Anda di halaman 1dari 12

`

EFEKTIFITAS MEDIA POSTER TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI

(Studi pada siswa-siswi kelas V SD Negeri di Kelurahan Saigon)


Jumilah1, Abdul Haris Jauhari2, Abduh Ridha3
1
Dinas Kesehatan Kota Pontianak, email: jumilahsyahrani@ymail.com
2
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
3
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

ABSTRAK

Latar Belakang: Riskesdas 2013 untuk daerah Kalimantan Barat menunjukkan tingginya
skor DMF-T pada anak usia 12 tahun yaitu 6,2 yang artinya pada setiap anak usia 12 tahun
terjadi kerusakan gigi sebanyak 6 buah gigi. Adapun program yang telah dilaksanakan selama
ini adalah upaya preventif dan rehabilitatif. Sementara upaya Promotif masih sangat rendah
dikarenakan kekurangan tenaga. Maka dari itu media poster dirasa amat efektif dalam
menyampaikan pesan kesehatan gigi untuk meningkatkan pengetahuan siswa, dimana
pengetahuan adalah modal awal dari perubahan prilaku.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Efektifitas Media Poster terhadap peningkatan
pengetahuan tentang kesehatan gigi study pada siswa SD kelas V di Kelurahan Saigon,
Pontianak.
Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini bersifat eksperimen. Rancangan non random
randomized control grup pre test post test desain. Jumlah respondens dalam penelitian ini
sebanyak 90 orang yang terbagi dalam 3 kelas, dan masing-masing kelas sebanyak 30 orang
dengan perlakuan yang berbeda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Untuk membuktikan hipotesis
dengan Uji T.
Hasil Penelitian: Ada perbedaan pengetahuan (p value = 0,000) antara sebelum dan
sesudah paparan media poster selama 7 hari . Ada perbedaan (p value = 0,000) antara sebelum
dan sesudah paparan media poster 14 hari. Ada perbedaan (p value = 0,000) antara kelompok
kontrol 7 hari dan kelompok intervensi 7 hari. Ada perbedaan (p value=0,000) antara kelompok
kontrol 14 hari dan kelompok intervensi 14 hari. Ada perbedaan (p value=0,000) antara
kelompok intervensi 7 hari dan kelompok intervensi 14 hari pada paparan media poster yang di
berikan pada siswa kelas V SD Negeri Kelurahan Saigon.
Kesimpulan: Adanya peningkatan pengetahuan pada siswa kelas SD Negeri Kelurahan
Saigon. Setelah terpapar poster selama 7 dan 14 hari maka media poster ini dapat dijadikan alat
untuk promosi kesehatan dalam rangka meningkatkat kesehatan, khususnya kesehatan gigi dan
mulut.

Kata Kunci : Poster, Pengetahuan dan karies gigi.

1 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


ABSTRACT

Background: Riskesdas 20013 in west Kalimantan showed a high score of DMF-T in


childrens aged 12 years is 6,2 which means every childs aged 12 years is 6,2 which mean avery
child aged 12 years. occurred tooth decas as much as 6 teeth, the program that have been
implemented for this is preventif and rehabilitative efforts. While effort promotive still very low
due two lack of power. Therefore the poster felt very affective in conveying the massage of
dental heath toimprove student knowledge, where knowledge is the initial capital of behavior
change.
Objective: To determine the effectiveness of the poster to the knowledge about dental
health study in fifth grade elementary school students in Village Saigon, Pontianak.
Methods: The designe of this study is experimental. The designe of non-random
randomized control group pre-test designe. The member of respondens in this study of 30
people white different treatments. Data collection techniques used were interviews. Data
collection instrument used are quisioner to prove the hypothesis Test T .
Results: There is defference in knowledge (P value = 0,000) betwen before and after
exposure to the media poster 7 days, There is defference in knowledge (P value = 0,000) betwen
before and after exposure to the media poster 14 days, There is defference in knowledge (P
value = 0,000) between intervention group and the control group 7 days on posters media
exprosure given in the elementary school fifth grade students Village Saigon. There is
defference in knowledge (P value = 0,000) between intervention group and the control group 14
days on posters media exprosure given in the elementary school fifth grade students Village
Saigon.
Conclusion: there is in knowladge in the fifth grade public school students Village
Saigon after exprosure to the poster for 7 days and 14 days, then the poster can be made tool to
halp the promotion of health in order to improve health especially the health of the teeth and
mouth.

Key Word : Poster, knowledge, and caries dentis

2 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


PENDAHULUAN Pontianak sendiri hasil survey tahun 2012
Pembangunan kesehatan merupakan pada anak usia 12 tahun ke bawah, DMF-
upaya yang dilaksanakan oleh seluruh T nya sebesar 3,3, yang artinya terjadi
komponen bangsa dalam rangka kerusakan gigi pada anak usia 12 tahun
meningkatkan kesadaran kemauan dan sebanyak lebih kurang 3 buah gigi. Jika
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang hal ini tidak ditangani sedini mungkin,
agar terwujud derajat kesehatan maka kehilangan gigi akan terus berlanjut
masyarakat yang setinggi-tingginya, pada usia selanjutnya, dari data diatas
dapat disimpulkan perlu penanganan
Salah satu upaya dalam serius pada kasus karies gigi pada anak
meningkatkan derajat kesehatan usia 12 tahun ke bawah.
masyarakat yang perlu dilakukan dan
dipandang mempunyai peranan penting Menurut data hasil skrening di
adalah upaya promotif di bidang Puskesmas Saigon yang dilakukan pada
kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi seluruh Sekolah Dasar di wilayah
dan mulut yang banyak ditemukan pada Kelurahan Saigon pada tahun 2012, karies
masyarakat secara umum adalah karies gigi pada anak usia 12 tahun mencapai
gigi yang di tunjukkan dengan indeks 92%, dimana posisi ini menempati posisi
DMF-T (Decay Missing Filling-teeth). tertinggi di banding puskesmas lain di
kota pontianak. Ini dapat dilihat dari tabel
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan di bawah ini :
Dasar) 2013 menunjukkan indeks DMF-T
meningkat seiring bertambahnya usia, No NamaPuskesmas Karies (%)
yaitu sebesar 1,4 pada anak usia 12 tahun,
1 Saigon 92
1,5 pada usia 15 tahun, 1,6 pada usia 18
tahun, dan demikian seterusnya, apabila 2 Kp.Bangka 88
kesehatan gigi dan mulut tidak dipelihara
dengan baik. Jadi dapat disimpulkan, 3 gg. sehat 86
pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut 4 Pal V 81
harus ditekankan sedini mungkin pada
anak, untuk mencegah tingkat kerusakan 5 Kp. Dalam 79
gigi pada usia yang lebih lanjut.
6 Banjar Serasan 79
Dilihat dari akibat yang bisa di
7 Perumnas 78
timbulkan dari kasus tersebut diatas, dapat
dibayangkan permasalahan yang bisa 8 Alianyang 66
timbul di masyarakat Kalimantan Barat di
9 KaryaMulia 51
masa yang akan datang. Dilihat dari hasil
RISKESDAS 2013, untuk daerah 10 Kp.Bali 30
Kalimantan Barat, skor DMF-T anak usia
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kota Mei 2014
12 tahun sebesar 6,2 yang artinya terjadi
kerusakan gigi sebanyak lebih kurang 6 Tingginya angka karies gigi pada anak
gigi pada setiap anak. Untuk wilayah Kota disebabkan oleh beberapa faktor,

3 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


diantaranya perilaku anak terhadap maksud untuk menangkap perhatian orang
kebersihan gigi dan mulut umumnya yang lewat tetapi cukup lama
masih jelek, dan anak masih banyak dan menanamkan gagasan yang berarti di
sering makan makanan kariogenik di dalam ingatan, Sudjana dan Rivai (dalam
banding orang dewasa. Jadi perilaku anak Setyorini, 2013), dimana pada kesempatan
yang masih jelek ini harus di rubah ke kali ini di berlakukan pada siswa kelas V
perilaku yang baik dalam hal menjaga SD di Kelurahan Saigon, karena
kebersihan gigi dan mulutnya. Skinner berdasarkan studi pendahuluan yang telah
(dalam Notoatmodjo, 2005) merumuskan peneliti lakukan di SD tersebut di
bahwa Perilaku merupakan respons atau dapatkan 9 orang responden memiliki
reaksi seseorang terhadap stimulus tingkat pengetahuan kurang baik dari 10
(rangsangan dari luar), dengan kata lain orang responden.
prilaku manusia terjadi melalui proses
Stimulus-Organisme- Respons. Stimulus
yang di gunakan disini adalah media Metode
poster untuk mempengaruhi anak selaku
Organisme dan pada akhirnya dapat Rancangan penelitian ini bersifat
meningkatkan pengetahuan sebagai hasil eksperimen. Pemilihan desain experimen
dari Respons. dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui efektifitas intervensi
Pengetahuan yang ada pada seseorang penyuluhan kesehatan gigi dengan
diterima melalui indera. Indera yang menganalisa perbedaan pengetahuan
paling banyak menyalurkan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan
kedalam otak adalah mata yaitu kurang penyuluhan sehingga dapat diketahui
lebih 75% sampai 87%. Sedangkan efektifitas dari penyuluhan yang
melalui indera lain hanya 13% sampai 25 diberikan. Menurut Sugiyono (2009)
% . dari sini dapat disimpulkan bahwa dalam Sulaiman (2010) desain penelitian
alat-alat visual lebih mempermudah cara eksperimen digunakan untuk mencari
penyampaian dan penerimaan atau bahan pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
pendidikan, Notoatmodjo (2003) lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Alasan dipilihnya media poster Jenis eksperimen yang digunakan
tentang kesehatan gigi terhadap adalah Rancangan Pre-test Post-test
peningkatan pengetahuan tentang dengan Kelompok Kontrol non random
kesehatan gigi pada siswa ini karena (Pretest-Posttest with control grup).
diantara media pendidikan, media poster Karena ketiga kelompok sama pada
dapat menarik perhatian siswa, karena dari awalnya, maka perbedaan hasil posttest
paparan tersebut timbul pemikiran untuk (02) pada ketiga kelompok tersebut dapat
meningkatkan pengetahuan siswa/i untuk disebut sebagai pengaruh dari intervensi
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya, atau perlakuan.
Setyorini (2013), selain itu poster adalah
kombinasi visual dalam rancangan yang Teknik pengambilan sampel yang
kuat, dengan warna dan pesan, dengan digunakan adalah Purposive

4 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


Sampling.Analisis data dilakukan secara Kurang 17 56,7 13 43,3
bertahap meliputi analisis univariat dan
Total 30 100 30 100
bivariat.Uji hipotesis yang digunakan
adalah Uji komparatif dengan tingkat Sumber :Data Primer, Tahun 2015
kepercayaan 95%. (α= 0,05).
Tabel 2.
Hasil Penelitian
diketahui bahwa berdasarkan pre test dan
Penelitian dilaksanakan pada siswa- post test kelompok intervensi 14 hari (P2),
siswi kelas V SDN 03 dan SDN 06 yang responden mempunyai pengetahuan baik
terletak di Jl. Tanjung Raya II yang sebesar 43,3% dan meningkat menjadi
merupakan Sekolah binaan Puskesmas 56,7%.
Saigon/UPTD Pontianak Timur dengan
jarak tempuh dari Puskesmas ke kedua Analisis Bivariat
sekolah tersebut kurang lebih 1 KM
dengan kondisi jalan aspal secara umum
Maen Maen P
baik serta ditempuh menggunakan Variabe
No Difere Value
l P2 P1
kendaraan roda dua dan kendaraan roda nce
Post-tes
empat. Dan jarak antara kedua sekolah
- pre-
tersebut hanya berjarak lebih kurang 500 test skor
0,000
meter. Dengan kondisi seperti ini pihak 1 pengeta 5.233 1.933 3,300
huan
puskesmas tidak terlalu sulit untuk
respond
mengunjungi sekolah tersebut untuk en
malaksanakan upaya kesehatan sekolah
(UKS) dan upaya kesehatan gigi sekolah Tabel 3 menunjukkan rata-rata
(UKGS). perbedaan skor total pengetahuan post-test
pada P2 yaitu 5,233. Hasil analisa
statistik dengan uji T tidak berpasangan di
Analisis Univariat
dapatkan nilai p= 0,000 yang lebih kecil
Tabel 2 dari nilai alpha (p value < 0,005), yang
Distribusi Frekuensi Responden berarti ada perbedaan antara hasil
Berdasarkan Pre Test dan Post test intervensi P2 (14 hari) dengan P1 (7 hari)
kelompok intervensi 7 hari (P1) pada terhadap peningkatan pengetahuan
murid SD kelasV responden antara kelompok intervensi 1
Di Kelurahan Saigon Tahun 2014 (P1) dan kelompok intervensi 2 (P2)

Pre-test Post-test
Kategori PEMBAHASAN
Pengeta
Freku Persent Freku Persent
huan
ensi ase ensi ase V.2.1. Penyuluhan Kesehatan Gigi
di SDN 03 Kelurahan Saigon
Baik 13 43,3 17 56,7 Penyuluhan tentang cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan

5 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


pada siswa kelas V dengan menggunakan dinyatakan peningkatan pengetahuan pada
media poster ini mengambil respondens klompok intervensi tidak bermakna.
dari dua SD Negeri yaitu SD Negeri 03
Selanjutnya dilakukan uji statistik
dan SD Negeri 06 di wilayah Pontianak
yaitu uji T berpasangan sebanyak dua kali
Timur.
Untuk SD Negeri 03 diambil perbandingan, yaitu perbandingan yang
sebanyak dua kelas, dimana satu kelas pertama dilakukan antara hasil pre test dan
diberikan intervensi dengan media poster hasil post test setelah tujuh hari tanpa
tentang kesehatan gigi dan mulut selama 7 perlakuan, dan yang kedua
hari atau P1, sedangkan di kelas satunya membandingkan hasil antara pre test dan
hasil post test empat belas hari tanpa
lagi diberikan intervensi dengan media
perlakuan. Pada pengukuran ini tidak
poster tentang kesehatan gigi dan mulut
didapatkan nilai perbedaan yang berarti
selama 14 hari atau P2. Sementara SD
pada tiga kali pengukuran di kelompok
Negeri 06 hanya diambil satu kelas
sebagai kelompok kontrol kontrol. Cara ini dilakukan sebagai
kontrol untuk kelompok perlakuan media
Selanjutnya dilakukan pemasangan poster. Jika ada peningkatan pengetahuan
poster tentang kesehatan gigi dan mulut pada pengukuran pertama dan pengukuran
pada kedua kelas di SD negeri 03, kedua pada kelompok kontrol artinya
sedangkan pada SD Negeri 06 tidak paparan media poster pada kelompok
dilakukan pemasangan poster tentang perlakuan tidak berhasil.
kesehatan gigi dan mulut karena sebagai
kelompok kontrol. Selanjutnya uji juga dilakukan untuk
hasil post-test dikurangi pre test pada P1
Setelah intervensi 7 hari pada P1, dan P2, hal ini dilakukan untuk melihat
dilakukan pelepasan poster tentang apakah ada perbedaan efektifitas antara
kesehatan gigi dan mulut untuk kelompok yang mendapat paparan media
selanjutnya dilakukan post-test. poster selama 7 hari dan kelompok yang
Sedangkan pada kelompok P2 dilakukan mendapat paparan media poster selama 14
pelepasan poster setelah intervensi selama hari.
14 hari yang dilanjutkan dengan post-test.
Analisis juga dilakukan pada 14 soal
Post-test juga dilakukan pada kuisioner yang telah diisi oleh respondens,
kelompok kontrol pada hari yang sama pada kelompok intervensi 7 hari atau P1
dengan kelompok intervensi 14 hari. Test didapatkan nilai pre test dan post test yang
ini dilakukan sebagai kontrol untuk peningkatannya tidak terlalu signifikan,
melihat ada tidaknya efek yang di yaitu soal no.7 dan no.10. persentasi hasil
timbulkan atau dihasilkan dari intervensi pada pre test soal nomor 7 adalah 56,7%
media poster yang di berikan pada respondens tidak mengetahui tentang
kelompok intervensi, dengan cara melihat frekwensi menyikat gigi dalam sehari dan
apakah ada peningkatan pengetahuan pada hasil Post testnya 53,3%. Sedangkan
kelompok kontrol. Jika ada peningkatan persentasi hasil pre test soal no.10 adalah
pada kelompok kontrol maka bisa 63,3% respondens tidak mengetahui

6 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


frekwensi memeriksakan gigi ke dokter Penyuluhan kesehatan gigi sebagai
gigi atau puskesmas setiap 6 bulan sekali. upaya untuk memberikan pengetahuan
dan nilai post testnya 60%. tentang kesehatan gigi pada dasarnya
menekankan pada aspek kesehatan gigi
Sedangkan pada kelompok intervensi yang berhubungan erat dengan upaya
14 hari atau P2 juga didapatkan nilai pre keseharian sasaran dalam menjaga
test dengan persentasi kesalahan tertinggi kesehatan gigi, sehingga pemilihan materi
pada soal no.7 sebesar 66,7% respondens penyuluhan diprioritaskan tentang upaya
tidak mengetahui tentang frekwensi menjaga kesehatan gigi dan mulut, dimana
menyikat gigi dalam sehari dan meningkat upaya yang lazim dan umum dilakukan
menjadi 13,3% pada saat post test. Pada oleh siswa maupun orang dewasa pada
soal no.10 didapatkan persentasi hasil umumnya adalah menyikat gigi dan upaya
sebesar 70% respondens tidak mengetahui mengontrol diri dalam mengkonsumsi
frekwensi memeriksakan gigi ke dokter makanan serta selektif dalam memilih
gigi atau puskesmas setiap 6 bulan sekali. jenis makanan yang baik dan yang dapat
dan mengalami peningkatan yang memudahkan terjadinya kerusakan gigi.
signifikan pada post testnya sebesar Hal ini sejalan dengan pendapat Maulana
43,3%. (2009) bahwa dalam memilih materi
Dari hasil analisa kelompok penyuluhan dan prioritas penyuluhan
intervensi 7 hari (P1) ada sedikit harus mempertimbangkan besarnya
peningkatan pengetahuan walaupun tidak dampak dari masalah/materi yang akan
terlalu signifikan, sementara pada disampaikan.
kelompok intervensi 14 hari hasil pre test Dalam kesehatan gigi masalah
dan post testnya memperlihatkan terbesar adalah penyakit karies gigi
peningkatan pengetahuan yang signifikan.
dimana karies terjadi karena ketidak
Pengetahuan hal ini mungkin tahuan tentang cara menjaga kesehatan
disebabkan dari faktor desain atau gigi dan mulut (Tarigan,1991). Usaha
pemasangan yang kurang mendapat yang dapat di lakukan untuk
perhatian oleh siswa, hal ini di dukung meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi
oleh pendapat Saptarini (2005) tentang dan mulut anak adalah dengan cara
efektifitas penggunaan poster dalam memberikan informasi atau pengetahuan
penyuluhan pangan di Bogor, didapatkan tentang kesehatan gigi dan mulut kepada
hasil bahwa sejumlah 44% responden anak (Depkes,2000).
menyatakan ilustrasi gambar pada poster
Pendidikan atau promosi kesehatan
bisa menarik mereka untuk tahu lebih
sendiri adalah behavioral investment
banyak tentang isi keseluruhan poster,
jangka panjang sebagai suatu proses
49% menyatakan jenis tulisan yang
perubahan perilaku pada diri seseorang.
digunakan dalam poster sangat menarik
Dalam jangka waktu yang pendek
dan bisa dilihat dengan jelas.
(immediate impact) pendidikan kesehatan
hanya menghasilkan perubahan
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

7 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini Dalam melakukan perubahan
terjadi setelah orang melakukan perilaku seseorang dari prilaku tidak sehat
penginderaan terhadap suatu objek menjadi prilaku sehat, perlu dilakukan
tertentu (Notoatmodjo, 2012). upaya edukasi yang di berikan secara terus
Peningkatan pengetahuan sendiri menerus (stimulus), dalam hal ini stimulus
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yang di berikan dengan menggunakan
pendidikan, pengalaman pribadi atau media poster kesehatan gigi kepada anak
orang lain, media massa dan lingkungan kelas V Sekolah Dasar (Organisme), agar
(Notoadmojo, 2012). terjadi peningkatan pengetahuan, sehingga
akan di dapatkan perubahan sikap dan
Pengetahuan merupakan domain perilaku.
kognitif yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan (overt behavior). Dalam aspek kesehatan gigi
Menurut penelitian Notoatmodjo (1990), khususnya, bahwa pengetahuan kesehatan
ternyata perilaku yang dilandasi gigi dan mulut sangat penting termasuk
pengetahuan akan lebih langgeng di cara menjaga kebersihan gigi dan mulut
bandingkan yang tanpa dilandasi karena pengetahuan merupakan faktor
pengetahuan, Budiharto (2002). domain yang sangat penting dalam
Pengetahuan atau ranah (domain) kognitif membentuk tindakan seseorang, artinya
adalah awal terbentuknya prilaku. Subjek perilaku atau praktik keseharian anak
atau individu mengetahui adanya dalam menjaga kesehatan gigi sangat
rangsangan dari luar dirinya, kemudian ditentukan oleh tingkat pengetahuannya
terbentuk pengetahuan baru. Pengetahuan tentang kesehatan gigi Astoeti (2006).
baru ini akan menimbulkan tanggapan Pengetahuan yang perlu diberikan disini
bathin dalam bentuk sikap subjek terhadap adalah tentang perawatan gigi .
objek yang diketahuinya tadi. Setelah
rangsangan tadi diketahui dan disadari
sepenuhnya, akan timbul tanggapan lebih
V.2.2. Paparan Media Poster terhadap
jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap
Peningkatan Pengetahuan Siswa
rangsangan.
kelas V di wilayah Kelurahan
Skinner dalam Notoatmodjo (2005) Saigon.
seorang ahli Psykologis, merumuskan Hasil Uji t berpasangan pada
bahwa perilaku merupakan respons atau kelompok intervensi 7 hari menunjukkan
reaksi seseorang terhadap stimulus ( signifikansi nilai p= 0,0000 maka
rangsang dari luar ). Dengan demikian
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
perilaku manusia terjadi melalui proses :
pengetahuan siswa pada saat sebelum dan
- Stimulus
sesudah diberikan penyuluhan dengan
- Organisme
media poster berupa peningkatan
- Respons
pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi.
Teori Skinner ini disebut teori “ S-O-R “ Perbedaan pengetahuan responden secara
(stimulus-organisme-respons).
signifikan antara pre-test dan post-test

8 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


terlihat dari skor rata-rata nilai jawaban mencapai tujuan yang diinginkan atau
responden, pada pre-test skor rata-rata direncanakan. Metode yang dapat
5.13, sedangkan setelah diberikan post- digunakan dalam memberikan penyuluhan
test terjadi peningkatan skor rata-rata kesehatan gigi bermacam-macam
menjadi 6.10 . Terlihat perbedaan nilai tergantung pada tujuan yang di rumuskan.
mean antara antara pre test dan post test Menurut Maulana (2009) faktor-faktor
adalah 0,267 . yang sangat mempengaruhi penyuluhan
kesehatan adalah dalam aspek pemilihan
Hasil Hasil Uji t berpasangan pada metode, alat bantu/media, dan jumlah
kelompok intervensi 14 hari menunjukkan kelompok sasaran, artinya untuk
signifikansi nilai p= 0,0000 maka mendapatkan hasil dari penyuluhan
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dengan maksimal ketiga faktor tersebut
pengetahuan siswa pada saat sebelum dan sangat mempengaruhi. Media yang
sesudah diberikan penyuluhan dengan digunakan ditentukan oleh intensitas
media poster berupa peningkatan media tersebut dalam memberikan
pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi. pengalaman belajar kepada siswa.
Perbedaan pengetahuan responden secara
signifikan antara pre-test dan post-test Penggunaan metode dalam
terlihat dari skor rata-rata nilai jawaban penyuluhan kesehatan gigi juga dapat
responden, pada pre-test skor rata-rata menimbulkan minat dan perhatian sasaran
5.37 . Sedangkan Pada pengukuran pada sehingga tujuan yang sudah dirumuskan
kelompok perlakuan 14 hari didapatkan tidak sukar dicapai (Djamarah dan
nilai mean 8,73 . Terlihat perbedaan nilai Zain,2006). Penyuluhan yang di berikan
mean antara antara pre test dan post test dalam bentuk poster tentunya akan lebih
adalah 3.367 . menarik, karena poster sarat dengan
tampilan visual gambar, sehingga lebih
Adanya peningkatan pengetahuan melibatkan indera penglihatan siswa, apa
yang terlihat dari hasil uji statistik tersebut yang dilihat siswa hanya melibatkan 30%
tentunya sangat dipengaruhi oleh dari indera penglihatan, semakin banyak
penyuluhan yang telah diberikan, dimana mengerahkan indera ketika menerima
penyuluhan kesehatan gigi yang dilakukan materi penyuluhan maka tingkat
pada anak akan mempengaruhi kognitif penerimaan siswa dalam menangkap
anak, sehingga pengetahuan mereka pesan/materi penyuluhan akan semakin
tentang kesehatan gigi bertambah. efektif (Depkes RI, 2008). Sementara
Penyuluhan kesehatan gigi juga sangat penyuluhan kesehatan gigi yang diberikan
bermanfaat dalam memberikan melalui ceramah dan tanya jawab
pengalaman pada anak, karena anak masih biasanya menyebabkan anak lebih lambat
mempunyai tingkah laku yang berubah untuk memahami dan mengerti apa yang
(Priyono,1995). disampaikan karena disini anak hanya
Penyuluhan kesehatan gigi yang mendengar dan membayangkan.
dilakukan sebaiknya menggunakan Media Poster dapat lebih efektif
metode yang ada untuk mempermudah sebagai media penyuluhan karena lebih

9 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


membantu menstimulasi indra penglihatan KESIMPULAN
siswa, aspek visual pada gambar-gambar
Berdasarkan dari hasil dan
poster lebih memudahkan penerimaan
pembahasan pada bab V, maka peneliti
informasi atau materi pendidikan
dapat mengambil kesimpulan sebagai
(Notoatmodjo, 2003). Hal senada
dikemukakan oleh Saptarini (2005) bahwa berikut :
pesan visual berupa gambar lebih mudah 1. Tidak ada perbedaan yang antara
tertanam dalam pikiran audiens pengetahuan antara sebelum (pre-test)
dibandingkan dengan kata-kata. Sehingga dan sesudah (post-test) pada
penyuluhan kesehatan gigi tentang cara kelompok kontrol 7 hari pada murid
SD Negeri kelas V di Kelurahan
memelihara kesehatan gigi dapat lebih
Saigon
efektif jika menggunakan media yang
2. Ada perbedaan pengetahuan siswa
lebih banyak menampilkan gambar
sebelum dan sesudah diberikan
terlebih pada sasaran audiens siswa
sekolah dasar. intervensi penyuluhan dengan media
poster selama 7 hari pada murid SD
Penelitian ini sejalan dengan Negeri kelas V di Kelurahan Saigon
penelitian yang dilakukan oleh Saptarini 3. Tidak ada perbedaan yang antara
(2005) tentang efektifitas penggunaan pengetahuan antara sebelum (pre-test)
poster dalam penyuluhan pangan di dan sesudah (post-test) pada
Bogor, didapatkan hasil bahwa sejumlah kelompok kontrol 14 hari pada murid
44% responden menyatakan ilustrasi SD Negeri kelas V di Kelurahan
gambar pada poster bisa menarik mereka Saigon.
untuk tahu lebih banyak tentang isi 4. Ada perbedaan pengetahuan tentang
keseluruhan poster, 49% menyatakan jenis kesehatan gigi antara sebelum dan
tulisan yang digunakan dalam poster sesudah diberikan penyuluhan dengan
sangat menarik dan bisa dilihat dengan media media poster selama 14 hari
jelas, 56% menyatakan isi pesan dalam tentang kesehatan gigi dan mulut
poster menarik karena tema yang diangkat pada murid SD Negeri kelas V di
cukup dekat dengan masalah keseharian Kelurahan Saigon.
dan 52% menyatakan bahwa susunan/tata 5. Ada perbedaan pengetahuan tentang
bahasa poster bisa dipahami. kesehatan gigi sesudah intervensi
anatara kelompok kontrol dan
Penelitian ini juga serupa dengan kelompok intervensi 7 hari pada
penelitian Marlina dan Lumintang tentang murid SD Negeri kelas V di
Perbandingan Efektivitas Media Cetak Kelurahan Saigon.
(Folder, Poster-Kalender) dan Penyajian 6. Ada perbedaan pengetahuan tentang
Tanaman Zodia Terhadap Peningkatan kesehatan gigi sesudah intervensi
Pengetahuan Masyarakat, menyimpulkan anatara kelompok control dan
adanya peningkatan pengetahuan (P =
kelompok intervensi 14 hari pada
0,05) pada kelompok yang diberikan murid SD Negeri kelas V di
poster tanpa media asli (tanaman zodia) Kelurahan Saigon.
atau menggunakan tanaman zodia.

10 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


7. Ada perbedaan pengetahuan tentang kabupaten Kayong Utara, Skripsi
kesehatan gigi antara kelompok Universitas Muhammadiyah
intervensi 7 hari dengan kelompok Pontianak (tidak dipublikasikan).
intervensi 14 hari pada murid SD 2. Budiharto, (2009). Ilmu Perilaku
Negeri kelas V di Kelurahan Saigon. Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan
Gigi, Jakarta: Buku Kedokteran Gigi
3. Dewanti. (2012). Hubungan Tingkat
SARAN Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi
dengan Perilaku Perawatan Gigi
1. Bagi Instansi Pendidikan Dan Pada Anak Usia Sekolah di SDN
Kesehatan Pondok Cina 4 Depok. Depok:
Penelitian ini dapat dijadikan Universitas Indonesia
pertimbangan untuk : 4. Marlina A dan Lumintang (2009).
a. Lebih meningkatkan Usaha Perbandingan Efektifitas Media
Kesehatan Gigi Sekolah dengan Cetak (Folder dan Poster Kalender)
melakukan pemasangan poster dan penyajian tanaman zodia
disekolah wilayah bina puskesmas terhadap Peningkatan Pengetahuan
Saigon. Masyarakat
b. Memilih desain poster yang lebih 5. Mubarak dkk, (2007). Promosi
menarik untuk usia anak sekolah. kesehatan. Jakarta Graha Media
c. Memperhatikan posisi pemasangan 6. Notoatmodjo, Soekidjo (2003).
poster sehingga dapat terlihat oleh Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.
semua warga sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
7. Notoatmodjo, Soekidjo (2005).
2. Bagi Siswa Metodologi Penelitian Kesehatan.
a. Siswa mempergunakan media yang Jakarta: Rineka Cipta
ada untuk meningkatkan pengetahuan 8. Notoatmodjo, Soekidjo (2007).
mereka tentang cara memelihara Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.
kesehatan gigi dan mulut. Jakarta: Rineka Cipta
b. Memeriksakan secara rutin minimal 6 9. Notoatmodjo, Soekidjo (2007).
bulan sekali ke unit pelayanan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
kesehatan walaupun tidak sakit gigi. Rineka Cipta
10. Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Ilmu
Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
DAFTAR PUSTAKA Cipta
11. Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
1. Andi Sulaimana, (2010) Efektifitas Metodologi Penelitian Kesehatan.
penyuluhan kesehatan gigi dengan Jakarta: Rineka Cipta
media poster dengan leaflet terhadap 12. Putri, M. dkk (2008).Ilmu
peningkatan pengetahuan siswa kelas Pencegahan Jaringan Keras dan
V dan IV sekolah dasar negeri 08 Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta:
desa simpang tiga Kecamatan Sukada Penerbit Buku kedokteran EGC

11 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik


...........2008. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS 2007).

..........2013. Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS 2013).

13. Situmorang,Nurmala (2005) Dampak


Karies gigi dan penyakit
periodontal.Medan:Unifersitas
Sumatera Utara.
14. Sugiyono.(2007). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
15. Wawan, A dan Dewi. (2010). Teori
dan Pengukuran: Pengetahuan, Sikap
dan Prilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika
16. Wangsaraharja,Kartika (2005)
Penyakit periodontal sebagai faktor
resiko penyakit jantung koroner:
Unifersa Medicina

12 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

Anda mungkin juga menyukai