Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI PERWUJUDAN MADANI


(MASYARAKAT MADANI)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Nama Dosen : ‘Ashri Hidayati, S.H., M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 11
Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)
Zainab Karbala (2103 0802 16 1065)
Eutik Masiroh (2103 0802 16 1032)
Nurshifa Fauziah (2013 0802 16 1064)

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Agama Islam
2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mewujudkan masyarakat madani merupakan upaya mengangkat upaya harkat dan
martabat manusia pada posisi yang sebenarnya. Banyak tantangan yang harus dihadapi terutama
dalam memberdayakan potensi yang ada dalam diri manusia. Terutama pada akhir – akhir ini
terdapat indikasi negara yang sedang dihadapkan pada krisisnya negara Indonesia. Situasi ini
terjadi karena melenturnya kohesifitas faksi dan faksielit dan krisis keuangan serta penurunnya
sumber daya manusia di lapangan kerja yang semakin parah. Dalam situasi ini, negara dipaksa
untuk memberikan ruang gerak yang makin beda pada kelompok – kelompok kritis masyarakat.
Bukan saja karena adanya desakan internal dan eksternal, tetapi juga adanya tumbuh kesadaran
arti pentingnya strategi pemberdayaan yang tepat bagi perluasan masyarakat madani.
Adanya muncul faktor – faktor masyarakat madani ialah :
Kasus mengenai tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat pesat
sehingga banyaknya kemiskinan dan anak terlantar, mana lagi sebagian penguasa (pemerintah)
yang mengambil hak rakyat yang mana seharusnya menjadi bagian warga miskin.
Adanya penguasa politik yang cenderung mendominasi masyarakat madani dalam segala
bidang agar patuh terhadap penguasa. Tidak adanya keseimbangan dan pembagian yang
proposional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang menyangkut aspek kehidupan.
Adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan pada kelompok masyarakat karena
secara esensial masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh kebijakan – kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Masyarakat diasumsikan sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan yang baik
(bodoh) dibandingkan dengan penguasa (pemerintah). Warganegara tidak mempunyai kebebasan
penuh untuk melaksanakan aktivitasnya. Sementara demokratis merupakan satu entis yang
menjadi penegak wacana masyarakat madani dalam menjalankan kehidupan, termasuk dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Adanya usaha untuk membatasi ruang gerak dari masyarakat dalam kehidupan politik.
Keadaan ini sangat menyulitkan masyarakat untuk mengemukakan pendapat, karena pada ruang
publik yang bebaslah individu berada dalam posisi yang setara, dan akan mampu melakukan
transaksi-transaksi politik tanpa ada kekhawatiran.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hubungan Pancasila, demokrasi dengan Masyarakat Madani?


2. Bagaimana upaya menjadikan masyarakat madani di Indonesia?
3. Bagaimana hubungan masyarakat madani dengan nasionalisme?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penjelasan bahwa antara masyarakat madani berhubungan dengan


Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan demokratisasi.
2. Untuk mengetahui upaya mewujudkan masyarakat madani di Indonesia sesuai dengan
tujuan bangsa dan negara.
3. Untuk mengetahui hubungan yang berkaitan dengan masyarakat madani, dengan nilai
– nilai nasionalisme.

3
BAB II
PANCASILA SEBAGAI PERWUJUDAN MASYARAKAT MADANI
2.1 Pengertian Pancasila
Secara etimologi kata “pancasila” berasal dari kata Sansekerta dari India (Bahasa Kasta
Brahmana) yaitu Panca yang berarti lima, dan sila artinya dasar. Jadi secara harfiah, “Pancasila”
dapat diartikan sebagai lima dasar. Pengertian Pancasila saja tidak bisa dijelaskan hanya secara
umum, namun pengertian Pancasila ini banyak terkandung didalamnya ialah pengertian
Pancasila secara etimologi yang sudah dijelaskan diatas.
Pengertian Pancasila secara historis yang menjelaskan sejarah Pancasila dari
terbentuknya BPUPKI pertama yang diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat yang mana
untuk merumuskan dasar negara Indonesia. Peristiwa 1 Juni 1945 itulah digelar dengan hari
Pancasila yang mana kita masih mengenang setiap tanggal tersebut. Pada tanggal 17 Agustus
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan pada tanggal 18Agustus 1945 disahkannya
Undang – Undang Dasar 1945.
Pengertian Pancasila secara terminologis ialah yang man pada tanggal 18 Agustus sahnya
Undang – Undang Dasar yang mana terdapat di dalam bagian pembukaan terdiri dari atas empat
alinea tersebut tercantum rumusan Pancasila, ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimping oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Yang mana secara umum pengertian Pancasila yang sebagai dasar negara ialah sebagai
dasar falsafah negara dari negara, ideologi negara. Yang mana dalam hal ini Pancasila digunakan
sebagai mengatur segala urusan negara untuk penyelenggaraan negara.

2.2 Pengertian Masyarakat Madani


Pengertian Masyarakat Madani banyak dikenal oleh istilah menurut para ahli yang mana :
a. Menurut Anwar Ibrahim masyarakat madani ialah masyarakat ideal yang
memiliki peradaban maju dan sistem sosial yang subur yang diasakan pada
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dan
kestabilan masyarakat.
b. Menurut Syamsudin Haris masyarakat madani ialah lingkup sosial yang berada
diluar pengaruh negara dan model yang tersusun dari lingkungan masyarakat
paling akrab.
c. Menurut Ernest Gellner masyarakat madani ialah masyarakat yang terdiri dari
berbagai intitusi non pemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk
mengimbangi negara.
d. Menurut H. Hasyim Manan, masyarakat madani ialah masyarakat yang selalu
memelihara perilaku yang beradab, sopan santun, berbudaya tinggi, baik dalam
pergaulan sehari – hari, dalam berbicara, mencari kebenaran, bahkan mencari

4
rizki, mengupayakan kesejahteraan atau dalam penerapan hukum dalam sanksi,
sampai dalam menghadapi konflik dan peperangan.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai masyarakat madani di atas, dapat ditarik
rangkuman sebagai berikut bahwa masyarakat madani ialah sekumpulan individu bersifat
demokratis dan saling menghargai satu sama yang lainnya yang tergabung dalam sebuah
kelompok masyarakat tertentu, dimana dalam mengambil keputusan selalu mengedepankan
prinsip keterbukaan, toleransi, musyawarah, dan plularisme antara sesamanya.

2.3 Karakteristik dan Ciri- ciri Masyarakat Madani.


A. Karakteristis Masyarakat Madani
1. Free Public Share (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat mempunyai akses
penuh terhadap setiap kegiatan publik.
2. Democracy, persyaratan mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang murni. Ini
juga termasuk proses menerapkan prinsip – prinsip sehingga terwujudnya masyarakat
yang demokratis.
3. Tolerance sikap saling menghormati, menghargai perbedaan pendapat. Toleransi
bukan saja menghargai atas perbedaan pandangan sosial, dan politik, tapi juga menjadi
bagian terpenting pelaksanaan ajaran moral.
4. Pluralisme (kemajemukan) sikap yang menerima kenyataan masyarakat yang majemuk
disertai dengan sikap tulus, ini termasuk nilai positif dalam kehidupan.
5. social justice (keadilan sosial) adanya keseimbangan dan pembagian secara
proposional atas hak dan kewajiban warga negara yang mencakup segala aspek
kehidupan sosial, ekonomi, politik,pengetahuan, perlengkapan, dan tanggung jawab
individu terhadap lingkungannya.
6. societies participation yang mana masyarakat benar – benar bersih dari intimidasi atau
penguasa pihak lain.
7. Supremasi hukum adalah upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan.
Keadilan harus diposisikan secara netral yang mana setiap orang harus memiliki
kedudukan yang sama.
B. Ciri – ciri Masyarakat Madani
1. Menjunjung tinggi nilai
Menjunjung tinggi nilai, norma dan hukum yang ditopang dengan ilmu, iman, dan
teknologi. Artinya masyarakat madani hidup berdasarkan aturan – aturan yang berlaku,
seperti nilai, norma, dan hukum. Ketaatan tersebut dilandaskan pada ilmu dan teknologi
yang telah dipelajari dan dikembangkannya besert kekuatan iman atau keyakinannya
kepada Sang Maha Pencipta.
2. Memiliki Peradaban yang tinggi
Sebagai makhluk yang memiliki keyakinan atau iman kepada Sang Pencipta,
masyarakat madani telah membuktikan bahwa mereka merupakan manusia yang

5
memiliki peradaban, yaitu beradap pada tata karma. Selain bertata karma terhadap Tuhan,
tentunya bertata karma pada sesame manusia.
3. Mengedepankan kesederajatan dan transparansi
Ciri masyarakat madani dalam hal ini adalah mereka menganggap bahwa status
mereka sama baik pria maupun perempuan. Transparansi atau keterbukaan berarti mereka
menjalankan hidupnya harus dengan sikap jujur dan tidk perlu ada hal – hal yang harus
ditutupi sehingga mnumbuhkan rasa saling percaya antar satu sama lain. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam masyarakat madani terdapat nuansa deemokrasi, dimana
demokratasasi dapat diwujudkan dengan adanya fungsi lembaga swadaya masyarakat
(LSM) pers yang bebas, supemasi atau kekuasaan tertinggi dalam hukum, partai politik,
perguruan tinggi, dan toleransi.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Pancasila, demokrasi dan Masyarakat Madani

Dalam masyarakat madani, warga negara bekerjasama membangun ikatan sosial, jaringan
produktif dan solidaritas kemanusiaan yang bersifat non-governmental untuk mencapai kebaikan
bersama. Karena itu, tekanan sentral masyarakat madani adalah terletak pada independensinya
terhadap negara. Dari sinilah kemudian masyarakat madani dipahami sebagai akar dan awal
keterkaitannya dengan demokrasi dan pancasila.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu berinteraksi dengan dunia
luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan maju. Dalam masyarakat madani, setiap
warganya menyadari dan mengerti akan hak-haknya serta kewajibannya terhadap negara, bangsa
dan agama. Masyarakat madani sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia. Masyarakat madani
juga masyarakat bermoral dan menjamin keseimbang antara kebebasan individu dan stabilitas
masyarakat. Hal ini sesuai dengan dasar negara kita, Pancasila. Pancasila sebagai pedoman hidup
bangsa berisi aturan aturan yang mengatur norma dan tingkah laku warganya. Sehingga
masyarakat yang mengamalkan Pancasila, maka masyarakat tersebut memiliki kehidupan ideal,
baik dalam hak dan kewajiban warga dapat terlaksana secara seimbang serta mampu berkembang
dengan dunia luar demi majunya kehidupan.
Pancasila sebagai dasar negara fundamental dari falsafah negeri ini ditempatkan sebagai
tonggak yang melindungi dan mengawasi terbentuk dan stabilnya aktualisasi dari demokrasi, hak
asasi, dan terciptanya masyarakat madani. Revitalisasi dan substansilisasi Pancasila, demokrasi,
dan hak asasi diharuskan untuk berjalan baik dan dapat saling terkait serta terjadi menyeluruh di
negeri ini.Pancasila melahirkan jiwa-jiwa yang kritis dan demokratis, menjadikan pancasila
sebagai substansi fundamentalis yang bersifat yuridis, mampu menjawab segala bentuk
perbedaan yang mendasar yang saat ini masih terjadi. Masalah hak asasi manusia serta
perlindungan terhadapnya merupakan bagian penting dari aktualisasi Pancasila dan demokrasi
serta penting untuk terwujudnya masyarakat madani.
Pada dasarnya masyarakat di negara-negara berkembang masih kesulitan dalam mencapai
masyarakat madani. Hal ini dikarenakan masih rendahnya pendidikan politik dan
kewarganegaraan serta kurang mengamalkan nilai-nilai pancasila pada masyarakat. Kondisi ini
diperburuk dengan kurangnya rasa nasionalisme dan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi
bangsa sendiri. Maka dari faktor-faktor penghambat tersebut seharusnya seluruh lapisan
masyarakat terus bergerak dan maju dalam membentuk masyarakat yang cerdas, demokratis,
beradab dan memiliki nasionalisme yang tinggi.
Seluruh warga masyarakat dituntut harus mampu berpikir kritis dengan berdasarkan pada
pancasila dan semboyan bhineka tunggal ika sehingga terbentuk masyarakat yang mampu
mengatasi masalah-masalah yang menimpa bangsanya serta mampu membentuk kekuatan dalam
membangun pemerintahan yang kokoh, jujur dan adil. Kemudian dari langkah-langkah yang
cerdas dan juga kritis maka akan terbentuk masyarakat yang madani dan berpegangan pada nilai-
nilai pancasila.
Masyarakat madani itu sendiri terwujud karena adanya pemahaman akan nilai-nilai
kebebasan berpendapat dan berekspresi yang termaktub di dalam Pancasila dan nilai-nilai

7
demokrasi. Nilai-nilai tersebut ialah hak yang dibatasi dengan kebebasan orang lain, adanya
batasan konstitusi, dan sesuai dengan kultural serta cita-cita kemajuan bangsa.
Pengaktualisasian Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara yang sangat kurang kini
dilatarbelakangi oleh lunturnya toleransi dan pengaplikasian nilai-nilai demokrasi dan hak asasi
manusia lewat prinsip toleran dan saling menghargai pada diri masyarakat. Aktualisasi Pancasila
seharusnya dilaksanakan secara bertahap, dengan pengawalan pengenalan ide-ide Pancasila,
pemahaman hak asasi manusia, semangat perwujudan masyarakat madani, pembudayaan
Pancasila dan demokrasi, hingga sampai dengan tataran praktis yang mengedepankan aspek-
aspek implementasi nilai Pancasila itu sendiri.

3.2 Indonesia Menuju Masyarakat Madani.


Indonesia memiliki tradisi kuat civil society yang lebih dikenal masyarakat madani
bahkan jauh sebelum bangsa berdiri. Masyarakat sipil telah berkembang pesat yang diwakili oleh
kiprah beragam organisasi sosial keagamaan dan pergerakan nasional dalam perjuangan merebut
kemerdekaan. Selain berperan dalam organisasi perjuangan penegakan HAM dan perlawanan
terhadap kekuasaan kolonial, organisasi berbasis islam, seperti Serikat Islam, Nahdlatul Ulama
(NU) dan Muhammadiyah yang telah menunjukkan kiprahnya sebagai komponen civil society
yang penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sipil di Indonesia.
Terdapat beberapa strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang bagaimana seharusnya
bangunan masyarakat madani agar terwujud di Indonesia yaitu, pertama pandangan integritasi
nasional dan politik. Pandangan ini menyatakan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin
berlangsung dalam kenyataan hidup sehari – hari dalam masyarakat yang belum memiliki
kesadaran dalam hidup berbangsa dan bernegara. Kedua, pandangan reformasi sistem politik
demokrasi, yakni pandangan yang menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak perlu
bergantung pada pembangunan ekonomi yang mana pada tataran ini pembangunan institusi
politik yang demokratis lebih diutamakan oleh negara dibanding pembangunan ekonomi. Ketiga,
paradigma membangun masyarakat madani sebagai basis utama pembangunan demokrasi,
padangan ini merupakan paradigma alternatif di antara dua pandangan. Yang pertama yang
dianggap gagal dalam pengembangan demokrasi, berbeda dengan dua pandangan pertama,
pandangan ini lebih menekankan proses pendidikan dan penyadaran politik warga negara,
khususnya kalangan kelas menengah.
Demokratisasi pendidikan ialah pendidikan hati nurani yang lebih humanitis dan beradab
sesuai dengan cita – cita masyarakat madani. Melalui demokratisasi pendidikan akan terjadi
proses kesetaraan antara pendidik dan peserta didik didalam proses belajar mengajarnya. Inovasi
pendidikan yang berkonteks demokratisasi pendidikan perlu memperhatikan masalah – masalah
pragmatik.
Sesuai dengan sila ke-4, maka Pancasila jelas – jelas mengakomodasi terbentuknya
masyarakat madani. Pancasila mendorong pemerintahan yang demokratis dan melindungi hak –
hak asasi manusia. Masyarakat madani dapat diwujudkan apabila negara berhasil mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mengembangkan pemerintahan yang demokratis dan melindungi hak
asasi manusia.

8
3.3 Hubungan masyarakat madani dengan nasionalisme.
Untuk membangun pemerintahan yang demokratis atau mengakhiri dominasi sistem
otoriter, menurut asumsi perlu dibangun masyarakat madani. Untuk menghindari timbulnya
refolasi sosial, gerakan masyarakat madani menawarkan sebuah solusi sebagai cara damai yang
dapat lebih diharapkan hasilnya.
Kesuksesan yang dicapai gerakan masyarakat madani umunya di Eropa Timur dan
Tengah, merupakan kenyataan ironis yang kemudian muncul setelah keruntuhan sistem totaliter
adalah ancaman kehancuran sendi – sendi nasionalisme, persatuan, toleransi, dan saling
menghargai antara kelompok yang berbeda agama, suku, ras.

9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan

Hubungan Pancasila dan masyarakat madani harus layaknya didukung dengan penerapan
rasa demokrasi yang mapan dan penghargaan akan hak asasi manusia yang mantap sehingga
perwujudan masyarakat madani tercapai. Mengukuhkan nilai Pancasila sebagai dasar dan
filosofi yang membumi yang membangun karakter masyarakat madani sangat diperlukan
sekarang. Masyarakat tersebut adalah masyarakat yang mampu berpegang teguh pada nilai
dan gagasan ideal Pancasila.

Upaya agar terwujudnya Masyarakat madani di Indonesia bahwa kondisi di Indonesia


masih membutuhkan proses yang sangat panjang agar masyarakat madani bisa tercapai
dengan demokratisasi dan lebih memfokuskan ke pendidikan yang mana bertujuan untuk
mengubah cara pola berpikir pendidik tehadap negaranya.

Hubungan masyarakat madani, dan nasionalisme agar dapat mewujudkan masyarakat


beradab yang sangat dibutuhkan masyarakat modern bagi penciptaan tatanan demokratis
dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Yang mana tanpa kedua unsur ini masyarakat
madani tidak akan terjadi.
4.2 Saran
Pembahasan tentang masyarakat madani sangatlah luas sehingga membutuhkan banyak
lagi informasi. Apalagi dikaitkan dengan bangsa Indonesia dan nilai – nilai Pancasila. Dalam
makalah yang berjudul Pancasila sebagai perwujudan madani membutuhkan aspek yang lebih
seperti ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. Namun kami disini sebagai
penulis hanya memaparkan secara global saja. Tulisan ini hanya sebagai pengantar saja dalam
mengkaji permasalahan diatas.Kami sadar banyaknya kekurangan dan keterbatasan ilmu
sehingga terdapat ketidaksempurnaan dalam pembuatan makalah ini. Semoga para pembaca
dapat mengambil nilai – nilai yang terkandung di makalah kami.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Sahid & Sofian, Subhan. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan (civic


education). Bandung: FOKUSMEDIA
2. Gatara, Asep S. Pamudji, Demokrasi, Pancasila, dan Ketahanan Nasional Suatu
Analisa di Bidang Politik dan Pemerintahan, (Jakarta: Bina Aksara, 1985), hlm. 7.
3. Nurcholish Majid, Asas-asas Pluralisme dan toleransi dalam mastarakat madani,
bandung-ppim Jakarta-theasia foundation. Hal. 50-56.
4. Daden,M Ridwan,dan Nurjulianti,dewi, pembangunan masyarakat madani dan
tantanggan demokratisasi di Indonesia,cetakan ke1 jakarta:LSAF, hal 90-93.
5. Ubaedillah, A., Abdul Rozak, 2013. Pendidikan Kewargaan (Civic Education):
Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah
6. Rozak, Abdul dkk, 2004. Buku Suplemen Pendidikan Kewargaan (Civic Education)
Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media

11

Anda mungkin juga menyukai