Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


HAKIKAT MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN DAN HADIST

DOSEN PENGAMPU : Feri Irawan, MPd.I

KELOMPOK 1

Disusun Oleh :

1. ARI JULIAN PRATAMA (19016151)


2. FATMI PEBRIANI PUTRI (19058053)
3. FELISKA AMANDA (19035142)
4. FIQRA RAHMA YUNI (19058055)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hakikat Manusia Menurut Al-Qur’an & Hadist” ini dengan lancar dantanpa
halangan apapun.
Ucapan terima kasih tak lupa juga kami sampaikan kepada dosen
pembimbing mata kuliah Studi Pendidikan Agama Islam bapak Feri Irawan,
MPd.I atas bimbingannya serta teman teman kelas atas dukungan dan
kerjasamanya. Tak lupa juga kepada orang tua kami di rumah yang kami yakin
tak pernah luput doanya untuk kami.
Dalam penulisan makalah ini, kami yakin bahwa banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu kami mengaharap sekali kritik dan saran dari
pembaca sehingga akan membawa perbaikan untuk kedepannya. Dan yang
terakhir kami berharap makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Terimakasi.

Padang, 26 Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................ 3
BAB I .........................................................…...................... 4
PENDAHULUAN .......…...........................….................… 4
1.1 Latar Belakang ….….…..............................................… 4
1.2 Rumusan Masalah…….............…...........................…… 4
1.3 Tujuan...............….....................………….............…….. 5
BAB II ...............................................................……………6
PEMBAHASAN ..............................................................… 6
2.1 Konsep Manusia Menurut Al-Qur’an & Hadist………….6
2.2 Proses Penciptaan Manusia……..................................…. 7
2.3 Tujuan Penciptaan Manusia……………………………...8
2.4 Peranan Manusia Sebagai Khalifah di Muka Bumi…..... 10
BAB III ...........................… ............................................…. 15
PENUTUP ............................................................….......... 15
3.1 Kesimpulan ….........................................................….... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................ 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan


sebaik-baik ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain.
Manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang membedakannya dengan
binatang. Mengenai proses kejadian manusia, dalam Al-Qur’an (QS. Al-
Hijr (15) : 28-29) diterangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah
dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya
hingga menjadi hidup.

Penciptaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas


dan pasti. Ada tiga misi yang bersifat given yang di emban manusia, yaitu
misi utama untuk beribadah (Azzariyat/51: 56), misi fungsional sebagai
khalifah (Al-Baqarah/2 : 30), dan misi operasional untuk memakmurkan
bumi (Hud/11: 61). Allah SWT menyatakan akan menjadikan khalifah di
muka bumi (Al-Baqarah/2: 30). Jika Allah adalah sang pencipta seluruh
jagat raya ini maka manusia sebagai khalifah-Nya berkewajiban untuk
memakmurkan jagat raya itu, utamanya bumi dan seluruh isinya, serta
menjaganya dari kerusakan. Dengan demikian, jelaslah bahwa tujuan
penciptaan manusia adalah beribadah kepada Tuhan, suatu bentuk
perilaku yang tulus untuk menghormati ketuhanan.

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah:

1.Bagaimana konsep manusia berdasarkan Al-Qur’an dan


Hadist ?

2.Apa tujuan dari penciptaan manusa?

3. Apa saja peranan manusia sebagai khalifah di muka bumi?

4
1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dengan penyusunan makalah ini adalah :

1.Mengetahui konsep manusia berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist

2.Mengetahui tujuan manusia diciptakan

3. Mengetahui apa peranan manusia sebagai khalifah

4. Mengetahui proses penciptaan manusia

5
2.1 Konsep Manusia Menurut Al-Qur’an Dan Hadist
Dari ayat-ayat al-qur’an menyebutkan manusia dalam beberapa nama
:

A) Al-basyar

Kata al basyar kata basyar adalah jamak dari kata basyarah yang berarti
kulit .manusia di namai bsyar karena kulitnya Nampak jelas,danbebeda
dengan kulit binatang lain .

B) Konsep Al-insan

Al-insan berarti lupa ,di nyatakan dalam al quran sebanyak 73 kaliyang


di sebut dalam 43 surat.nilai psikis manusia sebagai al insan yang di padu
wahyu ilahiyah akan membantu manusia dalam membentuk dirinya
sesuai dengan nilai-nilai insania yang trwujud dalam perpaduan iman dan
amalnya.sebagai mana frman allh yang artinya :”kecuali orang-orang
beriman dan mengerjakan amal sholeh,maka bagi mereka pahala yang
tiada putus-putusnya.

C) Konsep Al-nas

Dalam konsep an-nas pada umumnya di hubungkan dengan fungsi


manusia sebagai makhluk sosial (jalaluddin,2003:24).Jika kita kembali
keasal mula terjadi manusia yang bermula dari pasangan laki-laki dan
wanita (adam dan hawa) ,dan berkembang menjadi masyarakat dengan
kata lain adanya pengakuan terhadap sepsis di dunia ini menunjukkan
manusia hidup bersudara.

D) Konsep Bani Adam

Menurut thabathaba’I dalam samsul nizar, 2001:52 pengunaan kata bani


adam menunjuk pada arti manusia secara umum. Dengan demikian bisa
di simpulkan bahwa manusia dalam konsep bani adam adalah sebuah
usaha pemersatu yang juga menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.Karna yang membedakan hanyalah ketaqwaannya kepada
pencipta.Sebagaimana yang di utarakan dalam surat al-hujurat ayat 13.

6
2.2 Proses penciptaan manusia menurut Al Qur’an dan
Hadist
A.Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari
tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh
kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di
dalam firman-Nya :"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-
baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As
Sajdah (32) : 7)Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
(Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)

B. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)


Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan : "Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang
rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim) Apabila kita amati proses kejadian
manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki
dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan
kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam
bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan
yang akan meneruskan generasinya.

C.Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)


Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan
secara terperinci melalui firman-Nya : "Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta
Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).

Interpretasi Dari Al – Mu’minun : 12 – 16


Adam diciptakan dari tanah liat secara langsung/secara tidak langsung
dari bahan dasar lumpur. Sebelum berubah menjadi manusia, Adam

7
menerima hembusan ruh dari Allah.Hawa diciptakan dari sel/tulang
Adam. Penciptaan tersebut memberi penjelasan yang masuk akal
mengenai kesamaan antara peta genetik dan jumlah kromosom pada
kedua Adam dan Hawa.

Teori penciptaan menurut islam mencakup hal – hal berikut :


Allah menganugerahi Adam isteri dengan sifat” tertentu untuk tujuan
kasih sayang dan rahmat Allah memberi Hawa fitur reproduksi untuk
memberikan anak laki” dan anak perempuan sesuai kehendak Allah,
Adam, dan Hawa merupakan bagian dari bangunan masyarakat yang
lengkap. Allah mengatur siklus untuk menghasilkan air tawar untuk
minuman manusia dan pengairan tanaman yang mereka makan

2.3 Tujuan Dari Penciptaan Manusia

Allah menciptakan segala sesuatu pasti ada tujuan dan maksudnya,


begitupun dengan penciptaan manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang paling sempurna dan manusia diciptakan oleh Allah SWT
tidak lain hanyalah untuk menyembah-Nya. Berikut ini ada beberapa
penjelasan mengenai tujuan penciptaan manusia berdasarkan Al-Qur’an.

1.Allah menciptakan manusia tidak lain hanya untuk beribadah


kepada-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku“. (QS. Az-Zariyat: 56)

Jadi, jelas bahwa tujuan paling utama Allah menciptakan manusia adalah
agar mereka menyembah, mengabdi atau beribadah kepada-Nya.
Maksudnya adalah manusia diciptakan agar taat, tunduk dan patuh pada
perintah Allah SWT., dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya.

2. Untuk mengemban amanah-Nya.

Kita memiliki tugas di muka bumi ini. Allah memberikan kepercayaan-


Nya kepada manusia yang telah diberi akal dan pikiran yang sempurna.

8
Karena makhluk lain yang tidak berakal tidak mampu mengemban
amanah dari Allah SWT. Allah berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada


langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul
amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan
amat bodoh“. (QS. Al-Ahzab: 72)
Amanah Allah yang dimaksud itu seperti ibadah sholat dan bentuk-
bentuk ibadah lainnya yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
jika ditinggalkan maka pelakunya akan mendapatkan siksaan.

3. Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi.

Allah berfirman:

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“. (QS. Al-Baqarah: 30)
Khalifah artinya adalah pengganti. Manusia sebagai khalifah di muka
bumi artinya manusia dipercaya untuk menggantikan kaum sebelumnya
yang membuat kerusakan di muka bumi. Jadi, tugas kita sebagai manusia
adalah menegakkan kebenaran, menyeru keadilan dan mencegah
kerusakan di muka bumi.
Sahabat muslimah, sebagai makhluk ciptaan Allah hendaknya kita sadar
betapa pentingnya kita untuk mengetahui apa-apa yang perintahkan dan
apa-apa yang dilarang-Nya melalui ilmu. Sehingga belajar dan terus
belajar (menuntut ilmu) itu tidak akan ada habisnya sampai kita mati.

9
Dari ilmu itulah akan melahirkan amalan. Jika kita berilmu namun tidak
diamalkan sama saja, semua akan sia-sia.
Ingat bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di muka bumi ini akan
dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari akhir. Semoga kita semua
mampu mengemban tugas dan amanah yang Allah berikan kepada kita
dan kita mampu menjaga diri kita dari segala kelalaian.

2.4 Peranan Manusia Sebagai Khalifah Di Bumi


Surat Al Baqarah : 30

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30)

1. Kandungan ayat

Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat


menjadi kalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah
ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur
apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya,
airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya
manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk
kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya
maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi
benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama
manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.

a. Pengertian khalifah

Khalifah mengandug makna berikut:

1) Kedudukan, jabatan ataupun sesuatu fungsi

2) Pengganti atau penguasa

3) Pengganti allah swt, di bumi atau penguasa bumi

10
Manusia sebagai khalifah ialah menjadikan manusia berkuasa di bumi.
Ayat ini menunjukkan bahwa khalifah adalah manusia yang merupakan
makhluk allah swt yang sempurna dan memiliki potensi dintara hawa
nafsu, pendengaran, penglihatan, hati dan lain-lain

b. Peranan khalifah

1) Menjadi pemimpin baik bagi orang lain maupun diri mereka sendiri
dalam upaya mencari ridho allah swt

2) Menyejahterakan dan memakmurkan bumi, maksudnya manusia di


jadikan penghuni bumi untuk menguasai dan menyejahterakan bumi

3) Upaya antisipasi terhadap rintangan pada umat manusia, karena


didalam menjalankan tugas iblis dan setan tidak henti-hentinya untuk
menggoda agar manusia sesat

c. Perilaku Yng menunjukkan surat al-baqarah

Manusia sebagai khalifah di bumi artinya manusia sebagai pemimpin


bumi. Tugas ini sangat berat karena itu manusia harus mempunyai
kemampuan mengelola alam semesta sesuai amanah yang disampaikan
allah, kepemimpinan manusia akan dimintai pertanggungjawabannya
kelak di akhirat, dengan peran manusia sebagai pemimpin di bumi sudah
seharusnya kita mensyukuri karunia dan nikmatnya terutama nikmat alam
semesta

Kesimpulan kandungan Surat Al Baqarah : 30, diantaranya:

1. Allah memberitahu kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan


khalifah (wakil Allah) di bumi

2. Allah memilih manusia menjadi khalifah di muka bumi

3. malaikat menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas


sebagai manusia. Menurut pandangan malaikat, manusia suka membuat
kerusakan dan menumpahkan darah

4. Malaikat beranggapan bahwa yang pantas menjadi khalifah di bumi


adalah dirinya. Malaikat merasa selalu bertasbih, bertauhid dan
menyucikan Allah

5. Allah lebih mengetahui apa yang tidak diketahui oleh malaikat

11
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada
dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia
sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua,
memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak
manapun (ar ri’ayah).

a) Memakmurkan Bumi

Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT.


Manusia harus mengksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-
luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat
dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar
tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi
itu.

b) Memelihara Bumi

Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan
akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara
dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi
kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan
sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu
dihindari.

Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia


mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau
penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah
agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya.
Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).

Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk


memelihara bumi dari kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih
banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh
sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah
terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana
umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat
kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan
dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4 yang berbunyi : Teks lihat
“google Al-Qur’an onlines”

12
Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu:
“Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua
kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan
yang besar“. (QS Al Isra : 4)

Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan
menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak
melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT
karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77

Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL Qashash :
7)

B. TUGAS MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK

Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata


menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun.
Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan
hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara
sukarela maupun terpaksa.

1. Ibadah muhdah (murni),

yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-
syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak
boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji
dan sebagainya.

2. Ibadah ‘ammah (umum)

yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam


bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks
mencari keridhaan Allah SWT

13
Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah
SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah k=jiwa yang
berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan
kesengsaraan bathin. Sedankan diakhirat kelak, kita akan memperoleh
imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah
SWT yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan
masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)

Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri


kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk
beribadah kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia
tentang tata cara beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan
manusia sejak bangun tidur samapai akan tidur harus disesuaikan dengan
ajaran Islam.

Jin dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas
pokok di muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Pengabdian yang dikehendaki oleh Allah SWT adlah bertauhid
kepadanya, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Jin dan
manusia wajib mengesakan Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik
dalam keadaan suka maupun duka.

Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh
kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah
dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-
sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad,
berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu,
bahkan jiwa.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga


tidak ada satu makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya dari
manusia. Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah telah
merakit manusia dengan sistem hardware dan software, lengkap,
berkualitas tinggi dan multifungsi. Kesemua perangkat ini bekerja
secara sinergis dan dinamis agar manusia bisa menjalankan
fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi.
 Allah menciptakan segala sesuatu dimuka bumi ini memiliki tujuan
dan manfaat. Khususnya manusia yang diciptakan untuk beribadah
kepada-Nya, menjalankan amanah-Nya, dan menjadi pengganti
kaum yang membuat kerusakan dimuka bumi.
 Manusia yang diciptakan Allah di muka bumi ini sebagai khalifah
yang harus bisa bertanggung jawab terhadap tugasnya, karena
manusia sejak lahir sudah mempunyai potensi-potensi (fitrah),
maka dari itu, manusia harus dapat mengaktualisasikan segala
potensi yang dimilikinya dengan baik agar dapat di
pertanggungjawabkan, karena manusia sebagai hamba Allah dan
sebagai khalifah di bumi.''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para Malaikat: ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka berkata: ''Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?''. Tuhan berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui''(Al-Baqarah:30)

15
DAFTAR PUSTAKA

https://updateberitamu.wordpress.com/2014/10/10/makalah-
proses-penciptaan-manusia-menurut-islam/
https://www.academia.edu/31315092/Proses_Penciptaan_Manus
ia_berdasarkan_Al-Quran_Hadits_dan_Sains.pdf
http://www.catatanmoeslimah.com/2017/03/tujuan-penciptaan-
manusia-menurut-islam.html
http://coretanpenapribadi.blogspot.com/2013/04/peranan-
manusia-sebagi-khalifah-di-bumi_5128.htm
http://www.smam9bekasi.sch.id/peranan-manusia-sebagai-
khalifah
https://dokumen-makalah.blogspot.com/2014/12/manusia-
sebagai-khalifah.html

16

Anda mungkin juga menyukai