Anda di halaman 1dari 9

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA ORANG DENGAN

LUPUS ( ODAPUS ) WANITA USIA DEWASA AWAL


BERSTATUS MENIKAH

JOURNAL READING

Oleh :

Emma Dian Rakhmawati

NIM. 14201.09.17133

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN

2018

i
DAFTAR ISI

Ringkasan Artikel .................................................................................................................. 1


A. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 2
1. Latar Belakang Pemilihan Topik .............................................................................. 2
2. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 3
3. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 3
B. ANALISIS PUSTAKA ..................................................................................................... 3
C. PEMBAHASAN .............................................................................................................. 4
D. PENUTUP...................................................................................................................... 6
1. Kesimpulan ............................................................................................................. 6
2. Saran ...................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 7

ii
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA ORANG DENGAN LUPUS ( ODAPUS ) WANITA
USIA DEWASA AWAL BERSTATUS MENIKAH
Agustin Wahyuningsih, Endang R Surjaningrum, M.appl.psych.
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Ringkasan Artikel
Systemik Lupus Erythematosus (SLE) atau Lupus merupakan penyakit autoimun kronis
yang dapat mempengaruhi beberapa rangkaian sistem organ tubuh, termasuk sistem saraf
pusat (Nery, dkk., 2007). Lupus dikenal sebagai penyakit kaum wanita karena menyerang
90% wanita berusia produktif (15-45 tahun) dan sisanya sebanyak 10% adalah laki-laki dan
anak-anak. Karena paling banyak odapus adalah wanita berusia produktif, maka banyak
permasalahan yang dialami oleh odapus pada wanita usia dewasa awal berstatus menikah
menjalankan tugas perkembangannya karena tugas perkembangan seseorang dapat
terhambat karena kesehatan fisik . tugas –tugas perkembangan yang terhambat akibat
penyakit lupus ini berdampak pada kesejahteraan psikologis odapus.

Subjek dalam penelitian ini adalah 3 wanita ( partisipan ) penderita lupus dengan diagnosis
dokter ahli. Kriteria sampel yang digunakan yaitu berusia dewasa awal sekitar 18 – 40
tahun. Kriteria eksklusi yaitu berstatus menikah dan bersedia menjadi subjek penelitian
selama penelitian berlangsung. Penggalian data menggunakan tehnik wawancara dengan
menggunakan pedoman umum wawancara yang dibuat oleh penulis mengacu kepada teori
kesejahteraan psikologis menurut Ryff.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dianalisis dengan analisis
tematik yaitu teknik mencari tema – tema penting untuk mendiskripsikan fenomena ( Daly,
Kellehear, & Gliksman, 1997, dalam fereday & Muir – Cochrane, 2006 ). Teknik pemantapan
kredibilitas penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data yaitu triangulasi berupa variasi
sumber-sumber data yang berbeda (Patton, 1990, dalam Poerwandari, 2009) yaitu
wawancara dengan significant others. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan
memiliki keinginan-keinginan yang menjadi tujuan hidup dan indikator mereka ingin terus
berkembang menjadi pribadi yang lebih baik walaupun mereka belum menerima diri
sepenuhnya sebagai odapus. Mereka belum sepenuhnya menyesuaikan diri dengan
lingkungan tapi mereka bisa mengelola aktivitas sehari-hari dan menjalin hubungan baik
dengan orang lain. Ketiga partisipan dapat menentukan secara mandiri beberapa hal yang
terkait dengan diri mereka sebagai odapus tapi di sisi lain mereka harus melakukan
pertimbanganpertimbangan dengan suami karena status mereka sebagai istri. Secara
umum, kesejahteraan psikologis odapus wanita usia dewasa awal berstatus menikah

1
dipengaruhi oleh dukungan sosial dari pihak keluarga, kesehatan fisik, status ekonomi,
emosi dan pencapaian tujuan.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Pemilihan Topik
Menurut Hurlock (2006), masa dewasa awal merupakan masa penyesuaian
diri yang khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang. Pada wanita dewasa awal
sering kali mengalami kesulitan terhadap masalah-masalah dalam penyesuaian diri
karena kurangnya persiapan dalam menghadapi masalah. Secara fisik, masa
dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik
sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit demi sedikit, mengikuti umur
seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah
masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh
kekuatan fisik yang prima. Maka muncul stereotipe yang mengatakan bahwa masa
remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan
kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah. Di
Indonesia, jumlah penderita penyakit lupus secara tepat belum diketahui.
Prevalensi systemic lupus erithematosus ( SLE ) di masyarakat berdasarkan survei
yang dilakukan oleh Prof. Handono Kalim, dkk di Malang memperlihatkan angka
sebesar 0,5% terhadap total populasi.
Lupus Eritematosus Sistemik merupakan kondisi inflamasi yang berhubungan
dengan sistem imunologi yang dapat menyebabkan kerusakan multi organ. Lupus
Eritematosus didefinisikan sebagai gangguan autoimun, dimana sistem tubuh
menyerang jaringannya sendiri. LES tergolong penyakit kolagen-vaskular yaitu
suatu kelompok penyakit yang melibatkan sistem muskuloskeletal, kulit, dan
pembuluh darah yang mempunyai banyak manifestasi klinik sehingga diperlukan
pengobatan yang kompleks. Tingkat LES sangat bervariasi antar negara, etnis,
usia, gender, dan perubahan dari waktu ke waktu. Penyakit ini terjadi sembilan kali
lebih sering pada wanita dibandingkan pria, terutama pada wanita di usia
melahirkan anak tahun 15 sampai 35 (Diagnosis of Systemic Lupus Eritematosus.
Diunduh 31 Agustus 2013 : http://www.aafp.org ).
Lupus dikenal sebagai penyakit kaum wanita karena menyerang 90% wanita
berusia produktif (15-45 tahun) dan sisanya sebanyak 10% adalah laki-laki dan
anak-anak (“Awas, 90% Penderita Lupus Kaum Hawa,” 2011). Menurut Joewono
Soeroso, dokter pakar rematologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya menyatakan
bahwa produksi hormon estrogen yang berlebihan pada wanita akan
mempengaruhi sel-sel kekebalan tubuh sehingga sel-sel kekebalan tubuh bertindak
superaktif menyerang "benda asing" seperti virus dan kuman juga sel-sel tubuh

2
sendiri. Wanita sendiri akan terus memproduksi hormon estrogen sampai ia
menopause. Hal ini menyebabkan kemungkinan terkena Lupus juga lebih besar
(Nadhiroh, 2007).

2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui deskripsi kesejahteraan
psikologis odapus wanita usia dewasa awal berstatus menikah.

3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan paper ini terdiri dari ringkasan jurnal, pendahuluan yang
berisi latar belakang penulisan, tujuan penulisan dan sistematika penulisan, analisis
pustaka, pembahasan yang berisi kaitan dengan konsep dan teori lain dengan
dukungan berbagai rujukan ; artikel lain, textbook dll yang terkait dengan topic dan
kemungkinan penerapan di Indonesia, kesimpulan dan saran serta daftar pustaka.

B. ANALISIS PUSTAKA
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau Lupus merupakan penyakit autoimun
kronis yang dapat mempengaruhi beberapa rangkaian sistem organ tubuh, termasuk
sistem saraf pusat (Nery, dkk., 2007). Penyebab munculnya penyakit ini belum pasti,
dapat karena pengaruh lingkungan, hormonal atau genetik (Stichweh & Pascual, 2005).
Faktor pencetus kambuhnya Lupus secara umum adalah dapat karena stres, kelelahan
atau terpapar sinar matahari (Nadhiroh, 2007).
Penyebab LES masih belum diketahui. Ada sedikit keraguan bahwa penyakit ini
diperantarai oleh respons imun abnormal yang berkaitan dengan adanya berbagai
antibodi dan kompleks imun di dalam plasma yang menyebabkan efek-efek patologik
yang terlihat pada lupus eritematosus. Penyebab respons ini banyak diyakini akibat
autoimun, meskipun terdapat bukti adanya pengaruh virus dan genetik. Etiologi lain
yang diduga dapat menyebabkan LES antara lain induksi obat, genetik, dan virus (Hom
G,dkk, 2008).
Gejala paling sering pada LES adalah pada sistem musculoskeletal, berupa
arthritis atau artralgia (93%) dan seringkali mendahului gejala-gejala lainnya. Kelainan
kulit, rambut atau selaput lendir ditemukan pada 85 % kasus LES, kelainan ginjal
ditemukan pada 68 % kasus LES. Kelainan lain dapat berupa jantung, paru, abdomen,
pembesaran kelenjar getah bening sering atau manifestasi neuropsikiatrik ( Isselbacher,
dkk, 2000).
Fenomena pada odapus yang ditemukan dalam jurnal-jurnal penelitian luar negeri
antara lain tentang tingkat depresi sebesar 8% sampai dengan 44% (Ainiala, dkk., 2001,

3
Hanly, dkk., 2004, Nery, dkk., 2007, Hay, dkk., 1992, & Miguel, dkk., 1994, dalam Jarpa,
dkk., 2011), mengalami resiko masa subur untuk memiliki anak (dari usia remaja hingga
40 tahun) (Merkel, 2004, & Huang, dkk., 2007, dalam Baker, dkk., 2009), keterbatasan
dalam menjalankan kegiatan sehari-hari akibat Lupus terutama ketika nyeri sendi
kambuh (McElhone, dkk., 2010), dan penarikan diri dari lingkungan (Druley, Stephens,
& Coyne, 1997, dalam Seawell & Danoff-Burg, 2005; Savitri, 2005).

C. PEMBAHASAN
Permasalahan yang dialami odapus dapat menghambat odapus wanita usia
dewasa awal berstatus menikah menjalankan tugas perkembangannya karena tugas
perkembangan seseorang dapat terhambat karena kesehatan fisik (Hurlock, 1980).
Tugas-tugas perkembangan yang terhambat akibat penyakit Lupus ini berdampak pada
kesejahteraan psikologis odapus. Hal ini dijelaskan oleh Karasz dan Ouellette (1995,
dalam McElhone, Abbott, & Teh, 2006) yang menyatakan bahwa Lupus dapat
menyebabkan seseorang mengalami hambatan dalam peran sosial mereka sehingga
mengalami depresi dan hal ini memberikan dampak negatif pada kesejahteraan
psikologis odapus. Depresi ini terjadi ketika dampak penyakit Lupus sudah sangat
berpengaruh besar terhadap peran sosial odapus.
Berdasarkan penjelasan di atas, kajian aspek psikologis pada odapus hanya
terbatas pada aspek negatif kondisi psikologis (depresi) odapus yang digunakan untuk
menggambarkan kesejahteraan psikologis odapus. Hal ini tidak dapat digunakan untuk
menjelaskan kondisi kesejahteraan psikologis odapus karena depresi memiliki definisi
yang berbeda dengan kesejahteraan psikologis.
Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (1989, 1995, dalam Vázquez, dkk., 2009;
Ryff & Keyes, 1995; Ryan & Deci, 2001) adalah keadaan perkembangan potensi nyata
seseorang yang ditandai dengan karakteristik ia dapat menghargai dirinya dengan
positif termasuk kesadaran terhadap keterbatasan diri pribadi (self-acceptance), mampu
membangun dan menjaga hubungan baik dan hangat dengan orang lain (positive
relation with others), mampu menciptakan konteks lingkungan sekitar sehingga bisa
memuaskan kebutuhan dan hasrat diri mereka sendiri (environmental mastery), mampu
membangun kekuatan individu dan kebebasan personal (autonomy), memiliki dinamika
pembelajaran sepanjang hidup dan keberlanjutan mengembangkan kemampuan
mereka (personal growth) dan memiliki tujuan hidup yang menyatukan usaha dan
tantangan yang mereka hadapi (purpose in life). Kesejahteraan psikologis ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu faktor kepribadian dan perbedaan individual, emosi,
kesehatan fisik, kelekatan dan relasi, status sosial dan kekayaan dan pencapaian tujuan
(Ryan & Deci, 2001).

4
Hurlock (1980) menyebutkan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18
tahun sampai kira-kira 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Kartono (2007) menjelaskan tugas
tahap perkembangan seorang wanita berusia dewasa awal dalam statusnya sebagai
individu yang sudah menikah atau berkeluarga yaitu menjalankan fungsi sebagai istri
dan teman hidup, sebagai partner seksual, pengatur rumah tangga, ibu dari anak-anak
dan pendidik bagi mereka dan makhluk sosial yang berpartisipasi aktif dalam
lingkungan sosial. Bentuk dari hambatan tugas perkembangan yang terjadi pada
odapus wanita usia dewasa awal berstatus menikah mengacu pada tugas
perkembangan mereka menurut Kartono (2007) antara lain mengalami (1)
ketidakmampuan melakukan tugas sebagai istri sesuai dengan keinginan suami
sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis dengan suami terlebih jika
suaminya tidak cukup memiliki pemahaman terhadap kondisi sang istri yang menderita
Lupus (Sperry, 2011), (2) ketidakpuasan seksual ketika mereka sangat lelah dan
depresi karena aktivitas Lupus (Seawell & Danoff-Burg, 2005), (3) resiko masa subur
untuk memiliki anak (dari usia remaja hingga 40 tahun) (Merkel, 2004, & Huang, dkk.,
2007, dalam Baker, dkk., 2009) dan (4) penarikan diri dari lingkungan akibat perubahan
fisik yang ia alami (Druley, Stephens, & Coyne, 1997, dalam Seawell & Danoff-Burg,
2005; Savitri, 2005).
Secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis
odapus, di antaranya ialah faktor kelekatan dan relasi berupa dukungan sosial,
kesehatan fisik, emosi, status sosial dan kekayaan secara umum berupa status
ekonomi dan pencapaian tujuan (Ryan & Deci, 2001). Faktor kelekatan dan relasi
berupa dukungan sosial dari orang-orang terdekat seperti motivasi dan perlakuan tidak
diskriminatif membantu odapus mengatasi rasa minder, putus asa dan perasaan
menjadi beban bagi keluarga. psikologis mereka yaitu autonomy. Faktor dukungan
sosial dan faktor kesehatan fisik yang semakin membaik mendorong odapus merasa
percaya diri untuk melakukan sesuatu yang menunjukkan mereka ingin terus
berkembang (personal growth), misalnya ingin menjadi pribadi lebih baik dalam
menjalankan status perannya dan menetapkan cita-cita yang ingin diwujudkan. Kedua
faktor tersebut juga mempengaruhi dimensi environmental mastery odapus yaitu
mereka dapat mengatasi rasa minder dan menghargai diri mereka sehingga dapat
mengelola permasalahan yang mereka hadapi, mengelola aktivitas sehari-hari sesuai
kemampuan mereka sebagai odapus.

5
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kondisi kesejahteraan psikologis odapus wanita usia dewasa awal berstatus
menikah yang positif dapat dipengaruhi oleh lima faktor yaitu faktor kelekatan dan
relasi, kesehatan fisik, status ekonomi, emosi dan pencapaian tujuan. Dukungan
sosial juga dapat membantu odapus menjadi mandiri untuk hal-hal tertentu terkait
diri pribadi tapi di sisi lain mereka melakukan pertimbangan-pertimbangan dengan
suami mereka karena status mereka sebagai istri.
2. Saran
Diharapakan untuk mampu memahami kondisinya sebagai seorang odapus yang
dapat menimbulkan adanya gangguan secara fisik dan psikis bagi penderitanya.
Adanya pemahaman terhadap hal tersebut akan memudahkan odapus untuk
melakukan penyesuaian diri dan mampu melihat kelebihan yang membuat mereka
mampu melakukan kegiatan-kegiatan sebagai odapus. Bagi pihak keluarga,
diharapkan untuk mendukung segala kegiatan yang mampu odapus lakukan.
Penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
dalam menjalankan pengobatan pada orang dengan lupus ( odapus ) wanita usia
dewasa awal berstatus menikah. Yang pada akhirnya bisa meningkatkan
kesejahteraan psikologis penderita odapus.

6
DAFTAR PUSTAKA

Judha, M., Nurachmah , E., & Rachmawati, I. n. (2010). Pencarian Makna Hidup Klien
Terdiagnosa Lupus Eritematosus Sistemik dengan Perspektif Maslow dan
Henderson. Jurnal Keperawatan Indonesia, 145-152.

Novianty, M. E. (2014). Penerimaan Diri dan Daya Juang pada Wanita Penderita Systhemic
Lupus Erythematosus (SLE). Journal Psikologi, 171-181.

Sari, N. (2015). Faktor Pencetus Gejala dan Perilaku pencegahan Systemic Lupus
Erythematosus. Jurnal Ners , 213-219.

Wahyuningsih, A., & Surjaningrum, E. R. (2012). Kesejahteraan Psikologis pada Orang


dengan Lupus (Odapus) Wanita Usia Dewasa Awal Berstatus Menikah. Jurnal
Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 154-161.

Wedari, I. (n.d.). Lupus Eritematosus Sistemik : Sebuah Laporan kasus.

Anda mungkin juga menyukai