barang
tambang terutama emas dan hasil hutan.
d. Teori Sudra
Di duga peperangan yang terjadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang
buangan. Tori sudra menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa
oleh orang-orang India yang berkasta sudra. Alasannya karena mereka dianggap sebagai
orang-orang buangan dan hanya hidup sebagai budak.Oleh karena itu mereka pergi dari
India di antaranya datang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengubah kehidupannya.
Hipotesis sudra didukung oleh Von van Faber.
e. Teori Arus Balik
F.D.K. Boasch yang sebelumnya mengemukakan teori ksatria, kemudian berubah pikiran.
Hal itu dapat terjadi karena dia menemuka fakta-fakta baru. Bosch berpendapat bahwa
golongan cendekiawanlah yang membawa agama Hindu-Budha ke Indonesia. Golongan
Cendekiawan yang dimaksud adalah para pendeta atau biksu.Teori ini didukung oleh
sejarawan Van Leur. Menurut pendapat Van Leur, orang Indonesia juga berperan dalam
proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha (India). Para pedagan yang berasal
dari Indonesia datang sendiri ke India karena penasaran dengan kebudayaan India.
Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia
 Teori Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh seorang professor Snouck Hurgronje, dia berpendapat bahwa
Islam masuk ke Indonesia pada awal abad ke 13 M, yang dibawa oleh para pedagang dari
Gujarat, India. Para pedagang dari Gujarat masuk untuk berdagang ke Indonesia sembari
mengenalkan paham Islam di tengah kehidupan bermasyarakat.Namun, teori ini dibantah
oleh beberapa ahli sejarah. Mereka berpendapat, jika Islam datang dari Gujarat, maka
otomatis Islam yang berkembang di Indonesia merupakan Islam dengan paham Syiah. Hal
ini karena, di Gujarat pada waktu itu, Islam yang berkembang disana adalah Islam dengan
paham Syiah. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku di Indonesia, yang mayoritas penduduknya
menganut Islam dengan mazhab Syafi`i.
 Teori Mekkah
Menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia melalui peran langsung dari para
pedagang muslim asal Timur Tengah yang sembari berdagang, menyebarkan agama Islam
din Indonesia. Teori ini berpendapat bahwa, agama Islam masuk ke Indonesia berawal dari
abad ke 7 M.Teori ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah naskah berita asal China,
yang mengemukakan bahwa pada tahun 625 M, sudah mulai terdapat perkampungan
bangsa Arab di Sumatera tepatnya di daerah Barus.
 Teori Persia
Seorang sejarawan yang bernama P.A. Husein Hidayat mengatakan bahwa Islam masuk ke
Indoenesia berawal dari masuknya para pedagang yang berasal dari Persia pada tahun ke-7
M. Mereka singgah ke Gujarat sebelum melanjutkan perjalanan ke nusantara. Hal ini juga
diperkuat dengan terdapatnya kesamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia
(Iran).

Kehidupan Sosial, Ekonomi, Budaya Masa Hindu-Budha Islam di Indonesia


Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima budaya-
budaya baru yang berasal dari luar. Berikut beberapa pengaruh di berbagai bidang terhadap
kehidupan masyarakat Indonesia :

BIDANG
MASA PRAAKSARA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
KEHIDUPAN

Keagamaan Kepercayaan Masyarakat Indonesia secara Masyarakat Indonesia secara


masyarakat saat itu berangsur-Angsur memeluk berangsur-Angsur memeluk
adalah animisme dan Agama Hindu dan Buddha Agama Islam
dinamisme

Politik Dalam kehidupan Sistem pemerintahan Sistem pemerintahan yang


berkelompok kerajaan dikenalkan Oleh bercorak Islam, rajanya bergelar
biasanya ada seorang orang-orang India. Dalam sultan atau sunan seperti halnya
pemimpin sistem ini, kelompok- para wali. Jika rajanya
didalamnya kelompok kecil masyarakat meninggal, tidak dimakamkan di
bersatu dengan kepemilikan candi tetapi dimakamkan secara
wilayah yang luas. Kepala Islam.
suku yang terbaik dan
terkuat berhak atas Tampuk
kekuasaan kerajaan.
Kemudian, pemimpin
ditentukan secara turun-
temurun berdasarkan hak
waris sesuai dengan
Peraturan hukum kasta

Sosial Hidup berkelompok – masyarakat Indonesia Aturan kasta mulai pudar di


kelompok dimana mengenal aturan kasta, masyarakat
proses sosialisasi yaitu: Kasta Brahmana (kaum
hanya terjadi intern pendeta dan para sarjana),
dalam kelompok Kasta Ksatria (para prajurit,
masing – masing pejabat dan bangsawan),
Kasta Waisya (pedagang
petani, pemilik tanah dan
prajurit). Kasta Sudra (rakyat
jelata dan pekerja kasar).
Namun, unsur budaya
Indonesia lama masih
tampak dominan dalam
semua lapisan Masyarakat

Pendidikan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam berkembang di


pendidikan semacam asrama pesantren-pesanten Islam.
Belum mengenal merupakan salah satu bukti sebenarnya, pesantren telah
sistim pendidikan pengaruh dari kebudayaan berkembang sebelum Islam
dan segala Hindu-Buddha di Indonesia. masuk ke Indonesia. Pesantren
pengetahuan yang Lembaga pendidikan saat itu menjadi tempat
diperoleh masih tersebut mempelajari satu pendidikan dan pengajaran
berasal dari bidang saja, yaitu agama Hindu. Setelah Islam
pengalaman hidup di keagamaan. masuk, mata pelajaran dan
alam bebas proses pendidikan pesantren
berubah menjadi pendidikan
Islam.

Sastra dan Belum ada karya Pengaruh Hindu-Buddha Kosakata bahasa Arab baik lisan
Bahasa sastra yang pada bahasa adalah dikenal maupn tulisan mulai banyak
dihasilkan dan digunakannya bahasa digunakan. Hasil karya sastra
Sanskerta dan huruf Pallawa berupa hikayat, babad, suluk
oleh masyarakat Indonesia. dan syair.
Hasil sastra berupa kitab –
kitab yang ditulis oleh Mpu
Tantular, Mpu prapanca dan
lainnya.

Arsitektur Masyarakat Punden berundak Islam telah memperkenalkan


dan praaksara telah merupakan salah satu tradisi baru dalam teknologi
Kesenian mendirikan arsitektur Zaman arsitektur seperti masjid dan
bangunan – Megalitikum. Arsitektur istana. Juga diperkenalkan
bangunan yang tersebut berpadu dengan dengan seni kaligrafi.
terbuat dari batu, budaya India yang
diantaranya : Menhir, mengilhami pembuatan
dolmen, sarkofagus, bangunan candi yang disertai
punden berundak patung induk berupa arca.
dan waruga

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu Budha Islam di Indonesia

1. Agama Hindu Budha


Agama Hindu dan Budha berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara
India, Pakistan, dan Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua waktu yang berbeda (Hindu:
±1500 SM, Budha: ±500 SM), namun berkembang di Indonesia pada waktu yang hampir
bersamaan. Munculnya agama Hindu dan Budha di Indonesia berawal dari hubungan dagang
antara pusat Hindu Budha di Asia seperti China dan India dengan Nusantara. Hubungan dagang
antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang dari wilayah Hindu Budha inilah yang
menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu dan Budha lambat laun mulai
berkembang di Nusantara.
Kepulauan Nusantara yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta oleh dua
samudra (Hindia dan Pasifik), mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan
dunia kala itu. Hal ini membuat para pedagang asing dari negeri-negeri lain seperti Cina, India,
Persia, dan Arab sering singgah di kepulauan Nusantara. Para pedagang asing ini tidak hanya
berkepentingan untuk berdagang di Nusantara. Mereka juga menjalin interaksi secara sosial
budaya dengan masyarakat lokal, sehingga masuklah pengaruh-pengaruh kebudayaan mereka ke
Nusantara, termasuk pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha.
2. Agama Islam
Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri
dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang
mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si
lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama
kedudukannya dihadapan Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk
agama Islam.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut.
1. Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain
di Asia. Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia
sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang
muslim. Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan
mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang
para ulama dan mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang
datang atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam
upaya penyebaran Islam di Indonesia.
2. Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal
ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan
para pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu.
Pernikahan secara muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin
memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.
3. Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan
dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun kyai.
Para santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan mendakwahkan Islam
di kampung masing-masing.
4. Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal.
Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk
mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah
Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.

KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA

A. Latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Indonesia


Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatar belakangi peristiwa jatuhnya Konstantinopel
ke tangan Turki Usmani (1453), penemuan teknologi, dorongan untuk melanjutkan perang Salib.
Portugis dan Spanyol merupakan pelopor penjelajahan samudera untuk menemukan dunia baru
di timur. Dan portugis juga merupakan pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai
daerah penghasil rempah-rempah. Kemudian disusul Belanda dan Inggris. Tujuan mereka datang
ke timur tidak semata-mata untuk mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah,
tetapi juga mempunyai tujuan yang lain, yaitu :
a. Gold : Mencari kekayaan dan keuntungan
b. Glory : Memburu kejayaan, mencari kekuasaan
c. Gospel : Menjalankan tugas suci unyuk menyebarkan agama nasrani
B. Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia
Jalur yang dilalui oleh bangsa Barat untuk menemukan rempah-rempah adalah dengan
menggunakan jalur laut. Adapun proses kedatangan bangsa Barat ke Indonesia adalah sebagai
berikut :
a. Spanyol
Keberhasilan Columbusmenemukan benua Amerika pada pelayaran pertamanya pada
tahun 1492, mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan ke samudra timur
dan menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh
Magelhan disertai seorang kapten kapal yang bernama Sebastian del Cano. Magelhan
mengambil jalur yang telah dilalui oleh Columbus. Setelah terus berlayar Magelhan dan
rombongan mendarat di ujung selatan benua Amerika yang kemudian tempat tersebut
dinamakan Selat Magelhan. Magelhan dan rombongan mendarat di Pulau Guam pada tahun
1521. Kemudian melanjutkan penjelajahannya dan menemukan Kepulauan Massava ( Filipina )
yang kemudian menyatakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah koloni Spanyol. Karena
tindakannya itulah Magelhan dan rombongan mendapatkan perlawanan dari rakyat Mactan
dan akhirnya Magellhan terbunuh dalam peperangan .
Rombongan yang selamat dalam pertempuran tersebut melarikan diri dan kemudian oleh
del Cano dipimpin bergerak ke arah selatan dan menemukan Kepulauan Maluku.Kedatangan
bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan
Portugis.Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas
“hak monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Persaingan
tersebut sejalan dengan pertentangan antara sultan Ternate dan Sultan tidore. Sultan ternate
bersekutu dengan portugis, sedangkan sultan tidore bersekutu dengan Spanyol. Puncaknya
Portugis dan Spanyol menempuh jalan perundingan yang di laksanakan di Saragosa (Spanyol)
tahun 1529.Perundigan itu menghasilkan kesepakatan yang disebut dengan Pejanjian Saragosa
yang berisi :
1. Spanyol harus meninggalkan maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
2. Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kep Maluku.

b. Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis penasaran dan
mengutus Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi meenjelajahi samudra mencari Tanah
Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum
Vasco da Gama diperintahkan oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakukan
pelayaran yaitu Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan
menelusuri pantai barat Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak yang besar
terpaksa Bartholomeus Diaz dan rombongan mendarat di ujung Selatan Benua Afrika, yang
kemudian tempat tersebut diberi nama Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak
melanjutkan pelayaran melainkan bertolak kembali ke negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan memulai
penjelajahan mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz. Atas petunjuk dari
pelaut bangsa Moor yang telah ia sewa, setelah singgah di Tanjung Harapan ia dan rombongan
melanjutkan perjalanan dengan melalui pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk
mengarungi Samudra Hindia. Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat
di Kalikut di pantai barat India. Setelah beberapa tahun tinggal di India mereka menyadari
bahwa Ini bukan daerah penghasil rempah-rempah. Karena hal tersebut, tahun 1512, Alfonso
de Albuquerque bersama beberapa buah kapal ke Maluku. Awalnya masyarakat Maluku
menyambut baik .Pada saat itu, kesultanan Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus.
Sultan ternate itu meminta bantuan Portugis untuk mendirikan benteng di Ternate dengan
tujuan agar ternate terhindar dari kemungkinan serangan dari daerah lain. Tahun 1522 Portugis
mengabulkan pemintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint jhon. Pendirian
benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis menuntut
imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Sultan ternate
terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli pendagangan dengan Portugis.

c. Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di
Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan
Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena
Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah
antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan
samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat
buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur,
Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat
Sunda–Banten.. Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, padamulanya diterima baik
oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.Namun, karenanya
sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten.Rombongan kedua
dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dengan delapan buah kapalnya tiba di
Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang
memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri
juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten. Keberhasilan
rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda
yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-
pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi
persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden
Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan
di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche
Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya
yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama
bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
d. Inggris
Pada tahun 1586 Inggris mendatangi Indonesia yang dipimpin oleh Thomas Cavendish
dengan melewati jalur yang sama. Ratu Elisabeth memberikan sebuah hak istimewa kepada EIC
(East Indian Company) untuk mengurus segala hubungan perdagangan dengan Asia. EIC
mengirim armada untuk menuju Indonesia. EIC dapat melewati jalan Portugis tetapi gagal
untuk masukIndonesia. Sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-
kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.
Pada tahun 1811, Inggris kembali melakukan penyerangan Terhadap Belanda untuk dapat
menguasai Indonesia. Ketika melakukan penyerangan itu Gubernur Jendral Deandels tengah
dipanggil untuk kembali ke Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jendral Jan Jansen.
Penyerangan yang dilakukan Ingris dapat melupuhkan kekuasaan Belanda. sehingga belanda
menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris.
Penyerahan kekuasaan ditandai dengan di buatnya sebuah perjanjian, yang disebut
dengan "Perjanjian Tuntang" pada tanggal 18 sepember 1811, yang berisikan:
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang
jabatannya terus
d. Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab
Inggris.
Satu minggu sebelum perjanjian itu dilakukan, Raja Lord Minto yang berkedudukan di India,
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur . Sehingga Raffles memiliki
kekusaan penuh di Indonesia. Kedatangan Raffles di Indonesia mendapat sebuah penyambutan
yang hangat dari pada Raja-Raja Melayu saat itu. Raffles datang pertama kali ke Indonesia
dengan keadaan dimana rakyat menderita dengan semua perjanjianyang telah dibuat oleh
Belanda. sehingga Raffles membuat sebuah kebijakan baru meliputi:
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi
menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya sebagai
kepala pribumi secara turun-temurun. Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial
yang langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
2. Bidang Perekonomian dan Keuangan
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib
(Verplichte Leverantie)
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent).
d. Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan menjadi dibayarkan kepada
kolektor yang dibantu kepala desa tanpa melalui bupati.
3. Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan
4. Bidang Pendidikan
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan penelitian yang
menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago
c. Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama Rafflesia Arnoldi
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
Kekuasaan Inggris di Indonesia diakhiri dengan dibuatnya Convention Of London pada tahun
1814 yang berisikan:
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris.
3. Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan
kepada Belanda sebagai gantinya.
Kekusaan Inggris di Indonesia hanya berlangsung hanya sebentar, sekitah tahun 1811 -1816.

e. Jepang
Pada 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat
di Asia Timur Raya, tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan
mendarat di Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan
Banjarmasin. Pada tanggal 16 Februari 1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-
daerah di luar di kuasai ,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa
sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat
di Pulau Jawa (Teluk Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan Letjen Hitoshi
Immamura . Untuk menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah membentuk Komando
Gabungan Tentara Serikat yang di sebut ABDACOM (American British Dutch Australian
Command) yang bermarkas di Lembang .

Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa .
Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak ke
Selatan dan menguasai kota Bogor ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang.
Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan
Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang di wakili
Letjen Hitoshi Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan di Kalijati,Subang. Keinginan
Jepang menguasai Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat di
manfaatkan untuk pengembangan industri Jepang,di samping itu ,juga terdorong oleh ajaran
yang berkaitan dengan Shintoisme ,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang
kesatuan kelurga umat manusia. Ajaran tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan
Indonesia serumpun.

Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia .
Jepang di elu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang di pandang dapat membebaskan dari
kekuasaan Belanda .Tentara Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia
untuk membebaskan rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan
membantu memajukan rakyat Indonesia.

Pemerintahan jepang di Indonesia kemudian membentuk pemerintahan Militer di seluruh


kepulauan wilayah Indonesia bekas Hindia belanda itu wilayahnya di bagi menjadi 3 wilayah
Pemerintahan Militer ;

1. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 25 (Toni Shudan ) untuk Sumatera


,pusatnya di Bukit Tinggi
2. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 16 (Asamu Shudan) untuk Jawa dan
Madura ,pusatnya di Jakarta di tambah angkatan laut (Dai Ni Nankekantai)
3. Pemerintahan Militer Angkatan Laut: Armada Selatan kedua untuk daerah
Kalimantan,Sulawesi,dan Maluku,pusatnya di Makasar .

Pada bidangpembentukan organisasi baru

Organisasi militer bentukan Jepang:


1.) Heiho
Heiho merupakan organisasi militer resmi yang dibentuk pada bulan April 1945.
Anggotanya adalah para pemuda yang berusia 18 – 25 tahun. Heiho merupakan barisan
pembantu kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari ketentaraan
Jepang.
2.) PETA
PETA dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944. Anggota PETA terdiri atas orang Indonesia
yang mendapat pendidikan militer Jepang. PETA bertugas mempertahankan tanah air
Indonesia. Tokoh-tokoh PETA yang terkenal antara lain Supriyadi, Jenderal Sudirman,
Jenderal Gatot Subroto, dan Jenderal Ahmad Yani

Organisasisemimiliter bentukan Jepang


1. Seinendan (Barisan Pemuda), melatih para pemuda (14-22 tahun) agar dapat menjaga
tanah airnya sendiri
2. Fujinkai (Himpunan Wanita), memberikan latihan-latihan militer pada wanita yang
berusia minimal 15 tahun
3. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), melatih pemuda (25 -35 tahun.)membantu tugas
polisi
4. Suishintai (Barisan Pelopor), dipimpin oleh Ir. Soekarno
5. Gakukotai ( Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944
6. Jibakutai (Barisan Berani Mati).

Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting,waktu itu masih di
berlakukan pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu Seirei (Undang-undang yang di
keluarkan oleh Panglima Tentara ke 16) yang berisi ketentuan :
1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan di ambil alih oleh
panglima tentara Jepang di Jawa
2. Para penjabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda tetap di akui
kedudukannya
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui secara sah
untuk sementara waktu

Adapun pemerintahan susunan militer Jepang adalah

1. Panglima tentara (GUNSHIREKAN) , kemudian di sebut Panglima Tertinggi (SEIKO SHIKIKAN)


Sebagai pucuk pimpinan . Panglima tentara pertama di jabat oleh Letjen Hitoshi
Immamura.
2. Kepala Pemerintahan Militer (GUNSEIKAN) di Kantor Pusat di sebut GUNSEIKANBU
,terdapat 4 BU (semacam departemen) yaitu :

 Somobu (Departemen Dalam Negeri)


 Zaimubu (Departemen Keuangan)
 Sangvobu (Departemen Perusahaan,Industri dan Kerajinan tangan atau urusan
Perekonomian
 Kotsubu (Departemen Lalu Lintas)
 Shihobu (Departemen Kehakiman)

3. Koordinator Pemerintah dengan tugas memulihkan ketertiban dan keamanan atau


semacam gubernur(GUNSEIBU) ,meliputi :

 Jawa Barat : Pusatnya di Bandung


 Jawa Tengah : Pusatnya di Semarang
 Jawa Timur : Pusatnya di Surabaya

Di tambah dua daerah istimewa (kochi) yakni Yogyakarta dan Surakarta

Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer


,Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil .Pada bulan Agustus 1942 ,pemerintahan
militer berusaha meningkatkan sistem pemerintahan antara lain :

 Mengeluarkan UU No 27 tentang pemerintahan daerah


 Dimantapkan dengan UU No 28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi

Menurut UU No 28 ,pemerintah daerah tertinggi adalah shu (keresidenan) .Seluruh pulau


Jawa dan Madura kecuali Kochi Jogyakarta dan Kochi Surakarta di bagi menjadi daerah-daerah
shu (keresidenan) ,Shi (kotapraja),Ken (kabupaten),Gun (kawedanan),Son (kecamatan) dan ku
(desa/kelurahan) . Seluruh pulau Jawa dan Madura di bagi menjadi 17 shu .
PM. Koiso mengemukakan janji pemberian kemerdekaan kepada India Timur (Indonesia)
“kelak di kemudian hari” pada 7 September 1945. Hal ini disebabkan kebijakan tersebut
dikeluarkan pada saat Jepang diambang pintu kekalahan.

Peran Perjuangan Para Tokoh


1. Perjuangan Sultan Agung
2 kali Sultan Agung menyerang Belanda, namun mengalami kegagalan karena belanda
membakar gudang-gudang beras persediaan bahan makanan bagi prajurit mataram. Akibatnya
prajurit mataram kekurangan bahan makanan dan terjangkit berbagai macam penyakit.
2. Perjuangan Pattimura(Maluku)
Belanda menguras semua hasil alam yang dimiliki Kepulauan Maluku, seperti Rempah-
rempah, akibatnya rakyat hidup sengsara dan menderita. Melihat hal itu Pattimura bangkit
memimpin rakyat Maluku untuk mengusir Belanda. Pasukan Pattimura berhasil merebut
benteng Duursted pada tanggal 16 Mei 1817. Dalam peristiwa ini menewaskan Residen Van
Den Berg dan sebagai balasan atas kekalahannya ,Belanda mendatangkan bala bantuan yang
lebih banyak dan dengan senjata lengkap untuk merebut benteng itu kembali.
3. Perjuangan Untung Suropati
Perlawanan Untung Suropati dipicu oleh ketidakadilan dan penghianatan bangsa Belanda
terhadap Bangsanya. Perlawanannya dimulai tahun 1686 di Jawa Barat, kemudian diteruskan
ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
4. Perjuangan pangeran diponegoro
Dengan segala siasat, belanda berhasil menanamkan pengaruhnya di kerajaan Mataram.
Rakyat ditindas dengan beban berat seperti kerja rodi dan diberlakukannya bermacam-macam
pajak. Melihat keadaan itu Raden Mas Ontowiryo(Pangeran Diponegoro) dari kasultanan
Yogyakarta berkeinginan mengusir Belanda. Perang dimulai setelah Belanda membuat jalan
melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro. Diponegoro menggunakan siasat perang gerilya.
5. Perjuangan Tuanku Imam Bonjol
Perlawanan rakyat di wilayah Minangkabau, Sumatra Barat, terhadap Belanda dipimpin
oleh Imam Bonjol. Perlawanan yang disebut juga perang Paderi ini berkobar mulai tahun 1821
-1837. Pada awalnya, perang Paderi terjadi karena adanya perselisihan antara kaum adat dan
kaum Paderi. Peristiwa ini merupakan kesempatan baik bagi Belanda untuk merebut Sumatra
Barat, degan politik adudomba. Belanda kemudian membantu pihak yang lemah,yaitu kaum
adat,untuk menghadapi kaum Paderi.Kedua kaum itu sama-sama menyadari bahwa peristiwa
ini hanya akan menguntungkan Belanda semata. Kaum Paderi dan Adat kemudian bersatu
melakukan perlawanan terhadap belanda.

6. Perjuangan rakyat Aceh


Serangan pertama Belanda di bawah pimpinan Jenderal Kohler berhasil di patahkan oleh
pasukan rakyat Aceh yang dipimpin antara lain oleh Teuku Umar,Cut Nyak Dien, Teuku Cik Di
Tiro, Panglima Polem dan Cut Mutia.Jenderal Kohler tewas dan prajutitnya kembali ke Batavia.
Belanda menggunakan siasat kultur stelsel yang bersifat mempertahankan diri dalam benteng,
namun gagal.
ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
A. Budi Utomo
Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Karena menandai awal berdirinya
organisasi kebangsaan, tanggal itu selanjutnya dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Tokoh pendirinva adalah para mahasiswa STOVIA, seperti Soetomo, Gunawan, Cipto
Mangunkusumo, dan R.T. Ario Tirtokusumo.Pada mulanya, Budi Utomo bukan organisasi
politik. Kegiatannya terpusat pada bidang sosial dan budaya. Sejak tahun 1915, Budi Utomo
mulai bergerak di bidang politik. Pada tahun 1929, Budi Utomo masuk menjadi anggota
PPPKI (Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia).Pada tahun 1935, Budi
Utomo bergabung dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) yang dipimpin oleh Soetomo.
Penggabungan (fusi) itu membentuk organisasi baru bernama Parindra (Partai Indonesia
Raya).
1. Kongres Budi Utomo yang pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober –
5 Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang yaitu Bogor, Bandung, Yogya I,
Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Batavia.Dalam kongres Budi Utomo yang pertama
berhasil diputuskan beberapa hal berikut:
a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
b. Tidak melibatkan diri dalam politik.
c. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya
d. Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R.T.Tirtokusumo
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara
dan bangsa.

B. Sarekat Islam (SI)


Pada tahun 1909, Kyai Haji Samanhudimendirikan Sarekat Dagang Islam untuk membela
kepentingan pedagang Islam dari ancaman dan dominasi pedagang Cina, serta
meningkatkan pengamalan ajaran Islam di antara para anggota.Pada tahun 1911, Sarekat
Dagang Islam berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan nama itu diikuti dengan
perluasan tujuan, yakni melawan segala bentuk penindasan dan dominasi rasial. Tokoh SI
antara lain Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Haji Agus SaLim, Abdul Moeis, dan
Suryopranoto.
1. Kongres pertama di Surabaya(20 Januari 1913)
Dalam kongres ini diambil keputusan bahwa:
a. SI bukan partai politik dan tidak akan melawan pemerintah Hindia Belanda.
b. Surabaya ditetapkan sebagai pusat SI.
c. HOS Tjokroaminoto dipilih sebagai ketua.
2. Kongres kedua di Surakarta yang menegaskan bahwa SI hanya terbuka bagi rakyat biasa.
3. Kongresketiga di Bandung(17-24 Juni 1916)
SI bercita-cita menyatukan seluruh penduduk Indonesia sebagai suatu bangsa yang
berdaulat.
4. Kongres yang keempat di Jakarta(1917)
SI mendesak pemerintah agar membentuk Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad). SI
mencalonkan H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdul Muis sebagai wakilnya di Volksraad.

(SI) pecah menjadi dua yaitu SI Sayap Putih dan SI Sayap Merah.
1. SI sayap kanan atau SI Sayap putih
Berlandaskan nasionalisme dan keislaman. Tokohnya HOS Cokroaminoto dan H. Agus
Salim serta Surya Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2. SI sayap kiri atau SI sayap merah
Berhalauan komunis yang nantinya menjadi PKI. Tokohnya Semaun. Pusatnya di
Semarang.
C. Indische Partij
Didirikan pada tahun 1912 di kota Bandung oleh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E. Douwes
Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara yang bertujuan menumbuhkan dan
meningkatkan nasionalisme untuk memajukan tanah air yang dilandasi jiwa nasional serta
mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Dengan tujuannya itu, IP menempatkan diri sebagai organisasi politik pertama di
Indonesia. Pada tahun 1913, IP dinyatakan sebagai partai terlarang karena tulisan Suwardi
Suryaningrat berjudul Als Ik een Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda) yang secara
tajam menyindir tindakan pemerintah kolonial . Program Indische Partij:
 Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia.
 Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
 Memberantas tindakan yang membangkitkan kebencian antar-agama dan ras.
 Memperkuat pengaruh pro-Hindia (Indonesia) dalam pemerintahan kolonial.
 Menyerukan perbaikan ekonomi bangsa Indonesia
D. Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan
dengan tujuan mengembangkan ajaran agama Islam, memberantas kebiasaan yang tidak
sesuai dengan ajaran agama yang benar, dan memajukan pemahaman ilmu agama Islam di
antara para anggota.
E. Perhimpunan Indonesia
Berasal dari organisasi pelajar Indonesia bernama Indische Vereeniging. Organisasi itu
didirikan pada tahun 1908 sebagai forum komunikasi di antara pelajar Indonesia yang
merantau di luar negeri. Tokoh PI antara lain Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo,
Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan
Mangunkusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.
F. Partai Komunis Indonesia
Berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Dalam melaksanakan programnva, PKI berpegang
teguh pada kebijakan Komintern (Komunis Internasional). SI terpecah menjadi SI Merah
(julukan untuk SI prokomunis) dan SI Putih (julukan untuk SI nonkomunis). Akhirnya, aturan
disiplin SI, mengharuskan anggota SI Merah keluarr dari SI. Peristiwa pada tahun 1921 itu
menandai berdirinya PKI sebagai organisasi politik yang berdiri sendiri.
G. Partai Nasional Indonesia
Didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung di bawah pimpinan Ir. Sukarno. PNI
bertujuan mencapai Indonesia merdeka dengan usaha sendiri. Ideologi PNI disebut
Marhaenisme. Sebagai wadah persatuan politik yang ada di Indonesia pada tanggal 17
Desember 1927 diselenggarakan kongres pertama dengan tujuan agar langkah dan
perjuangan partai-partai yang ada seragam. Kongres Partai Nasional Indonesia pertama di
Surabaya( 27 – 30 Mei 1928). Kongres ini menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
3. Memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan sendiri.
Berikut program-programnya:
Bidang Politik
 Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan Indonesia.
 Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional.
 Menuntut kemerdekaan pers dan berserikat

Bidang Ekonomi Bidang Sosial


 Membentuk tata perekonomian  Memajukan pengajaran untuk rakyat
vang melibatkan rakyat kecil. kecil.
 Mengusahakan pembentukan  Meningkatkan kedudukan kaum
koperasi. wanita.
 Memperhatikan kepentingan buruh
dan tani.

H. Persatuan Bangsa Indonesia


Berawal dari Indonesische Studie Club yang didirikan oleh Dr. Sutomo di Surabaya, pada
tahun 1924. Kegiatan PBI menitikberatkan pada rakyat. Salah satu usahanya adalah
mendirikan rukun tani. Kegiatan PBI selanjutnya adalah menggalakkan koperasi,
membentuk serikat kerja, dan meningkatkan pengajaran dan pendidikan rakyat. Pada
tahun 1935, PBI dan Budi Utomo bergabung membentuk Parindra.
I. Nahdatul Ulama
Pendiri NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dari Pondok Pesantren Tebu Ireng. NU berdiri pada
tanggal 31 Januari 1926. NU bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan budaya.
Tujuan Nahdatul Ulama adalah mencerdaskan umat Islam dan menegakkan syariat agama
Islam berdasarkan Mazhab Syafi’i. Selain bergerak dalam bidang agama pendidikan, sosial,
dan budaya NU juga bergerak dalam bidang politik.
J. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Tokoh GAPI antara lain Muhammad Husni Thamrin, Amir Syarifuddin, dan Abikusno
Cokrosuyoso. Konferensi GAPI, tanggal 4 Juli 1939, menghasilkan seruan Indonesia
Berparlemen. Seruan itu tidak menuntut kemerdekaan penuh, melainkan suatu parlemen
berdasarkan sendi-sendi demokrasi. Untuk melaksanakan aksinya, GAPI mengadakan
Kongres Rakyat Indonesia, tanggal 25 Desember 1939.Keputusan penting dari kongres
tersebut antara lain :
1. penetapan bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan
2. bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan

Menjelang kedatangan Jepang, tuntutan GAPI semakin gencar melalui pembentukan


Majelis Rakyat Indonesia, yang merupakan kelanjutan Kongres Rakyat Indonesia. Namun,
tuntutan itu langsung redup setelah Jepang menguasai Indonesia.

DAMPAK PENJAJAHAN SAMPAI KEBANGKITAN NASIONAL


A. Dampak di bidang Politik
Masa penjajahan Belanda:
 Pemerintah kolonial ikut campur tangan dalam pemerintahan Kerajaan.
 Kedudukan raja terikat oleh struktur pemerintahan kolonial.
 Pemerintahan dibentuk dengan sistem sentralisasi yang pusatnya di Batavia
 Keberadaan rakyat Indonesia pada masa itu dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Situasi sebelum dijalankannya politik etis, dan
b. Situasi sesudah dijalankannya politik etis.
Situasi sebelum dijalankannya politik etis, kehidupan masyarakat terdiri atas tiga golongan,
yaitu :
 Masyarakat kalangan bawah, yaitu meliputi : kaum buruh, pedagang, petukang, dan
pekerja rendah lainnya.
 Masyarakat kalangan menengah, yaitu meliputi : petani yang memiliki tanah dan
para pegawai pemerintahan kolonial Belanda.
 Masyarakat kalangan atas, yaitu meliputi : Pemuka agama dan para Bangsawan.
Sedangkan keberadaan setelah dijalankannya politik etis, keberadaan masyarakat Indonesia
ditandai dengan adanya kalangan-kalangan pelajar.
Masa kebangkitan nasional:
 Melarang penggunaan Bahasa Belanda dan memperbolehkan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar.
 Dibentuknya badan persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu BPUPKI dan PPKI. Dengan
kemunculan badan persiapan ini, muncullah ide Pancasila.
 Mendukung semangat Anti-Belanda, sehingga secara tidak langsung Jepang ikut
mendukung semangat jiwa nasionalisme Indonesia.
 Memberi kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam pemerintahan politik.
 Dilarangnya kegiatan politik dan dibubarkannya organisasi politik yang ada.
 Dilarangnya segala jenis rapat dan kegiatan politik.

B. Dampak di bidang Ekonomi


Masa penjajahan Belanda:
1. Para pengusaha pribumi kedudukannya menjadi aparatur pemerintah kolonial, mereka
tidak lagi mendapatkan penghasilan dan upeti seperti sebelumnya
2. Nasib rakyat, terutama para petani menanggung beban yg amat berat. Petani harus
menanam tanaman yang diperintahkan pemerintah kolonial.
3. Sistem perdagangan dikuasai oleh pihakpenjajah (monopoli). Hal ini tidak memberikan
keuntunganapa pun untuk rakyat Indonesia.Sebaliknya,banyak rakyat yang hidup dalam
kemiskinan dan kelaparan.
Masa kebangkitan nasional:
 Jepang mengeksploitasi SDA dan SDM untuk kepentingan perang.
 Jepang mengambil secara paksa makanan, pakaian dan pembekalan lainnya dari rakyat
Indonesia tanpa kompensasi.
 Terjadinya inflasi dan krisis ekonomi yang sangat menyengsarakan rakyat.
 Terputusnya hubungan antar daerah akibat dari self sufficiency.
 Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang sehingga seluruh potensi SDA dan
bahan mentah lainnya digunakan untuk mendukung industri perang.
 Penerapan sanksi yang berat oleh Jepang dengan menerapkan sistem ekonomi secara
ketat.
 Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah
sendiri dan menunjang kegiatan perang).
C. Dampak di bidang Sosial
Masa penjajahan belanda:
 Diskriminasi dan intimidasi berdasarkan golongan dalam kehidupan masyarakat dan
sukubangsa. Kedudukan sosial bangsa Indonesia dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :
1. kelas satu diduduki oleh bangsa Barat
2. kelas dua oleh Timur Asing
3. kelas tiga diduduki oleh masyarakat pribumi.
 Orang Eropa (kulit putih) memiliki hak isitimewa daripada rakyat pribumi yang dibebani
oleh kewajiban dan tidak dilindungi hukum
 Tidak semua anak pribumi dapat memperoleh pendidikan
 Di bidang pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia untuk orang pribumi
Masa kebangkitan nasional:
 Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang
menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
 Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu Tonarigami atau Rukun
Tetangga (RT).
 Adanya praktik perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia yang
digunakan sebagai wanita penghibur bagi perang Jepang.
 Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.
 Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independent dan pengawasan berada di
bawah pengawasan Jepang.

D. Dampak di bidang Budaya


Dalam bidang ini, budaya Barat sangat berpengaruh dalam kehidupan rakyat Indonesia.
Kehidupan Barat sedikit demi sedikit berkembang menjadi tata kehidupan pribumi, mulai dari
cara pergaulan, gaya hidup, bahasa dan cara berpakaian. Sedangkan pada masa penjajahan
jepang Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943 di
Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas kebudayaan Indonesia.

E. Dampak pendidikan
A. Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda
Pemerintah kolonial Belanda mempunyai ambisi dan strategi sendiri ketika menerapkan
pola pendidikan modern. Pada awalnya, Pemerintah Kolonial Belanda hanya memberikan model
pendidikan pada anak bangsa yang berupa sekolah ongko loro dan ongko siji. Sekolah ini
bertujuan agar anak bangsa mendapatkan pendidikan 1 tahun dan 3 tahun saja, materi yang
diberikan berupa ketrampilan berhitung, membaca, dan menulis sederhana. Hal ini dilakukan
karena di satu sisi pemerintah Belanda ingin mendapatkan tenaga administrasi level bawah yang
bergaji rendah, di sisi lain Belanda tidak ingin memberikan sepenuhnya ilmu pengajaran dan
pengetahuan bagi anak bangsa yang status sosialnya dipandang rendah. Pemerintah Kolonial
Belanda memberikan persyaratan bagi siswa yang masuk di sekolah ongko siji dan loro. Syarat
utamanya adalah latar belakang keningratan bagi siswa-siswanya.
Namun setelah munculnya politik etis yang dimotori van Deventer dan Baron van Hoevel,
maka terjadi perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Sistem sekolah dan kurikulum
mengalami banyak perubahan. Semula jenjang pendidikan terlama di bangku sekolah dasar hanya
tiga tahun berubah menjadi 5 (lima) tahun dan 6 (enam tahun). Model sekolah ini dinamakan
schakel school dan HIS (Holland Inlandsche School). Materi pengajaran mengalami perubahan
yang cukup banyak. Tingkat kesulitan mengalami peningkatan dan tidak setiap anak bangsa bisa
menjadi siswa di sekolah iniMereka yang berasal dari kalangan rakyat biasa tetap tidak
diperbolehkan memasuki jenjang pendidikan HIS. Mereka yang berasal dari kalangan priyayi
rendah, tentu saja harus ngenger dahulu agar dapat diterima menjadi siswa sekolah ini. Bahasa
Belanda menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan belajar di sekolah ini. Pemerintah Kolonial
Belanda mendirikan pula ELS (Eropesch Lagere School) sebagai sekolah dasar untuk anak-anak
Eropa dan China Lagere School bagi anak-anak keturunan Tionghoa.
Di tingkat lanjut, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan MULO yang setingkat SMP jaman
sekarang. Kurikulum yang dipergunakan semakin lengkap. Bahasa Belanda tetap menjadi bahasa
pengantar. Selain itu diajarkan bahasa Perancis dan Inggris. Tidak setiap anak bangsa bisa
memperoleh pendidikan tingkat ini. Banyak kendala rasialis dan sosial yang menghalangi anak
bangsa untuk memperoleh kesempatan ini. Jika dibandingkan jaman sekarang lulusan MULO
sebanding kualitasnya dengan lulusan S-1 sekarang. Bagi lulusan MULO maka ia berhak
mendapatkan tempat pekerjaan di struktur kepegawaian negeri maupun militer pemerintah
Kolonial Belanda.
Pada level yang tertinggi, kebijakan Kolonial Belanda menjelang pertengahan abad ke-20
mulai mendirikan sekolah setingkat SLTA sekarang dengan sebutan AMS (Algemens Middlebars
School) dan HBS (Hoogere Bourgere School). Minimal anak bangsawan tinggi yang diperbolehkan
memasuki jenjang sekolah ini. Untuk AMS ditempuh selama 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk HBS
ditempuh 5 (lima) tahun. Siswa yang bersekolah di HBS secara sosial ia adalah pribumi yang sudah
disamakan derajatnya dengan bangsa Eropa/Belanda. Pada pendidikan tingkat ini, kualitas
menjadi sebuah ukuran mutlak. Oleh karena pola pendidikannya yang disiplin dengan kurikulum
yang jelas maka dengan sendirinya menghasilkan alumni yang disegani oleh siapa saja. Para
alumninya antara lain: Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir, Syafruddin Prawiranegara, Soetomo, Cipto
Mangunkusuma, A. Rivai, Suwardi Suryaningrat, dsb.
B. Pendidikan di Masa Kebangkitan Nasional
Didorong semangat untuk mengembangkan pengaruh dan wilayah sebagai bagian dari
rencana membentuk Asia Timur Raya yang meliputi Manchuria, Daratan China, Kepulauan
Filiphina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo China dan Rusia di bawah kepemimpinan Jepang,
negera ini mulai melakukan ekspansi militer ke berbagai negara sekitarnya tersebut. Dengan
konsep “Hakko Ichiu” (Kemakmuran Bersama Asia Raya) dan semboyan “Asia untuk Bangsa Asia”,
bangsa fasis inipun menargetkan Indonesia sebagai wilayah potensial yang akan menopang
ambisi besarnya. Dengan konteks sejarah dunia yang menuntut dukungan militer kuat, Jepang
mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan ini. Sehingga dapat
dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk
mendukung kemenangan militer dalam peperangan Pasifik. Setelah Februari 1942 menyerang
Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa Belanda menyerah
pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa kebijakan terkait
pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan.
Hal-hal tersebut antara lain:
1. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan
Bahasa Belanda;
2. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan
kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
1. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah
Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi
di masa Hindia Belanda.
2. Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama
studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
3. Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang
pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
4. Pendidikan Tinggi.
Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawali dengan menawarkan
konsep Putera Tenaga Rakyat di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan
K.H. Mas Mansur pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan setelah kegagalan the Triple
Movement yang tidak menyertakan wakil tokoh pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami nasib
serupa setahun kemudian. Pasca ini, Jepang tetap merekrut Ki Hajar Dewantoro sebagai
penasehat bidang pendidikan mereka. Upaya Jepang mengambil tenaga pribumi ini
dilatarbelakangi pengalaman kegagalan sistem pendidikan mereka di Manchuria dan China yang
menerapkan sistem Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di Indonesia mereka mencobakan
format pendidikan yang mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal. Jepang juga memandang
perlu melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian tentang maksud dan tujuan
pemerintahannya. Materi pokok dalam latihan tersebut antara lain:
1. Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu;
2. Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang;
3. Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang;
4. Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta
5. Olaharaga dan nyanyian Jepang. Sementara untuk pembinaan kesiswaan.
Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan beberapa aktivitas berikut
ini:
1. Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;
2. Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang, Tenno Heika
setiap pagi;
3. Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada cita-cita Asia
Raya;
4. Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang;
5. Melakukan latihan-latihan fisik dan militer;
6. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa Jepang menjadi
bahasa yang juga wajib diajarkan.
Setelah menguasai Indonesia, Jepang menginstruksikan ditutupnya sekolah-sekolah berbahasa
Belanda, pelarangan materi tentang Belanda dan bahasa-bahasa Eropa lainnya. Termasuk yang
harus ditutup adalah HCS, sehingga memaksa peranakan China kembali ke sekolah-sekolah
berbahasa Mandarin di bawah koordinasi Hua-Chino Tsung Hui, yang berimplikasi pada adanya
proses resinification (penyadaran dan penegasan identitas sebagai keturunan bangsa China).
Kondisi ini antara lain memaksa para guru untuk mentranslasikan buku-buku berbahasa asing
kedalam Bahasa Indonesia untuk kepentingan proses pembelajaran. Selanjutnya sekolah-sekolah
yang bertipe akademis diganti dengan sekolah-sekolah yang bertipe vokasi. Jepang juga melarang
pihak swasta mendirikan sekolah lanjutan dan untuk kepentingan kontrol, maka sekolah swasta
harus mengajukan izin ulang untuk dapat beroperasi kembali. Taman Siswa misalnya terpaksa
harus mengubah Taman Dewasa menjadi Taman Tani, sementara Taman Guru dan Taman Madya
tetap tutup. Kebijakan ini menyebabkan terjadinya kemunduran yang luar biasa bagi dunia
pendidikan dilihat dari aspek kelembagaan dan operasonalisasi pendidikan lainnya.
Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan antara lain: (1)
Mengubah Kantor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang dipimpin kaum orientalis
menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim Asy’ari. Di daerah-daerah
dibentuk Sumuka; (2) Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah
Jepang; (3) Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni
kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin; (4) Mengizinkan berdirinya
Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung
Hatta; (4) Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air
(PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di zaman kemerdekaan; dan (5) Diizinkannya
Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti
dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam,
Muhammadiyah dan NU. Lepas dari tujuan semula Jepang memfasilitasi berbagai aktivitas kaum
muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam dan keadaan umatnya
setelah tercapainya kemerdekaan.

Peristiwa Menjelang Proklamasi


1. Hari-Hari Menjelang Proklamasi di Jakarta
Perang pasifik semakin berkobar. Dimana-mana pasukan Jepang mengalami kekalahan.
Untuk persiapan penyerahan kemerdekaan bangsa Indonesia dari Jepang, maka tanggal 9
Agustus 1945, para pemimpin bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr.
Rajiman Widyodiningrat berangkat ke kota Dalat di Vietnam. Maksud keberangkatan itu
adalah untuk membicarakan rencana kemerdekaan bangsa Indonesia dengan pimpinan
Jepang Jenderal Terauchi yang berpusat di kota Dalat. Jenderal Terauchi yang menjadi
panglima tertinggi tentara Jepang di seluruh Asia Tenggara memberitahukan bahwa
pemerintah Jepang di Tokyo telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiga tokoh pemimpin pergerakan Indonesia kembali dari
Dalat menuju Jakarta. Pada saat itu sebenarnya ada hal-hal penting yang belum diketahui oleh
ketiga tokoh tersebut. Karena memang sengaja tidak diberitahu oleh Jepang. Hal-hal penting
yang dimaksud adalah :
a. Pada tanggal 6 Agustus 1945, jam 08.15 pagi Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh
Amerika Serikat. Lebih dari 70.000 orang penduduk Kota Hiroshima menjadi korban.
b. Tanggal 9 Agustus 1945 bom atom yang kedua dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Kota
Nagasaki. Akibat ledakan tersebut lebih dari 75.000 orang penduduk Nagasaki menjadi
korban.

Pemimpin Angkatan Perang Jepang, terutama Kaisar Jepang Hiroshito, berkesimpulan


bahwa tentara Jepang tidak mngkin lagi meneruskan peperangan. Untuk menghindari rakyat
Jepang dari kehancuran, maka pada tanggal 14 Agustus 1945 kaisar memerintahkan untuk
menghentikan perang dan mengakui kekalahan Jepang.
Beriata tentang kekalahan Jepang masih sangat dirahasikan. Semua radio disegel oleh
pemerntah Jepang. Sungguh pun demikian ada juga orang yang dengan sembunyi-sembunyi
mendengar berita tentang kekalahan Jepang tersebut. Diantaranya adalah Sutan Syahrir.
Sultan Syahrir yang lebih dahulu mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu segera
menemui Bung Hatta yang baru kembali dari Dalat (Saigo, Vietnam). Sultan Syahrir mendesak
agar kemerdekaaan Indonesia segera diproklamasikan. Kemudian Bung Hatta beserta Sutan
Syahrir menuju ke rumah Bung Karno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Sutan Syahrir juga mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno dan Bung Hatta menolak pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia
tanpa bertemu dan bermusyawarah lebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) lainnya. Bung Karno dan Bung Hatta berpendapat bahwa
kemerdekaan Indonesia harus dicapai tanpa pertumpahan darah.
Pda tanggal 15 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur Jakarta, para pemuda mengadakan suatu
pertemuan. Pertemuan itu antara lain dihadiri oleh Subadio, Subianti, Margono, Wikana dan
Armansyah. Pokok pembicaraan adalah sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secepat
mungkin diumumkan ke seluruh dunia.

2. Peristiwa Rengasdengklok
Seperti diketahui di atas bahwa demam proklamasi telah melanda para pemuda Indonesia.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam, utusan pemuda yang terdiri dari
Wikana dan Darwis menghadap Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Wikana menyampaikan tuntutan agar Bung Karno mengumumkan proklamasi kemerdekaan
Indonesia esok hari, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno menolak tuntutan itu
karena ia tidak mau meninggalkan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
lainnya. Apalagi anggota-anggota PPKI sudah diundang bersidang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh sekelompok
pemuda ke Rengas Dengklok yakni sebuah tempat di sebelah timur kota Jakarta. Maksud dan
tujua para pemuda membawa kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung
Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya. Bung Karno dan Bung
Hatta adalah pemimpin yang berwibawa besar dan berpendirian teguh. Beliau tidak mau
dipaksa oleh para pemuda. Namn beliau sangat memahami maksud para pemuda yang
dibakar oleh semangat untuk merdeka.
Sementara itu, di Jakarta tercapai kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo dari golongan
tua dengan Wikana dan Yusuf Kunto dari golongan muda untuk membawa kembali Bung
Karno dan Bung Hatta ke Jakarta. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 pukul 16.00 sore,
Mr.Ahmad Subardjo dengan diantar oleh Yusuf Kuntomenuju Rengasdengklok untuk
menjemput kembali Bung Karno dan Bung Hatta. Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul
21.00 rombongan meninggalkan Rengasdengklok kembali ke Jakarta.Sekitar pukul 23.00
rombongan tiba di rumah Bung Karno untuk menurunkan Ibu Fatmawati (Isteri Bung Karno),
yang ikut dibawa ke Rengasdengklok.
Pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah
Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama untuk
membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

3. Punyusunan Teks Proklamasi


Rapat yang berlangsung sepanjang malam itu baru berakhir sekitar pukul 04.00 pagi
menjelang sahur. Ketika itu kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadhan saaat umat Islam
sedang menjalankan ibadah puasa. Di atas dikatakan bahwa rapat berlangsung di rumah
Laksamana Tadashi Maeda ialah Perwira Tinggi Angkatan Laut Jepang. Ia adalah kawan baik
Mr. Ahmad Subardjo.
Dalam rapat itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Naskah proklamasi
itu dirumuskan oleh tiga orang, yaitu Bung Karno, Bung Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo. Yang
menulis naskah proklamasi adalah Bung Karno. Setelah selesai Bung Karno membacakan teks
itu perlahan-lahan agar peserta rapat yang hadir dapat mendengarnya. Bung Karno
menyarankan agar naskah proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh hadirin. Tetapi setelah
diadakan musyawarah, disepakati bahwa naskah proklamasi itu ditandatangani oleh Bung
Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian naskah tulisan tangan Bung
Karno itu diketik oleh Sayuti Melik.
Rapat berlangsung sepanjang malam di rumah Laksamana Tadashi Maeda itu berhasil
merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Rapat juga menyetujui supaya
proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan pada pukul 10.00 esok hari pada tanggal 17
Agustus 1945.

4. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan


Pada waktu fajar tanggal 17 Agustus 1945, para perumus teks proklamasi baru keluar dari
rumah laksamana Maeda. Beberapa jam berikutnya, mereka berkumpul kembali dikediaman
Soekarno untuk melaksanakan upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia. Orang-orang
kemudian sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara.

Sudiro, Sekretaris Ir. Soekarno menugasi S. Suhud (Komandan pengawal rumah Bung Karno
dan pemimpin barisan pelopor) agar menyiapkan tiang bendera dari bambu. Bendera merah
putih yang dijahit ibu Fatmawatitelah disiapkan. Pasukan PETA dibawah komandan Syudanco
Latief Hendraningrat dan Syudanco Abdurrahman, dengan senjata lengkap telah berjaga
disekitar rumah tersebut.

Menjelang pukul 10.00, tokoh-tokoh nasional telah hadir ditempat upacara. Diantaranya Dr.
Buntaran, M. Sam Ratulangi, A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, Mr.
Sartono, S.K. Trumurti, M. Tabrani, Dr. Muwardi, Sayuti Melik, A.G. Pringgodigdo, Pandu
Kartawiguna dan para tokoh pemuda.

Para hari Jum’at, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib
dilaksanakan upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan susunan acara :

a. Pembacaan teks Proklamasi.


b. Pengibaran bendera merah putih.
c. Sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi.
Dengan suara yang mantap, Ir. Soerkarno menyampaikan pidato pendahuluan yang singkat
dilanjutkan dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan.

Setelah pembacaan proklamasi, Syudanco Latief Hendraningrat mengerek bendera merah


putih diiringi lagu Indonesia raya oleh seluruh peserta upacara. Upacara kemudian ditutup
dengan sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi. Setelah itu para hadirin
berpelukan dan kemudian menyalami Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Dengan proklamasi
kemerdekaan itu, berakhirlah penjajahan Jepang di Indonesia selama kurang lebih 3,5 tahun.

Peran tokoh-tokoh Dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia setelah
Proklamasi sampai 1965

1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator. Beliau berjasa memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia lewat jalur perundingan. Banyak peristiwa penting yang
melibatkan Soekarno, baik masa persiapan kemerdekaan sampai usaha
mempertahankannya.
Jasa dan peranan beliau antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman
Wedyodiningrat ke Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal Terrauchi untuk
membicarakan kemerdekaan Indonesia.
2. Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI dan bersama
Mohammad Hatta menandatangani naskah proklamasi.
3. Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI.
4. Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
5. Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di Surabaya.
2. Drs. Mohammad Hatta
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam usaha mempertahankan kemerdekaan antara
lain sebagai berikut:
1. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
Haag, Belanda tanggal 23 Agustus–2 November 1949.
3. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan kedaulatan
Republik Indonesia.
4. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi wakil presiden
pertama Republik Indonesia.
3. Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX)
Peranan HB IX dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia antara lain sebagai
berikut:
1. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa
Kesultanan Jogjakarta adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pada saat ibu kota RI di Jakarta diserang Belanda, HB IX mempersiapkan dan
menyediakan Kota Jogjakarta sebagai pusat pemerintahan RI.
3. HB IX menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem–Royen.
4. Saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, HB IX membantu TNI menyediakan
Keraton Jogjakarta sebagai tempat persembunyian para pejuang dan TNI.
5. Tanggal 13 Juli 1949, HB IX diangkat menjadi Menteri Koordinator Pertahanan
Keamanan pada sidang pertama kabinet Indonesia.
6. Tanggal 27 Desember 1949, HB IX mewakili Indonesia dalam penandatanganan
kedaulatan RI dan menerima penyerahan kedaulatan dari Belanda.
4. Jenderal Soedirman
Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa
Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam menggempur dan
mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat kolonel.
2. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya melawan
Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.
Satu hal yang perlu kamuh ingat, Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin
pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan
pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional
Indonesia.

Perkembangan Masyarakat Indonesia sejak Orde Baru sampai Reformasi

 Kehidupan Politik Masa Orde Baru


1. Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara
2. Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional guna mempercepat proses
pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur
3. Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen.
Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara.
 Politik Dalam Negeri
a) Pembentukan Kabinet Pembangunan ( Kabinet Ampera )
Program Kabinet AMPERA => disebut Catur Karya Kabinet AMPERA
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
2. Melaksanakan pemilu dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk
dan manifestasinya.
b) Sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5
tahun dan dibentuk kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan
tugasnya yang disebut dengan Pancakrida
*Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi
*Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
*Pelaksanaan Pemilihan Umum
*Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September
*Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI.
c) Pembubaran PKI dan ormasnya
 Pembubaran PKI pada 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya
Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966
 Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi
terlarang di Indonesia.
 Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang
dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul
keraguan bahwa mereka tidak membantu presiden untuk memulihkan
keamanan dan ketertiban.
4. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
 Setelah pemilu 1971 dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai.
Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam
Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam)
 Partai Demokrasi Indonesia (PDI), fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI,
dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).
5. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru, berhasil melaksanakan pemilu sebanyak enam kali yang
diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997. Pemilu yang berlangsung menimbulkan kesan sudah terciptanya demokrasi di
Indonesia. Apalagi pemilu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung,
Umum, Bebas, dan Rahasia).Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta
tertentu yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997.
Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat menguntungkan pemerintah
dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan
Suharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama enam periode pemilihan. Selain itu,
setiap pertangungjawaban, Rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari
pemerintah selalu mendapat persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.

6. Peran Ganda ABRI


Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi
ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi
ABRI. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan
DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan.
7. Pemasyarakatan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
8. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan disaksikan oleh
wakil PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.

 Politik Luar Negeri


1. Kembali menjadi anggota PBB
Indonesia menjadi anggota PBB pada 3 Juni 1966 dan resmi menjadi anggota
PBB pada 28 Desember. Indonesia kembali menjadi anggota PBB karena Indonesia
menyadari PBB banyak memberi manfaat.
2. Normalisasi hubungan dengan beberapa negara
a) Pemulihan hubungan dengan Singapura
b) Pemulihan hubungan dengan Malaysia => Rakyat Sabah diberi kesempatan
menegaskan kembali keputusan yang mereka ambil mengenai kedudukan
mereka dalam Federasi Malaysia. Pemerintah kedua belah pihak menyetujui
pemulihan hubungan diplomatic. Peresmian persetujuan pemulihan hubungan
Indonesia-Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak dilakukan di Jakarta
tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani persetujuan Jakarta (Jakarta
Accord).

Kehidupan Ekonomi Masa Orde Baru

Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi


kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta.
Sehingga, pada awal Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan
ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan
keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Oleh karena itu pemerintah
menempuh cara sebagai berikut:
a) Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
b) Kerja Sama Luar Negeri
c) Pembangunan Nasional
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun)
Kehidupan Politik Masa Reformasi

 Masa Pemerintahan Presiden BJ.Habibie


 Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak
bermunculan partai-partai politik yang baru sebanyak 45 parpol.
 Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen.
 Membentuk 3 undang-undang Menetapkan 12 ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang
mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi .
 Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid
 Membentuk Kabinet Persatuan Nasional
 Sering melakukan perjalanan keluar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama dengan
negara lain.
 Menerapkan politik luar negeri bebas aktif.
 Menghapus peraturan yang merugikan kaum minoritas, tetapi berbagai aksi penolakan
muncul karena gagasannya seperti, Presiden mencabut tap MPR tentang larangan terhadap
PKI dan penyebaran Marxisme dan Leninisme. Gagasan tersebut mendapat tantangan dari
kalangan Islam termasuk MUI. Kemudian, gagasannya mengenai membuka hubungan
dagang dengan Israel, gagasan tersebut mendapat tantangan keras.
 Masa Pemerintahan Megawati Sukarno Putri
 Membentuk Kabinet Gotong-Royong => Kabinet Gotong-Royong (KGR) dibentuk pada 10
Agustus 2001. Pada masa Presiden Megawati memimpin, Indonesia sedang porak poranda
akibat beragam konflik seperti konflik komunal (Ambon, Poso, Sampang) dan konflik politik
(pemakzulan Gusdur).Para pelaku ekonomi, kalangan birokrasi, pengamat politik,
danmenteri dan setingkatnya menilai KGR ini cukup tangguh, hal ini dapat dilihat bahwa 26
dari 32 jabatan menteri dan setingkat menteri dijabat oleh para profesional yang
menguasai bidang tugas masing-masing. Akan tetapi KGR ini mengecewakan karena
terkesan lamban dalam kinerjanya.
 Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004 dan melalui
dua periode yaitu :
a) Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung.
b) Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Pemilu
tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara langsung artinya
rakyat langsung memilih pilihannya.
 Membentuk KPK ( Komisi Pemberantas Korupsi), namun juga tidak berhasil karena semakin
maraknya KKN.
 Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
 Membentuk Kabinet Bersatu jilid I dan jilid II
 Menganut konsep trias politika
 Pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif.
Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang; Eksekutif adalah lembaga
yang melaksanakan undang-undang; dan Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi
jalannya pemerintahan dan negara secara keseluruhan. Dengan terpisahnya 3
kewenangan di 3 lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan
negara tidak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan
memunculkan mekanisme check and balances (saling koreksi, saling mengimbangi).
Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika di tiap negara tidak selamanya serupa,
mulus atau tanpa halangan.
 Meningkatkan kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia
dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional. Politik luar negeri Indonesia di masa
pemerintahan SBY diumpamakan dengan istilah ‘mengarungi lautan bergelombang’,
bahkan ‘menjembatani dua karang’. Hal tersebut dapat dilihat dengan berbagai insiatif
Indonesia untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang bermasalah.
Kehidupan Ekonomi Masa Reformasi

1. Masa Pemerintahan Presiden BJ.Habibie


 Kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu proses pemulihan
ekonomi
 Memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar namun pada akhirnya nilai tukar rupiah
meroket naik
 Menerapkan independensi BI agar lebih mengurus perekonomian.
 Melikuidasi bank yang bermasalah
 Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
 Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang di syaratkan IMF
Pemerintahan Presiden B.J Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan
maneuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya
diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik.
2. Masa Pemerintahan Abdurahman Wahid
 Mulai mengarah pada perbaikan, diantaranya pertumbuhan PDB yang positif, laju inflasi
dan suku bunga rendah.
 Memberi kebebasan seluas-luasnya pada suku terutama Tionghoa.
 Hubungan pemerintah dengan IMF kurang baik, sehingga pinjaman uang dari luar
negeri terus tertunda.
 Kondisi politik dan social yang parah membuat investor enggan menanamkan modalya.
3. Masa Pemerintahan Megawati Sukarno Putri
 Untuk mengatasi utang luas negeri dikeluarkan kebijakan berupa penundaan
pembayaran utang.
 Untuk mengatasi krisis moneter, dilakukan cara dengan menaikkan pendapitan
perkapita dan menurunkan kurs rupiah.
 Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi, dikeluarkan
kebijakan privatisasi terhadap BUMN. Namun terjadi banyak penyimpangan karena
kepemilikan publik yang menjadi salah satu sumber pemasukan negara beralih menjadi
kepemilikan privat .
 Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga dapat ditingkatkan.
4. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan pada masa pemerintahan SBY :
Kelebihan :
 Mengurangi subsidi negara Indonesia atau menaikkan harga BBM.
 Kebijakan BLT, akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada
tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan.
 Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada
di Negara Indonesia.
 Menurunnya angka kemiskinan
 Menurunnya rasio hutang negara terhadap PDB

Kelemahan :
 Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun
pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009
 Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi
 Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di
aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam
stunami pada tahun 2004.
 Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank century

Kontribusi Indonesia pada Dunia Internasional

 Digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi yang disebut Konferensi Asia Afrika di Kota Bandung,
Jawa Barat pada 18-24 April 1955. Konferensi yang dikenal sebagai KAA tersebut
menghasilkan Dasasila Bandung, yang menjadi dasar penolakan penjajahan dan menuntut
kemerdekaan bagi negara-negara di Asia dan Afrika.
 Turut memprakarasi terbentuknya GNB pada 1961 di mana gerakan tersebut menolak dan
menyatakan tidak memihak antara perang ideologis Amerika Serikat sebagai blok barat dan
Uni Soviet sebagai blok timur saat itu yang sedang bersitegang.
 Ikut memprakarsai kerjasama dengan sejumlah negara di Asia Tenggara yaitu ASEAN, yang
dibentuk di Bangkok, Thailand pada 8 Agustus 1967, berdasarkan Deklarasi Bangkok yang
disahkan oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
 Indonesia kembali masuk sebagai anggota PBB sekaligus terpilih menjadi anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB periode 1974-1975 dan 1995-1996.
 Indonesia turut berperan dalam pengiriman pasukan perdamaian Kontingen Garuda di
sejumlah negara konflik. Pasukan perdamaian tersebut hingga tahun 2006 telah dikirim ke
sejumlah negara di antaranya Mesir, Kongo, Vietnam, Iran, Irak, Kuwait, Namibia, Kamboja,
Somalia, Bosnia-Herzegovina, Georgia, Mozambik, Filipina, Tajikistan, Sierra Leone, Sudan,
dll.
 Indonesia mewakili suara negara-negara berkembang dalam Organisasi Perdagangan Dunia
atau World Trade Organization (WTO).
 Indonesia menjadi anggota APEC, yang merupakan kerja sama ekonomi antar negara-
negara di Asia Pasifik yang pada awal pembentukannya pada 1989 anggotanya adalah
Amerika Serikat, Australia, Brunei, Filipina, Indonesia, dan Thailand. Peranan Indonesia
dalam APEC antara lain turut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC
yang jujur, adil, bebas, saling membantu tanpa membedakan bangsa.
 Pada masa reformasi, Indonesia masuk dalam keanggotaan negara-negara dengan
kekuatan ekonomi 20 besar dunia yang dinamakan G-20. Indonesia mewakili suara negara-
negara berkembang khususnya Asia Tenggara dalam kebijakan perekonomian dunia,
pemerataan perekonomian, dan percepatan pembangunan.
 Hasil kebudayaan Indonesia telah dikenal setelah Unesco menjadikan sejumlah warisan
leluhur bangsa Indonesia seperti wayang, batik, dan angklung sebagai warisan budaya
dunia.

Konsep Sinkronik dalam Sejarah


Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss yang
berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik diartikan sebagai segala
sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Kajian sejarah secara
sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu
tertentu dengan lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik
dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari
sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.
Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1) Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu.
2) Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.
3) Bersifat horizontal
4) Tidak ada konsep perbandingan
5) Cakupan kajian lebih sempit
6) Kajiannya sangat sistematis
7) Sifat kajian lebih serius dan mendalam
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang lebih
menitikberatkan pada meneliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah peristiwa tetapi dengan
waktu yang terbatas. Sebagai contoh, seseorang sejarawan ingin menyusun sejarah
perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang. Hal yang akan dia lakukan adalah meneliti
gejala atau fenomena perkembangan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang terjadi pada
masa pendudukan Jepang itu saja.
Konsep Diakronik atau Kronologi dalam Sejarah
Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss. Dia
mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti waktu. Jadi,
diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui dalam dalam batasan waktu.
Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang melintas, melalui, atau melampaui tersebut adalah
peristiwa atau kejadian.
Secara etimologis, kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan logos. Chronoss
artinya waktu, sedangkan logos artinya uraian atau ilmu. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang
waktu, yang memang di dalam perkembangannya kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang
menyusun peristiwa atau kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu terjadinya.
Mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya adalah untuk
mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu dengan
tepat. Kronologi juga membantu kita agar dengan mudah dapat membandingkan peristiwa
sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang sama.
Sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa-
peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu. Periodisasi dalam sejarah
diperlukan karena penting bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh
terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan saling keterhubungannya dalam berbagai
aspek. Periodisasi dalam sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan sejumlah
aspek dalam kehidupan manusia, seperti perkembangan sistem politik, pemerintahan, agama dan
kepercayaan, ekonomi, dan sosial budaya. Contoh berikut adalah periodisasi yang dibuat
berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah Indonesia.
- Masa berburu dan meramu
- Masa bercocok tanam
- Masa bercocok tanam tingkat lanjut
- Masa perundagian
Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan masyarakat,
sistem politik, ekonomi, agama, dan kepercayaan suatu kerajaan digunakan pembabakan
berdasarkan urutan dinasti, seperti yang terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di Asia. Di Asia
pada umumnya kedudukan raja dianggap penting dalam masyarakat, seperti contoh berikut ini.
Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan pengaruh agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha hingga pengaruh Islam adalah sebagai berikut.
• Dinasti (Wangsya) Sanjaya (732-850 M).
• Dinasti Syailendra (750-900 M).
• Dinasti Isyana (900-1222 M).
• Dinasti Girindra (1222-1478 M).
• Dinasti Demak (1521-1568 M).
• Dinasti Pajang (1568-1600 M).
• Dinasti Mataram (1600-1775 M).

Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan kita untuk
memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita menjadi mudah
untuk memahami hal-hal yang terkait dengan:
• perkembangan manusia dari waktu ke waktu
• kesinambungan antarperiode,
• kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang, dan
• perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periodeberikutnya.
Periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut
• Masa Praaksara.
• Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.
• Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam.
• Masa kekuasaan kolonialisme Barat
• Masa pendudukan Jepang
• Masa Revolusi.
• Masa Orde Lama Masa Orde Baru.
• Masa Reformasi
KRONIK
Dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah catatan peristiwa menurut
urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir,
pendeta, dan pujangga pada masa yang lalu. Mereka pada umumnya menulis tentang peristiwa,
kejadian, hal-hal yang menarik perhatian dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat
dan pada waktu tertentu.
Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang banyak
berdatangan ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara yang banyak
ditulis oleh para musafir dan pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh sejumlah dinasti, seperti
Dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir serta pendeta yang datang dari
India. Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat mengetahui, atau paling tidak memiliki
gambaran, tentang bagaimana kondisi masyarakat Nusantara di suatu tempat pada masa yang
lalu. Namun, untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak
sumber lain yang dapat mendukung kebenaran dari kronik tersebut.
Cara Berpikir Kronologis dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah
Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir Diakronik/ kronologis, artinya berpikirlah
secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan
memberikan kepada kita gambaran yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari
tinjauan aspek tertentu sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari
hubungan antarperistiwa yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir
diakronik atau kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah.

Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati
gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Selain
melatih kita untuk dapat berpikir sinkronik dan kronologis, sejarah juga mengajarkan kepada kita
cara berpikir holistik. Holistik mempunyai pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau
mempelajari suatu peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang dengan
mempertimbangkan berbagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa perang
dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita akan mulai mempelajari sebab-sebab, tokoh yang
terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor pemicu, usaha-usaha yang telah dilakukan
untuk mencegah terjadinya perang, korban, dan akibat dari perang tersebut. Oleh karena itu, kita
juga belajar bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapat
mencegah sebab atau mengurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak kita inginkan.
Konsep Ruang dan Waktu
Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan
yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu
1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah
pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari
sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia
memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah
yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat
terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di
suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya.
Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya,
politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat
dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa
depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu
yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam
kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya

Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah


Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah.
Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.
Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan
manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup
(beraktivitas).
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu dan Buddha

Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan yang


cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli
tidak dengan begitu saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh
budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India.
Kebudayaan yang datang dari India kemudian mengalami proses penyesuaian dengan
kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari
peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain seperti berikut.

a. Bidang Keagamaan
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, telah berkembang kepercayaan yang berupa
pemujaan terhadap roh nenek moyang di Indonesia. Kepercayaan itu bersifat animisme dan
dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap
memiliki roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda
memiliki kekuatan gaib. Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia
secara perlahan memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elit di sekitar
istana.

b. Bidang Politik
Masyarakat Indonesia dikenalkan oleh orang-orang India tentang sistem pemerintahan
kerajaan. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan
wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan
kerajaan. Kemudian, pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris
sesuai dengan peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia,
seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.

Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha


Masa Hindu dan Buddha

c. Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta,
yaitu: (1) Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), (2) Kasta Ksatria (para prajurit,
pejabat dan bangsawan), (3) Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). (4)
Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia lama masih
tampak dominan dalam semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia
berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini tampak pada
kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga
adalah orang Indonesia yang pertama tersentuh oleh pengaruh budaya India. Pada masa
pemerintahannya, Kundungga masih mempertahankan budaya Indonesia karena pengaruh
budaya India belum terlalu merasuk ke kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada
saat Aswawarman, anak Kundungga, diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya. Adanya
pengaruh Hindia mengakibatkan Kundungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai.

d. Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh
dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu
bidang saja, yaitu keagamaan.

e. Bidang Sastra dan Bahasa


Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta
dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama di zaman kejayaan Kerajaan Kediri.

f. Bidang Arsitektur
Salah satu arsitektur Zaman Megalitikum adalah Punden berundak. Arsitektur tersebut
berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita
memperhatikan, Candi Borobudur sebenarnya mengambil bentuk bangunan punden
berundak agama Buddha Mahayana. Pada Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan
Penanggungan, pengaruh unsur budaya India sudah tidak begitu kuat. Candi-candi tersebut
hanyalah punden berundak. Begitu pula fungsi candi di Indonesia, candi bukan sekadar
tempat untuk memuja dewa-dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat pertemuan
rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa arca
merupakan perwujudan raja yang telah meninggal. Hal ini mengingatkan kita pada bangunan
punden berundak dengan menhirnya.

Masa Islam di Indonesia

3. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Islam

Masuknya Agama Islam sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia. Kebudayaan Islam
terus berkembang di Indonesia sampai sekarang. Pengaruh kebudayaan Islam dalam kehidupan
masyarakat Indonesia antara lain pada bidang-bidang berikut.

a. Bidang Politik
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang memiliki corak
Hindu-Buddha. Akan tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha pelan-pelan mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh kerajaan-
kerajaan yang bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lain-lain. Pada
sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya
para wali. Jika raja pada suatu kerajaan meninggal dunia, tidak dimakamkan di candi tetapi
dimakamkan secara Islam.

b. Bidang Sosial
Aturan kasta tidak diterapkan pada Kebudayaan Islam seperti kebudayaan Hindu.
Pengaruh Islam yang berkembang sangat pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia
memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat
Indonesia. Nama-nama Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan,
Hamzah, Musa, dan lainnya mulai digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak diserap ke
bahasa Indonesia, contohnya rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah
(syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Begitu pula dengan sistem penanggalan. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat
Indonesia sudah mengenal kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M.
Dalam kalender Saka ini, ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage,
dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender
Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah
(Islam).

c. Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah
berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat
pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses
pendidikan pesantren berubah menjadi pendidikan Islam. Pesantren merupakan sebuah
asrama tradisional pendidikan Islam. Siswa tinggal menetap bersama untuk belajar ilmu
keagamaan di bawah bimbingan guru yang disebut kiai. Asrama siswa berada di dalam
kompleks pesantren, begitu juga Kiai tinggal di kompleks pesantren.

d. Bidang Sastra dan Bahasa


Persebaran bahasa Arab lebih cepat daripada persebaran bahasa Sanskerta karena dalam
Islam tak ada pengkastaan. Semua orang dari raja hingga rakyat jelata dapat dengan bebas
mempelajari bahasa Arab. Pada mulanya, memang hanya kaum bangsawan yang pandai
menulis dan membaca huruf dan bahasa Arab. Namun selanjutnya, rakyat kecil pun mampu
membaca dan menulis huruf Arab.

Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di daerah Leran
Gresik, tempat tersebut diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk
Islam. Dalam perkembangannya, pengaruh huruf dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya
sastra Islam.

Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan
istana. Ada perbedaan antara masjid-masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke
Indonesia dengan masjid yang ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak mempunyai
kubah di puncak bangunannya. Kubah digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun.
Jumlah atap tumpang itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur
Hindu. Contohnya, Masjid Demak dan Masjid Banten Islam juga memperkenalkan seni
kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis aksara indah yang merupakan kata atau kalimat.
Kaligrafi ada yang berwujud gambar binatang atau manusia (hanya bentuk siluetnya). Ada
pula yang berbentuk aksara arab yang diperindah.

Teks-teks yang berasal dari Al-Quran merupakan tema yang paling sering dituangkan
dalam seni kaligrafi ini. Media kaligrafi yang sering digunakan adalah nisan makam, mihrab,
dinding masjid, kain tenunan, kayu, dan kertas sebagai pajangan.

Peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia


Dilihat dari hukum tata negara, Proklamasi Kemerdekaan 1945 berarti bahwa bangsa Indonesia
telah memutuskan ikatan dengan tatanan hukum sebelumnya. Tatanan Hindia Belanda ataupun
tatanan hukum pendudukan Jepang. Dengan kata lain, bangsa Indonesia mulai saat itu telah
mendirikan tatanan hukum yang baru, yaitu tatanan hukum Indonesia. Di dalamnya berisikan
hukum Indonesia, yang ditentukan dan dilaksanakan sendiri oleh bangsa Indonesia.
Sehari setelah proklamasi dikumandangkan, para pemimpin bekerja keras membentuk lembaga
pemerintahan sebagaimana layaknya suatu negara merdeka. PPKI kemudian menyelenggarakan
rapat pada 17 Agustus 1945. Atas inisiatif Soekarno dan Hatta, mereka merencanakan menambah
sembilan orang sebagai anggota baru yang terdiri dari para pemuda, seperti Chairul Saleh dan
Sukarni. Namun, para pemuda memutuskan untuk meninggalkan tempat karena menganggap
PPKI adalah bentukan Jepang.

1. Pengesahan UUD 1945


Rapat pertama PPKI untuk mengesahkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 dilaksanakan di
Pejambon Jakarta. Sebelumnya, Soekarno dan Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H.Wachid
Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr.Teuku Mohammad Hassan untuk mengkaji rancangan
pembukaan UUD. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Piagam Jakarta yang dianut oleh BPUPKI
pada 22 Juni 1945, khususnya berkaitan dengan kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya”.
Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain merasa keberatan jika kalimat itu dimasukkan
dalam UUD. Akhirnya, setelah dilakukan pembicaraan yang dipimpin oleh Hatta, dicapai kata
sepakat bahwa kalimat tersebut dihilangkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Rapat pleno dimulai pada pukul 11.30 di bawah pimpinan Soekarno dan Hatta. Dalam
membicarakan UUD ini, rapat berlangsung lancar.
Rapat berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia.
Rancangan yang dimaksud adalah Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI dengan sedikit
perubahan disahkan menjadi UUD. Isi dari UUD meliputi Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri
dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan.
Dengan demikian, Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat dalam hidup bernegara dengan
menentukan arahnya sendiri.

2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden


Pada hari yang sama, dalam rapat untuk memilih presiden dan wakil presiden, tampil Otto
Iskandardinata yang mengusulkan agar pemilihan dilakukan secara mufakat. Ia sendiri
mengajukan Soekarno dan Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden. Tentunya
hal ini sesuai dengan UUD yang baru disahkan.
Dalam musyawarah untuk mufakat, secara aklamasi peserta sidang menyetujui dan menetapkan
Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, diiringi
dengan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.

3. Pembagian Wilayah Indonesia


Rapat PPKI pada 19 Agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan
provinsi di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut adalah Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara),
Sumatra, dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.

4. Pembentukan Kementerian
Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin oleh Mr. Ahmad Soebardjo
menyampaikan laporannya. Panitia Kecil mengajukan tiga belas kementerian. Sidang kemudian
membahas usulan tersebut dan menetapkan perihal kementerian. Selanjutnya, rapat
memutuskan adanya dua belas departemen dan satu kementerian negara.

1. Menteri Luar Negeri: Mr. Achmad Soebardjo


2. Menteri Dalam Negeri: R.A.A. Wiranatakoesoema
Wakil Menteri Dalam Negeri: Mr. Harmani
3. Menteri Keamanan Rakyat: Soeljadikoesoemo
4. Menteri Kehakiman: Prof. Dr. Soepomo
5. Menteri Penerangan: Amir Sjarifuddin
Wakil Menteri Penerangan: Ali Sastroamidjojo
6. Menteri Keuangan: Dr. Samsi Sastrawidagda
7. Menteri Kemakmuran: Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo
8. Menteri Pekerjaan Umum: Abikoesno Tjokrosoejoso
9. Menteri Perhubungan: Abikoesno Tjokrosoejoso
10. Menteri Sosial: Iwa Koesoemasoemantri
11. Menteri Pengajaran: Ki Hadjar Dewantara
12. Menteri Kesehatan: Dr. Boentaran Martoatmodjo

Menteri Negara :

Mohammad Amir
Wahid Hasjim
Mr. Sartono
A. A. Maramis
Otto Iskandardinata

Pejabat setingkat menteri

Ketua Mahkamah Agung: Dr. Koesoema Atmadja


Jaksa Agung: Gatot Tarunamihardja
Sekretaris Negara: Abdoel Gaffar Pringgodigdo
Juru bicara Negara: Soekarjo Wirjopranoto

5. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat


Pada 22 Agustus 1945, PPKI kembali menyelenggarakan rapat pembentukan Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang akan menggantikan PPKI. Soekarno dan Hatta mengangkat 135 orang
anggota KNIP yang mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia. Seluruh anggota PPKI, kecuali
Soekarno dan Hatta menjadi anggota KNIP. Mereka kemudian dilantik pada 29 Agustus 1945.

Susunan pengurus KNIP adalah sebagai berikut.

Ketua KNIP : Mr. Kasman Singodimejo


Wakil Ketua I : Sutarjo Kartohadikusumo
Wakil Ketua II : Mr.J.Latuharhary
Wakil Ketua III : Adam Malik
Tugas dan wewenang KNIP adalah menjalankan fungsi pengawasan dan berhak ikut serta dalam
menetapkan GBHN.

6. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan


Pada 23 Agustus Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya BKR sebagai badan
kepolisian yang bertugas menjaga keamanan. Mayoritas angota BKR terdiri dari mantan anggota
PETA, KNIL, dan Heiho. Terpilih sebagai pimpinan BKR pusat adalah Kaprawi.
Dalam perkembangannya, kebutuhan untuk membentuk tentara tidak dapat diabaikan lagi.
Apalagi setelah Sekutu membebaskan para serdadu Belanda bekas tawanan Jepang dan
melakukan tindakan-tindakan yang mengancam pertahanan dan keamanan. Soekarno kemudian
memanggil mantan Mayor KNIL Oerip Soemohardjo dari Yogyakarta ke Jakarta. Oerip
Soemohardjo diberi tugas untuk membentuk tentara nasional.
Berdasarkan maklumat Presiden RI, pada 5 Oktober berdirilah Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Soepriyadi (tokoh perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar) terpilih sebagai pimpinan
TKR. Atas dasar maklumat itu, Oerip Soemohardjo segera membentuk Markas Besar TKR yang
dipusatkan di Yogyakarta.
Pada perkembangannya, Tentara Keamanan Rakyat berubah menjadi Tentara Keselamatan
Rakyat pada 7 Januari 1946. Nama itu berubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI)
pada 24 Januari 1946. TRI berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 3 Juni
1947. Dengan demikian, hingga pertengahan 1947 pemerintah telah berhasil menyusun,
mengonsolidasi, sekaligus menyatukan alat pertahanan dan keamanan.
Persamaan dan perbedaan strategi pergerakan nasional Indonesia pada awal kebangkitan
nasional sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia

Faktor yang menimbulakn pergerakan nasional antara lain :


a. Faktor eksternal, waktu itu umumnya bangsa-bangsa di Asia menghadapi imperialisme
Barat menimbulkan bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu kemenangan Jepang terhadap
Rusia tahun 1905 membuktikan Bangsa Timur dapat mengalahkan Bangsa Barat. Disamping
itu, adanya gerakan Turki Muda yang mencari perbaikan nasib.
b. Faktor internal, adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan kesengsaraan
yang dialami bangsa Indonesia. Perasaan tersebut sudah diungkapkan dengan perlawan
melawan Belanda, namun karena masih bersifat kedaerahan perlawanan tersebut selalu
berbuah gagal. Kemudian mereka sadar, Indonesia harus bersatu melawan dengan
nasionalisme.

Dilihat dari segi perjuangan organisasi pada masa pergerakan nasional Indonesia memiliki 2
strategi, yaitu radikal dan moderat. Perjuangan bersifat radikal adalah perjuangan yang amat
keras menuntut perjuangan dengan cara nonkoorperasi (tidak bekerja sama) terhadap kolonial.
Sedangkan bersifat adalah perjuangan yang menghindari tindakan kekerasan atau perilaku
ekstrem dengan penerapan taktik koorperasi dengan penguasa kolonial.
Bentuk dan strategi organisasi pergerakan nasional memiliki perbedaan meski memiliki satu
tujuan yang sama yaitu mencapai kemerdekaan. Bentuknya ada yang berupa organisasi sosial,
politik, kebudayaan, gerakan pemuda, gerakan wanita, gerakan buruh maupun keagamaan.
Sedangkan strateginya secara umum yaitu :
i. Menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya
ii.Sudah bersifat nasional, tidak kedaerahan
iii.
Tidak menggunakan kekerasan senjata
iv.Dipimpin tokoh-tokoh agama, kaum terpelajar, tokoh-tokoh pemuda, dan tokoh-tokoh
masyarakat
v. Asas perjuangannya ada yang bersifat kooperatif (tetapi bukan prinsip) dan non-kooperatif

Dengan taktik dan strategi baru yang bersifat nasionalis, muncullah organisasi berkonsep
nasionalisme. Inilah yang menandai perubahan pergerakan dari fisik kedaerahan menjadi
pergerakan nasional yang modern.
A. Organisasi awal pergerakan
1. Budi Utomo
Budi Utomo (BU) merupakan pergerakan nasional yang didirikan tanggal 20 Mei 1908, di Jakarta
oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Bertujuan menggalang dana untuk membantu anak-anak
bumiputra yang kekurangan. Namun ide itu kurang mendapat dukungan dari Kaum Tua. Ide
dr.Wahidin itu kemudian diterima dan kembangkan oleh Sutomo, mahasiswa School tot Opleiding
voor Inlandsche Arsten (STOVIA). Yang kemudian dipilih sebagai ketua. Sebagian besar pendiri
BUadalah pelajar STOVIA, seperti Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, CiptoMangunkusumo, dan
RT Ario Tirtokusumo. Pada 29 Agustus 1908,dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan BU di
Yogyakarta.Para tokoh pendiri BU berpendapat bahwa untuk mendapatkan kemajuan, maka
pendidikan dan pengajaran harus menjadi perhatian utama. Organisasiitu mempunyai corak
sebagai organisasi modern, yaitu mempunyai pimpinan,ideologi dan keanggotaan yang jelas.
Kemudian diikuti olehorganisasi-organisasi lain yang membawa pada perubahan sosial-
politik.Organisasi BU bersifat kooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda.BU bersifat tidak
membedakan agama, keturunan, dan jenis kelamin. Padamulanya organisasi ini orientasinya
hanya sebatas pada kalangan priyayi,namun pancaran etnonasionalisme semakin terlihat saat
dilaksanakan
kongres BU pada 3-5 Oktober 1908, di Yoyakarta.Dalam kongres itu dibahas tentang dua prinsip
perjuangan, golongan mudamenginginkan perjuangan politik dalam menghadapi pemerintah
kolonial,sedangkan golongan tua mempertahankan cara lama yaitu perjuangansosio-
kultural.Orientasi politik semakin menonjol di kalangan muda kemudian mencari organisasi yang
sesuai dengan mendirikan Sarekat Islam. Pada waktu dibentuk Dewan Rakyat (Volksraad)pada
tahun 1918, wakil-wakil BU duduk di dalamnya. Pemerintah dengandemikian tidak menaruh
curiga karena sifat BU yang moderat. Pemerintah Hindia Belanda mengakui BU sebagai organisasi
yang sah padaDesember 1909. Dukungan dari Pemerintah Hindia Belanda ini tidak lainsebagai
bagian dari pelaksanaan Politik Etis. Ini menyebabkan kecurigaan oleh kalangan bumiputera. BU
mulai kehilangan wibawanya pada tahun 1935,organisasi itu bergabung dengan organisasi lain
menjadi Partai IndonesiaRaya (Parindra). Namun demikian, dengan segala kekurangannya BU
telahmewakili aspirasi pertama rakyat Jawa ke arah kebangkitan dan juga aspirasi rakyat
Indonesia. Keberadaan BU memberikan inspirasi untuk organisasi-organisasimodern lainnya,
seperti Jong Sumatra, Jong Ambon, Sedio Tomo,Muhammadiyah, dan lain-lain.

2. Sarekat Islam
SI awalnya adalah Sarekat Dagang Islam yang terbentuk akibat kegelisahan R.M Tirtoadisuryo
yang mengetahui pedagang pribumi terdesak akibat pengusaan pedagang Cina. Pada mulanya SI
bertujuan untukkesejahteraan sosial dan persamaan sosial.Sebagai perkumpulan dagang SDI
kemudian berpindahke Surabaya yang merupakan kota dagang di Indonesia. SDI
selanjutnyadipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto. Cokroaminoto dikenal sebagaiseorang
orator yang cakap dan bijak, kemampuannya berorator itu memikatanggota-anggotanya. Di
bawah kepemimpinannya diletakkan dasar-dasarbaru yang bertujuan untuk memajukan
semangat dagang bangsa Indonesia.Disamping itu SDI juga memajukan rakyat dengan
menjalankan hidup sesuaiajarana agama dan menghilangkan paham yang keliru tentang agama
Islam.SDI kemudian berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1913.Pada kongres SI
yang pertama, tanggal 26 Januari 1913, dalam pidatonyadi Kebun Bintang Surabaya, ia
menegaskan bahwa tujuan SI adalahmenghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia, memperkuat
ekonomi pribumiagar mampu bersaing dengan bangsa asing. Usaha di bidang ekonomi itunampak
sekali dengan didirikannya koperasi di Kota Surabaya. Di Surabayapula berdiri PT. Setia Usaha,
yang bergerak tidak saja menerbitkan surat kabar“Utusan Hindia”, juga bergerak di bidang
penggilingan padi dan perbankan. Usaha itu dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan
ekonomi dariketergantungan bangsa asing. Dalam waktu kurang dari satu tahun SI sudah
berkembang pesat dengan banyaknya cabang di berbagai daerah. Ini merupakan ancaman bagi
pemerintah kolonial sehingga mereka membuat peraturan untuk menghambat perkembangan SI.
Kemudian dibentuklah Central Sarikat Islam (CSI) yang
mengorganisasikan 50 cabang kantor SI daerah.
SI berubah menjadi organisasi politik dan mengirimkan wakilnya dalam Volksraad. Dalam
November Beloofte, Gubernur Jenderal Belanda mengatakan bahwa suatu saat Volksraad akan
menjadi tempat menampung suara rakyat. Namun demikian, Volksraad tetap menjadi alat
kolonial sehingga Agus Salim dan Cokroaminoto merubah sifat organisasi mereka menjadi
nonkooperatif.
Dalam kongres SI (1914), Cokroaminoto dipilih menjadi ketua. Masalah internal pun muncul dan
kewibawaan CSI berkurang. Karena itu perpecahan harus dihindari. Pada kongres tahunan,
Cokroaminoto mengatakan bahwa Indonesia memerlukan pemerintahan sendiri. Dengan kata
lain, yaitu menyatukan beberapa etnis menjadi bangsa Indonesia. Cokroaminoto dikenal sebagai
orator yang cerdas, menimbulkan seorang pemuda meniru caranya berpidato. Ialah Soekarno.
Kongres tetap berjalan dan memutuskan bahwa azas perjuangan SI adalah pemerintahan berdiri
sendiri dan melawan pemerintah kolonial. Rakyat memberikan simpati dan keanggotaan SI pun
semakin banyak. Namun, sebagai organisasi yang besar SI telah disusupi orang-orang yang
menjadi anggota Indische Sociaal Democratische Vereninging (ISDV), seperti Semaun dan
Darsono. Yangmemberikan pengaruh sosial-komunis.
Pada kongres kelima, SI mengalami perpecahan menjadi SI merah yang beraliran ekonomi
dogmatis (komunis) dipimpin Semaun dan SI putih beraliran nasional keagamaan dipimpin oleh
Cokroaminoto. Namun karena dalam partai tidak boleh rangkap, maka Semaun dikeluarkan dari
SI. Dengan demikian, pengaruh PKI dalam SI telah teratasi.
Dalam kongres di Madiun, CSI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam. Sedangkan yang
mendapat pengaruh PKI bernaung dalam Sarekat Rakyat bentukan PKI. PSI nonkooperatid, namun
anggotanya diperbolehkan duduk dalam Dewan Rakyat atas nama pribadi. Kongres tahun 1927
menyatakan azas PSI adalah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam. PSI
bergabung dalam Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
sehingga nama PSI menjadi PSII dengan bertmbah kata Indonesia.
Banyaknya anggota PSII menimbulkan perpecahan, hingga mengalami kemunduran. Peranannya
sebagai partai Islam dilanjutkan oleh Partai Islam Indonesia di bawah Dr. Sukiman.

3. Indische Partij
Organisasi ini berdiri karena orang Indo-Belanda dianggap lebih rendah meski mereka termasuk
dalam bangsa kelas I. E.F.E Douwes Dekker berkeinginan melanjutkan Indische Bond yang
sebelumnya telah dibuat. Keinginan itu semakin kuat saat ia bertemu dengan dr. Cipto
Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara (Tiga Serangkai). Sebagai seorang koresponden surat
kabar de Locomotief di Semarang, kemudian harian Soerabajasch Handelsblad, Bataviaasch
Nieuwsblad, dan akhirnya dimajalah Het Tijdschrift dan surat kabar De Expres, Douwes Dekker
dengan mudah dapat mengutarakan gagasannya. Douwes Dekker berpendapat bahwa tujuan
akhir organisasi adalah kemerdekaan. Ia juga melakukan propaganda ke seluruh Jawa dai 15
September-3 Oktober 1912 dengan menemui pemimpin elit BU untuk membangkitkan semangat
golongan bumiputera untuk melawan penjajah. Kunjungan itu menghasilkan tanggapan positif
hingga anggota IP pun bertambah terus hingga menjadikan IP sebagai partai yang berbahaya.
Akibatnya para pemimpin IP ditangkap dan dibuang. Douwes Dekker ke Timor, Kupang;
C.mangunkusumo ke Bkuma; Suwardi Suryaningrat ke Bangka. Kemudian mereka dibuang ke
Belanda. Satu persatu mereka akhirnya dipulangkan. Namun IP sudah berganti nama menjadi
Insulinde. Namun kurang mendapat perhatian, hingga berubah nama lagi menjadi Naational
Indische Partij. Suwardi Suryaningrat kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa.

B. Organisasi keagamaan

1. Muhammadiyah
BU menginspirasi KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 yang
bercirikan organisasi sosial, pemdidikan, dan keagamaan. Salah satu tujuannya adalah
memurnikan ajaran Islam, yang seharusnya bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadis. Tindakannya
adalah amar makruf nahimunkar. Pembaruan model Wahabiyah di Arab pun dimulai. Dari
organisasi, pendidikan, media, hingga kemasyarakatan. Munculah organisasi wanita bernama
Aisyah yang hanya menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai tugas yang sama
dalam mengajak kebaikan dan menjauhi keburukan.
2. Nahdlatul Ulama
Bertepatan dengan Kongres Islam sedunia, para ulama mendirikan lembaga bernama Jam’iyatul
Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 di Surabaya dengan salah satu ulama nya adalah Kyai Haji
Hasyim Ashari. Berpegang teguh pada Ahlusunnah wal jam’ah dengan tujuan masalah ekonomi,
sosial dan pendidikan. Pada 1935 NU berkembang pesat serta tetap berusaha memperluas
pengaruhnya ke seluruh jawa. Kongres selanjutnya dibentuk Wanita Nahdlatul Ulama Muslihat
dan Organisasi Ansor.
3. Organisasi islam lainnya
Banyak keturunan Arab yang ada di Indonesia, mendorong A.R Baswedan untuk mendirikan Partai
Arab Indonesia.
Di Sumatra Barat, didirikan Sumatra Thawalib oleh pemuda Sumatra Barat yang telah belajar di
Mekah pada Syekh Akhmad Katib. Mereka membawa ajaran Islam modern dengan dorongan
Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh. Bertujuan mengusahakan dan memajukan ilmu
pengetahuan bagi kemajuan masyarakat menurut ajaran Islam. Kemudian berganti nama menjadi
Persatuan Muslim Indonesia dan bertujuan Indonesia Merdeka dan Islam Jaya. Tetapi kemudian
dilarang oleh pemerintah.
Persatuan Tarbiyah Islam, didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuly yang bertentangan dengan
Thawalib. Tujuannya adalah pendidikan, dengan mendirikan madrasah dan membuat majalah
sebagai penyalur aspirasi. Setelah kemerdekaan, berubah nama menjadi Partai Tarbiyatul Islam.
Organisasi yang sejalan dengan Perti adalah Persatuan Msulim Tapanuli yang didirikan Syekh
Musthafa Purba.
Di Bandung berdiri Persatuan Islam yang bertujuan meningkatkan kesadaran beragama dan
semangat ijtihad. Organisasi ini muncul sebagai reaksi pembatasan gerak Jamiyatul Khair.
Di Kalimantan Selatan berdiri organisasi lanjutan SI dengan mendirikan madrasah Daru Salam
yang dilengkapi asrama dan sawah sebagai tempat belajar.
Di Aceh juga muncul Persatuan Ulama Seluruh Aceh akibat kegagalan SI. Didirikan oleh Tengku
M.Daud Beureuh. Bertujuan meningkatkan pendidikan agar terlaksana syariat Islam. Kemudian
Nahdlatul Wathan di Nusa Tenggara. Organisasi ini berorientasi pada pendidikan.
4. Majelis Islam Ala Indonesia
MIAI merupakan organisasi gabungan dari politik dan massa yang bersifat moderat terhadap
Belanda. MIAI juga diakui oleh Jepang, tetapi dibubarkan karena tidak memuaskan. Diganti
dengan Majelis Syuro Msulimin Indonesia. Dipimpin KH Hasyim Ashari, KH Mas Mansyur, KH Farid
Ma’aruf, KH Hasyim, Kartosudarmo, KH Nachrowi, dan Zainal Arifin.

C. Organisasi pemuda
Tri Koro Dharmo didirikan di Jakarta pada 7 Maret 1915 dengan ketua dr. Satiman Wiryosanjoyo.
Beranggotakan pemuda-pemuda Jawa. Berubah nama menjadi Jong Java danmenjadi bersifat
nasional. Setelah sumpah pemuda, ia berfusi dalam Indonesia Moeda.
1917 berdirilah Jong Sumatera Bond, bertujuan memperkukuh hubungan antarpelajar dan
menumbuhkan kesadaran pada anggotanya. Tokohnya adalah Moh. Hatta dan Moh. Yamin.
Perkumpulan lain ada Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon yang kemudian berfusi dalam
Indonesia Moeda. Muncul Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia di Bandung oleh mahasiswa
Jakarta dan Bandung. Kemudian berdiri Jong Indonesia yang sudah bersifat nasional dan berganti
nama menjadi Pemuda Indonesia dan organisasi wanitanya adalah Putri Indonesia. Tahun 1926,
diadakan Kongres Pemuda I yang dihadiri anggota-anggota yang masih bersifat kedaerahan.

D. Organisasi wanita
Pada 1912 berdiri Putri Mardika di Jakarta. Bertujuan membantu gadis bumiputera mendapat
pendidikan dan belajar berbicara didepan umum. Dengan beberapa tokoh yaitu, Sabaruddin, R.A
Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, Sandikan Tondokusumo.
Kartini Fonds, didirikan Ny. C. Th. Van Deventer, seorang penasehat politik. Fokus tujuan mereka
adalah mendobrak berbagai kungkungan wanita dan menginginkan kemajuan. Munculnya
organisasi-organisasi wanita di berbagai daerah mendorong pergerakan wanita untuk
meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan. Mereka tidak hanya bergerak dalam bidang
pendidikan, namun juga sosial.
E. Partai Komunis Indonesia
Di Belanda, Sneevliet, Brandster, dan Dekker mendirikan ISDV. Mereka berusaha mendekati
rakyat tapi tidak berhasil. Maka Sneevliet menyusup dalam SI dan memberikan paham komunis
sehingga SI terpecah. Radikalisme komunis membuatnya diusir oleh Belanda sehingga terjadi
pergantian pemimpin. Mereka berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia kemudian menjadi
Partai Komunis Indonesia. Komunisme cepat tersebar di masyarakat karena mereka berfikir akan
terlepas dari penjajahan. Oleh Belanda, para pemimpin PKI ditangkap. Semaun dan Darsono
melarikan diri ke Rusia. Pemerintahan dipimpin Tan Malaka. Akhirnya Tan Malaka ditangkap dan
diasingkan dengan Abdul Muis. PKI selanjutnya bergabung dengan Comintern.

F. Perhimpunan Indonesia : manifesto politik


Para pelajar Hindia di Belanda mendirikan Indische Vereniging beranggotakan orang-orang
Hindia, Cina, Belanda. Didirikan oleh R.M Notoruoto, R. Panji Sosrokartono dan R. Husein
Jajadiningrat. Semula bergerak di bidang sosialis. Mengeluarkan majalah Hindia Putera.
Banyaknya pemuda-pemuda pelajar di tanah Hindia yang dibuang ke Belanda,
semakin menggiatkan aktivitas perkumpulan itu. Dalam perkembangan
selanjutnya perkumpulan itu mengutamakan masalah-masalah politik.
Jiwa kebangsaan yang semakin kuat diantara mahasiswa Hindia di Belanda
mendorong mereka untuk mengganti nama Indische Vereninging menjadi
Indonesische Vereeniging (1922). Selanjutnya perkumpulan itu berganti
nama Indonesische Vereeniging (1925), dengan pimpinan Iwa Kusuma
Sumatri, JB. Sitanala, Moh.Hatta, Sastramulyono, dan D. Mangunkusumo.
Nama perhimpunannya diganti lagi menjadi “Perhimpunan Indonesia” (PI).
Nama majalah terbitan mereka juga berganti nama Indonesia Merdeka. Itu semua merupakan
usaha baru dalam memberikan identitas nasioalis yang
muncul di luar tanah air. Mereka juga membuat simbol-simbol baru, merah
putih sebagai lambang mereka dan Pangeran Diponegoro sebagai tokoh
perjuangan.
Perhimpoenan Indonesia semakin mendapat simpatik dari para mahasiswa
Indonesia di tanah Belanda. Jumlah keanggotaannya pun semakin bertambah
banyak. Tahun 1926 jumlah anggota mencapai 38 orang. Di tanah Belanda
itulah para mahasiswa itu menyerukan pada semua pemuda di Indonesia
Hindia untuk bersatu padu dalam setiap gerakan-gerakan mereka. PI
bersemboyan “ self reliance, not mendiancy”, yang berarti tidak memintaminta
dan menuntut-nuntut. Dalam Anggaran Dasarnya juga disebutkan,
bahwa kemerdekaan Indonesia hanya diperoleh melalui aksi bersama, yaitu
kekuatan serentak oleh seluruh rakyat Indonesia berdasarkan kekuatan
sendiri. Kepentingan penjajah dan yang terjajah berlawanan dan tidak
mungkin diadakan kerjasama (nonkoperasi). Bangsa Indonesia harus mampu
berdiri di atas kaki sendiri, tidak tergantung pada bangsa lain.
PI menjadi organisasi politik yang semakin disegani karena pengaruh
Moh. Hatta. Di bawah pimpinan Hatta, PI berkembang dengan pesat dan
merangsang para mahasiswa yang ada di Belanda untuk terus memikirkan kemerdekaan tanah
airnya. Aktivitas politik PI tidak saja dilakukan di Belanda
dan Indonesia, juga dilakukan secara internasional. Mahasiswa secara teratur
melakukan diskusi dan melakukan kritik terhadap pemerintah Belanda. PI
juga menuntut kemerdekaan Indonesia dengan segera.
Dengan demikian jelaslah bahwa Perhimpunan Indonesia merupakan
manifesto politik pergerakan Indonesia. Karena Perhimpunan itu lahir di negeri
asing yang saat itu menjadi penjajah tanah Hindia. Dari tempat penjajah itulah perkumpulan
pemuda terpelajar itu berhasil mengobarkan semangat dan
panji-panji kemerdekaan Indonesia. jelaslah bahwa para pemuda Indonesia
tidak takut untuk membela dan berjuang untuk kemerdekaan tanah airnya
dengan segala resikonya.
7. Taman Siswa
Awalnya, Taman Siswa bernama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa
(Institut Pendidikan Nasional Taman Siswa). Saat itu Taman Siswa hanya
memiliki 20 murid kelas Taman Indria. Namun, kemudian Taman Siswa
berkembang pesat dengan memiliki
52 cabang dengan murid kurang
lebih 65.000 siswa.
Azas Taman Siswa adalah “Ing Ngarsa
Sung Tulada, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Hkamuyani”.
Artinya, “guru di depan harus
memberi contoh atau teladan,
di tengah harus bisa menjalin
kerjasama, dan di belakang harus
memberi motivasi atau dorongan
kepada para siswanya.” Azas ini
masih relevan dan penting dalam
dunia pendidikan.
Taman Siswa mendobrak sistem
pendidikan Barat dan pondok
pesantren, dengan mengajukan
sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nasional yang ditawarkan
adalah pendidikan bercirikan
kebudayaan asli Indonesia. Taman Siswa mengalami banyak kendala dari pihak-pihak yang tidak
mendukung. Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mengeluarkan berbagai
aturan untuk membatasi pergerakan Taman Siswa, seperti dikenai pajak
rumah tangga dan Undang-Undang Ordonansi Sekolah Liar Tahun 1932 yakni
larangan mengajar bagi guru-guru yang terlibat partai politik. Taman siswa
mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi masyarakat luas dengan
pendidikan, Taman Siswa mampu menyediakan pendidikan untuk rakyat
yang tidak mampu disediakan oleh pemerintah kolonial. Saat ini sekolah
Taman Siswa masih berdiri dan tetap berperan bagi kemajuan pendidikan di
Indonesia.
8. Organisasi Buruh
Perkumpulan Adhi Dharma yang didirikan oleh Suryopranoto (kakak Ki Hajar
Dewantara) pada tahun 1915 berperan sebagai organisasi yang membela
kepentingan kaum buruh, termasuk membantu para buruh yang dipecat
untuk memperoleh pekerjaan baru dan membantu keuangan mereka selama
mencari pekerjaan.
Pada bulan Agustus 1918, Suryopranoto membentuk gerakan kaum buruh
bernama Prawiro Pandojo ing Joedo atau Arbeidsleger (tentara buruh)
yang merupakan cabang dari Adhi Dharma. Organisasi ini didirikan sebagai
dampak dari terjadinya aksi perlawanan kaum buruh pabrik gula di Padokan
(sekarang pabrik gula Madukismo), Bantul, Yogyakarta.
Bulan November 1918, Suryopranoto mendeklarasikan berdirinya Personeel
Fabriek Bond (PFB) yang beranggotakan buruh tetap, Perkumpulan Tani dan
koperasi yang kemudian lazim disebut sebagai Sarekat Tani dengan anggota
kuli kenceng atau pemilik tanah yang disewa pabrik, serta Perserikatan
Kaoem Boeroeh Oemoem (PKBO) yang beranggotakan buruh musiman. PFB
didirikan untuk membela kepentingan kaum buruh yang terus mengalami
penindasan. Bersama PFB, Suryopranoto memimpin banyak aksi mogok kerja
untuk menuntut peningkatan kesejahteraan bagi kaum buruh. Pada tahun
1918 Adi Dharma menjadi bagian dari Sarekat Islam (SI), maka Personeel
Fabriek Bond (PFB) yang terbentuk dalam tahun tersebut otomatis berada di
bawah perlindungan Central Sarekat Islam (CSI). Sepulang dari pembuangan penjara Sukamiskin,
Suryopranoto dan Adhi
Dharma turut berkiprah sebagai pengajar di Taman Siswa, lembaga
pendidikan untuk kaum bumiputera yang didirikan oleh sang adik, Suwardi
Suryaningrat, yang saat itu telah berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara.

Strategi perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajah sampai abad XX


A. Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Barat
1. Perlawanan terhadap Portugis
a. Perlawanan Rakyat Demak terhadap Portugis
Pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka
dengan bantuan Kerajaan Aceh. Penyerangan dipimpin oleh Adipati Unus yang
terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Adipati
Unus, Demak melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis
kekurangan makanan.
Upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan ditaklukkannya
Kerajaan Pajajaran oleh Fatahillah pada tahun 1527.Ketika orang-orang Portugis
mendatangi Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara Kerajaan
Demak yang dipimpin Fatahillah dan tentara Portugis. Portugis pun berhasil dipukuk
mundur. Kemudian Pelabuhan Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta
yang berarti kejayaan yang sempurna oleh Fatahillah.
b. Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Portugis
Portugis mulai mengusik kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam saat berada di
Malaka. Portugis berusaha menguasai Kerajaan Aceh Darussalam yang menjadi pusat
perdagangan baru setelah jatuhnya Malaka. Pada tahun 1513, Aceh bersama Demak
melancarkan serangan ke Malaka, tapi gagal. Portugis pun sama juga gagal
melancarkan serangan ke Aceh. Aceh meminta bantuan persenjataan, militer, dan
ahli perang dari Turki. Dan bantuan dipenuhi oleh Turki pada tahun 1567. Setelah
bantuan dari Turki datang, pada tahun 1568 Aceh bersama Turki menyerang Portugis
di Malaka. Portugis terpaksa bertahan mati-matian dalam menghadapi serangan
tersebut di Benteng A Famassa. Namun, Portugis dapat menggagalkan serangan dari
Aceh.
c. Perlawanan Rakyat Ternate terhadap Portugis
2. Perlawanan terhadap VOC-Hindia Belanda
a. Perlawanan terhadap VOC
b. Perlawanan terhadap Pemerintahan Hindia Belanda
3. Perlawanan terhadap Inggris
a. Perlawanan Kraton Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa Inggris
Pada saat Inggris berkuasa menggantikan Belanda di Jawa, yang mengisi
kekuasaan di pusat adalah Raffles, sedangkan Karesidenan Yogyakarta adalah John
Crawfurd. Saat itu, Karesidenan Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwana
II atau Sultan Sepuh. Sultan HB II terkenal keras dan sangat menentang pemerintah
kolonial sehingga membuat orang Eropa (Inggris) terganggu. Sikap kerasnya tersebut
terlihat ketika Raffles untu pertama kali datang ke Yogyakarta pada bulan Desember
1811. Saat itu, Sultan HB II berani bertengkar dengan Raffles. Selanjutnya, juga
terjadi pada awal Januari 1812. Dalam pertemuan ini ada insiden kecil yang terjadi
ketika tempat duduk Raffles di Keraton Yogyakarta dibuat lebih rendah dari Sultan
HB II. Insiden ini pun berhasil diatasi.
Sultan HB II tidak puas dengan hasil pertemuannya dengan Raffles. Sultan HB II
semakin kecewa dengan pemerintah Inggris. Secara diam-diam, Sunan Pakubuwana
IV (Sultan PB IV) mengutus Tumenggung Ronowijoyo untuk menghadap Sultan HB II
dengan membawa surat. Dalam surat itu, Sunan PB IV mengusulkan kerja sama
untuk melawan Inggris dan bila berhasil akan membagi 2 wilayah yang telah
dirampas oleh orang Eropa. Sultan HB II menyetujui hal itu dan mengirimkan
Tumenggung Sumodiningrat. Kesepakatan tercapai pada awal Mei 1812 di Klaten
antara Ronowijoyo dan Sumodiningrat.
Tanpa sepengetahuan Sultan HB II, Sunan PB IV mengutus Patih Cokronegoro
untuk menemui putra mahkota Yogyakarta. Cokronegoro menyampaikan bahwa
Sunan PB IV menghendaki putra mahkota Surojo naik tahta dan bersedia
membantunya. Sunan PB IV menawarkan untuk kerja sama melawan Inggris dan
ketika Inggris berhasil diusir dari Jawa, wilayah Jawa akan dibagi 2 antara Surakarta
dan Yogyakarta. Rencana ini pun tercium oleh John Crawfurd yang segera
mengirimkan berita itu pada Raffles. Setelah mendengar berita tersebut, Raffles
memerintahkan Mayor Jenderal Gillespie untuk berangkat ke Yogyakarta dan
menyerbu Keraton Yogyakarta.
Pada tanggal 19-20 Juni 1812, Inggris menyerbu Keraton Yogyakarta. Dalam
pertempuran 2 hari, Inggris berkekuatan 1000 serdadu berseragam merah. Jumlah
itu masih ditambah 500 prajurit Leguin Pangeran Prangwedono dari Mangkunegaran,
Surakarta. Sultan HB II yang menghadapi Inggris tidak mendapat bantuan dari
Surakarta seperti yang tertulis dalam surat rahasia bahwa Surakarta akan membantu
Yogyakarta dalam melakukan perlawanan terhadap Inggris. Perang ini diakhiri
dengan menyerahnya Sultan HB II dan dimulainya penjarahan besar-besaran harta,
pusaka, dan pustaka Keraton Yogyakarta. Setelah itu, Raffles memerintahkan
penangkapan Sultan HB II. Sultan HB II dibawa ke Batavia dan menunggu pengadilan
disana. Sultan HB II dijatuhi hukuman pembuangan ke Pulau Penang pada awal Juli
1812. PB IV pun dirampas sebagian wilayahnya.
b. Perlawanan Rakyat Palembang terhadap Penjajahan Bangsa Inggris
Raffles mengirim 3 orang utusan yang dipimpin oleh Richard Philips ke
Palembang untuk mengambil alih kantor sekaligus benteng Belanda di Palembang
dan meminta hak kuasa sultan atas tambang timah di Pulau Bangka. Sultan Mahmud
Badaruddin II menolak permintaan itu dengan merujuk pada surat Raffles
sebelumnya bahwa kalau Belanda berhasil diusir, Palembang akan menjadi
kesultanan yang merdeka. Raffles pun kaget luar biasa setelah mengetahui bahwa
dengan cerdas Sultan Mahmud Badaruddin II menjadikan isi suratnya dahulu sebagai
legitimasi untuk melepaskan diri dari kekuasaan Inggris.
Raffles pun memilih untuk mengkhianati janjinya tersebut. Ia mengirim
ekspedisi perang di tahun 1812 yang dipimpin Mayor Jenderal Robert Gillespie.
Ekspedisi pun sampai dalam waktu 1 bulan di Sungai Musi. Sultan Mahmud
Badaruddin II juga sudah bersiap-siap menghadapi gempuran tersebut.
Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris hanya dalam waktu 1
minggu karena pertahanan di Pulau Borang sudah jebol tanpa perlawanan yang
berarti. Ternyata adik sultan yang bernama Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin
telah menjadi komandan yang pengecut bagi pasukannya di pulau yang strategis itu.
Mengetahui hal itu, Sultan Mahmud Bdaruddin II segera meninggalkan keraton
Palembang dengan membawa seluruh tanda kebesaran kesultanan lalu
mempersiapkan perlawanan gerilya terhadap Inggris.
Tanggal 26 April 1812, bendera Inggris sudah berkibar di atas benteng
Palembang. Dan tanggal 14 Mei 1812, Najamuddin diangkat oleh Robert Gillespie
atas nama Inggris untuk menggantikan kakanya sebagai Sultan Palembang. Tambang
timah di Pulau Bangka dan Belitung akhirnya diserahkan oleh sultan boneka ini
kepada Inggris. Robert Gillespie ditarik pulang ke Batavia karena keberhasilannya dan
digantikan oleh Kapten R. Mearers menjadi Residen Palembang. Pertengahan
Agustus 1812, Mearers memimpin pasukannya untuk menyerang Sultan Mahmud
Badaruddin II di Buaya Langu, hulu Sungai Musi. Mearers mengalami luka parah
dalam pertempuran ini yang akhirnya meninggal di rumah sakit di Muntok.
Mearers digantikan oleh Mayor William Robinson. Tampaknya ia tidak cocok
dengan Sultan Najamuddin yang dinilai menjadi sultan yang lemah dan tidak dihargai
oleh rakyat. Robinson tidak setuju dengan keputusan Raffles yang mengangkat sultan
tersebut, dan juga ia tidak suka dengan kebiasaan Raffles yang suka mengumbar
janji, juga pembiaran yang dilakukan Raffles pada peristiwa pembantain paukan
Belanda. Atas inisiatifnya sendiri, Robinson mengirim seorang perwira didampingi
penerjemah untuk bernegosiasi dengan Sultan Mahmud Badaruddin II, namun gagal.
Pada tangal 19 Juni 1813, Robinson datang sendiri untuk menemui Sultan
Mahmud Badaruddin II di Muara Rawas. Misi yang dilaksanakan Robinson pun
berhasil. Sultan Mahmud Badaruddin II mau kembali ke Palembang untuk
menggantikan adiknya. Akhirnya, tanggal 13 Juli 1813, Sultan Mahmud Badaruddin II
kembali ke istananya (keraton besar) di Palembang, sementara adiknya bertempat
tinggal di keraton lama.
Raffles sangat tersinggung dengan keputusan Robinson karena tidak meminta
pendapatnya dulu. Akhirnya, perjanjian Robinson dengan Sultan Mahmud
Badaruddin II dibatalkan sepihak. Robinson pun dipecat dan ditangkap dengan alasan
menerima suap dari Sultan Mahmud Badaruddin II. Tanggal 4 Agustus 1813, armada
Inggris dipimpin Mayor W. Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan Sultan
Mahmud Badaruddin II dari tahtanya kembali untuk digantikan oleh Sultan
Najamuddin. Uang yang dikatakan uang suap untuk Robinson dikembalikan pihak
Inggris ke Sultan Mahmud Badaruddin II lengkap dengan bunganya. Dan tanggal 21
Agustus 1813, Sultan Najamuddin kembali menduduki tahtanya di keraton besar.
Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum dan sesudah abad
ke-20

Pada abad ke-16 bangsa Eropa berlayar ke wilayah Timur, diantaranya Portugis, Spanyol,
Inggris, dan Belanda. Tujuan mereka adalah mencari rempah-rempah dan juga menyebarkan
agama kristen. Setelah sampai Nusantara keserakahan mereka timbul, yang awalnya hanya ingin
berdagang tiba-tiba mereka ingin menguasai Nusantara. Keinginan mereka itulah yang
melatarbelakangi bangsa Indonesia melakukan perjuangan.
1. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum abad ke-20
Sebelum tahun 1908, banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia.
Banyak yang memeras, menyiksa dan merebut hak-hak rakyat Nusantara. Perjuangan bangsa
Indonesia terhadap penjajah hampir dilakukan diseluruh wilayah, terutama di daerah yang
menjadi pusat kekuasaan penjajah.
Perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah VOC menggunakan senjata dimulai pada
abad ke-17, dimana perlawanan tersebut dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram, Sultan
Hasanuddin dari Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Iskandar Muda
dari Aceh, Untung Surapati, Trunajaya, dan Ibnu Iskandar dari Minangkabau.
Sedangkan yang berjuang pada abad ke-19 antara lain :
a. Thomas Matulesy ata Pattimura dari Maluku (1817)
b. Pangeran Diponegoro, Sentot Prawirodirjo, Kyai Mojo, dan Pangeran Mangkubumi di
Jawa (1825-1830)
c. Tuanku Imam Bonjoldari Minangkabau Sumatera Barat (1822-1837)
d. Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang (1817)
e. Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayat dari Kalimantan (1859-1862)
f. I Gusti Kentut Jelantik dari Bali (1846-1849)
g. Anak Agung Made dari Lombok (1895)
h. Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nyak Dien dari Aceh (1873-
1904)
i. Si Singamangaraja XII dari Batak (1878-1907)
Berbagai perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi pada sebelum abad ke-20 seperti
perlawanan Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta perlawanan-perlawanan rakyat lainnya
masih dalam batas-batas wilayah yang sempit dan parsial. Akibatnya perlawanan-perlawanan
tersebut dapat diredam oleh kekuatan penjajah yang sudah menguasai secara nasional di
Indonesia.
Kegagalan perjuangan dengan kekerasan senjata oleh para pahlawan baik ketika melawan
Portugis, Belanda, maupun Inggris karena bangsa Indonesia mempunyai beberapa kelemahan,
sebagai berikut:
a. Perjuangan bersifat lokal / kedaerahan
b. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang
bersamaan
c. Perjuangan pada umunya dipimpin oleh pemimpin yang kharismatik
d. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan
senjata
e. Para pejuang mudah diadu domba sehingga sering terjadi perselisihan antar pemimpin
di Indonesia
Bangsa Indonesia sadar bahwa penjajah yang terorganisasi dengan baik tidak mungkin
dapat dikalahkan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisasi, oleh karena itu
strategi perjuangan baru lebih diorganisasi dengan baik agar setelah abad ke-20 menggunakan
strategi yang baru dan bisa mengalahkan penjajah.
2. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sesudah abad ke-20
Perjuangan bangsa Indonesia setelah abad ke-20 merupakan perjuangan yang sudah
menunjukkan karakter yang bersifat nasional. Perjuangan nasional juga dikenal dengan istilah
Pergerakan Nasional.
Tak hanya bersifat nasional, tapi bersifat perjuangan diplomasi dan organisasi. Corak
perlawanan berubah dari pola perjuangan fisik (memakai senjata) menjadi non fisik (diplomasi
dan organisasi). Berubahnya corak perlawanan terhadap penjajah pada masa pergerakan nasional
terwujud berkat meningkatnya pendidikan di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru,
yaitu kaum intelektual atau golongan terpelajar.

Hasil Busaya Praaksara yang berada di lingkungan terdekat


Berdasarkan hasil kebudayaannya, secara garis besar kebudayaan Zaman Praaksara
dibagi menjadi Zaman Batu dan Zaman Logam.
1. Zaman Batu
Pada Zaman Batu, peralatan yang digunakan manusia purba terbuat dari batu. Zaman Batu
dibedakan menjadi empat zaman, yaitu Zaman Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, dan
Megalithikum.
Zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Disebut Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan dibuat dari batu dan
pengerjaannya masih sederhana dan kasar. Hasil kebudayaan pada Zaman Palaeolithikum
yang terkenal adalah kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
1) Kebudayaan Pacitan
Pacitan adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan dengan
Jawa Tengah. Pada zaman purba, diperkirakan aliran Bengawan Solo mengalir ke selatan
dan bermuara di pantai Pacitan. Pada 1935, Von Koenigswald menemukan beberapa alat
dari batu di Pacitan. Alat-alat tersebut bentuknya menyerupai kapak, tetapi tidak
bertangkai sehingga menggunakan kapak tersebut dengan cara digenggam. Alat-alat batu
dari Pacitan ini disebut dengan kapak genggam (chopper) dan kapak perimbas. Di Pacitan
juga ditemukan alat-alat berbentuk kecil yang disebut serpih. Berbagai benda peninggalan
tersebut diperkirakan digunakan oleh manusia purba jenis Meganthropus.
2) Kebudayaan Ngandong
Ngandong adalah salah satu daerah dekat Ngawi, Madiun, Jawa Timur. Di daerah
Ngandong dan Sidorejo banyak ditemukan alat dari tulang dan alat-alat kapak genggam
dari batu. Alat-alat dari tulang itu di antaranya dibuat dari tulang binatang dan tanduk rusa.
Selain itu, ada juga alat-alat seperti ujung tombak yang bergerigi pada sisi-sisinya.
Berdasarkan penelitian, alat-alat itu merupakan hasil kebudayaan Homo Soloensis dan
Homo Wajakensis. Karena ditemukan di daerah Ngandong, dikenal secara umum dengan
Kebudayaan Ngandong.
Di dekat Sangiran, dekat dengan Surakarta ditemukan juga alat-alat berbentuk kecil
yang biasa disebut flake. Manusia purba sudah memiliki nilai seni yang tinggi. Pada
beberapa flake ada yang dibuat dari batu indah, seperti chalcedon.
Zaman Mesolithikum (Zaman Batu Madya)
Dua hal yang menjadi ciri Zaman Mesolithikum adalah kebudayaan
Kjokkenmoddinger dan abris sous roche.
1) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti dapur dan modding
berarti sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah-sampah dapur. Kjokkenmoddinger
merupakan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung. Di dalam
Kjokkenmoddinger ditemukan banyak kapak genggam. Kapak tersebut berbeda dengan
chopper (kapak genggam dari Zaman Palaeolithikum).
Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatra berdasarkan tempat
penemuannya. Di samping pebble, ditemukan pula kapak pendek (hache courte) dan
pipisan (batu bata penggiling beserta landasannya).
2) Abris Sous Roche
Manusia purba menjadikan gua sebagai rumah. Kehidupan di dalam gua yang cukup
lama meninggalkan sisa-sisa kebudayaan dari mereka. Abris sous roche adalah kebudayaan
yang ditemukan di dalam gua-gua. Di daerah mana alat-alat tersebut ditemukan? Alat-alat
apa saja yang ditemukan di dalam gua tersebut?
Di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan alat-alat, seperti
flake, kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat dari tulang. Karena di gua tersebut
banyak ditemukan peralatan dari tulang, disebut Sampung Bone Culture. Selain di
Sampung, gua-gua sebagai abris sous roche terdapat juga di Besuki, Bojonegoro, dan
Sulawesi Selatan.

Zaman Neolithikum (Zaman Batu Baru/Batu Muda)


Zaman Neolithikum merupakan perkembangan zaman dari kebudayaan batu madya.
Alat-alat dari batu yang mereka hasilkan lebih sempurna dan telah lebih halus disesuaikan
dengan fungsinya. Hasil kebudayaan yang terkenal pada Zaman Neolitikum adalah jenis
kapak persegi dan kapak lonjong.
1) Kapak Persegi
Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi yang besar
sering disebut beliung atau pacul (cangkul). Sementara yang berukuran kecil disebut trah
(tatah) yang digunakan untuk mengerjakan kayu. Alat-alat itu, terutama beliung, sudah
diberi tangkai. Daerah persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia bagian barat,
misalnya di daerah Sumatra, Jawa, dan Bali.
2) Kapak Lonjong
Kapak lonjong dibuat dari batu berbentuk lonjong yang sudah diasah halus dan diberi
tangkai. Fungsi alat ini diperkirakan untuk kegiatan menebang pohon. Daerah persebaran
kapak lonjong umumnya di daerah Indonesia Bagian Timur, misalnya di daerah Irian,
Seram, Tanimbar, dan Minahasa.
Pada Zaman Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga ditemukan berbagai
alat perhiasan. Misalnya, di Jawa ditemukan gelang-gelang dari batu indah dan alat-alat
tembikar atau gerabah. Pada zaman itu sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti
dengan ditemukannya alat pemukul kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan pakaian.
Zaman Megalithikum (Zaman Batu Madya)
Peninggalan kebudayaan Megalithikum terbuat dari batu berukuran besar.
Kebudayaan Megalithikum tidak hanya untuk keperluan memenuhi kebutuhan hidup
manusia secara fisik. Mereka juga telah membuat berbagai bangunan batu untuk
kepentingan berbagai upacara keagamaan, di antaranya dipergunakan dalam
persembahyangan maupun untuk mengubur jenazah. Hasil-hasil Kebudayaan
Megalithikum, antara lain sebagai berikut.
1) Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang didirikan sebagai sarana untuk memuja
arwah nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Kalimantan, dan
Sulawesi Tengah.
2) Dolmen
Dolmen merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu, berkaki menhir (menhir
yang agak pendek). Bangunan ini digunakan sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadap
nenek moyang. Ada juga dolmen yang di bawahnya berfungsi sebagai kuburan. Bangunan
semacam ini dinamakan pandusha.

3) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan mempunyai
tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama Sarkofagus juga ditemukan
tulang-tulang manusia beserta bekal kubur, seperti perhiasan, periuk, dan beliung.
4) Kubur Batu
Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan fungsinya. Bedanya,
kubur batu ini terbuat dari lempengan atau lembaran batu yang lepas-lepas dan dipasang
pada keempat sisinya, bagian alas dan bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak
ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
5) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara bertingkat. Fungsi
bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden berundak ditemukan di daerah Lebak
Sibedug, Banten Selatan.
6) Arca
Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan binatang. Binatang
yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau, kera, dan harimau. Arca ini banyak
ditemukan, antara lain di Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Apa yang dapat kalian simpulkan dari berbagai peninggalan pada Zaman Batu Besar?
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan manusia pada masa tersebut? Apakah mereka
hanya membutuhkan keperluan untuk memenuhi perutnya? Berbagai peninggalan pada
Zaman Megalithikum menunjukkan kepada kita bahwa manusia pada Zaman Praaksara
telah sadar akan adanya kekuatan di luar manusia. Walaupun mereka tidak meninggalkan
bentuk agama yang jelas, mereka telah menunjukkan ketaatan kepada Sang Pencipta.
2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi yang cukup tinggi. Mengapa
dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu tinggal membentuk sesuai kehendak pemahat. Logam
sementara itu tidak dapat dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi. Mereka telah
mengolah bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini membuktikan bahwa manusia
purba telah mengenal peleburan logam. Kebudayaan Zaman Logam sering juga disebut Zaman
Perundagian.
Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat berburu, mengerjakan
ladang, maupun untuk keperluan upacara keagamaan. Alat-alat dari perunggu, misalnya kapak
corong atau kapak sepatu. Kapak corong ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, serta Sulawesi
Tengah dan Selatan.
Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara digunakan untuk upacara
keagamaan (kepercayaan pada masa purba). Misalnya, dalam upacara memanggil hujan dan
persembahan lainnya. Nekara ini berbentuk seperti berumbung yang berpinggang bagian
tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Jadi, seperti dandang telungkup. Daerah penemuannya di
Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Pulau Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara
yang berukuran kecil yang disebut moko. Selain nekara, juga ditemukan alat atau benda-benda
perhiasan, seperti kalung, cincin, anting-anting, dan manik-manik.
KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN
1. Bidang Ekonomi

Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami


kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup mengontrol
mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang Belanda,
keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang
sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang
pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu
menasionalisasikan de javasche bank dan perkebunan – perkebunan asing milik swasta asing,
serta mencari pinjaman dana dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan
hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses
ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah
perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI
untuk mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi ekonomi pada bulan
februari tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara
pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan milik swasta
asing.

2. Bidang Politik

Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali
mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan
pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang
yang menduduki bangsa Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang
dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah menunjuk presiden dan
wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara. Kemudian rapat terus
berlanjut dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat perlengkapan
negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI atas 8 Propinsi beserta
pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia, pembentukan
BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan kurangnya pengalaman dalam perjalanan
pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi tersendat dan tidak
seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang telah di rencanangkan.

3. Bidang sosial dan budaya


Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di
proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan
membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di
dominasi oleh warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan
yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa
Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama
dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi utama yaitu menitik
beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki Hajar
Dewantara yang mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai
menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan 1945.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL


A. DEMOKRASI LIBERAL

1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik di parlemen
untuk saling menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
 Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala
pemeritahan.
 Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
 Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR)
 Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
 Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya (PIR),
Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
 Moh. Natsir  Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal dari Partai
Masyumi.
 Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem, Assaat,
Djuanda, Soemitro Djojohadikusumo.
 Perekonomian Indonesia mengalami masa paling menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an yang mendorong
naiknya harga komoditas hingga berdampak pada peningkatan pendapatan
ekspor.
 Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI mengeluarkan mosi
tuntutan agar pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 tentang
pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
 Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
 Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan
otonomi daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
 Keputusan kontroversial  Keputusan Menteri Luar Negeri Ahmad
Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan
Duta Besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
 Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri
bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad Soebadjo akhirnya
mengundurkan diri.
3) Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)
 Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
 Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang terdiri atas
menteri-menteri yang ahli di bidangnya.
 Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang semakin tidak
terkendali.
b) Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam
keutuhan bangsa.
c) Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa perselisihan internal
dalam lingkungan TNI. Sumber utama ketidakkompakan TNI.
 Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi peristiwa
Tanjung Morawa. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri, Isqak
Tjokrodisurjo menyetujui perusahaan Deli Planters Vereeniging mengelola
tanahnya kembali di Tanjung Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak
petani lokal menduduki tanah-tanah tersebut.
4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953-24 Juli 1955)
 Merupakan koalisi antara PNI dan NU, Masyumi memilih menjadi oposisi.
 Soekarno menunjuk Ali Sastroamidjojo (PNI) dan Wongsonegoro (Partai
Indonesia Raya) sebagai perdana menteri dan wakil perdana menteri.
 Prestasi:
a) Mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA).
b) Membentuk panitia pemilu yang diketuai Hadikusumo.
 Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali berusaha meninjau
ulang utang pemerintah dan cadangan devisa negara dengan cara
membatalkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) berkaitan utang
Indonesia kepada Belanda.

5) Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956)


 Program utama  Pemberantasan korupsi yang mendapat dukungan
rakyat dan TNI.
 Prestasi  Berhasil menyelenggarakan pemilu pertama tahun 1955.
Pemilu dilaksanakan 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955)  Memilih anggota DPR
(parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955)  Memilih anggota Konstituante

6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956-14 Maret 1957)


 Merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU.
 Program kerja:
a) Melaksanakan pembatalan hasil KMB.
b) Berjuang mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Indonesia.
c) Memulihkan keamanan dan ketertiban serta pembangunan ekonomi,
keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, dan pertanian.
d) Melaksanakan hasil keputusan KAA.
e) Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
 Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Sentiment anti-Tionghoa mulai berkembang dalam masyarakat.
b) Muncul kekacauan di berbagai daerah yang mengarah pada gerakan
separatisme.
c) Perselisihan antara pengusaha Tionghoa dan pengusaha nasional akibat
pembatalan hasil KMB.
 Akhir masa Kabinet Ali II disebabkan oleh mundurnya sejumlah menteri.
7) Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)
 Latar belakang dibentuk:
a) Kondisi politik dan keamanan Indonesia semakin tidak menentu.
b) Pertentangan parpol semakin memanas.
 Disebut juga Kabinet Karya, karena disusun berdasarkan zaken kabinet.
 Program:
a) Membentuk Dewan Nasional, yaitu badan yang bertujuan menampung
dan menyalurkan aspirasi dari kekuatan-kekuatan nonpartai yang ada
dalam masyarakat.
b) Normalisasi situasi RI.
c) Memperjuangkan pengembalian Irian Barat.
d) Mempercepat proses pembangunan.
 Dalam memimpin pemerintahan, Djuanda dibantu oleh Hardi, K.H. idham
Chalid, dan J. Leimena.
 Prestasi:
a) Menentukan garis kontinental batas wilayah laut Indonesia melalui
Deklarasi Djuanda. Akibatnya, tercipta wilayah daratan dan lautan
Indonesia menjadi satu kesatuan bulat dan utuh.
Hasil Deklarasi Djuanda diresmikan menjadi UU No. 4/PRP/1960 tentang
Perairan Indonesia.
b) Menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan
pergolakan di berbagai daerah.

c. Sistem Kepartaian
 Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal 23 Agustus
1945.
 Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November
1945 dan terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ,
Parkindo, PRS, Permai, PKRI.
 Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.

d. Pemilu 1955
 Dilaksanakan dalam 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955)  Memilih anggota DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955)  Memilih anggota konstituante
 5 partai besar pada Pemilu 1955  PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
 Nilai positif yang dapat diambil:
a) Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
b) Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
c) Kesadaran berdemokrasi

e. Kegagalan Konstituante Menyusun UUD


 10 November 1956 Presiden Soekarno melantik 514 anggota Konstituante.
 Tugas badan Konstituante  Merumuskan UUD baru
 Masalah utama yang dihadapi  Penetapan Dasar Negara
 Kegagalah Konstituante disebabkan oleh:
a) Perdebatan yang berlarut-larut.
b) Adanya perselisihan antarpartai.
c) Munculnya desakan untuk kembali pada UUD 1945.
 30 Mei 1959 Konstituante mengadakan pemungutan suara dan hasilnya
mayoritas menghendaki kembali pada UUD 1945.
 Kedudukan Konstituante terdesak ketika A.H. Nasution mengeluarkan
PEPERPU/040/1959 yang berisi larangan adanya kegiatan politik.
 Konstituante dibubarkan pada 5 Juli 1959 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

2. Kehidupan Ekonomi

a. Permasalahan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal:


 Permasalahan jangka pendek, yaitu pemerintah harus mengurangi jumlah uang
yang beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup.
 Permasalahn jangka panjang, yaitu pertambahan penduduk yang tidak terkendali
dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.

b. Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi

1) Gerakan Benteng
 Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
 Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar mereka ikut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut
berupa bimbingan konkret atau bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu membentengi
perekonomian Indonesia yang baru merdeka.

2) Gunting Syafruddin
 Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
 Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga
nilai setengahnya.

3) Nasionalisasi De Javasche Bank


 Kebijakan yang dilakukan yaitu, Perubahan status De Javasche Bank
menjadi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Banks Sirkulasi.
Diumumkan pada 15 Desember 1951 berdasarkan UU No. 24 Tahun 1951.

4) Pembentukan Biro Perancang Negara


 Dibentuk pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
 Bertugas merancang pembangunan jangka pendek sehingga hasilnya belum
bia dirasakan oleh masyarakat.
 Akibat tidak adanya stabilitas politik (masa kabinet terlalu singkat)
menyebabkan kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan
pembangunan.

5) Sistem Ekonomi Ali-Baba


 Diprakarsai oleh Isqak Tjokroadisurjo (Menteri Perekonomian pada masa
Kabinet Ali Sastroamidjojo I)
 Kebijakan yang dilakukan, yaitu: Mendorong berkembangnya pengusaha
swasta nasional pribumi dalam usaha merombak ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
 Langkah yang diambil:
a) Mewajibkan pengusaha asing yang beroperasi di Indonesia untuk
memberikan pelatihan dan tanggung jawab kepada TKI agar dapat
menduduki jabatan staf.
b) Mendirikan perusahaan negara.
c) Menyediakan kredit.
d) Memberikan lisensi bagi perusahaan swasta nasional.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN


1. Kehidupan Politik
a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Merupakan jembatan politik dari era Demokrasi Liberal menuju era Demokrasi
Terpimpin.
 Latar belakang:
a) Pemberlakuan Sistem Demokrasi Terpimpin. Dilakukan untuk memperbarui
struktur politik Indonesia.
b) Pembentukan Kabinet Gotng Royong.
 Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
a) Pembubaran Konstituante.
b) Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
c) Pembentukan MPR yang terdiri atas DPR dan DPAS.

b. Sistem Pemerintahan dan Konsep Politik


 Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Presidensial.
 Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan serta
tidak bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).
 Dalam menjalankan pemerintahan, Presiden mendapat dukungan dari 3
kekuatan besar, yaitu Nasionalis, Agama, Komunis (NASAKOM). Hal ini
memberi peluang bagi berkembangnya ideologi komunis.
 Presiden Soekarno mencetuskan:
a) Ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis)
 Ajaran ini dimanfaatkan oleh PKI untuk menyebarkan ideologi
komunis.
 Ketua PKI, D.N. Aidit berusaha menyebarkan cuplikan-cuplikan pidato
Presiden Soekarno sehingga seolah-olah sejalan dengan gagasan dan
cita-cita politik PKI.
b) Ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional)
 Tujuan  Memperkuat kedudukan Soekarno.
 Inti ajaran  Seluruh unsur kehidupan berbangsa dan
bernegara harus dicapai melalui revolusi, dijiwai oleh sosialisme, dan
dikendalikan oleh satu pimpinan nasional yang disebut Panglima
Besar Revolusi (PBR), yaitu Presiden Soekarno.
 Dampak  Kedudukan lembaga tinggi dan tertinggi negara
ditetapkan di bawah Presiden.
c. Politik Luar Negeri
Sejak proklamasi kemerdekaan politik luar negeri Indonesia adalah Bebas Aktif. Akan
tetapi dalam Demokrasi Terpimpin politik luar negeri Indonesia mengalami
penyimpangan. Dalam Manipol-USDEK ditegaskan bahwa politik luar negeri
Indonesia bertujuan melenyapkan imperialisme dan mencapai dasar-dasar bagi
perdamaian dunia yang kekal dan abadi.
1) Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo
Presiden Soekarno memperkenalkan doktrin politik baru yang membagi dunia
menjadi 2 blok, yaitu New Emerging Forces (Nefo) dan Old Established Forces
(Oldefo).
 Nefo  Negara-negara yang sedang berkembang dan negara sosialis
yang dianggap progresif, termasuk juga negara yang baru merdeka atau
sedang memperjuangkan kemerdekaanya.
 Oldefo  Negara kolonialis, imperialis, dan penghampat kemajuan
bangsa-bangsa yang sedang berkembang.
2) Politik Mercusuar
Adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam pergaulan
antarbangsa di dunia. Politik mercusuar dijalankan Presiden Soekarno karena
menganggap Indonesia sebagai mercusuar yang mampu menerangi jalan negara-
negara Nefo. Hal ini diwujudkan dengan:
 Membuat bangunan-banguna fenomenal yang menelan biaya miliaran
rupiah,
 Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces (Ganefo), yaitu
pesta olahraga negara-negara Nefo.

3) Konfrontasi dengan Malaysia


Perselisihan Indonesia-Malaysia berawal pada 27 Mei 1961, Perdana
Menteri Malaya, Tengku Abdulrachman Putu, melontarkan ide gagasan
pembentukan Federasi Malaysia. Feredasi ini meliputi, Malaya, Singapura,
Serawak, dan Sabah.gagasan tersebut kemudian diusulkan kepada Perdana
Menteri Inggris, Harold Mc Millan pada Oktober 1961.
Pemerintah Indonesia menganggap pembentukan Federasi Malaysia
sebagai proyek neokolonialisme Inggris. Proyek ini dianggap membahayakn
Indonesia dan negara-negara Nefo.
Kebijakan Presiden Soekarno:
a) Mengumukan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1964, yang isinya:
 Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia
 Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim
Inggris.
b) Membentuk Komando Operasi Tertinggi (Koti) dan Komando Mandala dengan
tugas menyelenggarakan operasi militer dalam rangka mempertahankan
kedaulatan wilayah Indonesia.
4) Indonesia Keluar dari PBB
Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari PBB.
Sebab:
a) PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
b) PBB tidak merombak struktur organisasi PBB.
Dampak:
a) Sebagian besar negara Asia dan Afrika mengecam tindakan Indonesia.
b) Indonesia kehilangan satu forum untuk menyelesaikan sengketa dengan
Malaysia secara damai.

d. Pembebasan Irian Barat


 Latar Belakang  Bangsa Indonesia kecewa atas keputusan hasil KMB bahwa
masalah Irian Barat akan diselesaikan satu tahun setelah penyerahan kedaulatan.
 Perjuangan Pembebasan Irian Barat
1) Perjuangan Diplomasi
Pemerintah Indonesia mengirim para diplomat untuk memperjuangkan Irian
Barat melalui forum internasional. Para diplomat: Soebandrio, Mukarto
Notowidagdo, Zairin Zain, Adam Malik, Ganis Harsono, Alex Alatas, dan A.H.
Nasution.
Beberapa upaya yang dilakukan:
a) Konferensi Colombo pada April 1954.
b) Konferensi Asia Afrika pada April 1955.
c) Siding Umum PBB pada 1954-1957.
2) Konfrontasi Politik
 Pada 1956 Indonesia secara sepihak membatalkan hasil KMB yang
dikukuhkan dalam UU No. 13 Tahun 1956.
 Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo membentuk
pemerintahan sementara Irian Barat. Tujuannya untuk mendeklarasikan
pembentukan Provinsi Irian Barat sebagai bagian dari RI
3) Konfrontasi Ekonomi
Dilakukan dengan:
 Pembatalan utang-utang Indonesia kepada Belanda senilai F 3.661 juta.
 Melarang maskapai penerbangan Belanda melakukan penerbangan dan
pendaratan di wilayah Indonesia.
 Memberhentikan semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia
mulai tanggal 5 Desember 1957.
 Melakukan nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia sejak
Desember 1958.

4) Konfrontasi Militer
 Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri
Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta pada acara peringatan Agresi
Militer II Belanda.
 Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
 Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru antara kapal jenis
motor torpedo boat (MTB) ALRI dengan dua kapal perusak Belanda.

 Persetujuan New York


Ellsworth Bunker (penengah konfrontasi Indonesia-Belanda, dari Amerika
Serikat) mengusulkan:
a) Agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia dengan
perantara PBB yaitu United Nation Temporary Executive Authority
(UNTEA) dalam jangka waktu 2 tahun.
b) Agar rakyat Irian Barat diberi kesempatan menentukan pendapatnya
agar tetap berada dalam wilayah RI atau memisahkan diri.
Ellsworth Bunker mengajak Indonesia-Belanda bertemu dalam meja
perundingan. Delegasi Indonesia (Adam Malik) dan Delegasi Belanda (Dr.
Van Royen).
Isi Persetujuan New York  Selambat-lambatnya tanggal 1 Oktober 1962
Belanda menyerahkan Irian Barat kepada United Nation Temporary
Executive Authority (UNTEA).
Pada 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di samping
bendera PBB dan selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963 UNTEA atas nama
PBB menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
Setelah penyerahan Irian Barat, pemerintah Indonesia diwajibkan
melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

 Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)  Act of free choice


Dilaksanakan sejak 14 Juli 1969 s.d. 4 Agustus 1969. Pelaksanaan diatur oleh
Brigjen Sarwo Edhie Wibowo dan diawasi langsung oleh perwakilan PBB yaitu
Fernando Ortis Sanz.
Dewan musyawarah Pepera memutuskan bahwa Irian Barat tetap merupakan
bagian dari RI.

2. Kehidupan Ekonomi

Kekacauan politik ditandai dengan terjadinya Inflasi. Kehidupan ekonomi merosot.

Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permaslahan Ekonomi

a) Membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas)


 Dibentuk berdasarkan UU No. 80 tahun 1958
 Pemimpin  Muh. Yamin
 Tugas  Mempersiapkan rancangan UU pembangunan nasional dan menilai
penyelenggaraan pembangunan.
 Pada 1963, berganti nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) yang dipimpin Presiden Soekarno.

b) Menerapkan Kebijakan Devaluasi Mata Uang Rupiah


 Ditetapkan pada 24 Agustus 1959
 Tujuan  Meningkatkan nilai rupiah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat
kecil.
 Usaha  Pemerintah melakukan pembekuan terhadap semua simpanan yang
melebihi Rp25.000,00.
 Dilaksanakan oleh Panitia Penampung Operasi Keuangan (PPOK)

c) Menekan Laju Inflasi


 Pada 25 Agustus 1959, pemerintah mengeluarkan Perppu No. 2 Tahun 1959
untuk membendung laju inflasi.
 Tujuan  Mengurangi jumlah uang yang beredar agar dapat
menstabilkan keuangan dan perekonomian negara.
 Usaha  Pemerintah menginstruksikan penghematan bagi instansi
pemerintah, memperketat pengawasan atas perusahaan-perusahaan negara.

d) Deklarasi Ekonomi (Dekon)


 Pada 28 Maret 1963, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekon.
 Tujuan:
1) Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari
sisa-sisa imperialisme.
2) Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
e) Dana Revolusi
 Dikeluarkan oleh Jusuf Muda
 Diperoleh dari devisa kredit jangka panjang
 Usaha  melakukan pungutan terhadap perusahaan atau perseorangan yang
mendapat fasilitas kredit antara 250 juta hingga 1 miliar rupiah.
 Hasil pengumpulan Dana Revolusi digunakan untuk membiayai proyek-proyek
mandataris presiden yang bersifat prestise politik dengan mengorbankan
kondisi ekonomi dalam negeri.

UPAYA BANGSA INDONESIA MENGHADAPI DISINTEGRASI BANGSA DALAM BENTUK


PERGOLAKAN DAN PEMBERONTAKAN
1. PKI Madiun 1948
Latar belakang :
 Kekecawaan Amir Syarifudin terhadap Parlemen yang telah menjatuhkannya dari jabatan PM
karena Perjanjian Renville sehingga membentuk gerakan oposisi untuk mengacaukan
pemerintahan yang berkuasa pada saat itu.
 Musso yang baru saja pulang dari Uni Soviet dan kembali ingin membangun PKI menjadi partai
besar.
 Menentang program Rasionalisasi Angkatan Perang oleh PM Hatta à banyak anggota PKI yang
ter phk.
b. Beberapa aksi yang dilakukan di antaranya :
 melakukan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap aparat keamanan dan profesi lain
dengan melemparkan isu kepada TNI sehingga menimbulkan keresahan di kalangan rakyat dan
kaum agamawan untuk menjatuhkan lawan politiknya.
 mendukung gerakan para buruh dan tani untuk memperjuangkan nasibnya lewat demo à 5 Juli
1948 Pabrik Karung Goni di Delanggu yang ujungnya berakhir dengan bentrok, dan banyak
buruh yang terluka.
 Memperoklamasikan berdiriya Soviet RI 18 september 1948
c. Upaya penumpasan :
 Dari arah barat Pasukan Devisi II pimpinan Gatot Subroto dan dari arah timur Pasukan Devisi I
di bawah pimpinan Sungkono
d. 30 September 1948 Madiun dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah kaki tangan Muso dapat
ditangkap dan mendapatkan hukuman. Amir Syarifudin pun dapat ditangkap dan mendapatkan
hukuman mati.

2. Darul Islam /Tentara Islam Indonesia ( 1949 – 1965 )


a. Gerakan ini berpusat di Jawa Barat dipimpinan oleh Kartosuwiryo
b. Latar Belakang gerakan ini :
 Penolakn perintah penarikan TNI dari kantong-kantong gerilya ke Yogyakarta (Mabes TNI saat
itu)
 Keinginan untuk memiliki tentara ini disebabkan adanya Agresi Belanda yang membuat
Indonesia terdesak dan keamanan setiap daerah sangat tergantung pada masing-masing
wilayahnya.
c. Namun dalam perjalanannya gerakan ini mengarah pada keinginan untuk mendirikan negara
sendiri dengan nama Negara IslamIndonesia dengan Syariah Islam sebagai ideologinya.
d. Secara sepihak ia memproklamasikan Negara Islam Indonesia /NII tanggal 7 Agustus
1949 à gerakan ini mendapat dukungan dari Belanda yang memang menginginkan Indonesia
terpecah-pecah.
e. Pemerintah melakukan penumpasan melalui operasi Baratayudha, Kartosuwiryo tertangkap 4
Juni 1962, dan mendapatkan hukuman mati.
f. Gerakan DI/TII mendapatkan dukungan dari gerakan separatis dari daerah lain yang memiliki visi
yang sama yaitu Islam, di antaranya :
 Jateng : Amir Fatah dan Kia Sumolangu dalam perjalannya dapat diitumpas oleh gerakan
Banteng Nasional.
 Aceh : Daud Beaureueh
Latar belakangnya : menolak penurunan status dari daerah istimewa menjadi daerah
Keresidenan ; keiginan untuk mendapatkan hak pengelolaan keuangan daerah yang lebih besar.
Keinginan untuk membentuk NII, secara sepihak memproklamasikan NII pada 20 September
1953.
 Sulawesi Selatan : Kahar Muzakar. menuntut Kesatuan Gerilyawan SulSel (KGSS) dimasukkan
ke dalam Brigade Hasanuddin tetapi ditolak à bergabung dengan TII/NI pimpinan
Kartosuwiryo sejak 7 Agustus 1953.
g. Penumpasan ;
 Operasi Pagar Betis 1960 à Kartosuwiryo dihukum mati 4 Juni 1962
 Kahar Muzakar dihukum mati Feb 1965
 Ibnu Hajar dihukum mati Maret 1965.

3. Andi Azis ( 1949 – 1950 )


a. Terjadi di Makasar dipimpin oleh Kapten Andi Azis ( Letnan Ajudan Wali Negara NIT ).
b. Latar belakang :
 Tuntutan kepada APRIS agar anggota bekas KNIL yang menjadi penangungjawab terhadap
keamanan NIT.
 Mereka direktut sebagai TNI untuk wilayah Makasar.
 Mereka menjadi pendukung pembentukan negara Federasi
c. Penumpasan dilakukan HV Worang dan berhasil membebaskan A. Yunus Mokoginta yang
ditawan oleh Andi Azis.
d. PM. NIT yaitu Diapari diganti oleh Ir. Putuhena hasil pilihan pemerintah Indonesia.

4. Republik Maluku Selatan ( 1949 – 1950 )


a. Latar belakangnya :
 Dilakukan oleh bekas tentara KNIL yang pro Belanda
 Keinginan untuk mendirunikan pemerintahan sendiri/negara sendiri.
b. Pemimpin gerakannya Soumukil yang berhasil memproklamasikan Negara RMS 25 April 1950.
c. Dalam memperjuangkan cita-citanya ia bergabung bersama Andi Azis.
d. Penumpasan dilakukan oleh Kawilarang 14 Juli 1950 dan tentara APRIS yang gugur S. Sudiarso,
Abdullah dan Ign Slamet Riyadi. Soumukil dan Andi Azis dapat melarikan diri ke Maluku.

5. PRRI/Permesta
a. Merupakan pemberontakan terbesar dan terorganisasi dengan baik karena pendukung
utamanya adalah Tentara Nasional Indonesia.

b. Tujuannya :
 Otonomi daerah yang lebih besar cenderung ke federasi terlebih saat dikeluarkannya Perda
No.50 tahun 1950
 Menenatng system liberalism pemerintahan, hal ini tampak dari telah tersusunnya Kabinet
PRRI
c. Membentuk dewan :
 Dewan Banteng à di Padang, pimpinan Ahmad Husein, 20-24 Nov 1956
 Dewan Gajah à di Sumatera Utara, pimpinan Letkol Simbolon, 22 Des 1964
 Dewan Masyumi à di Sulawesi Utara, pimpinan Ventje Sumual, 18 Februari 1957.

6. Gerakan 30 September 1965


1. Sejak 1950 -1965 PKI di bawah komando DN. Aidit telah merencanakan untuk mendirikan
negara komunis Indonesia.
2. Langkah yang dilakukan Aidit untuk dapat mewujudkan cita-citanya adalah :
a. Melakukan penggalangan massa dengan menyusup ke partai-partai. Kader-kader terbaiknya
ditugaskan untuk menjadi anggota di berbagai organisasi massa supaya anggota gerakan tersebut
mendukung gerakan mereka.
b. Mempengaruhi Soekarno untuk semakin anti terhadap bangsa barat dan USA. Hal ini berhasil
terbukti dengan terbentuk Blok Nefo yang anggotanya adalah negara-negara anti kapitalis poros
Jakarta Peking Pyong yhang.
c. Mengadu domba partai-partai besar (PSI dan Masyumi) dengan menyampaikan informasi
kepada Soekarno bahwa kedua partai tersebut menjadi oposisi sehingga oleh Soekarno kedua
partai tersebut mendapat sanksi pembekuan/ditutup.
d. Membentuk biro-biro khusus :
 Pasukan Pasopati yang dipersiapkan untuk melakukan penculikan terhadap jendral AD dengan
merekrut tentara-tentara pilihan.
 Pasukan Gatotkaca yang dipersiapkan untu kmenggalang buruh dan tani untuk dijadikan
pasukan ke-5 dengan basis latihannya di Halim.
 Pasukan Bimasakti yang dipersiapkan untuk pengamanan terhadap aset-aset negara yang
penting seperti RRI, Telkom, Bank, Istana.
e. Ikut sebagai kontestan Pemilu 1955 dan ternyata menjadi salah satu pemenang pemilu
(PNI,Masyumi,NU,PKI). Dari kemenangannya itu keuntungan yang didapat oleh PKI adalah :
 Mempunyai wakil di parlemen.
Hal ini dapat digunakan untuk mempengaruhi keputusan pemerintah yang memerlukan
persetujuan dari DPR.
 Mempunyai wakil di cabinet/menteri.
Dengan memiliki kadernya yang duduk di kabinet/menjadi menteri maka ruang gerak PKI untuk
membuat kebijakan publik yang lebih menguntungkan PKI menjadi lebih leluasa.
 Memiliki akses luas di tingka pemerintah pusat maupun daerah.
PKI menjadi lebih mudah dalam mengkoordinasikan setiap program kegiatannya.
 Mempunyai hak untuk mendudukan wakilnya di militer.
Tentarapun dapat dikontrololeh PKI.
3. PKI mendapatkan perlawanan dari :
a. Kaum Agamawan yang tidak dapat meneria pandangan PKI yang atheis dan perilaku yang
menghalalkan segala cara dalam memperjuangkan tujuannya (demo yang berujung anarkis)
b. Angkatan Darat menjadi salah satu kelompok penghalang utama PKI, dengan alasan :
 Adanya korelasi antara kesempatan berkembangnya partai Komunis di suatu negara
mengakibatkan negara itu pada akhirnya menjadi negara komunis.
 Tugas utama tentara untuk menyelamatkan negara kesatuan RI dari ancaman pembubaran
oleh pihak manapun. (Ideologi negara yang diterima sesuai cita-cita perjuangannya adalah
Pancasila, bukan Komunis)
 Kerjasama internasional dalam rangka mengantisipasi Perang Dingin mempengaruhi politik
Indonesia.
c. Kaum Nasionalis yang berusaha untuk terus mempertahankan negara RI tetap pada jalurnya
yaitu Negara merdeka bebas dari pengaruh manapun juga.
4. Rencana Coup d’etat dipercepat karena menurunnya kesehatan Soekarno yang tidak dapat
dipastikan kesembuhannya, maka dibuatlah rencana :
a. Tahap pertama à melakukan penculikan terhadap lawan-lawan PKI yang akan menggagalkan
rencananya yaitu tokoh-tokoh AD à 1 Oktober dini hari oleh pasukan Pasopati.
b. Tahap kedua à Memanfaatkan perayaan ulang tahun ABRI 5 Oktober untuk melakukan
pembunuhan terhadap Soekarno saat menjadi komandan upacara. (ditembak saat
dipodium)à gagal
c. Tahap ketiga à mengumumkan kepada rakyat akan adanya upaya penggulingan kekuasaan
oleh tokoh-tokoh AD yang menamakan dirinya “Dewan Jendral” àsehingga terkesan PKI menjadi
pahlawan, telah menyelamatkan negara dari tindakan makar.
5. Beberapa pendapat tentang Dalang peristiwa 30 September 1965 :
a. PKI dengan alasan :
 Pasukan yang melakukan penculikan dan pembunuhan para jendral adalah personel AD
pimpinan Syam Kamaruzaman, tokoh utama biro khusus PKI.
 Jenasah para Jendral saat ditemukan ada di lubangbuaya. Tempat ini diketahui secara umum
bahwa merupakan markas PKI.
 Tindakan tidak perikemanusiaan ini hanya dapat dilakukan oleh kelompok manusia yang tidak
mengakui Tuhan sehingga tidak memiliki rasa kasih.
b. Soekarno dengan didukung PKI alasan :
 Selama ini Soekarno memiliki hubungan dekat dengan PKI.
 Selama terjadinya penculikan hingga pengungkapan perkara Soekarno selalu berada di
bawah pengawalan PKI.
 Jendral yang dibunuh adalah orang-orang yang selama ini memberikan kritik/peringatan tak
kenal lelah terhadap Soekarno yang dekat dengan PKI.
c. Amerika dengan alasan :
 Amerika tidak ingin Indonesia masuk ke dalam kelompok Komunis pimpinan Un
Soviet à kaitkan dengan perang dingin USA X Rusia.
 USA selalu mengamati/mengikuti perkembangan Indonesia melalui AD.

d. Soeharto, dengan alasan :


 Rasa sakit hati Soeharto terhadap tokoh-tokoh AD yang telah membatasi jenjang karirnya.
 Soeharto mengetahui adanya rencana coup d’etat oleh PKI terhadap Soekarno hanya tidak
mengetahui waktunya dan hal itu tidak dilakukan antisipasi/dibiarkan terjadi.
 Keinginan Soeharto untuk meningkatkan jenjang kariernya sebagai orang nomor satu di
Indonesia.
 Dengan mudahnya Soeharto melakukan penelusuran kasus secara cepat.
e. Tidak ada pelaku tunggal, dengan alasan :
 Semua pihak punya kepentingan dan diuntungkan (PKI, AD, Soeharto, Amerika).
6. Soekarno lamban dalam menangani peristiwa 30 Sep.1965 karena :
a. Ketidak yakinan Soekarno terhadap tuduhan bahwa dalang peristiwa itu adalah PKI,
mengingat PKI selama ini selalu setia membantunya.
b. Pengaruh PKI yang sangat kuat sejak peristiwa 30 Sep. 1965 yang ditandai dengan
pengawalan yang ketat yang dilakukan oleh pasukan Komunis à Soekarno dibawa ke Lubangbuaya
terus Istana Negara Bogor dengan pengawalan ketat.
c. Kondisi kesehatan yang menurun sehingga mempengaruhi daya konsentrasi dalam
penanganan perkara.
7. Faktor yang menguntungkan Soeharto sehingga ia menjadi pengganti Soekarno :
a. Rakyat terlanjur tidak percaya lagi pada Soekarno yang terkesan lambat/mengulur-ulur
waktu dalam menangani 30 Sep.1965.
b. Ditolaknya Pidato pertanggungjawaban Soekarno karena tidak membuat keputusan apapun
terhadap PKI dan penanganan 30 Sep.1965 tersebut à di kalangan parlemenpun akhirnya tidak
simpati terhadap Soekarno.
c. Kebencian rakyat terhadap PKI yang telah melakukan tindakan anarkhis terhadap tokoh-
tokoh penting Indonesia.
d. Tuntutan rakyat akan kehidupan yang lebih baik dan keamanan yang terjamin àTritura.
e. Tindakan heroic Soeharto yang berhasil membongkar kasus 30 Sept. 1965 diterima dengan
senang oleh rakyat dan kalangan politisi.
f. Jabatan Soeharto sebagai Pangkostrad (jabatan setelah menhankam jika terjadi hal-hal
darurat ).

PERUBAHAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA MASA REFORMASI

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto,
maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan
reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang
berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945
(bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan
kenegaraan di era Orde Baru.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke
Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

 Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi


 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden RI
 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
 Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu
tahun 1999 dan tahun 2004.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila,
namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950
1959. Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:

 Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
 Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
 Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
 Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat

Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan Politik dan Ketatanegaraan
Indonesia
Berikut beberapa peran pelajar/mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia :
 Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pemuda memiliki semangat juang tinggi untuk
segera memerdekakan Indonesia, mereka berselisih pendapat dengan golongan tua. Akan
tetapi, keberanian pemuda inilah yang menyebabkan Indonesia segera merdeka.
 Pemuda memiliki peran dalam penggulingan Presiden Soekarno dan rezimnya, sekaligus
ideologi komunis yang kontroversional pada masa itu.
 Runtuhnya Demokrasi Terpimpin juga berkat kerja keras pemuda Indonesia, yang saat itu
mereka mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), yang terdiri dari kelompok
pemuda Islam, Katholik, dan mantan PSI.
 Tahun 1998, mahasiswa seluruh Indonesia melakukan demonstrasi secara besar-besaran
dalam rangka menolak diangkatnya kembali Presiden Soeharto menjadi Presiden RI.
 Setelah reformasi, walaupun belum ada peristiwa politik radikal yang memerlukan peran
penting mahasiswa. Namun peran mahasiswa masih dibutuhkan sebagai media kontrol
politik Indonesia, sebagai distributor pikiran-pikiran masyarakat. Sifat mahasiswa yang kritis
merupakan faktor pemicu yang kuat dalam pentingnya peranan mahasiswa dalam peristiwa
politik tanah air saat ini.
 Sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada
suatu kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
 Sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan
perilakunya.
 Pelajar dan tokoh masyarakat dapat menyuarakan aspirasi mereka yang nantinya akan
dipertimbangkan oleh pemerintah, dan dapat merubah politik dan ketatanegaraan
Indonesia melalui demonstrasi yang memenuhi syarat dan tidak menimbulkan kerusuhan.
 Tokoh masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya melalui jabatan yang diemban dan
disampaikan oleh atasannya.
Berikut beberapa tokoh masyarakat yang berperan dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia, pada masa reformasi, sebagai berikut :
1. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Gus Dur adalah pemimpin NU, sebuah ormas Islam yang terbesar di Indonesia. Selain
ulama, beliau adalah negarawan yang memiliki wawasan tentang pentingnya pluralisme
bangsa. Gus Dur adalah salah satu dari tokoh-tokoh reformasi yang membawa dampak
besar bagi bangsa Indonesia.
Gus Dur yang mencetuskan pertemuan Ciganjur yang dihadiri oleh Megawati, Sri Sultan
Hamengkubuwono X, Amien Rais. Selanjutnya, tokoh-tokoh reformasi yang hadir di
Ciganjur menamai dirinya sebagai kelmpok Poros Tengah yang bertekad menggulirkan
agenda reformasi di Indonesia.
Gus Dur juga penggagas berdirinya partai PKB, yang anggotanya sebagian besar adalah
orang NU. Partai ini juga banyak melahirkan tokoh reformasi yng mempunyai pikiran yang
kritis.
Pada masa pemilu pertama, Gus Dur dijagokan menjadi calon presiden RI oleh tokoh-tokoh
reformasi. Akhirnya, Gus Dur ditunjuk sebagai presiden menggantikan BJ Habibie,
sedangkan Megawati ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur. Namun, di
tengah masa pemerintahannya, Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR.
2. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah sosok Raja Yogyakarta yang memiliki peran penting
mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena sejak krisis moneter, Indonesia
mengalami ancaman disintegrasi. Apalagi, sejak Timor Timur lepas dari pangkuan ibu
pertiwi, memicu timbulnya separatisme di beberapa tempat di Indonesia.
Banyak yang tidak tahu bahwa beliau juga merupakan bagian dari tokoh reformasi, Sri
Sultan Hamengkubuwono X sering turun ke jalan menenangkan demonstran agar tidak
bersikap anarkis, terutama di Yogyakarta. Saat menjelang Soeharto dicabut mandatnya,
terjadi huru hara di Jakarta, Solo, dan Banjarmasin. Sebagai salah satu dari tokoh reformasi,
beliau membawa dampak baik bagi masyarakat Yogyakarta.
Agar aksi anarkis tidak sampai di Yogyakarta, Sang Raja ini selalu hadir setiap ada
demonstrasi dan mengunjungi korban-korban kekerasan demo di rumah sakit. Terbukti,
Yogyakarta tetap terkendali walau sempat ada bentrok di sudut kota. Sebagai slah satu
tokoh reformasi, beliau lebih berperan dalam pengendali massa.
Berkat itulah, setelah reformasi, Sri Sultan Hamengkubuwono X ditunjuk menjabat
Gubernur DIY bersama Sri Paku Alam IX menggantikan gubernur sebelumnya.
3. Megawati Soekarno Putri
Megawati merupakan simbol dari perlawanan terhadap rezim orde baru. Saat jabatannya
menjadi ketua PDI digulingkan sepihak oleh Soeyadi yang disokong oleh rezim orde baru,
Megawati mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Demokrasi Indonesia.
Megawati berjarak dengan rezim Soeharto. Pada era reformasi, tokoh ini memiliki peran
cukup penting. Beliau merancang kembali nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi. Pada
pemilu legislatif, partai yang didirikan Megawati memperoleh banyak suara, bahkan
mengalahkan Golkar. Megawati pun ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur.
Beliau didukung oleh banyak pihak reformasi lainnya.
Dua tahun berikutnya, Megawati naik pangkat menjadi presiden mengantikan kedudukan
Gus Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk Hamzah Haz sebagai wapres
mendampingi Megawati melanjutkan pemerintahan.
4. Amien Rais
Amien Rais merupakan salah satu tokoh reformasi yang hadir dari dunia kampus. Amien
Rais juga punya andil dalam menggulingkan rezim Soeharto. Beliau merupakan sosok
pencetus berdirinya kelompok Poros Tengah yang dideklarasikan di Ciganjur, tempat
kediaman Gus Dur. Awalnya, menjelang rezim orde baru runtuh, Amien Rais selalu turun ke
jalan bergabung dengan demonstran mahasiswa. Orasi-orasi yang dilontarkan Amien Rais
begitu cerdas. Beliau menawarkan perubahan demokrasi Indonesia ynag lebih modern.
Saat banyak partai bermunculan, Amien Rais juga mendeklarasikan partainya, yakni Partai
Amanat Nasional. Pada era reformasi, Amien Rais juga sempat menjabat sebagai ketua
MPR.

Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan
sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai
pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum.
Penelitian sejarah yang baik biasanya berupaya membandingkan hasil penelitian tentang masa
lalu dengan keadaan masa kini dan bahkan dapat pula digunakan untuk meramalkan keadaan
masa yang akan datang.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami
masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau.
Ciri-ciri dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
1) Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-
masa lampau;
2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data
sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal;
3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang
tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar;
4) Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber
tersebut harus diuji kebenaran. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang
tidak pernah berhubungan.
Sumber Data pada Penelitian Sejarah
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode
sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain: remain, dokumen, sumber
primer, sumber sekunder, materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.
Jenis-jenis Penelitian Sejarah
a. Penelitian Sejarah Komparatif
penelitian sejarah komparatif adalah penelitian untuk membandingkan faktor-faktor dari
fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya, ingin diperbandingkan
sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit.
b. Penelitian Yuridis atau Legal
penelitian yuridis adalah penelitian untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum,
baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu. Misalnya peneliti ingin
mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat
serta pengaruhnyha terhadap suatu masyarakat pada masa lampau.
c. Penelitian Biografis
penelitian biografis adalah penelitianuntuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya
dengan masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh
lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya,
serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya.

d. Penelitian Bibliografis
Penelitian Bibliografis untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari
fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi.
Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-
ahli.

Langkah-langkah Penelitian Sejarah

a. Pemilihan Subyek yang akan Diteliti


Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam
melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat sasaran.
b. Heuristik (Pengumpulan Data)
Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan mengumpulkan
berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang diteliti.misalnya dengan melacak
sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah,
mewawancarai para saksi sejarah.
c. Kritik (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan).
Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
d. Interpretasi (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu
kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun
agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur
logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena
akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif
sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari
landasan penafsiran yang digunakan.

e. Historiografy (Penulisan Sejarah)


Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah
diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah.

Anda mungkin juga menyukai