LUKA BAKAR
A. PENGERTIAN
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
oleh energi panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik yang
menghasilkan efek baik memanaskan atau mendinginkan.
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam.
B. ETIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
kepada tubuh melalui hantaran atau radiasi elektromagnetik (Smeltzer,
2001;1911). Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar, antara lain :
C. PATOFISIOLOGI
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan
menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan
D. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan penyebab
- Luka bakar karena api
- Luka bakar karena air panas
- Luka bakar karena bahan kimia
- Laka bakar karena listrik
- Luka bakar karena radiasi
- Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
2. Berdasarkan kedalaman jaringan yang rusak
Luka bakar derajat I
- Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
- Kulit kering, hiperemi berupa eritema
- Tidak dijumpai bulae
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
Tampak bullae, dasar luka kemerahan (derajat IIA), dasar pucat keputihan
(derajat IIB), nyeri hebat terutama pada derajat IIA
Kepala : 14 %
Tungkai, kaki : 16 %
Bagian lain sama dengan dewasa
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ Istirahat
Tanda : penurunan kekuatan, tahanan keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit, gangguan massa otot, perubahan tonus
2. Sirkulasi
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok)
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokonstriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik),
takikardi (syok/ ansietas/ nyeri), disritmia (syok listrik), pembentukan
edema jaringan (semua luka bakar)
3. Integritas Ego
Gejala : masalah tentang keluaga, pekerjaan, keuangan, kecacatan
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah
4. Eliminasi
Tanda : haluaran urine menurun/ tak ada selama fase darurat. Warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadimioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi). Penurunan bising usus/ tak ada, khususnya pada
luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/ peristaltik gastrik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap infeksi
2. Nyeri
3. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan/ disfungsi
neurovaskuler perifer
4. Kerusakan mobilitas fisik
5. Ketakutan/ansietas
6. Gangguan citra tubuh, perubahan penampilan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat:
kerusakan perlindungan kulit, jaringan traumatik. Pertahanan sekunder
tidak adekuat: penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
Tujuan: mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat
purulen dan tidak demam.
Intervensi:
a. Implementasikan teknik isolasi yang tepat sesuai indikasi.
R/ tergantung tipe/ luasnya luka dan (mis., pilihan pengobatan luka
tertutup vs terbuka); isolasi dapat direntang dari luka sederhana/
kulit sampai komplit/ sebaliknya untuk menurunkan risiko
kontaminasi silang/ terpajan pada flora bakteri multipel.
b. Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua
individu yang datang kontak dengan pasien.
R/ mencegah kokntaminasi silang; menurunkan risiko infeksi.
Brunner and suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku
Kedoketran EGC: Jakarta.