Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Tenis Meja Dunia

Sejarah Tenis Meja Dunia

Catatan sejarah permainan tenis meja dunia ©old.ittf.com

Sejarah asal usul permainan tenis meja ini hampir sama dengan kebanyakan permainan olahraga lainnya
yang memakai raket, yakni pada awalnya hanya dikenal sebagai permainan dan hiburan ringan di
masyarakat. Tetapi mengenai asal musa permainan tenis meja, sejak kapan dan oleh siapa yang pertama
kali menciptakannya, dapat diketahui dari beberapa sumber bacaan berikut ini.

Pada zaman manusia purba, di Iran telah memainkan sebuah permainan yang menggunakan sebatang
kayu sebagai pemukul bola tang terbuat dari usus binatang yang telah diisi angin.

Pada abad ke-12 Bangsa Perancis telah menyukai permainan tenis meja, dimana bolanya dibuat dari
kertas diktat yang dipukul dengan tangan.

Sejak zaman purba Bangsa Indian telah memainkan permainan yang menyerupai tenis meja. Bola yang
dipakai serupa dengan bola bersayap bulu, pemukul yang digunakan adalah kayu yang dibungkus dengan
kulit binatang menjangan.

Berbagai sumber menyebutkan bahwa olahraga permainan tenis meja asalnya dari Inggris. Permainan ini
muncul dari permainan kuno pada abad pertengahan yang disebut seperti “gossima” dan “whiff-whiff“.
Kemudian permainan ini berkembang lagi, di antaranya oleh angkatan bersenjata Inggris yang berada di
India.

Ada juga, para opsir di daerah koloninya di Afrika Selatan yang biasa memainkan permainan tenis meja
sebagai hiburan saat waktu senggang mereka. Meja yang dipakai adalah meja tanpa memiliki ukuran
tertentu dengan sebuah net atau jaring pada bagian tengah-tengahnya, yang dipasang sejajar dengan
ujung meja yang dipakai.

Jaring yang dipakai terbuat dari tali sepatu boat atau atau seperti perban pembungkus yang diikat
ujungnya pada dua buah kursi yang ditempatkan di kedua sisi bagian tengah meja tersebut. Sementara
itu alat pemukul yang digunakan adalah sebilah kayu yang telah dipotong menurut bentuk sehingga
menyerupai raket yang digunakan seperti saat ini.
Pada saat itu pemukulnya diberi nama Vellum racket, yaitu alat pemukul pada permainan tenis meja
yang mirip alat pemukul pada permainan tenis. Serta bola yang dipakai adalah bola yang dipakai pada
permainan tenis, yakni pukul memukul secara langsung.

Di akhir tahun 1880, bola karet yang dilapisi dengan kulit yang dirajut diganti bola celluloid. Pada tahun
1990, permainan tenis meja disempurnakan oleh beberapa negara Eropa bagian barat. Pada tahun 1903,
dibuat suatu ketetapan atau peringatan kepada para pemain tenis meja atas penggunaan busana malam
bagi pria dan wanita dalam latihannya.

Selain itu, juga diberikan penjelasan dan petunjuk mengenai teknis terperinci mengenai karet bintik,
pegang penhold, dan taktik permainan. kemudian olahraga permainan ini semakin populer pada tahun
1905, E. C. Goode dari London mengenalkan raket kepada khalayak dengan permukaan berupa karet.

Atas prakarsa Dr. George Lehmen dari Jerman pada tanggal 15 januari 1926, terbentu sebuah organisasi
Internasional Table Tenis Federation yang kemudian disingkat ITTF, Hown Ivor Montagu dari Inggris yang
menjadi presiden pertamanya. Negara-negara yang menjadi anggotanya saat itu adalah:

Inggris

Polandia

Jerman

Swedia

Perancis

Cekoslowakia

india, dan

Jepang.

Bertempat di Memorial hall, Farringdon Street, di akhir tahun itu juga diadakan kejuaraan Eropa dengan
peserta:
Denmark

Cekoslowakia

Austria

Inggris

Hungaria

Jerman

Swedia

Wales

India

Baca juga: Kewajiban Anak di Sekolah yang Harus Ditaati oleh Setiap Siswa

Pada 12 Desember 1926, disepakati anggaran dasar dan peraturan permainan, sedangkan kejuaraan
yang tadinya antar negara Eropa dijadikan atau dianggap sebagai kejuaraan tenis meja pertama tingkat
dunia.

Kemudian di tahun 1939, sebanyak 28 asosiasi dari negara-negara terdaftar sebagai anggota ITTF. Sejak
kejuaraan tenis meja dunia pada tahun 1926, selanjutnya untuk setiap tahunnya diadakan sekali hingga
yang ke – 13 pada tahun (1938), kemudian hingga tahun 1945 kejuaraan tidak dapat diselenggarakan
karena terganggu perang dunia.

Pada tahun 1946, kejuaraan dunia yang ke- 14 kembali diadakan, kali ini berlokasi di Paris (Perancis).
Selanjutnya diadakan berkala setiap dua tahun sekali.

Pada tahun 1946, pertama kali diadakan pertemuan umum (general meeting) selama berlangsungnya
kejuaraan dunia ke – 14 di Paris. Pada tahun 1967, presiden ITTF, Hon Ivor Montagu mengundurkan diri
dari presiden ITTF dan digantikan oleh H. Roy Evans dari Wales. Tahun 1976 bulan Maret, ITTF
mengangkat sekjen profesional yang tidak dipilih oleh general meeting yang berkantor di St. Leonards On
Sea di Inggris.
Pada bulan November 1977, Komite Olimpiade Internasional IOC mengakui cabang olahraga tenis meja
sebagai cabang olahraga Olimpiade dengan ITTF sebagai satu-satunya induk organisasi internasional yang
mengaturnya.

Secara resmi cabang olahraga tenis meja mulai dipertandingkan pada olimipic game ke – 24 tahun 1988
Seoul. Akibat pengakuan tersebut, ITTF diharuskan untuk menambahkan dalam peraturannya yang
menyangkut status amatir dan profesional , yaitu pasal 26 dari Olimpic Charter, yang mana pada
peraturan sebelumnya tidak ada.

Kepengurusan H. Roys Evans berakhir pada tahun 1987. Sedangkan yang terpilih menjadi ketua baru
adalah Ichiro Ogimura dari Jepang. Ichiro Igimura mendapat dukungan penuh dari para anggota ITTF
Asia, Afrika dan Amerika Latin sehingga memenangkan pemilihan dengan angka yang meyakinkan, yakni
mendapat 65 suara dari 104 pemilik hak suara.

Perubahan dalam sistem pertandingan mengalami perubahan pada tahun 1991 dalam sistem
pertandingan beregu putra, yang pada awalnya mempertandingkan 9 partai menjadi 5 partai. Rencana
perubahannya sendiri dilakukan pada tahun 1989 di kongres ITTF, setelah final kejuaraan dunia pada
waktu itu antara China dan Swedia yang berlangsung hampir enam jam.

Sejarah Tenis Meja Indonesia

Sejarah Tenis Meja Indonesia

Sejarah tenis meja Indonesia ©ilmu.opioi.com

Olahraga tenis meja di Indonesia baru dikenal secara umum pada tahun 1930. Pada waktu itu,
permainan tenis meja hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang Belanda sebagai suatu hiburan
rekreasi. Pribumi yang boleh ikut permainan itu hanya golongan-golongan tertentu, seperti anggota
keluarga pamong dari balai pertemuan tersebut.

Pada tahun 1939, sebelum pecah perang dunia ke-II, tokoh-tokoh tenis meja mendirikan Persatuan Ping
Pong Seluruh Indonesia (PPPSI). Kemudian di kongresnya yang diadakan di Surakarta tahun 1958, PPPSI
mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).
PTMSI pada tahun 1960 bergabung menjadi anggota federasi tenis meja Asia, TTFA (Table Tenis
Federation of Asia). Setelah itu tenis meja Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak
berdirinya hingga sekarang. Hal itu dilihat dari munculnya perkumpulan-perkumpulan tenis meja, serta
banyaknya pertandingan tenis meja yang diperlombakan di arena olahraga tingkat nasional seperti PON,
POMDA, dan Porda.

Setelah terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961, Indonesia selalu diundang pada kejuaraan-
kejuaraan resmi tingkat dunia. Selain itu, yang perlu diketahui dalam perkembangan permainan tenis
meja nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang pertama kali digelar pada
awal tahun 1983, hal ini kemudian digelar setiap tiga bulan sekali, serta Silataruna setiap 6 bulan sekali
sejak 1986.

Peraturan Tenis Meja

Peraturan Tenis Meja

Peraturan tenis meja ©sandykaputra049.wordpress.com

Semua permainan atau olahraga pasti ada aturan dan perangkat permainanya, begitu juga pada
permainan tenis meja supaya permainan bisa berjalan tertib dan berlangsung menarik. Pada olahraga
permainan tenis meja, ada beberapa perangkat yang dibutuhkan dan semuanya memiliki aturan yang
jelas dan harus ditaati oleh setiap pemain, seperti meja, bola, raket, dan net. Selain dari itu ada juga
perangkat pendukung lainnya yaitu pemain dan wasit.

Berikut ini kita akan membahas peraturan permainan tenis meja secara lengkap.

Meja

Pada meja tempat bermain tenis meja, permukaan berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2, 74
m dan lebar 1,525 m, tinggi 76 cm di atas lantai dan harus datar.

Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.

Permukaan meja boleh dibuat dari bahan apa saja, tetapi harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm
dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
Meja tenis seluruh permukaannya harus berwarna pudar atau gelap dan garis putih dengan lebar dua cm
pada sisi panjang meja 2, 74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.

Permukaan meja dibagi dalam dua bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel dengan garis akhir
dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.

Untuk permainan ganda, semua bagian meja harus dibagi menjadi 2 bagian yang sama dengan garis
tengah berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis
tengah tersebut harus dianggap menjadi dua bagian kiri dan kanan.

Baca juga: Permainan Congklak, Mainan Tradisional Asli Nusantara yang Mendidik

Net

Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan kedua tiang penyangga termasuk kedua
penjepit yang dilekatkan ke meja.

Net harus terpasang dengan bantuan tali yang melekat pada kedua ujung tiang setinggi 15,25 cm, batas
perpanjangan kedua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.

Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.

Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung net harus
serapat mungkin dengan tiang penyangganya.

Bola

Bola harus bulat dengan diameter 40 melimeter.

Berat bola harus 2,7 gram.

Bola harus terbuat dari bahan celulos (celluloid) atau sejenis bahan plastik berwarna putih atau orange,
serta tidak mengkilap.

Raket/Bet

Ukuran, berat dan bentuk tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku.

Ketebalan daun raket minimal 85% terbuat dari kayu, dapat dilapisi dengan bahan perekat yang berserat
seperti fiber karbon atau fiber glass atau bahan kertas yang dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih dari
7,5% dari total ketebalan 0,35 mm, yang merupakan bagian yang lebih sedikit/tipis.
Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet datar maupun bintik, bila
menggunakan karet bintik yang menonjol keluar (karet pletok) maka ketebalan karet termasuk lapisan
lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau jika dilapisi karet lunak (sandwich rubber) atau spons dengan
karet bintik di dalamnya maka ketebalannya tidak lebih dari 4 mm termasuk lem perekat.

– Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal yang bukan karet cellular, sintetik atau karet alam, dengan
bintik yang menyebar di permukaan karet secara merata dengan kepadatan tidak kurang dari 10 per cm²
dan tidak lebih dari 30 per cm².

– Karet lunak (sandwich rubber) adalah lapisan dari karet cellular yang ditutupi dengan lapisan luar karet
bintik biasa. Ketebalan dari akret bintik tidak lebih tidak kurang dari 2 mm.

Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian yang terdekat dari
kayu yang dipegang dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi olah bahan lain atau tidak ditutupi.

Daun raket, lapisan yang menutupi baik karet atau lemnya harus merata (tidak bersambung) dan juga
ketebalannya.

Permukaan raket yang tidak ditutupi raket pada sisi, harus diwarnai pada sisi yang tidak ditutupi oleh
karet dengan warna pudar, merah atau hitam (tidak sama dengan warna sebelahnya).

Karet raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, berupa karakteristik karet secara fisik,
atau hal lainnya

– Apabila terjadi sedikit penyimpangan atau kekurangan pada warna dan kesinambungan permukaan
akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian yang tidak disengaja dapat diijinkan sepanjang tidak
merubah karakteristik dari permukaan raket.

– Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama permainan berlangsung,
seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan
wasit dan lawannya untuk memeriksa atau mencobanya.

Teknik Dasar Permainan Tenis Meja

Teknik Dasar Permainan Tenis Meja

Teknik dasar permainan tenis meja ©seputarpendidikan.com

Ada berbagai teknik dasar dalam permainan tenis meja yang harus diketahui dan dikuasai seorang
pemain, yaitu;

Cara Memegang Bed


Dalam permainan tenis meja, ada dua cara memegang bed yakni pegangan jabat tangan (shakehand
grip) dan pegangan tangkai pena (penbolder grip).

1. Pegangan jabat tangan (shakehand grip), cara melakukannya adalah sebagai berikut.

Bagian depan gagang bed dipegang melingkar oleh ibu jari dan jari tangan lainnya, jari telunjuk terpisah
menahan di belakang bet.

Posisi bet berdiri mengarah ke depan dan ke belakang pemain.

Posisi Tubuh

Hal yang penting dalam teknik permainan tenis meja untuk mengembangkan permainan adalah
penempatan posisi tubuh pada berbagai bentuk pukulan. Cara menempatkan posisi tubuh adalah
sebagai berikut.

berdiri menghadap ke arah permainan.

Kedua kaki dibuka sejajar, kedua lutut agak ditekuk, badan agak membungkuk dan salah satu tangan
memegang bed di depan badan.

Berat badan ditumpukkan pada kedua ujung kaki agar leluasa untuk melakukan gerakan.

Tempatkan posisi badan di tengah-tengah belakang meja dengan jarak secukupnya.

Pukulan

Jenis pukulan dalam permainan tenis meja yang akan dibahas yaitu pukulan forehend dan pukulan
backhand.

a. Pukulan Forehand, cara melakukannya yang benar adalah sebagai berikut.


Berdiri di belakang meja menghadap ke arah permainan

Salah satu kaki ditempatkan di depan dan lainnya di belakang

Salah satu tangan memegang bed di samping badan dengan lengan bawah membentuk sudut 90°

Pukulan dilakukan dengan menggerakkan bet dari belakang ke depan

Bed harus mengenai bola pada saat bola mencapai titik tertinggi.

b. Pukulan Backhand, cara melakukannya adalah sebagai berikut.

Berdiri di belakang meja menghadap ke arah permainan

Salah satu kaki ditempatkan di depan dan kaki lainnya di belakang

Salah satu tangan memegang bed di depan badan dengan lengan atas membentuk sudut kecil dengan
tubuh

pukulan dilakukan dari arah belakang ke arah samping depan

Bed harus mengenai bola saat mencapai titik tinggi.

Kunci Keberhasilan Mendapat Juara pada Permaianan Tenis Meja

Mendapat Juara pada Permaianan Tenis Meja

©mediaindonesia.com

Kunci untuk mendapatkan juara dalam permainan/pertandingan tenis meja adalah reaksi yang cepat,
dan pengendalian gerakan kaki (footwork), serta tubuh yang baik. Semua itu dapat diperoleh dengan
hasil latihan yang rutin dan sungguh-sungguh.

Peregangan

Peregangan perlu dilakukan sebelum bermain tenis meja. Tujuan peregangan adalah untuk mengurangi
kemungkinan cedera pada otot dan persendian, untuk menunjang pergerakan tubuh, dan memperbaiki
postur tubuh. Peregangan dilakukan selama 15 – 20 menit.
Aktivitas yang dapat dilakukan untuk peregangan, antara lain:

lari keliling beberapa putaran

Lari cepat dengan jarak dekat

Jongkok berdiri (aquat) untuk melatih kekuatan otot kaki

lompat tali

Push-up untuk meningkatkan kekuatan otot lengan, bahu, dan dada.

Sit-up untuk meningkatkan kekuatan otot perut

Badan berdiri tegak dengan kaki mengangkang dan kedua lengan lurus ke atas. Jari-jari tangan dikaitkan
di atas kepala. Bengkokkan badan ke arah kanan dan tahan selama beberapa detik. Gerakan ini betujuan
meregangkan otot pinggang dan samping badan.

Badan berdiri dengan kaki dirapatkan dan kedua lengan memegang betis. Badan dibungkukkan sampai
mencium lutut, kemudian tahan selama beberapa detik. Gerakan ini bertujuan untuk peregangan otot
punggung, paha bagian belakang, dan betis.

Sambil duduk, kedua kaki dirapatkan lurus ke depan. Kedua tangan diluruskan ke depan berusaha meraih
ujung kaki, lalu tahan selama beberapa detik. Gerakan ini bertujuan meregangkan otot punggung.

Badan berdiri tegak, kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, dan kedua tangan direntangkan di samping
badan, lalu gerakkan lengan memutar ke arah depan dan belakang secara bergantian. Tiap arah putran
dilakuakan sebanyak delapan hitungan. Gerakan ini bertujuan untuk melatih kelentukan otot dan
persendian bahu.

Latihan Fisik

Tujuan latihan fisik adalah keluesan tubuh, kecepatan gerak dan releks, koordinasi dan kekuatan otot,
serta stamina yang tinggi. Latihan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Berlari jarak jauh

Berlari cepat jarak pendek

Tubuh digerakkan memutar dengan berpusat pada bagian atas pinggang.

Latihan Kecepatan
Latihan kecepatan bertujuan untuk mempercepat reaksi atau refleks, pikiran dan koordinasi tubuh saat
bergerak, serta meningkatkan kemampuan membaca gerakan lawan. Berikut ini adalah latihan yang
dapat dilakukan:

Berlari melakukan berbagai jenis pukulan pada tenis meja di depan cermin besar

Berlari sprint 30 m

Berlari estafet

Latihan Kelenturan

tujuan latihan ini adalah untuk menjaga kelenturan persendian agar mudah ketika melakukan gerakan
memutar, membungkuk, dan mengayun saat bertanding. latihan yang bisa dilakukan antara lain:

Untuk kelenturan tangan

– Pergelamngan tangan, jari-jari tangan, dan siku dibengkokkan dan digoyangkan

– Lengan diayun dan diputar ke depan dan ke belakang

Untuk kelenturan bahu, leher, dan kepala

– Bahu diputar ke depan dan ke belakang

– Leher digerakkan ke kiri dan ke kanan

– Leher digerakkan ke atas dan ke bawah

Untuk kelenturan badan

– Badan dibungkukkan sampai tangan dapat menyentuh ujung kaki.

Untuk kelenturan kaki

– kaki melompat dengan posisi mengangkang

– Lutut dan pergelangan kaki digerakkan memutar

Latihan tenis meja tentunya.

Anda mungkin juga menyukai