Anda di halaman 1dari 18

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

RSD Madani Palu


Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

LAPORAN KASUS

DISUSUN OLEH:

Engelin Kezia Selvi Surentu


N 111 18 057

PEMBIMBING:

dr. Merry Tjandra, M.Kes., Sp.KJ

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
RSD MADANI PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn.A
Jenis kelamin : Laki - laki
Usia : 35 tahun
Alamat : Desa Tompe Kecamatan Sirenja
Status pernikahan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Pengangguran
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 25 februari 2019

I. Riwayat Penyakit
Anamnesis (Autoanamnesis):
a. Keluhan Utama : gelisah
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan dan gejala:
- Seorang laki laki berumur 35 tahun di bawa ke RSD Madani oleh
keluarganya dan istrinya dengan keluhan gaduh gelisah, berbicara
sendiri, susah tidur, emosi labil, dan tegang sejak 1 minggu yang lalu.
Pada saat wawancara pasien mengatakan mendengar bisikan
memerintah untuk berbuat kejahatan seperti mencuri tapi pasien tidak
melakukannya dan pasien melihat hal-hal gaib seperti manusia yang
memiliki ilmu hitam untuk membunuhnya dan menurut pasien juga
manusia tersebut menggunakan wajah dan pikirannya untuk mencuri
dan melakukan kejahatan, pasien juga mengatakan bahwa dirinya
memiliki ilmu gaib yang di simpan dalam celananya. Pasien juga sadar
bahwa ia ada di Rumah Sakit Madani. Ketika ditanya pasien kenapa ia
bisa dibawa ke rumah sakit ia mengatakan karena halusinasi sehingga
keluarganya membawanya ke rumah sakit madani. Pasien juga
mengaku dia berhalusinasi karena tidak meminum obat.
- Pasien mengatakan bahwa dia memiliki masalah dengan istrinya dan
dia mengatakan bahwa istrinya sering berbohong dan menurut pasien
istrinya sering bergaya untuk menarik perhatian laki laki lain. Pasien
mengatakan istrinya selingkuh dengan laki laki lain dan dia
mengetahui dari ilmu hitamnya bukan dengan melihat langsung.

- Pasien juga mengonsumsi NAPZA seperti sabu-sabu , THD, dan


minuman keras sudah di konsumsi sejak beberapa tahun yang lalu.
Dan terakhir mengonsumsi 2 minggu yang lalu sebelum masuk rumah
sakit.

- Pasien anak terkahir dari 5 bersaudara dan tinggal bersama istrinya ,


memiliki 4 orang anak namun telah meninggal dunia anak ke 3 dan ke
4 dan menurut pasien anaknya meninggal karena istrinya yang tidak
mengurus anaknya.

- Sebelumnya pasien sudah pernah 2 kali masuk RSD Madani tahun lau
dengan keluhan yang sama yaitu gelisah, berbicara sendiri, susah tidur,
emosi labil, dan tegang.

Hendaya/disfungsi :
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)

Faktor stresor psikososial :


Saat ini faktor stresor psikososial yang mempengaruhi pasien
adalah istrinya yang di curigai selingkuh

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan


psikis sebelumnya.
Tidak ada riwayat fisik yang ditemukan
c. Riwayat Kehidupan Sebelumnya
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Kejang (-)
- Penyakit Infeksi (-)
- Riwayat Trauma (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat gangguan psikiatri
- Pasien mengalami keluhan ini sejak tahun 2017
Riwayat penyalahgunaan zat
- NAPZA (TDH dan sabu – sabu) (+)
- Merokok (+)
- Alkohol (+)

d. Riwayat Kehidupan pribadi


Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir lahir normal, ditolong dukun, riwayat ibu sakit selama
kehamilan dan menggunakan obat/zat adiktif, merokok tidak diketahui
pasien.

Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun)


Pasien mengaku mendapatkan ASI dari ibunya, pertumbuhan dan
perkembangan sesuai umur. Pasien mendapatkan kasih sayang dari orang
tuanya.

Riwayat Masa Pertengahan (4-11 tahun)


Pasien tumbuh normal dan bergaul seperti anak-anak biasa. Pasien
mulai sekolah dasar (SD) sejak umur 6 tahun. Setelah menamatkan
pendidikan, pasien melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Menurut
pasien dibesarkan dengan baik oleh orang tuanya. Pasien mengaku sejak
kecil pasien suka bergaul dan bermain dengan teman sebaya secara
normal.

Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)


Setelah SD pasien melanjutkan sekolahnya hingga SMA namun
tidak melanjutkan karena masalah ekonomi.

Masa Dewasa
- Riwayat perkawinan pasien mengaku menikah pada tahun 2007
- Pasien mengaku pernah berkelahi dengan tetangganya.

e. Riwayat kehidupan keluarga


Pasien merupakan anak Ke 5 dari 5 bersaudara. Pasien mempunyai
hubungan baik dengan kedua orang tuanya. Pasien memiliki istri dan 4
orang anak tetapi anak ke 3 dan ke 4 sudah meninggal.

f. Situasi Sekarang
Saat ini pasien dirawat di ruangan sawo RSD Madani karena
mengamuk. Sebelum masuk rumah sakit pasien tinggal dengan istri dan
juga anaknya. Kondisi ekonomi pasien sedang, sebelum sakit pasien
bekerja sebagai serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

g. Persepsi Pasien Tentang Diri Dan Kehidupannya


Pasien mengetahui dirinya sakit dan pasien ingin sembuh
II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
- Penampilan: tampak sesuai umur, pasien berambut pendek, kulit sawo
matang, pasien memakai baju putih dan celana panjang trening warna
hitam .
- Kesadaran: compos mentis
- Perilaku dan aktivitas psikomotor : tenang
- Pembicaraan: Spontan, intonasi biasa, menjawab sesuai pertanyaan.
- Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif.

a. Keadaan Afektif
- Mood : labil
- Afek : terbatas
- Keserasian afek : tidak serasi
- Empati : Tidak dapat diraba/rasakan

b. Fungsi Intelektual (kognitif)


- Taraf Pendidikan, Pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai
- Daya konsentrasi: baik
- Orientasi waktu, tempat, dan orang: baik
- Daya ingat jangka panjang baik, menengah dan pendek: baik
- Pikiran abstrak: baik
- Bakat kreatif : Tidak ada.
- Kemampuan menolong diri sendiri: cukup

c. Gangguan Persepsi
- Halusinasi : auditorik (+) berupa suara bisikan yang
memerintah pasien untuk melakukan kejahatan , visual (+) berupa
melihat manusia yang memiliki ilmu hitam.
- Ilusi : (+) pasien melihat orang dan menilai orang
tersebut memakai ilmu hitam
- Depersonalisasi : (-)
- Derealisasi : (-)

d. Proses Berpikir
- Bentuk Pikiran : Pikiran tidak realistik
- Arus Pikiran
a. Produktivitas : Cukup ide
b. Kontinuitas : Relevan
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
- Isi Pikiran
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan isi pikir : waham curiga yaitu selalu curiga dengan
istrinya , waham cemburu berupa istrinya mencari perhatian
dengan laki laki lain.
f. Pengendalian Impuls
Selama wawancara, impuls pasien dapat di dikendalikan dengan
normal.
g. Daya Nilai
- Norma Sosial : Baik
- Uji Daya Nilai : Baik
- Penilaian Realitas : Baik

h. Tilikan
Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyebab sakitnya.

i. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Pemeriksaan Fisik :
Status Internus
 Tekanan Darah : 130/80 mmHg
 Denyut Nadi : 67 kali/menit
 Suhu : 36,5°C
 Pernapasan : 20 kali/menit
 Anemis : (-)/(-)
 Ikterus : (-)/(-)
 Sianosis : (-)/(-)
 Thorax
o Inspeksi : Respirasi dada simetris/bilateral
o Palpasi : Massa (-), Pergerakan dada bilateral
o Perkusi : Paru (Sonor), Batas jantung normal, bunyi pekak
o Auskultasi : Paru (vesikuler) dan Jantung (S1 dan S2, bunyi
tambahan (-)
 Abdomen
o Inspeksi : Massa (-), dalam batas normal
o Auskultasi : Peristaltik usus (+)
o Perkusi : Bunyi timpani di 4 kuadran, Pembesaran hepar (-),
lien (-)
o Palpasi : Nyeri tekan (-)
 Neurologis
o Kesadaran : Compos mentis dengan GCS 15 (E4V5M6)
o Nervus Cranial : Dalam batas normal
o Refleks Fisiologi : Normal
o Refleks Patologis :-

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien laki laki usia tahun dibawa oleh istrinya ke RSD Madani karena
gaduh gelisah, berbicara sendiri, susah tidur, emosi labil, dan tegang sejak 1
minggu yang lalu.. Pasien juga pernah melempar barang - barang. Pasien
mengatakan mendengar bisikan memerintah untuk berbuat kejahatan seperti
mencuri tapi pasien tidak melakukannya dan pasien melihat hal-hal gaib
seperti manusia yang memiliki ilmu hitam untuk membunuhnya dan menurut
pasien juga manusia tersebut menggunakan wajah dan pikirannya untuk
mencuri dan melakukan kejahatan.
Pasien juga mengonsumsi NAPZA seperti sabu-sabu , THD, dan
minuman keras sudah di konsumsi sejak beberapa tahun yang lalu. Dan
terakhir mengonsumsi 2 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
Pasien sudah 2 kali masuk RSD Madani dalam 1 tahun ini dengan
keluhan yang sama yaitu gelisah
Pada pemeriksaan status mental, tampak seorang laki laki umur 35tahun,
wajah sesuai umur, memakai kaos putih dan celana panjang trening berwarna
hitam. Perilaku dan aktivitas psikomotor pasien tampang tenang, pembicaraan
sesuai dengan yang ditanyakan, mood labil, afek terbatas, empati tidak dapat
dirabarasakan. Tilikan derajat 4. Pemeriksaan interna dan neurologis dalam
batas normal.

V. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
a. Axis I
 Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna berupa gelisah , keadaan ini menimbulkan disstress bagi
pasien, serta menimbulkan disabilitas dalam sosial, pekerjaan,
penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami Gangguan Jiwa.
 Pada pasien ditemukan hendaya dalam menilai realita yaitu terdapat
halusinasi auditorik dan halusinasi visual serta terdapat waham curiga
dan cemburu sehingga pasien didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa
Psikotik.
 Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna dan
neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi
gangguan medis umum. Namun pada pasien di temukan riwayat
penggunaan NAPZA maka berdasarkan hal tersebut, pasien ini
termasuk Gangguan Mental Organik.
 Dari anamnesis didapatkan penggunaan zat psikoaktif sehingga
menimbulkan dissabilitas dalam sosial, pekerjaann, penggunaan waktu
senggang. Berdasarkan PPDGJ III maka gejala tersebut masuk dalam
kategori Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Multiple Dan Penggunaan Zat Psikoaktif lainnya (F19)
 Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi auditorik dan visual dan
keadaan ini muncul setelah penggunaan zat, sehingga menurut PPDGJ
III pasien di diagnosis dengan Gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat multiple dan penggunaanzat psikoaktif lainnya
(F19)
b. Axis II
Tidak ditemukan ciri khas kepribadian
c. Axis III
Tidak ada
d. Axis IV
Masalah dengan Primary Support Group (Istrinya)
e. Aksis V
Menurut GAF Scale 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

VI. DIAGNOSIS BANDING


Skizofrenia Paranoid

VII. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
a. Faktor yang mempengaruhi
- Ada support keluarga
- Perlangsungan belum kronis
b. Faktor yang memperburuk
- Pasien tidak menyadari dirinya sakit
- Kepatuhan pasien minum obat
VIII. RENCANA TERAPI
a. Farmakoterapi
Antipsikotik :
Haloperidol 5mg 2x1 (1 - 0 - 1)
Trihexyphenidyl 1,5mg 2x1 (1 - 0 - 1)
b. Psikoterapi
- Terapi perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali
distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala
somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada
pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
- Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-
potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih
bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya .

c. Terapi psikososial
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya
agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan sosial
dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

V. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSTAKA


Arti kata Skizofrenia dipopulerkan oleh Eugen Bleuler. Ketika itu,
pada tahun 1911, Bleuler menganjurkan supaya lebih baik dipakai istilah
“skizofrenia”, karena nama ini dengan tepat sekali menonjolkan gejala
utama penyakit ini,yaitu jiwa yang terpecah-belah, adanya keretakan atau
disharmoni antara proses berpikir, perasaan, dan perbuatan (schizos =
pecah-belah atau bercabang, phren = jiwa).
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi
penyebab(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu
bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

Penyebab skizofrenia sampai sekarang belum diketahui secara


pasti.Namun berbagai teori telah berkembang seperti model diastesis-stres
dan hipotesis dopamin.Model diastesis stres merupakan satu model yang
mengintegrasikan faktor biologis, psikososial dan lingkungan.Model ini
mendalilkan bahwa seseorang yang mungkin memiliki suatu kerentanan
spesifik (diastesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang
menimbulkan stres, memungkinkan perkembangan gejala
skizofrenia.Komponen lingkungan dapat biologis (seperti infeksi) atau
psikologis (seperti situasi keluarga yang penuh ketegangan).
Hipotesis dopamin menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh
terlalu banyaknya aktivitas dopaminergik.Teori tersebut muncul dari dua
pengamatan.Pertama, kecuali untuk klozapin, khasiat dan potensi
antipsikotik berhubungan dengan kemampuannya untuk bertindak sebagai
antagonis reseptor dopaminergik tipe 2.Kedua, obat-obatan yang
meningkatkan aktivitas dopaminergik (seperti amfetamin) merupakan
salah satu psikotomimetik.Namun belum jelas apakah hiperaktivitas
dopamin ini karena terlalu banyaknya pelepasan dopamin atau terlalu
banyaknya reseptor dopamin atau kombinasi kedua mekanisme tersebut.

Skizofrenia berdasarkan teori dopamin terdiri dari empat jalur


dopamin yaitu:
1. Mesolimbik dopamin pathways: merupakan hipotesis terjadinya
gejala positif pada penderita skizofrenia. Mesolimbik dopamin pathways
memproyeksikan badan sel dopaminergik ke bagian ventral tegmentum
area (VTA) di batang otak kemudian ke nukleus akumbens di daerah
limbik. Jalur ini berperan penting pada emosional, perilaku khususnya
halusinasi pendengaran, waham dan gangguan pikiran. Antipsikotik
bekerja melalui blokade reseptor dopamin ksususnya reseptor dopamin D2.
Hipotesis hiperaktif mesolimbik dopamin pathways menyebabkan gejala
positif meningkat.
2. Mesokortikal dopamin pathways: jalur ini dimulai dari daerah
VTA ke daerah serebral korteks khususnya korteks limbik. Peranan
mesokortikal dopamin pathways adalah sebagai mediasi dari gejala negatif
dan kognitif pada penderita skizofrenia. Gejala negatif dan kognitif
disebabkan terjadinya penurunan dopamin di jalur mesokortikal terutama
pada daerah dorsolateral prefrontal korteks. Penurunan dopamin di
mesokortikal dopamin pathways dapat terjadi secara primer dan sekunder.
Penurunan sekunder terjadi melalui inhibisi dopamin yang berlebihan pada
jalur ini atau melalui blokade antipsikotik terhadap reseptor D2.
Peningkatan dopamin pada mesokortikal dapat memperbaiki gejala negatif
atau mungkin gejala kognitif.
3. Nigostriatal dopamin pathways: berjalan dari daerah substansia
nigra pada batang otak ke daerah basal ganglia atau striatum. Jalur ini
merupakan bagian dari sistem saraf ekstrapiramidal. Penurunan dopamin
di nigostriatal dopamin pathways dapat menyebabkan gangguan
pergerakan seperti yang ditemukan pada penyakit parkinsonyaitu rigiditas,
bradikinesia dan tremor. Namun hiperaktif atau peningkatan dopamin di
jalur ini yang mendasari terjadinya gangguan pergerakan hiperkinetik
seperti korea, diskinesia atau tik.
4. Tuberoinfundibular dopamin pathways: jalur ini dimulai dari
daerah hipotalamus ke hipofisis anterior. Dalam keadaan normal
tuberoinfundibular dopamin pathways mempengaruhi oleh inhibisi dan
penglepasan aktif prolaktin, dimana dopamin berfungsi melepaskan
inhibitor pelepasan prolaktin. Sehingga jika ada gangguan dari jalur ini
akibat lesi atau penggunaan obat antipsikotik, maka akan terjadi
peningkatan prolaktin yang dilepas sehingga menimbulkan galaktorea,
amenorea atau disfungsi seksual.
Menurut PPDGJ III yang merupakan pedoman diagnostik untuk
Skizofrenia :

 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
(a) - Thought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama,
namun kualitasnya berbeda; atau
- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya.
(b) - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap sesuatu kekuatan dari luar.
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
(c) Halusinasi auditorik:
- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau
- mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara).
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagi tubuh
(d) Waham - waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dam kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau komunikasi dengan
makhluk asing dari dunia lain).
 Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
(a) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus berulang.
(b)Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau
neologisme;
(c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor;
(d)Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan
oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
 Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih.
 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku
pribadi (personal behaviour),bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan,tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendir
(self absorbed atitude), dan penarikan diri secara sosial.

SKIZOFRENIA PARANOID
 Memenuhi kriteria umum untuk diagnostic skizofrenia
Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
o Suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung,
bunyi tawa
o Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol
o Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, atau passivity dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
ragam adalah yang paling khas
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala
katatonik secara relative tidak nyata / tidak menonjol.
DAFTAR PUSTAKA

1. Elvira SD, Hadisukanto G, 2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI,
Jakarta.

2. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. EGC. Jakarta.

3. Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta

4.Maslim, R.. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga.
Jakarta : FK Unika Atmajaya FK Unika Atmajaya; 2007;

Anda mungkin juga menyukai