Anda di halaman 1dari 3

PERTANYAAN POLYMER 2019

1. Mengapa dipilih antigen E7?


- Variasi sekuen yang sedikit
- Afinitas pengikatan yang tinggi dibandingkan dengan E6
- Sel T yang spesifik terhadap antigen E7, memerlukan konsenstrasi antigen E7
yang rendah untuk proses pengenalannya dibandingkan dengan E6
- Menunjukkan aviditas fungsional yang tinggi dibandingkan dengan E6
- Menunjukkan kemampuan sel T efektor yang lebih tinggi dari pada TCR E6
melalui produksi IFN-gamma
2. Mengapa menggunakan vector lentivirus?
- Jika dibandingkan dengan vector retrovirus, lentivirus menunjukkan tingkat
insersi yang lebih aman dari pada retrovirus. Retrovirus menunjukkan
kemungkinan insersi mutagenesis yang lebih tinggi sehingga jika menggunakan
vector retrovirus dapat meningkatkan angka kejadian mutasi gen dari pada
lentivirus. Penggunaan lentivirus juga lebih mudah untuk mentransduksi gen
kepada quiescent cell dan sel yang sulit untuk ditransduksikan.
- Insersi mutagenesis ini disebabkan oleh integrasi antara dna vector ke dalam sel
host yang letak nya berdekatan dengan onkogen. Pola integrasi lentiviral terletak
jauh dari onkogen, sedangkan gammaretroviral letak situs transkripsi nya
berdekatan dengan onkogen.
3. Proses penyeleksian sel T dari darah pasien?
- Menggunakan beberapa metode : 1) metode density-gradient (yang mampu
memindahkan kontaminan non-MNC seperti granulosit dan eritrosit. 2) metode
yang memisahkan berdasarkan ukuran dan densitas sel (dapat mengisolasi limfosit
dari fraksi monosit). 3) metode antibody-bead conjugates yang dapat mengisolasi
subset sel T murni dengan spesifitas yang tinggi melalui pemisahan magnetic.
4. Proses formulasi lebih lanjut ketika telah didapatkan volume car t cell yang sesuai?
- Setelah didapatkan volume yang optimal, CAR T cell selanjutnya dilakukan
washed, concentrated, dan cryopreserved. Sebelum itu, harus dilakukan quality
assessment. Test yang dilakukan meliputi identitas, sterilitas, keamanan, dan
potensi. Hal-hal yang dinilai antara lain : viability, immunophenotyping (termasuk
persentase CAR T cell), pengecatan gram, endotoxin, tes bakteri dan jamur, serta
mikoplasma.
5. Pertimbangan pemberian dosis?
- Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Lung-Ji Chang, Shenzhen Geno-
Immune Medical Institute) pada tahun 2017. Dan pada percobaan dengan tikus,
dengan pemberian rentang dosis tersebut sudah menunjukkan respon hasil terapi.
6. Apakah terdapat efek samping? (liat di youtube)
- 2 jenis utama efek samping = cytokine release syndrome dan neurotoxicity
7. Berapa kali harus diberi infus car t cell? Apakah memerlukan boosting?
- Hal ini tidak memerlukan boosing. Dan pemberian infus CAR T cell hanya
diberikan satu kali. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh scholler j,dkk
pada tahun 2012, pemberian dosis tunggal car t cell sudah bisa menunjukkan
aktivitas dalam jangka waktu yang lama, hal ini masih dapat dideteksi selama
lebih dari 1 dekade.
8. Mengapa pasien diberikan kemotherapy sebelum diberikan car t cell?

-
9. Escape-mehanism yang terdapat pada sel kanker serviks? BELUM
10. apakah cocok jika diterapkan di Indonesia ? untuk saat ini terapi CAR T Cell
sepertinya kurang cocok untuk diterapkan di indonesia, karena memakan biaya yang
cukup tinggi, yaitu sekitar 300.000-500.000 USD untuk obatnya.
11. biaya nya jika dibandingkan dengan pengobatan kanker serviks saat ini? Sekalian
jawaban pada nomor 10
12. Dapat diterapkan kepada kanker serviks stadium berapa? Apakah ketika sudah
metastasis masih dapat diberikan?
- Berdasarkan penelitian oleh stevanovic pada tahun 2015, menggunakan adoptive
t-cell therapy yang hampir serupa dengan CAR T cell, yang menarget antigen
pada HPV, di sini diperlihatkan, sel tersebut mampu menyebabkan regresi yang
komplit pada kanker serviks yang telah bermetastasis. Hal ini menunjukkan
bahwa CAR T cell therapy ini dapat menjangkau pengobatan hingga sampai ke
tahap metastasis.

Anda mungkin juga menyukai