Anda di halaman 1dari 27

Skip to content

sosiologis.com

 PROFIL
 JASA TRANSKRIP

Sejarah Perkembangan Sosiologi


NOVEMBER 8, 2017SIDIQDUMMY
Share this...

Sejarah perkembangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern dimulai pada


abad 19 di Eropa Barat pasca Revolusi Politik di Perancis dan Revolusi Industri di
Inggris. Namun sebelum menelisik sejarah perkembangan sosiologi lebih jauh, perlu
ditegaskan terlebih dahulu bahwa ilmu pengetahuan tentang masyarakat telah
ada berabad-abad lamanya sebelum istilah ’sosiologi’ itu sendiri ditemukan.

Bagaimana sejarah perkembangan sosiologi dimasa


lalu?
Filsuf besar era Yunani Kuno, Plato dan Arostoteles telah menulis buku tentang
bagaimana mendesain masyarakat yang adil dan bahagia. Ilmuwan dari Timur Ibnu
Khaldun menulis tentang integrasi sosial (Asabiyah) dan peradaban manusia pada
abad 14, sebelum Eropa memasuki era Renaisans. Pada periode awal era
Pencerahan di Eropa Barat, Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jacques
Rouseau telah menulis tentang bagaimana mengorganisir masyarakat agar hidup
harmonis dalam satu sistem pemerintahan melalui istilah yang dikenal dengan
’kontrak sosial’. Dengan demikian, jika sosiologi dipahami sebagai studi tentang
masyarakat, maka sosiologi sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Artinya,
’sosiologi’ sudah ada sebelum istilah sosiologi ada.

Baca juga: Pengertian Sosiologi

Sejarah perkembangan sosiologi abad 19


Sejarah perkembangan sosiologi yang sering diajarkan adalah sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan modern yang saintifik atau ilmiah. Istilah ilmiah sendiri baru
muncul pada abad pencerahan di perancis. Pencerahan memiliki konotasi rasional
dan empiris. Ilmu pengetahuan bersifat rasional ketika berasal dari pikiran manusia,
bukan metafisik dan teologis. Ilmu pengetahuan bersifat empiris ketika bisa dicercap
oleh indra untuk diuji kebenarannya. Maka sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
ilmiah adalah sosiologi yang rasional dan empiris.
menjadikan manusia sebagai subjeknya, sehingga terkandung unsur subjektivitas
dalam ilmu sosial. Hal ini berbeda dengan ilmu alam yang mengedepankan unsur
objektivitas. Weber mengusulkan, alih-alih menjadikan masyarakat sebagai objek
penelitian, sosiologi seharusnya meneliti tindakan-tindakan sosial yang bersifat
subjektif.

Secara kontras, unsur objektivitas sosiologi justru berkembang di Amerika Serikat


melalui karya tokoh besar Talcott Parsons. Pada 1937 Parsons menerbitkan buku
”The Structure of Social Action” yang secara signifikan berpengaruh pada
perkembangan teori sosiologi. Parsons banyak dipengaruhi oleh Dukheim dan
Weber, tanpa menaruh perhatian sama sekali pada Marx. Interpretasinya terhadap
masyarakat Amerika Serikat mempengaruhi perkembangan teori sosiologi Amerika
beberapa tahun kemudian. Implikasinya, teori Marxisme terkekslusi dari legitimasi
ilmiah sosiologi Amerika. Parsons banyak mengelaborasikan teori fungsionalisme
struktural dalam menganalisis sistem sosial. Sosiologi yang berkembang di Amerika
pada periode Parsonian adalah Sebagai ilmu pengetahuan sosial yang rasional dan
empiris, sosiologi berusia relatif lebih muda ketibang ilmu sosial lainnya. Auguste
Comte, tokoh intelektual Perancis dalam bukunya ”Course de philosophie positive”
(1838) mencetuskan istilah sosiologi yang saat itu memiliki konotasi fisika sosial.
Hukum tiga tahap yang dielaborasikan Comte menegaskan bahwa sosiologi atau
fisika sosial adalah ilmu yang berada pada tahap positif. Positif artinya rasional,
empiris, dan bisa diteliti dengan hukum-hukum ilmiah seperti pada ilmu alam.
Berada di tahap positif artinya meninggalkan unsur teologis dan metafisis. Dengan
demikiran sejarah perkembangan sosiologi modern pada awal mula ditemukannya
adalah ilmu pengetahuan yang positif. Metodologinya mengikuti hukum-hukum
dalam ilmu alam oleh karena itu dinamakan fisika sosial.

Pada tahun 1876, intelektual Inggris Herbert Spencer menulis buku pertama yang
menggunakan istilah ’sosiologi’ di judulnya ”Principle of Sociology”. Spencer adalah
orang yang percaya pada teori evolusi Darwin. Ia menerapkan hukum evolusi biologi
pada sosiologi. Spencer mengenalkan teori besar tentang evolusi sosial yang
diterima secara luas beberapa tahun kemudian. Pada tahun 1883, intelektual
Amerika Lester F. Ward menulis buku berjudul ”Dynamic Sociology”. Buku tersebut
dianggap sebagai buku pertama tentang desain tindakan sosial yang harus
dilakukan masyarakat untuk menuju kemajuan. Berikutnya, pada 1895, Email
Durkheim menerangkan secara detail metodologi ilmiah sosiologi dalam bukunya
”The Rules of Sociological Mehod”.

Sosiologi berkembang pesat di Eropa Barat pada abad 19. Perkembangan tersebut
banyak dipengaruhi oleh Revolusi Politik dan Revolusi Industri yang mengubah
tatanan kehidupan sosial secara dramatis. Minat kaum intelektual untuk mengetahui
perubahan sosial masyarakat saat itu menjadi poin penting dalam sejarah
perkembangan sosiologi. Salah satu tokoh berpengaruh dalam sosiologi adalah
intelektual Inggris Karl Marx. Marx tidak pernah mengklaim dirinya secara spesifik
sebagai sosiolog. Ia studi dampak politik ekonomi dari perubahan sosial di Eropa.
Teorinya tentang perjuangan kelas memengaruhi perkembangan teori sosiologi
bahkan sampai hari ini. Teori-teori Marx melahirkan aliran Marxisme dalam sosiologi.
Perubahan sosial, dengan demikian menjadi faktor utama kelahiran sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan modern.

Sejarah perkembangan sosiologi abad 20


Memasuki abad 20, terjadi ’migrasi tradisi ilmiah’ sosiologi dari Eropa Barat ke
Amerika Serikat. Sosiologi pada abad 20 berkembang pesat di Amerika Serikat.
Perlu diperhatikan pula konteks Amerika Serikat pada abad awal 20. Saat itu,
industrialisasi dan urbanisasi terjadi secara besar-besaran di perkotaan di Amerika
Serikat. Akibat dari industrialisasi ini adalah perubahan sosial dengan ekskalasi yang
besar. Masyarakat desa dan kota terlihat mencolok perbedaannya. Kondisi demikian
memantik kaum intelektual Amerika untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang timbul
akibat perubahan sosial. Sosiologi menjadi salah satu studi ilmu sosial yang paling
diminati.
Sejarah perkembangan sosiologi di Amerika Serikat pada periode sebelum Perang
Dunia pertama sampai dengan kisaran 1930an didominasi oleh aliran Chicago
School dengan tokoh utamanya Albion W. Small, yang sekaligus menjadi inisiator
jurnal sosiologi paling prestisius di dunia sampai saat ini, American Journal of
Sociology. Pada fase berikutnya, perkembangan Chicago School melahirkan tokoh
besar Pitrim Sorokin yang banyak berkontribusi memperluas aspek metodologi
sosiologi. Sejumlah ahli sosiologi pasca Ward muncul di Amerika Serikat, antara
lain: W. I. Thomas, Robert E. Park, Charles Horton Cooley, George Herbert Mead,
Jane Addams, Charlotte Perkins Gilman, Anna Julia Cooper, Marianne Webber,
Beatrice Potter Webb, dan W. E. B. du Bois.

Baca juga Tokoh Sosiologi Modern: Daftar Lengkap

tadi malam sampai siko

Perlu ditegaskan pula di sini, migrasi tradisi ilmiah sosiologi ke Amerika


Serikat tidak lantas membuat sejarah perkembangan sosiologi di Eropa Barat
berhenti. Intelektual Jerman Max Weber mengkritik metode ilmiah sosiologi
yang muncul pada abad 19. Weber berpendapat, metode ilmu alam tidak
relevan diterapkan pada ilmu sosial. Ilmu sosial sosiologi makro.

Perdebatan antara objektivitas-subjektivitas, agensi-struktur, dan mikro-makro dalam


sosiologi berlangsung sejak abad 20 sampai hari ini. Sejumlah aliran pemikiran
ekstrem yang condong pada subjektivitas mengkritik keras sosiologi pada awal
berdirinya. Sosiologi positivistik yang dicetus oleh Comte belakangan mulai
ditinggalkan. Salah satu aliran pemikiran paling keras yang mengkritik sosiologi
Comte adalah The Frankfurt School, yang terdiri dari intelektual kritis dari Jerman.
The Frankfurt School menapaki periode popularitasnya pada pertengahan abad 20.
Kritik paling pedas yang dilontarkan adalah sosiologi positivistik tidak berkontribusi
apa-apa pada sejarah manusia karena mengabaikan aspek transformatif dan
emansipatoris yang seharusnya menjadi agenda sosiologi. Ilmu sosial tidak bisa
netral, melainkan harus berpihak cita-cita transformasi sosial.

Sejarah perkembangan sosiologi era kontemporer


Menjelang abad 21, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern mendapat
serangan bertubi-tubi dari aliran-aliran sosiologi yang menyandang label post-,
seperti postmodernisme, poststrukturalisme, postpositivisme, postkolonialisme, dan
lain sebagainya. Memasuki abad 21, sejarah perkembangan sosiologi menuju
variasi aliran pemikiran dan disiplin yang semakin banyak. George Ritzer telah
memformulasikan sebelumnya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang
berparadigma multiple. Artinya, cara pandang sosiologi tidak tunggal sehingga
sosiologi secara historis adalah ilmu pengetahuan yang luas cakupannya. Abad
millenium menandai sosiologi sebagai ilmu yang sangat cair dan luas. Objek kajian
tidak sebatas pada perubahan struktur sosial dalam konteks industrialisasi,
urbanisasi, perdesaan dan perkotaan, melainkan juga sampai pada aspek dinamika
masyarakat yang sifatnya kekinian. Seperti misalnya, sosiologi pada masyarakat
informasi. Sosiologi abad 21 adalah sosiologi kontemporer.

Indikasi semakin meluasnya ruang lingkup sosiologi bisa dilihat dari berkembang
biaknya subdisiplin yang menjadi cabang sosiologi. Beberapa diantaranya yang bisa
disebutkan adalah Sosiologi Digital, Sosiologi Turisme, Sosiologi Pemuda, Sosiologi
Kesehatan, Sosiologi Olah Raga, Sosiologi Sastra, Sosiologi Hukum, Sosiologi
Ekonomi, Sosiologi Gender, dan Sosiologi kontemporer lainnya. Kecenderungan lain
yang bisa diidentifikasi adalah semakin menjauhnya sosiologi dari tradisi positivisme.
Sejarah perkembangan sosiologi di era kontemporer cenderung menolak relevansi
hukum-hukum alam pada ilmu sosial. Saat ini, fakultas-fakultas ilmu sosial di seluruh
dunia mulai mengajarkan sosiologi terlepas dari bapak pendirinya. Tak heran, tokoh-
tokoh seperti Michel Foucault, Pierre Bourdieu dan Slavoj Zizek lebih diminati
ketimbang Auguste Comte dan Emile Durkheim yang memang makin usang.

Baca juga Sosiologi: Sebuah Pengantar Singkat

Share this...

auguste comteempirisfisika sosialilmu pengetahuan modernilmu


sosialintelektualistilah sosiologikaum intelektualkontemporermasyarakatobjektivitas
sosiologiperkembangan sosiologirasionalrevolusi inggrisrevolusi
perancissejarahsejarah perkembangansejarah perkembangan sosiologisejarah
sosiologisosiologisosiologi abad 19sosiologi abad 20sosiologi abad 21sosiologi di
amerikasosiologi di eropasosiologi era kontemporersosiologi kontemporersosiologi
modern

Post navigation
Previous Post:Gender Sebagai Konstruksi Sosial: Review Jurnal
Next Post:Sosiologi Hukum: Definisi dan Objek Kajiannya
REVIEW
Kriminologi Digital: Review Film Searching
OCTOBER 20, 2018

Moral Versus Uang: Review Film Crazy Rich Asians


SEPTEMBER 15, 2018

Drama Mikro Seleb: Review Film Youtubers


MAY 6, 2018
Di Bawah Naungan Feminisme: Review Film Kartini
MAY 6, 2018

Retorika Untuk Milea: Review Film Dilan 1990


FEBRUARY 20, 2018

Gender Sebagai Konstruksi Sosial: Review Jurnal


NOVEMBER 6, 2017
OPINI
Selfie Bencana: Kutukan Moral Sosial
JANUARY 16, 2019

Big Data: Digital Hype, Digital Dystopia?


DECEMBER 8, 2018

FinTech: Transformasi Digital di Sektor Finansial


JANUARY 12, 2018
Net Neutrality: Tinjauan Sosiologis tentang
Netralitas Internet
JANUARY 5, 2018

Manfaat Internet di Bidang Sosial


NOVEMBER 1, 2017

Flashpacker: Pelancong di Era Digital


SEPTEMBER 25, 2017
INFORMASI
Beasiswa Penuh S1: Daftar & Info Lengkap
JULY 12, 2019

Info Beasiswa Kuliah: Daftar Lengkap &


Persyaratannya
JULY 12, 2019

Beasiswa untuk Mahasiswa S1: Info Lengkap


JULY 11, 2019
Info Beasiswa S1: Daftar Lengkap
JULY 11, 2019

Info Beasiswa dari Perusahaan dan Yayasan


JULY 11, 2019
Beasiswa Magister: Tips & Trik Hunting
JULY 10, 2019
TOKOH

Georg Simmel: Sosiologi Tanpa Sosiolog


MARCH 31, 2018

Emile Durkheim: Pencetus Sosiologi Modern


JANUARY 27, 2018

Max Weber: “Arsitek” Ilmu Sosial Modern


JANUARY 20, 2018

Tokoh Sosiologi Indonesia


JANUARY 4, 2018
Tokoh Sosiologi Modern
JANUARY 3, 2018

Tokoh Sosiologi Klasik


JANUARY 2, 2018
TEORI

Teori Politik
NOVEMBER 22, 2018
Teori Pendidikan
NOVEMBER 21, 2018

Teori Agenda Setting


NOVEMBER 20, 2018

Teori Kritis
NOVEMBER 7, 2018
Teori Pertukaran Sosial
NOVEMBER 5, 2018

Teori Feminisme
JULY 4, 2018
METODE

Penelitian Longitudinal: Pengertian dan Contohnya


JUNE 30, 2018
Penelitian Cross-Sectional: Pengertian dan
Contohnya
JUNE 25, 2018

Penelitian Eksperimen: Contoh dan Metodenya


JUNE 24, 2018

Kata Pengantar Skripsi: Contoh dan Penjelasannya


JUNE 23, 2018
Teknik Analisis Data Kualitatif: Contoh & Prosesnya
JUNE 22, 2018

Kata Pengantar Laporan: Contoh & Penjelasannya


JUNE 21, 2018
DUMMY

Potensi Diri: Pengertian, Jenis & Contohnya


JANUARY 12, 2019
Pranata Sosial: Pengertian dan Contohnya
JANUARY 12, 2019

Hak Asasi Manusia: Pengertian dan Contohnya


JANUARY 11, 2019

Sistem Ekonomi Tradisional: Pengertian dan


Contohnya
JANUARY 11, 2019
Norma Kesopanan: Pengertian, Fungsi, Sanksi &
Contohnya
JANUARY 10, 2019

Pengertian Nilai Sosial


JANUARY 10, 2019
TANYA & JAWAB

SosioTalk@sosiotalk

Dari artikel di MacMillan Encyclopedia of Sociology editan Edgar F. Borgatta dan


Rhonda J. V. Montgomery
https://twitter.com/ryandani_s/status/1077495756762693634 …

ryan dani saputra@ryandani_s


Replying to @sosiotalk
halo kak, saya mau tanya referensi dari dinamika sosial itu dari mana?
1
3:46 PM - Dec 26, 2018
Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Agensi kami di bidang transkrip SarjanaTranskrip mematok harga terjangkau yaitu


2500 rupiah per menit. Hasil berkualitas, kerahasiaan file terjamin. #jasatranskrip
#transkripmurah #transkripwawancara #transkripjogja #transkripjakarta
#transkripbandung

12:26 PM - Dec 13, 2018


Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

ryan dani saputra@ryandani_s

· Dec 12, 2018

@sosiotalk halo kak, saya mau tahu sumber dari tulisan kakak yang di webnya itu dari mana?
Terkhusus yang membahas Dinamika sosial

SosioTalk@sosiotalk

Dari artikel di MacMillan Encyclopedia of Sociology editan Edgar F. Borgatta dan


Rhonda J. V. Montgomery

6:45 PM - Dec 12, 2018


Twitter Ads info and privacy
See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Tantangan kedepannya, seperti yg sudah banyak diperkirakan, generasi milenial


akan menghadapi krisis informasi yg valid dan terpercaya

3
6:04 AM - Dec 11, 2018
Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Sebelum mikroselep, google sudah menantang existensi para expert

6:01 AM - Dec 11, 2018


Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Saya melihat kemunculan vloggers yg kontennya "edukasi", yakni membahas


fenomena sehari2 spt: sexual harrasment, bullying, dsb sebagai transformasi
distribusi pengetahuan

6:00 AM - Dec 11, 2018


Twitter Ads info and privacy
See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Mengapa? Karena ada ruang dan audience. Seperti ada lelas dan murid. Inilah
relasi antara platform dan peluang mentarget audience

5:54 AM - Dec 11, 2018


Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Online audience menyimak dgn seksama opini yg disampaikan oleh mikroseleb


ketika bicara soal sexual harrasment, meskipun bidang studi yg ditekuni oleh seleb
itu bukan tentang gender, violence, bullying, atau bidang lain yg berkaitan dgn
kekerasan seksual

2
5:53 AM - Dec 11, 2018
Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk
Seperti ada kecenderungan di era kini bahwa expertise akan tergantikan oleh
admiration, melihat banyak mikro-seleb bicara banyak isu dgn banyak respons
positif dari audiensnya (followers, subscribers, dsb)

2
5:47 AM - Dec 11, 2018
Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Apakah sedang tren bahwa para CEO startup milih diwakilkan ketika diundang ke
acara-acara yg diselenggarakan oleh pemerintah? #LiterasiKebangsaanUGM

2
3:36 PM - Dec 6, 2018
Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Tapi kalo memang berhalangan hadir semua, kenapa tak disampaikan di awal
acara? #LiterasiKebangsaanUGM

2
3:34 PM - Dec 6, 2018
Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk
Kalo cuma menarik massa, Ironi benar negara dan kampus ini. maunya mahasiswa
berjiwa nasionalis, tapi posternya ngapuci #LiterasiKebangsaanUGM

1
3:32 PM - Dec 6, 2018
Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Apakah big data bisa disebut sebagai digital data?

8:23 PM - Dec 5, 2018


Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Bagaimana mendapatkan social insight dari pengolahan big data?

8:22 PM - Dec 5, 2018


Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk
Data jadi mata uang baru bagi mereka yg hidup darinya

1
8:21 PM - Dec 5, 2018
Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Big data, buzzword atau riset terminologi?

8:21 PM - Dec 5, 2018


Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

SosioTalk@sosiotalk

Moral Versus Uang: Review Film Crazy Rich Asians http://sosiologis.com/review-


film-crazy-rich-asians …

Moral Versus Uang: Review Film Crazy Rich Asians | sosiologis.com


Film Crazy Rich Asians berusaha memotret kondisi masyarakat asia yang menempati dua titik
ekstrim; paling miskin dan paling kaya
sosiologis.com
1
6:36 PM - Sep 15, 2018
Twitter Ads info and privacy

See SosioTalk's other Tweets

Powered by WordPress and Poseidon.

Anda mungkin juga menyukai