RPP Akdas KD3.2
RPP Akdas KD3.2
A. Kompetensi Inti
C. TujuanPembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran:
Peserta didik dapat Memahami jenis-jenis profesi akuntansi ( bidang - bidang
spesialisasi akuntansi, pentingnya etika profesi)
Peserta didik dapat Menjelaskan jenis-jenis profesi akuntansi ( bidang - bidang
spesialisasi akuntansi, pentingnya etika profesi)
Peserta didik dapat Mengelompokkan profesi akuntansi ( bidang - bidang spesialisasi
akuntansi, pentingnya etika profesi)
Peserta didik dapat Membuat profesi akuntansi ( bidang - bidang spesialisasi akuntansi,
pentingnya etika profesi )
D. Materi Pembelajaran
Jenis - jenis profesi akuntansi ( bidang – bidang spesialisasi akuntansi, pentingnya etika
profesi) .
G. Sumber Belajar
Hand Out
Internet
H. Langkah Pembelajaran
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Instrumen Observasi Sikap Jujur
Nama Peserta Didik : ..............................................
Kelas : ..............................................
Tanggal Pengamatan : ..............................................
Materi Pokok : ..............................................
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Tidak nyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan/tugas
2 Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin
karya orang lain tanpa menyebutkan sumber)
dalam mengerjakan setiap tugas
3 Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa
adanya
4 Melaporkan data atau informasi apa adanya
5 Mengakui kesalahan atau kekurangan yang
dimiliki
Jumlah Skor
F. Penilaian Pengetahuan
Nama Sekolah :
Program Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Kompetensi Keahlian : Akuntasi dan Keuangan Lembaga
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar
Kelas/ Semester : X/ I ( Satu )
Tahun Pelajaran :
Durasi : 8 X 45 Menit
Tabel : Kisi – Kisi Soal
G. Penilaian Keterampilan
Nama Sekolah :
Program Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Kompetensi Keahlian : Akuntasi dan Keuangan Lembaga
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar
Kelas/ Semester : X/ I ( Satu )
Tahun Pelajaran :
Durasi : 8 X 45 Menit
Komponen/Sub
No Indikator Skor
Komponen Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Kelengkapan K3. Kelengkapan K3 sudah lengkap 91 - 100
Kelengkapan K3 kurang lengkap 80 - 90
Kelengkapan K3 tidak lengkap 70 - 79
b. Kelengkapan modul atau Kelengkapan modul dan job sheet sudah
91 - 100
job sheet. lengkap
Kelengkapan modul dan job sheet kurang
80 - 90
lengkap
Kelengkapan modul dan job sheet tidak
70 - 79
lengkap
2 Proses dan Hasil Kerja
a Kemampuan pemilihan Kemampuan pemilihan alat dan bahan
91 - 100
alat dan bahan. sudahsesuai
Kemampuan pemilihan alat dan bahan
80 - 90
kurang sesuai
Kemampuan pemilihan alat dan bahan
70 - 79
tidak sesuai.
b Pemeriksaan Prosedur pemeriksaan sudahsesuai 91 - 100
Prosedur pemeriksaan kurang sesuai 80 - 90
Prosedur pemeriksaan tidak sesuai 70 - 79
c Prosedur K3 Prosedur dan hasil sudah sesuai 91 - 100
Prosedur dan hasil pemeriksaan kurang
80 - 90
sesuai
Prosedur dan hasil pemeriksaan tidak
70 - 79
sesuai
d. Prosedur Perawatan Prosedur sudah sesuai 91 - 100
Prosedur perawatan kurang sesuai buku 80 - 90
Prosedur perawatan tidak sesuai 70 - 79
e. Prosedur pemasangan Prosedur pemasangan sudah sesuai 91 - 100
Prosedur pemasangan kurang sesuai 80 - 90
Prosedur pemasangan tidak sesuai 70 - 79
3 Sikap kerja
a. Keterampilan dalam Bekerja dengan terampil 91 -100
bekerja Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam Bekerja dengan disiplin 91 - 100
bekerja Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
c. Tanggung jawab dalam Bertanggung jawab 91 - 100
bekerja Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
d. Konsentrasi dalam Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
bekerja Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
Bekerja dengan kurang konsentrasi 70 - 79
4 Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79
Skor Perolehan
Skor Maksimal
NK
Keterangan:
1. Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
2. Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
3. Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total
bobot untuk komponen penilaian adalah 100
4. NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor
maksimal
∑ 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧
𝐍𝐊 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
× 𝐁𝐨𝐛𝐨𝐭 NP = Nilai Praktik merupakan penjumahan dari NK
Tujuan penerapan etika dalam profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya
dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi
kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi:
a. Kredibilitas
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
b. Profesionalisme
Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan
sebagai profesional di bidang akuntansi.
c. Kualitas Jasa
Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar
kinerja tertinggi.
d. Kepercayaan
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang
melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Dalam kongres tahun 1973 IAI menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia,
yang saat itu diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengatur standar
mutu terhadap pelaksanaan pekerjaan akuntan. Standar mutu ini penting untuk menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Setelah mengalami perubahan, maka tahun
1998 Ikatan Akuntan Indonesia menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh
anggota IAI baik di pusat maupun di daerah. Seperti yang tercantum pada buku Mulyadi,
2001 Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut :
Namun dalam pelaksanaannya pemahaman seorang akuntan terhadap Kode Etik IAI tidak
menjamin akuntan tersebut tidak melakukan tindak kecurangan. Terdapat banyak akuntan yang
sudah memahami kode etik akuntansi namun tetap saja masih melanggarnya. Berbagai
pelanggaran etika yang terjadi pada perusahaan go public di Indonesia juga sering terjadi,
padahal semestinya hal ini tidak perlu terjadi apabila setiap akuntan mempunyai pemahaman,
kemampuan dan kemauan untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai dalam
melaksanakan profesinya.