KEP
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
NAMA KELOMPOK :
AIP SYARIPUDIN
ARI ADTYA
M.JAMMALUDIN
EVI SULASTRI
RATNA AYU
QORI M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul Komunikasi Terapeutik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasia meridoi segala
usaha kita. Amin
DAFTAR ISI
Komunikasi yang direncanakan secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien (indrawati 2003)
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan
pengertian antar perawat dan pasien
Warmth : hubungan yang saling membantu (helping relationship) dibuat untuk memberikan
kesempatan klien mengeluarkan “unek-unek” (perasaan dan nilai-nilai) secara bebas.
Perawat dan klien membangun hubungan di antara mereka dan berlangsung melalui tahapan demi
terciptanya hubungan yang terapeutik.
Orientation Phase
Fase ini dmulai ketika perawat dan klien bertemu untuk pertama kalinya.fase ini mengatur
suasana untuk mengingatkan hubungan perawat dan klien.
Perawat dalam fase ini menggunakan teknik wawancara untuk menggali semua informasi
yang dibutuhkan contohnya cacatan medik dan cacatan keperawatan merupakan sumber
informasi tidak langsung bagi perawat shingga perawat dapat menggunakannya untuk
merencanakan dan mengarahkan diskusi yang akan dilakukan.
Fase orientasi ini secara umum dicirikan dengan lima kegiatan pokok,yaitu :
Testing
Sering pasien “menguji”perawat tahap orientasi karena kesulitan klien untuk mengetahui
kebutuhannya yang harus dibantu oleh perawat.
Perawat yang menyadari dan mengetahui keraguan yang dialami klien akan menunjukan rasa
percaya diri dan kemampuan yang lebih baik.
Perawat tidak harus menjadi defensif selama proses “testing”tetapi selayaknya menjadi
terbuka dan menunjukan perhatian yang iklas tentang kondisi pasien
BUILDING TRUST
Rasa percaya (trust) menjadikan seseorang mengikuti apa yang di katakan dan diminta
seseorang tanpa rasa ragu atau menimbulkan pertanyaan .
Perawat yang tidak mantap membangun hubungan dengan klien mungkin cenderung memilih
cara yang superfisial untuk menciptakan “trust” , seperti saling mencurahkan hal yang sangat
pribadi dan rahasia,atau membuat “guyonan” yang sangat pribadi.
Identification of problems and goals
Pada awal bertemu dengan klien,pada saat itu pula perawat telah memulai mengkaji status
kesehatan pasien .
Working phase
Selama fase ini,perawat harus berusaha keras untuk memenuhi tujuan yang di tetapkan pada
tahap sebelumnya (tahap orientasi).
Fase kerja terbagi dalam dua kegiatan pokok: menyatukan proses komunikasi dengan tindakan
keperawatan(integrating communication with nursing actions) dan membangun suasana yang
mendukung untuk proses perubahan (establishing a climate for change )
Perlu di garis bawahi bahwa tindakan keperawatan secara umum terbagi menjadi tiga kelompok
: fisiologis,psikologis dan sosioekonomis .
Psikologis: diarahkan untuk memenuhi kebutuhan emosi pasien tindakan sosio-ekonomi seperti
merujuk pasien ketempat pelayanan kesehatan tertentu membantu klien dalam beradaptasi
dengan lingkungan baru yang di hadapi
Sosio-ekonomik: membutuhkan pengetahuan dan keterampilan apektif yang cukup dari perawat
.
Pada fase kerja perawat harus mengembangkan iklim yang positif untuk proses perubahan
dengan membantu pasien mencurahkan dan mengetahui apa yang dipikirkan,dirasakan,dan
dilakukan.
Komunikasi adalah suatu cara perawat membantu klien menghadapi perubahan yang terjadi
secara benar akibat penyakit yang di deritanya .
Termination phase
Ketika fase orientasi telah tiba,pasien tidak harus kaget dan heran . Perawat dan klien saling
mengingatkan tentang tujuan yang harus di capai dalam hubungan mereka,dan klien seharusnya
mampu berfungsi secara efektif tanpa bantuan perawat
Hubungan terapeutik agar terminasi dapat dilakukan dalam rencana yang mutual (saling
menguntungkan) dan cara yang memuaskan
Kegiatan utama yang dilakukan pada tahap terminasi adalah penilaian dari tujuan yang telah di
tetapkan oleh perawat dan klien . Pada kondisi ini, perawat mendorong klien untuk mengkaji
kecocokan dan hasil dari tujuan yang dibuat .