1. Menurut Istilah
a. Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa
lampau; masa lampau umat Manusia.
b. Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh) yang berarti pohon
dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca silsilah raja-raja akan tampak
pohon dari yang terkecil sampai berkembang menjadi besar, maka hal tersebut
sejarah diartikan sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa
pemerintahan keluarga raja di masa lampau.
c. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang berarti belajar.
Sehingga arti sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa,
kejadian yang terjadi di masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
d. Dalam bahasa Jerman, kata sejarha disebut dengan geschichte yang berarti sesuatu
yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa lampau kehidupan umat
Manusia.
Aspek-Aspek Sejarah
Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa yang akan
datang antara lain sebagai berikut...
Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga dalam sejarah
terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral.
Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-generasi
penurus dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di
masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu
peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa
atau kejadian tercatat dalam sejarah.
Sumber Sejarah
Pengertian Sumber Sejarah - Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok
sejarha. Menurut Moh. Ali bahwa yang dikatakan dengan sumber sejarah adalah segala
sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak
zaman purba sampai dengan sekarang. Sedangkan pendapat Muh. Yamin bahwa sumber
sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Jenis-Jenis Sumber Sejarah - Sumber sejarah dikelompok menjadi beberapa macam
antara lain sebagai berikut...
1, Sumber Lisan, adalah sumber sejarah yang didapatkan langsung dari keterangan para
pelaku sejarah atau saksi mata peristiwa di masa lampau. Seperti seorang anggota Legiun
Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut serangna umum menceritakan
peristiwa yang dialami kepada orang lain, apa yang sudah dialami dilihat serta yang
dilakukannya merupakan penuturan lisan (sumber lisan) yang dipakai untuk bahan
penelitisan sejarah.
2. Sumber Tertulis, adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan
tertulis, catatan peristiwa terjadi di masa lamapu, seperti naskah, surat kabar, dokumen,
tambo (catatan tahunan dari cina), babad, dan rekaman
3. Sumber Benda (Artefak), adalah sumber sejarah yang didapatkan dengan peninggalan-
peninggalan yang berupa benda-benda kebudayaan. Seperti kapak, perhiasan, candi,
gerabah, manik-manik dan patung. Namun sumber sejarah tersebut belum dapat
dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu sumber-sumber sejarah memerlukan penelitian,
pengkajian, analisis, da penafsiran yang cermat oleh para ahli.
Berdasarkan dari urutannya yang menyampaikan sumber sejarah antara lain sebagai berikut...
Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti, candi, kronik,
yang berasal di zamannya.
Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil
para para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan kitab-kitab kuno
Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian
ahli tanpa dengan melakukan penelitian langsung
Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah sebagai ilmu
pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah, unsur sejarah, dan hubungan
sejarah dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang lingkup sejarah
a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk
gambaran baru yang sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.
Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah yang
telah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian yang terladi atau
berlangsung di masa lalu.
Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang disusun
menurut ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan
pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan terdapat
beberapa syarat ilmiah misalnya empiris, objektif, teori, dan kesimpulan umum
(menggeneralisasikan).
Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi, imajinasi,
emosi dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah.
b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.
Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti peristiwa sejarah
menjadi real.
Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat krologis dalam
kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.
Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran karena peristiwa
sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari akal manusia dengan lingkungan
yang ada.
1). Persamaan Sejarah dengan Ilmu - Persamaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan
adalah berdasarkan dari pengalaman, pengamatan dan penyerapan. Sama-sama memiliki
dasar teori dan metode.
2). Perbedaan sejarah dengan ilmu - Perbedaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah
dapat dipahami jika sejarah terikat oleh...
Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang harus terdapat
dalam sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh waktu karena bukan hal yang
penting dari ilmu pengetahuan
Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig atau terjadi hanya
sekali. Sifat unik terikat oleh tempat atau spasial.
Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah menjadi uni
dan khusus.
Dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
adalah sebagai berikut:
a. Organisasi kemasyarakatannya sudah ada,Nenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka
bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka
memilih seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai
gangguan termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian
lebih. Cara pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang
terutama di antara yang banyak.Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka
bersama.
b. Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok
sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
c. Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli
dan memelihara alam lingkungannya dan memiliki pengetahuan tentang perbintangan
(astronomi), Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah
dimanfaatkan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan
Bintang Pari (orang Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan
serta Bintang Biduk Utara untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi dan
angin musim ini telah mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau
Madagaskar, ke timur sampai di Pulau Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta
ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang. Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam
pertanian dengan memanfaatkan Bintang Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.
d. Sudah mengenal sistem persawahan. Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia
sejak zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk
mengusahakan sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali
dari sistem ladang sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian
meningkat dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan. Sistem
irigasi dalam bercocok tanam digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan cara
membuat pematang dan saluran air. Cara ini kemudian meningkat menjadi pembuatan
terasering di lereng pegunungan, serta pembuatan bendungan atau dam air yang
sederhana. Sementara itu, untuk mengerjakan sawah dibuatlah alat-alat dari logam dan
mengembangkan tanaman biji-bijian, padi, juwawut, serta tanaman kering lainnya.
2. Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang
menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan. Menurut
pendukung teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut:
Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak
tua yang ada di kawasan Asia Tengah.
Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa
Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa
penduduk di Kamboja berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai
Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari
mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke Nusantara.
3. Teori Out of Taiwan
Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan
bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah Harry Truman Simanjuntak.
Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku
di Nusantara memiliki rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan
cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun
Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain hal tersebut menurut
riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola
genetika dengan wilayah Cina.
4. Teori Out of Afrika
Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari
Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria
gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika
Serikat), manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-
200 ribu tahun lalu.Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika
melakukan migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi
tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai
Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant dan jalur kedua
melewati Laut Merah.
BIDANG
MASA PRAAKSARA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
KEHIDUPAN
Sastra dan Belum ada karya Pengaruh Hindu-Buddha Kosakata bahasa Arab baik lisan
Bahasa sastra yang pada bahasa adalah dikenal maupn tulisan mulai banyak
dihasilkan dan digunakannya bahasa digunakan. Hasil karya sastra
Sanskerta dan huruf Pallawa berupa hikayat, babad, suluk
oleh masyarakat Indonesia. dan syair.
Hasil sastra berupa kitab –
kitab yang ditulis oleh Mpu
Tantular, Mpu prapanca dan
lainnya.
b. Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis penasaran dan
mengutus Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi meenjelajahi samudra mencari Tanah
Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum
Vasco da Gama diperintahkan oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakukan
pelayaran yaitu Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan
menelusuri pantai barat Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak yang besar
terpaksa Bartholomeus Diaz dan rombongan mendarat di ujung Selatan Benua Afrika, yang
kemudian tempat tersebut diberi nama Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak
melanjutkan pelayaran melainkan bertolak kembali ke negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan memulai
penjelajahan mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz. Atas petunjuk dari
pelaut bangsa Moor yang telah ia sewa, setelah singgah di Tanjung Harapan ia dan rombongan
melanjutkan perjalanan dengan melalui pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk
mengarungi Samudra Hindia. Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat
di Kalikut di pantai barat India. Setelah beberapa tahun tinggal di India mereka menyadari
bahwa Ini bukan daerah penghasil rempah-rempah. Karena hal tersebut, tahun 1512, Alfonso
de Albuquerque bersama beberapa buah kapal ke Maluku. Awalnya masyarakat Maluku
menyambut baik .Pada saat itu, kesultanan Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus.
Sultan ternate itu meminta bantuan Portugis untuk mendirikan benteng di Ternate dengan
tujuan agar ternate terhindar dari kemungkinan serangan dari daerah lain. Tahun 1522 Portugis
mengabulkan pemintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint jhon. Pendirian
benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis menuntut
imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Sultan ternate
terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli pendagangan dengan Portugis.
c. Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di
Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan
Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena
Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah
antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan
samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat
buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur,
Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat
Sunda–Banten.. Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, padamulanya diterima baik
oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.Namun, karenanya
sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten.Rombongan kedua
dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dengan delapan buah kapalnya tiba di
Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang
memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri
juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten. Keberhasilan
rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda
yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-
pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi
persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden
Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan
di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche
Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya
yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama
bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
d. Inggris
Pada tahun 1586 Inggris mendatangi Indonesia yang dipimpin oleh Thomas Cavendish
dengan melewati jalur yang sama. Ratu Elisabeth memberikan sebuah hak istimewa kepada EIC
(East Indian Company) untuk mengurus segala hubungan perdagangan dengan Asia. EIC
mengirim armada untuk menuju Indonesia. EIC dapat melewati jalan Portugis tetapi gagal
untuk masukIndonesia. Sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-
kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.
Pada tahun 1811, Inggris kembali melakukan penyerangan Terhadap Belanda untuk dapat
menguasai Indonesia. Ketika melakukan penyerangan itu Gubernur Jendral Deandels tengah
dipanggil untuk kembali ke Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jendral Jan Jansen.
Penyerangan yang dilakukan Ingris dapat melupuhkan kekuasaan Belanda. sehingga belanda
menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris.
Penyerahan kekuasaan ditandai dengan di buatnya sebuah perjanjian, yang disebut
dengan "Perjanjian Tuntang" pada tanggal 18 sepember 1811, yang berisikan:
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang
jabatannya terus
d. Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab
Inggris.
Satu minggu sebelum perjanjian itu dilakukan, Raja Lord Minto yang berkedudukan di India,
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur . Sehingga Raffles memiliki
kekusaan penuh di Indonesia. Kedatangan Raffles di Indonesia mendapat sebuah penyambutan
yang hangat dari pada Raja-Raja Melayu saat itu. Raffles datang pertama kali ke Indonesia
dengan keadaan dimana rakyat menderita dengan semua perjanjianyang telah dibuat oleh
Belanda. sehingga Raffles membuat sebuah kebijakan baru meliputi:
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi
menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya sebagai
kepala pribumi secara turun-temurun. Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial
yang langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
2. Bidang Perekonomian dan Keuangan
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib
(Verplichte Leverantie)
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent).
d. Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan menjadi dibayarkan kepada
kolektor yang dibantu kepala desa tanpa melalui bupati.
3. Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan
4. Bidang Pendidikan
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan penelitian yang
menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago
c. Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama Rafflesia Arnoldi
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
Kekuasaan Inggris di Indonesia diakhiri dengan dibuatnya Convention Of London pada tahun
1814 yang berisikan:
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris.
3. Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan
kepada Belanda sebagai gantinya.
Kekusaan Inggris di Indonesia hanya berlangsung hanya sebentar, sekitah tahun 1811 -1816.
e. Jepang
Pada 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat
di Asia Timur Raya, tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan
mendarat di Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan
Banjarmasin. Pada tanggal 16 Februari 1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-
daerah di luar di kuasai ,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa
sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat
di Pulau Jawa (Teluk Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan Letjen Hitoshi
Immamura . Untuk menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah membentuk Komando
Gabungan Tentara Serikat yang di sebut ABDACOM (American British Dutch Australian
Command) yang bermarkas di Lembang .
Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa .
Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak ke
Selatan dan menguasai kota Bogor ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang.
Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan
Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang di wakili
Letjen Hitoshi Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan di Kalijati,Subang. Keinginan
Jepang menguasai Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat di
manfaatkan untuk pengembangan industri Jepang,di samping itu ,juga terdorong oleh ajaran
yang berkaitan dengan Shintoisme ,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang
kesatuan kelurga umat manusia. Ajaran tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan
Indonesia serumpun.
Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia .
Jepang di elu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang di pandang dapat membebaskan dari
kekuasaan Belanda .Tentara Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia
untuk membebaskan rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan
membantu memajukan rakyat Indonesia.
Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting,waktu itu masih di
berlakukan pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu Seirei (Undang-undang yang di
keluarkan oleh Panglima Tentara ke 16) yang berisi ketentuan :
1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan di ambil alih oleh
panglima tentara Jepang di Jawa
2. Para penjabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda tetap di akui
kedudukannya
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui secara sah
untuk sementara waktu
(SI) pecah menjadi dua yaitu SI Sayap Putih dan SI Sayap Merah.
1. SI sayap kanan atau SI Sayap putih
Berlandaskan nasionalisme dan keislaman. Tokohnya HOS Cokroaminoto dan H. Agus
Salim serta Surya Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2. SI sayap kiri atau SI sayap merah
Berhalauan komunis yang nantinya menjadi PKI. Tokohnya Semaun. Pusatnya di
Semarang.
C. Indische Partij
Didirikan pada tahun 1912 di kota Bandung oleh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E. Douwes
Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara yang bertujuan menumbuhkan dan
meningkatkan nasionalisme untuk memajukan tanah air yang dilandasi jiwa nasional serta
mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Dengan tujuannya itu, IP menempatkan diri sebagai organisasi politik pertama di
Indonesia. Pada tahun 1913, IP dinyatakan sebagai partai terlarang karena tulisan Suwardi
Suryaningrat berjudul Als Ik een Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda) yang secara
tajam menyindir tindakan pemerintah kolonial . Program Indische Partij:
Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia.
Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
Memberantas tindakan yang membangkitkan kebencian antar-agama dan ras.
Memperkuat pengaruh pro-Hindia (Indonesia) dalam pemerintahan kolonial.
Menyerukan perbaikan ekonomi bangsa Indonesia
D. Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan
dengan tujuan mengembangkan ajaran agama Islam, memberantas kebiasaan yang tidak
sesuai dengan ajaran agama yang benar, dan memajukan pemahaman ilmu agama Islam di
antara para anggota.
E. Perhimpunan Indonesia
Berasal dari organisasi pelajar Indonesia bernama Indische Vereeniging. Organisasi itu
didirikan pada tahun 1908 sebagai forum komunikasi di antara pelajar Indonesia yang
merantau di luar negeri. Tokoh PI antara lain Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo,
Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan
Mangunkusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.
F. Partai Komunis Indonesia
Berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Dalam melaksanakan programnva, PKI berpegang
teguh pada kebijakan Komintern (Komunis Internasional). SI terpecah menjadi SI Merah
(julukan untuk SI prokomunis) dan SI Putih (julukan untuk SI nonkomunis). Akhirnya, aturan
disiplin SI, mengharuskan anggota SI Merah keluarr dari SI. Peristiwa pada tahun 1921 itu
menandai berdirinya PKI sebagai organisasi politik yang berdiri sendiri.
G. Partai Nasional Indonesia
Didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung di bawah pimpinan Ir. Sukarno. PNI
bertujuan mencapai Indonesia merdeka dengan usaha sendiri. Ideologi PNI disebut
Marhaenisme. Sebagai wadah persatuan politik yang ada di Indonesia pada tanggal 17
Desember 1927 diselenggarakan kongres pertama dengan tujuan agar langkah dan
perjuangan partai-partai yang ada seragam. Kongres Partai Nasional Indonesia pertama di
Surabaya( 27 – 30 Mei 1928). Kongres ini menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
3. Memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan sendiri.
Berikut program-programnya:
Bidang Politik
Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan Indonesia.
Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional.
Menuntut kemerdekaan pers dan berserikat
E. Dampak pendidikan
A. Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda
Pemerintah kolonial Belanda mempunyai ambisi dan strategi sendiri ketika menerapkan
pola pendidikan modern. Pada awalnya, Pemerintah Kolonial Belanda hanya memberikan model
pendidikan pada anak bangsa yang berupa sekolah ongko loro dan ongko siji. Sekolah ini
bertujuan agar anak bangsa mendapatkan pendidikan 1 tahun dan 3 tahun saja, materi yang
diberikan berupa ketrampilan berhitung, membaca, dan menulis sederhana. Hal ini dilakukan
karena di satu sisi pemerintah Belanda ingin mendapatkan tenaga administrasi level bawah yang
bergaji rendah, di sisi lain Belanda tidak ingin memberikan sepenuhnya ilmu pengajaran dan
pengetahuan bagi anak bangsa yang status sosialnya dipandang rendah. Pemerintah Kolonial
Belanda memberikan persyaratan bagi siswa yang masuk di sekolah ongko siji dan loro. Syarat
utamanya adalah latar belakang keningratan bagi siswa-siswanya.
Namun setelah munculnya politik etis yang dimotori van Deventer dan Baron van Hoevel,
maka terjadi perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Sistem sekolah dan kurikulum
mengalami banyak perubahan. Semula jenjang pendidikan terlama di bangku sekolah dasar hanya
tiga tahun berubah menjadi 5 (lima) tahun dan 6 (enam tahun). Model sekolah ini dinamakan
schakel school dan HIS (Holland Inlandsche School). Materi pengajaran mengalami perubahan
yang cukup banyak. Tingkat kesulitan mengalami peningkatan dan tidak setiap anak bangsa bisa
menjadi siswa di sekolah iniMereka yang berasal dari kalangan rakyat biasa tetap tidak
diperbolehkan memasuki jenjang pendidikan HIS. Mereka yang berasal dari kalangan priyayi
rendah, tentu saja harus ngenger dahulu agar dapat diterima menjadi siswa sekolah ini. Bahasa
Belanda menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan belajar di sekolah ini. Pemerintah Kolonial
Belanda mendirikan pula ELS (Eropesch Lagere School) sebagai sekolah dasar untuk anak-anak
Eropa dan China Lagere School bagi anak-anak keturunan Tionghoa.
Di tingkat lanjut, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan MULO yang setingkat SMP jaman
sekarang. Kurikulum yang dipergunakan semakin lengkap. Bahasa Belanda tetap menjadi bahasa
pengantar. Selain itu diajarkan bahasa Perancis dan Inggris. Tidak setiap anak bangsa bisa
memperoleh pendidikan tingkat ini. Banyak kendala rasialis dan sosial yang menghalangi anak
bangsa untuk memperoleh kesempatan ini. Jika dibandingkan jaman sekarang lulusan MULO
sebanding kualitasnya dengan lulusan S-1 sekarang. Bagi lulusan MULO maka ia berhak
mendapatkan tempat pekerjaan di struktur kepegawaian negeri maupun militer pemerintah
Kolonial Belanda.
Pada level yang tertinggi, kebijakan Kolonial Belanda menjelang pertengahan abad ke-20
mulai mendirikan sekolah setingkat SLTA sekarang dengan sebutan AMS (Algemens Middlebars
School) dan HBS (Hoogere Bourgere School). Minimal anak bangsawan tinggi yang diperbolehkan
memasuki jenjang sekolah ini. Untuk AMS ditempuh selama 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk HBS
ditempuh 5 (lima) tahun. Siswa yang bersekolah di HBS secara sosial ia adalah pribumi yang sudah
disamakan derajatnya dengan bangsa Eropa/Belanda. Pada pendidikan tingkat ini, kualitas
menjadi sebuah ukuran mutlak. Oleh karena pola pendidikannya yang disiplin dengan kurikulum
yang jelas maka dengan sendirinya menghasilkan alumni yang disegani oleh siapa saja. Para
alumninya antara lain: Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir, Syafruddin Prawiranegara, Soetomo, Cipto
Mangunkusuma, A. Rivai, Suwardi Suryaningrat, dsb.
B. Pendidikan di Masa Kebangkitan Nasional
Didorong semangat untuk mengembangkan pengaruh dan wilayah sebagai bagian dari
rencana membentuk Asia Timur Raya yang meliputi Manchuria, Daratan China, Kepulauan
Filiphina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo China dan Rusia di bawah kepemimpinan Jepang,
negera ini mulai melakukan ekspansi militer ke berbagai negara sekitarnya tersebut. Dengan
konsep “Hakko Ichiu” (Kemakmuran Bersama Asia Raya) dan semboyan “Asia untuk Bangsa Asia”,
bangsa fasis inipun menargetkan Indonesia sebagai wilayah potensial yang akan menopang
ambisi besarnya. Dengan konteks sejarah dunia yang menuntut dukungan militer kuat, Jepang
mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan ini. Sehingga dapat
dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk
mendukung kemenangan militer dalam peperangan Pasifik. Setelah Februari 1942 menyerang
Sumatera Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa Belanda menyerah
pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa kebijakan terkait
pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan.
Hal-hal tersebut antara lain:
1. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan
Bahasa Belanda;
2. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan
kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
1. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah
Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi
di masa Hindia Belanda.
2. Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama
studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
3. Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang
pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
4. Pendidikan Tinggi.
Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawali dengan menawarkan
konsep Putera Tenaga Rakyat di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan
K.H. Mas Mansur pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan setelah kegagalan the Triple
Movement yang tidak menyertakan wakil tokoh pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami nasib
serupa setahun kemudian. Pasca ini, Jepang tetap merekrut Ki Hajar Dewantoro sebagai
penasehat bidang pendidikan mereka. Upaya Jepang mengambil tenaga pribumi ini
dilatarbelakangi pengalaman kegagalan sistem pendidikan mereka di Manchuria dan China yang
menerapkan sistem Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di Indonesia mereka mencobakan
format pendidikan yang mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal. Jepang juga memandang
perlu melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian tentang maksud dan tujuan
pemerintahannya. Materi pokok dalam latihan tersebut antara lain:
1. Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu;
2. Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang;
3. Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang;
4. Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta
5. Olaharaga dan nyanyian Jepang. Sementara untuk pembinaan kesiswaan.
Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan beberapa aktivitas berikut
ini:
1. Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;
2. Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang, Tenno Heika
setiap pagi;
3. Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada cita-cita Asia
Raya;
4. Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang;
5. Melakukan latihan-latihan fisik dan militer;
6. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa Jepang menjadi
bahasa yang juga wajib diajarkan.
Setelah menguasai Indonesia, Jepang menginstruksikan ditutupnya sekolah-sekolah berbahasa
Belanda, pelarangan materi tentang Belanda dan bahasa-bahasa Eropa lainnya. Termasuk yang
harus ditutup adalah HCS, sehingga memaksa peranakan China kembali ke sekolah-sekolah
berbahasa Mandarin di bawah koordinasi Hua-Chino Tsung Hui, yang berimplikasi pada adanya
proses resinification (penyadaran dan penegasan identitas sebagai keturunan bangsa China).
Kondisi ini antara lain memaksa para guru untuk mentranslasikan buku-buku berbahasa asing
kedalam Bahasa Indonesia untuk kepentingan proses pembelajaran. Selanjutnya sekolah-sekolah
yang bertipe akademis diganti dengan sekolah-sekolah yang bertipe vokasi. Jepang juga melarang
pihak swasta mendirikan sekolah lanjutan dan untuk kepentingan kontrol, maka sekolah swasta
harus mengajukan izin ulang untuk dapat beroperasi kembali. Taman Siswa misalnya terpaksa
harus mengubah Taman Dewasa menjadi Taman Tani, sementara Taman Guru dan Taman Madya
tetap tutup. Kebijakan ini menyebabkan terjadinya kemunduran yang luar biasa bagi dunia
pendidikan dilihat dari aspek kelembagaan dan operasonalisasi pendidikan lainnya.
Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan antara lain: (1)
Mengubah Kantor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang dipimpin kaum orientalis
menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim Asy’ari. Di daerah-daerah
dibentuk Sumuka; (2) Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah
Jepang; (3) Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni
kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin; (4) Mengizinkan berdirinya
Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung
Hatta; (4) Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah Air
(PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di zaman kemerdekaan; dan (5) Diizinkannya
Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti
dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam,
Muhammadiyah dan NU. Lepas dari tujuan semula Jepang memfasilitasi berbagai aktivitas kaum
muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam dan keadaan umatnya
setelah tercapainya kemerdekaan.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Seperti diketahui di atas bahwa demam proklamasi telah melanda para pemuda Indonesia.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam, utusan pemuda yang terdiri dari
Wikana dan Darwis menghadap Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Wikana menyampaikan tuntutan agar Bung Karno mengumumkan proklamasi kemerdekaan
Indonesia esok hari, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno menolak tuntutan itu
karena ia tidak mau meninggalkan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
lainnya. Apalagi anggota-anggota PPKI sudah diundang bersidang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh sekelompok
pemuda ke Rengas Dengklok yakni sebuah tempat di sebelah timur kota Jakarta. Maksud dan
tujua para pemuda membawa kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung
Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya. Bung Karno dan Bung
Hatta adalah pemimpin yang berwibawa besar dan berpendirian teguh. Beliau tidak mau
dipaksa oleh para pemuda. Namn beliau sangat memahami maksud para pemuda yang
dibakar oleh semangat untuk merdeka.
Sementara itu, di Jakarta tercapai kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo dari golongan
tua dengan Wikana dan Yusuf Kunto dari golongan muda untuk membawa kembali Bung
Karno dan Bung Hatta ke Jakarta. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 pukul 16.00 sore,
Mr.Ahmad Subardjo dengan diantar oleh Yusuf Kuntomenuju Rengasdengklok untuk
menjemput kembali Bung Karno dan Bung Hatta. Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul
21.00 rombongan meninggalkan Rengasdengklok kembali ke Jakarta.Sekitar pukul 23.00
rombongan tiba di rumah Bung Karno untuk menurunkan Ibu Fatmawati (Isteri Bung Karno),
yang ikut dibawa ke Rengasdengklok.
Pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah
Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama untuk
membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sudiro, Sekretaris Ir. Soekarno menugasi S. Suhud (Komandan pengawal rumah Bung Karno
dan pemimpin barisan pelopor) agar menyiapkan tiang bendera dari bambu. Bendera merah
putih yang dijahit ibu Fatmawatitelah disiapkan. Pasukan PETA dibawah komandan Syudanco
Latief Hendraningrat dan Syudanco Abdurrahman, dengan senjata lengkap telah berjaga
disekitar rumah tersebut.
Menjelang pukul 10.00, tokoh-tokoh nasional telah hadir ditempat upacara. Diantaranya Dr.
Buntaran, M. Sam Ratulangi, A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, Mr.
Sartono, S.K. Trumurti, M. Tabrani, Dr. Muwardi, Sayuti Melik, A.G. Pringgodigdo, Pandu
Kartawiguna dan para tokoh pemuda.
Para hari Jum’at, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib
dilaksanakan upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan susunan acara :
Peran tokoh-tokoh Dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia setelah
Proklamasi sampai 1965
1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator. Beliau berjasa memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia lewat jalur perundingan. Banyak peristiwa penting yang
melibatkan Soekarno, baik masa persiapan kemerdekaan sampai usaha
mempertahankannya.
Jasa dan peranan beliau antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman
Wedyodiningrat ke Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal Terrauchi untuk
membicarakan kemerdekaan Indonesia.
2. Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI dan bersama
Mohammad Hatta menandatangani naskah proklamasi.
3. Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI.
4. Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
5. Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di Surabaya.
2. Drs. Mohammad Hatta
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam usaha mempertahankan kemerdekaan antara
lain sebagai berikut:
1. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
Haag, Belanda tanggal 23 Agustus–2 November 1949.
3. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan kedaulatan
Republik Indonesia.
4. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi wakil presiden
pertama Republik Indonesia.
3. Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX)
Peranan HB IX dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia antara lain sebagai
berikut:
1. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa
Kesultanan Jogjakarta adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pada saat ibu kota RI di Jakarta diserang Belanda, HB IX mempersiapkan dan
menyediakan Kota Jogjakarta sebagai pusat pemerintahan RI.
3. HB IX menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem–Royen.
4. Saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, HB IX membantu TNI menyediakan
Keraton Jogjakarta sebagai tempat persembunyian para pejuang dan TNI.
5. Tanggal 13 Juli 1949, HB IX diangkat menjadi Menteri Koordinator Pertahanan
Keamanan pada sidang pertama kabinet Indonesia.
6. Tanggal 27 Desember 1949, HB IX mewakili Indonesia dalam penandatanganan
kedaulatan RI dan menerima penyerahan kedaulatan dari Belanda.
4. Jenderal Soedirman
Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa
Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam menggempur dan
mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat kolonel.
2. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya melawan
Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.
Satu hal yang perlu kamuh ingat, Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin
pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan
pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional
Indonesia.
Kelemahan :
Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun
pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009
Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi
Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di
aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam
stunami pada tahun 2004.
Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank century
Digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi yang disebut Konferensi Asia Afrika di Kota Bandung,
Jawa Barat pada 18-24 April 1955. Konferensi yang dikenal sebagai KAA tersebut
menghasilkan Dasasila Bandung, yang menjadi dasar penolakan penjajahan dan menuntut
kemerdekaan bagi negara-negara di Asia dan Afrika.
Turut memprakarasi terbentuknya GNB pada 1961 di mana gerakan tersebut menolak dan
menyatakan tidak memihak antara perang ideologis Amerika Serikat sebagai blok barat dan
Uni Soviet sebagai blok timur saat itu yang sedang bersitegang.
Ikut memprakarsai kerjasama dengan sejumlah negara di Asia Tenggara yaitu ASEAN, yang
dibentuk di Bangkok, Thailand pada 8 Agustus 1967, berdasarkan Deklarasi Bangkok yang
disahkan oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Indonesia kembali masuk sebagai anggota PBB sekaligus terpilih menjadi anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB periode 1974-1975 dan 1995-1996.
Indonesia turut berperan dalam pengiriman pasukan perdamaian Kontingen Garuda di
sejumlah negara konflik. Pasukan perdamaian tersebut hingga tahun 2006 telah dikirim ke
sejumlah negara di antaranya Mesir, Kongo, Vietnam, Iran, Irak, Kuwait, Namibia, Kamboja,
Somalia, Bosnia-Herzegovina, Georgia, Mozambik, Filipina, Tajikistan, Sierra Leone, Sudan,
dll.
Indonesia mewakili suara negara-negara berkembang dalam Organisasi Perdagangan Dunia
atau World Trade Organization (WTO).
Indonesia menjadi anggota APEC, yang merupakan kerja sama ekonomi antar negara-
negara di Asia Pasifik yang pada awal pembentukannya pada 1989 anggotanya adalah
Amerika Serikat, Australia, Brunei, Filipina, Indonesia, dan Thailand. Peranan Indonesia
dalam APEC antara lain turut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC
yang jujur, adil, bebas, saling membantu tanpa membedakan bangsa.
Pada masa reformasi, Indonesia masuk dalam keanggotaan negara-negara dengan
kekuatan ekonomi 20 besar dunia yang dinamakan G-20. Indonesia mewakili suara negara-
negara berkembang khususnya Asia Tenggara dalam kebijakan perekonomian dunia,
pemerataan perekonomian, dan percepatan pembangunan.
Hasil kebudayaan Indonesia telah dikenal setelah Unesco menjadikan sejumlah warisan
leluhur bangsa Indonesia seperti wayang, batik, dan angklung sebagai warisan budaya
dunia.
Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan kita untuk
memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita menjadi mudah
untuk memahami hal-hal yang terkait dengan:
• perkembangan manusia dari waktu ke waktu
• kesinambungan antarperiode,
• kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang, dan
• perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periodeberikutnya.
Periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut
• Masa Praaksara.
• Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.
• Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam.
• Masa kekuasaan kolonialisme Barat
• Masa pendudukan Jepang
• Masa Revolusi.
• Masa Orde Lama Masa Orde Baru.
• Masa Reformasi
KRONIK
Dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah catatan peristiwa menurut
urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir,
pendeta, dan pujangga pada masa yang lalu. Mereka pada umumnya menulis tentang peristiwa,
kejadian, hal-hal yang menarik perhatian dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat
dan pada waktu tertentu.
Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang banyak
berdatangan ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara yang banyak
ditulis oleh para musafir dan pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh sejumlah dinasti, seperti
Dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir serta pendeta yang datang dari
India. Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat mengetahui, atau paling tidak memiliki
gambaran, tentang bagaimana kondisi masyarakat Nusantara di suatu tempat pada masa yang
lalu. Namun, untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak
sumber lain yang dapat mendukung kebenaran dari kronik tersebut.
Cara Berpikir Kronologis dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah
Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir Diakronik/ kronologis, artinya berpikirlah
secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan
memberikan kepada kita gambaran yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari
tinjauan aspek tertentu sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari
hubungan antarperistiwa yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir
diakronik atau kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah.
Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati
gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Selain
melatih kita untuk dapat berpikir sinkronik dan kronologis, sejarah juga mengajarkan kepada kita
cara berpikir holistik. Holistik mempunyai pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau
mempelajari suatu peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang dengan
mempertimbangkan berbagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa perang
dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita akan mulai mempelajari sebab-sebab, tokoh yang
terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor pemicu, usaha-usaha yang telah dilakukan
untuk mencegah terjadinya perang, korban, dan akibat dari perang tersebut. Oleh karena itu, kita
juga belajar bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapat
mencegah sebab atau mengurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak kita inginkan.
Konsep Ruang dan Waktu
Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan
yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu
1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah
pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari
sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia
memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah
yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat
terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di
suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya.
Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya,
politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat
dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa
depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu
yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam
kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya
a. Bidang Keagamaan
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, telah berkembang kepercayaan yang berupa
pemujaan terhadap roh nenek moyang di Indonesia. Kepercayaan itu bersifat animisme dan
dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap
memiliki roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda
memiliki kekuatan gaib. Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia
secara perlahan memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elit di sekitar
istana.
b. Bidang Politik
Masyarakat Indonesia dikenalkan oleh orang-orang India tentang sistem pemerintahan
kerajaan. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan
wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan
kerajaan. Kemudian, pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris
sesuai dengan peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia,
seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.
c. Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta,
yaitu: (1) Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), (2) Kasta Ksatria (para prajurit,
pejabat dan bangsawan), (3) Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). (4)
Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia lama masih
tampak dominan dalam semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia
berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini tampak pada
kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga
adalah orang Indonesia yang pertama tersentuh oleh pengaruh budaya India. Pada masa
pemerintahannya, Kundungga masih mempertahankan budaya Indonesia karena pengaruh
budaya India belum terlalu merasuk ke kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada
saat Aswawarman, anak Kundungga, diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya. Adanya
pengaruh Hindia mengakibatkan Kundungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai.
d. Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh
dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu
bidang saja, yaitu keagamaan.
f. Bidang Arsitektur
Salah satu arsitektur Zaman Megalitikum adalah Punden berundak. Arsitektur tersebut
berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita
memperhatikan, Candi Borobudur sebenarnya mengambil bentuk bangunan punden
berundak agama Buddha Mahayana. Pada Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan
Penanggungan, pengaruh unsur budaya India sudah tidak begitu kuat. Candi-candi tersebut
hanyalah punden berundak. Begitu pula fungsi candi di Indonesia, candi bukan sekadar
tempat untuk memuja dewa-dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat pertemuan
rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya yang berupa arca
merupakan perwujudan raja yang telah meninggal. Hal ini mengingatkan kita pada bangunan
punden berundak dengan menhirnya.
Masuknya Agama Islam sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia. Kebudayaan Islam
terus berkembang di Indonesia sampai sekarang. Pengaruh kebudayaan Islam dalam kehidupan
masyarakat Indonesia antara lain pada bidang-bidang berikut.
a. Bidang Politik
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang memiliki corak
Hindu-Buddha. Akan tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha pelan-pelan mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh kerajaan-
kerajaan yang bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lain-lain. Pada
sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya
para wali. Jika raja pada suatu kerajaan meninggal dunia, tidak dimakamkan di candi tetapi
dimakamkan secara Islam.
b. Bidang Sosial
Aturan kasta tidak diterapkan pada Kebudayaan Islam seperti kebudayaan Hindu.
Pengaruh Islam yang berkembang sangat pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia
memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat
Indonesia. Nama-nama Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan,
Hamzah, Musa, dan lainnya mulai digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak diserap ke
bahasa Indonesia, contohnya rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah
(syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Begitu pula dengan sistem penanggalan. Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat
Indonesia sudah mengenal kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M.
Dalam kalender Saka ini, ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage,
dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender
Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah
(Islam).
c. Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah
berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat
pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses
pendidikan pesantren berubah menjadi pendidikan Islam. Pesantren merupakan sebuah
asrama tradisional pendidikan Islam. Siswa tinggal menetap bersama untuk belajar ilmu
keagamaan di bawah bimbingan guru yang disebut kiai. Asrama siswa berada di dalam
kompleks pesantren, begitu juga Kiai tinggal di kompleks pesantren.
Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di daerah Leran
Gresik, tempat tersebut diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk
Islam. Dalam perkembangannya, pengaruh huruf dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya
sastra Islam.
Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan
istana. Ada perbedaan antara masjid-masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke
Indonesia dengan masjid yang ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak mempunyai
kubah di puncak bangunannya. Kubah digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun.
Jumlah atap tumpang itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur
Hindu. Contohnya, Masjid Demak dan Masjid Banten Islam juga memperkenalkan seni
kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis aksara indah yang merupakan kata atau kalimat.
Kaligrafi ada yang berwujud gambar binatang atau manusia (hanya bentuk siluetnya). Ada
pula yang berbentuk aksara arab yang diperindah.
Teks-teks yang berasal dari Al-Quran merupakan tema yang paling sering dituangkan
dalam seni kaligrafi ini. Media kaligrafi yang sering digunakan adalah nisan makam, mihrab,
dinding masjid, kain tenunan, kayu, dan kertas sebagai pajangan.
4. Pembentukan Kementerian
Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin oleh Mr. Ahmad Soebardjo
menyampaikan laporannya. Panitia Kecil mengajukan tiga belas kementerian. Sidang kemudian
membahas usulan tersebut dan menetapkan perihal kementerian. Selanjutnya, rapat
memutuskan adanya dua belas departemen dan satu kementerian negara.
Menteri Negara :
Mohammad Amir
Wahid Hasjim
Mr. Sartono
A. A. Maramis
Otto Iskandardinata
Dilihat dari segi perjuangan organisasi pada masa pergerakan nasional Indonesia memiliki 2
strategi, yaitu radikal dan moderat. Perjuangan bersifat radikal adalah perjuangan yang amat
keras menuntut perjuangan dengan cara nonkoorperasi (tidak bekerja sama) terhadap kolonial.
Sedangkan bersifat adalah perjuangan yang menghindari tindakan kekerasan atau perilaku
ekstrem dengan penerapan taktik koorperasi dengan penguasa kolonial.
Bentuk dan strategi organisasi pergerakan nasional memiliki perbedaan meski memiliki satu
tujuan yang sama yaitu mencapai kemerdekaan. Bentuknya ada yang berupa organisasi sosial,
politik, kebudayaan, gerakan pemuda, gerakan wanita, gerakan buruh maupun keagamaan.
Sedangkan strateginya secara umum yaitu :
i. Menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya
ii.Sudah bersifat nasional, tidak kedaerahan
iii.
Tidak menggunakan kekerasan senjata
iv.Dipimpin tokoh-tokoh agama, kaum terpelajar, tokoh-tokoh pemuda, dan tokoh-tokoh
masyarakat
v. Asas perjuangannya ada yang bersifat kooperatif (tetapi bukan prinsip) dan non-kooperatif
Dengan taktik dan strategi baru yang bersifat nasionalis, muncullah organisasi berkonsep
nasionalisme. Inilah yang menandai perubahan pergerakan dari fisik kedaerahan menjadi
pergerakan nasional yang modern.
A. Organisasi awal pergerakan
1. Budi Utomo
Budi Utomo (BU) merupakan pergerakan nasional yang didirikan tanggal 20 Mei 1908, di Jakarta
oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Bertujuan menggalang dana untuk membantu anak-anak
bumiputra yang kekurangan. Namun ide itu kurang mendapat dukungan dari Kaum Tua. Ide
dr.Wahidin itu kemudian diterima dan kembangkan oleh Sutomo, mahasiswa School tot Opleiding
voor Inlandsche Arsten (STOVIA). Yang kemudian dipilih sebagai ketua. Sebagian besar pendiri
BUadalah pelajar STOVIA, seperti Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, CiptoMangunkusumo, dan
RT Ario Tirtokusumo. Pada 29 Agustus 1908,dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan BU di
Yogyakarta.Para tokoh pendiri BU berpendapat bahwa untuk mendapatkan kemajuan, maka
pendidikan dan pengajaran harus menjadi perhatian utama. Organisasiitu mempunyai corak
sebagai organisasi modern, yaitu mempunyai pimpinan,ideologi dan keanggotaan yang jelas.
Kemudian diikuti olehorganisasi-organisasi lain yang membawa pada perubahan sosial-
politik.Organisasi BU bersifat kooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda.BU bersifat tidak
membedakan agama, keturunan, dan jenis kelamin. Padamulanya organisasi ini orientasinya
hanya sebatas pada kalangan priyayi,namun pancaran etnonasionalisme semakin terlihat saat
dilaksanakan
kongres BU pada 3-5 Oktober 1908, di Yoyakarta.Dalam kongres itu dibahas tentang dua prinsip
perjuangan, golongan mudamenginginkan perjuangan politik dalam menghadapi pemerintah
kolonial,sedangkan golongan tua mempertahankan cara lama yaitu perjuangansosio-
kultural.Orientasi politik semakin menonjol di kalangan muda kemudian mencari organisasi yang
sesuai dengan mendirikan Sarekat Islam. Pada waktu dibentuk Dewan Rakyat (Volksraad)pada
tahun 1918, wakil-wakil BU duduk di dalamnya. Pemerintah dengandemikian tidak menaruh
curiga karena sifat BU yang moderat. Pemerintah Hindia Belanda mengakui BU sebagai organisasi
yang sah padaDesember 1909. Dukungan dari Pemerintah Hindia Belanda ini tidak lainsebagai
bagian dari pelaksanaan Politik Etis. Ini menyebabkan kecurigaan oleh kalangan bumiputera. BU
mulai kehilangan wibawanya pada tahun 1935,organisasi itu bergabung dengan organisasi lain
menjadi Partai IndonesiaRaya (Parindra). Namun demikian, dengan segala kekurangannya BU
telahmewakili aspirasi pertama rakyat Jawa ke arah kebangkitan dan juga aspirasi rakyat
Indonesia. Keberadaan BU memberikan inspirasi untuk organisasi-organisasimodern lainnya,
seperti Jong Sumatra, Jong Ambon, Sedio Tomo,Muhammadiyah, dan lain-lain.
2. Sarekat Islam
SI awalnya adalah Sarekat Dagang Islam yang terbentuk akibat kegelisahan R.M Tirtoadisuryo
yang mengetahui pedagang pribumi terdesak akibat pengusaan pedagang Cina. Pada mulanya SI
bertujuan untukkesejahteraan sosial dan persamaan sosial.Sebagai perkumpulan dagang SDI
kemudian berpindahke Surabaya yang merupakan kota dagang di Indonesia. SDI
selanjutnyadipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto. Cokroaminoto dikenal sebagaiseorang
orator yang cakap dan bijak, kemampuannya berorator itu memikatanggota-anggotanya. Di
bawah kepemimpinannya diletakkan dasar-dasarbaru yang bertujuan untuk memajukan
semangat dagang bangsa Indonesia.Disamping itu SDI juga memajukan rakyat dengan
menjalankan hidup sesuaiajarana agama dan menghilangkan paham yang keliru tentang agama
Islam.SDI kemudian berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1913.Pada kongres SI
yang pertama, tanggal 26 Januari 1913, dalam pidatonyadi Kebun Bintang Surabaya, ia
menegaskan bahwa tujuan SI adalahmenghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia, memperkuat
ekonomi pribumiagar mampu bersaing dengan bangsa asing. Usaha di bidang ekonomi itunampak
sekali dengan didirikannya koperasi di Kota Surabaya. Di Surabayapula berdiri PT. Setia Usaha,
yang bergerak tidak saja menerbitkan surat kabar“Utusan Hindia”, juga bergerak di bidang
penggilingan padi dan perbankan. Usaha itu dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan
ekonomi dariketergantungan bangsa asing. Dalam waktu kurang dari satu tahun SI sudah
berkembang pesat dengan banyaknya cabang di berbagai daerah. Ini merupakan ancaman bagi
pemerintah kolonial sehingga mereka membuat peraturan untuk menghambat perkembangan SI.
Kemudian dibentuklah Central Sarikat Islam (CSI) yang
mengorganisasikan 50 cabang kantor SI daerah.
SI berubah menjadi organisasi politik dan mengirimkan wakilnya dalam Volksraad. Dalam
November Beloofte, Gubernur Jenderal Belanda mengatakan bahwa suatu saat Volksraad akan
menjadi tempat menampung suara rakyat. Namun demikian, Volksraad tetap menjadi alat
kolonial sehingga Agus Salim dan Cokroaminoto merubah sifat organisasi mereka menjadi
nonkooperatif.
Dalam kongres SI (1914), Cokroaminoto dipilih menjadi ketua. Masalah internal pun muncul dan
kewibawaan CSI berkurang. Karena itu perpecahan harus dihindari. Pada kongres tahunan,
Cokroaminoto mengatakan bahwa Indonesia memerlukan pemerintahan sendiri. Dengan kata
lain, yaitu menyatukan beberapa etnis menjadi bangsa Indonesia. Cokroaminoto dikenal sebagai
orator yang cerdas, menimbulkan seorang pemuda meniru caranya berpidato. Ialah Soekarno.
Kongres tetap berjalan dan memutuskan bahwa azas perjuangan SI adalah pemerintahan berdiri
sendiri dan melawan pemerintah kolonial. Rakyat memberikan simpati dan keanggotaan SI pun
semakin banyak. Namun, sebagai organisasi yang besar SI telah disusupi orang-orang yang
menjadi anggota Indische Sociaal Democratische Vereninging (ISDV), seperti Semaun dan
Darsono. Yangmemberikan pengaruh sosial-komunis.
Pada kongres kelima, SI mengalami perpecahan menjadi SI merah yang beraliran ekonomi
dogmatis (komunis) dipimpin Semaun dan SI putih beraliran nasional keagamaan dipimpin oleh
Cokroaminoto. Namun karena dalam partai tidak boleh rangkap, maka Semaun dikeluarkan dari
SI. Dengan demikian, pengaruh PKI dalam SI telah teratasi.
Dalam kongres di Madiun, CSI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam. Sedangkan yang
mendapat pengaruh PKI bernaung dalam Sarekat Rakyat bentukan PKI. PSI nonkooperatid, namun
anggotanya diperbolehkan duduk dalam Dewan Rakyat atas nama pribadi. Kongres tahun 1927
menyatakan azas PSI adalah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam. PSI
bergabung dalam Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
sehingga nama PSI menjadi PSII dengan bertmbah kata Indonesia.
Banyaknya anggota PSII menimbulkan perpecahan, hingga mengalami kemunduran. Peranannya
sebagai partai Islam dilanjutkan oleh Partai Islam Indonesia di bawah Dr. Sukiman.
3. Indische Partij
Organisasi ini berdiri karena orang Indo-Belanda dianggap lebih rendah meski mereka termasuk
dalam bangsa kelas I. E.F.E Douwes Dekker berkeinginan melanjutkan Indische Bond yang
sebelumnya telah dibuat. Keinginan itu semakin kuat saat ia bertemu dengan dr. Cipto
Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara (Tiga Serangkai). Sebagai seorang koresponden surat
kabar de Locomotief di Semarang, kemudian harian Soerabajasch Handelsblad, Bataviaasch
Nieuwsblad, dan akhirnya dimajalah Het Tijdschrift dan surat kabar De Expres, Douwes Dekker
dengan mudah dapat mengutarakan gagasannya. Douwes Dekker berpendapat bahwa tujuan
akhir organisasi adalah kemerdekaan. Ia juga melakukan propaganda ke seluruh Jawa dai 15
September-3 Oktober 1912 dengan menemui pemimpin elit BU untuk membangkitkan semangat
golongan bumiputera untuk melawan penjajah. Kunjungan itu menghasilkan tanggapan positif
hingga anggota IP pun bertambah terus hingga menjadikan IP sebagai partai yang berbahaya.
Akibatnya para pemimpin IP ditangkap dan dibuang. Douwes Dekker ke Timor, Kupang;
C.mangunkusumo ke Bkuma; Suwardi Suryaningrat ke Bangka. Kemudian mereka dibuang ke
Belanda. Satu persatu mereka akhirnya dipulangkan. Namun IP sudah berganti nama menjadi
Insulinde. Namun kurang mendapat perhatian, hingga berubah nama lagi menjadi Naational
Indische Partij. Suwardi Suryaningrat kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa.
B. Organisasi keagamaan
1. Muhammadiyah
BU menginspirasi KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 yang
bercirikan organisasi sosial, pemdidikan, dan keagamaan. Salah satu tujuannya adalah
memurnikan ajaran Islam, yang seharusnya bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadis. Tindakannya
adalah amar makruf nahimunkar. Pembaruan model Wahabiyah di Arab pun dimulai. Dari
organisasi, pendidikan, media, hingga kemasyarakatan. Munculah organisasi wanita bernama
Aisyah yang hanya menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai tugas yang sama
dalam mengajak kebaikan dan menjauhi keburukan.
2. Nahdlatul Ulama
Bertepatan dengan Kongres Islam sedunia, para ulama mendirikan lembaga bernama Jam’iyatul
Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 di Surabaya dengan salah satu ulama nya adalah Kyai Haji
Hasyim Ashari. Berpegang teguh pada Ahlusunnah wal jam’ah dengan tujuan masalah ekonomi,
sosial dan pendidikan. Pada 1935 NU berkembang pesat serta tetap berusaha memperluas
pengaruhnya ke seluruh jawa. Kongres selanjutnya dibentuk Wanita Nahdlatul Ulama Muslihat
dan Organisasi Ansor.
3. Organisasi islam lainnya
Banyak keturunan Arab yang ada di Indonesia, mendorong A.R Baswedan untuk mendirikan Partai
Arab Indonesia.
Di Sumatra Barat, didirikan Sumatra Thawalib oleh pemuda Sumatra Barat yang telah belajar di
Mekah pada Syekh Akhmad Katib. Mereka membawa ajaran Islam modern dengan dorongan
Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh. Bertujuan mengusahakan dan memajukan ilmu
pengetahuan bagi kemajuan masyarakat menurut ajaran Islam. Kemudian berganti nama menjadi
Persatuan Muslim Indonesia dan bertujuan Indonesia Merdeka dan Islam Jaya. Tetapi kemudian
dilarang oleh pemerintah.
Persatuan Tarbiyah Islam, didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuly yang bertentangan dengan
Thawalib. Tujuannya adalah pendidikan, dengan mendirikan madrasah dan membuat majalah
sebagai penyalur aspirasi. Setelah kemerdekaan, berubah nama menjadi Partai Tarbiyatul Islam.
Organisasi yang sejalan dengan Perti adalah Persatuan Msulim Tapanuli yang didirikan Syekh
Musthafa Purba.
Di Bandung berdiri Persatuan Islam yang bertujuan meningkatkan kesadaran beragama dan
semangat ijtihad. Organisasi ini muncul sebagai reaksi pembatasan gerak Jamiyatul Khair.
Di Kalimantan Selatan berdiri organisasi lanjutan SI dengan mendirikan madrasah Daru Salam
yang dilengkapi asrama dan sawah sebagai tempat belajar.
Di Aceh juga muncul Persatuan Ulama Seluruh Aceh akibat kegagalan SI. Didirikan oleh Tengku
M.Daud Beureuh. Bertujuan meningkatkan pendidikan agar terlaksana syariat Islam. Kemudian
Nahdlatul Wathan di Nusa Tenggara. Organisasi ini berorientasi pada pendidikan.
4. Majelis Islam Ala Indonesia
MIAI merupakan organisasi gabungan dari politik dan massa yang bersifat moderat terhadap
Belanda. MIAI juga diakui oleh Jepang, tetapi dibubarkan karena tidak memuaskan. Diganti
dengan Majelis Syuro Msulimin Indonesia. Dipimpin KH Hasyim Ashari, KH Mas Mansyur, KH Farid
Ma’aruf, KH Hasyim, Kartosudarmo, KH Nachrowi, dan Zainal Arifin.
C. Organisasi pemuda
Tri Koro Dharmo didirikan di Jakarta pada 7 Maret 1915 dengan ketua dr. Satiman Wiryosanjoyo.
Beranggotakan pemuda-pemuda Jawa. Berubah nama menjadi Jong Java danmenjadi bersifat
nasional. Setelah sumpah pemuda, ia berfusi dalam Indonesia Moeda.
1917 berdirilah Jong Sumatera Bond, bertujuan memperkukuh hubungan antarpelajar dan
menumbuhkan kesadaran pada anggotanya. Tokohnya adalah Moh. Hatta dan Moh. Yamin.
Perkumpulan lain ada Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon yang kemudian berfusi dalam
Indonesia Moeda. Muncul Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia di Bandung oleh mahasiswa
Jakarta dan Bandung. Kemudian berdiri Jong Indonesia yang sudah bersifat nasional dan berganti
nama menjadi Pemuda Indonesia dan organisasi wanitanya adalah Putri Indonesia. Tahun 1926,
diadakan Kongres Pemuda I yang dihadiri anggota-anggota yang masih bersifat kedaerahan.
D. Organisasi wanita
Pada 1912 berdiri Putri Mardika di Jakarta. Bertujuan membantu gadis bumiputera mendapat
pendidikan dan belajar berbicara didepan umum. Dengan beberapa tokoh yaitu, Sabaruddin, R.A
Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, Sandikan Tondokusumo.
Kartini Fonds, didirikan Ny. C. Th. Van Deventer, seorang penasehat politik. Fokus tujuan mereka
adalah mendobrak berbagai kungkungan wanita dan menginginkan kemajuan. Munculnya
organisasi-organisasi wanita di berbagai daerah mendorong pergerakan wanita untuk
meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan. Mereka tidak hanya bergerak dalam bidang
pendidikan, namun juga sosial.
E. Partai Komunis Indonesia
Di Belanda, Sneevliet, Brandster, dan Dekker mendirikan ISDV. Mereka berusaha mendekati
rakyat tapi tidak berhasil. Maka Sneevliet menyusup dalam SI dan memberikan paham komunis
sehingga SI terpecah. Radikalisme komunis membuatnya diusir oleh Belanda sehingga terjadi
pergantian pemimpin. Mereka berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia kemudian menjadi
Partai Komunis Indonesia. Komunisme cepat tersebar di masyarakat karena mereka berfikir akan
terlepas dari penjajahan. Oleh Belanda, para pemimpin PKI ditangkap. Semaun dan Darsono
melarikan diri ke Rusia. Pemerintahan dipimpin Tan Malaka. Akhirnya Tan Malaka ditangkap dan
diasingkan dengan Abdul Muis. PKI selanjutnya bergabung dengan Comintern.
Pada abad ke-16 bangsa Eropa berlayar ke wilayah Timur, diantaranya Portugis, Spanyol,
Inggris, dan Belanda. Tujuan mereka adalah mencari rempah-rempah dan juga menyebarkan
agama kristen. Setelah sampai Nusantara keserakahan mereka timbul, yang awalnya hanya ingin
berdagang tiba-tiba mereka ingin menguasai Nusantara. Keinginan mereka itulah yang
melatarbelakangi bangsa Indonesia melakukan perjuangan.
1. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum abad ke-20
Sebelum tahun 1908, banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia.
Banyak yang memeras, menyiksa dan merebut hak-hak rakyat Nusantara. Perjuangan bangsa
Indonesia terhadap penjajah hampir dilakukan diseluruh wilayah, terutama di daerah yang
menjadi pusat kekuasaan penjajah.
Perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah VOC menggunakan senjata dimulai pada
abad ke-17, dimana perlawanan tersebut dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram, Sultan
Hasanuddin dari Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Iskandar Muda
dari Aceh, Untung Surapati, Trunajaya, dan Ibnu Iskandar dari Minangkabau.
Sedangkan yang berjuang pada abad ke-19 antara lain :
a. Thomas Matulesy ata Pattimura dari Maluku (1817)
b. Pangeran Diponegoro, Sentot Prawirodirjo, Kyai Mojo, dan Pangeran Mangkubumi di
Jawa (1825-1830)
c. Tuanku Imam Bonjoldari Minangkabau Sumatera Barat (1822-1837)
d. Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang (1817)
e. Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayat dari Kalimantan (1859-1862)
f. I Gusti Kentut Jelantik dari Bali (1846-1849)
g. Anak Agung Made dari Lombok (1895)
h. Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nyak Dien dari Aceh (1873-
1904)
i. Si Singamangaraja XII dari Batak (1878-1907)
Berbagai perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi pada sebelum abad ke-20 seperti
perlawanan Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta perlawanan-perlawanan rakyat lainnya
masih dalam batas-batas wilayah yang sempit dan parsial. Akibatnya perlawanan-perlawanan
tersebut dapat diredam oleh kekuatan penjajah yang sudah menguasai secara nasional di
Indonesia.
Kegagalan perjuangan dengan kekerasan senjata oleh para pahlawan baik ketika melawan
Portugis, Belanda, maupun Inggris karena bangsa Indonesia mempunyai beberapa kelemahan,
sebagai berikut:
a. Perjuangan bersifat lokal / kedaerahan
b. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang
bersamaan
c. Perjuangan pada umunya dipimpin oleh pemimpin yang kharismatik
d. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan
senjata
e. Para pejuang mudah diadu domba sehingga sering terjadi perselisihan antar pemimpin
di Indonesia
Bangsa Indonesia sadar bahwa penjajah yang terorganisasi dengan baik tidak mungkin
dapat dikalahkan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisasi, oleh karena itu
strategi perjuangan baru lebih diorganisasi dengan baik agar setelah abad ke-20 menggunakan
strategi yang baru dan bisa mengalahkan penjajah.
2. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sesudah abad ke-20
Perjuangan bangsa Indonesia setelah abad ke-20 merupakan perjuangan yang sudah
menunjukkan karakter yang bersifat nasional. Perjuangan nasional juga dikenal dengan istilah
Pergerakan Nasional.
Tak hanya bersifat nasional, tapi bersifat perjuangan diplomasi dan organisasi. Corak
perlawanan berubah dari pola perjuangan fisik (memakai senjata) menjadi non fisik (diplomasi
dan organisasi). Berubahnya corak perlawanan terhadap penjajah pada masa pergerakan nasional
terwujud berkat meningkatnya pendidikan di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru,
yaitu kaum intelektual atau golongan terpelajar.
3) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan mempunyai
tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama Sarkofagus juga ditemukan
tulang-tulang manusia beserta bekal kubur, seperti perhiasan, periuk, dan beliung.
4) Kubur Batu
Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan fungsinya. Bedanya,
kubur batu ini terbuat dari lempengan atau lembaran batu yang lepas-lepas dan dipasang
pada keempat sisinya, bagian alas dan bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak
ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
5) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara bertingkat. Fungsi
bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden berundak ditemukan di daerah Lebak
Sibedug, Banten Selatan.
6) Arca
Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan binatang. Binatang
yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau, kera, dan harimau. Arca ini banyak
ditemukan, antara lain di Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Apa yang dapat kalian simpulkan dari berbagai peninggalan pada Zaman Batu Besar?
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan manusia pada masa tersebut? Apakah mereka
hanya membutuhkan keperluan untuk memenuhi perutnya? Berbagai peninggalan pada
Zaman Megalithikum menunjukkan kepada kita bahwa manusia pada Zaman Praaksara
telah sadar akan adanya kekuatan di luar manusia. Walaupun mereka tidak meninggalkan
bentuk agama yang jelas, mereka telah menunjukkan ketaatan kepada Sang Pencipta.
2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi yang cukup tinggi. Mengapa
dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu tinggal membentuk sesuai kehendak pemahat. Logam
sementara itu tidak dapat dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi. Mereka telah
mengolah bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini membuktikan bahwa manusia
purba telah mengenal peleburan logam. Kebudayaan Zaman Logam sering juga disebut Zaman
Perundagian.
Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat berburu, mengerjakan
ladang, maupun untuk keperluan upacara keagamaan. Alat-alat dari perunggu, misalnya kapak
corong atau kapak sepatu. Kapak corong ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, serta Sulawesi
Tengah dan Selatan.
Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara digunakan untuk upacara
keagamaan (kepercayaan pada masa purba). Misalnya, dalam upacara memanggil hujan dan
persembahan lainnya. Nekara ini berbentuk seperti berumbung yang berpinggang bagian
tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Jadi, seperti dandang telungkup. Daerah penemuannya di
Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Pulau Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara
yang berukuran kecil yang disebut moko. Selain nekara, juga ditemukan alat atau benda-benda
perhiasan, seperti kalung, cincin, anting-anting, dan manik-manik.
KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN
1. Bidang Ekonomi
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali
mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan
pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang
yang menduduki bangsa Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang
dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah menunjuk presiden dan
wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara. Kemudian rapat terus
berlanjut dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat perlengkapan
negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI atas 8 Propinsi beserta
pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia, pembentukan
BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan kurangnya pengalaman dalam perjalanan
pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi tersendat dan tidak
seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang telah di rencanangkan.
1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik di parlemen
untuk saling menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala
pemeritahan.
Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR)
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya (PIR),
Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
Moh. Natsir Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal dari Partai
Masyumi.
Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem, Assaat,
Djuanda, Soemitro Djojohadikusumo.
Perekonomian Indonesia mengalami masa paling menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an yang mendorong
naiknya harga komoditas hingga berdampak pada peningkatan pendapatan
ekspor.
Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI mengeluarkan mosi
tuntutan agar pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 tentang
pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan
otonomi daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
Keputusan kontroversial Keputusan Menteri Luar Negeri Ahmad
Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan
Duta Besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri
bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad Soebadjo akhirnya
mengundurkan diri.
3) Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang terdiri atas
menteri-menteri yang ahli di bidangnya.
Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang semakin tidak
terkendali.
b) Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam
keutuhan bangsa.
c) Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa perselisihan internal
dalam lingkungan TNI. Sumber utama ketidakkompakan TNI.
Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi peristiwa
Tanjung Morawa. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri, Isqak
Tjokrodisurjo menyetujui perusahaan Deli Planters Vereeniging mengelola
tanahnya kembali di Tanjung Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak
petani lokal menduduki tanah-tanah tersebut.
4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953-24 Juli 1955)
Merupakan koalisi antara PNI dan NU, Masyumi memilih menjadi oposisi.
Soekarno menunjuk Ali Sastroamidjojo (PNI) dan Wongsonegoro (Partai
Indonesia Raya) sebagai perdana menteri dan wakil perdana menteri.
Prestasi:
a) Mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA).
b) Membentuk panitia pemilu yang diketuai Hadikusumo.
Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali berusaha meninjau
ulang utang pemerintah dan cadangan devisa negara dengan cara
membatalkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) berkaitan utang
Indonesia kepada Belanda.
c. Sistem Kepartaian
Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal 23 Agustus
1945.
Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November
1945 dan terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ,
Parkindo, PRS, Permai, PKRI.
Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.
d. Pemilu 1955
Dilaksanakan dalam 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955) Memilih anggota DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955) Memilih anggota konstituante
5 partai besar pada Pemilu 1955 PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
Nilai positif yang dapat diambil:
a) Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
b) Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
c) Kesadaran berdemokrasi
2. Kehidupan Ekonomi
1) Gerakan Benteng
Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar mereka ikut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut
berupa bimbingan konkret atau bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu membentengi
perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
2) Gunting Syafruddin
Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga
nilai setengahnya.
4) Konfrontasi Militer
Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri
Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta pada acara peringatan Agresi
Militer II Belanda.
Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru antara kapal jenis
motor torpedo boat (MTB) ALRI dengan dua kapal perusak Belanda.
2. Kehidupan Ekonomi
5. PRRI/Permesta
a. Merupakan pemberontakan terbesar dan terorganisasi dengan baik karena pendukung
utamanya adalah Tentara Nasional Indonesia.
b. Tujuannya :
Otonomi daerah yang lebih besar cenderung ke federasi terlebih saat dikeluarkannya Perda
No.50 tahun 1950
Menenatng system liberalism pemerintahan, hal ini tampak dari telah tersusunnya Kabinet
PRRI
c. Membentuk dewan :
Dewan Banteng à di Padang, pimpinan Ahmad Husein, 20-24 Nov 1956
Dewan Gajah à di Sumatera Utara, pimpinan Letkol Simbolon, 22 Des 1964
Dewan Masyumi à di Sulawesi Utara, pimpinan Ventje Sumual, 18 Februari 1957.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto,
maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan
reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang
berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945
(bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan
kenegaraan di era Orde Baru.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke
Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila,
namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950
1959. Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:
Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat
Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan Politik dan Ketatanegaraan
Indonesia
Berikut beberapa peran pelajar/mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia :
Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pemuda memiliki semangat juang tinggi untuk
segera memerdekakan Indonesia, mereka berselisih pendapat dengan golongan tua. Akan
tetapi, keberanian pemuda inilah yang menyebabkan Indonesia segera merdeka.
Pemuda memiliki peran dalam penggulingan Presiden Soekarno dan rezimnya, sekaligus
ideologi komunis yang kontroversional pada masa itu.
Runtuhnya Demokrasi Terpimpin juga berkat kerja keras pemuda Indonesia, yang saat itu
mereka mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), yang terdiri dari kelompok
pemuda Islam, Katholik, dan mantan PSI.
Tahun 1998, mahasiswa seluruh Indonesia melakukan demonstrasi secara besar-besaran
dalam rangka menolak diangkatnya kembali Presiden Soeharto menjadi Presiden RI.
Setelah reformasi, walaupun belum ada peristiwa politik radikal yang memerlukan peran
penting mahasiswa. Namun peran mahasiswa masih dibutuhkan sebagai media kontrol
politik Indonesia, sebagai distributor pikiran-pikiran masyarakat. Sifat mahasiswa yang kritis
merupakan faktor pemicu yang kuat dalam pentingnya peranan mahasiswa dalam peristiwa
politik tanah air saat ini.
Sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada
suatu kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
Sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan
perilakunya.
Pelajar dan tokoh masyarakat dapat menyuarakan aspirasi mereka yang nantinya akan
dipertimbangkan oleh pemerintah, dan dapat merubah politik dan ketatanegaraan
Indonesia melalui demonstrasi yang memenuhi syarat dan tidak menimbulkan kerusuhan.
Tokoh masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya melalui jabatan yang diemban dan
disampaikan oleh atasannya.
Berikut beberapa tokoh masyarakat yang berperan dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia, pada masa reformasi, sebagai berikut :
1. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Gus Dur adalah pemimpin NU, sebuah ormas Islam yang terbesar di Indonesia. Selain
ulama, beliau adalah negarawan yang memiliki wawasan tentang pentingnya pluralisme
bangsa. Gus Dur adalah salah satu dari tokoh-tokoh reformasi yang membawa dampak
besar bagi bangsa Indonesia.
Gus Dur yang mencetuskan pertemuan Ciganjur yang dihadiri oleh Megawati, Sri Sultan
Hamengkubuwono X, Amien Rais. Selanjutnya, tokoh-tokoh reformasi yang hadir di
Ciganjur menamai dirinya sebagai kelmpok Poros Tengah yang bertekad menggulirkan
agenda reformasi di Indonesia.
Gus Dur juga penggagas berdirinya partai PKB, yang anggotanya sebagian besar adalah
orang NU. Partai ini juga banyak melahirkan tokoh reformasi yng mempunyai pikiran yang
kritis.
Pada masa pemilu pertama, Gus Dur dijagokan menjadi calon presiden RI oleh tokoh-tokoh
reformasi. Akhirnya, Gus Dur ditunjuk sebagai presiden menggantikan BJ Habibie,
sedangkan Megawati ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur. Namun, di
tengah masa pemerintahannya, Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR.
2. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah sosok Raja Yogyakarta yang memiliki peran penting
mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena sejak krisis moneter, Indonesia
mengalami ancaman disintegrasi. Apalagi, sejak Timor Timur lepas dari pangkuan ibu
pertiwi, memicu timbulnya separatisme di beberapa tempat di Indonesia.
Banyak yang tidak tahu bahwa beliau juga merupakan bagian dari tokoh reformasi, Sri
Sultan Hamengkubuwono X sering turun ke jalan menenangkan demonstran agar tidak
bersikap anarkis, terutama di Yogyakarta. Saat menjelang Soeharto dicabut mandatnya,
terjadi huru hara di Jakarta, Solo, dan Banjarmasin. Sebagai salah satu dari tokoh reformasi,
beliau membawa dampak baik bagi masyarakat Yogyakarta.
Agar aksi anarkis tidak sampai di Yogyakarta, Sang Raja ini selalu hadir setiap ada
demonstrasi dan mengunjungi korban-korban kekerasan demo di rumah sakit. Terbukti,
Yogyakarta tetap terkendali walau sempat ada bentrok di sudut kota. Sebagai slah satu
tokoh reformasi, beliau lebih berperan dalam pengendali massa.
Berkat itulah, setelah reformasi, Sri Sultan Hamengkubuwono X ditunjuk menjabat
Gubernur DIY bersama Sri Paku Alam IX menggantikan gubernur sebelumnya.
3. Megawati Soekarno Putri
Megawati merupakan simbol dari perlawanan terhadap rezim orde baru. Saat jabatannya
menjadi ketua PDI digulingkan sepihak oleh Soeyadi yang disokong oleh rezim orde baru,
Megawati mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Demokrasi Indonesia.
Megawati berjarak dengan rezim Soeharto. Pada era reformasi, tokoh ini memiliki peran
cukup penting. Beliau merancang kembali nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi. Pada
pemilu legislatif, partai yang didirikan Megawati memperoleh banyak suara, bahkan
mengalahkan Golkar. Megawati pun ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur.
Beliau didukung oleh banyak pihak reformasi lainnya.
Dua tahun berikutnya, Megawati naik pangkat menjadi presiden mengantikan kedudukan
Gus Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk Hamzah Haz sebagai wapres
mendampingi Megawati melanjutkan pemerintahan.
4. Amien Rais
Amien Rais merupakan salah satu tokoh reformasi yang hadir dari dunia kampus. Amien
Rais juga punya andil dalam menggulingkan rezim Soeharto. Beliau merupakan sosok
pencetus berdirinya kelompok Poros Tengah yang dideklarasikan di Ciganjur, tempat
kediaman Gus Dur. Awalnya, menjelang rezim orde baru runtuh, Amien Rais selalu turun ke
jalan bergabung dengan demonstran mahasiswa. Orasi-orasi yang dilontarkan Amien Rais
begitu cerdas. Beliau menawarkan perubahan demokrasi Indonesia ynag lebih modern.
Saat banyak partai bermunculan, Amien Rais juga mendeklarasikan partainya, yakni Partai
Amanat Nasional. Pada era reformasi, Amien Rais juga sempat menjabat sebagai ketua
MPR.
Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan
sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai
pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum.
Penelitian sejarah yang baik biasanya berupaya membandingkan hasil penelitian tentang masa
lalu dengan keadaan masa kini dan bahkan dapat pula digunakan untuk meramalkan keadaan
masa yang akan datang.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami
masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau.
Ciri-ciri dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
1) Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-
masa lampau;
2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data
sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal;
3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang
tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar;
4) Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber
tersebut harus diuji kebenaran. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang
tidak pernah berhubungan.
Sumber Data pada Penelitian Sejarah
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode
sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain: remain, dokumen, sumber
primer, sumber sekunder, materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.
Jenis-jenis Penelitian Sejarah
a. Penelitian Sejarah Komparatif
penelitian sejarah komparatif adalah penelitian untuk membandingkan faktor-faktor dari
fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya, ingin diperbandingkan
sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit.
b. Penelitian Yuridis atau Legal
penelitian yuridis adalah penelitian untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum,
baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu. Misalnya peneliti ingin
mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat
serta pengaruhnyha terhadap suatu masyarakat pada masa lampau.
c. Penelitian Biografis
penelitian biografis adalah penelitianuntuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya
dengan masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh
lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya,
serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya.
d. Penelitian Bibliografis
Penelitian Bibliografis untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari
fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi.
Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-
ahli.