Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KUNJUNGAN BADAN METEOROLOGI

KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG) BANYUWANGI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hidrologi


Semester Genap

Oleh :
KELOMPOK 2 / 2C

1. PUPUNG ERIK WARDANI (361722401068)


2. SHELVIA DWI WULANDARI (361722401070)

Dosen Pembimbing :

YUNI ULFIYATI, S.T., M.T


NIK. 2008.36.013

PROGRAM STUDI DIPLOMA III (D-III)


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2019
HIDROLOGI
2019

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stasiun Meteorologi adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan
secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan iklim yang terjadi. Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun
meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-
turut hingga akan mendapatkan gambaran umum tentang rerata keadaan iklimnya,
batas-batas ekstrim dan juga pola siklusnya. Sehingga hasil pengamatan data
tersebut merupakan informasi penting pada berbagai bidang terutama yang
berkaitan dengan kehidupan manusia seperti kehutanan dan pertanian,
penerbangan, hidrologi dan pengairan serta kesehatan masyarakat.
Untuk menambah pengetahuan dan menjalani konsep yang selama ini
didapat dari perkuliahan di dalam ruangan kampus maka perlu dilakukan praktek
untuk memperdalam teori tersebut. Karena materi yang telah diperoleh dalam
ruang kuliah tidak hanya cukup pada pengetahuan konsep saja, maka butuh
dibenarkan dalam bentuk pengkajian yakni dalam aplikasi dilapangan. Maka
praktikum mata kuliah hidrologi perlu ditinjau langsung dilapangan dan dipilih
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kelas III sebagai tempat studi
lapangan, kemudian semua hasil studi dilapangan tersebut disusun dalam bentuk
laporan.
Stasiun klimatologi kelas III sebagai suatu stasiun cuaca yang memberikan
informasi keadaan atmosfir bumi, khususnya Banyuwangi dalam setiap harinya.
Sehingga penduduk banyuwangi dapat melakukan perencanaan kegiatan yang
harus dilakukan apabila terjadi perubahan keadaan atmosfir yang signifikan
sewaktu-waktu.

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 37


HIDROLOGI
2019

1.2 Tujuan
1. Mengetahui macam alat pengukur yang ada di BMKG
2. Mengetahui tugas dan fungsi BMKG serta unsur cuaca dan iklim
3. Mengetahui alat yang terdapat pada Stasiun BMKG Banyuwangi beserta
fungsi, waktu penggunaan dan cara kerja.

1.3 Waktu dan Tempat Kunjungan


Adapun peserta kunjungan adalah seluruh mahasiswa Program Studi D3
Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi. Kuliah atau kunjungan ke Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini dilaksanakan pada
Waktu : Rabu, 06 Maret 2019
Tempat : Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG
Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 152. Mojopanggung. Kec. Giri,
Kab. Banyuwangi, Jawa Timur. 68425. 0333-421888

1.4 Manfaat
Dapat disimpulkan manfaat yang dapat kita ambil dari ilmu yang diperoleh
pada penyusunan laporan kunjungan ke Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG
Banyuwangi sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami lebih dalam pengertian tiap sub bagian pada BMKG.
2. Mahasiswa memahami macam-macam alat dan proses alat yang digunakan
sebagai pengamatan cuaca.
3. Mahasiswa memahami informasi atau ilmu yang telah disampaikan oleh
pemberi materi.

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 38


HIDROLOGI
2019

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)


BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu
lembaga yang kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan
geofisika, seperti penelitian dan pelayanan dibidang iklim, cuaca, gempa bumi,
kemagnetan bumi, debu radioaktif dan perakiraan cuaca. BMKG mempunyai
status sebuah lembaga pemerintahan Non Departemen (LPND) dipimpin oleh
seorang kepala badan. Adapun yang termasuk unsur-unsur iklim dan cuaca yang
diamati oleh pihak BMKG :
1. Suhu udara
2. Curah hujan
3. Tekanan Udara
4. Kelengasan Udara
5. Laju serta arah angin
6. Perawanan dan penyinaran matahari

2.2 Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika


(BMKG)

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen


(LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 39


HIDROLOGI
2019

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;


3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan
informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim
7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait
serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan
jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan
BMKG;

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 40


HIDROLOGI
2019

16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab


BMKG;
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.

2.3 Alat-Alat pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)


Banyuwangi
1. Sangkar Meteorologi

Di dalam Sangkar Alat, terdapat Psychrometer, yaitu alat yang terdiri dari
termometer bola kering, termometer bola basah, termometer maksimum, dan
termometer minimum. Dalam pengukuran suhu udara, suhu yang diukur bukanlah
suhu yang disebabkan oleh radiasi matahari secara langsung, melainkan suhu rata-
rata permukaan tanpa terkena radiasi matahari secara langsung. Untuk itu
termometer diletakkan di dalam sangkar alat.
Alat ini berfungsi sebagai pengukur suhu udara dan kelembaban. Satuan
pada alat ini yaitu suhu derajat celcius. Memiliki persentase dalam hitungan
kelembaban.
Detail dari alat pshycometer standar meliputi:

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 41


HIDROLOGI
2019

Sangkar alat ini memiliki ketentuan tersendiri untuk mendapatkan data yang
valid. Ketentuan dari sangkar alat ini adalah :
a. Terbuat dari kayu yang di Cat Putih. Hal ini digunakan karena warna putih
akan memantulkan kembali radiasi dari matahari sehingga tidak mengenai
termometer secara langsung.
b. Pintu menghadap Utara dan Selatan. Hal ini dilakukan karena gerak semu
matahari adalah dari Timur-Barat, jadi saat kita melakukan pengamatan cuaca,
pintu yang digunakan adalah bagian utara atau selatan. Sehingga radiasi cahaya
matahari tidak terkena langsung terhadap termometer.
c. Terdapat lubang-lubang di dalam sangkar. Hal ini bertujuan untuk melancarkan
aliran udara di sekitar sangkar dengan di dalam sangkar. Sehingga suhu yang
diperoleh termometer di dalam sangkar alat akan mewakili suhu daerah
tersebut.
d. Memiliki tinggi + 1,2 meter.
2. Termometer Bola Kering dan Bola Basah

Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu udara di daerah tersebut.


Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang di dalamnya terdapat pipa kapiler
yang berisi air raksa. Saat suhunya naik, maka air raksa akan mengembang dan
menunjukkan skala suhu yang ada di daerah itu.

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 42


HIDROLOGI
2019

Dalam udara, ada suatu titik yang harus dicapai untuk menjadi jenuh.
Termometer bola basah digunakan untuk mengukur titik tersebut. Sebenarnya
termometer ini sama dengan bola kering, hanya yang membedakan adalah
termometer ini bolanya dilapisi kain yang dijaga agar selalu basah.
Thermometer BK dan BB berfungsi sebagai mencari kelembaban udara
dengan bantuan grafik persentase.
a. Thermometer Bola Kering (BK) berfungsi sebagai alat menunjukkan suhu
udara
b. Thermometer Bola Basah (BB) sebagai alat menunjukkan suhu udara saturasi
(lembab)
Cara kerja dari Thermometer BB dan Thermometer BK:

Apabila terjadi kenaikan suhu udara, kalor yang merambat dalam


thermometer akan menyebabkan air raksa memuai. Pemuaian air raksa akan
mengakibatkan pertambahan volume air raksa yang ada. Pemuaian air raksa
tersebut menyebabkan naiknya permukaan kolom raksa ke skala yang lebih besar.
Permukaan raksa akan bergeser ke skala yang lebih kecil bila terjadi penurunan
suhu.
Termometer bola basah mengukur suhu yang dibutuhkan untuk
menguapkan air di kain tersebut. Saat kelembaban udara kecil, maka air akan
mengambil panas dari termometer itu. karena itu suhu di pada termometer bola
basah akan menurun, Itulah mengapa saat siang hari selisih antara Bola Kering
dan Bola Basah cukup jauh. Berbeda kondisi saat kelembaban udara tinggi. Saat
itu tidak perlu ada panas yang diambil dari temometer bola basah, sehingga saat
kelembaban udara tinggi, maka selisih termometer bola basah dan bola kering
relatif sedikit.

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 43


HIDROLOGI
2019

3. Alat Pengukur Temperatur Maximum dan Minimum

Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum, sebagai alat


ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola
dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer minimum; sebagai alat ukur
suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada ujungya
berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol manakala suhu
turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka
benda penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu
pengamatan.
Apabila terjadi kenaikan atau penurunan suhu udara, alcohol dalam bola
thermometer akannaik atau menyusut. Hal itu terjadi karena proses keadaan udara
yang berubah-ubah. Proses perubahan yang terjadi pada satu hari akan mencatat
dalam keadaan maksimum maupun minimum.
Termometer maksimum digunakan untuk mengetahui suhu maksimum
selama satu hari di suatu tempat tertentu. Termometer ini menggunkan air raksa
sama halnya dengan termometer bola kering. Namun termometer ini memiliki
celah yang disebut Contriction. Saat suhu udara naik, air raksa akan mengembang
dan melewati celah Contriction. Namun saat suhu udara turun, air raksa tidak akan
menyusut. Hal ini dikarenakan air raksa tersumbat oleh celah Contriction tersebut.
Jadi suhunya akan tetap pada suhu tertinggi dalam satu hari tersebut. Jadi setelah

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 44


HIDROLOGI
2019

melakukan pengukuran suhu maksimum, termometer ini harus di kalibrasi ( Di


reset ulang ) dengan cara mengibaskannya ke arah Contriction. Hal ini dilakukan
agar air raksa bisa kembali ke suhu yang sebenarnya.
Termometer minimum ini digunakan untuk mengukur suhu terendah
dalam satu hari pada suatu tempat tertentu. Termometer minimum tidak
menggunakan air raksa, namun menggunaan Alkohol. Hal ini dikarenakan
karakteristik alkohol yang cocok untuk mengukur suhu rendah karena titik beku
alkohol yang lebih rendah daripada air raksa. Prinsip kerjanya adalah meggunakan
indeks. Saat suhu turun, indeks akan terdorong oleh alkohol menuju nilai suhu
tertentu, sedangkan saat naik, alkohol akan mengembang sedangkan indeks akan
tetap pada suhu terendah tersebut.
4. Alat Pengukur Temperatur dan Kelembaban Udara
(Thermohygrograph)

Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara
secara otomatis. Dengan menggunakan pias kertas sebagai hasil yang dilihat,
kemudian dibagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu (bagian atas kertas) dan
pengukur kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan menggunakan sebuah
sensor, maka grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat
peka terhadap suhu sekitar, dimana mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan
menyusut jika suhu rendah.

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 45


HIDROLOGI
2019

Cara Kerja :
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan
(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari
tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan
pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat
dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa
terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang
konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika
matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak
pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputusputus, maka
jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-
bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.
5. Panci Penguapan

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Dan


berfungsi sebagai pengukur penguapan air langsung. Makin luas permukaan
panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya
terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.
Dilengkapi alat-alat lainnya yaitu:
a. Alat meletakkan Hook Gauge
b. Alat pengukur tinggi permukaan air
c. Thermometer apung (max dan min)
D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 46
HIDROLOGI
2019

d. Cup counter anemometer.

Cara kerja alat tersebut


Dengan adanya penguapan, permukaan air pada panic akan berkurang.
Pengukuran dilakukan dalam Hook Gauge (Still Well) yang terdapat lubang pada
dasarnya untuk jalan masuk air. Jumlah air yang menguap dalam jangka waktu
tertentu diukur dengan menggunakan Hook Gauge dengan merubah letak ujung
jarum sampai menyentuh permukaan air. Pengamatan dilakukan dengan mencatat
hasil pengukuran perubahan tinggi air pada panic penguapan, pencatatan
kecepatan angina rata-rata dari cup counter anemometer serta pencatatan jumlah
curah hujan OBS yang terpasang. Bila terjadi hujan dan masih mungkin dilakukan
pengukuran, pengukuran tetap dilakukan dan penghitungannya menambahkan
jumlah curah hujan yang terjadi dalam penghitungan selisih tinggi permukaan air.
6. Thermometer Apung

Thermometer ini merupakan bagian/ kelengkapan dari alat evaporasi panci


terbuka. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi di
permukaan bumi/ tanah. Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air
raksa) dan thermometer minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air
didapat dengan menambahkan suhu makimum dan minimum, kemudian dibagi
dua. Letak thermometer harus terapung tepat di permukaan air, sehingga
dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan melakang yang terbuat dari
bahan yang tahan air/ karat (biasanya almunium). Setelah dilakukan pembacaan,

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 47


HIDROLOGI
2019

posisi indek pada thermometer minimum harus dikembalikan ke suhu actual


dengan memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer maksimum, tinggi air
raksa juga dikembalikan pada suhu actual dengan menggunakan magnet.

7. Cup Counter ANEMOMETER

Alat ini berfungsi sebagai alat mengukur kecepatan angina rata-rata harian.
Untuk satuan pada alat ini yaitu km/jam. Cara kerja anemometer tersebut sama
halnya seperti speedometer.
8. Penakar Hujan Otomatis (Tipe Hellman)

Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat
sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul
dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta
tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena
yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung.

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 48


HIDROLOGI
2019

Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam
yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir
penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau
melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai
ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan
pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah
curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis
vertikal yang terdapat pada pias.
9. Anemometer

Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter
anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller sensor
untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk
pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter
dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali
dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang
anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana
salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar
labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang
anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 49


HIDROLOGI
2019

ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-


ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
10. Cambles Stoke

Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan


(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari
tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan
pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat
dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa
terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang
konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika
matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak
pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka
jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-
bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 50


HIDROLOGI
2019

11. Optic Theodolit

Adalah instrument/alat yang dirancang untuk pengukuran sudut mendatar


yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut vertical. Dimana sudut-sudut
tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara titik
lapangan (azimuth dan elevasi).
12. Automatic Weather Station (AWS)

Alat ini berfungsi sebagai mengumpulkan data cuaca secara otomatis serta
diproses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi
dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan
bagian-bagian lainnya.
Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan
angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 51


HIDROLOGI
2019

13. Anemometer 10 meter

Anemograf merupakan salah satu jenis anemometer dengan tinggi 10


meter. Fungsi dari alat ini digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin.
Komponen-komponen alat :
 Tiga buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin.
 Angka counter di bawah tiga mangkok yang mencatat perputaran
mangkok tersebut.
 Tiang pipa besi setinggi ( ½ m, 2 m, 10 m) dari permukaan tanah, untuk
memasang alat tersebut
Cara kerja:
Angin yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan angin
akan ditunjukkan oleh spidometer yang tertera pada alat. Anemometer berupa
baling-baling yang as nya dihubungkan dengan dinamo penghasil arus listrik. Apa
bila angin bertiup baling-baling akan berputar dan memutar dinamo dan akan
diperoleh arus listrik

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 52


HIDROLOGI
2019

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil kunjungan di BMKG dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Setiap alat memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda.
2. Alat yang dioperasikan disana, dipasang di tempat terbuka/lapang.
3. Pengamatan untuk mengukur unsur iklim atau cuaca disesuaikan dengan
kerja masing-masing alat ukur.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber yanag lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 53


HIDROLOGI
2019

DAFTAR PUSTAKA

http://farensapetanisukses1.blogspot.com/2012/03/automatic-weather-
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat
http://www.bmkg.go.od/bmkg_pusat/meteorologi/Prakiraan_Cuaca_Propinsi.bmk
g?prop=10

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 54


HIDROLOGI
2019

LAMPIRAN

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 55


HIDROLOGI
2019

D – III Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi 56

Anda mungkin juga menyukai