Anda di halaman 1dari 27

STUDI EKSPLORASI KENDALA-KENDALA GURU DALAM PEMBELAJARAN

IPS DI SMP WILAYAH KECAMATAN MOYUDAN

RINGKASAN SKRIPSI

Disusun Oleh:
Riski Asarina
08416241038

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
STUDI EKSPLORASI KENDALA-KENDALA GURU DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI SMP WILAYAH KECAMATAN MOYUDAN

Oleh
Riski Asarina dan Saliman M.Pd

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kendala-kendala guru dalam


pembelajaran IPS di SMP wilayah Kecamatan Moyudan. Kendala-kendala tersebut dilihat
dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.
Penelitian ini merupukan penelitian deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian
ini adalah guru-guru mata pelajaran IPS di SMP wilayah Kecamatan Moyudan yang
berjumlah 11 orang. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh populasi guru yang ada di
wilayah Kecamatan Moyudan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,
observasi dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian
inimenggunakan triagulasi sumber, sedangkan teknik analisis data menggunakan model
interaktif dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/
verikasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kendala dalam perencanaan pembelajaran
IPS meliputi: (a) Guru kurang memahami keseluruhan materi IPS yang dapat dipadukan;
(b) Guru belum mempunyai buku pedoman yang dapat dijadikan acuan untuk membuat
pemetaan secara terpadu; (c) Guru belum bisa membuat tema atau topik pembelajaran; (d)
Guru kesulitan menjabarkan KD ke dalam beberapa indikator materi; (e) Guru tidak
mempunyai pedoman untuk membuat silabus terpadu; (f) Guru kesulitan dalam
mengalokasikan waktu; (g) Guru kesulitanmenentukan metode pembelajaran;(h)
Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat RPP. 2) Kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran meliputi: (a) Tidak semua siswa siap untuk mengikuti
pembelajaran IPS; (b) Guru kurang memahami keseluruhan materi IPS karena guru yang
ada guru bidang studi; (c) Guru dituntut untuk dapat menyampaikan materi IPS dengan
waktu yang terbatas;(d) Penggunaan metode pembelajaran IPS yang bervariasi belum
dapat diaplikasikan; (e) Siswa kurang mempunyai antusias pada mata pelajaran IPS; (f)
Pendekatan CTL belum dapat diaplikasikan sepenuhnya karena kurangnya waktu, fasiltas,
dan alat peraga. 3)Kendala dalam evaluasi pembelajaran meliputi: (a) Guru kesulitan
membuat instrumen penilaian proses; (b) Guru kesulitan mengembangkan instrumen
dalam membuat soal tes;(c) Nilai akhir tidak dapat ditentukan sendiri oleh salah satu guru,
tetapi harus ada penggabungan nilaidari beberapa guru IPS.

Kata Kunci: Studi eksplorasi, Kendala-kendala guru, Pembelajaran IPS


A. PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam
meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa, yakni dengan cara menciptakan SDM yang
berkualitas dan memiliki ketrampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan.
Salah satu cara meningkatan kualitas SDM adalah melalui pendidikan. Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan
pendidikan sebagai berikut:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”
Dalam pendidikan terdapat proses komunikasi yang mengandung transformasi
pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan. Proses pendidikan berlangsung sepanjang
hayat dalam kehidupan manusia. Pendidikan sendiri mempunyai tujuan yang hendak
dicapai yang tertuang dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta beradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhalak
mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi manusia yang
demokratis dan bertanggungjawab”.

Melihat fungsi pendidikan yang begitu komplek seperti yang telah dijelaskan
dalam UU tersebut, maka pembaharuan dalam bidang pendidikan sangtalah
dibutuhkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu bentuk usaha
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan penyempurnaan
kurikulum dari waktu ke waktu. Pada tahun pelajaran 2006/2007 Departemen
Pendidikan Nasional meluncurkan kurikulum 2006 yang lebih dikenal dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kebijkan baru ini berpijak pada Peraturan
Mendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Peraturan Mendiknas No. 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) dan Peraturan Mendiknas
No 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaaan Peraturan Mendiknas No.22 dan No.23
Tahun 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan penyempurnaan
dari kurikulum 2004 yang sering disebut dengan Kurikulum Berbasis Komptensi
(KBK)
Penyempurnaan kurikulum tersebut, berpengaruh pada perubahan struktur
kurikulum pada semua jenjang pendidikan, tidak terkecuali pada jenjang SMP/ MTs.
Perubahan struktur kurikulum yang sangat dirasakan adalah pelaksanaan
pembelajaran terpadu IPA dan IPS di SMP/MTs. Pembelajaran IPS yang sebelumnya
dilaksanakan secara terpisah-pisah sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing
(sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi) harus diajarkan secara terintegrasi
sehingga masing-masing disiplin ilmu tidak lagi berdiri sendiri tetapi melebur
menjadi satu dalam satu konsep atau tema pembelajaran.
Seorang guru IPS dituntut mampu mengembangkan desain pembelajaran
yang inovatif sehingga memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk mengasah potensi yang dimilikinya. Pembelajaran yang dilaksanakan secara
terintegarsi ini mempunyai tujuan agar mata pelajaran IPS lebih bermakna bagi
peserta didik. Pembelajaran IPS ini dapat dilaksanakan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner. Pendekatan interdisipliner dalam proses
pembelajaran IPS memiliki makna melibatkan disiplin Ilmu-ilmu Sosial (geografi,
ekonomi, sejarah, dsosiologi). Pendekatan multidisipliner adalah proses pembelajaran
yang mencakup berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat.
Pembelajaran IPS Terpadu tidak mudah untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran. Beberapa permasalahan muncul dalam pembelajaran IPS dari aspek
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Guru mengalami kesulitan
dalam membuat perencanaan yaitu pada pemetaan SK KD dan pembuatan topik atau
tema pembelajaran IPS. Selaian itu juga mengalami kesulitan dalam mengembangkan
silabus dan RPP, karena sebelum munculnya kurikulum KTSP guru hanya
mengembangkan silabus dan RPP dari satu displin ilmu saja, akan tetapi dengan
munculnya mata pelajaran IPS terpadu pada jenjang SMP guru harus membuat silabus
dan RPP yang mencerminkan dari beberapa disiplin ilmu IPS.
Masalah lain juga dialami oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS
terkait dengan latar belakang pendidikan guru yang ada dilapangan merupakan guru
bidang studi dari salah satu disiplin ilmu sosoial, sehingga guru kesulitan untuk
mengintegrasikan dan menjelaskan materi-materi yang bukan berasal dari displin ilmu
yang dikuasai. Mislanya guru dengan latar belakang Pendidikan Geografi kurang
memahami materi sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Kemudian dari sisi evaluasi guru
juga mengalami kesulitan karena harus melakukan penilaian dari beberapa aspek.
Beberapa perubahan-perubahan dalam pembelajaran IPS tersebut
memunculkan kesulitan-kesulitan yang lebih kompleks lagi yang akan dihadapi dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS secara terpadu. Beberapa permasalahan yang muncul
dalam pembelajaran IPS tersebut, menjadikan ketertarikan bagi peneliti untuk
meneliti lebih jauh lagi tentang kendala-kendala guru dalam pembelajaran IPS di SMP
wilayah Kecamatan Moyudan.
B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Studi Eksplorasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian studi adalah
penelitian ilmiah, kajian, telaahan, sedangkan eksplorasi adalah penjelajahan
lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Studi eksplorasi
merupakan penelitian yang berangkat dari beberapa rasional dan petunjuk untuk
mengidentifikasi masalah yang mencakup sejumlah peristiwa yang berkisar pada
keputusan-keputusan, program-program, proses implementasi, dan perubahan
oeganinsasi (Mudzakir, 2006: 31). Arikunto (2010: 14) menjelaskan bahwa studi
eksploratif adalah penelitian yang berusaha menggali sebab-sebab atau hal-hal
awal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu serta menggali pengetahuan baru
untuk mengetahui suatu permasalahan.
2. Pengertian Kendala Pembelajaran
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 667) mendefinisikan pengertian
kendala adalah halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi, menghalangi
atau mencegah pencapaian sasaran. Dalam hal ini kendala yang akan dikaji adalah
kendala yang terjadi dalam pembelajaran. Kendala dalam pembelajaran adalah
beberapa hambatan yang menghambat jalannya pembelajaran yang dilihat dari
faktor manusiawi (guru dan peserta didik), faktor intitusional (ruang kelas), dan
intruksional (kurangnya alat peraga) (Oemar Hamalik, 2002: 16). Menurut Amhad
Rohani (2004: 157) menjelaskan bahwa kendala dalam pembelajaran adalah
beberapa faktor yang menghambat pembelajaran baik dari faktor guru, peserta
didik, keluarga, dan fasilitas.
3. Definisi Mata Pelajaran IPS di SMP/ MTs
Supardi (2011: 182) yang menyatakan bahwa “Pendidikan IPS menekankan
pada ketrampilan peserta didik dalam memecahkan masalah mulai dari lingkup diri
sampai masalah yang kompleks”.Sapriya (2009: 19) menjelaskan bahwa istilah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah
dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik
dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain,
khususnya di Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS merupakan istilah hasil
kesepakatan dari para ahli atau pakar diIndonesia dalam seminar Nasional tentang
Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo.
4. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Supardi (2011: 187-189) Menjelaskan karakteristik mata pelajaran IPS harus
memperhatikan hal-hal: a) IPS harus disesuaikan dengan usia, kematangan dan
kebutuhan siswa; b) selalu berhubungan dengan hal-hal yang nyata dalam
kehidupan siswa; c) berdasarkan pengetahuan kekinian/ konstektual yang dapat
mewakili pengalaman, budaya, kepercayaan, dan norma hidup manusia; d) dapat
membantu siswa mengembangkan pengalaman belajar baik dalam kegiatan
kelompok besar, kelompok kecil, maupun secara mandiri; e) bersifat mulitiple
resourse, yakni menggunakan/ memanfaatkan berbagai macam sumber dan
menerapkan berbagai metode; f) mengangkat kasus, isu, masalah-masalah sosial
dalam rangka mendalami konsep dan materi IPS; g) mengembangkan kemapuan
berfikir kritis dan kegiatan inkuiri, sehingga pembelajaran tidak telalu kaku dan
siswa mampu berpartisipasi aktif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, karakteristik mata pelajaran IPS merupakan
integrasi atau gabungan dari beberapa displin Ilmu Sosial (geografi, sejarah,
ekonomi, dan sosiologi) dengan materi yang berkenaan dengan dinamika sosial
yang dikemas melalui pemaduan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar
sehingga menjadi tema pembelajaran yang diajarkan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
5. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud, dalam Trianto (2010: 61-63), pembelajaran terpadu
sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri ciri sebagai
berikut: 1) Holistik yaitu pengkajian sutu peristiwa atau fenomena dari beberapa
sudut pandang,agar siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi suatu kejadian yang
mereka hadapi; 2) Bermakna yaitu adanya pengkajian peristiwa dari beberapa
sudut pandang yang saling terkait membuat materi lebih bermakna; 3) Otentik
yaitu pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan secara langsung oleh siswa.
Guru hanya sebagai fasilitator sedangkan siswa sebagai aktor pencari informasi
atau pengetahuan; 4) Aktif yaitu pembelajaran terpadu menekankan pada keaktifan
siswa secara keseluruhan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Karakteristik pembelajaran terpadu menekankan pada proses pembelajaran
yang memandang suatu masalah dengan konsep keterpaduan dari beberapa sudut
pandang dengan mengejak peserta didik ikut berpartisipasi aktif baik secara fisik,
mental, emosional dan intelektual dalam proses pembelajaran. Dengan demikian
peserta didik mampu memahami apa yang sedang dipelajari, sehingga makna dari
pembelajaran dapat benar-benar dimengerti, untuk kemudian dapat diaplikasikan
untuk mengatasi semua masalah yang ada di depan mereka.
6. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (IPS Terpadu)
a. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu
Menurut Oemar Hamalik (2011: 37) belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungannya. Seorangdinyatakan
melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil yakni terjadinya
perubahan tingkah laku.Dalayono (2005:210) menjelaskan bahwa belajar adalah
proses perubahan. Perubahan-Perubahan itu tidak hanya perubahan lahir, tetapi
juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkahlakunya yang tampak, tetapi
juga perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati, perubahan-perubahan itu
bukan perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif yaitu perubahan
yang menuju kearah kemajuan atau kearah perbaikan.
Belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan pada diri seseorang
menuju kearah yang lebih baik. Dalam proses belajar akan lebih bermakna dan
berarti jika seseorang diberi kesempatan untuk berfikir dan mengemukakan
gagasannya sendiri. Proses pembelajaran inilah yang harus diterpakan dalam
pembelajaran IPS Terpadu pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama. Makna terpadu dalam pembelajaran IPS adalah keterkaitan antar
dimensi kehidupan (alam, sosial, ekonomi, budaya, politik, sejarah) yang tertuang
dalam Standart Isi (Standart kompetensi dan Kompetensi Dasar) IPS, sehingga
melahirkan konsep, tema atau topik pemebelajaran (Supardi2011: 193).
b. Tujuan Pembelajaran IPS Di SMP/MTS
Supardi (2011: 186-187) menjelaskan tujuan IPS adalah sebagai berikut:
1) menjadikan siswa sebagai manusia yang taat sebagai makhluk ciptaan Tuhan
dan sebagai warga negara; 2) mengembangkan kemampuan berfikir kritis
sehingga mempunyai ketrampilan untuk berpartisipasi aktif dalam memecahkan
masalah sosial; 3) Belajar berlatih mandiri dan membangun kebersamaan
dengan pembelajaran kreatif dan inovatf; 4) mengembangkan kecerdasan,
kebiasan, dan ketrampilan sosial; 5) melatih siswa untuk menghayati nilai-nilai
hidup yang baik dan terpuji sehingga memiliki akhlak yang mulia; 6)
mengembangkan kesadarn dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat dan
lingkungan.
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS
Berdasarkan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seperti yang telah
dijelaskan,maka untuk dapat mengembangkan ruang lingkup keilmuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran IPS di kelas, Arnie Fajar (2005: 114) menjelaskan
beberapa ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP dan MTs yang dapat dikaji
oleh peserta didik antara lain: 1) Sistem sosial dan budaya; 2) Manusia, tempat,
dan lingkungan; 3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan; 4)Waktu, keberlanjutan,
dan perubahan; 5) Sistem berbangsa dan bernegara.

d. Konsep Pembelajaran Terpadu Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial


Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang
memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran (Depdiknas, 2007: 5).
Sedangkan menurut Hamid Hasan (1990 : 27) konsep pendekatan terpadu ialah
Pendidikan Ilmu Sosial yang memadukan berbagai disiplin Ilmu-Ilmu Sosial
sedemikian rupa sehingga batas antar disiplin ilmu yang satu dengan yang lain
tidak tampak. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga akan lebih mudah untuk memahami dan
menyerap kesan-kesan yang mereka pelajari.
Sugiyanto (2010: 136-138) menjelaskan bahwa, model pembelajaran
terpadu dapat dikembangkan dengan tiga cara, yaitu: 1) Teknik integrasi
berdasarkan topik; 2) Teknik integrasi berdasarkan potensi utama; 3) Teknik
integrasi berdasarkan permasalahan.
7. Unsur-Unsur Dalam Proses Pembelajaran
Menurut Suryo Subroto (2002: 19) “proses belajar mengajar meliputi
kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan,
sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam suasana
edukatif”. Yunus Namus (2003: 30) menjelaskan bahwa proses belajar mengajar
merupakan inti dari proses pendidikan formal, yang di dalamya terjadi interaksi
dari berbagai komponen (unsur pengajaran) yang disebut dengan interaksi edukatif.
a. Aspek perencanaan terdiri dari:
1) Silabus
Pengembangan silabus ini dapat dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
(a) Mengisi kolom identitas yang berisi tentang nama sekolah, mata
pelajaran, kelas semester, dam alokasi waktu.
(b) Mengkaji dan menganlisis Stndar Komptensi berdasrkan hirarki konsep
displin ilmu dalam tingkat kesulitan bahan, keterkaitan antara standar
kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran, dan
keterkaitan standar kompetensi dengan kompetensi dasar antar mata
pealajaran.
(c) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar dengan konsep tingkat
kesulitan materi, keterkaitan antara kompetensi dasar dalam mata
pelajaran dan dengan standar kompetensi
(d) Meteri pokok yang dikembangkan harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut: pertama tingkat perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spritual peserta didik, kedua kebermanfaatan
bagi peserta didik, ketiga struktur keilmuan, keempat kedalaman dan
keluasan materi, kelima relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan,dan yang terakhir adalah alokasi waktu.
(e) Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan mental dan fisik yang
dilakukan oleh peserta didik dalam proses pembentukan komptensi
dengan rumusan pengalaman belajar mencerminkan menejemen
pengalaman belajar peserta didik.
(f) Indikator pencapain kompetensi merupakan tanda-tanda, perbuatan dan
respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator
ini dikembangkan sesuai dengan karakteristik pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik yang dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang dapat diukur dan dapat diobservasi sehingga dapat
digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat penilian.
(g) Penilaian dilaksanakan berdasarkan indikator dengan menggunakan tes
maupun non tes dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut
pertama penilain dilakukan untuk mengukur pencapain kompetensi,
kedua menggunakan acuan kriteria, ketiga menggunakan sistem
penilaian berkelanjutan, keempat hasil penilaian dianalisis untuk
menentukan tindak lanjut, yang terakhir adalah kesusaian dengan
pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.
(h) Alokasi waktu merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh rata-
rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar. Pengalokasian
waktu ini harus memperhatikan jumlah minggu efektif dan alokasi
waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah k
(i) ompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat
kepentingannya.
(j) Sumber belajar merupakan rujukan, objek, dan bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran yang dapat berupa media cetak dan media
elektornik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan
budaya. Sumber belajar dipilih dan ditetapkan berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, indikator kompetensi, materi pokok,
dan kegiatan pembelajaran.
2) Renacana Pelaksanaan Pembelajaran
E. Mulyasa (2010: 164-165) menjelaskan beberapa komponen RPP
sebagai berikut:
(a) Identitas mata pelajaran (mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas atau
semester, peretemuan ke, alokasi waktu) yang diisi sesauai yang tertera
dalam silabus.
(b) Kompetensi Dasar dan indikator yang ditulis lengkap sesuai dengan
silabus.
(c) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan lengkap yang mengacu
pada indikator.
(d) Materi standar dituliskan dengan secara garis besar atau pokok-pokok
yang langsung berkiaitan dengan indikator dan tujuan pembelajaran.
(e) Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan pembelajaran, dapat diisi misalnya dengan ceramah,
tanya jawab, karyawisata,dan cara-cara lainnya,
(f) Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal(pembukaan),
kegiatan inti (pembentukan kompetensi), kegiatan akhir (penutup).
Ketiga unsur tersebut ditulis kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan
dari awal hingga akhir untuk mencapai tujuan dan membentuk
kompetensi).
(g) Sumber belajar diisi dengan menuliskan sumber belajar yang akan
digunakan termasuk alat, media, dan bahan pembelajaran atau buku
sumber.
(h) Penilian yang terdiri dari beberapa sistem penilaian yaitu tes tulis,
kinerja (perfomansi),produk, penugasan/proyek,portofilio. Dari
beberapa macam penilaian tersebut dituis dengan memilih jenis
penilian yang paling sesuai.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implemenatasi dari RPP yang
meliputi kegiatan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Abdul
Mujid, 2008: 104-105). Menurut E. Mulyasa (181) adalah cara untuk
menyampaiakan isi dari SK dan KD agar dapat dicerna oleh peserta didik seperti
yang telah dijabarkan dalam RPP yang secara umum terdiri dari tiga kegiatan
yaitu pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup.
(1)Kegiatan awal
E. Mulyasa (2010: 181) menjelaskan bahwa dalam kegiatan awal
pembelajaran meliputi kegiatan sebagi berikut:
(a) Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki oleh peserta didik dengan
materi yang akan disajikan.
(b) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan
disajikan.
(c) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas
yang harus diselesaiakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
(d) Mendayagunakan maedia dan sumber belajar yang bervariasi sesuai
dengan materi yang disajikan.
(e) Mengajukan pertanyaaan, untuk menegetahui pemahaman peserta didik
terhadap pembelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagi
kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari (pretes)
(2) Kegiatan inti pembelajaran
Kegaitan inti mencakup beberapa kegiatan antara laian: penymapain
tujuan pembelajaran; menyampaian materi dengan menguggunakan metode,
alat, media, yang sesuai; memberikan bimbingan bagi pemahaman siswa;
melakukan penngecekan tentang pemahaman siswa.

(3) Kegiatan Penutup


Menurut E. Mulyasa(2010: 185-186) dalam kegiatan penutup terdapat
beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh guru diataranya menarik
kesimpulan materi yang telah dipelajari, mengajukan beberapa pertanyaan
untuk mengukur tingkat pencapain tujuan dan keefektifan pembelajaran yang
dicapai, menyampaiakan bahan pendalaman yang harus dipelajari dan
memberikan pekerjaan rumah, memberikan postes baik secara lisan maupun
tulisan.
c. Evaluasi atau Penilaian Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2003: 210) “ Evaluasi adalah suatu proses
berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai
dan merancang suatu sistem pengajaran”. Dalam kesempatan lain Thoha
Chabib (1991: 1) menjelaskan bahwa Evaluasi merupakan kegiatan yang
terencana untuk menilai suatu objek dengan menggunakan instrumen dengan
tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Teknik penialian dapat menggunakan teknik penialian tes dan non tes.
Menurut Abdul Mujid (2013: 346-347) tes objektif terdiri dari bentuk plilihan
ganda, benar salah, menjodohkan, sedangkan tes non objektif terdiri dari isian
singkat dan soal uraian baik urain objektif mauapun uraian bebas, sedangkan
penilian non tes terdiri dari penilaian kerja, penilaian sikap, penilian proyek,
penilaian produk, dan penilaian portofolio.
8. Strategi Proses Pembelajaran IPS Terpadu
Trianto (2010: 189-208), menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan
pemebelajaran IPS Terpadu terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran yang diperinci sebagai berikut:
a. Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan pembelajaran terpadu dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Melakukan Pemetaan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada
mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan dalam satu tingkat kelas yang
sama untuk memperoleh gambaran utuh dan menyeluruh tentang SK dan
KD yang dapat dipadukan.
2) Penentuan Topik/ tema. Tema dalam pembelajaran IPS merupakan
keterpaduan antar kompetensi-kompetensi dasar yang ada dalam mata
pelajaran IPS. Dalam satu tingkatan kelas dapat termuat dalam beberapa
tema atau topik pembelajaran yang relevan dengan Kompetensi-
Kompetensi Dasar dan relevan dengan pengalaman pribadi peserta didik
yang berarti sesuai dengan lingkungan setempat sehingga memudahkan
siswa untuk memahami meteri pelajaran.
3) Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam indikator adalah untuk menentukan
indikator pencapain hasil belajar yang digunakan dalam menyusun silabus.
Kompetensi-Kompetensi Dasar yang telah dipetakan, dijadikan acuan
dalam penjabaran kedalam indikator yang kemudian digunakan untuk
penyusunan silabus.
4) Penyusunan Silabus, merupakan tahap selanjutnya dari beberapa langkah
yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran IPS. Adapun komponen
penyusunan silabus terdiri dari Standart Komptensi IPS (sosiologi, sejarah,
geografi, dan ekonomi), Kompetensi Dasar, indikator, pengalaman belajar,
alokasi waktu, dan penilaian.
5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan realisasi dari
pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan dalam silabus
pembelajaran terpadu. Komponen yang harus ada dalam RPP antara lain:
identitas mata pelajaran, Kompetensi Dasar yang hendak dicapai, meteri
pokok beserta uraiannya, langkah pembelajaran, alat media yang
digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta sumber bahan yang digunakan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran IPS
1) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan utama yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan antaralain:
a) Menciptakan kondisi awal yang kondusif, dengan mengecek atau
memeriksa kehadiran siswa, menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik,
menciptakan suasana belajar demokratis, dan membangkitkan motivasi
belajar peserta didik
b) Melaksanakan kegiatan aprsepsi, kegiatan apresepsi dengan mengajukan
pertanyaan tentang materi pelajaran yang sudah dipelajari atau diberikan
sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik,
kemudian dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan
dibahas.
c) Penilaian awal (pre-test), dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa
peserta didik yang dianggap dapat mewakili keseluruhan, atau pre-test ini
dapat dipadukan dengan kegiatan apresepsi.
2) Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran IPS ini antara lain mencakup kegitan-
kegiatan sebagai berikut:
a) Memberitahukan tujuan atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai oleh
peserta didik beserta garis-garis besar bahan atau materi yang akan
dipelajari
b) Menyampaikan pada peserta didik tentang kegiatan yang harus ditempuh
peserta didik, dalam mempelajari tema/topik, atau meteri dalam
pembelajaran terpadu.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran IPS Terpadu perlu adanya
pendekatan dalam pelaksanaannya. Pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran IPS adalah dengan pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning), karena dalam pendekatan CTL siswa
didorong untuk mampu menghubungkan antara pengetahuan yang dimiliknya
dengan kehidupan nyata yang mereka alami (Sugiyanto, 2009: 5). Hal ini
sejalan dengan pendapat Supardi (2011: 199) yang mengatakan bahwa
“pendekatan CTL dalam pembelajaran IPS yakni, pembelajaran yang
berusaha mengakaitkan atau mendekatkan materi yang dipelajari dengan
kenyataan yang dihadapi siswa.”
Tujuh komponen utama pembelajaran CTL menurut Sugiyanto (2009: 17-20)
adalah sebagai berikut:
a) Kontruksivisme (Constructivism)
Kontruksivisme dalam hal ini, siswa diarahkan untuk menyusun dan
membangun pengetahuan baru secara kongnitif siswa berdasarkan
pengalaman yang dibangun oleh siswa sendiri melalui proses
pengamatan.
b) Menemukan (Inquiry)
Pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan perumusan masalah
melalui proses berfikir secara sistematis, yang dapat dilakukan dengan
cara, merumuskan masalah, mengajukan hipotesa, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. Dengan adanya proses
berfikir ini akan mampu menumbuhkan sikap ilmiah, rasional, sebagai
dasar pembentukan kreatifitas
c) Bertanya (Questioning)
Bertanya adalah satu cara untuk menemukan sebuah pengetahuan. Maka
dalam konsep ini pengembangan kemampuan guru dalam bertanya
sangat diperlukan untuk memancing siswa menemukan jawabannya
sendiri.
d) Masyarakat Belajar (Learning Comunity)
Dalam konsep masyarkat belajar, dapat diasumsikan bahwa hasil
pembelajaran dapat diperoleh dari hasil kerjasama dan shering dengan
orang lain. Dengan demikian konsep belajar secara berkelompok
sangatlah dianjurkan, sebab dalam kelompok akan akan terbentuk
masyarakat belajar
e) Permodelan (Modelling)
Menurut pendekatan CTL, proses pembelajaran hendaknya ada model
yang dapat ditiru.
f) Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan cara berfikir tentang apa yang dipelajari atau berpikir
ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa yang lalu.
g) Penilain Nyata
Penilain nyata merupakan cara guru untuk mengetahui perkembangan
belajar yang dilalui oleh siswa, apakah pengalaman belajar mempunyai
pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intelektual, mental,
maupun psikomotorik, karena keberhasilan dalam pembelajaran dilihat
dari perkembangan keseluruhan peserta didik.
3) Kegiatan Akhir (Penutup) dan Tindak Lanjut
Pada kegiatan akhir ini bukan sebagai akhir dalam kegiatan
pembelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik
dan kegiatan tindak lanjut yang harus ditempuh berdasarkan proses serta hasil
belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan penjelasan dari Suwarna (2005:
68) yang menjelaskan bahwa “ ...dalam kegiatan penutup mempunyai
komponen yaitu meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dan penilain
hasil belajar...”.
Adapun kegiatan akhir dan tindak lanjut dari pembelajaran terpadu
terdiri dari: pelaksanaan dan pengkajian nilai akhir, pemberian tugas atau
latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan ajar yang
dianggap sulit oleh peserta didik, mengemukakan topik yang akan dibahas
selanjutnya dan diakhiri dengan menutup proses pembelajaran.
c. Evaluasi/ Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Objek dalam evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran terpadu
mencakup penilain terhadap proses dan hasil belajar siswa. Penilaian proses
belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan
kriteria tertentu. Teknik yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian adalah
teknik tes dan non tes
Tes yang digunakan dalam penilaian dapat berupa tes objektif yang
terdiri dari bentuk benar salah, menjodohkan, pilihan ganda dan test subjektif
yang terdiri dari tes urain bebas dan test urain terbatas . Penilian dengan teknik
tes ini digunkan untuk mengukur hasil belajar yang berfifat hard skill sedangkan
untuk mengukur hasil belajar yang bersifat soft skil mengunakan teknik penilain
dengan teknik non tes.
C. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP/ MTS di seluruh Kecamatan
Moyudan, Kabupaten Sleman. Waktu penelitan dilaksanakan bulan Juli sampai
dengan bulan Oktober 2013.
2. Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif. Suharsimi
Arikunto (2010: 14) menjelaskan bahwa penelitian eksploratif adalah penelitian
yang berusaha menggali sebab-sebab terjadinya sesuatu serta menggali
pengetahuan baru untuk mengetahui permasalahan.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah, guru-guru IPS di Sekolah Menengah
Pertama di wilayah Kecamatan Moyudan dengan jumlah guru 11 orang. Sampel
yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi.
4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini tekhnik pengumpulan data dialakukan dengan cara
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah peneliti. Keabasahan data dalam penlitian ini menggunkana
triagulasi sumber.
Tabel 1 . Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Untuk Guru IPS
N Aspek Indikator Butir
O Wawa
ncara
1. Perencanaan 1) Pemetaan Standart
Pembelajaran Kompetensi dan Kompetensi 1
Dasar
2) Penentuan Topik atau Tema 2
3) Penjabaran Kompetensi Dasar 3
menjadi indikator
4) Penyusunan Silabus 4
5) Menyiapkan RPP IPS 5
2 Pelaksanaan
Pembelajaran IPS
a. Kegiatan awal 1) Menciptakan kondisi awal 6
yang kondusif

2) Melaksanakan kegiatan 7
apresepsi

3) Penilaian awal atau pretest 8

b. Kegiatan inti 1) Memeberitahukan KD yang 9


akan dicapai oleh peserta didik

2) Menyampaikan pada peserta 10


didik,kegiatan yang akan
ditempuh selama proses
pembelajaran berlangsung
3) menyampaikan materi 11

4) Penggunaan pendekatan CTL 12

c. Kegiatan Penutup 1) Melaksanakan dan mengakaji 13


nilai akhir
2) Memberikan tugas yang 14
dikerjakan dirumah
3) Menjelaskan kembali bahan 15
ajar yang dianggap sulit
4) Mengungkapkan topik yang 16
akan dibahas pada pertemuan
yang akan datang
5) Menutup pembelajaran 17
3 Evaluasi pembelajaran 1) Penilian proses 18
IPS
2) Penilian hasil 19

Tabel 2. Kisi-kisi Chek List Data Dokumentasi


N Aspek Indikator
O
1. Perencanaan 1) Pemetaan Standart Kompetensi dan
Pembelajaran Kompetensi Dasar
2) Penentuan Topik atau Tema
3) Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi
indikator
4) Penyusunan Silabus
5) Menyiapkan RPP IPS
2 Pelaksanaan
Pembelajaran IPS
a. Kegiatan awal 1) Menciptakan kondisi awal yang kondusif

2) Melaksanakan kegiatan apresepsi


3) Penilaian awal atau pretest

b. Kegiatan inti 1) Memeberitahukan KD yang akan dicapai


oleh peserta didik

2) Menyampaikan pada peserta


didik,kegiatan yang akan ditempuh selama
proses pembelajaran berlangsung
3) menyampaikan materi

4) Penggunaan pendekatan CTL

c. Kegiatan Penutup 1) Melaksanakan dan mengakaji nilai akhir


2) Memberikan tugas yang dikerjakan
dirumah
3) Menjelaskan kembali bahan ajar yang
dianggap sulit
4) Mengungkapkan topik yang akan dibahas
pada pertemuan yang akan datang
5) Menutup kegiatan pembelajaran
3 Evaluasi pembelajaran 1) Penilian proses
IPS
2) Penilian hasil

Tabel 3. Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPS


No Aspek yang diamati Indikator Butir kendali
observasi
1. Perencanaan a) Pemetaan Standart 1
Pembelajaran Kompetensi dan
Kompetensi Dasar 2
b) Penentuan topik atau tema 3
c) Penjabaran kompetensi
Dasar kedalam indikator 4
d) Silabus 5
e) RPP
2. Kegiatan awal a) Menciptakan kondisi awal 6
pembelajaran yang kondusif
b) Melaksanakan kegiatan 7
apresepsi
c) Penilaian awal atau pretest 8
3. Kegiatan inti a) Memeberitahukan KD yang 9
pembelajaran akan dicapai oleh peserta
didik 10
b) Menyampaikan pada
peserta didik,kegiatan yang
akan ditempuh selama
proses pembelajaran 11
berlangsung 12
c) Menyampaikan materi
d) Penggunaan Pendekatan
CTL
4. Kegiatan Penutup a) Melaksanakan dan 13
mengakaji nilai akhir
b) Pelaksanaan dan pengkajian 14
nilai akhir
c) Pemberian tugas yang 15
dikerjakan dirumah
d) Mengungkapkan topik yang
akan dibahas pada 16
pertemuan yang akan
datang 17
e) Menutup kegiatan
pembelajaran
\

5. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data
kualitatif model interaktif, dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data,
verfikasi atau penarikan kesimpulan.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran IPS di SMP wilayah Kecamatan
Moyudan guru belum dapat mengimplemenatasikan pemebelajaran IPS secara terpadu
seperti yang tertuang dalam kurikulum KTSP. Hal ini disebabkan guru menenmui
beberapa kendala baik dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dari hasil wawancara, obeservasi dan bukti
dokumentasi ditemui beberapa kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS.
Adapun kendala-kendala tersebut dilhat dari aspek perencaanaan, pelaksanaan
pembelajaran, dan evalusi pembelajaran.
1. Kendala yang dihadapi guru dalam perencaanaan pembelajaran IPS
Perencanaan pembelajaran IPS yang terdiri dari pemetaan Standar
kompetensi dan Komptensi Dasar, penentuan topik/tema, penjabaran Kompetensi
Dasar kedalam indikator, penyusunan silabus, dan pengembangan RPP. Pada
dasarnya semua guru-guru di SMP wilayah Kecamatan Moyudan telah membuat
semua komponen tersebut, akan tetapi guru menemui beberapa kendala untuk dapat
membuat kompenen dalam pembelajaran.
Adapun kendala yang dihadapi guru yakni; a) Pemetaan SK dan
KD masih dibuat secara terpisah karena untuk dapat membuat dalam bentuk
keterpaduan, guru kurang memahami keseluruhan materi IPS yang dapat dipadukan.
Selain adanya kendala tersebut guru juga belum mempunyai pedoman untuk membuat
pemetaan SK dan KD secara terpadu; b) Penentuan topik atau tema, Secara umum
guru belum membuat topik atau tema pembelajaran karena pembelajaran IPS masih
dilaksanakan secara terpisah atau berlapis; c)Guru telah menjabarkan KD kedalam
beberapa indikator materi, tetapi guru menemui kendala untuk membuat penjabaran
tersebut yakni; guru kurang mememahami keseluruhan materi IPS yang mempunyai
cakupan materi yang luas dan kuranngnya pemahaman guru terhadap keseluruhan
materi IPS menyulitkan guru dalam membuat penjabaran KD menjadi indikator; d)
Silabus yang dibuat oleh guru belum dalam bentuk keterpaduan. Hal ini disebabkan
karena guru belum mendapatkan buku pedoman untuk mengembangkan silabus
secara terintegrasi. Kendala lain yang ditemui dalam membuat silabus adalah guru
mengalami kesulitan dalam pengalokasian waktu karena harus dibagi kedalam empat
bidang studi (geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi); e) Guru telah membuat RPP
sesui dengan kompenen yang ada dalam RPP, namun demikian dalam
pengembangannya guru menemui kendala yakni; pertama guru kesulitan untuk
menentukan metode pembelajaran yang sesuai, karena satu metode yang sama tidak
dapat diterapkan dalam kelas yang berbeda. Kedua membutuhkan waktu yang lama
untuk membuat RPP.
2. Kendala Dalam Dalam Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP
Wilayah Kecamatan Moyudan
Pelaksanaan pembelajaran merupakan cara untuk menyampaikan materi pada
peserta didik dengan mencakup tiga kegiatan yaitu pembukaan, pembentukan
kompetensi, dan penutup. Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP wilayah Kecamatan
Moyudan juga tidak terlepas dari adanya kendala yang dihadapi guru dalam
melaksanakannya.
Beberapa kendala yang diahadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS
di SMP wilayah Kecamatan Moyudan dari ketiga aspek tersebut dapat dijelaskan
sebgai berikut; a) Dari sisi kegiatan awal, seluruh rangkaian pada kegiatan awal
pembelajaran telah dilaksanakan oleh guru-guru di Wilayah Kecamatan Moyudan,
namun dalam pelaksanaanya ditemukan beberapa kendala. Kendala tersebut terletak
pada kesepian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran karena tidak semua siswa
mempunyai kesiapan untuk mengikuti pembelajaran; b) Dari sisi kegiatan inti
pembelajaran tidak lepas dari adanya kendala yang dihadapi oleh guru. Salah satunya
adalah latar belakang pendidikan guru bukan dari IPS, sehingga kurang memahami
keseluruhan materi yang tercakup dalam mata pelajaran IPS. Dari sisi waktu juga
menjadi kendala dalam penyampain materi karena guru dituntut untuk menjelaskan
materi IPS yang cakupannya cukup luas dengan ketersedian waktu yang terbatas.
Kendala lain yang dihadapi guru adalah dalam penggunaan metode. Penggunaan
metode pembelejaran IPS yang bervariasi belum dapat diaplikasikan dan siswa kurang
mempunyai antusias pada mata pelajaran IPS. Selain penggunaan metode yang belum
dapat diapliksakan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPS juga belum sepenuhnya
dapat diaplikasikan karena kurangnya waktu, fasiltas, dan alat peraga; c) Dari sisi
kegiatan penutup tidak ada kendala yang dihadapi guru.
3. Kendala Dalam Evaluasi Pembelajaran IPS di SMP Wilayah Kecamatan
Moyudan
Evalusai atau penilian pembelajaran merupakan kegiatan tentang
pengumpulan dan penafsiran informasi yang terencana dengan menggunakan
instrumen sebagai tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan yang dilaksanakan
dengan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Beberapa kendala dalam evalusi pembelajaran IPS juga ditemui oleh guru,
adapun kendala tersebut dilahat dari penilaian proses dan penilaian hasil.a) penilaian
proses, dari sisi kehadiran, ,etika siswa saat di dalam kelas, kedisiplinan, keaktifan
dalam diskusi. Kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan penilaian proses
adalah guru kesuliatan dalam mengembangkan instrumen yang digunkan dalam
melaksanakan penilaian proses; b) Dari Sisi penilaian hasil, hampir semua guru SMP
di wilayah Kecamatan Moyudan menggunakan teknik tes baik tes objektif maupun tes
subjektif untuk mengukur hasil belajar siswa. Beberapa kendala yang dihadapi guru
antaralain: Pertama, guru kesulitan dalam mengembangakan instrumen dalam
membuat soal tes; Kedua, bagi sekolah yang melaksanakan pembelajaran IPS masih
secara terpisah tidak bisa secara langsung mendapatkan nilai akhir tetapi harus ada
penggabungan nilai terlebihdahulu dari beberapa guru yang mengampu mata
pelajaran IPS.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kendala dalam perencanaan
pembelajaran IPS meliputi: (a) Guru kurang memahami keseluruhan materi IPS yang
dapat dipadukan. (b) Guru belum mempunyai buku pedoman yang dapat dijadikan
acuan untuk membuat pemetaan secara terpadu. (c) Guru belum bisa membuat tema
atau topik pembelajaran. (d) Guru kesulitan menjabarkan KD ke dalam beberapa
indikator materi. (e) Guru tidak mempunyai pedoman untuk membuat silabus terpadu
(f) Guru kesulitan dalam mengalokasikan waktu. (g) Guru kesulitanmenentukan
metode pembelajaran.(h) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat
RPP. 2) Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi: (a) Tidak semua siswa
siap untuk mengikuti pembelajaran IPS. (b) Guru kurang memahami keseluruhan
materi IPS karena guru yang ada guru bidang studi.(c) Guru dituntut untuk dapat
menyampaikan materi IPS dengan waktu yang terbatas.(d) Penggunaan metode
pembelajaran IPS yang bervariasi belum dapat diaplikasikan, (e) Siswa kurang
mempunyai antusias pada mata pelajaran IPS. (f) Pendekatan CTL belum dapat
diaplikasikan sepenuhnya karena kurangnya waktu, fasiltas, dan alat peraga.
3)Kendala dalam evaluasi pembelajaran meliputi: (a) Guru kesulitan membuat
instrumen penilaian proses. (b) Guru kesulitan mengembangkan instrumen dalam
membuat soal tes.(c) Nilai akhir tidak dapat ditentukan sendiri oleh salah satu guru,
tetapi harus ada penggabungan nilaidari beberapa guru IPS.
2. Implikasi
Mata pelajaran IPS SMP pada dasarnya merupakan mata pelajaran yang harus
diajarkan secara terintegrasi dari beberapa bidang Ilmu Sosial (sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi), belum dapat diimplementasikan oleh guru-guru IPS di SMP
Wilayah Kecamatan Moyudan. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala yang
dihadapi oleh guru baik dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan evalusi pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut guru dapat
melaksanakan pembelajaran IPS dengan cara team teching.
3. Saran
Berdasarkan pada temuan-temuan dalam penelitian ini, diajukan saran-saran
sebagai berikut:
a. Bagi Guru
1) Guru mulai berlatih untuk membuat perangkat pembelajaran IPS yang
terintegrasi dengan cara mencoba membuat beberapa topik atau tema
pembelajaran untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran IPS.
2) Guru meningkatkan pemahaman yang terkait dengan mata pelajaran IPS
dengan cara mengunjungi beberapa LPTK yang telah mempunyai Progam
Pendidikan IPS untuk dapat menambah pemahaman tentang materi-meteri
IPS dan cara-cara dalam melaksanakan pembelajaran IPS secara terintegrasi.
3) Guru lebih menyiapkan beberapa instrmuen untuk melaksanakan penilaian
baik istrumen dalam penilaian proses maupun instrumen dalam penilaian
hasil.
b. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dalam penelitian ini belum meneliti kendala guru dalam membuat dan
menggunakan media pembelajaran. Bagi penelitian berikutnya bisa lebih
mengkaji lebih mendalam mengenai kendala guru dalam membuat dan
menggunakan media dalam pembelajaran IPS
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujid.(2013).Strategi Pembelajaran.Bandung: PT Rosdakarya.
Ahmad Rohani.(2004).Pengelolaan Pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional.(2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Djauzi Mudzakir.(2002).Studi Kasus: Desain dan Metode.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
E. Mulyasa.(2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hamid Hasan.(1990).Pendidikan Ilmu Sosaial.Jakarata: Depdiknas Direktorat Jendral Tinggi
Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

J.Lexy Moleong.(2001). Metodologi Penelitan Kualitattif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


M. Dalyono.(2007).Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Oemar Hamalik.(2011).Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.
Sapriya.(2009).Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka
Cipta.
Supardi. (2011).Dasar-Dasar Ilmu Sosial.Yogyakarta: Ombak
Trianto.(2010).Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implentasinya dalam
Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).Jakarta: Bumi Akasara.
Wina Sanjaya.(2008).Pembelajaran Dalam Implentasi Kurikululum.Jakarta: Kencana
Predana Media Grup.

Anda mungkin juga menyukai