ISU-isu Dan Masalah Kependudukan
ISU-isu Dan Masalah Kependudukan
INDONESIA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Demografi Terapan
KELOMPOK 5
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Demografi Terapan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Demografi Terapan dalam
program studi Agribisnis Universitas Padjajaran. Selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bu Anne selaku dosen dan segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat
dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan
tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh
penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk.
ISI
Seiring dengan perkembangan zaman, yang ditandai oleh berbagai kemajuan dalam
berbagai aspek melalui pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah ini,
ternyata disadari maupun tanpa kita sadari disamping memberikan dampak yang positif
terhadap kemashlahatan umat, ternyata mempunyai juga dampak negatif, diantaranya
penggunaan teknologi yang membuat manusia menjadi simple melaksanakan sesuatu dengan
bantuan teknologi, tetapi melalui teknologi ini pula mempercepat terjadinya kerusakan
lingkungan. Hal inilah yang belakangan menjadi topik utama yang dibicarakan oleh para ahli
baik dalam bidang kependudukan maupun dalam bidang lingkungan hidup.
a. Isu-isu Kependudukan
Manusia yang tinggal di bumi hanya diwarisi sebuah bumi yang “serba terbatas” dan
oleh karenanya manusia perlu menyadari akan adanya “batas-batas pertumbuhan” sehingga
mereka pun perlu menumbuhkan “lifeboat ethics”. Adanya kaitan erat antara pertumbuhan
penduduk yang cepat dengan sejumlah permasalahan sosial dan lingkungan menjadi
persoalan kependudukan penting untuk dibicarakan sebagai sebuah isu global. Beberapa
permasalahan kependudukan, yang berkaitan dengan pertumbuhan penduduk yang cepat dan
tanpa henti adalah pencemaran lingkungan, perubahan iklim, perusakan hutan, urbanisasi,
penurunan pendapatan, inflasi, pengangguran, perumahan, tingkat melek huruf, kelaparan,
kekurangan air bersih, keterbatasan pelayanan kesehatan, energi dan sumber daya alam, dan
konflik politik.Pertambahan jumlah penduduk tidak bisa dikatakan sebagai sebuah masalah,
kecuali jika dihubungkan dengan variable-variabel lain.
Saat ini pertumbuhan penduduk yang fantastis dipandang sebagai sebuah masalah,
bukan karena percepatan pertambahan penduduk yang disadari semakin tinggi, tetapi lebih
karena orang baru sadar, bahwa batas-batas pertumbuhan telah semakin mendekat atau
bahkan telah terlewati oleh pertumbuhan penduduk dunia.
Disamping isu pertumbuhan penduduk yang cepat, terdapat pula beberapa isu
kependudukan, yang mungkin disatu sisi bisa menjadi jalan keluar bagi daerah tertentu, tetapi
menjadi masalah baru bagi daerah lain, diantaranya mengenai:
a) Pertumbuhan penduduk dunia secara cepat,karena adanya faktor-faktor tertentu
yang melihatnya sebagai ancaman. Salah satunya berdasarkan teori Malthus bahwa
pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangkan pertumbuhan sumber daya
alam menurut deret hitung. Sesuatu hal yang ironis apabila jumlah penduduk yang
semakin banyak tidak diimbangi oleh peningkatan sumber daya alam yang nantinya
menjadi masalah didalam pemenuhan kebutuhan manusia.Untuk memahami keadaan
kependudukan saat ini yang antara lain ditandai dengan pertumbuhan cepat itu, kita
perlu memahami pula sejarah trend kependudukan dunia. Pada kenyataannya
pertumbuhan penduduk secara cepat tadi adalah fenomena baru. Selama 8000 tahun
sejarah demografi memperlihatkan pertumbuhan penduduk dunia yang relatif stabil
dan lambat. Barulah kemudian mulai dua atau tiga abad yang lalu isu penditng
demografi dan sosial berbeser kearah “bagaimana mempertahankan kelestarian hidup
(survival)”. Sebenarnya, masa inipun terdapat tingkat kelahiran (fertilitas) yang tinggi
dihampir semua kelompok, hanya saja saat itu fenomena itu diiringi dengan tingkat
kematian (mortalitas) yang juga tinggi sebagai akibat rendahnya mutu pelayanan
kesehatan. Bahkan, dibeberapa tempat dulu angka kematian bisa lebih tinggi dari pada
angka kelahiran.Penyebab peningkatan populasi yang cepat bukan terletak pada
antusiasme tiba-tiba untuk mendapatkan lebih banyak anak, melainkan pada
perbaikan kondisi hidup yang sebelumnya disebabkan tingginya tingkat kematian.
b) Masalah migrasi penduduk, migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu
tempa ketempat lain. Migrasi senantiasa terjadi sepanjang masa sejak dahulu sampai
sekarang. Beberapa hal yang memotivasi seseorang hendak melakukan migrasi
diantaranya, karena kesulitan hidup didaerah asal misalnya penghasilan yang sangat
kecil, keamanan yang tidak terjamin keselamatannya, Pengaruh- pengaruh dari luar
yang menjadi tujuan yang dipandang lebih baik, transportasi yang baik mempermudah
terjadinya imigrasi yang baik.
c) Urbanisasi, yang merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Proses
urbanisasi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan banyak kota diseluruh Dunia.
Di Indonesia urbanisasi terjadi dimana-mana. Proses itu umumnya masih kuat dan
menyebabkan makin besar suatu kota. Urbanisasi sering disebutkan sebagai hasil dua
kekuatan yang besar yaitu pada suatu pihak dorongan dari desa dan pada pihak lain
yaitu tarikan dari kota. Dorongan dari desa untuk meninggalkan desa menuju kota
dipengaruhi oleh adanya tekanan pendudukyaitu kepadatan penduduk yang
melampaui daya dukung lingkungan, sehingga pangan tidak mencukupi dan
lingkungan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan mereka merantau ke kota
mencari kesempatan yang baru menjadi lebih baik, bencana alam dan faktor
keamanan. Sedangkan faktor penarik dari kota diantaranya mutu lingkungan di kota
lebih baik dari desa., dan tersedianya lapangan pekerjaan.
d) Kualitas sumber daya manusia, manusia merupakan sumber daya yang utama
dalam pembangunan, baik kemampuan, maupun kemauan manusia itu. Dari segi
teknologi kemampuan kita masihlah rendah. Kita perlu menguasai teknologi moderen
misalnya untuk membuat ata menciptakan sendiri mobil, TV dan jenis-jenis teknologi
lainnya. Namun yang kita lakukan baru merakitnya, tetapi yang lebih
mengkhawatirkan bukanlah teknologi yang rendah itu, melainkan kurangnya kemauan
kita untuk menguasai teknologi. Kemauan kita lebih tertuju untuk menikmati hasil
teknologi sekalipun dengan mengimpornya.
Ada perbedaan dalam kemampuan ilmu pengetahuan pada umumnya dan teknologi
pada khususnya antara negara kita dan negara maju adalah Arus informasi yang dikuasai
negara maju dan Kemampuan negara maju menguasai informasi melaju pesat dengan
menggunakan teknologi yang sangat modern.Pengalaman menunjukkan ketinggalan kita dari
negara maju makin besar.Untuk mengejar ketinggalan itu kita harus merebut teknologi itu
bahkan dalam bidang tertentu teknologi kita curi. Contohnya para ilmuan kita disekolahkan
kenegara- negara maju sehingga pada akhirnya mereka selesai ditarik kembali ke negara kita
dengan memperhatikan masa depan mereka dengan baik
Kemiskinan penduduk juga merupakan masalah sosial yang tak kunjung selesai
dinegara Indonesia, kemiskinan terjadi disebabkan oleh produktivitas tenaga kerja yang
rendah atau lapangan pekerjaan yang kurang, kesehatan yang buruk serta pendidikan rendah.
Lapangan kerja yang dikembangkan sekarang ini masih sangat terbatas sedangkan keperluan
perluasan sudah amat mendesak.Tenaga kerja yang ada sebagian besar belum dapat di
mobilisasikan bahkan sebagian dari tenaga kerja tersebut belum memiliki suatu keterampilan
yang tertentu.
Kurangnya pembangunan bidang kesehatan, melainkan karena perpacuan jumlah
penduduk dengan jumlah pembangunan di bidang kesehatan tersebut belum seimbang.
Jumlah penduduk yang memerlukan pelayanan kesehatan masih jauh lebih besar
persentasenya daripada jumlah sarana dibidang kesehatan tesebut. Daerah-daerah kota yang
tergolong daerah kumuh, pada umunya kesehatan penduduknyan masih sangat rendah
sehingga penyakit-penyakit tertentu seperti diare, penyakit kulit, makanan-makanan
penduduk yang kurang bergizi, air minum yang kurang bersih, lingkungan fisik yang amat
kotor telah mempercepat tingkat kesehatan masyarakat yang menurun.
Pendidikan dinegara-negara berkembang pada umumnya belum memadai untuk
mejadi daya pendorong secara kreatif dengan mengadakan terobosan-terobosan dalam
pembangunan bahkan untuk mencapai suatu kemajuan.Betapa pun kecilnya, pendidikan tetap
penting. Tindakan cepat untuk memecahkan persoalan ini tampaknya mendesak untuk
dilaksanakan, mengingat luas dan seriusnya persoalan kependudukan di tingkat global
ini.Pendapat umum mengatakan bahwa pemecahan atas berbagai permasalahan sosial dan
lingkungan yang dihadapi sebagian besar umat manusia itu terletak pada isu “pertumbuhan
penduduk yang cepat” tadi.Meskipun demikian, pendapat umum itu memerlukan klarifikasi
lebih jauh terutama karena adanya keragaman definisi dan penjelasan mengenai
permasalahan kependudukan ini. Keragaman ini antara lain disebabkan oleh perbedaan
pendekatan politik yang sering terabaikan dalam proses pencapaian konsensus mengenai apa
dan bagaimana memecahkan permasalahan ini.
Di era yang semakin maju ini, dimana semua sudah menggunakan teknologi canggih
dan serba cepat mengakibatkan adanya perbedaan atau kesenjangan sosial di masyarakat
semakin besar.Hal ini dikarenakan teknologi maju hanya bisa didapatkan oleh masyarakat
dengan tingkat sosial menengah ke atas.Sehingga secara tidak langsung kesejahteraan dan
sumber daya manusia yang tinggi hanya dapat dirasakan oleh segelintir orang.
Pada umumnya inilah yang dialami oleh masyarakat perkotaan dan pedesaan.Faktor
ini juga yang menyebabkan adanya urbanisasi dan pertumbuhan penduduk masyarakat di
perkotaan semakin padat. Adanya teknologi maju dan mobilitas yang tinggi di perkotaan
mendorong masyarakat pedesaan untuk ke kota. Menurut masyarakat pedesaan dengan
mereka tinggal di kota mereka dapat merasakan dampak dari perkembangan kota yang
semakin maju. Namun pendapat mereka salah, karena kaum minoritas dengan skill yang tidak
mumpuni akan kalah dengan kaum mayoritas.Selain itu, pemecahan masalah isu
kependudukan juga sudah banyak cara yang ditawarkan diantaranya pengendalian fertilitas
dengan penggunaan alat kontrasepsi KB, penundaan perkawinan, bahkan menurut teori
malthus memberikan 2 jenis solusi yaitu preventive checks (pengurangan penduduk melalui
penekanan kelahiran) dan positive checks (pengurangan penduduk melalui proses kematian).
Kegiatan antianatalis seakan-akan menjadi program unggulan untuk mengatasi
permasalahan ledakan penduduk tersebut, terkhusus negara china menerapkan model yang
berbeda dalam penyelesai ini, yaitu mencanangkan sasaran “pertumbuhan penduduk” dalam
kebijakan kependudukannya melalui beragam cara, yaitu mulai dari pemberian imbalan bagi
keluarga dengan satu anak, dan sanksi bagi mereka yang tidak sungguh-sungguh menjalankan
kebijakan ini, wajib militer bagi para pemuda, penundaan usia kawin, sampai pada komitmen
pemimpinnya yang memberi pembenaran pada program ini sebagai bagian dari ajaran
sosialisme.Berbeda dengan aliran moderat yang berpendapat bahwa solusi atas persoalan
pertumbuhan penduduk yang cepat adalah pembangunan nasional : Tingkat kelahiran akan
turun dengan sendirinya, bukan melalui intervensi“buatan” semacam kebijakan dan program
kependudukan etapi lewat proses “alamiah” yang dihasilkan dari pembangunan ekonomi dan
sosial yang sungguh-sungguh.
1971
1967 -1975
-1970 5,200
5,605 2,3
1,7
1976 -1979 4,680 2,8
1980 -1984 4,055 3,9
1987 -1990 3,222 2,1
Tingkat fertilitas secara keseluruhan dari periode 1981- 1984 ke periode 1986 - 1989
turun sebesar 18 % atau sekitar 3,9% pertahun. Namun tingkat penurunan fertilitas mulai
melambat atara periode 1986-1989 dan 1987-1990 yaitu menjadi 2,1% rata-rata pertahun.
Berdasarkan dua kondisi di atas dapatlah disebutkan beberapa masalah (terkait dengan
SDM) sebagai berikut :
1) Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal
penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatanketimbang aspek intelektual.
2) Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi
akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negatif dengan
tingkat kesejahteraan penduduknya.
Jika ASFR 20- 24 terus meningkat maka akan berdampak kepada investasi SDM yang
semakin menurun.
Tahun nilai
SP 1971 45,7
SP 1980 52,2
SP 1990 59,8
Sumber: BPS Jatim, 1996.
Sejalan dengan penurunan AKB, AHH menunjukan kenaikan. Pada tahun 1971 AHH
adalah 45,7 yang kemudian naik 6,5 tahun menjadi 52,2 pada SP80 dan mengalami kenaikan
7,6 menjadi 59,8 pada SP90.
Dilihat dari jumlah penduduknya Indonesia termasuk negara terbesar ketiga di antara
negara-negara sedang berkembang setelah Gina dan India. Hasil pencacahan lengkap sensus
penduduk 1990, penduduk Indonesia berjumlah 179,4 juta jiwa. Berdasarkan hasil proyeksi
penduduk, julah penduduk pada tahun 1995 mencapai 195,3 juta jiwa.
Pemecahan Masalah:
Untuk memecahkan masalah ini dilaksanakan program pepindahan penduduk dari
daerah padat ke daerah kekurangan penduduk, yaitu program transmigrasi. Sasaran utama
program transmigrasi semula adalah untuk mengurangi kelebihan penduduk di Pulau Jawa.
Tetapi ternyata jumlah penduduk yang berhasil ditransmigrasikan keluar Jawa sangat kecil
jumlahnya. Pada tahun 1953 direncanakan 100.000 penduduk, tetapi hanya sebanyak 40.000
orang yang berhasil dipindahkan (BPS 1994:90).
Walaupun demikian, program transmigrasi sudah menunjukan hasilnya dimana
penduduk yang tinggal di Pulau Jawa turun dari 60% pada tahun 1990, diproyeksikan
menjadi 57,7% pada tahun 2000. Sebaliknya diluar Jawa diproyeksikan akan terjadi kenaikan
tahun 1990-2000. Di Pulau Sumatera naik dari 21% pada tahun 1990 menjadi 21,65 % pada
tahun 2000 (BPS 1990:6-7).
Payne, Richard J. (2009) Chapter 10: Population and Migration. Global Issues: Politics,
Economics, and Cultures. Pearson Education, Inc.