RINGKASAN SKRIPSI
Disusun Oleh:
Riski Asarina
08416241038
Oleh
Riski Asarina dan Saliman M.Pd
Abstrak
Melihat fungsi pendidikan yang begitu komplek seperti yang telah dijelaskan
dalam UU tersebut, maka pembaharuan dalam bidang pendidikan sangtalah
dibutuhkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu bentuk usaha
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan penyempurnaan
kurikulum dari waktu ke waktu. Pada tahun pelajaran 2006/2007 Departemen
Pendidikan Nasional meluncurkan kurikulum 2006 yang lebih dikenal dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kebijkan baru ini berpijak pada Peraturan
Mendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Peraturan Mendiknas No. 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) dan Peraturan Mendiknas
No 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaaan Peraturan Mendiknas No.22 dan No.23
Tahun 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan penyempurnaan
dari kurikulum 2004 yang sering disebut dengan Kurikulum Berbasis Komptensi
(KBK)
Penyempurnaan kurikulum tersebut, berpengaruh pada perubahan struktur
kurikulum pada semua jenjang pendidikan, tidak terkecuali pada jenjang SMP/ MTs.
Perubahan struktur kurikulum yang sangat dirasakan adalah pelaksanaan
pembelajaran terpadu IPA dan IPS di SMP/MTs. Pembelajaran IPS yang sebelumnya
dilaksanakan secara terpisah-pisah sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing
(sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi) harus diajarkan secara terintegrasi
sehingga masing-masing disiplin ilmu tidak lagi berdiri sendiri tetapi melebur
menjadi satu dalam satu konsep atau tema pembelajaran.
Seorang guru IPS dituntut mampu mengembangkan desain pembelajaran
yang inovatif sehingga memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk mengasah potensi yang dimilikinya. Pembelajaran yang dilaksanakan secara
terintegarsi ini mempunyai tujuan agar mata pelajaran IPS lebih bermakna bagi
peserta didik. Pembelajaran IPS ini dapat dilaksanakan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner. Pendekatan interdisipliner dalam proses
pembelajaran IPS memiliki makna melibatkan disiplin Ilmu-ilmu Sosial (geografi,
ekonomi, sejarah, dsosiologi). Pendekatan multidisipliner adalah proses pembelajaran
yang mencakup berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat.
Pembelajaran IPS Terpadu tidak mudah untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran. Beberapa permasalahan muncul dalam pembelajaran IPS dari aspek
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Guru mengalami kesulitan
dalam membuat perencanaan yaitu pada pemetaan SK KD dan pembuatan topik atau
tema pembelajaran IPS. Selaian itu juga mengalami kesulitan dalam mengembangkan
silabus dan RPP, karena sebelum munculnya kurikulum KTSP guru hanya
mengembangkan silabus dan RPP dari satu displin ilmu saja, akan tetapi dengan
munculnya mata pelajaran IPS terpadu pada jenjang SMP guru harus membuat silabus
dan RPP yang mencerminkan dari beberapa disiplin ilmu IPS.
Masalah lain juga dialami oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS
terkait dengan latar belakang pendidikan guru yang ada dilapangan merupakan guru
bidang studi dari salah satu disiplin ilmu sosoial, sehingga guru kesulitan untuk
mengintegrasikan dan menjelaskan materi-materi yang bukan berasal dari displin ilmu
yang dikuasai. Mislanya guru dengan latar belakang Pendidikan Geografi kurang
memahami materi sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Kemudian dari sisi evaluasi guru
juga mengalami kesulitan karena harus melakukan penilaian dari beberapa aspek.
Beberapa perubahan-perubahan dalam pembelajaran IPS tersebut
memunculkan kesulitan-kesulitan yang lebih kompleks lagi yang akan dihadapi dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS secara terpadu. Beberapa permasalahan yang muncul
dalam pembelajaran IPS tersebut, menjadikan ketertarikan bagi peneliti untuk
meneliti lebih jauh lagi tentang kendala-kendala guru dalam pembelajaran IPS di SMP
wilayah Kecamatan Moyudan.
B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Studi Eksplorasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian studi adalah
penelitian ilmiah, kajian, telaahan, sedangkan eksplorasi adalah penjelajahan
lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Studi eksplorasi
merupakan penelitian yang berangkat dari beberapa rasional dan petunjuk untuk
mengidentifikasi masalah yang mencakup sejumlah peristiwa yang berkisar pada
keputusan-keputusan, program-program, proses implementasi, dan perubahan
oeganinsasi (Mudzakir, 2006: 31). Arikunto (2010: 14) menjelaskan bahwa studi
eksploratif adalah penelitian yang berusaha menggali sebab-sebab atau hal-hal
awal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu serta menggali pengetahuan baru
untuk mengetahui suatu permasalahan.
2. Pengertian Kendala Pembelajaran
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 667) mendefinisikan pengertian
kendala adalah halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi, menghalangi
atau mencegah pencapaian sasaran. Dalam hal ini kendala yang akan dikaji adalah
kendala yang terjadi dalam pembelajaran. Kendala dalam pembelajaran adalah
beberapa hambatan yang menghambat jalannya pembelajaran yang dilihat dari
faktor manusiawi (guru dan peserta didik), faktor intitusional (ruang kelas), dan
intruksional (kurangnya alat peraga) (Oemar Hamalik, 2002: 16). Menurut Amhad
Rohani (2004: 157) menjelaskan bahwa kendala dalam pembelajaran adalah
beberapa faktor yang menghambat pembelajaran baik dari faktor guru, peserta
didik, keluarga, dan fasilitas.
3. Definisi Mata Pelajaran IPS di SMP/ MTs
Supardi (2011: 182) yang menyatakan bahwa “Pendidikan IPS menekankan
pada ketrampilan peserta didik dalam memecahkan masalah mulai dari lingkup diri
sampai masalah yang kompleks”.Sapriya (2009: 19) menjelaskan bahwa istilah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah
dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik
dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain,
khususnya di Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS merupakan istilah hasil
kesepakatan dari para ahli atau pakar diIndonesia dalam seminar Nasional tentang
Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo.
4. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Supardi (2011: 187-189) Menjelaskan karakteristik mata pelajaran IPS harus
memperhatikan hal-hal: a) IPS harus disesuaikan dengan usia, kematangan dan
kebutuhan siswa; b) selalu berhubungan dengan hal-hal yang nyata dalam
kehidupan siswa; c) berdasarkan pengetahuan kekinian/ konstektual yang dapat
mewakili pengalaman, budaya, kepercayaan, dan norma hidup manusia; d) dapat
membantu siswa mengembangkan pengalaman belajar baik dalam kegiatan
kelompok besar, kelompok kecil, maupun secara mandiri; e) bersifat mulitiple
resourse, yakni menggunakan/ memanfaatkan berbagai macam sumber dan
menerapkan berbagai metode; f) mengangkat kasus, isu, masalah-masalah sosial
dalam rangka mendalami konsep dan materi IPS; g) mengembangkan kemapuan
berfikir kritis dan kegiatan inkuiri, sehingga pembelajaran tidak telalu kaku dan
siswa mampu berpartisipasi aktif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, karakteristik mata pelajaran IPS merupakan
integrasi atau gabungan dari beberapa displin Ilmu Sosial (geografi, sejarah,
ekonomi, dan sosiologi) dengan materi yang berkenaan dengan dinamika sosial
yang dikemas melalui pemaduan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar
sehingga menjadi tema pembelajaran yang diajarkan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
5. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud, dalam Trianto (2010: 61-63), pembelajaran terpadu
sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri ciri sebagai
berikut: 1) Holistik yaitu pengkajian sutu peristiwa atau fenomena dari beberapa
sudut pandang,agar siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi suatu kejadian yang
mereka hadapi; 2) Bermakna yaitu adanya pengkajian peristiwa dari beberapa
sudut pandang yang saling terkait membuat materi lebih bermakna; 3) Otentik
yaitu pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan secara langsung oleh siswa.
Guru hanya sebagai fasilitator sedangkan siswa sebagai aktor pencari informasi
atau pengetahuan; 4) Aktif yaitu pembelajaran terpadu menekankan pada keaktifan
siswa secara keseluruhan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Karakteristik pembelajaran terpadu menekankan pada proses pembelajaran
yang memandang suatu masalah dengan konsep keterpaduan dari beberapa sudut
pandang dengan mengejak peserta didik ikut berpartisipasi aktif baik secara fisik,
mental, emosional dan intelektual dalam proses pembelajaran. Dengan demikian
peserta didik mampu memahami apa yang sedang dipelajari, sehingga makna dari
pembelajaran dapat benar-benar dimengerti, untuk kemudian dapat diaplikasikan
untuk mengatasi semua masalah yang ada di depan mereka.
6. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (IPS Terpadu)
a. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu
Menurut Oemar Hamalik (2011: 37) belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungannya. Seorangdinyatakan
melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil yakni terjadinya
perubahan tingkah laku.Dalayono (2005:210) menjelaskan bahwa belajar adalah
proses perubahan. Perubahan-Perubahan itu tidak hanya perubahan lahir, tetapi
juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkahlakunya yang tampak, tetapi
juga perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati, perubahan-perubahan itu
bukan perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif yaitu perubahan
yang menuju kearah kemajuan atau kearah perbaikan.
Belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan pada diri seseorang
menuju kearah yang lebih baik. Dalam proses belajar akan lebih bermakna dan
berarti jika seseorang diberi kesempatan untuk berfikir dan mengemukakan
gagasannya sendiri. Proses pembelajaran inilah yang harus diterpakan dalam
pembelajaran IPS Terpadu pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama. Makna terpadu dalam pembelajaran IPS adalah keterkaitan antar
dimensi kehidupan (alam, sosial, ekonomi, budaya, politik, sejarah) yang tertuang
dalam Standart Isi (Standart kompetensi dan Kompetensi Dasar) IPS, sehingga
melahirkan konsep, tema atau topik pemebelajaran (Supardi2011: 193).
b. Tujuan Pembelajaran IPS Di SMP/MTS
Supardi (2011: 186-187) menjelaskan tujuan IPS adalah sebagai berikut:
1) menjadikan siswa sebagai manusia yang taat sebagai makhluk ciptaan Tuhan
dan sebagai warga negara; 2) mengembangkan kemampuan berfikir kritis
sehingga mempunyai ketrampilan untuk berpartisipasi aktif dalam memecahkan
masalah sosial; 3) Belajar berlatih mandiri dan membangun kebersamaan
dengan pembelajaran kreatif dan inovatf; 4) mengembangkan kecerdasan,
kebiasan, dan ketrampilan sosial; 5) melatih siswa untuk menghayati nilai-nilai
hidup yang baik dan terpuji sehingga memiliki akhlak yang mulia; 6)
mengembangkan kesadarn dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat dan
lingkungan.
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS
Berdasarkan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seperti yang telah
dijelaskan,maka untuk dapat mengembangkan ruang lingkup keilmuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran IPS di kelas, Arnie Fajar (2005: 114) menjelaskan
beberapa ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP dan MTs yang dapat dikaji
oleh peserta didik antara lain: 1) Sistem sosial dan budaya; 2) Manusia, tempat,
dan lingkungan; 3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan; 4)Waktu, keberlanjutan,
dan perubahan; 5) Sistem berbangsa dan bernegara.
2) Melaksanakan kegiatan 7
apresepsi