Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH NEGERI SYAM

Negeri yang mengalami pencerahan peradaban yang maju dan moderen pada zamannya. Negeri dimana
rasul-rasul banyak berdomisili. Syam menjadi icon peradaban yang modern. Peninggalan-peninggalan
kebudayaan mencerminkan kemajuan manusia pada zaman itu.Dalam surah al-A'araf ayat 137, Allah
menegaskan bahwa negeri-negeri yang dipusakakan untuk Bani Israel tersebut tak lain adalah Syam. Negeri
yang subur dan berlimpah kemakmuran. Tempat sejarah dan peradaban manusia mencapai kemajuan yang
pesat.
"Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri- negeri bagian timur bumi dan bagian
baratnya." Demikian pula, Allah menyelamatkan Ibrahim dan Luth ke negeri-negeri yang diberkahi adalah
Syam. Inilah penegasan dalam surah al-Anbiyaa' ayat 71

Al-Imam al-Waqidi dalam bukunya yang berjudul The Islamic Conquest of Syria menyebutkan, Syam
bermakna signifikan dalam penamaan Islam. Alquran menyebutnya sebagai `tanah yang diberkati'.Negeri
ini adalah rumah sebagian besar rasul di bandingkan dengan negeri-negeri lainnya.
Sedangkan Yaqut al-Hamawi dalam karyanya, Mu'jam al-Buldan, negeri Syam terbentang dari Sunga
Eufrat sampai ujung Aris, Mesir. Damaskus adalah sebutan ibukotanya. Kota yang masyur dengan sebutan
"Permata dari Timur".
Dalam Encyclopedia of Islamic Civilization Muhammad Syafii Antonio menerangkan, nama Syam atau
Sham atau Sam berasal dari kata Syem yang berarti keyakinan sebagian orang adalah putra tertua Nabi Nuh.

Pada tahapan selanjutnya kata Syam tidak saja untuk kawasan Damaskus, namun berkembang meliputi
wilayah Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon. Pakar geografi menamakannya dengan Suriah Raya.

Joshua Marka Guru besar filsafat Universitas Marist, New York, seperti dalam ancient.eu, menyebutkan
bahwa nama Suriah sebelumnya terkenal sebagai Eber Nari (seberang sungai). Nama tersebut merujuk
Alkitab dari Ezra dan Nehemia serta laporan oleh ahli- ahli Taurat dari raja-raja Asyur dan Persia.

Menurut ahli sejarah, nama Suriah muncul setelah Kekaisaran Asyur yang jatuh pada 612 sebelum Masehi
(SM) dan nama Suriah baru dikenal pada saat Kekaisaran Seleukus.

Nama Suriah atau Syria dipakai oleh Strabo (63 SM-24 M) seorang ahli ilmu bumi dan sejarawan Yunani.
Menurutnya, Suriah meliputi wilayah Timur dekat antara Asia Kecil dan Mesir.

Pada abad VII Masehi, bangsa Arab menguasai kawasan Syam. Mereka menyebutnya Barr asy-Syam
(Tanah Syam), asy-Syam (Utara), atau Bilad asy-Syam (Negeri Syam). Syam yang dimaksud adalah putra
Nabi Nuh. Di kalangan orang-orang Eropa, nama Syria lebih sering digunakan daripada Suriah.

Nama Suriah disamakan dengan kata Suriya atau Surya yang berasal dari kata Sur. Sur bermakna tanah
berpagar atau kubu pertahanan atau kota yang dikeliling dinding atau tembok pertahanan.

Selanjutnya istilah Sur dipakai untuk menyebut sebuah provinsi Romawi yang terdiri atas wilayah-wilayah
yang berpenduduk Funisia, Yahudi, Filastin, Hyksos, Aram, Hittit, dan Amorit. Sehingga, nama Suriah pada
masa tersebut mengacu pada suatu wilayah yang lebih luas daripada negara Suriah saat ini.

Penguasaan
Menurut Syafii Antonio, sebagai kota tertua, Damaskus merupakan pusat pertemuan manusia dari berbagai
bangsa. Karena letaknya yang strategis, Damaskus menjadi wilayah yang sering diperebutkan bangsa-
bangsa lain.

Suriah disebut sebagai tempat awal dimulainya peradaban. Selain berada di persimpangan jalan perdagangan
antara mediterania dan Timur menurut catatan Kuncahyono (2004) sejak awal Suriah dikaitkan dengan
kelahiran agama-agama.

Diperkirakan sejak 5000 SM, bangsa Arab Semit (Samiyah) telah berdomisili di Suriah. Dibuktikan adanya
bangunan peradaban yang dibangun suku-suku Akkadiyah, Amuriyah, Assyria, Babilonia, dan Aramiyah.

Pada 3000-2000 SM kerajaan negara Kota Ebla dan Mari berkuasa di Suriah. Dari catatan kuno diketahui
bahwa dua kerajaan tersebut mengadakan hubungan dagang dengan Mesopotamia yang terletak di antara
dua sungai besar Eufrat dan Tigris.

Dalam sejarah Suriah pernah diperintah oleh bangsa Kan'an, Funisia, Aram, Mesir, Sumeria, Assyria,
Babilonia, dan Het pada periode melenium kedua sebelum masehi. Selanjutnya, Suriah dikuasi oleh Persia
dan dilanjutkan oleh negara-negara lain hingga masa perang dunia.

Raja keenam dari Dinasti Babilonia, Hammurabi selanjutnya memerintah Suriah pascapenaklukkan kerjaan
Mari. Kerajaan Babilonia merupakan negara kuno di selatan Mesopotamia (sekarang Irak) di wilayah
Sumeria dan Akkadia.

Assyria pada 732 SM memerintah Suriah dibawah kekuasaan Raja Tiglath Pileser III. Masa penguasaan
kerajaan Assyria dimulai pada 934 SM dan berakhir pada 608 SM. Kerajaan Assyria merupakan rival dari
kerajaan Babilonia sebagai dari sisi kekuatan negara dan pembangunan.

Selanjutnya pada tahun 572 SM Damaskus diperintah Nebuchadnezzar dari Babilonia baru. Dan pada 538
SM Damaskus berhasil direbut oleh raja Cyrus dari Persia dan dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan dan
markas militer provinsi Suriah.

Pada 333 SM Raja Alxander Agung dari Makedonia masuk ke Suriah dan merebut Damaskus dari tangan
Cyrus. Makedonia adalah sebuah negara yang terletak di pusat semenanjung Balkan di Eropa Tenggara.
Masuknya Alexander menandai pertama kalinya Damaskus berada di bawah kekuasaan Barat, sekaligus
menjadi awal abad peradaban kuno di wilayah tersebut yang berlangsung hingga 635 M.

Pada 64 SM Suriah jatuh ke dalam genggaman kerajaan Romawi melalui Jenderal Pompeoo. Sejak saat itu,
Suriah menjadi salah satu provinsi dari kerajaan Romawi. Kemudian, pada 330 M Kerajaan Romawi
memutuskan Konstantinopel sebagai kota kedua setelah Damaskus sebagai ibu kota kerajaan wilayah Timur.

Suriah, termasuk Damaskus, sampai 635 M berada di bawah Kerajaan Bizantium (Romawi Timur).
Damaskus menjadi markas besar tentara Romawi di wilayah timur tatkala Suriah berada di bawah kekuasaan
kaisar Diocletian. Di antara peninggalan Romawi yang hingga kini masih bisa ditemui di Suriah adalah
pasar Hamidiyah yang terletak di depan masjid Umayyah.

Ketika Damaskus dan kota-kota sekitarnya berada dalam kekuasaan Romawi sampai 635 M, perekonomian
Damaskus mengalami perkembangan pesat. Damaskus juga menjadi tempat pertemuan jalur perdagangan
dari timur ke barat dan sebaliknya.

Pada masa Romawi ini agama Kristen masuk, kemudian mendominasi Damaskus. Menurut kitab suci
perjanjian baru, di kota inilah lahir kisah Paulus (Saulus) dalam perjalannya ke Damaskus untuk
memusnahkan orang- orang Kristen. Pada masa itu, agama Kristen berkembang pesat, sehingga tempat
pemujaan yang semula merupakan sebuah kuil dialihfungsikan menjadi katedral.

Perniagaan
Joshua Mark menambahkan, Suriah adalah provinsi penting dari Republik Romawi dan Kekaisaran Romawi
karena jalur perdagangan yang strategis. Dalam perang antara Yahudi dan Romawi pada 66-73 CE, tentara
Suriah memainkan peran yang menentukan pada Pertempuran Beth Horon (66 M) di mana tentara Suriah
disergap oleh pasukan pemberontak Yudea dan dibantai.

Tentara Suriah juga terlibat dalam menumpas pemberontakan Bar-Kokhba di Yudea (132-136 M) setelah kaisar
Hadrian diasingkan orang-orang Yahudi dari wilayah Suriah. Setelah pertempuran tersebut, terdapat tiga kaisar yang
berada Suriah. Yakni, Elagabalus (memerintah 218-222 CE), Alexander Severus (memerintah 222-235 CE), dan Philip
Arab (244-249 CE).

Cerita Seputar Damaskus


Guru besar filsafat Universitas Marist, New York, Joshua Marka, seperti dikutip dari ancient.eu mengatakan, asal usul
nama Damaskus memang penuh dengan kronik dan mitos. Sebuah mitos meyebutkan bahwa sebutan Damaskus
berasal dari nama istri Dewa Air, yaitu Damakina, bahkan ada yang mengaikatkan keberadaan Damaskus memiliki
keterkaitan sejarah dengan Islam, Kristen, hingga mitologi Yunani. Cerita lain, nama Damaskus merupakan
pemberian oleh sejumlah sarjana kepada putra Hermes yang bernama Damaskos.

Akan tetapi Damaskus mucul dalam daftar geografis Thutmose III pada abad ke-15 SM. Dalam istikah Arab, kota ini
disebut Dimasyq asy-Syam. Tetapi lebih masyur dengan sebutan Dimasyq atau asy-Syam..

Damaskus termasuk kota tertua diperkirakan sejak tahun 6000 SM atau 8000 SM menurut sumber lainnya. Pada 10
ribu SM, Suriah merupakan salah satu pusat kebudayaan Neolitikum, ketika pertanian dan peternakan muncul untuk
pertama kalinya di dunia. Inilah yang menjadi salah satu faktor, mengapa Damaskus, menjadi objek perebutan. Letak
Suriah yang strategis begitu menguntungkan untuk perdagangan.

Pada mulanya Damaskus merupakan tanah yang subur , kebun yang produktif banyak menghasilkan buah, air yang
jernih, dan berbagai keindahan lainnya. Secara geografis wilayah Suriah terdiri atas dataran tinggi kering, sebagian
lagi cukup hijau dan subur.

Anda mungkin juga menyukai