Anda di halaman 1dari 82

PENGAWASAN TEMPAT TEMPAT UMUM (TTU)

No. Dokumen : 473 / 1 / SOP-KL /


PKM-KTP / 2018
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS Ttd dr. Meliati Saur Sinaga
NIP.
KETAPANG
197709052006042030
1. Pengertian  Merupakan kegiatan pengawasan TTU agar terciptanya kondisi TTU yang
memenuhi syarat kesehatan, bebas faktor risiko penyakit dan kecelakaan
terhadap masyarakat di dalam TTU maupun terhadap masyarakat disekitar / di
luar TTU tersebut.
 Tempat Tempat Umum (TTU) adalah tempat kegiatan bagi umum yang
dilaksanakan oleh badan pemerintah, swasta maupun perorangan yang
langsung digunakan oleh masyarakat serta memiliki fasilitas yang termasuk
dalam TTU adalah sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran, sarana
kesehatan dll.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan pemeriksaan dan
pembinaan terhadap masyarakat dan pengelola TTU sehingga tercipta kondisi TTU
yang memenuhi syarat kesehatan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ketapang Nomor : 473 / 1.1.1.1 / SK / PKM-KTP
/ 2018 tentang jenis jenis pelayanan, penanggung jawab dan pelaksana layanan
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 tentang Kesehatan Lingkungan tahun
2014
5. Prosedur a. Alat
b. Bahan
6. Langkah- 1. Petugas menyiapkan form IS, Surat Tugas
langkah 2. Petugas menentukan lokasi TTU yang akan diawasi / dibina
3. Petugas melakukan inspeksi TTU dan lingkungan sekitarnya
4. Petuags mencatat hasil inspeksi pada form inspeksi
5. Petugas menyampaikan hasil inspeksi kepada pengelola TTU (pembinaan dan
penyuluhan)
6. Petugas mencatat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil
kegiatan kepada Kepala Puskesmas
7. Bagan Alir

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Seluruh TTU yang ada di wilayah UPT Puskesmas Ketapang.

10. Dokumen  Blanko IS


terkait  Surat Tugas
 Laporan
Rekaman
Histori No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
INSPEKSI SANITASI SARANA AIR MINUM
No. Dokumen : 473 / 2 / SOP-KL /
PKM-KTP / 2018
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS Ttd dr. Meliati Saur Sinaga
NIP.
KETAPANG
197709052006042030
1. Pengertian 
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah- 7.
langkah
7. Bagan Alir

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait

10. Dokumen 
terkait

Rekaman
Histori No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
CONTOH SOP PELAYANAN GIZI DI POSYANDU

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SURADE

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Bidang PELAYANAN GIZI DI POSYANDU


Pelayanan ( PEMANTAUAN PERTUMBUHAN )
Kesehatan No Dok : No Rev : Halaman :
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan
Pelayanan Gizi Kepala Puskesmas Surade
Dinkes Kab. Sukabumi

HJ.HODIJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001

Pengertian : Serangkaian kegiatan yang terdiri dari penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui
penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan
berdasarkan hasil penimbangan berat badan dan menindaklanjuti setiap setiap kasus gangguan
pertumbuhan

Tujuan : Mencegah memburuknya keadaan gizi, sebagai upaya meningkatkan keadaan gizi dan
mempertahankan keadaan gizi yang baik

Kebijakan : Pedomam kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi ( TPG ) Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2010

etugas : Tenaga Pelaksana Gizi ( TPG )

elaksanaan : Sesuai jadwal posyandu

Persiapan : 1. Bersama lintas program membuat jadwal posyandu


2. Merencanakan dan mendistribusikan sarana posyandu

Prosedur : Memantau dan membina proses kegiatan penimbangan balita di posyandu


- Penimbangan dilaksanakan secara rutin setiap bulan
- Adanya data hasil penimbangan (SKDNTOB, BGM)
KONSELING MENYUSUI

SOP

No dokumen

: No revisi

: Tanggal terbit

: Halaman : dr. DELLY MULYATI


NIP 196711282002122002

1. Pengertian Konseling dalam upaya untuk memberikan informasi dan membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi ibu dalam proses menyusui

2. Tujuan 1. Sebagai kerangka acuan dalam melakukan konseling menyusui 2. Meningkatkan pengetahuan ibu
dalam proses menyusui 3. Membantu menyelesaikan masalah menyusui pada ibu menyusui yang dihadapi

3. Kebijakan 1. Undang-undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif 3. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Tahun 2014

4. Referensi 5. Alat dan Bahan Paket Peragaan laktasi,botol untuk menampung susu
6.Prosedur/Langkah-langkah 1. Petugas menerima pasien yang mempunyai masalah dalam menyusui
yang dirujuk dari BP Umum, Poliklinik MTBS, Poliklinik KIA, Posyandu dan klien umum 2. Petugas
melakukan wawancara untuk mencari faktor penyebab masalah pasien 3. Mengetahui dan menetapkan
faktor-faktor penyebab masalah pasien dalam proses menyusui 4. Bila diperlukan tindakan dan intervensi
lebih lanjut pasien dapat dirujuk kembali ke poliklinik yang merujuk Rumah Sakit
(apabila menolak dirujuk pasien dan atau keluarga pasien harus menandatangani Blangko Penolakan)
5. Petugas memberikan penyuluhan terkait faktor gizi yang menjadi kemungkinan penyebab
masalah pada pasien dengan metode Konsultasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) 6. Memberikan
brosur gizi terkait masalah pasien (bila perlu)

7
1
0
2
H
T
D
S
IZ
M
O
JP
U
C
K
G
N
A
R
E
:7
5
2
<
R
B
K
0
3
fS
G
o
yw
()b
,m
n
ku
p
rjd
izte
g
slh
a
M
L
U
H
A
D
N
E
.P
1
KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI
PEMBERIAN VITAMIN A BALITA

A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya perbaikan
gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat,
antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi
dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan
ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh
pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program pemberian
vitamin A pada balita 6-59 bulan.

B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak ke depan jika kesehatan
terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas
dan angka harapan hidup masyarakat.
Salah satu masalah gizi utama di lndonesia adalah kekurangan vitamin A.
Capaian pemberian vitamin A di Puskesmas .................. tahun 2015 adalah 100%.
Untuk pencegahan kurang vitamin A pada balita maka dilakukan distribusi vitamin A
pada bulan Februari dan Agustus.

C. Maksud dan Tujuan


1. Tujuan umum
Meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian vitamin A melalui pembinaan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik.
2. Tujuan khusus
· Memberikan kapsul vitamin A sesuai umur balita yaitu balita 6-11 blan kapsul warna
biru (100.000 IU) dan balita 12-59 bulan kapsul warna merah (200.000 IU).
· Semua bayi 6-11 bulan dan balita usia 11-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
.................. mendapatkan vitamin A
D. Tata Nilai Program
Pelaksana dalam melaksanakan kegiatan program memperhatikan sosial budaya dasar
masyarakat di wilayah kerja.

E. Tata Hubungan Kerja (Peran Lintas Upaya dan Lintas Sektor)


No Lintas Upaya dan Peran
Lintas Sektor
1 Bidan Membagikan vit A di posyandu balita setiap
Februari dan Agustus (vit A biru umur 6-11
bulan, vit A merah 12-59 bulan)

2 Kader Membantu memberikan vit A

F. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
Pemberian vitamin A
2. Rincian Kegiatan
a. Perencanaan meliputi data jumlah sasaran, jadwal pelaksanaan
b. Pengadaan vitamin A
c. Pelaksanaan Distribusi vitamin A di posyandu dan sweeping balita yang tidak datang ke
posyandu
d. Monitoring dan evaluasi

G. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan pemberian kapsul vitamin A pada balita di Posyandu dilakukan dengan cara:
1. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran vitamin A
2. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan vitamin A melalui bidang Farmasi Puskesmas
3. Petugas gizi mendistribusikan kapsul vitamin A ke bidan desa saat rapat koordinasi
bidan
4. Bidan mendistribusikan kapsul vitamin A ke sasaran (balita 6-59 bulan) di posyandu
5. Kader melakukan sweeping balita yang tidak datang ke posyandu
6. Bidan melaporkan hasil distribusi kapsul vitamin A ke petugas gizi puskesmas.
7. Petugas gizi merekap laporan dari posyandu dan melaporkan hasil kegiatan kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten.

H. Sasaran
Sasaran pemberian kapsul vitamin A di Posyandu (vit A biru umur bayi umur 6-
11 bulan, vit A merah umur 12 -59 bulan)

I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan pemberian kapsul vitamin A di Posyandu dilaksanakan pada bulan
Februari dan Agustus 2015.

J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan ke
koordinator program UKM dan kepala puskesmas.

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas .................. dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten ...................
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
BAGI IBU HAMIL
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/008/201
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 201
Halaman : 1/1
UPT Puskesmas dr.
..................
1.Pengertian Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil 90 tablet selama masa kehamilan
2.Tujuan Mencegah anemia gizi besi pada ibu hamil
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/201 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi, Kemenkes RI, 2012
5.Prosedur 1. Persiapan
a. Menyiapkan data jumlah sasaran ibu hamil
b. Mengecek ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD)
c. Menghitung kebutuhan TTD
d. Mengajukan kebutuhan TTD
e. Membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
a. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat mendistribusikan TTD melalui Ruang KIA dan
ke bidan desa sesuai dengan kebutuhan setiap bulan
b. Mencatat hasil distribusi TTD bersama bidan desa setiap bulan
c. Tim UKS melakukan pemantauan kepatuhan ratri mengkonsumsi TTD
d. Melaporkan hasil distribusi dan pemberian TTD setiap bulan dengan Form Stok Obat Gizi
ke DKK

6.Bagan Alir

Bagan Alir Pemberian Tablet Tambah Darah Ibu Hamil Daftar Tilik
7.Unit Terkait · Ruang KIA
· Ruang Obat
· Bidan Desa
8.Dokumen Terkait Data sasaran, laporan stock obat gizi
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH BAGI
IBU HAMIL
No. : 068.2/UKM-GZ/008/201
Dokumen
No. :0
DAFTAR TILIK Revisi
Tgl. : 2 Mei 2016
Terbit
Halaman : 1/1
UPT Puskesmas
dr.
..................
No Kegiatan Ya Tidak TB
1 Apakah petgas gizi menyiapkan data jumlah sasaran ?
2 Apakah petugas gizi mengecek ketersediaan Tablet Tambah
Darah (TTD)?
3 Apakah petugas gizi menghitung kebutuhan TTD ?
4 Apakah petugas gizi mengajukan kebutuhan TTD ?
5 Apakah petugas gizi membuat rencana distribusi ?
6 Apakah petugas gizi bekerjasama dengan petugas pengelola
obat mendistribusikan TTD melalui Ruang KIA dan ke bidan
desa sesuai dengan kebutuhan setiap bulan ?
7 Apakah petugas gizi mencatat hasil distribusi TTD bersama Tim
UKS setiap bulan ?
8 Apakah petugas gizi melaporkan hasil distribusi dan pemberian
TTD setiap bulan dengan Form Stok Obat Gizi ke DKK ?
Jumlah

CR : …………………..%

.................., ……………………..
Pelaksana/Auditor
(…………………………………..)
PEDOMAN UPAYA PELAYANAN GIZI
UPT PUSKESMAS ..................
TAHUN 201

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan tujuan
perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Mutu
gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan profesional di semua institusi pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanan
kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di puskesmas, baik rawat inap maupun
rawat jalan. Pendekatan gizi ditakukan melalui kegiatan spesifik dan sensitif, sehingga
peran program dan sektor terkait harus sinergis.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam
gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan
di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan
dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung umumnya
pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.
Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di puskesmas diperlukan pelayanan yang bermutu,
sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan mempercepat proses
penyembuhan pasien.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan dalam melaksankaan pelayanan gizi di puskesmas dan jejarinya.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi, peran dan fungsi ketenagaan, sarana
dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya.
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu di Puskesmas
dan jejaringnya
c. Tersedianya acuan bagi teanga gizi puskesmas untuk bekerja sama secara profesional
memeberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien/kelien di puskesmas dan
jejaringnya.
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di puskesmas dan
jejaringnya.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Kebijakan Pelayanan Gizi di Puskesmas

2. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung


3. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
4. Pencatatan dan Pelaporan
5. Monitoring dan evaluasi

D. Batasan Operasional
1. Asuhan gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/ terstruktur untuk identifikasi
kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal sescara individual melalui pengembangan,
penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan berbagai
area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi gizi/pendidikan gizi adalah serangkaaian kegiatan penyampaian pesan-pesan
gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanmkan dan
meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya
terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk
kelompok atau golongan masyarakat masal dan target yang diharapkan adalah
pemahaman perilaku aspek ksehatan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari bahan
sitentis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan sauan tertentu sesuai dengan
kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien rawat inap maupun
pengunjung rawat jalan.
5. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan.
6. Gizi klinik adalah suatu ilmu yang mempelajaria tentang hubungan antara makanan,
kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana dicerna,
diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan, dan dikeluarkan dari tubuh.
7. Kegiatan spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan
khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini pada
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi, PMT ibu hamil dan balita,
monitoring pertumbuhan balita di posyandu, suplemen tablet tambah darah (TTD),
promosi ASI eksklusif, MP-ASI, dsb. Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya
dapat dicatat dalam waktu relatif pendek.
8. Kegiatan sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.
Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 100 HPK. Namun apabila
direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik dampaknya sensitif
terhadap proses keselematan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK.
9. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
10. Mutu pelayanan gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari petugas
maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien.
11. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara
penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang
pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarkaat maupun puskesmas dan unit
pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi.,

12. Pasien/klien adalah pengunjung puskesmas/tenaga kesehatan baik rawat inap maupun
rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan atau gizi.
13. Pasien beresiko malnutrisi adalah pasien dengan status gizi buruk, gizi kurang, atau gizi
lebih, mengalami penurunan asupan makan, penurunan berat badan, dll.
14. Pasien kondisi khusus adalah pasien DM, hipertensi, TBC.
15. Pelayanan gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik pada masyarkaat,
kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi, dan evaluasi gizi,
makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi
sehat atau sakti diselenggarakan baik di dalam maupun luar gedung.
16. Pelayanan gizi di puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaukan di wilayah unit kerja puskesmas.
17. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan
tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
18. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penignkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
19. Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi, internvensi,
dan monitoring dan evaluasi kepada pasien/klien rawat jalan, intervensi gizi rawat jalan
apda umumnya berupa kegiatan konseling gizi dan dietetik dan atau penyuluhan gizi.
20. Rencana diet adalah kebutuhan zat gizi pasien/klien yang dihitung berdasarkan status
gizi, digenerasi penyakit, dan kondisi kesehatannya.
21. Rujukan gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi yang memberikan pelimpahan
wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi baik, vertikal maupun
horizontal.
22. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
23. Skrining gizi adalah tindakan penampisan untuk mengetahui apakah seorang pasien
beresiko malnutrisi, tidak beresiko malnutrisi atau kondisi khusus.
24. Tenaga gizi puskesmas adalah tenaga gizi yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas
perbaikan gizi di puskesmas. Apabila tidak tersedia tenaga gizi maka pelaksanaan
tugas perbaikan gizi di puskesmas dapat dilakuakn oleh tenaga pelaksana gizi yang
berasal dari tenaga kesehatan lainnya sepserti perawat atau bidan.
25. Terapi diet adalah pelayanan dieteteik yang merupakan bagian dari terapi gizi.
26. Tim asuhan gizi puskesmas adalah sekelompok tenaga kesehatan di puskesmas yang
terkait dengan pelayanan gizi terdiri dari dokter, tenaga gizi, perawat dan atau bidan
dari setiap unit pelayanan yang bertugas menyelenggarakan asuhan gizi untuk
mencapai pelayanan paripurna yang bermutu.
E. Landasan Hukum

Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan gizi di puskesmas diperlukan peraturan


perundang-undangan pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan perundang-
undangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif
4. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi.
5. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang Standar Pelayanan
Puskesmas Perawatan.
7. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No. 894/Menkes/ SKB/VIII/2001 dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara No. 35 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1995/MENKES/ SK/XII/2010 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/ VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
10. P:eraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi
yang dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 26 Tahun 2013 tentang Praktik Tenaga Gizi

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualitas Sumber Daya Manusia / SDM


Tenaga gizi puskesmas diharapkan telah mengikuti pelatihan terkait gizi, seperti
Pelatihan, Tatalaksana Anak Gizi Buruk (TAGB), pelatihan Konselor ASI, Pelatihan
Pemantauan Pertumbuhan, dll.
Kegiatan dalam rangka perbaikan gizi yang menjadi tanggung jawab puskesmas
dilakukan oleh TPG dengan latar belakang pendidikan gizi.
B. Distribusi Ketenagaan
No Nama Jabatan Kualifikasi Formal dan Waktu Jumlah
Informal Kerja SDM
1 Petugas Gizi Minimal Lulus DIII Gizi 6 hari
Puskesmas - Pelatihan Tatalaksana Anak kerja
Gizi Buruk
- Pelatihan Konselor ASI
- Pelatihan Pemantauan dan
Pertumbuhan

C. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Petugas Sasaran Lokasi Waktu Pelaksanaan
1 Asuhan Gizi Nutrisionis Paisen/Klien Puskesmas Apabila ada pasien
beresiko masalah gizi,
dirujuk untuk
mendapatkan asuhan
gizi
No Kegiatan Petugas Sasaran Lokasi Waktu Pelaksanaan
2 Edukasi Gizi Dokter, Kelompok Posyandu Setiap bulan
Petugas Masyarakat Kelas Ibu 1 tahun sekali, 4 kali
Gizi, pertemuan
Promkes, Sekolah 1 tahun sekali
Bidan
3 Konseling ASI Petugas Ibu Hamil, Puskemas Setiap ada klien ibu
Eksklusif Gizi, Bidan atau Posyandu hamil dan ibu
yang sudah keluarga, kelas Ibu menyusui yang
mengikuti kelompok bermasalah dalam
pelatihan masyarakat menyusui.
konselor ibu yang Terintegrasi dengan
ASI mempunyai program dalam kelas
anak usia 0- balita dan kelas ibu
24 bulan
4 Pengelolaan Petugas Kader Posyandu Setiap bulan
pemantauan gizi, bidan posyandu
pertumbuhan di desa
posyandu
5 Pengelolaan Petugas Bayi dan Posyandu Bulan Februari dan
Pemberian gizi, bidan balita Agustus
Vitamin A desa Ibu nifas Puskesmas Setiap bulan

6 Pengelolaan Petugas Ibu hamil dan Puskesmas Setiap bulan


Pemberian Tablet gizi, bidan, ibu nifas, ratri Posyandu
Tambah Darah pengelola Praktek
(TTD) untuk ibu obat Bidan
hamil, ibu nifas Sekolah
dan ratri
7 Edukasi dalam Petugas Remaja putri, Sekolah Setahun sekali
rangka gizi, tenaga WUS
pencegahan kesehatan
enemia pada lainnya
remaja putri dan
WUS
8 Pengelolaan Petugas Balita gizi Masyarakat/ Pemberian PMT
pemberian MP- gizi, bidan, buruk, balita klien selama 90 hari makan
ASI dan PMT- kader gizi kurang, anak dan 90 hari
Pemulihan ibu hamil KEK makan bumil
pemantauan
dilaksanakan selama
pemberian dan
sesudah pemberian
9 Surveilens gizi Petugas Bayi, balita, Masyarakat Setahun sekali
- Operasi timbang gizi, bidan, remaja, anak
- Pemantauan kader sekolah, 2 kali setahun
No Kegiatan Petugas Sasaran Lokasi Waktu Pelaksanaan
konsumsi garam WUS, ibu (Februari dan
beriodium di hamil, ibu Agustus)
rumah tangga menyusui,
lansia
10 Skrening GAKY Petugas Ibu hamil, Masyarakat/ Dilakukan skrening
gizi bayi, balita, klien GAKY pada bayi,
WUS balita, ibu hamil dan
WUS yang suspeck
GAKY
11 Kerjasama lintas Petugas Lintas sektor, Puskesmas 3 bulan sekali untuk
sektor dan lintas gizi lintas lintas sektor, sebulan
program program sekali untuk lintas
program di Minlok
Puskesmas
12 Penyelenggaraan Petugas Pasien rawat Puskesmas Setiap hari
makanan rawat gizi, Tata inap
inap boga,
Petugas
dapur

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan Konsultasi Gizi

B. Standar Fasilitas
1. Ruang Konsultasi Gizi
a. Letak
Letak ruang konsultasi gizi meruapkan ruang konseling bersama di ruang promosi
kesehatan, berada pada bagian depan puskesmas, area publik, bersamaan dengan
berdekatan dengan klinik-klinik lainnya yang mempunyai akses langsung dengan
lingkungan luar puskesmas.
b. Persyaratan Ruang
1) Luas : luas ruangan konsultasi gizi adalah 3 m x 3 m
2) Atap : atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana, tidak bocor, tahan lama dan
tidak menjadi tempat perindukan vektor.
3) Langit-langit: langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan,
ketinggian langi-langit dari lantai minimal 2,8 m.
4) Dinding: material dinding harus keras, tidak berpori/tidak berserat, tidak menyebabkan
silau, kedap air, mudah dibersihkan, dan tidak ada sambungan agar mudah
dibersihkan.
5) Lantai :material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang,
mudah dibersihkan.
6) Pintu dan jendela: lebar bukaan pintu minimal 190 cm, bukaan jendela diupayakan
dapat dibuka secara maksimal.

c. Persyaratan prasarana
1) Sanitasi
Pada ruangankonsultasi gizi sebaiknya disediakan wastafel dengan debit air mengalir
yang cukup. Dilengkapi pula dengan tempat sampah yang tertutup.
2) Ventilasi
Ventilasi harus cukup agar sirkulasi udara dalam ruangan tetap terjaga. Jumlah bukaan
ventilasi sebaiknya 15% terhadap luas lantai ruangan. Arah bukaan ventilasi tidak boleh
berdekatan dengan tempat pembuangan sampah, toilet dan sumber penularan
penyakit lainnya.
3) Pencahayaan
Pada siang hari sebaiknya menggunakan pencahayaan alami. Intensitas cahaya cukup
agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
4) Listrik
Tersedia kotak kontak yang aman untuk peralatan perlengkapan.
d. Persyaratan peralatan perlengkapan
Peraltan perlengkapan yang disediakan pada ruangan konsultasi gizi antara lain:
1) Meja
2) Kursi
3) Media KIE (poster, brosur makanan sehat sesuai kelompok umur, brosur diet penyakit,
dll)
4) Standar makanan diet, standar pemantauan pertumbuhan baita dan anak, tabel IMT, dll.
5) Food model
6) Daftar penukar bahan makanan
7) Alat ukur antropometri (timbangan berat badan, mocrotois, pita lila, dll)
2. Ruang Produksi Makanan
a. letak
1) strategi dan mudah dicapai dari ruang perawatan.
2) Mudah dicapai oleh kendaraan yang membawa bahan makanan.
3) Tidak berdekatan dengan tempat pembuangan sampah (TPS), toilet, dan sumber
penularan lainnya.
b. Persyaratan Ruang
Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang produksi makanan adalah sebagai
berikut:
1) Tata ruang produksi makanan puskesmas rawat inap harus memperhatikan alur (flow)
kegiatan mulai dari penerimaan, penyimpanan, persiapan dan pengolahan bahan
makanan, penyajian makanan, sapmai dengan pencucian alat dan penyimpanan
perlengkapan.
2) Luas ruang produksi makanan harus sesuai dengan kebutuhan dan diperhitungkan
kemungkinan perluasannya di masa mendatang. Ruang produksi makanan di
puskesmas rawat inap minimal mempunyai luas ruangan 3m x 3m yang dapat
memfasilitasi beberapa area, yang terdiri dari:
a) Area penerimaan bahan makanan
(1) Pada area ini dilaksanakan kegiatan pencatatan dan pengujian kualitas dan kuantitas
bahan makanan.
(2) Area ini dilengkapi dengan meja untuk pencatatan bahan makanan masuk, alat uji
kuantitas.
b) Area penyimpanan bahan makanan
Area penyimpanan bahan makanan dibedakan menjadi 2, yaitu:
(1) Tempat penyimpanan bahan makanan segar/ basah (lemari pendingin dengan suhu
antara -5 s/d 100 C)
(2) Tempat penyimpanan bahan makanan kering (lemari/rak tertutup)
c) Area persiapan dan pengolahan bahan makanan
(1) Kegiatan yang dilakukan mulai dari membersihkan dan memotong bahan makanan,
mempersiapkan bumbu, sampai dengan pengolahan/memasak bahan makanan.
(2) Pada area ini perlu disediakan meja kerja yang dilengkapi bak cucu (snik)., meja kerja
harus cukup untuk menyiapkan bahan makanan dan meletakkan kompor, penanak
nasi, blender, oven, dll.
(3) Meja kerja memiliki ketinggian 60 s.d. 80 cm di atas permukaan lantai, terbuat dari
bahan yang mudah dibersihkan, tidak mudah berkarat, tidak mudah berjamur (contoh:
meja stainless steel, meja cor yang dilapis keramik, dll)
d) Area penyajian makanan
e) Area pencucian dan penyimpanan alat
Pada area ini harus dilengkapi bak cuci dan lemari/ rak alat
c. Persyaratan komponen bangunan adalah sebagai berikut:
1) Atap : tap harus kuat, tidak bocor, material atap tidak mudah terbakar dan tidak menjadi
tempat perindukan vektor.
2) Langit-langit: ketinggian plafon sebaiknya dapat membuat kalor panas tersirkulasi
dengan baik.
3) Dinding: bahan dinding tahan air, tidak mudah terbakar dan mudah dibersihkan.
4) Lantai: bahan penutup lantai kuat, permukaan rata, tidak licin, tahan terhadap air dan
mudah dibersihkan.
5) Pintu dan jendela: material pintu dan jendela tidak mudah terbakar dan tidak dapat
memungkinkan vektor masuk
Layout ruang produksi makanan
SOP PMT Pemulihan Gizi Kurang Buruk
,SOP Pemberian Tablet Tambah Darah
Remaja Putri Daftar Tilik
Tags
Kesehatan
PEMBERIAN PMT PEMULIHAN BALITA
GIZI KURANG DAN GIZI BURUK
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/006/201
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 201
Halaman : 1/2
UPT dr.
Puskesmas
..................
1.Pengertian Pemberian PMT Pemulihan adalah serangkaian kegiatan pemberian PMT kepada
balita gizi kurang/buruk mulai dari perencanaan, pengadaan, distribusi dan
pemantauan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemberian PMT Pemulihan Balita
Gizi Kurang/Gizi BUruk di Puskesmas ..................
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA,
Kemenkes RI tahun 2014
5.Prosedur a. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran balita gizi kurang/buruk
penerima bantuan PMT-P
b. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan PMT-P
c. Pengadaan bahan makanan PMT-P
d. Petugas gizi melakukan distribusi PMT-P ke sasaran dengan cara kunjungan
rumah
e. Petugas gizi memberikan edukasi dan mencatat pemberian PMT-P
f. Petugas gizi melakukan monitoring dan evaluasi
g. Petugas gizi Melaporkan hasil kegiatan pemberian PMT-P ke Dinas Kesehatan
Kabupaten

6.Bagan Alir
Bagan Alir PMT Pemulihan Gizi Kurang Buruk
7.Unit Terkait KIA
8.Dokumen Blangko penerimaan PMT-P, Rekapitulasi Pemantauan PMT-P
Terkait
9.Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Historis .
Perubahan
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
BAGI REMAJA PUTRI
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/007/2016
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 2016
Halaman : 1/2
UPT dr
Puskesmas
..................
1.Pengertian Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada remaja putri usia 12-18 tahun di institusi pendidikan
SMA atau sederajad dengan dosis I tablet per minggu
2.Tujuan Mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi a. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi, Kemenkes RI, 2012
b. Surat Edaran No HK.,03.03N/0595/2016 Tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur

5.Prosedur 1. Persiapan
a. Petugas gizi menyiapkan data jumlah sasaran
b. Petugas gizi mengecek ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD)
c. Petugas gizi menghitung kebutuhan TTD
d. Petugas gizi mengajukan kebutuhan TTD
e. Petugas gizi membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
a. Petugas gizi melakukan distribusi TTD ke sekolah melalui kegiatan UKS sesuai dengan
kebutuhan setiap bulan
b. Mencatat hasil distribusi TTD bersama Tim UKS setiap bulan
c. Tim UKS melakukan pemantauan kepatuhan ratri mengkonsumsi TTD
d. Melaporkan hasil distribusi dan pemberian TTD setiap bulan dengan Form Stok Obat Gizi ke
DKK

6.Bagan Alir

Bagan Alir Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri


7.Unit Terkait · Ruang obat
· KIA

8.Dokumen Data sasaran, laporan stock obat gizi


Terkait
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH BAGI
REMAJA PUTRI
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/007/2016
DAFTAR No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 2 Mei 2016
TILIK Halaman : 1/1
UPT dr
Puskesmas
..................
No Kegiatan Ya Tidak TB
1 Apakah petgas gizi menyiapkan data jumlah sasaran ?
2 Apakah petugas gizi mengecek ketersediaan Tablet Tambah
Darah (TTD)?
3 Apakah petugas gizi menghitung kebutuhan TTD ?
4 Apakah petugas gizi mengajukan kebutuhan TTD ?
5 Apakah petugas gizi membuat rencana distribusi ?
6 Apakah petugas gizi melakukan distribusi TTD ke sekolah
melalui kegiatan UKS sesuai dengan kebutuhan setiap
bulan?
7 Apakah petugas gizi mencatat hasil distribusi TTD bersama
Tim UKS setiap bulan ?
8 Apakah tim UKS melakukan pemantauan kepatuhan ratri
mengkonsurnsi TTD ?
9 Apakah petugas gizi melaporkan hasil distribusi dan
pemberian TTD setiap bulan dengan Form Stok Obat Gizi ke
DKK ?
Jumlah

CR : …………………..%

.................., ……………………..
Pelaksana/Auditor

(…………………………………..)
KERANGKA ACUAN CARA MENDAPATKAN UMPAN BALIK, PEMBAHASAN DAN
TINDAK LANJUT TERHADAP UMPAN BALIK MASYARAKAT

A.PENDAHULUAN
Tata cara mendapatkan umpan balik, pembahasan dan tindak lanjut terhadap
umpan balik adalah mekanisme penerimaan keluhan dan umpan balik pelanggan terkait
pelayanan di Puskesmas.untuk mendapat umpan balik ,pembahasan dan tindak lanjut
terhadap umpan balik masyarakat adalah dengan cara pengumpulan informasi dalam
rangka mengetahui harapan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas. Cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan informasi umpan balik masyarakat adalah melalui
kueisioner yang dibagikan ke masyarakat,SMD,MMD,minilokarrya lintas sektoral.
Pembicaraan umpan balik pembahasan dan tindak lanjut terhadap masyarakat
dilaksanakan oleh coordinator UKM yang ditunjukoleh kepala Puskesmas Untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan diperlukan umpan
balik dari masyarakat dan sasaran kegiatan untuk melakukan penyesuaian dan
perbaikan –perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan –kegiatan upaya Puskesmas.
Umpan balik dapat diperoleh melalui pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan
tokoh masyarakat,kelompok masyarakat atau individu yang merupakansasaran
program melalui forum-forum yang ada.

B.TUJUAN
Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengumpulan informasi harapan
pelanggan dan tindak lanjut terhadap umpan balik masyarakat tentang kepuasan dan
mutu pelayanan.

C.TUJUAN KHUSUS
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan cara mendapatkan umpan balik,
pembahasan .
Informasi keluhan dan umpan balik masyarakat diterima dan dikelola dengan baik
guna perbaikan pelayanan Puskesmas.

D.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


a. Melalui Tatap muka denga pelanggan
1.Petugas memperkenalkan diri
2.Petugas menanyakan identitas pelanggan,dan mempersilahkan pelanggan
menyampaikan keluhan.
3.Petugs mendengarkandan berusaha mengerti apa yang sedang dikeluhka oleh
pelanggan.
4.Petugas merespon keluhan dan umpan balik pelanggan dengan cara yang bersahabat.
5.Petugas mencari akar permasalahan dan menyelesaikan permasalahan disertai
penjelasan kepada pelanggan untuk masalah yang langsung dapat diselesaikan.
6.Petugas menampung informasi keluhan pelanggan untuk dibahas ditingkat
pimpinan,bagi masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan memberikan penjelasan
kepada pelanggan.
7.Petugas melakukan pembahasan ditingkat pimpinan.
8.Petugas menyusun rencana perbaikan
9.Petugas melakukan upaya perbaikan
10.Petugas mendokumentasikan semua hasil kegiatan.
b. Melalui Pembagian kueisioner.
1.Petugas memperkenlkan diri
2.Menjelaskan mahsud dan tujuan
3.Membagikan kueisioner
4.Menjelaskantata cara pengisian kueisioner
5.Mengumpulkan kueisioner yang telah diisi oleh pelanggan
6.Petugas melakukan pembahasan ditingkat pimpinan.
7.Petugas menyusun rencana perbaikan.
8.Petugas melakukan upaya perbaikan.
9.Petugas mendokumentasikan semua hasil kegiatan.

E.SASARAN
Sasaran umpan balik ini berasal dari Masyarakat yang berasal dari wilayah kerja
UPT Puskesmas .................

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No. KEGIATAN WAKTU KETERANGAN

1 SMD Maret,Oktober
2 MMD Maret,oktober
3 MINILOKAKARYA Maret,juli,oktober,Des
LINTAS SEKTORAL
4 PEMBAGIAN Maret
KUISIONER
G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
Kegiatan ini berjalan denga lancer serta ada respon yang baik dari masyarakat
atau sasaran.

H .PENCATATAN
Hasil kegiatan akan dijadikan sebuah laporan dan menjadi bahan acuan kegiatan
UKM di Puskesmas ..................

Kepala ................., 2017


UPT Puskesmas ................. Penanggung jawab UKM

.................................. ..........................
KUISIONER IDENTIFIKASI KEBUTUHAN MASYARAKAT
UPT PUSKESMAS ................
TAHUN 2017

Mohon memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih

A. PROGRAM KIA
1. Harapan masyarakat terhadap tenaga kesehatan dapat memantau jumlah ibu hamil,ibu
bersalin dan bayi,kegiatan yang sebaiknya dilakukan adalah :
a. Kunjungan ibu hamil sambil menempel stiker P4K
b. Mengumpulkan informasi dari kader/TOMA
c. Mengumpulkan informasi dari PKK
d. Lain-lain : Usulan...................................................................................
2. Untuk memantau kesehatan ibuhamil resiko tinggi ,sebaiknya dilaksanakan .....
a. Kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan
b. Menginformasikan kepada perangkat desa
c. Penyuluhan kepada ibu hamil
d. Lain-lain: Usulan....................................................................................
3. Untuk menelusuri penyebab kejadian kematian ibuhamil,ibu bersalin,bayi dan balita
sebaiknya dilakukan................
a. Dibiarkan saja
b. Kader melaporkan kepada bidan desa
c. Bidan melakukan kunjungan sesuai laporan masyarakat
d. Lain-lain: Usulan.................................................................................

4. Untuk meningkatkan kemampuan kader dibidang Kesehatan Ibu dan Anak sebaiknya
a. Penyuluhan kader
b. Reorganisasi kader
c. Refresing kader kesehatan
d. Lain-lain: Usulan.................................................................................
5. Supaya ibu hamil di wilayah Puskesmas ................ memahami tentang
kesehatan,bahaya kehamilan dan kebutuhan ibu hami maka........
a. Penyuluhan
b. Kelas Ibu hamil
c. Pendampingan Kder pada ibu hamil
d. Lain-lain : Usulan.................................................................................
6. Agar jumlah Pasangan Usia Subur dan Wanita Usia Subur memahami tentang manfaat
ber KB serta berpartisipasi menjadi akseptror KB
a. Penyuluhan KB di PKK
b. Kunjungan rumah bagi PUS belum KB
c. Kerjasama dengan TOMA,dan perangkat desa
d. Lain-lain: Usulan...................................................................................

B.PROGRAM GIZI
1. Untuk mencapai Kunjungan Posyandu 100% sebaiknya dilakukan
a. Kegiatan penimbangan ulang
b. Diminta datang pada kegitan Posyandu berikutnya
c. Kunjungan balita yang tidak datang ke Posyandu
d. Lain-lain: Usulan..................................................................................
2. Supaya program pemberian ASI Exclusif usia 0-6 bulan mencapai 100% maka
dibutuhkan
a. Penyuluhan ASI Exclusif
b. Pemantauan Pemberian ASI Exclusif
c. Kunjungan bayi dropout ASI Exclusif
d. Lain-lain : Usulan......................................................................................
3. Dalam memantau peredaran garam beryodium di masyarakat,sebaiknya
a. Pendataan Pasar
b. Pemantauan garam beryodium
c. Pemantaun Warung
d. Lain-lain; Usulan..............................................................................
4. Ditribusi pemberian Vitamin A pada bayi,balita pada bulan Februari Agustus agar tepat
sasaran,sebaiknya
a. Pemantauan distribusi Vit A
b. Pendataan Balita
c. Pemantauan balita usia 6-59 bulan
d. Lain-lain: Usulan.............................................................................
5. Untuk mengetahui status Gizi balita di wilayah desa,sebaiknya dilakukan
a. Pemantauan Balita
b. Pemantauan status Gizi Balita
c. Pendataan penimbangan
d. Lain-lain: Usulan................................................................................
6. Untuk memperbaiki balita gizi buruk dan ibu hamil KEK perlu dilaksanakan
a. Penyuluhan Gizi
b. Kunjungan dan pelacakan
c. Pemberian Makanan Tambahan
d. Lain-lain : Usulan................................................................................
C.PROGRAM KESLING
1. Kegiatan Puskesmas untuk meningkatkan program sanitasi pada institusi pendidikan
perkantoran dan kesehatan
a. Pemantauan secara rutin
b. Pemantauan oleh kader
c. Pemantauan Jentik oleh kader
d. Lain-lain : Usulan..........................................................................
2. Untuk meningkatkan pembinaan terhadap tempat pengelolaan makan /minum di
desa,maka program yang diharapkan
a. Pemantauan rutin oleh petugas
b. Penyuluhan dan pembinaan pengelola kantin sekolah
c. Pengambilan sample makanan untuk di periksa di puskesmas
d. Lain-lain: Usulan...........................................................................
3. Demi meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian Malaria melalui
Pemberantasan Sarang Nyamuk maka
a. Pemantauan jentik oleh kader
b. Pembentukan Juru Pemantau Jentik
c. Penyuluhan tentang pengendalian Malaria
d. Lain-lain: Usulan ........................................................................
4. Untuk mengetahui kondisi kualitas air di wilayah desa ,program yang dilaksanakan
a. Pengambilan sample air
b. Penyuluhan tanda air bersih
c. Pembinaan pengelolaan air
d. Lain-lain: Usulan.........................................................................
5. Kegiatan yang berkaitan dengan SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM )
maka kegiatan yang sebaiknya dilakukan
a. Refresing STBM
b. Pelatihan Cuci Tangan Pakai Sabun di sekolah
c. Pelatihan Cuci Tangan Pakai Sabun d Posyandu
d. Lain-lain: Usulan.........................................................................

D.PROGRAM P2P
1. AGAR pencapaian Imunisasi Dasar Lengkap 100% maka perlu
a. Pendataan Imunisasilengkap oleh kader
b. Imunisasi di Polindes
c. Penyuluhan Imunisasi Dasar Lengakpadi masyarakat
d. Lain-lain: Usulan..........................................................................
2. Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu setelah usia balita diperlukan
imunisasi lanjutan
a. Booster Balita
b. Lima Imunisasi Dasar Lengkap
c. Bulan Imunisasi Anak Sekolah
d. Lain-lain:Usulan..........................................................................
3. Untuk memastikan kejadian penyakit menular masyarakat ,agar dapat ditindak lanjuti
oleh petugas kesehatane seharusnya
a. Penyuluhan tentang penyakit menular
b. Penyelidikan kasus penyakit menular oleh petugas
c. Lapor kepala desa/bidan desa
d. Lain-lain: Usulan...........................................................................
4. Agar masyarakat mengetahui pengendalian penyebaran penyakit menular (Malaria,TBC
dll) perlu diadakan
a. Penyuluhan penyakit menular
b. Minum Obat teratur
c. Kerja bakti
d. Lain-lain :Usulan........................................................................
5. Guna membantu kader dan masyarakat memntau warga dengan sakit
tertentu,diperukan kegiatan
a. Kartu kontrol
b. Satgas pemantau penyakit
c. Perawatan kesehatan masyarakat oleh petugas
d. Lain-lain: Usulan......................................................................
E.PROGRAM PROMKES
1. Untuk mengaktifkan Desa Siaga ,diperlukan kegiatan
a. Reorganisasi pengurus
b. Pelatiahan Kader Desa Siaga
c. Penyuluhan kader
d. Lain-lain: Usulan........................................................................
2. Demi mengurangi angka kejadian pernikahan dini akibat kehamilan tidak diinginkan
,perlu dilaksanakan
a. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
b. Penyuluhan Resiko hamil usia muda
c. Penyuluhan Resiko kanker kandungan
d. Lain-lain: Usulan......................................................................
3. Untuk menekan angka kejadianHIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual di masyarakat
perlu dilakukan kegiatan
a. Penyuluhan Kegiatan Reproduksi
b. Penyuluhan HIV/AIDS
c. Penyuluhan KB
d. Lain-lain: Usulan...................................................................
4. Guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ber Perilaku Hidup Bersi dan Sehat
perlu dilaksanakan
a. Sosialisasi PHBS
b. Pemantauan PHBS
c. Sosialisasi bahaya merokok
d. Lain-lain : Usulan...................................................................
5. Supaya masyarakat mampu mawas diri terhadap permasalahan kesehatan di desa
,perlu
a. Pelatihan kader pelacakan masalah kesehatn di desa
b. Penyuluhan kesehatan
c. Mengadakan SMD /MMD
d. Lain-lain: Usulan..................................................................
SARAN

............................................................................................................................................
..............................................................................................
4112 KERANGKA ACUAN,METODE,INSTRUMEN
ANALISIS KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/SASARAN TERHADAP
PROGRAM UKM

I. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerjanya.
Kegiatan-kegiatan dalam setiap program Puskesmas disusun oleh Kepala
Puskesmas dan penanggung jawab program tidak hanya mengacu pedoman atau
acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi,
maupun Dinas Kesehatan Kota tapi juga perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan
masyarakat terutama sasaran program.
Kebutuhan dan harapan masyarakat maupun sasaran program dapat
diidentifikasi melalui survey, kotak saran, maupun temu muka dengan tokoh
masyarakat. Komunikasi perlu dilakukan untuk menyampaikan inforamsi tentang
program kepada masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi
sasaran program.

II. LATAR BELAKANG


Kebutuhan masyarakat akan program kesehatan yang baik cenderung
mengalami perubahan seiring dengan perubahan pola hidup dan kejadian penyakit.
Seiring dengan perbaikan derajat kesehatan dan lingkungan, telah terjadi pergeseran
penyebab kesakitan terbesar di banyak daerah dari penyakit infeksi menjadi penyakit
degeneratif. Perubahan permintaan tersebut memiliki dampak yang cukup besar
terhadap manajemen Puskesmas.
Puskesmas harus memiliki suatu mekanisme untuk memantau permintaan
masyarakat secara teratur karena perubahan permintaan masyarakat akan berdampak
terhadap pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas. Puskesmas harus tanggap
terhadap perubahan lingkungan yang cepat dan terbuka terhadap perubahan
kebutuhan dan harapan masyarakat.
Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program UKM sangat
diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program
UKM, sehingga tujuan dari program UKM dapat tercapai tepat sasaran.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mengetahui/mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program
UKM puskesmas ..........
B. Tujuan Khusus
1. Mendefinisikan kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program UKM.
2. Mendapatkan informasi program yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
3. Mengetahui program yang sudah/belum sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.
4. Mendapatkan masukan tentang program yang dibutuhkan masyarakat, tapi belum ada
dalam rencana kegiatan program.
5. Membuat rencana tindaklanjut hasil pembahasan kebutuhan dan harapan masyarakat.
6.
IV. TATA NILAI
No Tata Nilai ( TOP ) Definisi Operasional
1. T = Tepat Petugas melakukan pelayanan tepat sesuai jam
pelayanan;
Setiap petugas memakai seragam dan atribut tepat
sesuai hari kerja
2. O = Obyektif Setiap petugas bekerja sesuai tugas pokoknya dan
berorientasi pada pencapaian kinerja yang telah
ditetapkan
3. P = Profesional Setiap petugas bekerja sesuai standar operasional
prosedur masing-masing

V. TATA HUBUNGAN KERJA


No. Lintas Program/lintas sektor Peran
1. Lintas Program ( petugas Memberi indikator kuisioner,
promkes, gizi, KIA-KB, Kesling, pelaksana kegiatan, menganalisa
P2)
2. Lintas Sektor Pelindung dan penggerak
a. Kepala desa masyarakat
Mitra kerja pelaksanaan program
b. Kader
VI. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Pengumpulan informasi melalui survei
1. Pelaksana program dan penanggung jawab program menyiapkan kuesioner:
2. Pelaksana program dan penanggung jawab program menentukan besarnya sampel
sebanyak 30 sampel.
3. Pelaksana program dan penanggung jawab program menentukan jadwal dan waktu
survei.
4. Pelaksana program dan penanggung jawab program melakukan survei sesuai jadwal.
5. Survei dilakukan kepada sasaran program, dengan petugas survei berada didekatnya.
Petugas meminta pelanggan mengisi kuesioner, bila ada pertanyaan kuisioner yang
kurang jelas bisa ditanyakan kepada petugas survei.
6. Pelaksana program dan penanggung jawab program mengecek isian kuisioner apabila
belum lengkap meminta pelanggan untuk melengkapi.
7. Pelaksana program dan penanggung jawab program membuat coding dari kuisioner
untuk melakukan analisis.
8. Pelaksana program dan penanggung jawab program melakukan analisis hasil survei.
9. Pelaksana program dan penanggung jawab program menentukan permasalahan
program yang ditemukan dan menetapkan prioritas masalah.
10. Pelaksana program dan penanggung jawab program membuat rencana tindak lanjut.
11. Penanggung jawab UKM melapor kepada kepala Puskesmas .......... tentang hasil
bahasan harapan program UKM
12. Penanggung jawab UKM melakukan sosialisasi ke lintas program dan lintas sektoral
mengenai hasil survei.
13. Penanggung jawab dan pelaksana program merangkum hasil dari survey dan
dimasukkan dalam rencana usulan kegiatan (RUK) tahun berikutnya.
B. Pengumpulan informasi melalui Musyawarah Masyarakat Desa
1. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
2. Petugas mendampingi masyarakat untuk:
a. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan di masyarakat.
b. Mengidentifikasi potensi masyarakat.
c. Membahas dan melengkapi urutan prioritas masalah.
d. Membahas dan melengkapi potensi penyelesaian masalah.
e. Merumuskan cara penanggulangan masalah sesuai potensi.
f. Menetapkan rencana kegiatan penanggulangan masalah.
3. Petugas mencatat hasil musyawarah dan melaporkan ke penanggung jawab program
dan penanggung jawab program UKM.
4. Pelaksana program dan penanggung jawab program melakukan analisis hasil
musyawarah desa.
5. Pelaksana program dan penanggung jawab program menentukan permasalahan
program yang ditemukan dan menetapkan prioritas masalah.
6. Pelaksana program dan penanggung jawab program membuat rencana tindak lanjut.
7. Penanggung jawab UKM melapor kepada Kepala Puskesmas .......... tentang hasil
bahasan harapan program UKM.
8. Penanggung jawab UKM melakukan sosialisasi ke lintas program dan lintas sektoral
mengenai hasil musyawarah desa.
9. Penanggung jawab dan pelaksana program merangkum hasil dari survey dan
dimasukkan dalam rencana usulan kegiatan (RUK) tahun berikutnya.

VII. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Survey kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program.
2. Musyawarah masyarakat desa.

VIII. SASARAN
Sasaran dan kegiatan ini adalah masyarakat wilayah Puskesmas .......... yang menjadi
sasaran program.
IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Pengumpulan Data
Pembahasan
Identifikasi Tindak
No Metode Oleh Tim
Kebutuhan dan Lanjut
Program
Harapan Program
1 Survey Maret Maret Mei
2 SMD Maret Maret mei
MMD

X. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dan pelaporan dilakukan setiap 1 tahun apakah pelaksana kegiatan sesuai
jadwal.
XI. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan : Hasil identifikasi dicatat dalam buku rekapan hasil identifikasi kebutuhan
dan harapan masyarakat terhadap program.
2. Pelaporan: dilakukan tim program 1 bulan sekali kepada kepala Puskesmas.
3. Evaluasi : kegiatan dilakukan 3 bulan sekali oleh Kepala Puskesmas.
4.

Kepala .........., Maret 2017


UPT Puskesmas .......... Penanggung jawab KIA KB

.......................... ....................
4.1.1.3 HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
KEGIATAN UKM
DAN RENCANA KEGIATAN UKM (KESLING)

HASIL SURVEY RENCANA TINDAK


NO BULAN ANALISIS
KEBUTUHAN LANJUT

1. Maret. Hasil yang didapat Dari hasil - Melakukan


1. Kegiatan Puskesmas survey penyuluhan dan
untuk meningkatkan didapatkan pembinaan tentang
program sanitasi pada nilai pengelolaan air
institusi pendidikan tertinggi : bersih dimasyarakat
perkantoran dan -
kesehatan Penyuluha
a. Pemantauan secara n tanda air
rutin (176) bersih
b. Pemantauan oleh
kader (43)
c. Pemantauan Jentik
oleh kader (81)
d. Lain-lain :
Usulan.........................
.................................
2. Untuk meningkatkan
pembinaan terhadap
tempat pengelolaan
makan /minum di
desa,maka program
yang diharapkan
a. Pemantauan rutin oleh
petugas (136)
b. Penyuluhan dan
pembinaan pengelola
kantin sekolah (73)
c. Pengambilan sample
makanan untuk di
periksa di puskesmas
(91)
d. Lain-lain:
Usulan.........................
.................................
3. Demi meningkatkan
peran serta
masyarakat dalam
pengendalian Malaria
melalui
Pemberantasan
Sarang Nyamuk maka
a. Pemantauan jentik
oleh kader (66)
HASIL SURVEY RENCANA TINDAK
NO BULAN ANALISIS
KEBUTUHAN LANJUT

b. Pembentukan Juru
Pemantau Jentik (77)
c. Penyuluhan tentang
pengendalian Malaria
(157)
d. Lain-lain: Usulan
....................................
..
4. Untuk mengetahui
kondisi kualitas air di
wilayah desa ,program
yang dilaksanakan
a. Pengambilan sample
air (72)
b. Penyuluhan tanda air
bersih (182)
c. Pembinaan
pengelolaan air (46)
d. Lain-lain:
Usulan.........................
...............................
5. Kegiatan yang
berkaitan dengan
SANITASI TOTAL
BERBASIS
MASYARAKAT
(STBM ) maka
kegiatan yang
sebaiknya dilakukan
a. Refresing STBM (49)
b. Pelatihan Cuci Tangan
Pakai Sabun di
sekolah (125)
c. Pelatihan Cuci Tangan
Pakai Sabun d
Posyandu (126)
d. Lain-lain:
Usulan.........................
................................

4.1.1.3 HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN


KEGIATAN UKM DAN RENCANA KEGIATAN UKM (P2)
BUL HASIL SURVEY ANALISI RENCANA TINDAK
NO
AN KEBUTUHAN S LANJUT

1 Maret Hasil suervei yang Dari hasil


. didapat : survey
-
1. AGAR pencapaian didapat
Imunisasi Dasar nilai
Lengkap 100% maka tertinggi :
Melakukan
perlu -
penyuluhan
a. Pendataan
Imunisasilengkap oleh
Penyuluh
kader (93) tentang penyakit
an
b. Imunisasi di Polindes menular
tentang
(158) (TBC,HIV/AIDS,MAL
penyakit
c. Penyuluhan Imunisasi ARIA )
menular.
Dasar Lengakpadi
masyarakat (49)
d. Lain-lain:
Usulan..........................
.....................................
..
2. Meningkatkan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
tertentu setelah usia
balita diperlukan
imunisasi lanjutan
a. Booster Balita (120)
b. Lima Imunisasi Dasar
Lengkap (93)
c. Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (87)
d. Lain-
lain:Usulan...................
.....................................
3. Untuk memastikan
kejadian penyakit
menular masyarakat
,agar dapat ditindak
lanjuti oleh petugas
kesehatane
seharusnya
a. Penyuluhan tentang
penyakit menular (195)
b. Penyelidikan kasus
penyakit menular oleh
petugas (74)
c. Lapor kepala
desa/bidan desa (31)
d. Lain-lain:
Usulan..........................
BUL HASIL SURVEY ANALISI RENCANA TINDAK
NO
AN KEBUTUHAN S LANJUT

................................
4. Agar masyarakat
mengetahui
pengendalian
penyebaran penyakit
menular (Malaria,TBC
dll) perlu diadakan
a. Penyuluhan penyakit
menular (153)
b. Minum Obat teratur
(74)
c. Kerja bakti (73)
d. Lain-lain
:Usulan.........................
.................................
5. Guna membantu kader
dan masyarakat
memntau warga
dengan sakit
tertentu,diperukan
kegiatan
a. Kartu control (92)
b. Satgas pemantau
penyakit (81)
c. Perawatan kesehatan
masyarakat oleh
petugas (127)
d. Lain-lain:
Usulan..........................
...............................
4.1.1.3 HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
KEGIATAN UKM DAN RENCANA KEGIATAN UKM (KIA-KB)

RENCANA
BUL HASIL SURVEY
NO ANALISIS TINDAK
AN KEBUTUHAN
LANJUT

1. Maret Hasil survei : Dari hasil - Melaksanakan


1. Harapan masyarakat survey penyuluhan dan
terhadap tenaga yang kunjungan
kesehatan dapat didapat rumah pada pus
memantau jumlah ibu nilai yang tidak /
hamil,ibu bersalin dan tertinggi : belum ber KB
bayi,kegiatan yang - Kunjungan atau DO.
sebaiknya dilakukan rumah bagi
adalah : PUS belum
a. Kunjungan ibu hamil KB.
sambil menempel stiker
P4K (128)
b. Mengumpulkan
informasi dari
kader/TOMA (82)
c. Mengumpulkan
informasi dari PKK (90)
d. Lain-lain :
Usulan...........................
......................................
............
2. Untuk memantau
kesehatan ibuhamil
resiko tinggi ,sebaiknya
dilaksanakan .....
a. Kunjungan rumah oleh
tenaga kesehatan (163)
b. Menginformasikan
kepada perangkat desa
(72)
c. Penyuluhan kepada ibu
hamil (65)
d. Lain-lain:
Usulan...........................
......................................
............
3. Untuk menelusuri
penyebab kejadian
kematian ibuhamil,ibu
bersalin,bayi dan balita
sebaiknya
RENCANA
BUL HASIL SURVEY
NO ANALISIS TINDAK
AN KEBUTUHAN
LANJUT

dilakukan................
a. Dibiarkan saja (45)
b. Kader melaporkan
kepada bidan desa (90)
c. Bidan melakukan
kunjungan sesuai
laporan masyarakat
(165)
d. Lain-lain:
Usulan...........................
......................................
............
4. Untuk meningkatkan
kemampuan kader
dibidang Kesehatan Ibu
dan Anak sebaiknya
a. Penyuluhan kader (86)
b. Reorganisasi kader (98)
c. Refresing kader
kesehatan (116)
d. Lain-lain:
Usulan...........................
......................................
...........
5. Supaya ibu hamil di
wilayah Puskesmas
Banyuasin memahami
tentang
kesehatan,bahaya
kehamilan dan
kebutuhan ibu hami
maka........
a. Penyuluhan (96)
b. Kelas Ibu hamil (122)
c. Pendampingan Kder
pada ibu hamil (82)
d. Lain-lain :
Usulan...........................
......................................
............
6. Agar jumlah Pasangan
Usia Subur dan Wanita
Usia Subur memahami
tentang manfaat ber KB
serta berpartisipasi
RENCANA
BUL HASIL SURVEY
NO ANALISIS TINDAK
AN KEBUTUHAN
LANJUT

menjadi akseptror KB
a. Penyuluhan KB di PKK
(102)
b. Kunjungan rumah bagi
PUS belum KB (180)
c. Kerjasama dengan
TOMA,dan perangkat
desa (18)
Lain-lain:
Usulan...........................
......................................
..................
4.1.1.3 HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
KEGIATAN UKM DAN RENCANA KEGIATAN UKM (GIZI)

RENCANA
N BUL
HASIL SURVEY KEBUTUHAN ANALISIS TINDAK
O AN
LANJUT
1. Mar Hasil survei : Dari hasil -
et 1. Untuk mencapai Kunjungan survey nilai
Posyandu 100% sebaiknya yang tertinggi : Kerja

dilakukan - Pemberian sama lintas

a. Kegiatan penimbangan ulang makanan sektoral

(87) tambahan. untuk

b. Diminta datang pada kegitan pemberian

Posyandu berikutnya (110) makanan

c. Kunjungan balita yang tidak tambahan

datang ke Posyandu (103) pada balita

d. Lain-lain: gizi buruk

Usulan....................................... dan ibu

................. hamil KEK.

2. Supaya program pemberian ASI (Mengusulk

Exclusif usia 0-6 bulan an dana

mencapai 100% maka desa)

dibutuhkan -

a. Penyuluhan ASI Exclusif (120)


b. Pemantauan Pemberian ASI
Melanjutkan
Exclusif (92)
lintas
c. Kunjungan bayi dropout ASI
program
Exclusif (88)
untuk gizi
d. Lain-lain :
buruk dan
Usulan.......................................
bumil KEK.
................
3. Dalam memantau peredaran
garam beryodium di
masyarakat,sebaiknya
a. Pendataan Pasar (74)
b. Pemantauan garam beryodium
(151)
c. Pemantaun Warung (75)
d. Lain-lain;
Usulan.......................................
................
4. Ditribusi pemberian Vitamin A
pada bayi,balita pada bulan
Februari Agustus agar tepat
sasaran,sebaiknya
a. Pemantauan distribusi Vit A
(117)
b. Pendataan Balita (76)
c. Pemantauan balita usia 6-59
RENCANA
N BUL
HASIL SURVEY KEBUTUHAN ANALISIS TINDAK
O AN
LANJUT
bulan (107)
d. Lain-lain:
Usulan.......................................
...............
5. Untuk mengetahui status Gizi
balita di wilayah
desa,sebaiknya dilakukan
a. Pemantauan Balita (78)
b. Pemantauan status Gizi Balita
(125)
c. Pendataan penimbangan (97)
d. Lain-lain:
Usulan.......................................
..........
6. Untuk memperbaiki balita gizi
buruk dan ibu hamil KEK perlu
dilaksanakan
a. Penyuluhan Gizi (67)
b. Kunjungan dan pelacakan (23)
c. Pemberian Makanan Tambahan
(210)
d. Lain-lain :
Usulan.......................................
..........
4.1.1.3 HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
KEGIATAN UKM DAN RENCANA KEGIATAN UKM (PROMKES)

RENCANA
N BULA
HASIL SURVEY KEPUASAN ANALISIS TINDAK
O N
LANJUT
1. Maret Hasil survey : Dari hasil - Melakukan
1. Untuk mengaktifkan Desa survey nilai penyuluhan
Siaga ,diperlukan kegiatan yang tertinggi : yang terus
a. Reorganisasi pengurus (83) - Penyuluhan menerus
b. Pelatiahan Kader Desa Siaga HIV/AIDS. tentang
(120) HIV/AIDS .
c. Penyuluhan kader (97)
d. Lain-lain:
Usulan....................................
..........................
2. Demi mengurangi angka
kejadian pernikahan dini
akibat kehamilan tidak
diinginkan ,perlu
dilaksanakan
a. Penyuluhan Kesehatan
Reproduksi (151)
b. Penyuluhan Resiko hamil usia
muda (99)
c. Penyuluhan Resiko kanker
kandungan (50)
d. Lain-lain:
Usulan....................................
.........................
3. Untuk menekan angka
kejadianHIV/AIDS dan
Penyakit Menular Seksual di
masyarakat perlu dilakukan
kegiatan
a. Penyuluhan Kegiatan
Reproduksi (59)
b. Penyuluhan HIV/AIDS (167)
c. Penyuluhan KB (74)
d. Lain-lain:
Usulan....................................
..........................
4. Guna meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam
ber Perilaku Hidup Bersi dan
Sehat perlu dilaksanakan
a. Sosialisasi PHBS (81)
b. Pemantauan PHBS (97)
c. Sosialisasi bahaya merokok
RENCANA
N BULA
HASIL SURVEY KEPUASAN ANALISIS TINDAK
O N
LANJUT
(122)
d. Lain-lain :
Usulan....................................
..............................
5. Supaya masyarakat mampu
mawas diri terhadap
permasalahan kesehatan di
desa ,perlu
a. Pelatihan kader pelacakan
masalah kesehatn di desa
(105)
b. Penyuluhan kesehatan (108)
c. Mengadakan SMD /MMD (87)
d. Lain-lain:
Usulan....................................
..............................
BULAN PENIMBANGAN SERENTAK
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/009/201
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 201
Halaman : 1/2
UPT dr.
Puskesmas
..................
1.Pengertian Bulan penimbangan serentak adalah bulan dimana dilakukan pengukuran Antropometri yaitu
yaitu penimbangan Berat Badan, pengukuran Panjang Badan/Tinggi Badan dan lingkar lengan
atas terhadap seluruh balita yang ada di wilayah kerja
2.Tujuan a. Memperoleh gambaran data status gizi seluruh balita di wilayah kerja secara berkala
b. Memperoleh data balita gizi buruk berdasarkan nama dan alamat (by name by address),
kelompok umur, jenis kelamin dan status ekonomi
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi a. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun
2014
b. Buku Pedoman Pernantauan Status Gizi, Depkes R1 tahun 2007
c. Buku Baku Standar WHO-NCHS
5.Prosedur 1. Persiapan
a. Sosialisasi lintas upaya dan lintas sektor
b. Menyiapkan Formulir Pencatatan dan pelaporan (Kohort Balita)
c. Menginventarisir sarana dan prasarana di posyandu (timbangan, alat ukur tinggi badan/panjang
badan)
d. Menyiapkan perangkat lunak pengolahan data (posyanduQu)
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan, memantau dan membina pelaksanaan penimbangan BB dan pengukuran
TB/PB dan LILA pada hari buka posyandu
b. Mencatat hasil penimbangan BB dan pengukuran TB/PB dan LILA pada buku kohort balita
c. Melakukan kunjungan rumah ke balita yang tidak datang ke penimbangan serentak untuk
melakukan pengukuran antropometri dan mencatat di buku kohort balita
d. Mengentri hasil penimbangan BB dan pengukuran TB/PB menggunakan perangkat lunak
pengolahan data (posyanduQu)
e. Mengolah dan merekap data hasil penimbangan BB dan pengukuran TB/PB
f. Melaporkan hasil kegiatan
6.Bagan Alir

Bagan Alir Penimbangan Serentak


Bagan Alir Penimbangan Serentak

7.Unit Terkait· Lintas Upaya


· Balai desa
· Kader posyandu
8.Dokumen Kohort balita
Terkait Register operasi timbang
9.Rekam No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-
ASI)
BADUTA GAKIN KEP
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/010/201
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 201
Halaman : 1/1

UPT dr.
Puskesmas
..................
1.Pengertian Adalah pemberian makanan pendamping Air susu Ibu (ASI) pada anak usia 6-24 bulan dari
keluarga miskin yang mendapat bantuan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan.langkah-langkah pemberian MPT-ASI bagi baduta gakin
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun
2014
5.Prosedur 1. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran baduta penerima bantuan MP-ASI
2. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan MP-ASI
3. Pengadaan bahan makanan MP-ASI
4. Petugas gizi melakukan distribusi MP-ASI ke sasaran
5. Petugas gizi memberikan edukasi dan mencatat pemberian MP-ASI
6. Petugas gizi melakukan monitoring dan evaluasi
7. Petugas gizi Melaporkan hasil kegiatan pemberian ke Dinas Kesehatan Kabupaten
6.Bagan Alir

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)


7.Unit Terkait Kia
8.Dokumen Blangko penerimaan PMT-P, Rekapitulasi Pemantauan PMT-P
Terkait
9.Rekam No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Historis
Perubahan
PERAWATAN GIZI BURUK
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/011/201
No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 2 Mei 201
SOP Halaman : 1/1

UPT dr.
Puskesmas
..................
1.Pengertian Balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi sangat kurus (BB/TB < -3 SD) menurut
Standar Antropometri WHO 2005 yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan dan atau di
rumah olch tenaga kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
2.Tujuan Memastikan semua balita dengan gizi buruk segera ditangani sehingga tidak sampai
mengganggu tumbuh kembangnya dan untuk meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baik
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/201 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi 1. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Kemenkes RI, tahun 2011
2. Pedoman Surveilans Gizi, Kemnkes RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Direktorat Bina
Gizi, 2014
3. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Kemenkes RI, Ditjen Bina Gizi, 2014
5.Prosedur 1. Menerima Laporan Penilaian Status Gizi / rujukan posyandu / rujukan poli
2. Melakukan verifikasi status gizi dengan Penyelidikan Epidemiologi/home visit
3. Memberikan intervensi sesuai kasus
4. Melakukan montoring dan evaluasi
6.Bagan Alir

Bagan alir perawatan gizi buruk

7.Unit Terkait · Bidan desa


· Linta upaya
· Kader
8.Dokumen Formulir pelacakan gizi buruk, KMS, Laporan perawatan gizi buruk
Terkait
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
PEMBERIAN PMT PEMULIHAN BALITA
GIZI KURANG DAN GIZI BURUK
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/006/201
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 201
Halaman : 1/2
UPT dr.
Puskesmas
..................
1.Pengertia Pemberian PMT Pemulihan adalah serangkaian kegiatan pemberian PMT kepada
n balita gizi kurang/buruk mulai dari perencanaan, pengadaan, distribusi dan
pemantauan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemberian PMT Pemulihan Balita Gizi
Kurang/Gizi BUruk di Puskesmas ..................
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA,
Kemenkes RI tahun 2014
5.Prosedura. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran balita gizi kurang/buruk penerima
bantuan PMT-P
b. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan PMT-P
c. Pengadaan bahan makanan PMT-P
d. Petugas gizi melakukan distribusi PMT-P ke sasaran dengan cara kunjungan
rumah
e. Petugas gizi memberikan edukasi dan mencatat pemberian PMT-P
f. Petugas gizi melakukan monitoring dan evaluasi
g. Petugas gizi Melaporkan hasil kegiatan pemberian PMT-P ke Dinas Kesehatan
Kabupaten

6.Bagan Alir

Baga
n
Alir
PMT
Pem
uliha
n
Gizi
Kura
ng
Buru
k
7.Unit KIA
Terkait
8.Dokumen Blangko penerimaan PMT-P, Rekapitulasi Pemantauan PMT-P
Terkait
9.Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Historis .
Perubahan
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
BAGI REMAJA PUTRI
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/007/2016
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 2016
Halaman : 1/2
UPT dr
Puskesmas
..................
1.Pengertian Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada remaja putri usia 12-18 tahun di institusi pendidikan
SMA atau sederajad dengan dosis I tablet per minggu
2.Tujuan Mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi a. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi, Kemenkes RI, 2012
b. Surat Edaran No HK.,03.03N/0595/2016 Tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur

5.Prosedur 1. Persiapan
a. Petugas gizi menyiapkan data jumlah sasaran
b. Petugas gizi mengecek ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD)
c. Petugas gizi menghitung kebutuhan TTD
d. Petugas gizi mengajukan kebutuhan TTD
e. Petugas gizi membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
a. Petugas gizi melakukan distribusi TTD ke sekolah melalui kegiatan UKS sesuai dengan
kebutuhan setiap bulan
b. Mencatat hasil distribusi TTD bersama Tim UKS setiap bulan
c. Tim UKS melakukan pemantauan kepatuhan ratri mengkonsumsi TTD
d. Melaporkan hasil distribusi dan pemberian TTD setiap bulan dengan Form Stok Obat Gizi ke
DKK

6.Bagan Alir

Bagan Alir Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri


7.Unit Terkait · Ruang obat
· KIA

8.Dokumen Data sasaran, laporan stock obat gizi


Terkait
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH BAGI
REMAJA PUTRI
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/007/2016
DAFTAR No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 2 Mei 2016
TILIK Halaman : 1/1
UPT dr
Puskesmas
..................
No Kegiatan Ya Tidak TB
1 Apakah petgas gizi menyiapkan data jumlah sasaran ?
2 Apakah petugas gizi mengecek ketersediaan Tablet Tambah
Darah (TTD)?
3 Apakah petugas gizi menghitung kebutuhan TTD ?
4 Apakah petugas gizi mengajukan kebutuhan TTD ?
5 Apakah petugas gizi membuat rencana distribusi ?
6 Apakah petugas gizi melakukan distribusi TTD ke sekolah
melalui kegiatan UKS sesuai dengan kebutuhan setiap
bulan?
7 Apakah petugas gizi mencatat hasil distribusi TTD bersama
Tim UKS setiap bulan ?
8 Apakah tim UKS melakukan pemantauan kepatuhan ratri
mengkonsurnsi TTD ?
9 Apakah petugas gizi melaporkan hasil distribusi dan
pemberian TTD setiap bulan dengan Form Stok Obat Gizi ke
DKK ?
Jumlah

CR : …………………..%

.................., ……………………..
Pelaksana/Auditor
PEMERINTAH KABUPATEN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS
Jl. Kec. Kab.
Telp. Kode Pos :
Email:

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS


NOMOR : 188./ /2016

SK pengelola Gizi Puskesmas,Gizi Ukm Lengkap

TENTANG
PENUNJUKAN PETUGAS PENGELOLA PROGRAM GIZI
PADA UPT PUSKESMAS
TAHUN ANGGARAN 201

KEPALA UPT PUSKESMAS

Menimbang a.
: bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di UPT Puskesmas..........., maka
perlu ditetapkan petugas Pengelola Program Gizi;
b. bahwa sebagaimana yang dimaksud pada huruf a, nama
yang tercantum dalam keputusan ini memenuhi syarat
sebagai petugas Pengelola Program Gizi.

Mengingat 1.
: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Bupati ........ Nomor 63 Tahun 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
.........;

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU :Pegawai tersebut di bawah ini :
1.Nama :
2.NIP/NRPTT :
3.Pangkat/Golongan :
4.Jabatan :
5.Pendidikan Terakhir :
6. Pelatihan/Kursus yang :
diikuti
Terhitung mulai tanggal ….. selain menjalankan tugas
pokok dan fungsi, ditugaskan sebagai petugas Pengelola
Program Gizi.
KEDUA : Uraian Tugas dan fungsi Terlampir

KETIGA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam


keputusan ini, maka akan dilakukan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : .........
Pada tanggal : …201

KEPALA UPT PUSKESMAS...........

dr. .....................
NIP. 197...................
LAMPIRAN :
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS .........
NOMOR : 188.4/ /2016
TENTANG :
PENUNJUKAN PETUGAS PENGELOLA PROGRAM GIZI PADA UPT PUSKESMAS
.........
TAHUN ANGGARAN 201.

Fungsi : Membantu Kepala UPT Puskesmas dalam


melaksanakan kegiatan ..........
I. Tugas Pokok 1.
: Melaksanakan kegiatan sebagai pemegang program
Gizi.

Uraian Tugas 1.: Menyusun rencana tahunan, triwulan, bulanan, harian


2. Melakukan anamnese gizi pasien rawat jalan dan
rawat inap.
3. Melakukan konsultasi gizi pasien rawat jalan dan
rawat inap
4. Mengumpulkan data anak balita dan bumil untuk
pemberian makanan tambahan penyuluhan dan
pemulihan pada anak balita dengan status gizi
kurang.
5. Mencatata dan melaporkan hasil pengukuran palpasi.
6. Mencatat dan melaporkan hasil pengumpulan data
bumil KEK
7. Mencatat dan melaporkan hasil pengumpulan data
anemi besi
8. Mencatat dan melaporkan hasil pengumpulan data
balita gibur.
9. Menyediakan makanan tambahan balita
10. Menyediakan makanan tambahan bagi bumil
11. Menyediakan kapsul Vitamin A
12. Melakukan pelacakan gibur, GAKY
13. Melakukan penyuluhan kelompok
14. Melakukan mepantauan garam beryodium
15. Memantau PMT bulanan kegiatan pengukuran TB,
BB, umur
16. Mengelaluasi hasil kegiatan PMT balita
17. Memantau pelayanan penyelenggaraan diit
18. Bekerja dengan efektif, profesional dan mempunyai
komitmen yang kuat untuk mencapai kepuasan
pelanggan.
19. Menambah pengetahuan dan ketrampilan
20. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
21. Memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan
22. Mendukung pelaksanaan upaya promotif, preventif
dan rehabilitatti.

II. Tugas Integrasi : Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh


Pimpinan
Banyuasin, 2 Januari 201

Kepala UPT Puskesmas ........

dr. .........................
NIP. 197.................
PEMBERIAN PMT PEMULIHAN IBU
HAMIL KEK
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/005/201
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 201
Halaman : 1/2
UPT dr
Puskesmas
..................
1.Pengertia Pemberian PMT Pemulihan adalah serangkaian kegiatan pemberian PMT kepada
n ibu hamil KEK mulai dari perencanaan, pengadaan, distribusi dan pemantauan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan.langkah-langkah pemberian PMT Pemulihan Ibu Hamil
KEK di Puskesmas ..................
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA,
Kemenkes RI tahun 2014
5.Prosedura. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran ibu hamil penerima bantuan
PMT-P
b. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan PMT-P
c. Pengadaan bahan makanan PMT-P
d. Petugas gizi melakukan distribusi PMT-P ke sasaran dengan cara kunjungan
rumah/mengundang ibu hamil ke Puskesmas
e. Petugas gizi memberikan edukasi dan mencatat pemberian PMT-P
f. Petugas gizi melakukan monitoring dan evaluasi
g. Petugas gizi Melaporkan hasil kegiatan pemberian PMT-P ke Dinas Kesehatan
Kabupaten

6.Bagan Alir

SOP Pemberian PMT Ibu Hamil KEK

7.Unit Balai desa


Terkait Kader posyandu
8.Dokumen
Terkait
9.Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Historis .
Perubahan
PEMERINTAH KABUPATEN ..................
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS ..................
Jl. .................. Kembaran Kec. Loano Kab. ..................
Telp. (0275) 7530004 Kode Pos : 54181
Email: puskesmas..................@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI


PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P) IBU HAMIL
KURANG ENERGI KRONIK (KEK)

KAK KEGIATAN GIZI PMT-P IBU HAMIL KEK

A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya perbaikan
gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat,
antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi
dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan
ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh
pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK).

B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan
terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas
dan angka harapan hidup masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah Kecamatan Loano berdasarkan hasil
Pernantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 pada posyandu balita pada tahun dengan
indikator BB/U diperoleh data balita status gizi sangat kurang 0,8 %, kurang 7,9%, baik
90,4% dan lebih 0,74%. Dengan indikator TB/U terdapat balita dengan status gizi
sangat pendek 3,02%, pendek 8,8% clan normal 87,47% tinggi 0,43%. Sedangkan
dengan inclikator BB/TB terdapat balita dengan sangat kurus 0,06 status gizi kurus 3,82
% normal 93,02% clan gemuk 28,9%. Prevalensi ibu hamil KEK 26,08 % dan anemia
gizi besi 7,1 %. Cakupan ASI-E pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 86,03 %.Dampak
yang timbul dari masalah Anemia dan KEK tersebut adalah adanya kasus kematian
bayl lahir mati ada 3 selama tahun 2015 dan kelahiran BBLR selama tahun 2015 ada
22.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari struktur jajaran
kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan
Untuk memperoleh informasi kasus gizi buruk yang merupakan peningkatan kinerja
pembinaan gizi masyarakat secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan maka perlu
dilakukan kegiatan surveilans/ pelacakan gizi buruk di wilayah puskesmas ...................

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh informasi kasus gizi buruk secara cepat dan akurat, teratur dan
berkelanjutan
2. Tujuan khusus
a. Menemukan sedini mungkin kasus gizi buruk
b. Meningkatkan cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan

D. Tata Nilai Program


No Tata Nilai Arti
1 Profesional Petugas/pelaksana pelayanan sesuai dengan
kompetensi dan kepatuhan pada prosedur
yang ditetapkan
2 Integritas Kemampuan petugas untuk bertindak sesuai
dengan nilai, norma dan etika dalam
organisasi
3 Manfaat Pelayanan yang diberikan bermanfaat bagi
masyarakat sesuai dengan standar
pelayanan minimal

E. Tata Hubungan Kerja (Peran Lintas Upaya dan Lintas Sektor)


No Lintas Upaya dan Peran
Lintas Sektor
1 UKP (Perawat, § Melakukan pemeriksaan kesehatan balita gizi
Dokter) buruk/gizi kurang
§ Merujuk ke faskes yang lebih tinggi bila
diperlukan
2 Bidan § Melakukan SDIDTK tiap 6 bulan sekali
3 Promkes § Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
4 PKK § Menggerakkan masyarakat dalam kegiatan
posyandu balita
§ Memotivasi Posyandu supaya aktif
5 Kader § Melakukan pelacakan gizi buruk
F. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok
Penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya gizi buruk
2. Rincian Kegiatan
a. Mempelajari laporan gizi buruk
b. Menyiapkan instrumen pelacakan (Form Pelacakan Gizi Buruk)
c. Melakukan kunjungan rumah balita gizi buruk bersama kader untuk surveilans gizi buruk
berdasarkan form pelacakan gizi buruk (melakukan pengukuran antropometri, recall
dan pola konsumsi.

G. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Menerima laporan adanya gizi buruk baik dari masyarakat, kader, bidan desa dan
tenaga kesehatan lainnya
2. Nutrisionis/bidan desa melakukan kunjungan rumah sasaran untuk validasi data (umur,
BB, TB, status gizi) dengan melihat indeks BB/U, BB/TB YMO-NCHS
3. Bersama dengan kader melakukan pelacakan gizi buruk dengan wawancara dan
pengamatan.
4. Bila diperlukan Nutrisionisi bidan desa merujuk kasus gizi buruk tersebut ke Puskesmas
dengan tujuan mendapatkan diagnosa dari dokter/tenaga medis untuk mengetahui
adanya penyakit penyerta.
5. Bila ditemukan penyakit penyerta, maka diberikan pengobatan sesuai dengan anjuran
dokter, dapat dilakukan rawat jalan maupun rawat inap sesuai dengan jenis penyakit
6. Mencatat dan melaporkan kasus gizi buruk ke DKK

H. Sasaran
Bayi/balita. dengan status gizi sangat kurang (BB/U < -3SD baku standar WHO-
NCHS) dan gizi sangat kurus (BB/TB < -3 SD baku standar WHO-NCHS).

I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Pelacakan gizi buruk dilakukan bila ada kasus dari bulan Januari
sampai dengail Desember.

J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan ke
koordinator program UKM dan kepala puskesmas setelah kegiatan

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas .................. dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten ...................
PEMERINTAH KABUPATEN ..................
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS ..................
Jl. .................. Kembaran Kec. Loano Kab. ..................
Telp. (0275) 7530004 Kode Pos : 54181
Email: puskesmas..................@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI


PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P) BALITA
KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)

KAK Gizi PMT-P Balita KEP,Akreditasi Puskesmas

A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab V111 tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku
sadar gizi dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan
kemajuan ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan
oleh pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Balita Kurang Energi Protein
(KEP).

B. Latar Belakang

Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk


mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang, kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan
terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas
dan angka harapan hidup masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah Kecamatan Loano berdasarkan hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) kegiatan operasi timbang pada tahun 2015 dengan
indikator BB/U diperoleh data balita status gizi sangat kurang 0,8 %, kurang 7,9%, baik
90,4% dan lebih 0,74%. Dengan indikator TB/U terdapat balita dengan status gizi
sangat pendek 3,02%, pendek 8,8% dan normal 87,47% tinggi 0,43%. Sedangkan
dengan indikator BB/TB terdapat balita dengan sangat kurus 0,06 status gizi kurus 3,82
% normal 93,02% dan gemuk 28,9%.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari struktur jajaran
kernentrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalarn
penanggulangan masalah gizi serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk
berperan aktif dalam kegiatan penganggulangan masalah gizi. Kekurangan gizi yang
terjadi pada kelompok balita di Kecamatan Loano diatasi dengan menyelenggarakan
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) yaitu bahan modisco (susu,
minyak, gula) dan biscuit.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menurunkan prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) pada balita
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan cakupan balita, gizi buruk yang mendapat perawatan
b. Meningkatkan cakupan N/D Posyandu
c. Menurunkan prevalensi KEP balita
d. Meningkatkan status gizi masyarakat

D. Tata Nilai Program


No Tata Nilai Arti
1 Profesional Petugas/pelaksana pelayanan sesuai dengan
kompetensi dan kepatuhan pada prosedur
yang ditetapkan
2 Integritas Kemampuan petugas untuk bertindak sesuai
dengan nilai, norrna dan etika dalam
organisasi
3 Manfaat Pelayanan yang diberikan bermanfaat bagi
masyarakat sesuai dengan standar
pelayanan minimal

E. Tata Hubungan Kerja (Peran Lintas Upaya dan Lintas Sektor)


No Lintas Upaya dan Peran
Lintas Sektor
1 Ukp (Perawat, § Melakukan perneriksaan kesehatan balita gizi
Dokter) buruk/ gizi kurang
§ Merujuk ke faskes yang lebih tinggi bila
diperlukan
2 Bidan § Melakukan SDIDTK tiap 6 bulan sekali
3 Promkes § Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
4 PKK § Menggerakkan masyarakat dalam kegiatan
posyandu balita
§ Memotivasi Posyandu supaya aktif
5 Kader § Kader Pendampingan dan pemantauan
pemberian PMT

F. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Pengadaan bahan makanan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-
P), pendistribusian dan pemantauan pemberian PMT-P kepada sasaran balita Kurang
Energi Protein (KEP) terutama dari keluarga tidak mampu atau miskin.

G. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) balita KEP
dilakukan dengan cara :
1. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran balita penerima bantuan PMT-P
2. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan PMT-P
3. Pengadaan bahan makanan PMT-P
4. Petugas gizi melakukan distribusi PMT-P ke sasaran dengan cara, kunjungan rumah
5. Petugas gizi memberikan edukasi dan mencatat pemberian PMT-P
6. Petugas gizi melakukan pemantauan dan evaluasi.
7. Petugas gizi melaporkan hasil kegiatan pemberian PMT-P ke Dinas Kesehatan
Kabupaten.

H. Sasaran
Sasaran Pembedan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) balita KEP yaitu:
1. Balita status gizi sangat kurus dan kurus usia 6-59 bulan terutama dari keluarga miskin
2. Balita status gizi sangat kurang dan gizi kurang usia 6-59 bulan terutama dari keluarga
miskin

I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bulan Pelaksanaan Tahun 2016
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengadaan PMT-P v
Distribusi PMT-P v v v
Pemantauan PMT-P v v v

J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan
ke koordinator program UKM dan kepala puskesmas setiap bulan selama pemberian
PMT-P

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatataan dan pelaporan program gizi Puskesmas .................. dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten ...................
SOP PEMBERIAN VITAMIN A BUFAS DAN PELACAKAN GIZI BURUK

SOP PEMBERIAN VITAMIN A BUFAS DAN PELACAKAN GIZI BURUK


PEMBERIAN VITAMIN A BUFAS
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/003/2016
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 5 Januari 2016
Halaman : 1/2
UPT
Puskesmas
..................
1.Pengertian Vitamin A diberikan pada ibu nifas 0-42 had setelah melahirkan segera satu kapsul dan satu
kapsul lagi diberikan dengan selang waktu 24 jam
2.Tujuan Meningkatkan pernenuhan vitamin A bagi ibu dan bayinya sehingga terhindar dari gangguan
penyakit akibat dari defisiensi vitamin A
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun
2014
5.Prosedur 1. Bidan mengajukan permintaan vitamin A ke farmasi sesuai jumlah ibu hamil yang diperkirakan
melahirkan pada bulan bedalan
2. Bidan memberikan 1 kapsul vitamin A segera setelah ibu melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam
berikutnya
3. Bidan melaporkan hasil distribusi kapsul vitamin A
6.Bagan Alir
7.Unit Terkait · Ruang Farmasi
· Bidan Desa
8.Dokumen · Laporan Cakupan Vitamin A bufas
Terkait
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan

SOP PELACAKAN GIZI BURUK


PELACAKAN GIZI BURUK
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/004/2016
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 2016
Halaman : 1/2
UPT
Puskesmas
..................
1.Pengertian Pelacakan gizi buruk adalah rangkaian kegiatan penyelidikan terhadap penemuan kasus gizi
buruk (BB/TB-PB < -3SD baku standard WHO-NCHS atau dengan tanda-tanda klinis
marasmus, kwashiorkor dan marasmic-kwashiorkor) serta mencari faktor-faktor yang berkaitan
dengan kejadian gizi buruk
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelacakan gizi buruk.
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi a. Pedoman Tata Laksana Gizi Bw-uk, Depkes R1 tahun 2007
b. Buku Petunjuk Teknis Pelacakan Gizi Buruk Propinsi Jawa Tengan Tahun 1999
c. Buku Baku Standar WHO-NCHS
5.Prosedur a. Menerima laporan adanya gizi buruk baik dari masyarakat, kader, bidan desa dan tenaga
kesehatan lainnya.
b. Nutrisionis/bidan desa metakukan kunjungan rumah sasaran untuk validas data (umur, BB, TB,
status gizi) dengan melihat indeks BB/U, BB/TB WHO-NCHS
c. Bersama dengan kader melakukan pelacakan gizi buruk dengan wawancara dan pengamatan
d. Bila diperlukan Nutrisionis/bidan desa merujuk kasus gizi buruk tersebut ke Puskesmas
dengan tujuan mendapatkan diagnosa dari dokter/tenaga medis untuk mengetahui adanya
penyakit penyerta
e. Bila ditemukan penyakit penyerta, maka diberikan pengobatan sesuai dengan anjuran dokter,
dapat dilakukan rawat jalan maupun rawat inap sesuai dengan jenis penyakit.
f. Mencatat dan inelaporkan kasus gizi buruk ke DKK

6.Bagan Alir
7.Unit Terkait · Bidan desa
· Kader posyandu
8.Dokumen Formulir pelacakan gizi buruk, Kartu Balita, Formulir Pola Konsumsi, Formulir Konsmusi, KMS,
Terkait Buku GPA
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
SOP GIZI PEMANTAUAN GARAM
BERYODIUM TINGKAT POSYANDU DAN
WARUNG DESA
Tags
Kesehatan
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM
TINGKAT POSYANDU DAN WARUNG
DESA
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/002/2016
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 5 Januari 2016
Halaman : 1/2
UPT
Puskesmas
..................
1.Pengertian Pemantauan garam beryodium adalah kegiatan pemeriksaan garam beryodium yang
dikonsumsi masyarakat di wilayah Puskesmas .................. melalui pemeriksaan kadar yodium
pada garam sampling yang dibawa ibu balita di Posyandu terpilih dan warung desa
2.Tujuan Terlaksananya pemantauan untuk memperoleh gambaran tentang konsumsi garam beryodium
yang memenuhi syarat di masyarakat
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi, Kemenkes R1, 2012
5.Prosedur 1. Petugas gizi membuat dan menyampaikan surat pemberitahuan pelaksanaan kegiatan pada
posyandu
2. Bidan desa menyampaikan informasi kepada ibu balita untuk membawa garam dari rurnah
masing-masing,
3. Petugas gizi dan atau Bidan desa datang ke posyandu untuk melakukan pemeriksaan gararn
menggunakan iodina test
4. Petugas gizi dan atau Bidan desa datang ke warung desa untuk melakukan pemeriksaan
garam menggunakan iodina test
5. Petugas gizi merekap data hasil pemeriksaan dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten
6.Bagan Alir
SOP GIZI PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM TINGKAT POSYANDU DAN WARUNG DESA

· PKK
· Bidan Desa
7.Unit Terkait · Kader
8.Dokumen · Laporan hasil garam beryodium
Terkait
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
PEMERINTAH KABUPATEN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS
Jl.
Telp. Kode Pos :
Email: @gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI


PEMBERIAN VITAMIN A BALITA
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya perbaikan
gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat,
antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi
dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan
ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh
pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program pemberian
vitamin A pada balita 6-59 bulan.

KAK GIZI PEMBERIAN VITAMIN A BALITA,AKREDITASI PUSKESMAS

B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak ke depan jika kesehatan
terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas
dan angka harapan hidup masyarakat.
Salah satu masalah gizi utama di lndonesia adalah kekurangan vitamin A.
Capaian pemberian vitamin A di Puskesmas .................. tahun 2015 adalah 100%.
Untuk pencegahan kurang vitamin A pada balita maka dilakukan distribusi vitamin A
pada bulan Februari dan Agustus.
C. Maksud dan Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian vitamin A melalui pembinaan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik.
2. Tujuan khusus
· Memberikan kapsul vitamin A sesuai umur balita yaitu balita 6-11 blan kapsul warna
biru (100.000 IU) dan balita 12-59 bulan kapsul warna merah (200.000 IU).
· Semua bayi 6-11 bulan dan balita usia 11-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
.................. mendapatkan vitamin A

D. Tata Nilai Program


Pelaksana dalam melaksanakan kegiatan program memperhatikan sosial budaya dasar
masyarakat di wilayah kerja.

E. Tata Hubungan Kerja (Peran Lintas Upaya dan Lintas Sektor)


No Lintas Upaya dan Peran
Lintas Sektor
1 Bidan Membagikan vit A di posyandu balita setiap
Februari dan Agustus (vit A biru umur 6-11
bulan, vit A merah 12-59 bulan)

2 Kader Membantu memberikan vit A

F. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
Pemberian vitamin A
2. Rincian Kegiatan
a. Perencanaan meliputi data jumlah sasaran, jadwal pelaksanaan
b. Pengadaan vitamin A
c. Pelaksanaan Distribusi vitamin A di posyandu dan sweeping balita yang tidak datang ke
posyandu
d. Monitoring dan evaluasi

G. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan pemberian kapsul vitamin A pada balita di Posyandu dilakukan dengan cara:
1. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran vitamin A
2. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan vitamin A melalui bidang Farmasi Puskesmas
3. Petugas gizi mendistribusikan kapsul vitamin A ke bidan desa saat rapat koordinasi
bidan
4. Bidan mendistribusikan kapsul vitamin A ke sasaran (balita 6-59 bulan) di posyandu
5. Kader melakukan sweeping balita yang tidak datang ke posyandu
6. Bidan melaporkan hasil distribusi kapsul vitamin A ke petugas gizi puskesmas.
7. Petugas gizi merekap laporan dari posyandu dan melaporkan hasil kegiatan kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten.

H. Sasaran
Sasaran pemberian kapsul vitamin A di Posyandu (vit A biru umur bayi umur 6-
11 bulan, vit A merah umur 12 -59 bulan)

I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan pemberian kapsul vitamin A di Posyandu dilaksanakan pada bulan
Februari dan Agustus 2015.

J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan ke
koordinator program UKM dan kepala puskesmas.

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas .................. dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten ...................

Anda mungkin juga menyukai