8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Seluruh TTU yang ada di wilayah UPT Puskesmas Ketapang.
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen
terkait
Rekaman
Histori No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
CONTOH SOP PELAYANAN GIZI DI POSYANDU
HJ.HODIJAH,SIP
Nip : 1966303061983022001
Pengertian : Serangkaian kegiatan yang terdiri dari penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui
penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan
berdasarkan hasil penimbangan berat badan dan menindaklanjuti setiap setiap kasus gangguan
pertumbuhan
Tujuan : Mencegah memburuknya keadaan gizi, sebagai upaya meningkatkan keadaan gizi dan
mempertahankan keadaan gizi yang baik
Kebijakan : Pedomam kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi ( TPG ) Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2010
SOP
No dokumen
: No revisi
: Tanggal terbit
1. Pengertian Konseling dalam upaya untuk memberikan informasi dan membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi ibu dalam proses menyusui
2. Tujuan 1. Sebagai kerangka acuan dalam melakukan konseling menyusui 2. Meningkatkan pengetahuan ibu
dalam proses menyusui 3. Membantu menyelesaikan masalah menyusui pada ibu menyusui yang dihadapi
3. Kebijakan 1. Undang-undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif 3. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Tahun 2014
4. Referensi 5. Alat dan Bahan Paket Peragaan laktasi,botol untuk menampung susu
6.Prosedur/Langkah-langkah 1. Petugas menerima pasien yang mempunyai masalah dalam menyusui
yang dirujuk dari BP Umum, Poliklinik MTBS, Poliklinik KIA, Posyandu dan klien umum 2. Petugas
melakukan wawancara untuk mencari faktor penyebab masalah pasien 3. Mengetahui dan menetapkan
faktor-faktor penyebab masalah pasien dalam proses menyusui 4. Bila diperlukan tindakan dan intervensi
lebih lanjut pasien dapat dirujuk kembali ke poliklinik yang merujuk Rumah Sakit
(apabila menolak dirujuk pasien dan atau keluarga pasien harus menandatangani Blangko Penolakan)
5. Petugas memberikan penyuluhan terkait faktor gizi yang menjadi kemungkinan penyebab
masalah pada pasien dengan metode Konsultasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) 6. Memberikan
brosur gizi terkait masalah pasien (bila perlu)
7
1
0
2
H
T
D
S
IZ
M
O
JP
U
C
K
G
N
A
R
E
:7
5
2
<
R
B
K
0
3
fS
G
o
yw
()b
,m
n
ku
p
rjd
izte
g
slh
a
M
L
U
H
A
D
N
E
.P
1
KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI
PEMBERIAN VITAMIN A BALITA
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya perbaikan
gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat,
antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi
dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan
ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh
pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program pemberian
vitamin A pada balita 6-59 bulan.
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak ke depan jika kesehatan
terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas
dan angka harapan hidup masyarakat.
Salah satu masalah gizi utama di lndonesia adalah kekurangan vitamin A.
Capaian pemberian vitamin A di Puskesmas .................. tahun 2015 adalah 100%.
Untuk pencegahan kurang vitamin A pada balita maka dilakukan distribusi vitamin A
pada bulan Februari dan Agustus.
H. Sasaran
Sasaran pemberian kapsul vitamin A di Posyandu (vit A biru umur bayi umur 6-
11 bulan, vit A merah umur 12 -59 bulan)
6.Bagan Alir
Bagan Alir Pemberian Tablet Tambah Darah Ibu Hamil Daftar Tilik
7.Unit Terkait · Ruang KIA
· Ruang Obat
· Bidan Desa
8.Dokumen Terkait Data sasaran, laporan stock obat gizi
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH BAGI
IBU HAMIL
No. : 068.2/UKM-GZ/008/201
Dokumen
No. :0
DAFTAR TILIK Revisi
Tgl. : 2 Mei 2016
Terbit
Halaman : 1/1
UPT Puskesmas
dr.
..................
No Kegiatan Ya Tidak TB
1 Apakah petgas gizi menyiapkan data jumlah sasaran ?
2 Apakah petugas gizi mengecek ketersediaan Tablet Tambah
Darah (TTD)?
3 Apakah petugas gizi menghitung kebutuhan TTD ?
4 Apakah petugas gizi mengajukan kebutuhan TTD ?
5 Apakah petugas gizi membuat rencana distribusi ?
6 Apakah petugas gizi bekerjasama dengan petugas pengelola
obat mendistribusikan TTD melalui Ruang KIA dan ke bidan
desa sesuai dengan kebutuhan setiap bulan ?
7 Apakah petugas gizi mencatat hasil distribusi TTD bersama Tim
UKS setiap bulan ?
8 Apakah petugas gizi melaporkan hasil distribusi dan pemberian
TTD setiap bulan dengan Form Stok Obat Gizi ke DKK ?
Jumlah
CR : …………………..%
.................., ……………………..
Pelaksana/Auditor
(…………………………………..)
PEDOMAN UPAYA PELAYANAN GIZI
UPT PUSKESMAS ..................
TAHUN 201
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan tujuan
perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Mutu
gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan profesional di semua institusi pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanan
kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di puskesmas, baik rawat inap maupun
rawat jalan. Pendekatan gizi ditakukan melalui kegiatan spesifik dan sensitif, sehingga
peran program dan sektor terkait harus sinergis.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam
gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan
di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan
dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung umumnya
pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.
Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di puskesmas diperlukan pelayanan yang bermutu,
sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan mempercepat proses
penyembuhan pasien.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan dalam melaksankaan pelayanan gizi di puskesmas dan jejarinya.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi, peran dan fungsi ketenagaan, sarana
dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya.
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu di Puskesmas
dan jejaringnya
c. Tersedianya acuan bagi teanga gizi puskesmas untuk bekerja sama secara profesional
memeberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien/kelien di puskesmas dan
jejaringnya.
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di puskesmas dan
jejaringnya.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Kebijakan Pelayanan Gizi di Puskesmas
D. Batasan Operasional
1. Asuhan gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/ terstruktur untuk identifikasi
kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal sescara individual melalui pengembangan,
penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan berbagai
area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi gizi/pendidikan gizi adalah serangkaaian kegiatan penyampaian pesan-pesan
gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanmkan dan
meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya
terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk
kelompok atau golongan masyarakat masal dan target yang diharapkan adalah
pemahaman perilaku aspek ksehatan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari bahan
sitentis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan sauan tertentu sesuai dengan
kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien rawat inap maupun
pengunjung rawat jalan.
5. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan.
6. Gizi klinik adalah suatu ilmu yang mempelajaria tentang hubungan antara makanan,
kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana dicerna,
diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan, dan dikeluarkan dari tubuh.
7. Kegiatan spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan
khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini pada
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi, PMT ibu hamil dan balita,
monitoring pertumbuhan balita di posyandu, suplemen tablet tambah darah (TTD),
promosi ASI eksklusif, MP-ASI, dsb. Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya
dapat dicatat dalam waktu relatif pendek.
8. Kegiatan sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.
Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 100 HPK. Namun apabila
direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik dampaknya sensitif
terhadap proses keselematan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK.
9. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
10. Mutu pelayanan gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari petugas
maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien.
11. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara
penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang
pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarkaat maupun puskesmas dan unit
pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi.,
12. Pasien/klien adalah pengunjung puskesmas/tenaga kesehatan baik rawat inap maupun
rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan atau gizi.
13. Pasien beresiko malnutrisi adalah pasien dengan status gizi buruk, gizi kurang, atau gizi
lebih, mengalami penurunan asupan makan, penurunan berat badan, dll.
14. Pasien kondisi khusus adalah pasien DM, hipertensi, TBC.
15. Pelayanan gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik pada masyarkaat,
kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi, dan evaluasi gizi,
makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi
sehat atau sakti diselenggarakan baik di dalam maupun luar gedung.
16. Pelayanan gizi di puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaukan di wilayah unit kerja puskesmas.
17. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan
tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
18. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penignkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
19. Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi, internvensi,
dan monitoring dan evaluasi kepada pasien/klien rawat jalan, intervensi gizi rawat jalan
apda umumnya berupa kegiatan konseling gizi dan dietetik dan atau penyuluhan gizi.
20. Rencana diet adalah kebutuhan zat gizi pasien/klien yang dihitung berdasarkan status
gizi, digenerasi penyakit, dan kondisi kesehatannya.
21. Rujukan gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi yang memberikan pelimpahan
wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi baik, vertikal maupun
horizontal.
22. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
23. Skrining gizi adalah tindakan penampisan untuk mengetahui apakah seorang pasien
beresiko malnutrisi, tidak beresiko malnutrisi atau kondisi khusus.
24. Tenaga gizi puskesmas adalah tenaga gizi yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas
perbaikan gizi di puskesmas. Apabila tidak tersedia tenaga gizi maka pelaksanaan
tugas perbaikan gizi di puskesmas dapat dilakuakn oleh tenaga pelaksana gizi yang
berasal dari tenaga kesehatan lainnya sepserti perawat atau bidan.
25. Terapi diet adalah pelayanan dieteteik yang merupakan bagian dari terapi gizi.
26. Tim asuhan gizi puskesmas adalah sekelompok tenaga kesehatan di puskesmas yang
terkait dengan pelayanan gizi terdiri dari dokter, tenaga gizi, perawat dan atau bidan
dari setiap unit pelayanan yang bertugas menyelenggarakan asuhan gizi untuk
mencapai pelayanan paripurna yang bermutu.
E. Landasan Hukum
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
C. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Petugas Sasaran Lokasi Waktu Pelaksanaan
1 Asuhan Gizi Nutrisionis Paisen/Klien Puskesmas Apabila ada pasien
beresiko masalah gizi,
dirujuk untuk
mendapatkan asuhan
gizi
No Kegiatan Petugas Sasaran Lokasi Waktu Pelaksanaan
2 Edukasi Gizi Dokter, Kelompok Posyandu Setiap bulan
Petugas Masyarakat Kelas Ibu 1 tahun sekali, 4 kali
Gizi, pertemuan
Promkes, Sekolah 1 tahun sekali
Bidan
3 Konseling ASI Petugas Ibu Hamil, Puskemas Setiap ada klien ibu
Eksklusif Gizi, Bidan atau Posyandu hamil dan ibu
yang sudah keluarga, kelas Ibu menyusui yang
mengikuti kelompok bermasalah dalam
pelatihan masyarakat menyusui.
konselor ibu yang Terintegrasi dengan
ASI mempunyai program dalam kelas
anak usia 0- balita dan kelas ibu
24 bulan
4 Pengelolaan Petugas Kader Posyandu Setiap bulan
pemantauan gizi, bidan posyandu
pertumbuhan di desa
posyandu
5 Pengelolaan Petugas Bayi dan Posyandu Bulan Februari dan
Pemberian gizi, bidan balita Agustus
Vitamin A desa Ibu nifas Puskesmas Setiap bulan
BAB III
STANDAR FASILITAS
B. Standar Fasilitas
1. Ruang Konsultasi Gizi
a. Letak
Letak ruang konsultasi gizi meruapkan ruang konseling bersama di ruang promosi
kesehatan, berada pada bagian depan puskesmas, area publik, bersamaan dengan
berdekatan dengan klinik-klinik lainnya yang mempunyai akses langsung dengan
lingkungan luar puskesmas.
b. Persyaratan Ruang
1) Luas : luas ruangan konsultasi gizi adalah 3 m x 3 m
2) Atap : atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana, tidak bocor, tahan lama dan
tidak menjadi tempat perindukan vektor.
3) Langit-langit: langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan,
ketinggian langi-langit dari lantai minimal 2,8 m.
4) Dinding: material dinding harus keras, tidak berpori/tidak berserat, tidak menyebabkan
silau, kedap air, mudah dibersihkan, dan tidak ada sambungan agar mudah
dibersihkan.
5) Lantai :material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang,
mudah dibersihkan.
6) Pintu dan jendela: lebar bukaan pintu minimal 190 cm, bukaan jendela diupayakan
dapat dibuka secara maksimal.
c. Persyaratan prasarana
1) Sanitasi
Pada ruangankonsultasi gizi sebaiknya disediakan wastafel dengan debit air mengalir
yang cukup. Dilengkapi pula dengan tempat sampah yang tertutup.
2) Ventilasi
Ventilasi harus cukup agar sirkulasi udara dalam ruangan tetap terjaga. Jumlah bukaan
ventilasi sebaiknya 15% terhadap luas lantai ruangan. Arah bukaan ventilasi tidak boleh
berdekatan dengan tempat pembuangan sampah, toilet dan sumber penularan
penyakit lainnya.
3) Pencahayaan
Pada siang hari sebaiknya menggunakan pencahayaan alami. Intensitas cahaya cukup
agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
4) Listrik
Tersedia kotak kontak yang aman untuk peralatan perlengkapan.
d. Persyaratan peralatan perlengkapan
Peraltan perlengkapan yang disediakan pada ruangan konsultasi gizi antara lain:
1) Meja
2) Kursi
3) Media KIE (poster, brosur makanan sehat sesuai kelompok umur, brosur diet penyakit,
dll)
4) Standar makanan diet, standar pemantauan pertumbuhan baita dan anak, tabel IMT, dll.
5) Food model
6) Daftar penukar bahan makanan
7) Alat ukur antropometri (timbangan berat badan, mocrotois, pita lila, dll)
2. Ruang Produksi Makanan
a. letak
1) strategi dan mudah dicapai dari ruang perawatan.
2) Mudah dicapai oleh kendaraan yang membawa bahan makanan.
3) Tidak berdekatan dengan tempat pembuangan sampah (TPS), toilet, dan sumber
penularan lainnya.
b. Persyaratan Ruang
Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang produksi makanan adalah sebagai
berikut:
1) Tata ruang produksi makanan puskesmas rawat inap harus memperhatikan alur (flow)
kegiatan mulai dari penerimaan, penyimpanan, persiapan dan pengolahan bahan
makanan, penyajian makanan, sapmai dengan pencucian alat dan penyimpanan
perlengkapan.
2) Luas ruang produksi makanan harus sesuai dengan kebutuhan dan diperhitungkan
kemungkinan perluasannya di masa mendatang. Ruang produksi makanan di
puskesmas rawat inap minimal mempunyai luas ruangan 3m x 3m yang dapat
memfasilitasi beberapa area, yang terdiri dari:
a) Area penerimaan bahan makanan
(1) Pada area ini dilaksanakan kegiatan pencatatan dan pengujian kualitas dan kuantitas
bahan makanan.
(2) Area ini dilengkapi dengan meja untuk pencatatan bahan makanan masuk, alat uji
kuantitas.
b) Area penyimpanan bahan makanan
Area penyimpanan bahan makanan dibedakan menjadi 2, yaitu:
(1) Tempat penyimpanan bahan makanan segar/ basah (lemari pendingin dengan suhu
antara -5 s/d 100 C)
(2) Tempat penyimpanan bahan makanan kering (lemari/rak tertutup)
c) Area persiapan dan pengolahan bahan makanan
(1) Kegiatan yang dilakukan mulai dari membersihkan dan memotong bahan makanan,
mempersiapkan bumbu, sampai dengan pengolahan/memasak bahan makanan.
(2) Pada area ini perlu disediakan meja kerja yang dilengkapi bak cucu (snik)., meja kerja
harus cukup untuk menyiapkan bahan makanan dan meletakkan kompor, penanak
nasi, blender, oven, dll.
(3) Meja kerja memiliki ketinggian 60 s.d. 80 cm di atas permukaan lantai, terbuat dari
bahan yang mudah dibersihkan, tidak mudah berkarat, tidak mudah berjamur (contoh:
meja stainless steel, meja cor yang dilapis keramik, dll)
d) Area penyajian makanan
e) Area pencucian dan penyimpanan alat
Pada area ini harus dilengkapi bak cuci dan lemari/ rak alat
c. Persyaratan komponen bangunan adalah sebagai berikut:
1) Atap : tap harus kuat, tidak bocor, material atap tidak mudah terbakar dan tidak menjadi
tempat perindukan vektor.
2) Langit-langit: ketinggian plafon sebaiknya dapat membuat kalor panas tersirkulasi
dengan baik.
3) Dinding: bahan dinding tahan air, tidak mudah terbakar dan mudah dibersihkan.
4) Lantai: bahan penutup lantai kuat, permukaan rata, tidak licin, tahan terhadap air dan
mudah dibersihkan.
5) Pintu dan jendela: material pintu dan jendela tidak mudah terbakar dan tidak dapat
memungkinkan vektor masuk
Layout ruang produksi makanan
SOP PMT Pemulihan Gizi Kurang Buruk
,SOP Pemberian Tablet Tambah Darah
Remaja Putri Daftar Tilik
Tags
Kesehatan
PEMBERIAN PMT PEMULIHAN BALITA
GIZI KURANG DAN GIZI BURUK
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/006/201
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 201
Halaman : 1/2
UPT dr.
Puskesmas
..................
1.Pengertian Pemberian PMT Pemulihan adalah serangkaian kegiatan pemberian PMT kepada
balita gizi kurang/buruk mulai dari perencanaan, pengadaan, distribusi dan
pemantauan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemberian PMT Pemulihan Balita
Gizi Kurang/Gizi BUruk di Puskesmas ..................
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA,
Kemenkes RI tahun 2014
5.Prosedur a. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran balita gizi kurang/buruk
penerima bantuan PMT-P
b. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan PMT-P
c. Pengadaan bahan makanan PMT-P
d. Petugas gizi melakukan distribusi PMT-P ke sasaran dengan cara kunjungan
rumah
e. Petugas gizi memberikan edukasi dan mencatat pemberian PMT-P
f. Petugas gizi melakukan monitoring dan evaluasi
g. Petugas gizi Melaporkan hasil kegiatan pemberian PMT-P ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
6.Bagan Alir
Bagan Alir PMT Pemulihan Gizi Kurang Buruk
7.Unit Terkait KIA
8.Dokumen Blangko penerimaan PMT-P, Rekapitulasi Pemantauan PMT-P
Terkait
9.Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Historis .
Perubahan
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
BAGI REMAJA PUTRI
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/007/2016
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 2016
Halaman : 1/2
UPT dr
Puskesmas
..................
1.Pengertian Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada remaja putri usia 12-18 tahun di institusi pendidikan
SMA atau sederajad dengan dosis I tablet per minggu
2.Tujuan Mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi a. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi, Kemenkes RI, 2012
b. Surat Edaran No HK.,03.03N/0595/2016 Tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur
5.Prosedur 1. Persiapan
a. Petugas gizi menyiapkan data jumlah sasaran
b. Petugas gizi mengecek ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD)
c. Petugas gizi menghitung kebutuhan TTD
d. Petugas gizi mengajukan kebutuhan TTD
e. Petugas gizi membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
a. Petugas gizi melakukan distribusi TTD ke sekolah melalui kegiatan UKS sesuai dengan
kebutuhan setiap bulan
b. Mencatat hasil distribusi TTD bersama Tim UKS setiap bulan
c. Tim UKS melakukan pemantauan kepatuhan ratri mengkonsumsi TTD
d. Melaporkan hasil distribusi dan pemberian TTD setiap bulan dengan Form Stok Obat Gizi ke
DKK
6.Bagan Alir
CR : …………………..%
.................., ……………………..
Pelaksana/Auditor
(…………………………………..)
KERANGKA ACUAN CARA MENDAPATKAN UMPAN BALIK, PEMBAHASAN DAN
TINDAK LANJUT TERHADAP UMPAN BALIK MASYARAKAT
A.PENDAHULUAN
Tata cara mendapatkan umpan balik, pembahasan dan tindak lanjut terhadap
umpan balik adalah mekanisme penerimaan keluhan dan umpan balik pelanggan terkait
pelayanan di Puskesmas.untuk mendapat umpan balik ,pembahasan dan tindak lanjut
terhadap umpan balik masyarakat adalah dengan cara pengumpulan informasi dalam
rangka mengetahui harapan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas. Cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan informasi umpan balik masyarakat adalah melalui
kueisioner yang dibagikan ke masyarakat,SMD,MMD,minilokarrya lintas sektoral.
Pembicaraan umpan balik pembahasan dan tindak lanjut terhadap masyarakat
dilaksanakan oleh coordinator UKM yang ditunjukoleh kepala Puskesmas Untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan diperlukan umpan
balik dari masyarakat dan sasaran kegiatan untuk melakukan penyesuaian dan
perbaikan –perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan –kegiatan upaya Puskesmas.
Umpan balik dapat diperoleh melalui pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan
tokoh masyarakat,kelompok masyarakat atau individu yang merupakansasaran
program melalui forum-forum yang ada.
B.TUJUAN
Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengumpulan informasi harapan
pelanggan dan tindak lanjut terhadap umpan balik masyarakat tentang kepuasan dan
mutu pelayanan.
C.TUJUAN KHUSUS
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan cara mendapatkan umpan balik,
pembahasan .
Informasi keluhan dan umpan balik masyarakat diterima dan dikelola dengan baik
guna perbaikan pelayanan Puskesmas.
E.SASARAN
Sasaran umpan balik ini berasal dari Masyarakat yang berasal dari wilayah kerja
UPT Puskesmas .................
1 SMD Maret,Oktober
2 MMD Maret,oktober
3 MINILOKAKARYA Maret,juli,oktober,Des
LINTAS SEKTORAL
4 PEMBAGIAN Maret
KUISIONER
G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
Kegiatan ini berjalan denga lancer serta ada respon yang baik dari masyarakat
atau sasaran.
H .PENCATATAN
Hasil kegiatan akan dijadikan sebuah laporan dan menjadi bahan acuan kegiatan
UKM di Puskesmas ..................
.................................. ..........................
KUISIONER IDENTIFIKASI KEBUTUHAN MASYARAKAT
UPT PUSKESMAS ................
TAHUN 2017
Mohon memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih
A. PROGRAM KIA
1. Harapan masyarakat terhadap tenaga kesehatan dapat memantau jumlah ibu hamil,ibu
bersalin dan bayi,kegiatan yang sebaiknya dilakukan adalah :
a. Kunjungan ibu hamil sambil menempel stiker P4K
b. Mengumpulkan informasi dari kader/TOMA
c. Mengumpulkan informasi dari PKK
d. Lain-lain : Usulan...................................................................................
2. Untuk memantau kesehatan ibuhamil resiko tinggi ,sebaiknya dilaksanakan .....
a. Kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan
b. Menginformasikan kepada perangkat desa
c. Penyuluhan kepada ibu hamil
d. Lain-lain: Usulan....................................................................................
3. Untuk menelusuri penyebab kejadian kematian ibuhamil,ibu bersalin,bayi dan balita
sebaiknya dilakukan................
a. Dibiarkan saja
b. Kader melaporkan kepada bidan desa
c. Bidan melakukan kunjungan sesuai laporan masyarakat
d. Lain-lain: Usulan.................................................................................
4. Untuk meningkatkan kemampuan kader dibidang Kesehatan Ibu dan Anak sebaiknya
a. Penyuluhan kader
b. Reorganisasi kader
c. Refresing kader kesehatan
d. Lain-lain: Usulan.................................................................................
5. Supaya ibu hamil di wilayah Puskesmas ................ memahami tentang
kesehatan,bahaya kehamilan dan kebutuhan ibu hami maka........
a. Penyuluhan
b. Kelas Ibu hamil
c. Pendampingan Kder pada ibu hamil
d. Lain-lain : Usulan.................................................................................
6. Agar jumlah Pasangan Usia Subur dan Wanita Usia Subur memahami tentang manfaat
ber KB serta berpartisipasi menjadi akseptror KB
a. Penyuluhan KB di PKK
b. Kunjungan rumah bagi PUS belum KB
c. Kerjasama dengan TOMA,dan perangkat desa
d. Lain-lain: Usulan...................................................................................
B.PROGRAM GIZI
1. Untuk mencapai Kunjungan Posyandu 100% sebaiknya dilakukan
a. Kegiatan penimbangan ulang
b. Diminta datang pada kegitan Posyandu berikutnya
c. Kunjungan balita yang tidak datang ke Posyandu
d. Lain-lain: Usulan..................................................................................
2. Supaya program pemberian ASI Exclusif usia 0-6 bulan mencapai 100% maka
dibutuhkan
a. Penyuluhan ASI Exclusif
b. Pemantauan Pemberian ASI Exclusif
c. Kunjungan bayi dropout ASI Exclusif
d. Lain-lain : Usulan......................................................................................
3. Dalam memantau peredaran garam beryodium di masyarakat,sebaiknya
a. Pendataan Pasar
b. Pemantauan garam beryodium
c. Pemantaun Warung
d. Lain-lain; Usulan..............................................................................
4. Ditribusi pemberian Vitamin A pada bayi,balita pada bulan Februari Agustus agar tepat
sasaran,sebaiknya
a. Pemantauan distribusi Vit A
b. Pendataan Balita
c. Pemantauan balita usia 6-59 bulan
d. Lain-lain: Usulan.............................................................................
5. Untuk mengetahui status Gizi balita di wilayah desa,sebaiknya dilakukan
a. Pemantauan Balita
b. Pemantauan status Gizi Balita
c. Pendataan penimbangan
d. Lain-lain: Usulan................................................................................
6. Untuk memperbaiki balita gizi buruk dan ibu hamil KEK perlu dilaksanakan
a. Penyuluhan Gizi
b. Kunjungan dan pelacakan
c. Pemberian Makanan Tambahan
d. Lain-lain : Usulan................................................................................
C.PROGRAM KESLING
1. Kegiatan Puskesmas untuk meningkatkan program sanitasi pada institusi pendidikan
perkantoran dan kesehatan
a. Pemantauan secara rutin
b. Pemantauan oleh kader
c. Pemantauan Jentik oleh kader
d. Lain-lain : Usulan..........................................................................
2. Untuk meningkatkan pembinaan terhadap tempat pengelolaan makan /minum di
desa,maka program yang diharapkan
a. Pemantauan rutin oleh petugas
b. Penyuluhan dan pembinaan pengelola kantin sekolah
c. Pengambilan sample makanan untuk di periksa di puskesmas
d. Lain-lain: Usulan...........................................................................
3. Demi meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian Malaria melalui
Pemberantasan Sarang Nyamuk maka
a. Pemantauan jentik oleh kader
b. Pembentukan Juru Pemantau Jentik
c. Penyuluhan tentang pengendalian Malaria
d. Lain-lain: Usulan ........................................................................
4. Untuk mengetahui kondisi kualitas air di wilayah desa ,program yang dilaksanakan
a. Pengambilan sample air
b. Penyuluhan tanda air bersih
c. Pembinaan pengelolaan air
d. Lain-lain: Usulan.........................................................................
5. Kegiatan yang berkaitan dengan SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM )
maka kegiatan yang sebaiknya dilakukan
a. Refresing STBM
b. Pelatihan Cuci Tangan Pakai Sabun di sekolah
c. Pelatihan Cuci Tangan Pakai Sabun d Posyandu
d. Lain-lain: Usulan.........................................................................
D.PROGRAM P2P
1. AGAR pencapaian Imunisasi Dasar Lengkap 100% maka perlu
a. Pendataan Imunisasilengkap oleh kader
b. Imunisasi di Polindes
c. Penyuluhan Imunisasi Dasar Lengakpadi masyarakat
d. Lain-lain: Usulan..........................................................................
2. Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu setelah usia balita diperlukan
imunisasi lanjutan
a. Booster Balita
b. Lima Imunisasi Dasar Lengkap
c. Bulan Imunisasi Anak Sekolah
d. Lain-lain:Usulan..........................................................................
3. Untuk memastikan kejadian penyakit menular masyarakat ,agar dapat ditindak lanjuti
oleh petugas kesehatane seharusnya
a. Penyuluhan tentang penyakit menular
b. Penyelidikan kasus penyakit menular oleh petugas
c. Lapor kepala desa/bidan desa
d. Lain-lain: Usulan...........................................................................
4. Agar masyarakat mengetahui pengendalian penyebaran penyakit menular (Malaria,TBC
dll) perlu diadakan
a. Penyuluhan penyakit menular
b. Minum Obat teratur
c. Kerja bakti
d. Lain-lain :Usulan........................................................................
5. Guna membantu kader dan masyarakat memntau warga dengan sakit
tertentu,diperukan kegiatan
a. Kartu kontrol
b. Satgas pemantau penyakit
c. Perawatan kesehatan masyarakat oleh petugas
d. Lain-lain: Usulan......................................................................
E.PROGRAM PROMKES
1. Untuk mengaktifkan Desa Siaga ,diperlukan kegiatan
a. Reorganisasi pengurus
b. Pelatiahan Kader Desa Siaga
c. Penyuluhan kader
d. Lain-lain: Usulan........................................................................
2. Demi mengurangi angka kejadian pernikahan dini akibat kehamilan tidak diinginkan
,perlu dilaksanakan
a. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
b. Penyuluhan Resiko hamil usia muda
c. Penyuluhan Resiko kanker kandungan
d. Lain-lain: Usulan......................................................................
3. Untuk menekan angka kejadianHIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual di masyarakat
perlu dilakukan kegiatan
a. Penyuluhan Kegiatan Reproduksi
b. Penyuluhan HIV/AIDS
c. Penyuluhan KB
d. Lain-lain: Usulan...................................................................
4. Guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ber Perilaku Hidup Bersi dan Sehat
perlu dilaksanakan
a. Sosialisasi PHBS
b. Pemantauan PHBS
c. Sosialisasi bahaya merokok
d. Lain-lain : Usulan...................................................................
5. Supaya masyarakat mampu mawas diri terhadap permasalahan kesehatan di desa
,perlu
a. Pelatihan kader pelacakan masalah kesehatn di desa
b. Penyuluhan kesehatan
c. Mengadakan SMD /MMD
d. Lain-lain: Usulan..................................................................
SARAN
............................................................................................................................................
..............................................................................................
4112 KERANGKA ACUAN,METODE,INSTRUMEN
ANALISIS KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/SASARAN TERHADAP
PROGRAM UKM
I. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerjanya.
Kegiatan-kegiatan dalam setiap program Puskesmas disusun oleh Kepala
Puskesmas dan penanggung jawab program tidak hanya mengacu pedoman atau
acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi,
maupun Dinas Kesehatan Kota tapi juga perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan
masyarakat terutama sasaran program.
Kebutuhan dan harapan masyarakat maupun sasaran program dapat
diidentifikasi melalui survey, kotak saran, maupun temu muka dengan tokoh
masyarakat. Komunikasi perlu dilakukan untuk menyampaikan inforamsi tentang
program kepada masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi
sasaran program.
VIII. SASARAN
Sasaran dan kegiatan ini adalah masyarakat wilayah Puskesmas .......... yang menjadi
sasaran program.
IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Pengumpulan Data
Pembahasan
Identifikasi Tindak
No Metode Oleh Tim
Kebutuhan dan Lanjut
Program
Harapan Program
1 Survey Maret Maret Mei
2 SMD Maret Maret mei
MMD
.......................... ....................
4.1.1.3 HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
KEGIATAN UKM
DAN RENCANA KEGIATAN UKM (KESLING)
b. Pembentukan Juru
Pemantau Jentik (77)
c. Penyuluhan tentang
pengendalian Malaria
(157)
d. Lain-lain: Usulan
....................................
..
4. Untuk mengetahui
kondisi kualitas air di
wilayah desa ,program
yang dilaksanakan
a. Pengambilan sample
air (72)
b. Penyuluhan tanda air
bersih (182)
c. Pembinaan
pengelolaan air (46)
d. Lain-lain:
Usulan.........................
...............................
5. Kegiatan yang
berkaitan dengan
SANITASI TOTAL
BERBASIS
MASYARAKAT
(STBM ) maka
kegiatan yang
sebaiknya dilakukan
a. Refresing STBM (49)
b. Pelatihan Cuci Tangan
Pakai Sabun di
sekolah (125)
c. Pelatihan Cuci Tangan
Pakai Sabun d
Posyandu (126)
d. Lain-lain:
Usulan.........................
................................
................................
4. Agar masyarakat
mengetahui
pengendalian
penyebaran penyakit
menular (Malaria,TBC
dll) perlu diadakan
a. Penyuluhan penyakit
menular (153)
b. Minum Obat teratur
(74)
c. Kerja bakti (73)
d. Lain-lain
:Usulan.........................
.................................
5. Guna membantu kader
dan masyarakat
memntau warga
dengan sakit
tertentu,diperukan
kegiatan
a. Kartu control (92)
b. Satgas pemantau
penyakit (81)
c. Perawatan kesehatan
masyarakat oleh
petugas (127)
d. Lain-lain:
Usulan..........................
...............................
4.1.1.3 HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
KEGIATAN UKM DAN RENCANA KEGIATAN UKM (KIA-KB)
RENCANA
BUL HASIL SURVEY
NO ANALISIS TINDAK
AN KEBUTUHAN
LANJUT
dilakukan................
a. Dibiarkan saja (45)
b. Kader melaporkan
kepada bidan desa (90)
c. Bidan melakukan
kunjungan sesuai
laporan masyarakat
(165)
d. Lain-lain:
Usulan...........................
......................................
............
4. Untuk meningkatkan
kemampuan kader
dibidang Kesehatan Ibu
dan Anak sebaiknya
a. Penyuluhan kader (86)
b. Reorganisasi kader (98)
c. Refresing kader
kesehatan (116)
d. Lain-lain:
Usulan...........................
......................................
...........
5. Supaya ibu hamil di
wilayah Puskesmas
Banyuasin memahami
tentang
kesehatan,bahaya
kehamilan dan
kebutuhan ibu hami
maka........
a. Penyuluhan (96)
b. Kelas Ibu hamil (122)
c. Pendampingan Kder
pada ibu hamil (82)
d. Lain-lain :
Usulan...........................
......................................
............
6. Agar jumlah Pasangan
Usia Subur dan Wanita
Usia Subur memahami
tentang manfaat ber KB
serta berpartisipasi
RENCANA
BUL HASIL SURVEY
NO ANALISIS TINDAK
AN KEBUTUHAN
LANJUT
menjadi akseptror KB
a. Penyuluhan KB di PKK
(102)
b. Kunjungan rumah bagi
PUS belum KB (180)
c. Kerjasama dengan
TOMA,dan perangkat
desa (18)
Lain-lain:
Usulan...........................
......................................
..................
4.1.1.3 HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
KEGIATAN UKM DAN RENCANA KEGIATAN UKM (GIZI)
RENCANA
N BUL
HASIL SURVEY KEBUTUHAN ANALISIS TINDAK
O AN
LANJUT
1. Mar Hasil survei : Dari hasil -
et 1. Untuk mencapai Kunjungan survey nilai
Posyandu 100% sebaiknya yang tertinggi : Kerja
dibutuhkan -
RENCANA
N BULA
HASIL SURVEY KEPUASAN ANALISIS TINDAK
O N
LANJUT
1. Maret Hasil survey : Dari hasil - Melakukan
1. Untuk mengaktifkan Desa survey nilai penyuluhan
Siaga ,diperlukan kegiatan yang tertinggi : yang terus
a. Reorganisasi pengurus (83) - Penyuluhan menerus
b. Pelatiahan Kader Desa Siaga HIV/AIDS. tentang
(120) HIV/AIDS .
c. Penyuluhan kader (97)
d. Lain-lain:
Usulan....................................
..........................
2. Demi mengurangi angka
kejadian pernikahan dini
akibat kehamilan tidak
diinginkan ,perlu
dilaksanakan
a. Penyuluhan Kesehatan
Reproduksi (151)
b. Penyuluhan Resiko hamil usia
muda (99)
c. Penyuluhan Resiko kanker
kandungan (50)
d. Lain-lain:
Usulan....................................
.........................
3. Untuk menekan angka
kejadianHIV/AIDS dan
Penyakit Menular Seksual di
masyarakat perlu dilakukan
kegiatan
a. Penyuluhan Kegiatan
Reproduksi (59)
b. Penyuluhan HIV/AIDS (167)
c. Penyuluhan KB (74)
d. Lain-lain:
Usulan....................................
..........................
4. Guna meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam
ber Perilaku Hidup Bersi dan
Sehat perlu dilaksanakan
a. Sosialisasi PHBS (81)
b. Pemantauan PHBS (97)
c. Sosialisasi bahaya merokok
RENCANA
N BULA
HASIL SURVEY KEPUASAN ANALISIS TINDAK
O N
LANJUT
(122)
d. Lain-lain :
Usulan....................................
..............................
5. Supaya masyarakat mampu
mawas diri terhadap
permasalahan kesehatan di
desa ,perlu
a. Pelatihan kader pelacakan
masalah kesehatn di desa
(105)
b. Penyuluhan kesehatan (108)
c. Mengadakan SMD /MMD (87)
d. Lain-lain:
Usulan....................................
..............................
BULAN PENIMBANGAN SERENTAK
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/009/201
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 201
Halaman : 1/2
UPT dr.
Puskesmas
..................
1.Pengertian Bulan penimbangan serentak adalah bulan dimana dilakukan pengukuran Antropometri yaitu
yaitu penimbangan Berat Badan, pengukuran Panjang Badan/Tinggi Badan dan lingkar lengan
atas terhadap seluruh balita yang ada di wilayah kerja
2.Tujuan a. Memperoleh gambaran data status gizi seluruh balita di wilayah kerja secara berkala
b. Memperoleh data balita gizi buruk berdasarkan nama dan alamat (by name by address),
kelompok umur, jenis kelamin dan status ekonomi
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi a. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun
2014
b. Buku Pedoman Pernantauan Status Gizi, Depkes R1 tahun 2007
c. Buku Baku Standar WHO-NCHS
5.Prosedur 1. Persiapan
a. Sosialisasi lintas upaya dan lintas sektor
b. Menyiapkan Formulir Pencatatan dan pelaporan (Kohort Balita)
c. Menginventarisir sarana dan prasarana di posyandu (timbangan, alat ukur tinggi badan/panjang
badan)
d. Menyiapkan perangkat lunak pengolahan data (posyanduQu)
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan, memantau dan membina pelaksanaan penimbangan BB dan pengukuran
TB/PB dan LILA pada hari buka posyandu
b. Mencatat hasil penimbangan BB dan pengukuran TB/PB dan LILA pada buku kohort balita
c. Melakukan kunjungan rumah ke balita yang tidak datang ke penimbangan serentak untuk
melakukan pengukuran antropometri dan mencatat di buku kohort balita
d. Mengentri hasil penimbangan BB dan pengukuran TB/PB menggunakan perangkat lunak
pengolahan data (posyanduQu)
e. Mengolah dan merekap data hasil penimbangan BB dan pengukuran TB/PB
f. Melaporkan hasil kegiatan
6.Bagan Alir
UPT dr.
Puskesmas
..................
1.Pengertian Adalah pemberian makanan pendamping Air susu Ibu (ASI) pada anak usia 6-24 bulan dari
keluarga miskin yang mendapat bantuan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan.langkah-langkah pemberian MPT-ASI bagi baduta gakin
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun
2014
5.Prosedur 1. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran baduta penerima bantuan MP-ASI
2. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan MP-ASI
3. Pengadaan bahan makanan MP-ASI
4. Petugas gizi melakukan distribusi MP-ASI ke sasaran
5. Petugas gizi memberikan edukasi dan mencatat pemberian MP-ASI
6. Petugas gizi melakukan monitoring dan evaluasi
7. Petugas gizi Melaporkan hasil kegiatan pemberian ke Dinas Kesehatan Kabupaten
6.Bagan Alir
UPT dr.
Puskesmas
..................
1.Pengertian Balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi sangat kurus (BB/TB < -3 SD) menurut
Standar Antropometri WHO 2005 yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan dan atau di
rumah olch tenaga kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
2.Tujuan Memastikan semua balita dengan gizi buruk segera ditangani sehingga tidak sampai
mengganggu tumbuh kembangnya dan untuk meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baik
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/201 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi 1. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Kemenkes RI, tahun 2011
2. Pedoman Surveilans Gizi, Kemnkes RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Direktorat Bina
Gizi, 2014
3. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Kemenkes RI, Ditjen Bina Gizi, 2014
5.Prosedur 1. Menerima Laporan Penilaian Status Gizi / rujukan posyandu / rujukan poli
2. Melakukan verifikasi status gizi dengan Penyelidikan Epidemiologi/home visit
3. Memberikan intervensi sesuai kasus
4. Melakukan montoring dan evaluasi
6.Bagan Alir
6.Bagan Alir
Baga
n
Alir
PMT
Pem
uliha
n
Gizi
Kura
ng
Buru
k
7.Unit KIA
Terkait
8.Dokumen Blangko penerimaan PMT-P, Rekapitulasi Pemantauan PMT-P
Terkait
9.Rekam No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Historis .
Perubahan
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
BAGI REMAJA PUTRI
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/007/2016
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 2016
Halaman : 1/2
UPT dr
Puskesmas
..................
1.Pengertian Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada remaja putri usia 12-18 tahun di institusi pendidikan
SMA atau sederajad dengan dosis I tablet per minggu
2.Tujuan Mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi a. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi, Kemenkes RI, 2012
b. Surat Edaran No HK.,03.03N/0595/2016 Tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur
5.Prosedur 1. Persiapan
a. Petugas gizi menyiapkan data jumlah sasaran
b. Petugas gizi mengecek ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD)
c. Petugas gizi menghitung kebutuhan TTD
d. Petugas gizi mengajukan kebutuhan TTD
e. Petugas gizi membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
a. Petugas gizi melakukan distribusi TTD ke sekolah melalui kegiatan UKS sesuai dengan
kebutuhan setiap bulan
b. Mencatat hasil distribusi TTD bersama Tim UKS setiap bulan
c. Tim UKS melakukan pemantauan kepatuhan ratri mengkonsumsi TTD
d. Melaporkan hasil distribusi dan pemberian TTD setiap bulan dengan Form Stok Obat Gizi ke
DKK
6.Bagan Alir
CR : …………………..%
.................., ……………………..
Pelaksana/Auditor
PEMERINTAH KABUPATEN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS
Jl. Kec. Kab.
Telp. Kode Pos :
Email:
TENTANG
PENUNJUKAN PETUGAS PENGELOLA PROGRAM GIZI
PADA UPT PUSKESMAS
TAHUN ANGGARAN 201
Menimbang a.
: bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di UPT Puskesmas..........., maka
perlu ditetapkan petugas Pengelola Program Gizi;
b. bahwa sebagaimana yang dimaksud pada huruf a, nama
yang tercantum dalam keputusan ini memenuhi syarat
sebagai petugas Pengelola Program Gizi.
Mengingat 1.
: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Bupati ........ Nomor 63 Tahun 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
.........;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU :Pegawai tersebut di bawah ini :
1.Nama :
2.NIP/NRPTT :
3.Pangkat/Golongan :
4.Jabatan :
5.Pendidikan Terakhir :
6. Pelatihan/Kursus yang :
diikuti
Terhitung mulai tanggal ….. selain menjalankan tugas
pokok dan fungsi, ditugaskan sebagai petugas Pengelola
Program Gizi.
KEDUA : Uraian Tugas dan fungsi Terlampir
Ditetapkan di : .........
Pada tanggal : …201
dr. .....................
NIP. 197...................
LAMPIRAN :
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS .........
NOMOR : 188.4/ /2016
TENTANG :
PENUNJUKAN PETUGAS PENGELOLA PROGRAM GIZI PADA UPT PUSKESMAS
.........
TAHUN ANGGARAN 201.
dr. .........................
NIP. 197.................
PEMBERIAN PMT PEMULIHAN IBU
HAMIL KEK
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/005/201
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 2 Mei 201
Halaman : 1/2
UPT dr
Puskesmas
..................
1.Pengertia Pemberian PMT Pemulihan adalah serangkaian kegiatan pemberian PMT kepada
n ibu hamil KEK mulai dari perencanaan, pengadaan, distribusi dan pemantauan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan.langkah-langkah pemberian PMT Pemulihan Ibu Hamil
KEK di Puskesmas ..................
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan
Pelaksanaan Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Dirjen Bina Gizi dan KIA,
Kemenkes RI tahun 2014
5.Prosedura. Petugas gizi mengumpulkan data jumlah sasaran ibu hamil penerima bantuan
PMT-P
b. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan PMT-P
c. Pengadaan bahan makanan PMT-P
d. Petugas gizi melakukan distribusi PMT-P ke sasaran dengan cara kunjungan
rumah/mengundang ibu hamil ke Puskesmas
e. Petugas gizi memberikan edukasi dan mencatat pemberian PMT-P
f. Petugas gizi melakukan monitoring dan evaluasi
g. Petugas gizi Melaporkan hasil kegiatan pemberian PMT-P ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
6.Bagan Alir
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya perbaikan
gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat,
antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi
dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan
ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh
pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK).
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan
terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas
dan angka harapan hidup masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah Kecamatan Loano berdasarkan hasil
Pernantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 pada posyandu balita pada tahun dengan
indikator BB/U diperoleh data balita status gizi sangat kurang 0,8 %, kurang 7,9%, baik
90,4% dan lebih 0,74%. Dengan indikator TB/U terdapat balita dengan status gizi
sangat pendek 3,02%, pendek 8,8% clan normal 87,47% tinggi 0,43%. Sedangkan
dengan inclikator BB/TB terdapat balita dengan sangat kurus 0,06 status gizi kurus 3,82
% normal 93,02% clan gemuk 28,9%. Prevalensi ibu hamil KEK 26,08 % dan anemia
gizi besi 7,1 %. Cakupan ASI-E pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 86,03 %.Dampak
yang timbul dari masalah Anemia dan KEK tersebut adalah adanya kasus kematian
bayl lahir mati ada 3 selama tahun 2015 dan kelahiran BBLR selama tahun 2015 ada
22.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari struktur jajaran
kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan
Untuk memperoleh informasi kasus gizi buruk yang merupakan peningkatan kinerja
pembinaan gizi masyarakat secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan maka perlu
dilakukan kegiatan surveilans/ pelacakan gizi buruk di wilayah puskesmas ...................
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh informasi kasus gizi buruk secara cepat dan akurat, teratur dan
berkelanjutan
2. Tujuan khusus
a. Menemukan sedini mungkin kasus gizi buruk
b. Meningkatkan cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan
H. Sasaran
Bayi/balita. dengan status gizi sangat kurang (BB/U < -3SD baku standar WHO-
NCHS) dan gizi sangat kurus (BB/TB < -3 SD baku standar WHO-NCHS).
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab V111 tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku
sadar gizi dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan
kemajuan ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan
oleh pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Balita Kurang Energi Protein
(KEP).
B. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menurunkan prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) pada balita
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan cakupan balita, gizi buruk yang mendapat perawatan
b. Meningkatkan cakupan N/D Posyandu
c. Menurunkan prevalensi KEP balita
d. Meningkatkan status gizi masyarakat
H. Sasaran
Sasaran Pembedan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) balita KEP yaitu:
1. Balita status gizi sangat kurus dan kurus usia 6-59 bulan terutama dari keluarga miskin
2. Balita status gizi sangat kurang dan gizi kurang usia 6-59 bulan terutama dari keluarga
miskin
6.Bagan Alir
7.Unit Terkait · Bidan desa
· Kader posyandu
8.Dokumen Formulir pelacakan gizi buruk, Kartu Balita, Formulir Pola Konsumsi, Formulir Konsmusi, KMS,
Terkait Buku GPA
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
SOP GIZI PEMANTAUAN GARAM
BERYODIUM TINGKAT POSYANDU DAN
WARUNG DESA
Tags
Kesehatan
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM
TINGKAT POSYANDU DAN WARUNG
DESA
No. Dokumen : 068.2/UKM-GZ/002/2016
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 5 Januari 2016
Halaman : 1/2
UPT
Puskesmas
..................
1.Pengertian Pemantauan garam beryodium adalah kegiatan pemeriksaan garam beryodium yang
dikonsumsi masyarakat di wilayah Puskesmas .................. melalui pemeriksaan kadar yodium
pada garam sampling yang dibawa ibu balita di Posyandu terpilih dan warung desa
2.Tujuan Terlaksananya pemantauan untuk memperoleh gambaran tentang konsumsi garam beryodium
yang memenuhi syarat di masyarakat
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 188.4/02.67/2016 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
4.Referensi Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi, Kemenkes R1, 2012
5.Prosedur 1. Petugas gizi membuat dan menyampaikan surat pemberitahuan pelaksanaan kegiatan pada
posyandu
2. Bidan desa menyampaikan informasi kepada ibu balita untuk membawa garam dari rurnah
masing-masing,
3. Petugas gizi dan atau Bidan desa datang ke posyandu untuk melakukan pemeriksaan gararn
menggunakan iodina test
4. Petugas gizi dan atau Bidan desa datang ke warung desa untuk melakukan pemeriksaan
garam menggunakan iodina test
5. Petugas gizi merekap data hasil pemeriksaan dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten
6.Bagan Alir
SOP GIZI PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM TINGKAT POSYANDU DAN WARUNG DESA
· PKK
· Bidan Desa
7.Unit Terkait · Kader
8.Dokumen · Laporan hasil garam beryodium
Terkait
9.Rekam Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
PEMERINTAH KABUPATEN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS
Jl.
Telp. Kode Pos :
Email: @gmail.com
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak ke depan jika kesehatan
terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas
dan angka harapan hidup masyarakat.
Salah satu masalah gizi utama di lndonesia adalah kekurangan vitamin A.
Capaian pemberian vitamin A di Puskesmas .................. tahun 2015 adalah 100%.
Untuk pencegahan kurang vitamin A pada balita maka dilakukan distribusi vitamin A
pada bulan Februari dan Agustus.
C. Maksud dan Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian vitamin A melalui pembinaan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik.
2. Tujuan khusus
· Memberikan kapsul vitamin A sesuai umur balita yaitu balita 6-11 blan kapsul warna
biru (100.000 IU) dan balita 12-59 bulan kapsul warna merah (200.000 IU).
· Semua bayi 6-11 bulan dan balita usia 11-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
.................. mendapatkan vitamin A
H. Sasaran
Sasaran pemberian kapsul vitamin A di Posyandu (vit A biru umur bayi umur 6-
11 bulan, vit A merah umur 12 -59 bulan)