Anda di halaman 1dari 16

Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S.

, ITB 2009

BAB VIII

Pressure Losses
(Kehilangan Tekanan)

8.1. Pendahuluan
Gambar 8.1, menunjukkan skema bagian peralatan sistem sirkulasi yang terdiri
dari drill string, bit dan peralatan permukaan. Pada bagian-bagian tersebut, fluida
akan mengalami gaya gesek (friksi) sehingga sistem sirkulasi akan kehilangan
energi ketika fluida dipompakan mulai dari titik (1) sampai titik (2) dan kembali ke
titik (3) di mud tank.
Pada bab ini akan dijelaskan tentang perhitungan kehilangan tekanan (pressure
loss) akibat gaya friksi di setiap bagian dari sistem sirkulasi. Perhitungan
kehilangan tekanan tersebut dibagi kedalam 3 bagian yaitu:
i. Surface Connection Losses (Kehilangan Tekanan pada sambungan
permukaan)
ii. Pipe and Annular Losses (Kehilangan Tekanan di dalam pipa dan
annulus)
iii. Pressure drop across bit (Kehilangan tekanan di bit)

8.2. Perhitungan Kehilangan Tekanan Secara Analitik


8.2.1. Surface Connection Losses (Kehilangan Tekanan pada sambungan
permukaan)
Kehilangan tekanan pada sambungan di permukaan biasa terjadi di
standpipe, rotary hose, swivel dan kelly. Penentuan kehilangan tekanan di
permukaan cukup sulit karena kehilangan tekanan tergantung dari dimensi dan
geometri dari sambungan di permukaan. Persamaan berikut dapat digunakan untuk
mengevaluasi kehilangan tekanan pada sambungan di permukaan:
P1  E p0,8 Q1,8 PV  , psi ................................................................... (8.1)
0, 2

atau

P1  E p0,8 Q1,8 PV  , bar .................................................................. (8.2)


0, 2

dimana :
 = Densitas lumpur (lbm/gal atau kg/l)
Q = Flow rate (gpm atau l/min)
E = Konstanta, tergantung dari tipe peralatan permukaan
yang digunakan
PV = Plastic viscosity (cP)
Terdapat empat tipe peralatan permukaan, dimana tiap tipe menunjukkan
dimensi dari standpipe, kelly, rotary hose dan swivel (Tabel 8.1).Nilai konstanta E
ditunjukkan pada Tabel 8.2.

Pressure Losses 375


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Tabel 8.1. Empat Tipe Peralatan Permukaan


Surface Standpipe Rotary Hose Swivel Kelly
Equipment Length ID Lengt ID Length ID Lengt ID
type (ft) (in) (ft) (in) (ft) (in) (ft) (in)
1 40 3.0 40 2.0 4 2.0 40 2.25
2 40 3.5 55 2.5 5 2.5 40 3.25
3 45 4.0 55 3.0 5 2.5 40 3.25
4 45 4.0 55 3.0 6 3.0 40 4.00

Tabel 8.2. Nilai konstanta E


Surface Equipment Value of E
type Imperials Units Metric Units
1 2.5 x 10 -4 8.8 x 10-6
2 9.6 x 10 -5 3.3 x 10-6
3 5.3 x 10-5 1.8 x 10-6
4 4.2 x 10-5 1.4 x 10-6

8.2.2. Pipe and Annular Losses (Kehilangan Tekanan di dalam pipa dan annulus)
Kehilangan tekanan sepanjang pipa dapat terjadi di drillpipe dan drillcollar
yang ditunjukkan pada Gambar 1 (P2 dan P3). Kehilangan tekanan di annulus
ditunjukkan oleh P4 dan P5 ada Gambar 1. Besarnya kehilangan tekanan di P2,
P3, P4 dan P5 tergantung pada:
a. Dimensi dari drillpipe atau drillcollar (ID, OD, dan panjang DP atau DC)
b. Rheologi lumpur pemboran (densitas, plastic viscosity dan yield point)
c. Jenis aliran (turbulent, laminar atau plug)
Beberapa hal khusus yang menyebabkan naiknya kehilangan tekanan di
annulus adalah:
1. Surge pressure ketika menurunkan kembali pipa, setelah round trip.
2. Tekanan udara yang terjebak di dalam lumpur setelah terbentuk gel
strength.
3. Tekanan yang disebabkan oleh impact force ketika sirkulasi dihentikan.
4. Flokulasi lumpur yang disebabkan oleh kontaminasi kimia pada saat
treatment lumpur.
5. Bertambahnya densitas lumpur karena perbandingan.

376 Pressure Losses


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Gambar 8.1. Skema Sistem Sirkulasi


Perlu diperhatikan bahwa kelakuan fluida pemboran di downhole tidak dapat
dipastikan dan sifat-sifat fluida yang diukur di permukaan diasumsikan mempunyai
nilai yang berbeda pada kondisi bottom hole. Beberapa model perhitungan
kehilangan tekanan yang sudah ada menghasilkan nilai yang berbeda-beda pada
kondisi yang sama. Dua model yang biasa digunakan adalah Bingham plastic
model dan Power-law model. Tabel 8.3 dan Tabel 8.4 menunjukkan ringkasan
persaman yang digunakan.

Pressure Losses 377


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Tabel 8.3. Ringkasan Persamaan

378 Pressure Losses


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Tabel 8.4. Ringkasan Persamaan

8.2.3. Pressure drop across bit (Kehilangan tekanan di bit)


Tujuan dari pemrograman hydraulic adalah pengoptimisasian pressure drop
di bit agar pembersihan lubang bor berjalan dengan maksimum. Kehilangan
tekanan di bit dipengaruhi oleh ukuran nozzle yang digunakan dan penentuan
hydraulic horsepower. Semakin kecil ukuran nozzle maka semakin besar pressure
drop yang terjadi dan kecepatan nozzle akan meningkat.

Pressure Losses 379


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Untuk menentukan kehilangan tekanan di bit maka dipergunakan


persamaan:
 m .Q 2
Pb  ............................................................................... (8.3)
10858 . An 2
dimana:
m = Densitas lumpur (ppg)
Q = Laju alir, gpm
An = Luas nozzle, in2
Pb = Kehilangan tekanan di bit, psi.

8.3. Penentuan Kehilangan Tekanan Secara Praktis


Dalam menghitung besarnya kehilangan tekanan dalam sistim sirkulasi lumpur
pemboran dengan menggunakan cara praktis yang biasa dipakai di lapangan,
dilakukan dengan menghitung tiap segmen dahulu, baru kemudian dijumlahkan
secara total.
Segmen-segmen tersebut adalah : peralatan permukaan, drill collar, anulus Drill-
collar, Drill-pipe dan anulusnya.
a. Peralatan permukaan
Peralatan permukaan ini biasanya dibagi menjadi 4 tipe rangkaian seperti yang
diperlihatkan pada Tabel 8.6, tiap tipe mempunyai koefisien tersendiri yang
akan dipakai dalam perhitungan sbb :
m
Ploss  k l . k r ........................................................................................... (8.4)
10
dimana:
k1 = Koefisien loss, lihat Tabel 8.7
kr = Koefisien rate, lihat Tabel 8.5
b. Drill-collar
Perhitungan untuk bagian dalam Drill-collar menggunakan rumus :

Ldc
Ploss  k l . k r m ..................................................................................... (8.5)
10
dimana :
Ldc = Panjang Drill-collar, ft
c. Anulus Drill Collar
Untuk menghitung anulus drill collar seperti halnya drill collar menggunakan 8.7
rumus yang dipakai sama dengan drillcollar.
d. Drill Pipe dan Anulusnya
Perhitungan drill pipe dengan anulus drill pipe dihitung bersama-sama
sekaligus, tidak seperti drill collar dipisahkan. Persamaan yang dipakai adalah
8.5 dan yang dipakai untuk menentukan koefisien lossnya adalah Tabel 8.8

380 Pressure Losses


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Tabel 8.5. Koefisien Rate

Tabel 8.6. Koefisien Loss Peralatan Permukaan


CASE STAND PIPE HOSE COEFFICIENT
Length I.D Length I.D
Feet Inches Feet Inches
1 40 3 45 2 19
2 40 3–½ 55 2–½ 7
3 45 4 55 3 4
4 45 4 55 3 3

CASE STAND KELLY COEFFICIENT


Length I.D Length I.D
Feet Inches Feet Inches
1 4 2 40 2–¼ 19
2 4 2–½ 40 3–¼ 7
3 5 2–½ 40 3–¼ 4
4 6 3 40 4 3

Pressure Losses 381


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Tabel 8.7. Koefisien Loss Drill-Collar

Tabel 8.8. Koefisien Loss Drill Pipe

382 Pressure Losses


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

8.4. Penentuan Kehilangan Tekanan Dengan Slow Pump Rate Test (SPRT)
Harga kehilangan tekanan (pressure loss) dapat dicari dengan pembacaan Slow
Pump Rate Test (SPRT). Pertama dari pembacaan SPRT, dapat diketahui
normal rate dan slow rate dari pompa. Selain itu juga, dapat diketahui pressure
pump pada saat pemompaan normal rate dan pada saat pemompaan slow rate.
Dari SPRT dapat diperoleh data-data:
1. Normal rate (Q1)
2. Slow Rate (Q2)
3. Pump pressure pada normal rate (P1 @ Q1)
4. Pump pressure pada slow rate (P2 @ Q2)
5. Luas nozzle (An)
6. Kehilangan tekanan di bit (Pb)
7. Mud Weight
Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk menentukan luas nozzle, yaitu:
Q
An  0,32 .................................................................................................(8.6)
V
atau
  ukuran nozzle 
2

An  3 x  ..........................................................................(8.7)
4  32 
dimana :
An = Luas nozzle, in2
Q = Laju alir, gpm
V = Kecepatan lumpur di bit, ft/s
Kemudian ditentukan tekanan parasitik (Pp) pada saat normal rate dan slow rate
dengan rumus:
 Q2
Pp  Pm  An 2 ..................................................................................... (8.8)
10858
dimana :
Pp = Tekanan parasitik, psi
Pm = Tekanan maksimum pompa, psi
 = Densitas lumpur, ppg
Q = Laju alir, gpm
An = Luas nozzle, in2

Perhitungan selanjutnya adalah menentukan besarnya faktor pangkat (Z) dan


konstanta kehilangan tekanan (Kp) dengan menggunakan persamaan (8.9) atau (8.10)
dan (8.11) atau (8.12):
log Pp1 / Pp 2 
Z ..........................................................................................(8.9)
log Q1 / Q2 

Pressure Losses 383


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

log Pp 2 / Pp1 


Z ......................................................................................... (8.10)
log Q 2 / Q1
z
K p  Pp1 x Q1 ............................................................................................. (8.11)
K p  Pp 2 x Q2  z ........................................................................................... (8.12)
Untuk menentukan kehilangan tekanan di bit maka digunakan persamaan :
 Q2
Pp  ......................................................................................... (8.13)
10858 . An 2
dimana:
m = Densitas mud
Q = Laju alir, gpm
An = Luas nozzle, in2
Pb = Kehilangan tekanan di bit, psi.

384 Pressure Losses


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Latihan 1 :
Data dari suatu sistem pemboran diketahui sebagai berikut :

Drillstring : 4-1/2 in
OD : 3.826 in
ID : 12600 ft
Drillcollar : 7 in
OD : 3 in
ID : 900 ft
Kedalaman sumur : 13500 ft
Sifat-sifat lumpur : 15 ppg
: 38 cp
: 10 lb/100 ft2
Laju alir : 7.5 bbl/min
Casing : 10500 ft
: 8.755 in ID
Open hole : 8.5 in
Bit size : 8.5 in
Kombinasi nozzle : 12-12-12
Surface loss : 52 psi
Berdasarkan data tersebut di atas :
Buatlah sketsa geometri lubang dan rangkaian pipa pemboran sesuai dengan
kondisi tersebut di atas.
Tentukanlah berapa tekanan minimum pompa yang harus disediakan di
permukaan dengan menggunakan metoda Bingham dan Power Law
Bandingkan hasil perhitungan antara kedua metoda tersebut di atas,
bagaimana komentar saudara.

Pressure Losses 385


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Latihan 2 :
Diketahui :
Kedalaman : 15000 ft
Diameter bit : 7-7/8 in
Drill pipe : 4-1/2" OD ; 3.82" ID, 14500 ft
Drill colar : 6" OD, 500 ft
 600 100.0
 300 44.0
 200 22.0
100 11.0
6 3.5
3 3.0

Dari data-data tersebut diatas:


a. Berapa pressure loss seluruh annulus
b. Jika untuk mengimbangi tekanan formasi tersebut diperlukan tekanan
hidrostatik di dasar sumur sebesar 8000 psi, berapa densitas lumpur yang
diperlukan.

386 Pressure Losses


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

DAFTAR PARAMETER DAN SATUAN

ρf = Density fluida, ppg


V = Kecepatan aliran,
fpsd = Diameter pipa, in
μ = Viscositas, cp
= Gaya shear per unit luas (shear stress) dVr/dr
= Shear rategc
= Convertion constant
HP = Horse power yang diterima pompa dari mesin penggerak setelah
dikalikan effisiensi mekanis dan safety,
hpP = Tekanan Pemompaan, phi
Q = Kecepatan alir,
gpmS= Panjang stroke, inchs
N = Rotasi per menit, rpm
d = Diameter tangkai piston, inchs
D = Diameter liner, inchse
= Effisiensi volumetric
Vs = Kecepatan slip, ft/menit
V1 = Kecepatan lumpur, ft/menit
Vp = Kecepatan partikel, ft/menit
dc = Diameter cutting terbesar, inchs
= Berat cutting, ppg
= Berat lumpur, ppg
Qm = Rate minimum, gpm
ROP = Kecepatan Penembusan
Ca = Fraksi volum cutting di annulus
dp = Diameter pipa, inchs
dh = Diameter lubang, inchs
A = Luas Anulus, in2
Vca = Kecepatan di annulus, ft/det
v = Viskositas plastik, cp
Yb = Yield point bingham, lb/100 ft2
kl = Koefisien loss
kr = Panjang drill collar, ft
Qopt = Laju optimum, gpm
Pb = Pressure loss di bit, phi
Kp = Konstanta kehilangan tekanan
Pp = Tekanan parasistik, phi
Pm = Tekanan maksimum, phi
HPm = Horse power maksimu, hp
Qmak = laju maksimum gpm
Z = faktor pangkat
Ps = Tekanan dipermukaan, phi
HPS = Horse Power di permukaan, hp
rm = Densitas lumpur (lbm/gal atau kg/l)
An = Luas nozzle, in2
E = Konstanta, tergantung dari tipe peralatan permukaan yang digunakan
k1 = Koefisien loss)
= Koefisien rate
Pressure Losses 387
Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

Ldc = Panjang Drill-collar, ft


Pb = Kehilangan tekanan di bit, psi.
Pm = Tekanan maksimum pompa, psi
Pp = Tekanan parasitik, psi
PV = Plastic Viscosity (cP)
Q = Laju alir, gpm

388 Pressure Losses


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

DAFTAR PUSTAKA

1. Alliquander, "Das Moderne Rotarybohren", VEB Deutscher Verlag Fuer


Grundstoffindustrie,Clausthal-Zellerfeld, Germany, 1986
2. nn., "Principles of Drilling Fluid Control", Twelfth Edition, Petroleum Extension
Service The University of Texas of Austin, Texas, 1969.
3. Azar J.J., "Drilling in Petroleum Engineering", Magcobar Drilling Fluid Manual.
4. Moore P.L., "Drilling Practices Manual", Penn Well Publishing Company, Second
Edition, Tulsa-Oklahoma, 1986.
5. Rabia. H., "Oil Well Drilling Engineering : Principles & Practice", University of
Newcastle upon Tyne, Graham & Trotman, 1985.
6. Adam T. Bourgoyne Jr., Keith K. Millhelm, Martin E. Chenevert, F.S. Young Jr., SPE
Textbook Series Vol. 2, "Applied Drilling Engineering", First Printing
Society of Petroleum Engineers, Richardson TX, 1986.
7. Beyer, A.H., et. al, "Flow Behaviour of Foam as Well Circulating Fluid", SPE Reprint
Series 6A, Drilling, SPE of AIME, Dallas, Texas, 1973.
8. Craft, B.C., et.al., "Well Design, Drilling & Production", Prentice Hall Inc., New
Jersey, 1962.
9. Dodge, D.G. and Metzner, A.B. , " Turbulent Flow of Non Newtonian System ",
AIChE J., 1959.
10. Gatlin, Carl., "Petroleum Engineering : Drilling and Well Completions", Prentice Hall
Inc., 1960.
11. J.M. Peden, J.T. Ford, and M.B. Oyenenin, Heriot-Watt U., SPE Paper, "
Comprehensive Experimental Investigation of Drilled Cuttings
Transport in Inclined Wells Including the Effects of Rotation and
Eccentricity", Oktober 1990, SPE No. 20925.
12. Lord, D.L., "Mathematical Analysis of Dynamic & Static Foam Behaviour", SPE
Symposium on Low Gas Permeability Reservoir, Dencer, Colorado,
1979.
13. Lucky., Shindu, " Persamaan Baru Penentuan Kecepatan Minimum Lumpur Untuk
Mengangkat Cutting Sumur Vertikal, Miring dan Horizontal", Tugas
Akhir, Jurusan Teknik Perminyakan, FIKTM, 1999.
14. Marsden, S.S., et.al., "The flow of Foam Through Short Porous Media & Apparent
Viscosity Measurements", Trans AIME, 1966.

Pressure Losses 389


Copyright by Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB 2009

390 Pressure Losses

Anda mungkin juga menyukai