Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/260438219

Analisa Aplikasi E-Health Berbasis Website di Instansi Kesehatan Pemerintah


dan Swasta serta Potensi Implementasinya di Indonesia

Article · December 2008

CITATION READS

1 7,914

1 author:

Inasari Widiyastuti
Ministry of Communication and Information Technology, Indonesia
9 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

The type of mediation of housewives in surveillance of children's internet activity View project

All content following this page was uploaded by Inasari Widiyastuti on 04 March 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


IPTEK-KOM
Jurnal Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi
Volume 10 Nomor 2, Desember 2008 ISSN 1410-3346
Terakreditasi B, SK Kepala LIPI: 133/Akred/LIPI/P2MBI/06/2008

Analisa Aplikasi E-Health Berbasis Website di Instansi


Kesehatan Pemerintah dan Swasta serta Potensi
Implementasinya di Indonesia
Inasari Widiyastuti
Kandidat Peneliti di BPPKI Wilayah IV Yogyakarta, Depkominfo

Abstract
Every country compulsory undertake health quality the citizen. Indonesia’s
health infrastructure doesn’t exist in all over area so that public couldn’t have
health services optimality. Information and communication technology (ICT)
push public health growth by integrating between ICT and health, commonly
said e-health. This research is aimed to know the telemedicine application in
hospitals and Indonesia’s e-health infrastructure compared with others coun-
try. The methods of this research are literature study and benchmarking. The
results showed that e-health service only one-step-informational service and
SWOT analyze showed that Indonesia have potential things to develop and to
implement e-health.

Kata-kata kunci:
telemedicine, e-health, information communication technology

Latar Belakang

P erkembangan teknologi informasi komunikasi atau telematika telah


merambah seluruh sektor kehidupan. Berbagai aplikasi telematika
dikembangkan dalam setiap lini aktivitas manusia karena fleksibilitas dan
kemudahan yang diberikan. Perlahan aplikasi konvensional manual ditinggalkan

Alamat Redaksi:
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BPPKI),
Depkominfo RI Yogyakarta
Jl. Imogiri Barat Km 5 Yogyakarta 55187 Telp/fax. (0274) 375253
Email: bppijogja@yahoo.com

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008 113


Inasari Widiyastuti

dan beralih menuju otomasi komputerisasi. Pemerintah, industri, jasa, dan


masyarakat mulai memahami efektivitas dan efisiensi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam aktivitas mereka. Indonesia sebagai negara pengguna
aplikasi telematika pun mulai menyadari transformasi ini bahwa tidak mungkin
lagi berdiri pada pondasi konvensional yang dapat menghambat pembangunan
negara sendiri. Keberadaan Indonesia dalam WSIS (World Summit Information So-
ciety) di Jenewa pun memberi kepastian sikap pemerintah dalam TIK.
Dalam program utama nasional iptek, kementerian Ristek memberikan fokus
pengembangan TIK untuk penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan
terbarukan, teknologi sistem manajemen transportasi, teknologi informasi dan
komunikasi, teknologi pertahanan keamanan, teknologi kesehatan dan obat, serta
teknologi ketahanan pangan. Terlihat bahwa pemerintah cukup peduli terhadap
perkembangan TIK di Indonesia dan memahami kemanfaatannya bagi masyarakat.
Untuk itu kegiatan ditekankan pada pembangunan infrastruktur informasi,
perangkat lunak, konten informasi, pengembangan SDM dan kelembagaan, serta
pengembangan regulasi dan standardisasi TIK.
Pembangunan infrastruktur informasi sebenarnya telah dimulai sejak lama.
Infrastruktur jaringan yang cukup fenomenal adalah peluncuran satelit perdana
Palapa di tahun 1976. Keberadaan satelit Palapa menjadikan wilayah Indonesia
yang tersebar dan terpencar dapat disatukan. Saat ini sedang dibangun Palapa Ring
di wilayah Indonesia Timur. Palapa ring merupakan jaringan telekomunikasi
berbasis fiber optic yang digelar di sepanjang laut timur Indonesia. Adanya
infrastruktur tersebut diharapkan penetrasi TIK dapat dirasakan hingga wilayah
terpencil sehingga terwujud masyarakat informasi tahun 2015. Beragam aplikasi
seperti e-government, e-education, e-health, e-commerce, hingga layanan bergerak
pun dapat segera terimplementasi.
Kondisi geografis Indonesia yang menyebar merupakan peluang sekaligus
tantangan bagi pemerintah. Beragam kekayaan dan potensi daerah merupakan
aset yang tak ternilai harganya. Namun di balik kekayaan tersebut tersimpan berjuta
tantangan pemerataan infrastruktur menuju masyarakat sejahtera hingga satu
daerah dengan daerah lainnya dapat tumbuh bersama dengan karakteristik dan
keunikan yang dimiliki. Hadirnya infrastruktur telekomunikasi Palapa ring di
kawasan Indonesia timur memberi angin segar bagi pemerataan infrastruktur
dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut statistik
teledensitas tahun 2010 diharapkan tercapai 109 juta pelanggan seluler dan 25
pelanggan fixed wireless (Telkom, 2007), serta diharapkan jangkauan telekomunikasi
mencapai pedesaan yang saat ini belum terpenuhi dengan baik. Dari 8968 pedesaan
di Jawa Tengah dan DIY baru 4052 desa yang terjangkau (45 %) sedangkan wilayah

114 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008


Analisa Aplikasi e-Health Berbasis Website di Instansi Kesehatan.....

Bali dan Indonesia Timur baru 2593 desa dari 14310 desa (18%). Berarti daerah-
daerah yang tak terjangkau jaringan telekomunikasi dapat segera tereduksi. Dengan
demikian percepatan infrastruktur di daerah dengan dukungan TIK baik di sektor
pemerintahan, pendidikan, perdagangan, maupun kesehatan dapat terwujud.
Salah satu sektor yang patut mendapat dukungan TIK bagi kepentingan rakyat
banyak adalah sektor kesehatan. Kondisi infrastruktur kesehatan di Indonesia
hampir sama parahnya dengan infrastruktur TIK. Jumlah tenaga dokter, paramedis,
pelayanan kesehatan tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan tidak pula
merata sedangkan persebaran masalah kesehatan sangatlah luas. Sebagian besar
tenaga paramedis terpusat di wilayah Jawa-Bali (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan
Denpasar) dengan dukungan infrastruktur yang sangat memadai. Bahkan beberapa
rumah sakit telah berstandar internasional dengan jalinan kerjasama instansi medis
luar negeri.
Besarnya dukungan fasilitas medis di pusat bukan berarti sistem pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat baik dan transparan. Tak jarang terjadi penumpukan
pasien di ruang tunggu hanya untuk registrasi belum lagi antrean di ruang periksa
dan apotek. Sistem pencatatan data pasien masih konvensional dalam lembaran
kartu yang diurutkan berdasarkan abjad. Data rekam medik pasien bisa berjumlah
ratusan tersimpan dalam rak-rak yang memenuhi ruangan. Satu bagian
pemeriksaan bisa memiliki kartu rekam medik yang berbeda dengan bagian lain
dalam satu rumah sakit. Kondisi ini tidak efektif dalam pelayanan pasien karena
waktu tunggu semakin panjang sedangkan pasien harus segera diberi tindakan
medik. Koordinasi antar rumah sakit dan Puskesmas belum berlangsung secara
terintegrasi, terutama rumah sakit milik pemerintah baik pusat maupun daerah.
Dengan kata lain pelayanan medis belum menjangkau masyarakat secara luas.
Dari ribuan puskesmas yang tersebar di Indonesia terdapat satu puskesmas
dan satu dinas kesehatan yang memberikan layanan online melalui sebuah situs
web. Puskesmas Sepinggan, Balikpapan menyediakan layanan online yang dapat
digunakan oleh siapa saja dan di mana saja. Begitu pun layanan online Dinas
Kesehatan Surabaya serta RSUD Kabupaten Sragen. Beberapa rumah sakit juga
telah memberikan layanan online tidak hanya untuk pasien tetapi juga pengguna
sehat lainnya. Bagaimana peta layanan kesehatan online yang telah berkiprah di
Indonesia serta penerapannya? Serta bagaimana infrastruktur e-health di Indo-
nesia dibandingkan dengan negara lain menjadi pertanyaan dalam jurnal
penelitian ini.

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008 115


Inasari Widiyastuti

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peta telemedika Indonesia sehingga dapat dikembangkan aplikasi
e-health yang sesuai
2. Mengetahui infrastruktur e-health (telemedicine) di Indonesia dibandingkan
negara Asia lainnya sehingga dapat diambil langkah taktis dan strategis dalam
pengembangan aplikasi e-health yang layak.

Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam perencanaan
dan pengembangan aplikasi e-health yang dapat digunakan sejalan dengan
infrastruktur di Indonesia.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan benchmarking.
Studi literatur bertujuan untuk menemukan variabel yang akan diteliti,
membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal yang perlu
dilakukan, melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru, serta menentukan
makna yang berhubungan antar variabel. Sumber literatur yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi sumber berupa jurnal publikasi, jurnal elektronik, laporan,
periodik yang dikeluarkan oleh UNAPICT (United Nation for Asia-Pacific Informa-
tion an Communication Technology) dan Departemen Kesehatan RI, dan majalah
elektronik. Dari literatur yang diperoleh, permasalahan tentang e-health di Indo-
nesia belum banyak dibahas termasuk tentang aplikasinya dalam bentuk situs
layanan kesehatan rumah sakit. Pengumpulan data tentang aplikasi situs rumah
sakit dan data penetrasi TIK di Indonesia dilakukan untuk mendukung dan
menguatkan kajian literatur yang telah dilakukan. Creswell, 1994, menyebutkan
langkah dalam pengumpulan data yang meliputi 1) penentuan batasan penelitian
atau masalah, 2) pengumpulan informasi melalui observasi, wawancara, dokumen,
dan benda visual lainnya, serta 3) membangun protokol untuk merekam informasi
tersebut.
Metode kedua melalui benchmarking. Benchmarking merupakan metode yang
digunakan dalam proses peningkatan performansi dengan menciptakan hal baru
melalui inovasi atau continuous improvement dengan cara perbandingan pada
sistem lain yang dianggap lebih baik. Bagian yang diperbandingkan adalah
kegiatan, unit, atau bagian yang sejenis baik secara internal maupun eksternal.
Dengan melakukan proses benchmarking, pihak manajemen dapat menentukan
langkah taktis strategis dalam meningkatkan performansi manajemen. Terdapat
empat tipe benchmarking yaitu internal, kompetitif, fungsional, dan generik atau

116 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008


Analisa Aplikasi e-Health Berbasis Website di Instansi Kesehatan.....

umum. Tahapan proses benchmarking meliputi (1) perumusan masalah, (2)


menentukan rekanan pembanding, (3) menentukan metode pengumpulan data,
(4) pengumpulan data, (5) menganalisa perbandingan, (6) mengkomunikasikan
hasil temuan, (7) membuat rencana strategis, dan (8) monitoring perkembangan
benchmarking. Sebagai metode turunan dari Kaizen (continous improvement), selalu
dilakukan monitoring peningkatan maupun anomali dalam pelaksanaan rencana
strategis. Dalam penelitian ini, metode benchmarking dibatasi sampai pada analisa
perbandingan dan dilanjutkan pada analisa potensi internal dalam penerapan
telemedika.

Kerangka Konseptual
Dalam Global Information Society Watch (GISW) 2007, Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) meminta negara anggota menerapkan TIK dalam infrastruktur
pembangunan yang terintegrasi. Sistem informasi yang dikembangkan meliputi
seluruh aspek kehidupan negara baik, e-goverment, e-business, e-learning (e-educa-
tion), e-health, e-employee, e-environment, e-agriculture, bahkan e-science (GISW
Report, 2007). Proses pengembangan infrastruktur terintegrasi tersebut tidak bisa
dijalankan perseorangan sehingga PBB membuka saluran informasi dan koordinasi
melalui badan-badan yang fokus terhadap kegiatan tersebut. WHO (World Health
Organization) sebagai badan yang menangani masalah kesehatan dunia mendukung
GISW dalam pengembangan e-health (telemedicine) melalui program Global Ob-
servatory for e-Health (GOe). Tujuan program tersebut adalah mendukung negara-
negara dalam pengembangan sistem kesehatan dengan peningkatan akses, kualitas,
dan efisiensi melalui penggunaan TIK. Program ini diaplikasikan dalam sebuah
resolusi WHA 58.28 (World Health Assembly Resolution on eHealth, Mei 2005) yang
mengandung penggunaan TIK untuk mendukung permasalahan kesehatan yang
meliputi pelayanan perawatan, pengawasan, literatur, pendidikan, pengetahuan,
dan penelitian kesehatan.
Telemedika adalah pelayanan kesehatan jarak jauh yang mengandung semua
akvitas medik, yaitu diagnosa, pemeriksaan, pencegahan wabah penyakit,
pendidikan kesehatan berkesinambungan, serta penelitan dan evaluasi (Cipolat
et. al. 2003). Soegijardjo (2006) menyebutkan telemedika (telemedicine) adalah
aplikasi elektronik, komputer, dan telekomunikasi dalam teknik biomedika, untuk
melakukan pertukaran informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat lain
guna membantu pelaksanaan prosedur kedokteran. Sedangkan Kassim
menyebutkan telemedika sebagai pengunaan jaringan telekomunikasi dalam
mengirimkan informasi dan data secara langsung untuk tujuan pendidikan dan
kebutuhan administrasi, aktivitas kesehatan yang difokuskan pada promosi,

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008 117


Inasari Widiyastuti

pencegahan wabah penyakit, diagnosa, konsultasi, pendidikan, dan menjalin kerja


sama dengan sumber daya kesehatan lain.
Dengan adanya arus pertukaran informasi diperlukan jaringan komunikasi
yang sesuai dengan karakteristik informasi tersebut serta beragam aplikasi yang
berjalan di atasnya membutuhkan suatu manajemen sistem informasi yang
terintegrasi. Informasi yang dimaksud dalam kesehatan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan data rekam medik pasien dan data dalam sistem pelayanan jasa
kesehatan. Informasi tersebut dapat berupa teks, suara, citra, ataupun kombinasi
ketiganya. Sedangkan data dalam sistem pelayanan jasa kesehatan dapat berupa
data pasien, data keuangan, data pengadaan prasarana kesehatan, data dokter, dan
sebagainya.
E-health memiliki karakteristik yang unik baik pada tipe interaksi, tipe data,
maupun perangkatnya (Briggs, 2004). Tipe interaksi telemedika bersifat real time
dan store-and-forward, artinya proses arus informasi berlangsung saat itu juga di
manapun dan kapan pun serta data yang ada disimpan dan diteruskan dalam
bentuk informasi. Tipe data menunjukkan bentuk-bentuk data yang ditransfer
apakah berbentuk teks, suara, gambar, ataupun kombinasi ketiganya. Jenis tipe
data ini akan menentukan saluran informasi yang layak digunakan dengan
perangkat jaringan yang ada baik untuk tujuan umum ataupun khusus. Aplikasi
dasar yang ada dalam e-health antara lain pencatatan dan pelaporan data pasien,
basis data dan evaluasi pelayanan kesehatan, pencatatan dan pelaporan data obat,
telekoordinasi, telekonsultasi sederhana, dan pendidikan medis jarak jauh
(Soegijardjo, 2006).
Sebagai layanan aplikasi medis, manfaat e-health mencakup tiga aspek yang
saling terkait, yaitu pasien, rumah sakit, dan dokter. Manfaat langsung bagi pasien
adalah percepatan akses pasien ke pusat-pusat rujukan, mendapatkan pertolongan
pertama sambil menunggu pertolongan langsung dari dokter pribadi, pasien
merasakan tetap dekat dengan rumah di mana kerabat dapat memberikan
dukungan, serta menyeleksi pasien yang perlu rawat inap dan yang tidak. Manfaat
bagi rumah sakit adalah jaminan pelayanan berkualitas (service quality assurance)
bagi publik dengan sistem operasional manajemen rumah sakit yang terotomasi.
Sedangkan bagi dokter (atau paramedis) adalah percepatan transformasi informasi
sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan serta kedekatan dengan
pasien yang tak terbatas.
E-health diterapkan dalam aplikasi sektoral, regional, maupun nasional. Aplikasi
sektoral hanya terbatas untuk satu subdisiplin ilmu kedokteran atau bidang layanan
kesehatan. Aplikasi regional mencakup keseluruhan bidang layanan kesehatan
terbatas pada wilayah tertentu dalam suatu negara. Sedangkan aplikasi nasional

118 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008


Analisa Aplikasi e-Health Berbasis Website di Instansi Kesehatan.....

mencakup seluruh bidang layanan kesehatan di seluruh wilayah suatu negara (Wikis,
akses 2008).

Peta Layanan E-health Rumah Sakit dan Puskesmas


Salah satu aplikasi e-health adalah e-hospital, yaitu aplikasi TIK untuk informasi
ke-rumahsakit-an. E-hospital memberi kemudahan bagi pasien dalam mengakses
informasi kesehatan termasuk layanan kesehatan jarak jauh. Aplikasi dasar yang
seharusnya ada dalam e-hospital antara lain konsultasi, pendaftaran, informasi
layanan, pendidikan kesehatan, dan koordinasi internal rumah sakit. Objek
penelitian yang digunakan adalah situs yang melayani kesehatan dan dikeluarkan
oleh instansi kesehatan yang telah diakui oleh Departemen Kesehatan. Peletakkan
objek penelitian pada situs didasarkan pada keberadaan situs kesehatan yang telah
ada beserta dukungan infrastrukturnya. Data situs diperoleh dari penelusuran pada
search engine www.google.com dan www.wikipedia.org. Dari hasil observasi rumah
sakit di Indonesia diperoleh bahwa e-hospital baru digunakan oleh rumah sakit di
pulau Jawa dan sebagian besar adalah rumah sakit swasta. Berikut merupakan hasil
penelusuran situs rumah sakit dan dibagi berdasarkan rumah sakit swasta, rumah
sakit BUMN, dan layanan kesehatan daerah.

1. E-Health di Rumah Sakit Pemerintah/BUMN


Menurut Bank Data Departemen Kesehatan, jumlah rumah sakit yang dikelola
pemerintah sebanyak 625 buah meliputi Depkes dan Pemda (435 rumah sakit),
TNI dan Polri (112 rumah sakit), serta BUMN (78 rumah sakit). Dari sejumlah
rumah sakit pemerintah/BUMN tersebut, hanya lima rumah sakit yang berhasil
ditelusuri karena memiliki layanan online seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1.
Peta aplikasi e-hospital rumah sakit pemerintah/BUMN

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008 119


Inasari Widiyastuti

*
disebutkan dalam fitur tetapi tidak bisa diakses

Semua rumah sakit tersebut memberikan informasi layanan secara online yang
berisi fasilitas rawat inap, rawat jalan, poliklinik, laboratorium, jadwal dokter, dan
fasilitas kesehatan lainnya beserta tarif layanan rawat inap. Informasi ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat dan calon pasien karena mereka dapat
memperbandingkan fasilitas antar rumah sakit sehingga ketika mengajukan
permohonon perawatan, calon pasien tidak kaget dengan daftar tarif yang
ditawarkan. Aplikasi e-hospital di RS. Kanker Dharmais telah memasuki aplikasi
pendaftaran online dan informasi obat. Calon pasien dapat langsung memasukan
identitas diri secara online sebagai bagian dari proses registrasi. Dengan mekanisme
ini, calon pasien dapat mempersingkat waktu pendaftaran sehigga dapat langsung
ke tahap pemeriksaan. Informasi data obat pun sangat bermanfaat agar pasien dapat
mengetahui komposisi, indikasi, khasiat, dan produsen obat. Sayangnya pengelolaan
situs tidak baik sehingga informasi obat yang sangat penting bagi pasien maupun
paramedis tidak berisi data apa pun hanya berupa tabel tanpa isi.
Aplikasi e-hospital ditunjukkan RS. Prof.Dr Sulianti Suroso dengan sangat baik.
Sebagai pusat rujukan penyakit infeksi terutama infeksi pernapasan yang
disebabkan virus Avian Influenza, rumah sakit ini memberi informasi dan layanan
online up to date. Situs ini tidak sekedar menampilkan informasi fasilitas dan berita
seputar kesehatan tetapi juga mengelola forum diskusi dengan cukup baik.
Berdasarkan penelusuran terakhir (31 Juli 2008), terdapat 106 posting yang terbagi
dalam tiga topik. Sayangnya, praktisi kesehatan baik dokter maupun paramedis
lain tidak terlibat aktif dalam forum ini sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
muncul tidak mendapat arahan yang baik. Nilai tambah lain yang diberikan adalah
program keanggotaan dan newsletter bagi publik tercatat 4109 pengguna yang
mendaftarkan diri dalam layanan newsletter. Layanan seperti ini juga diberikan oleh
RS. Cipto Mangunkusumo.

120 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008


Analisa Aplikasi e-Health Berbasis Website di Instansi Kesehatan.....

2. E-Health di Rumah Sakit Swasta


Jumlah rumah sakit swasta di Indoensia sebanyak 621 buah (49,8 %) dari 1.246
total rumah sakit merupakan jumlah terbesar dibandingkan rumah sakit milik
pemerintah, baik pusat maupun daerah serta milik militer. Kehadiran rumah sakit
swasta tersebut sangat membantu dalam melayani kesehatan masyarakat yang
sepenuhnya tidak dapat ditangani oleh pemerintah. Beberapa rumah sakit tersebut
telah menggunakan aplikasi TIK dalam menjangkau masyarakat (pasien) sebagai
stakeholder-nya. Berikut adalah tabel penelusuran aplikasi e-hospital rumah sakit
swasta.

Tabel 2
Peta aplikasi e-hospital rumah sakit swasta Indonesia

*
disebutkan dalam fitur tetapi tidak bisa diakses
**
yang disebutkan di awal adalah bahasa yang ditampilkan saat browsing

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008 121


Inasari Widiyastuti

Sebagian besar situs rumah sakit tersebut memiliki fitur yang serupa seperti
profil, informasi fasilitas layanan rawat inap dan rawat jalan, informasi kegiatan,
jadwal jaga dokter, dan informasi kesehatan. Desain situs baik sehingga
memudahkan user dalam menelusuri setiap link di dalamnya. Namun beberapa
situs menggunakan default bahasa Inggris saat pertama kali diakses sehingga
terlihat dikotomi layanan yang diperuntukkan bagi pasien tertentu. Situs Rumah
Sakit Permata Cibubur yang mengkhususkan layanan kesehatan ibu dan anak
dikelola dengan sangat baik, terlihat pada forum konsultasi yang aktif dan
informasi kesehatan yang up to date. Situs atraktif juga terlihat pada situs Rumah
Sakit Islam Jakarta, Rumah Sakit MH. Thamrin, dan Rumah Sakit Panti Rapih
Jogjakarta yang memberikan informasi terkini, layanan konsultasi online, dan
edukasi kesehatan. Bahkan Rumah Sakit Islam telah memberikan layanan
bergerak (mobile service) melalu SMS Center yang dapat diakses oleh pengguna
handphone. Sedangkan situs lainnya masih bersifat informasi satu arah, cenderung
sebagai situs informasi (situs statis).

3. E-health Layanan Kesehatan Daerah


Untuk aplikasi telemedika di instansi layanan kesehatan daerah terlihat pada
aplikasi e-health Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sragen,
Puskesmas Sepinggan, Balikpapan dan Dinas Kesehatan Surabaya. RSUD
Kabupaten Sragen merupakan rumah sakit daerah pertama yang memanfaatkan
TIK dalam layanannya. Informasi kesehatan ditampilkan secara online melalui
www.rsud.sragenkab.go.id. Situs ini menginformasikan fasilitas layanan beserta tarif,
jadwal dokter, dan lokasi Puskesmas di Kabupaten Sragen. Banyak fitur link dalam
situs yang tidak dapat diakses dengan baik, link tersebut tidak diketahui alamatnya
dan dalam kondisi underconstruction. Hal yang menarik dari situs ini adalah informasi
pasien yang dirawat, baik itu nama, nomor rekam medik, alamat, tanggal masuk,
dokter yang menangani, dan ruang perawatannya. Dengan demikian kerabat yang
ingin membesuk dapat segera mengetahui ruangan pasien di rawat tanpa perlu
bertanya ke bagian informasi atau melalui papan rawat inap. Sayangnya, data pasien
tidak up to date, tercatat data terakhir pasien rawat inap mulai masuk per 21 Januari
2008. Hal lain yang patut diperhatikan adalah, pihak manajemen telah berupaya
melakukan otomasi sistem manajemen rumah sakit melalui Sistem Informasi
Manajemen dan Pengelolaan Administrasi Ter-Integrasi (SIMPATI). Kondisi ini
memberikan gambaran bahwa pihak manajemen memandang TIK tidak sebatas
aplikasi website namun lebih jauh dari itu bagaimana TIK dapat membantu,
memberikan support system agar pengelolaan manajemen rumah sakit lebih efisien
dan efektif.

122 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008


Analisa Aplikasi e-Health Berbasis Website di Instansi Kesehatan.....

Puskesmas Sepinggan melaui situs www.sepinggan.dkk-bpp.com menyediakan


layanan informasi kesehatan yang up to date, menjadikan situs sebagai media feed-
back, promosi, sosilisasi, dan pendataan tentang kondisi wilayah kerja. Desain situs
cukup atraktif dan waktu loading pembukaan halaman tidak terlalu lama. Pihak
internal sendiri telah menggunakan situs sebagai media koordinasi. Namun salah
satu fasilitas situs yaitu forum konsultasi kosong sama sekali. Hal ini dapat
disebabkan belum dikenalnya situs tersebut, terutama masyarakat sekitar
Balikpapan tak heran jika kemudian pihak pengelola meminta dukungan
infrastruktur bagi masyarakat setempat agar dapat menggunakan layanan kesehatan
jarak jauh ini.
Dinas Kesehatan Surabaya melalui www.surabaya-ehealth.org memberikan layanan
telemedika yang lebih kompleks dengan forum konsultasi, e-library, wikihealth, peta
lokasi sarana kesehatan, data puskesmas, dan informasi kesehatan lainnya. Forum
konsultasi tidak digunakan sebagaimana layaknya konsultasi lebih cenderung
digunakan sebagai media koordinasi internal dan permintaan data dari pihak luar.
Beberapa sampel layanan e-health di atas tampak jelas bahwa makna layanan
kesehatan jarak jauh belum diaplikasikan benar sebatas seremonial instansi
bersangkutan. Layanan kesehatan yang semestinya ditujukan bagi percepatan
tindakan medis bagi pasien belum terlihat. Dari pemetaan ini terlihat bahwa
semangat untuk mengaplikasikan telemedika melalu e-health belum berjalan
dengan baik. Rumah sakit cenderung menggunakan website sebagai sarana
mempromosikan fasilitas layanan dibanding proses edukasi dan kemudahan
pelayanan bagi masyarakat. Belum diketahui bagaimana sistem informasi
manajemen ke-rumahsakit-an apakah mereka telah menggunakan sistem informasi
pendataan pasien ataupun aplikasi lainnya.

Telemedika Di Indonesia dan Negara Asia Lain


Bagi Indonesia, aplikasi layanan e-health merupakan hal yang baru dibanding
aplikasi TIK lainnya seperti e-governance, e-commerce, dan e-education tetapi bukan berarti
aplikasi ini jauh dari angan-angan untuk diaplikasikan. Dengan pembangunan
infrastruktur jaringan telekomunikasi sebagai dasar pembangunan aplikasi bukan tidak
mungkin aplikasi ini diwujudkan sehingga layanan kesehatan bukan lagi ansich milik
kalangan tertentu tetapi dapat dinikmati setiap lapisan masyarakat.
Beberapa negara di Asia telah menjalankan aplikasi telemedika sebagai salah
satu health support system (sistem pendukung kesehatan) seperti India dan Malay-
sia. Berkaca pada potensi yang dimiliki serta pencapaian-pencapaian yang dilakukan
negara tersebut, dapat diambil suatu langkah strategis agar aplikasi ini dapat
diterapkan di Indonesia.

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008 123


Inasari Widiyastuti

Tabel 3.
Perbandingan Penetrasi TIK dan Kondisi Kesehatan Negara Asia

Sumber : Statistical Yearbook for Asia and the Pacific 2007, issued by Economic and Social Commision
for Asia and The Pacific (ESCAP), Uniteda Nations Organization

Tabel 3 menunjukan kondisi umum, penetrasi TIK, dan kondisi kesehatan


masyarakat di Indonesia, India, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Dari keempat
negara tersebut, karakter yang cukup serupa adalah India. Meskipun populasi In-
dia lebih besar dari Indonesia, penetrasi TIK dan kondisi kesehatan kedua negara
memiliki level yang hampir sama.
India telah memulai aplikasi e-health sejak tahun 2000 melaui Health Informa-
tion Sistem Project (HISP) yang digunakan rumah sakit sebagai layanan elektronik
kesehatan terpadu. Secara sistem, HISP merupakan badan otonom yang tidak terikat
pada pemerintahan (non governance organization). Sebagai organisasi independen,
HISP tidak memiliki kapasitas dan kewenangan yang besar dalam menjalankan
aktivitas atau agenda kegiatan mereka. Dengan persebaran tenaga medis yang tidak
merata serta infrastruktur rumah sakit yang kurang memadai kehadiran sistem

124 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008


Analisa Aplikasi e-Health Berbasis Website di Instansi Kesehatan.....

informasi kesehatan ini sangat besar andilnya. India Space Research Organisation (ISRO)
turut berpartisipasi dengan menyediakan jaringan komunikasi satelit sebagai back-
bone komunikasi. Aplikasi telemedika yang telah digelar melalui jaringan ini
diantaranya tele-konsultan internal dan eksternal, tele-edukasi terutama antar tenaga
medis, remote treatment (perawatan dan pemeriksaan jarak jauh), serta mobile
telemedicine untuk rural area yang dapat diakses melalui handset. Layanan kesehatan
elektronik ini juga diaplikasikan dalam tele-follow up, yaitu mengontrol pasien dalam
masa-masa pemulihan. Aplikasi ini ditujukan di daerah pedesaan di mana pasien
tidak harus mengunjungi rumah sakit tempat ia berobat namun, dapat dikontrol
perkembangan kesehatannya melalui pusat layanan kesehatan pedesaan.
Infrastruktur jaringan teresterial turut mengembangkan aplikasi telemedika untuk
diagnosa dan monitorng penyebaran penyakit malaria melalui jaringan WAN (wide
area network) seperti yang berlangsung di Bengal Barat.

Analisa SWOT Implementasi E-Health di Indonesia


Telemedika sebagai sistem pendukung peningkatan taraf kesehatan masyarakat
mau tidak mau harus segera diwujudkan namun perwujudan tanpa kajian strategis
tentang potensi, peluang, dan tantangan akan melemahkan pelaksanaan
implementasi. Telemedika adalah health support system yang tidak dapat berdiri
sendiri. Ada bagian-bagian yang berperan mendukung sekaligus dasar implementasi
yang tak dapat ditinggalkan oleh sebuah sistem informasi. Integritas telemedika
dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. E-Health Support System


Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008 125
Inasari Widiyastuti

Penelitian tentang pelaksanaan e-health sangat perlu dilakukan sebagai pijakan


dasar dalam perumusan masalah yang berasal dari temuan-temuan di lapangan.
Kajian ini akan menjadi dasar (filosofi) dalam perancangan dan implementasi aplikasi
e-health. Dari dasar filosofi ini dikembangkan pada kajian infrastruktur jaringan,
sistem informasi, kebijakan, sumber daya manusia, dan sistem integrasi. Pilar-pi-
lar ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa pilar yang lain. Sehebat apapun teknologi
jaringan dan sistem informasi yang digunakan tanpa manusia yang dapat
menjalankan aplikasi tersebut dengan baik tidak ada gunanya aplikasi tersebut.
Begitupun tanpa adanya kebijakan yang menjadi payung implementasi e-health
akan membuka peluang-peluang perusakan sistem, entahkah manipulasi data,
keabsahan data, pemeriksaan ilegal, maupun kesalahan daam pengambilan
keputusan. Aplikasi e-health pun juga harus diintegrasikan, baik dengan pemerintah,
instansi kesehatan lain, perkumpulan dokter spesialis, produsen obat, produsen
perangkat rumah sakit, maupun system development.
Dalam implementasi e-health Indonesia memiliki kekuatan terutama kekuatan
dasar dalam infrastruktur. Infrastruktur jaringan komunikasi sudah memadai baik
teresterial, wireless, satelit, maupun kombinasinya terutama dengan adanya Palapa
Ring. Infrastruktur kesehatan sudah menyebar hingga daerah terpencil baik dalam
bentuk rumah sakit, puskesmas, posyandu, klinik, maupun tenaga medis. Jumlah
institusi pendidikan dalam bidang kesehatan dan TIK tersebar di setiap daerah
dengan kapasitas keahlian yang mumpuni. Pemain telekomunikasi cukup banyak,
baik operator seluler, jasa konstruksi, maupun konsultan IT. Lini yang paling utama
adalah adanya sinergitas visi pemerintah melalui visi departemen, yaitu Indonesia
Sehat 2010 (Departemen Kesehatan) dan Masyarakat Informasi 2015 (Departemen
Komunikasi dan Informatika). Indonesia memiliki peluang dengan munculnya
semangat kemandirian bangsa dalam meningkatkan ICT accessibility serta pelan tapi
pasti infrastruktur TIK telah merambah seluruh lapisan masyarakat.
Di atas kekuatan dan peluang yang dimiliki Indonesia masih menyimpan
kelemahan dan tantangan dalam implementasi e-health. Sejumlah kelemahan yang
dihadapi yaitu penetrasi TIK tidak merata, terpusat pada daerah urban dengan
infrastruktur TIK belum banyak dimiliki masyarakat ataupun instansi kesehatan
daerah. Analisa desain dan sistem informasi masih lemah sehingga rentan terhadap
perubahan struktur sistem informasi. Sebagian sistem informasi dirancang tanpa
memerhatikan perubahan di masa depan serta belum ada legalitas integrasi antara
UU kesehatan dan UU tentang TIK sehingga tidak ada jaminan perlindungan
hukum pelaksanaan telemedika baik bagi pasien maupun penyelenggara
telemedika. UU ITE baru memberikan perlindungan tentang dokumen elektronik
dan sistem elektronik yang dapat digunakan dalam aplikasi e-health seperti

126 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008


Analisa Aplikasi e-Health Berbasis Website di Instansi Kesehatan.....

dokumen teks, dokumen gambar (foto rontg belum sepenuhnya mengakomodasi


aktivitas medik yang menjadi kebutuhan publik terutama pasien.en), maupun
dokumen suara (rekaman denyut jantung). UU ITE belum diseleraskan dengan
UU kesehatan yang ada serta belum adanya instansi yang memiliki wewenang
penuh mengenai masalah ini. Namun dalam pasal 4 ayat (c) UU ITE menyebutkan
bahwa penggunaan TIK diarahkan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi
pelayanan publik.
Hal yang turut diperhatikan adalah tantangan yang dihadapi baik dari sisi internal
maupun eksternal pelaksanaan e-health. Tantangan utama yang akan dihadapi adalah
manusia sebagai pelaksana aplikasi ini. Budaya kerja SDM sulit untuk diubah, terutama
bagi mereka yang menolak penggunaan TIK dan masih berpaku pada sistem
konvensional. Proses mengubah mindset ini akan membutuhkan proses yang tidak
sebentar dan akan menimbulkan resistensi, ketakutan-ketakutan yang bermula
dari ketidakpahaman sehingga upaya meningkatkan literasi masyarakat terhadap
TIK perlu dibarengi dengan persiapan secara psikologis. Munculnya praktik ilegal
terhadap perusakan sistem informasi e-health perlu diwaspadai. Karena data berjalan
pada jalur maya yang rentan terhadap pembajakan data sehingga dibutuhkan
tingkat keamanan yang luar biasa.

Kesimpulan
Dari penelusuran terhadap aplikasi e-health dalam bentuk situs web di layanan
kesehatan umum diketahui bahwa beberapa rumah sakit baik milik pemerintah
maupun swasta telah memanfaatkan aplikasi tersebut. Lima rumah sakit besar
pemerintah telah mempublikasikan layanan kesehatan melalui situs dengan aplikasi
layanan pendaftaran, konsultasi, pendidikan kesehatan, informasi layanan, dan
koordinasi internal secara online. Kendati demikian pengelolaan situs belum baik
baru pada tahap satu arah dalam bentuk informasi kesehatan. Sedangkan dari 13
situs rumah sakit swasta yang ditelusuri, layanan kesehatan yang diberikan secara
online juga pada tahap informasi kesehatan. Kondisi lebih baik diberikan oleh
layanan kesehatan daerah sperti RSUD Kabupaten Sragen, Puskesmas Sepinggang,
dan Dinkes Surabaya. Aplikasi layanan telah berlangsung secara online meskipun
pengelolaan proses updating belum berjalan dengan baik. Dari situs yang
diluncurkan tersebut belum sepenuhnya mengakomodasi aktivitas medik yang
menjadi kebutuhan publik terutama pasien.
Berdasarkan analisa SWOT diketahui bahwa aplikasi e-health sangat mungkin
diterapkan di Indonesia. Kekuatan terletak pada infrastruktur kesehatan dan
jaringan komunikasi cukup memadai untuk membangun aplikasi hingga ke daerah
dalam bentuk rumah sakit, Puskesmas, hingga Posyandu. Penetrasi TIK yang tidak
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008 127
Inasari Widiyastuti

merata dengan kapabilitas dan kesadaran sumber daya manusia yang belum
beranjak dari karakter lama serta praktik ilegal keamanan data dapat menjadi
pelemah sekaligus tantangan dalam implementasi telemedika.‰

Daftar Pustaka
Andriyan B. Suksmono., U. Sastrokusumo., Tati L.R Mengko., J. Tjandra
Parmudito., Susi Oktowaty. 2004. Overview of Telemedicine Activities in Indo-
nesia: Progress and Constraints. Rapporteur’s Group Meeting On Question. In-
ternational Telecommunication Union.
Briggs, Jim. 2004. Telemedicine and E-Health ICT to make people better more quickly.
University of Portsmouth.
Cipolat, Claudio., Geiges, Michael. 2003. Telemedicine and Teledermatology. Chapter
The History of Telemedicine. Karger. Switzerland.
Kassim, Puteri Nemie Jahn. The Development of E-health in Malaysia : New Chal-
lenges to the Health Care Industry. International Islamic University Malaysia.
Mishra, S.K. Current status of E-health in India.
Nelson, Eve-Lynn., Palsbo, Susan. 2006. Challenges in telemedicine equivalence stud-
ies. Journal of Evaluation and Program Planning. Vol.29. pp.419-425.
Soegijardjo Soegijoko., Yoke Saadia Irawan., Ediana Sutjiredjeki. 2006. Sistem
Telemedika Berbasis Teknologi Informasi & Komunikas untuk Melayani
Kesehatan Masyarakat Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional Teknologi
Informasi & Komunikasi untuk Indonesia. Bandung
United Nations, 2007, Global Information Society Watch. APC and iTem. Uruguay.
Zulheldi. 2007. Keterjangkauan Perkembangan Teknologi Telekomunikasi di In-
donesia untuk Masyarakat Umum. Seminar Nasional Pengelolaan di Bidang
Energi dan Kelistrikan serta Teknologi informasi Komunikasi Nasional. 5
Desember. Yogyakarta.
http://www.bankdata.depkes.go.id, tanggal akses 28 Juli 2008
http://www.valuebasedmanagement.net/methods_benchmarking.html, tanggal
akses 28 Juli 2008

128 Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 10 No. 2, Desember 2008

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai