LAPORAN KASUS
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
I. Riwayat Penyakit
Anamnesis (Autoanamnesis):
a. Keluhan Utama : gelisah
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan dan gejala:
- Seorang laki laki berumur 35 tahun di bawa ke RSD Madani oleh
keluarganya dan istrinya dengan keluhan gaduh gelisah, berbicara
sendiri, susah tidur, emosi labil, dan tegang sejak 1 minggu yang lalu.
Pada saat wawancara pasien mengatakan mendengar bisikan
memerintah untuk berbuat kejahatan seperti mencuri tapi pasien tidak
melakukannya dan pasien melihat hal-hal gaib seperti manusia yang
memiliki ilmu hitam untuk membunuhnya dan menurut pasien juga
manusia tersebut menggunakan wajah dan pikirannya untuk mencuri
dan melakukan kejahatan, pasien juga mengatakan bahwa dirinya
memiliki ilmu gaib yang di simpan dalam celananya. Pasien juga sadar
bahwa ia ada di Rumah Sakit Madani. Ketika ditanya pasien kenapa ia
bisa dibawa ke rumah sakit ia mengatakan karena halusinasi sehingga
keluarganya membawanya ke rumah sakit madani. Pasien juga
mengaku dia berhalusinasi karena tidak meminum obat.
- Pasien mengatakan bahwa dia memiliki masalah dengan istrinya dan
dia mengatakan bahwa istrinya sering berbohong dan menurut pasien
istrinya sering bergaya untuk menarik perhatian laki laki lain. Pasien
mengatakan istrinya selingkuh dengan laki laki lain dan dia
mengetahui dari ilmu hitamnya bukan dengan melihat langsung.
- Sebelumnya pasien sudah pernah 2 kali masuk RSD Madani tahun lau
dengan keluhan yang sama yaitu gelisah, berbicara sendiri, susah tidur,
emosi labil, dan tegang.
Hendaya/disfungsi :
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
Masa Dewasa
- Riwayat perkawinan pasien mengaku menikah pada tahun 2007
- Pasien mengaku pernah berkelahi dengan tetangganya.
f. Situasi Sekarang
Saat ini pasien dirawat di ruangan sawo RSD Madani karena
mengamuk. Sebelum masuk rumah sakit pasien tinggal dengan istri dan
juga anaknya. Kondisi ekonomi pasien sedang, sebelum sakit pasien
bekerja sebagai serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
a. Keadaan Afektif
- Mood : labil
- Afek : terbatas
- Keserasian afek : tidak serasi
- Empati : Tidak dapat diraba/rasakan
c. Gangguan Persepsi
- Halusinasi : auditorik (+) berupa suara bisikan yang
memerintah pasien untuk melakukan kejahatan , visual (+) berupa
melihat manusia yang memiliki ilmu hitam.
- Ilusi : (+) pasien melihat orang dan menilai orang
tersebut memakai ilmu hitam
- Depersonalisasi : (-)
- Derealisasi : (-)
d. Proses Berpikir
- Bentuk Pikiran : Pikiran tidak realistik
- Arus Pikiran
a. Produktivitas : Cukup ide
b. Kontinuitas : Relevan
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
- Isi Pikiran
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan isi pikir : waham curiga yaitu selalu curiga dengan
istrinya , waham cemburu berupa istrinya mencari perhatian
dengan laki laki lain.
f. Pengendalian Impuls
Selama wawancara, impuls pasien dapat di dikendalikan dengan
normal.
g. Daya Nilai
- Norma Sosial : Baik
- Uji Daya Nilai : Baik
- Penilaian Realitas : Baik
h. Tilikan
Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyebab sakitnya.
V. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
a. Axis I
Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala klinis yang
bermakna berupa gelisah , keadaan ini menimbulkan disstress bagi
pasien, serta menimbulkan disabilitas dalam sosial, pekerjaan,
penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami Gangguan Jiwa.
Pada pasien ditemukan hendaya dalam menilai realita yaitu terdapat
halusinasi auditorik dan halusinasi visual serta terdapat waham curiga
dan cemburu sehingga pasien didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa
Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna dan
neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi
gangguan medis umum. Namun pada pasien di temukan riwayat
penggunaan NAPZA maka berdasarkan hal tersebut, pasien ini
termasuk Gangguan Mental Organik.
Dari anamnesis didapatkan penggunaan zat psikoaktif sehingga
menimbulkan dissabilitas dalam sosial, pekerjaann, penggunaan waktu
senggang. Berdasarkan PPDGJ III maka gejala tersebut masuk dalam
kategori Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Multiple Dan Penggunaan Zat Psikoaktif lainnya (F19)
Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi auditorik dan visual dan
keadaan ini muncul setelah penggunaan zat, sehingga menurut PPDGJ
III pasien di diagnosis dengan Gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat multiple dan penggunaanzat psikoaktif lainnya
(F19)
b. Axis II
Tidak ditemukan ciri khas kepribadian
c. Axis III
Tidak ada
d. Axis IV
Masalah dengan Primary Support Group (Istrinya)
e. Aksis V
Menurut GAF Scale 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
VII. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
a. Faktor yang mempengaruhi
- Ada support keluarga
- Perlangsungan belum kronis
b. Faktor yang memperburuk
- Pasien tidak menyadari dirinya sakit
- Kepatuhan pasien minum obat
VIII. RENCANA TERAPI
a. Farmakoterapi
Antipsikotik :
Haloperidol 5mg 2x1 (1 - 0 - 1)
Trihexyphenidyl 1,5mg 2x1 (1 - 0 - 1)
b. Psikoterapi
- Terapi perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali
distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala
somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada
pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
- Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-
potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih
bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya .
c. Terapi psikososial
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya
agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan sosial
dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
(a) - Thought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama,
namun kualitasnya berbeda; atau
- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya.
(b) - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap sesuatu kekuatan dari luar.
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
(c) Halusinasi auditorik:
- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau
- mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara).
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagi tubuh
(d) Waham - waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dam kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau komunikasi dengan
makhluk asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
(a) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus berulang.
(b)Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau
neologisme;
(c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor;
(d)Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan
oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih.
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku
pribadi (personal behaviour),bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan,tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendir
(self absorbed atitude), dan penarikan diri secara sosial.
SKIZOFRENIA PARANOID
Memenuhi kriteria umum untuk diagnostic skizofrenia
Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
o Suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung,
bunyi tawa
o Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol
o Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, atau passivity dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
ragam adalah yang paling khas
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala
katatonik secara relative tidak nyata / tidak menonjol.
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira SD, Hadisukanto G, 2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI,
Jakarta.
2. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. EGC. Jakarta.
3. Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta
4.Maslim, R.. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga.
Jakarta : FK Unika Atmajaya FK Unika Atmajaya; 2007;